Loading documents preview...
MAKALAH ” INVESTASI : INSTRUMEN UTANG ” Dosen : Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si., Ak., CA.
Disusun Oleh : 1. KOIRUL HUDA
(18.1.02.01.0067)
2. ERIK HARTONO
(18.1.02.01.0039)
3. AHMAD ANAS MURTADHO
(18.1.02.01.0060)
KELAS 2B AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN 2019
2
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema “Investasi : Instrumen Utang “ yang dapat menjadi acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran Akuntansi Keuangan Menengah II. Terimakasih kepada rekan – rekan yang telah berpartisipasi menyelesaikan makalah ini sehingga dapat memenuhi tugas yang telah diberikan.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri.Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Kediri, 20 Maret 2020
Penyusun 1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...............................................................................................................1 DAFTAR ISI..............................................................................................................................2 BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................3 1. Latar Belakang....................................................................................................3 ............................................................................................................................... 2. Rumusan Masalah ..............................................................................................4 3. Tujuan.................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................5 A. Investasi Instrumen Utang...............................................................................5 Klasifikasi ..........................................................................................................6 Pengukuran Setelahnya.......................................................................................7 Penghentian Pengakuan......................................................................................7 B. Penurunan Nilai Investasi................................................................................7 Evaluasi dan Bukti Objektif................................................................................7 Pengukuran..........................................................................................................8 C. Reklasifikasi Antar Kategori.........................................................................12 D. Penyajian dan Pengakuan..............................................................................16 Penyajian...........................................................................................................16 Pengakuan.........................................................................................................17 E. Analisis Laporan Keuangan...........................................................................20
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................21
KESIMPULAN........................................................................................................................21 SARAN.....................................................................................................................................21 DAFTAR PUSAKA.................................................................................................................22
2
BAB I PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis berkembang begitu pesat. Dalam
maningkatkan pendapatan perusahaan, salah satu upaya yang dilakukan oleh manajemen yaitu melakukan investasi baik itu investasi dalam sekuritas hutang ataupun investasi dalam sekuritas ekuitas.Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang. Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan investasi, investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan perusahaan. Motivasi lain dari berinvestasi dalam sekuritas ekuitas adalah untuk mengamankan operasi atau perjanjian pembiayaan tertentu dengan perusahaan lain.Guna memberikan informasi yang bermanfaat, perusahaan memperhitungkaninvestasi berdasarkan jenis sekuritas (hutang atau ekuitas) dan maksud manajemen berkaitan dengan investasi tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas bagaimana akuntansi untuk investasi dalam sekuritas hutang.
3
2. Rumusan Masalah Rumusan masalah atas makalah ini adalah : 1. Bagaimana klasifikasi,pengukuran setelahnya dan penghentian pengakuan investasi instrument utang ? 2. Bagaimana evaluasi dan bukti objektif serta pengukuran penurunan nilai investasi ? 3. Bagaimana reklasifikasi antar kategori ? 4. Bagaimana penyajian dan pengungkapan investasi instrument ekuitas dan utang ? 3. Tujuan Penulisan Tujuan atas penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi,pengukuran setelahnya dan penghentian pengakuan investasi instrument utang 2. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi dan bukti objektif serta pengukuran penurunan nilai investasi 3. Untuk mengetahui bagaimana reklasifikasi antar kategori 4. Untuk mengetahui penyajian dan pengungkapan investasi instrument utang A. Investasi Instrumen Utang Klasifikasi Investasi perusahaan di instrument utang diatur dalam PSAK 55 ( Revisi 2014).Investasi di instrument utang dapat diklasifikasikan menjadi : 1.Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi; 2.Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo; 3.Pinjaman yang diberikan dan piutang; 4.Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Pengukuran Setelahnya Pengukuran setelahnya dari investasi di instrument utang yang merupakan asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi serta asset keuangan yang tersedia untuk dijual 4
adalah menggunakan nilai wajar,sebagaimana telah dijelaskan untuk investasi di instrument ekuitas di atas.Perbedaannya adalah investasi di instrument utang yang merupakan asset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebelum melakukan penyesuaian nilai wajar di akhir periode,terlebih dahulu dilakukan penyesusaian untuk nilai tercatat menggunakan biaya perolehan diamortisasi.
