Makalah K3

  • Uploaded by: Zul Patria
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah K3 as PDF for free.

More details

  • Words: 4,271
  • Pages: 20
Loading documents preview...
TUGAS MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PT.PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk

Disusun Oleh : Nama : Patria Zul Rahman NIM : 40040118650032 Dosen Pengampu : Fahmi Arifan, ST. M. Eng

TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2018

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati penulis sehingga makalah yang berjudul “Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT.Perusahaan Gas Negara” bisa terselesaikan dengan baik. Meskipun banyak hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tetapi penulis berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat referensi dan petunjuk dari berbagai buku dan website. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat dalam bidangnya.

Semarang, 14 Oktober 2018

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................- 1 1.1

Latar Belakang.....................................................................................................................- 1 -

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................- 1 1.3 Tujuan.....................................................................................................................................- 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................- 3 2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja........................................................................- 3 2.2 Penerapan Kesehatan Keselamatan Kerja dalam Perusahaan..................................................- 4 2.3 Standar Kesehatan keselamatan Kerja Perusahaan..................................................................- 6 BAB III HASIL OBSERVASI..........................................................................................................- 9 3.1 Profil PT. Perusahaan Negara Perusahaan...............................................................................- 9 3.1.1 Lokasi Perusahaan............................................................................................................- 9 3.1.2 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).........................................................- 9 3.1.3 Kegiatan Perusahaan......................................................................................................- 10 3.1.4 Penanganan bahaya dan dampak....................................................................................- 10 3.1.5 Kebijakan Umum K3.....................................................................................................- 11 3.1.6 Pengelolaan Bahaya dan Dampak di PT.Perusahaan Gas Negara(persero)Tbk..............- 12 3.1.7 Analisis Keselamatan Kerja............................................................................................- 13 3.1.8 Insiden di PT.Perusahaan Gas Negara (persero)Tbk.......................................................- 13 BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................................- 14 4.1 PT. Perusahaan Gas Negara...................................................................................................- 14 BAB V PENUTUP..............................................................................................................................- 16 5.1 Kesimpulan............................................................................................................................- 16 5.2 Saran.....................................................................................................................................- 16 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................- 17 -

2

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. 1.2 Rumusan Masalah Penulisan makalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Berdasarkan hal tersebut, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)? 1.2.2 Bagaimana penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di perusahaan? 1.2.3 Bagaimana standar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perusahaan? 1

1.2.4 Bagaimana profil dari PT .Perusahaan Gas Negara? 1.2.5 Apa saja resiko bahaya yang mungkin terjadi di lokasi produksi? 1.2.6 Apa saja kecelakaan yang teradi di lokasi produksi? 1.2.7 Bagaimana cara menanggulangi kecelakaan yang terjadi? 1.2.8 Bagaimana tinjauan K3 PT. Perusahaan Gas Negara ? 1.3 Tujuan 1.3.1 Mengetahui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan. 1.3.2 Mengetahui standar kesehatan dan keselamatan kerja perusahaan. 1.3.3 Mengetahui profil perusahaan PT .Perusahaan Gas Negara. 1.3.4 Mengetahui resiko bahaya yang mungkin terjadi di lokasi produksi. 1.3.5 Mengetahui kecelakaan yang terjadi di lokasi produksi. 1.3.6 Mengetahui cara menanggulangi kecelakaan yang terjadi. 1.3.7 Mengetahui tinjauan K3 PT Perusahaan Gas Negara.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Sedangkan kesehatan kerja adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik. Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja antara lain: a) Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalahsuatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. b) Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. c) Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisikeselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja . d) Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalahmerujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. e) Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

3

f)

Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena kecelakaan. Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara material, selain itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih nyaman, sehingga secara keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara lebih produktif Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan. Dalam memepelajari faktor faktor yang dapat menyebabkan manusia mengalami kecelakan inilah berkembang berbagai konsep dan teori tentang kecelakaan (accident theories). Teori tersebut umumnya ada yang memusatkan perhatiannya pada faktor penyebab yang ada pada pekerjaan atau cara kerja, ada yang lebih memperhatikan faktor penyebab pada peralatan kerja bahkan ada pula yang memusatkan perhatiannya pada faktor penyebab pada perilaku manusianya. Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan juga sehat secara sosial. Dengan demikian pengertian sehat secara utuh menunjukkan pengertian sejahtera (well-being). Kesehatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun pendekatan praktis juga berupaya mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan manusia menderita sakit dan sekaligus berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk mencegah agar manusia tidak menderita sakit, bahkan menjadi lebih sehat.

2.2 Penerapan Kesehatan Keselamatan Kerja dalam Perusahaan Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan hukum penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan pijakan yang jelas mengenai aturan yang menentukan bagaimana K3 harus diterapkan.

4

Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat keselamatan kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah : a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan. b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. c Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya. e. Memberi pertolongan pada kecelakaan. f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja. g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran. h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan. i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik. k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup. l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban. m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang. o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. Undang-Undang tersebut selanjutnya diperbaharui menjadi Pasal 86 ayat 1 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa setiap pekerja/ buruh berhak untuk memperoleh perlindungan atas: a) Keselamatan dan kesehatan kerja b) Moral dan kesusilaan c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilainilai agama. Sedangkan ayat 2 dan 3 menyebutkan bahwa “untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.” (ayat 2), “Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) 5

dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.” (ayat 3). Dalam Pasal 87 juga dijelaskan bahwa Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen. 2.3 Standar Kesehatan keselamatan Kerja Perusahaan Standar adalah sebuah norma atau patokan yang diterima dan disetujui untuk mengukur sesuatu kuantitas dan kualitas. Standar kualitas menyatakan sesuatu secara spesifik tetapi tanpa kuantitas yang eksak. Standar ini dikategorikan menjadi dua : a.

Standar berdasar konsensus, ialah standar yang disetujui oleh sekelompok orang, namun pemakaiannya tidak ditentukan oleh undang-undang.

b.

Standar di bawah peraturan, adalah standar yang pemakiannya diwajibkan oleh pemerintah. Selain penggolongan standar ke dalam standar konsensus dan standar di bawah peraturan, masih ada penggolongan lain dengan dasar yang lain, ialah : Standar Spesifikasi, ialah standar yang menerangkan kondisi fisis dan Standar performa, ialah standar yang menentukan bagaimana sesuatu pekerjaan itu harus dilaksanakan atau apakah yang harus dicapai.

1.

Undang-undang Keselamatan Kerja UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan Kerja (UUKK) No.1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI. Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi 6

kemanusiaan”. Ini berarti setiap warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pembangunan. Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah: 1.

Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.

2.

Adanya tenaga kerja, dan

3.

Ada bahaya di tempat kerja.

UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undangundang ini, diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang membedakan dengan undang-undang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan lancar. 2.

Prosedur yang Berkaitan dengan Keamanan Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation Procedure) wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan peralatan kesalamatan kerja. Fungsi utama dari peralatan keselamatan kerja adalah melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (International Labour Organization) menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain: a. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja. b.

Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.

c. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para pekerja. 7

Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah helm, masker, kacamata, atau alat perlindungan telinga tergantung pada profesinya. Pada waktu melaksanakan pekerjaan, badan kita harus benar-benar terlindung dari kemungkinan terjadinya kecelakaan. Untuk melindungi diri dari resiko yang ditimbulkan akibat kecelakaan, maka badan kita perlu menggunakan ala-alat pelindung ketika melaksanakan suatu pekerjaan. Berikut ini akan diuraikan beberapa alat pelindung yang biasa dipakai dalam melakukan pekerjaan listrik dan elektronika. Pemilihan dan pemakaian pakaian kerja dilakukan berdasarkan ketentuan berikut. Pemakaian pakaian mempertimbangkan bahaya yang mungkin dialami. Pakaian longgar, sobek, dasi, dan arloji tidak boleh dipakai di dekat bagian mesin. Jika kegiatan produksi berhubungan dengn bahaya peledakan/ kebakaran maka harus memakai pakaian yang terbuat dari seluloid. Baju lengan pendek lebih baik daripada baju lengan panjang. Benda tajam atau runcing tidak boleh dibawa dalam kantong. Tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan debu, tidak boleh memakai pakaian berkantong atau mempunyai lipatan.

