Makalah Insektisida Nabati

  • Uploaded by: Anang Budi
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Insektisida Nabati as PDF for free.

More details

  • Words: 3,147
  • Pages: 23
Loading documents preview...
INSEKTISIDA NABATI ( MAKALAH ) Dibuat untuk memenuhi tugas Pengembangan Profesi Penyuluh Pertanian Lapangan P

Oleh :

ANANG BUDI PRASETYO,SP PPL BPP KECAMATAN TIRIS KABUPATEN PROBOLINGGO

BADAN KETAHANAN PANGAN dan PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjtkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik serta hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah yang berjudul “Insektisida Nabati”. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas Pengembangan Profesi seorang Penyuluh Pertanian Lapangan.

Selain itu, untuk

menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan judul makalah yang kami susun. Dalam penyusunan makalah ini kami menemukan beberapa kendala, namun berkat partisifasi dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Yth. Saudara DIDIK SUBANTORO,SP Koordinator Penyuluh Pertanian di BPP Tiris, Kecamatan Tiris 2. Teman-teman Penyuluh Pertanian Lapangan di BPP Tiris,Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo 3. Semua pihak yang membantu terselesaikan penyusunan makalah ini

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita semua. Amien. Probolinggo , 6 Pebruari 2012 Penyusun

ANANG BUDI PRASETYO,SP NIP. 19580727 198103 1 025

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………i DAFTAR ISI ……………………………………………………………….

ii

BAB.I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang ………………………………………………………

1

1.2. Rumusan masalah. …………………………………………………..

2

1.3. Tujuan ………………………………………………………………. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Potensi Tumbuhan Tropis sebagai Insektisida Nabati ……………... 3 2.2 Beberapa Pestisida/Insektisida Nabati …………………………….. . 5 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. 3.1. Kesimpulan ……………………………………………………….... 12 3.2. Saran ………………………………………………………………

13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….

14

Tabel: Tanaman yang dapat dipergunakan sebagai pestisida ……………….

15

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Penggunaan

pestisida

di

lingkungan

pertanian

khususnya

untuk

mengendalikan hama yang menyerang tanaman di persemaian dan tanaman muda saat ini masih menimbulkan dilema. Penggunaan pestisida khususnya pestisida sintetis/kimia memang memberikan keuntungan secara ekonomis, namun memberikan keuntungan secara ekonomis, namun memberikan kerugian diantaranya : Residu yang tertinggal tidak hanya pada tanaman, tapi juga air, tanah dan udara, Penggunaan terus- menerus akan mengakibatkan efek resistensi dan ressistensi berbagai jenis hama.

Penggunaan pestisida kimia di Indonesia telah memusnahkan 55% jenis hama dan 72 % agen pengendali hayati. Oleh karena itu diperlukan pengganti pestisida yang ramah lingkungan. Salah satu alternatif pilihannya adalah penggunaan pestisida hayati tumbuhan. Pestisida nabati adalah salah satu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Tumbuhan sendiri sebenarnya kaya akan bahan aktif yang berfungsi sebagai alat pertahanan alami terhadap pengganggunya. Bahan pestisida yang berasal dari tumbuhan dijamin aman bagi lingkungan karena cepat terurai di tanah (biodegradable) dan tidak membahayakan hewan, manusia atau serangga non sasaran. Oleh karena hal tersebut di atas, untuk mengetahui lebih banyak tentang insektisida nabati, maka kami kan mencoba menggali, mengkaji, dan memaparkan tentang insektisida nabati yang akan kami susun dalam sebuah makalah yang berjudul “Insektisida Nabati”

1

1.2. Rumusan masalah a. Berpotensikah tumbuhan tropis sebagai pestisida/insektisida nabati ? b. Apa saja yang bermanfaat sebagai pestisida/insektisida nabati ? 1.3. Tujuan a. Mengetahui potensi tumbuhan tropis sebagai pestisida/insektisida nabati ? b. Mengetahui apa saja yang bermanfaat sebagai pestisida/insektisida nabati ?