Portofolio Investasi PT Wahana Investasi PT Ferro PT Gilang Total
Nilai Tercatat Rp95,000,000 Rp180,500,000 Rp275,500,000
Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi Rp110,000,000 Rp15,000,000 Rp168,250,000 -Rp12,250,000 Rp278,250,000 Rp2,750,000
Nilai Wajar
Saldo Penyesuaian periode sebelumnya Penyesuaian nilai wajar Investasi di surat Utang Keuntungan/Kerugian belum terealisasi
Rp2,750,000 Rp2,750,000 Rp2,750,000
Pinjaman yang diberikan dan piutang serta asset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat menggunakan biaya perolehan diamortisasi. Investasi di Obligasi Pada tanggal 1 januari 2015, PT Bravo membeli Obligasi dengan nilai nominal Rp. 100.000.000 dan tingkat bunga kupon 10% yang dibayar semesteran tiap tanggal 1 Januri dan 1 Juli. Tingkat bunga efektif adalah 8%. Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal 1 januari 2020. Harga Obligasi :
5
Nilai sekarang dari pokok utang : Rp 100.000.000 x 0,6756 Nilai sekarang dari pembayaran bunga (Rp 100.000.000 x 10% x 6/12) x 8,1109
Rp67,560,000 Rp40,554,000 Rp108,114,000
Untuk Menentukan berapa pendapatan bunga dan jumlah amortisasi premium tiap periode, maka perlu dibuat table amortisasi berikut : 1
2
3
Bunga Diterima
Pendapatan Bunga
Amortisasi Premium
Periode ( 10% x 6/12 x Rp ( 8% x 6/12 x 100.000.000 )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000
1 Januari 2015 Investasi di surat Utang Kas
1 Julii 2015 Kas Pendapatan Bunga Investasi di Surat Utang
Nilai Tercatat )
4,324,560 4,297,542 4,269,444 4,240,222 4,209,831 4,178,224 4,145,353 4,111,167 4,075,614 4,034,043
(1) - (2)
675,440 702,458 730,556 759,778 790,169 821,776 854,647 888,833 924,386 965,957
4 Premium Belum Diamortisasi (3) - (4)
8,114,000 7,438,560 6,736,102 6,005,546 5,245,768 4,455,599 3,633,823 2,779,176 1,890,343 965,957 -
Nilai Tercatat (Nilai Nominal + (4)
108,114,000 107,438,560 106,736,102 106,005,546 105,245,768 104,455,599 103,633,823 102,779,176 101,890,343 100,965,957 100,000,000
Rp108,114,000 Rp108,114,000
Rp5,000,000 Rp4,324,560 Rp675,440
6
1 Desember 2015 Piutang Bunga Pendapatan Bunga Investasi di Surat Utang
Rp5,000,000 Rp4,297,542 Rp702,458
Penghentian Pengakuan Apabila terjadi penghentian pengakuan (missal, perusahaan melakukan penjualan investasi). Maka entitas menghitung keuntungan/kerugian yang timbul dari penjualan tersebut sesuai dengan klasifikasi. Contoh Penghentian Pengakuan Pada tanggal 1 Januari, PT Dharma menjual investasi dengan harga Rp.35.000.000. Nilai saldo tercatat investasi adalah Rp. 34.700.000, investasi tersebut talah mengalami kenaikan nilai wajar sebesar Rp. 1.800.000 Jurnal untuk mencatat penjualan investasi, jika diklasifikasikan sebagai : a. Investasi yang diukur dengan nilai wajar melalui laporan laba rugi Kas
Rp35,000,000 Investasi di surat Utang Keuntungan Penjualan Investasi
Rp34,700,000 Rp300,000
b. Investasi yang tersedia untuk dijual
Kas Keuntungan/kerugian belum Terealisasi-Penghasilan Koprehensif Lain* Investasi di surat Utang
Rp35,000,000 Rp1,800,000 Rp34,700,000
*Yang sebelumnya diakui di Penghasilan Komprehensif Lain B. Penurunan Nilai Investasi 7
Evaluasi dan bukti objektif Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas harus melakukan evaluasi untuk menentukan apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai telah terjadi jika terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut. Berikut adalah beberapa bukti objektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai: 1. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak pinjaman; 2. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi ; 3. Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut ; 4. Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; 5. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan atau; 6. Data yang diobservasi mengidentifikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: a. Memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut atau; b. Kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut . PENGUKURAN
8