8

BAB III HASIL OBSERVASI 3.1 Profil PT. Perusahaan Negara Perusahaan Perusahaan berasal dari perusahaan swasta Belanda yang bernama Firma L.J.N. Eindhoven & Co. Gravenhage pada tahun 1859. Kemudian pada tahun 1950, pada saat diambil alih oleh Pemerintah Belanda, Perusahaan diberi nama NV. Netherland Indische Gaz Maatschapij (NV.NIGM). Pada tahun 1958, saat diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia nama Perusahaan diganti, menjadi BPU – PLN pada tahun 1961. Kemudian pada tanggal 13 Mei 1965 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19/1965,Perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan Negara dan dikenal sebagai Perusahaan Negara Gas (PN.Gas). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1984,PN.Gas diubah menjadi perusahaan umum (perum) dengan nama Perusahaan Umum Gas Negara. Setelah itu,status Perusahaan diubah dari Perum menjadi Perusahaan Terbatas yang dimiliki PT Perusahaan Gas Negara (persero). Pada tanggal 5 Desember 2003, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam untuk melakukan penawaran umum saham perdana kepada masyarakat,semenjak itu nama resmi Perusahaan menjadi PT.Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk. Saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi perdagangan “PGAS”. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. ini menempati posisi ke-1915 dari 2000 perusahaan terbaik di dunia dan menempati posisi ke-8 terbesar di Indonesia.PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Distrik Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi/penyaluran gas alam sebagai bahan bakar,baik untuk Konsumen Industri,Komersil maupun Rumah Tangga. Perusahaan ini mendistribusikan gas alamnya melalui jaringan pipa gas. Perusahaan ini mengembangkan tugas sebagai pelaksanaan pendistribusian gas bumi dengan meningkatkan kemampuannya secara instusional sesuai dengan peraturan pemerintah,PP No.27 Tahun 1984. 3.1.1 Lokasi Perusahaan Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50231 3.1.2 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk menjamin beroperasinya jaringan transmisi dan distribusi Gas bumi secara handal dan aman dari potensi bahaya seperti kecelakaan,kebakaran,kebocoran gas dan lain-lain,Perusahaan menerapkan prosedur standar keselamatan dan kesehatan kerja yang mencakup atas tiga hal yaitu : 9

1.

Pengoperasian & Pemeliharaan Sistem Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Gas Bumi. 2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lindung Lingkungan pada Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi. 3. Rencana Tanggap Gawat Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Gas Bumi yang menjadi pedoman bagi kegiatan operasional. 3.1.3 Kegiatan Perusahaan PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan umum (public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki jaringan pipa transmisi dan distribusi yang handal. Kegiatan usaha PGN adalah transporter, distributor dan trader di bidang gas bumi. Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa transmisi yang menghubungkan sumber-sumber gas ke konsumen akhir atau ke stasiun penerima di jaringan distribusi. Sebagai distributor, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa distribusi yang menghubungkan stasiun penerima dengan konsumen akhir yaitu kepada pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Tugas utama PGN di bidang distribusi adalah untuk meningkatkan pemanfaatan energi melalui pendayagunaan gas bumi sebagai substitusi BBM. Sebagai trader PGN melaksanakan pembelian gas dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan Rumah Tangga, Komersial dan Industri melalui jaringan pipa. 3.1.4 Penanganan bahaya dan dampak PT. Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk. MemberikanMaterial Safety Datasheet (MSDS) untuk setiap material yang berbahaya yang dibawa ke dalam area kontruksi. Hanya pekerja yang terlatih dan berpengalaman dengan peralatan pelindung diri yang dapat membawa material ini. · Paparan Bahaya Sistem yang digunakan untuk memantau paparan pekerja terhadap bahan kimia atau unsure-unsur fisik yaitu dengan sistem inpeksi keselamatan (Safety Inpection).Inspeksi keselamatan dilakukan rutin untuk semua area yang memerlukan perhatian khusus,baik area kunjungan secara acak ataupun merupakan hasil dari kejadian atau kecelakaan · Penanganan Potensi Bahaya Pre-job meeting dilakukan untuk memberitahu para pekerja mengenai bahaya yang mungkin timbul seperti bahan kimia,kebisingan.Pre-Job 10