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Potensi Tumbuhan Tropis sebagai Insektisida Nabati Sebagai daerah tropis, Indonesia memiliki flora yang sangat beragam, mengandung cukup banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber bahan insektisida yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Dewasa ini penelitian tentang famili tumbuhan yang berpotensi sebagai insektisida botani dari penjuru dunia telah banyak dilaporkan. Dilaporkan bahwa lebih dari 1500 jenis tumbuhan dapat berpengaruh buruk terhadap serangga (Grainge & Ahmed, 1988). Di Filipina, tidak kurang dari 100 jenis tumbuhan telah diketahui mengandung bahan aktif insektisida (Rejesus, 1987). Laporan dari berbagai propinsi di Indonesia menyebutkan

lebih

40

jenis

tumbuhan

berpotensi

sebagai

pestisida nabati (Direktorat BPTP & Ditjenbun, 1994). Hamid & Nuryani (1992) mencatat di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun. Famili tumbuhan yang dianggap adalah

merupakan

sumber

potensial

insektisida

nabati

Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan Rutaceae (Arnason

et. al., 1993; Isman, 1995), namun hal ini tidak menutup kemungkinan untuk ditemukannya famili tumbuhan yang baru. Didasari oleh banyaknya jenis tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai insektisida maka penggalian potensi tanaman sebagai sumber insektisida botani sebagai alternatif pengendalian hama tanaman cukup tepat. Anggota Meliaceae yang

paling

banyak diteliti adalah

nimba/mimba

(Azadirachta indica A. Juss) dengan bahan aktif utama azadirachtin (limonoid). Tanaman ini tersebar di daratan India. Di Indonesia tanaman ini banyak ditemukan di sekitar Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur). Ekstrak biji tanaman mimba mengandung senyawa aktif utama azadiraktin. Senyawa aktif 3

dari tanaman ini memiliki penghambat

aktivitas

insektisida,

antifeedant

dan

perkembangan (Scmutterer & Singh 1995) serta berpengaruh

terhadap reproduksi berbagai serangga (Schmutterer & Rembold 1995). Sediaan insektisida komersial dengan formulasi dasar ekstrak nimba (neem) telah dipasarkan di Amerika Serikat dan India (Wood et al. 1995, Parmer 1995). Selain bersifat sebagai insektisida, jenis-jenis tumbuhan tertentu juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, mitisida maupun rodentisida. Selain tanaman di atas, Aglaia sp. (Meliaceae) merupakan salah satu tanaman yang akhir-akhir ini banyak diteliti aktivitasnya. Daerah penyebaran tanaman ini meliputi India, Cina bagian selatan, Asia Tenggara, Australia bagian utara dan kepulauan di Samudra Pasifik. Di Indonesia tumbuhan ini dapat ditemui tumbuh di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Bali dan Flores. Janpraset et al. (1993) berhasil mengidentifikasi senyawa aktif yang bersifat insektisida dari ranting A. odorata (Meliaceae) (culan, pacar cina) sebagai rokaglamida. Senyawa aktif utama yang bersifat insektisida ini termasuk dalam golongan benzofuran. Pada daun A. odorata selain rokaglamida juga ditemukan dan tiga senyawa turunannya, yaitu desmetilrokaglamida, metil rokaglat dan rokaglaol (Ishibashi et al., 1993). Rokaglamida juga telah diisolasi dari empat spesies Aglaia lain, yaitu dari akar dan batang A. elliptifolia (Wu et al., 1997), ranting A. duppereana (Nugroho et al., 1997), dan buah A. elliptica serta daun A. harmsiana. Tiga jenis tanaman yang disebutkan terakhir tumbuh dengan baik di Kebun Raya Bogor. Aktivitas ekstrak bagian tanaman Aglaia selain dapat bersifat sebagai insektisida

dapat

juga

bersifat

sebagai

antifidan

dan/atau

penghambat

perkembangan. Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati. Jenis-jenis tanaman famili 4

Annonaceae yang disebutkan di atas umum dijumpai di Indonesia. Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona squamosa) dan nona seberang (A. glabra) mempunyai aktivitas insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotalis (Basana & Prijono, 1994; Prijono et al., 1995). Sementara itu Budiman (1994) melaporkan ekstrak biji tanaman A. reticulata, A. montana, A. deliciosa dan Polyalthia littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis. Senyawa aktif utama dalam A. sqoamosa dan A. glabra adalah squamosin dan asimisin yang termasuk golongan asetogenin (Mitsui et al., 1991)

2.2. Beberapa Insektisida / Pestisida Nabati 1. Piertrum (Chrysanthenum cierarianefolium) Merupakan tumbuhan semak dengan tinggi 20 cm – 70 cm. Bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida adalah bunganya dengan bahan aktif berupa piretin dengan kandungan antara 0,73 % - 2,91 %. Tepung bunganya pada konsentrasi 0,5 % (dicampur dengan biji-bijian) dapat untuk mengendalikan hama gudang dalam waktu 24 jam. 2.