Penurunan nilai terjadi jika jumlah tercatat aset melebihi nilai terpulihkan. Untuk investasi yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, tidak perlu dilakukan penurunan nilai. Hal ini dikarenakan perubahan nilai wajar untuk aset tersebut sudah diakui dalam laba rugi periode berjalan. Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Nilai terpulihkan aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi adalah nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang masih di diskonto menggunakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal. Jumlah kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai terpulihkan. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laba rugi. Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, baik secara langsung atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Contoh: Pada tanggal 31 Desember 2015, PT Harapan mempunyai investasi disurat yang diterbitkan PT Lintas. Investasi tersebut mempunyai nilai tercatat sebesar nilai nominal yaitu Rp 500.000.000. Investasi tersebut mempunyai sisa masa jatuh tempo 4 tahun dengan bunga kupon 10% dibayar tahunan tiap tanggal 31 Desember. Perusahaan mengklasifikasikan investasi tersebut sebagai dimiliki hingga jatuh tempo. Bunga per 31 Desember 2015 sudah dibayar oleh PT Lintas, namun PT Lintas saat ini sedang mengalami kesulitan 9
keuangan dan sudah menyatakan bahwa PT Lintas tidak dapat melakukan pembayaran bunga dan pokok scara penuh di tahun-tahun berikutnya. PT Lintas hanya mampu melakukan pembayaran bunga sebesar Rp 40.000.000 tiap tahun dan pembayaran pokok sebesar Rp 400.000.000. Nilai kini dari arus kas yang akan dibayarkan oleh PT Lintas Nilai kinii pokok (Rp.400.000.000 x 0,683013 PVIF 4.10%) Nilai kinii bunga (Rp.400.000.000 x 3,169865 PVIF 4.10%) Total nilai kini arus kas Nilai tercatat Rugi penurunan nilai
Rp273,205,382 Rp126,794,618 Rp400,000,000 Rp500,000,000 Rp100,000,000
31 Desember 2015
Rugi Penurunan Nilai
Rp100,000,000
Investasi di surat Utang
Rp100,000,000
Selama tahun 2016 ternyata kondisi keuangan PT Lintas mengalami oeningkatan. Berdasarkan kondisi tersebut diestimasi nilai terpulihkan dari investasi di PT Lintas mengalami peningkatan Rp425.000.000. Dalam situasi tersebut, maka dilakukan pencatatan pembalikan rugi penurunan nilai sebesar Rp.25.000.000 (nilai terpulihkan Rp425.000.000 dikurangi nilai tercatat Rp400.000.000). 31 Desember 2015 Investasi di surat Utang
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
Rp25,000,000 Rp25,000,000
Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan Nilai terpulihkan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan adalah nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.
10
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang di diskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa tersebut. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan. Contoh: penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan Pada tanggal 14 Mei 2015, PT Sonata mempunyai investasi di saham yang diterbitkan PT Okta dengan membayar tunai Rp 40.000.000. Saham PT Okta tidak diperdagangkan di bursa dan tidak dapat ditentukan nilai wajarnya secara andal. Oleh karena itu, PT Sonata mencatat investasi tersebut pada biaya perolehan. 14 Mei 2015 Investasi Saham
Rp40,000,000
Kas
Rp40,000,000
Pada tanggal 31 Desember 2015, PT Sonata menilai telah terjadi penurunan nilai dari investasi di saham PT Okta tersebut. Diestimasi nilai terpulihkan dri investasi tersebut sebesar Rp 25.000.000. 31 Desemberi 2015
Rugi Penurunan Nilai
Rp15,000,000
Investasi Saham
Rp15,000,000
Pada akhir tahun 2016 diketahui nilai terpulihkan dari investasi di saham PT Okta meningkat menjadi Rp 30.000.000. Namun kerugian penurunan nilai yang telah diakui di akhir tahun 2015 tidak bisa dipulihkan. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Nilai terpulihkan diukur menggunakan nilai wajar kini. Penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui dalam penghasilan komprehensif lainnya. Jika terdapat
11
bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lainnya tersebut harus dikeluarkan dari penghasilan komprehensif lainnya dan diakui pada laba rugi. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari penghasilan komprehensif lainnya dan diakui pada laba rugi sebesar selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laba rugi atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi. Kerugian penurunan nilai dari investasi di instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual harus dipulihkan melalui laba rugi. Contoh: penurunan nilai aset keuangan yang tersedia untuk dijual 31 Oktober 2015 (Perolehan Investasi) Investasi Saham
Rp300,000,000
Kas 31 Desember 2015 (Penyesuaian nilai wajar) Keuntungan/kerugian belum Terealisasi-Penghasilan Koprehensif Lain Investasi di Saham
Rp300,000,000
Rp3,000,000 Rp3,000,000
Pada tanggal 31 Desember 2016, diketahui bahwa telah terjadi penurunan nilai atas investasi tersebut. Di estimasi nilai terpulihkan sebesar Rp 295.000.000.