Babandotan (Ageratum conyzoides) Babandotan merupakan tumbuhan yang berbentuk herba yang banyak

tumbuh dikawasan

hutan

sampai

ketinggian

2.100

m

dpl.

Daun

babandotan mengandung senyawa saponin, flavanoid dan palifenol. Untuk pembuatan insektisida, daun dihaluskan dan dicampur dengan pelarut. Cara lain bisa dengan cara mengekstrak dengan mencampur methanol pada konsentrasi 1 %. Insektisida ini sangat efektif untuk mengendalikan larva atau pupa yang banyak menyerang

persemaian

tanaman

hutan,

seperti

hama kupu

5

kuning

pada persemaian sengon atau hama penggerek pucuk pada tanaman

mahoni. 3.

Saga (Abrus precatorius) Merupakan tanaman perdu memanjat yang banyak tumbuh di tempat

dengan ketinggian 1 m – 1000 m dpl. Batang kecil dengan tinggi pohon mencapai 2 – 5 m. Biji saga mengandung bahan aktif insektisida berupa tanin dan toksabulmin. Dengan menumbuk biji menjadi tepung terigu konsentrasi 5 % dapat digunakan untuk mengendalikan hama gudang selama 3 bulan. 4.

Sirsak (Annona muricata) dan Srikaya (A.squamosa) Buah yang mentah, biji, daun dan akar sirsak mengandung 42%-45%

lemak. Anonian dan resin yang dapat bekerja sebagai racun perut dan racun kontak serangga. Ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi hama belalang dan hama lainnya. Selain itu daun dan bijinya dapat berperan sebagai penolak

serangga

(repellent)

dan

penghambat

makan

(antifeedant) bagi serangga. 5.

Srikaya (Annona squamosa ) Merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai peluang untuk

digunakan sebagai insektisida nabati. Biji srikaya mengandung senyawa kimia annonain yang terdiri atas squamosin dan asimisin yang bersifat racun terhadap serangga. Hasil penelitian Sujanto et al. (1999) menunjukkan bahwa ekstrak biji srikaya cukup efektif mengendalikan hama kumbang kedelai inclusa

Phaedonia

Stal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: mengetahui

pengaruh ekstrak biji srikaya terhadap mortalitas ulat krop kubis C. pavonana, mengetahui pengaruh ekstrak biji srikaya terhadap lama hidup dan aktivitas

makan C. pavonana, dan mengetahui konsentrasi ekstrak biji srikaya yang efektif untuk mengendalikan hama tersebut. 6.

Mimba (Azadirachta indica) Tanaman mimba (Azadirachta indica) mengandung senyawa aktif

azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin dan nimbidin. Berbentuk tepung dari 6

daun atau cairan minya dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormon dan pertumbuhan serangga. Mimba mempunyai spektrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lain belalang, thrips, ulat kupukupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun, dan bercak daun. Dan juga mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada daun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah. Pestisida nabati mimba adalah pestisida yang ramah lingkungan, sehingga diperbolehkan penggunaanya dalam pertanian organik (tercantum dalam SNI Pangan Organik), serta telah dipergunakan berbagai negara, termasuk Amerika yang dikenal sangat ketat peraturannya dalam penggunaaan pestisida, yaitu diawasi oleh suatu bahan yang disebut EPA (Environmental Protection Agency).

7.

Mindi ( Melia Azedarch)

Merupakan salah satu tanaman hutan yang termasuk golongan tanaman serba guna dan terdapat banyak pada ketinggian 1-100 m dpl. Mindi merupakan pohon, bercabang dan tinggi mencapai 20 meter. Bahan aktif yang terdapat dalam kandungan bagian tanaman mindi sama dengan yang terdapat pada mimba. Pembuatan insektisida dapat dilakukan dengan merendam 150 gram pucuk segar dalam 1 liter air selama 24 jam. Saringan air rendaman disemprotkan

ke tempat pembibitan

7

yang terserang hama. Bijinya yang

dilarutkan dengan air ditambah sedikit deterjen juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang persemaian atau tanaman muda di lapangan. 8.