12
31 Desember 2016 (Penurunan nilai) Rugi Penurunan Nilai Investasi di Saham Keuntungan/kerugian belum Terealisasi-
Rp5,000,000 Rp2,000,000
Jika diperiode selanjutnya terjadi pemulihan rugi penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai yang diakui pada laba rugi investasi instrumen ekuitas tersebut tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi. Kerugian penurunan nilai dari kelompok tersedia untuk dijual dipulihkan melalui laba rugi hanya jika estimasi pada instrumen utang.
C. Reklasifikasi Investasi PSAK 55 (Revisi 2014) memberikan dasar pengaturan peraturan yang ketat terkait transfer antar-kategori aset keuangan,. Pengaturan tersebut ditujukan untuk mencegah manajemen laba dengan cara memilih jenis pengakuan tertentu atau menghindari pengakuan keuntungan atau kerugian dengan melakukan transfer antar-kategori aset keuangan.
Direklasifikasi ke Diukur
Tersedia
Pinjaman
Dimiliki
pada nilai
untuk
yang
hingga jatuh
wajar
dijual
diberikan
tempo
dan piutang
13
Direklasifikasi dari
Diukur
Hanya
Hanya
Hanya dalam
pada nilai
dalam
dalam
situasi yang
wajar
situasi
situasi
langka
yang
yang
langka
langka
Tersedia
Tidak
a,
a, perubahan
untuk
diperkenan
memenuhi
intensi atau
dijual
kan
definisi
kemampuan
pinjaman
entitas
yang diberikan
b, habis masa
dan
berlakunya
piutang
tainting rule
b, memiliki
c, dalam
intensi dan
situasi yang
kemampua
jarang terjadi,
n memiliki
yaitu ukuran
aset
yang andal
keuangan
atas nilai
untuk masa wajar tidak mendatang lagi tersedia yang dapat diperkiraka n atau hingga jatuh tempo
14
Direklasifikasi ke Diukur
Tersedia
Pinjaman
Dimiliki
pada nilai
untuk
yang
hingga jatuh
wajar
dijual
diberikan
tempo
dan piutang Pinjaman
Tidak
Tersedia
Tidak
yang
diprkenank
harga
diperkenanka
diberika
an
kuotasian
n
Dimiliki
Tidak
a,
Tidak
hingga
diperkenan
perubahan
diperkenan
jatuh
kan
intensi
kan
dan piutang
tempo
atau kemampu an entitas b,terkena tainting rule
Aset keuangan non-derivatif dapat direklasifikasi dari kategori aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi hanya dalam situasi yang langka. Situasi yang langka adalah situasi yang timbul dari satu kejadian yang jarang terjadi dan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi lagi dalam waktu dekat. Contoh dari kejadian langka tersebut adalah memburuknya pasar keuangan dunia pada kuartal ketiga tahun 2008. 15
Contoh perlakuan akuntansi apabila terjadi reklasifikasi. 1. Dari tersedia untuk dijual menjadi dimiliki hingga jatuh tempo Pada tanggal 1 Januari 2015, PT Dolce Vita mereklasifikasi investasi di obligasi dari kategori tersedia untuk dijual menjadi dimiliki hingga jatuh tempo. Nilai nominal obligasi adalah Rp. 450.000.000. Pada tanggal reklasifikasi, harga perolehan diamortisasi dari obligasi adalah Rp. 459.928.550. Nilai wajar dari obligasi tersebut adalah Rp. 474.408.250. Tingkat bunga efektif yang baru adalah 7%. Pada saat reklasifikasi, nilai wajar obligasi sebesar Rp. 474.408.250 menjadi harga perolehan diamortisasi yang baru. Selisih antara nilai tercatat baru dan nilai nominal: Nilai tercatat baru
Rp. 474.408.250
Nilai nominal
Rp. 450.000.000
Selisih
Rp. 24.408.250
Selisih tersebut diamortisasi selama umur obligasi menggunakan tingkat bunga efektif yang baru sebagai berikut.
BIAYA BUNGA
PENDAPATA
AMORTISA
PEROLEHAN
DITERIMA
N BUNGA
SI
DIAMORTISASI BARU
01-
Rp. 474.408.250
01-12
Rp. 31-
45.000.00
Rp.
Rp.
01-12
0
33.208.577
11.791.423
Rp. 462.616.827
31-
Rp.
Rp.
Rp.12.616.
Rp. 450.000.00
16
45.000.00 01-13
0
32.383.173
827
TOTA
Rp.
L
24.408.250
Keuntungan dan kerugian dalam penghasilan komprehensif lainnya sebesar selisih antara nilai wajar Rp. 474.408.250 dan nilai tercatat lama Rp. 459.928.550, yaitu Rp. 14.479.700, diamortisasi menggunakan suku bunga efektif. 2. Dari dimiliki hingga jatuh tempo menjadi tersedia untuk dijual Berikut adalah contoh perlakuan akuntansi jika perusahaan menjual investasi dimiliki hingga jatuh tempo sebelum tanggal jatuh temponya, sehingga seluruh investasi dari dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasi menjadi tersedia untuk dijual. Pada tanggal 01 Januari2008, PT Lanova membeli obligasi dengan nilai nominal Rp. 500.000.000, tingkat bunga upon 10% , serta jangka waktu jatuh tempo 10 tahun. Obligasi tersebut membayar bunga tiap 31 Desember. Harga beli obligasi tersebut adalah Rp. 540.555.000. Tingkat bunga efektif sebesar 8,75%. Obligasi tersebut diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Pada tanggal 01 Januari 2013, PT Lanova menjual 20% dari obligasi yang dimilikinya tersebut. Nilai wajar obligasi pada tanggal tersebut adalah Rp. 537.469.750 dan biaya perolehan diamortisasi sebesar Rp. 520.359.600. Oleh karena, PT Lanova telah menjual lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, maka perusahaan terkena tainting rule. Sisa investasi yang ada harus diklasifikasikan sebagai investasi tersedian untuk dijual. Selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar diakui di penghasilan komprehensif lainnya: 17
Nilai wajar sisa investasi (80% x Rp. 537.469.750) Rp. 429.975.800 Nilai tercatat sisa investasi (80% x Rp. 520.359.600) Selisih
Rp. 416.287.680
Rp. 13.688.120
D. Penyajian dan Pengungkapan Penyajian Berikut contoh penyajian Investasi: Instrumen Ekuitas dan Utang
18
Pengungkapan Pengungkapan terkait investasi dalam instrumen ekuitas dan instrumen utang yang merupakan instrumen keuangan diatur dalam PSAK 60 (Revisi 2013) Instrutnen Keuangan: Pengungkapan. Beberapa persyaratan pengungkapan yang diatur dalam PSAK 60 adalah sebagai berikut. 1. Total nilai tercatat dari tiap kategori aset keuangan, yaitu:
19
a. aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, menunjukkan secara terpisah: (i) aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal; dan (ii) aset keuangan yang dikategorikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2014). b. investasi dimiliki hingga jatuh tempo; c. pinjaman yang diberikan dan piutang; d. tersedia untuk dijual. 2. Jika entitas telah mereklasifikasi aset keuangan maka entitas mengungkapkan jumlah yang direklasifikasi ke dan dari setiap kategori dan alasan reklasifikasi 3. Entitas mengungkapkan jumlah tercatat aset keuangan yang dijaminkan sebagai agunan untuk liabilitas atau liabilitas kontinjensi 4. Entitas mengungkapkan pos penghasilan, beban,keuntungan atau kerugian berikut ini pada laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan: a. laba atau rugi neto pada: (i) aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) aset keuangan tersedia untuk dijual; (iii) investasi dimiliki hingga jatuh tempo; (iv) pinjaman yang diberikan dan piutang b. total pendapatan bunga dan total beban bunga untuk aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; c. pendapatan dan beban imbalan (selain jumlah yang termasuk dalam penentuan suku bunga efektif) yang timbul dari aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