Akar Tuba Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat

diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkena rotenon. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarasida (tungau). 9.

Cabai rawit (Capsicum frutescens L) Demam berdarah

dengue (DBD)

merupakan

salah-satu

penyakit

arthropod-born viral disease yang menimbulkan masalah kesehatan di Indonesia. Nyamuk yang menjadi vektor DBD adalah Aedes aegypti (Ae.

aegypti). Upaya-upaya pengendalian nyamuk telah dilakukan untuk mengurangi kejadian penyakit arthropod-born

viral

disease. Pengendalian tersebut

meliputi pengendalian fisik, pengendalian hayati, pengendalian kimiawi, pengendalian genetik maupun pengendalian terpadu. Pengendalian nyamuk yang paling banyak dilakukan adalah pengendalian kimiawi menggunakan insektisida sintetis. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida sintetis ternyata menimbulkan dampak negative yang merugikan. Oleh karena itu digunakan insektisida nabati yang berasal dari tumbuhan. Salah-satu jenis tumbuhan yang mengandung insektisida nabati adalah cabai rawit (Capsicum

frutescens

senyawa capsaicin,

ascorbic

8

L). Diketahui pada cabai rawit terkandung acid,

flavonoida,

saponin, dan tanin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya bunuh dari ekstrak cabai rawit terhadap nyamuk Ae. aegypti. Variabel

terikat

dalam

penelitian

adalah

kematian

nyamuk Ae.

aegypti, sementara variabel bebas dalam penelitian adalah ekstrak cabai rawit dengan berbagai konsentrasi yaitu 10%, 50%, 90%, dan 100%. Penelitian ini bersifat eksperimen murni, menggunakan desain penelitian post test only control group design. Perhitungan jumlah nyamuk Ae. aegypti

yang mati

dilakukan 24 jam setelah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata antar kelompok data konsentrasi ekstrak

cabai

rawit

berbeda

secara

signifikan.

Hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak cabai rawit memiliki daya bunuh terhadap nyamuk Ae. Aegypti, yaitu mencapai LC20. Walaupun ada daya bunuh dari ekstrak cabai rawit terhadap nyamuk Ae. aegypti, tetapi daya bunuh tersebut sangat rendah.

Berdasarkan hasil penelitian maka perlu dilakukan penambahan jumlah bahan kasar pembuatan ekstrak cabai rawit untuk menambah kepekatan ekstrak atau mengganti zat hasil ekstrak dari bentuk larutan pekat menjadi bentuk serbuk kering (sehingga diharapkan dapat menambah daya bunuh dari ekstrak), serta melakukan uji daya bunuh ekstrak cabai rawit terhadap berbagai stadium nyamuk Ae. aegypti menggunakan metode pengujian yang disesuaikan dengan sifat dan cara kerja dari senyawa kimia yang terkandung dalam cabai rawit. 10.Ekstrak biji mahoni (Swietenia sp) Insektisida nabati ekstrak biji mahoni efektif untuk mengendalikan hama perusak daun (spodoptera litura f) dan hama penghisap buah lada (dasynus 9

piperis). Pembuatan insektisida nabati ekstrak biji mahoni dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu perebusan dan fermentasi. Ekstrak hasil perebusan tidak bisa disimpan dan harus segera digunakan tanpa melalui pengenceran, sedangkan ekstrak hasil fermentasi dapat disimpan selama 2 (dua) bulan dan harus segera diencerkan kembali saat aplikasi. Penggunaan insektisida nabati ekstrak biji mahoni pada budidaya tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan sangat mengefisienkan biaya produksi sehingga dapat meningkatkan perolehan keuntungan usahatani. Keuntungan lain dari penggunaan insektisida nabati ekstrak biji mahoni, antara lain: dapat mengeliminir pengaruh negatif penggunaan insektisida sintetik, yaitu resistensi dan resurgensi hama, terbunuhnya organisme bukan sasaran termasuk musuh alami, keracunan pada manusia dan ternak, kontaminasi oleh residu bahan beracun pada hasil panen, dan pencemaran lingkungan secara umum. Ekstrak sederhana biji mahoni dengan konsentrasi bahan baku 2,5 persen dan direbus 5 menit dapat menyebabkan mortalitas larva ulat grayak antara

40,00 - 91,11 persen dan menghambat pertumbuhan larva instar II sampai instar IV selama 6-7 hari. Ekstrak biji mahoni dengan konsentrasi 2,5 persen mengandung deterjen 0,1 persen dan direbus selama 5 menit memiliki aktivitas insektisida terhadap hama penghisap buah lada, yaitu dapat menyebabkan menurunnya populasi nymfa dan imago. Dengan berkurangnya populasi hama penghisap buah tersebut, maka jumlah bulir muda yang gugur juga berkurang sehingga jumlah bulir yang dihasilkan tiap dompol buah lebih banyak. Selain itu, berkurangnya populasi hama penghisap buah menyebabkan menurunnya persentase kerusakan bulir atau berkurangnya jumlah bulir buah yang cacat (bercak cokelat). Ekstrak biji mahoni hasil fermentasi dengan konsentrasi aplikasi 2 persen 10

dan telah disimpan selama 0 sampai 8 minggu dapat menyebabkan mortalitas ulat grayak sebanyak 81,33 - 85,33 persen, sedangkan ekstrak dengan konsentrasi yang sama dan telah disimpan selama 10 minggu memperlihatkan penurunan aktivitas insektisida, yaitu hanya dapat menyebabkan mortalitas ulat grayak sebanyak 44 persen.

11

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Setelah kami gali, kaji, dan paparkan maka kami dapat memberikan kesimpulan bahwa banyak sekali tumbuhan tropis yang bermanfaat sebagai insektisida nabati /pestisida nabati, tumbuhan tersebut di antaranya : 1.

Piertrum

(Chrysanthenum

cierarianefolium)

berfungsi

untuk

mengendalikan hama gudang dalam waktu 24 jam. 2.

Babandotan (Ageratum conyzoides) berfungsi untuk mengendalikan larva atau pupa yang banyak menyerang persemaian tanaman hutan, seperti hama kupu kuning pada persemaian sengon atau hama penggerek pucuk pada tanaman mahoni.

3.

Saga (Abrus precatorius) berfungsi untuk mengendalikan hama gudang selama 3 bulan.

4.

Sirsak (Annona muricata) dan Srikaya (A.squamosa) berfungsi untuk penolak serangga (repellent) dan penghambat makan (antifeedant) bagi serangga.

5.

Mimba (Azadirachta indica) berfungsi untuk membunuh serangga secara cepat, tapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses pergantian

kulit,

hambatan

proses

pembentukan

serangga dewasa yang menghambat perkawinan. 6.

Mindi ( Melia Azedarch) berfungsi untuk mengendalikan hama yang menyerang persemaian atau tanaman muda di lapangan.

7.

Akar Tuba berfungsi untuk digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarasida (tungau)

8.

Cabai rawit

(Capsicum frutescens L)

nyamuk Aedes aegypti.

berfungsi untuk pengendalian

12

9.

Ekstrak biji mahoni (Swietenia sp) berfungsi untuk mengendalikan hama perusak daun (spodoptera litura f) dan hama penghisap buah lada (dasynus piperis).

3.2 Saran Setelah

kami

gali,

kaji,

paparkan

dan

simpulkan

maka kami

dapat memberikan saran, bahwa sebaiknya kita dalam bidang pertanian untuk mengusir hama dan penyakit adalah dengan menggunakan pestisida nabati /insektisida nabati karena tidak menimbulakn efek negatif terhadap lingkungan / organisme lain.

DAFTAR PUSTAKA

13

1.

Agus kardiman, 2001. Pestisida Nabati, Penebar Swadaya, Jakarta.

2.

Animin, 1990. Petunjuk Penggunaan Pestisida, PT. Petro Kimia Kayaku, Dersik.

3.

Haryono Semangun, 1990. Penyakit-penyakit pada tanaman Hortikulturadi Indonesia, Gajah Mada Universitas Press, Jogjakarta.

4.

Ika Rojatun S, 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan, Usaha Nasional, Surabaya.

5.

Subiyakto Sudarmo, 1992. Pestisida untuk Tanaman Khusus, Jogjakarta.

6.

Kasumbogo Untung, 1993. Petunjuk Pengelolaan Hama

Terpadu,Universitas

Gajah Mada, Jogjakarta` 7.