5. Entitas mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan, dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan dan kebijakanakuntansi lain. 6. Entitas mengungkapkan nilai wajar dari kelompok aset, termasuk asumsi yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar. Termasuk fakta bahwa informasi nilai wajar tidak diungkapkan karena nilai wajarnya tidak dapat diukur dengan andal. 20
Sementara pengukuran untuk investasi dalam entitas asosiasi diatur di dalam PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan Entitas Lain yang berlaku efektif 1 Januari 2015. Pengungkapanyang disyaratkan adalah sebagai berikut. 1. Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi: a. sifat, luas, dan dampak keuangan dari kepentingannya dalam pengaturan bersamadan entitas asosiasi, termasuk sifat dan dampak hubungan kontraktualnya dengan investor lain yang memiliki; b. pengaruh signifikan atas pengaturan entitas asosiasi; dan c. sifat dan perubahan risiko yang terkait dengan kepentingannya dalam entitas asosiasi. 2. Entitas mengungkapkan: a. untuk setiap entitas asosiasi yang material: (i) nama entitas asosiasi; (ii) sifat hubungan entitas dengan entitas asosiasi; (iii) lokasi utama kegiatan usaha (dan negara tempat pendirian, jika dapat diterapkan dan berbeda dari lokasi utama kegiatan usaha) entitas asosiasi; (iv) proporsi bagian kepentingan atau penyertaan modal yang dimiliki oleh entitas dan, jika berbeda, proporsi hak suara yang dimiliki (jika dapat diterapkan). b. untuk setiap entitas asosiasi yang material: (i) apakah investasi dalam entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas atau pada nilai wajar; (ii) ringkasan informasi keuangan mengenai entitas asosiasi; (iii) jika entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, maka nilai wajar investasi dalam entitas asosiasi, jika terdapat harga pasar kuotasian untuk investasi tersebut.
21
c. informasi keuangan dalam gabungan untuk seluruh entitas asosiasi yang tidak material secara individual. 3. Entitas juga mengungkapkan: a. sifat dan luas pembatasan signifikan apa pun. b. ketika laporan keuangan entitas asosiasi yang digunakan dalam menerapkan metode ekuitas adalah pada tanggal atau periode yang berbeda dengan tanggal atau periodelaporan keuangan entitasnya: (i) tanggai akhir periode pelaporan laporan keuangan entitas asosiasi; dan (ii) alasan menggunakan tanggal atau periode yangberbeda. c. bagian kerugian yang belum diakui dari entitas asosiasi, baik untuk periode pelaporandan secara kumulatif, jika entitas menghentikan pengakuan bagian kerugiannya dari entitas asosiasi ketika menerapkan metode ekuitas. 4. Entitas mengungkapkan liabilitas kontinjensi yang terjadi terkait dengan kepentingannya dalam entitas asosiasi(mencakup bagiannya terhadap liabilitas kontinjensi yang terjadi secara bersamaan dengan investor lain yang memiliki pengaruh signifikan atas entitas asosiasi), secara terpisah dari jumlah liabilitas kontinjensi lainnya.
22
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN Karakteristik Pembeda Instrumen Ekuitas Dan Utang: 1) Terdapat nilai jatuh tempo, yang mencerminkan nilai yang harus dibayar ke pemegang surat utang pada tanggal jatuh tempo. 2) Terdapat tingkat bunga, yang menyebabkan timbulnya kewajiban pembayaran bunga secara berkala.3) Terdapat tanggal jatuh tempo, yang menunjukkan kapan utang harus dilunasi. . SARAN
23
Dengan adanya makalah ini,diharapkan kepada pembaca dan penulis agar dapat memahami serta menambah wawasan tentang Investasi Instrumen Utang, yang meliputi klasifikasi, pengakuan, penurunan nilai, reklasifikasi investasi, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan Investasi Instrumen Utang.
DAFTAR PUSTAKA
Martani, Dwi. 2015. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
24
25