Davies, DD., I. Giovanelli. T. AP. Rees. 1964. Plant Biochemistry. BlackwellScientific Published Oxford. New York – England

8.

Djatmiko, W., Achmad F dan Mulya HS. 2000. Konsep Standarisasi pada Bahan dan Produk Obat dari Tanaman. Puslit Obat Tradisional, Lemlit UNAIR. Dlm Konas OAI, Surabaya 20-22 November 2000)

9.

D. Dwidjoseputro, 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia – Jakarta.

10. E. Gumbira Said, 1987. Bioindustri, Penerapan Teknologi Fermentasi. Mediayatama Sarana Perkasa. Jakarta)

PT.

11. Pramono, S. 2005. Penanganan Pasca Panen dan Pengaruhnya terhadap Efek Terapi Obat Alami. Dlm Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXVIII. Balai Penelitian Tanaman Rempah & Obat Bogor. 15 – 16 September 2006

14

Tabel Tanaman Yang Dapat Dipergunakan Sebagai Pestisida

No.

Nama

Bagian

Tumbuhan

Tumbuhan

2

3

1

Kandungan Bahan Aktif 4

Jenis Pestisida 5

1

Patah tulang

Daun

2

Tefrosia (kacang ikan)

Daun

Tephrosin, deguelin

3

Sembung

Daun

Borneol, sineol, limonen, Moluskisida eimetil eter floroasetofenon

4

Babadotan

Duan, bunga, batang, akar

Saponin, fivanoid, pilifenol

5 6

Lempuyang gajah Lempuyang Emprit

Moluskisida Moluskisida

Insektisida

Rimpang

Insektisida

Rimpang

Insektisida Perangsang Tumbuh

7

Salam

Daun

8

Meulaluka (daun wangi)

Daun

metyleugenol

Pemikat Insektisida

9

Jeringau

Rimpang

Asaron, kolamenol, kolamen, kolameon, metileugenol, dan eugenol

10

Kecubung

Biji

scopolamin

Insektisida

11

Mimba

Biji

azadirachtin

Insektisida

12

Mindi

Biji, Daun

azadirachtin

Insektisida

13

Bitung

Biji

Saponin, tritepenoid

Insektisida

14

Piretrum

Bunga, Tangkai Bunga

piretrin

Insektisida

15

Bengkuang

Biji

pachirrizid

Insektisida

16

Legundi

Daun

Insektisida

17

Serai Dapur

Daun

Insektisida

18

Bawang Putih

Umbi

Penolak

19

Nilam

Daun

Insektisida

20

Saga

Biji

Tanin, toksalbumin

Insektisida

rotenon

Racun ikan, moluskisida, insektisida, penolak

21

Tuba

Akar

22

Kipahit/kisutra

Daun

Penolak

23

Secang

Daun, bunga, biji

Insektisida

24

Brotowali

batang

Insektisida 15

25

Sirsak

Daun, biji

annonain

26

Srikaya

biji

Annonain, resin

27

Jambu mete

Kulit biji

Anarkadat, kardol

28 29 30 31

Mahoni Picung Gadung racun Gadung KB

Biji Biji, daun Umbi Umbi

32

Suren

Daun

33 34 35 36

Kenikir Zodia Kamalakian Selasih

37

Cengkeh

Daun, bunga Daun, bunga Biji Daun, bunga Bunga, tangaki bunga, daun

Asam sianida Dioskorin Diosgenin, saponin Surenon, surenin, surenolakton Pepeirton, terhtienil Evodiamin, rutaecarpin Recinin Metyleugenol

Insektisida, larvasida Insektisida Insektisida, fungisida, bakterisida Insektisida Insektisida Rodentisida Rodentisida Insektisida Nematisida Insektisida Insektisida Pemikat

Minyak atsiri

Fungisida

38

Tembakau

Daun, batang

Nikotin

Penolak, Insektisida, akarisida

39

Jengkol

biji

Asang jengkolat, ureum, belerang

Pengusir tikus

40

Jarak

Semua bagian Ricin tanaman

41

Klerak/lerak

buah

Saponin

Insektisida, nematisida, fungisida Insektisida

16

Related Documents


More Documents from "Ahmad Luay Adnani"

Makalah Insektisida Nabati
February 2021 1
Metode Sekuens.docx
January 2021 1
Askep Ggk Nic Noc
January 2021 0
Cooler
January 2021 4