Meeting dilakukan untuk menegaskan dan mengulangi persyaratan/prosedur/standar safety.Pre-Job meeting membahas topictopik sebagai berikut : a. Memberikan informasi yang lebih detail mengenai pekerjaan yang akan dilakukan kepada pekerja dan bahaya yang menyertainya b. Memberikan informasi mengenai Mitigasi Risiko yang telah dibuat. c. Memberikan informasi mengenaiSafety Plan & Regulations,Emergency Management Plan, Lockout/tag out Procedure, batasan area yang boleh dimasuki,sistim ijin kerja, sistem ijin peralatan berat, dll. d. Memberikan informasi mengenai aturan keamanan termasukaccess arrangement dan aturan safety seperti fire protection, pengaturan pertolongan pertama, Ijin kerja,dll 3.1.5 Kebijakan Umum K3 Merokok dan membawa korek api Dilarang merokok di area konstruksi. Dilarang membawa korek api dan perlatan lainnya yang dapat menimbulkan api. · Peralatan yang dioperasikan dengan baterai dan listrik Peralatan yang dioperasikan dengan Baterai seperti lampu flash,handphone,pager,kamera,dll tidak di perbolehkan memasuki area konstruksi. Peralatan yang dioperasikan dengan listrik harus sesuai berdasarkan klasifikasi areanya. Peralatan yang non-explosion proof tidak boleh digunakan tanpa ijin kerja panas (hot work permit). · Kebersihan Menjaga kebersihan pada area kontruksi,sehingga tidak menyebabkan terjadinya kondisi tidak aman (unsafe condition). Jika memungkinkan area konstruksi diberi pagar. Material yang tidak diperlukan tidak boleh disimpan dalam area konstruksi kecuali ada ijin dari pengawas. · Traffic Safety Seluruh kendaraan (termasuk crane,forklift,dll) yang masuk ke area konstruksi harus dilakukan pengecekan. Kendaraan tidak diperbolehkan memasuki area konstruksi tanpa ijin kerja panas (hot work permit),kendaraan tidak boleh di parker di dekat peralatan emergency (seperti hidran),memasuki area operasional/fasilitas dan lokasi dilarang parker. · Pembangunan kantor sementara Tidak diperbolehkan membangun temporary shed/kantor di dalam area kerja,kecuali telah diijinkan oleh Perusahaan Gas Negara. · Lifting Machine,Tools,Tackles Seluruh mesin dan peralatan untuk mengangkat (cranes,forklift,elevators,hydra cranes,slings,rantai,dll), yang dibawa 11

kedalam area kontruksi harus memiliki identifikasi dan bersertifikat. Sebelum digunakan,seluruh mesin dan peraltan tersebut harus dilakukan “pre-use check”, merupakan pengecekan terhadap keseluruhan seluruh mesin dan peralatan tersebut. Seluruh mesin dan peralatan harus dikeluarkan dari area konstruksi apabila tanggal sertifikasinya akan segera berakhir. Seluruh operator Crane dan peralatan lainnya harus bersertifikat.Apabila crane boom melakukan pengangkatan,area di sekitarnya harus diberi penghalang dan dipastikan tidak ada pekerja dibawah crane tersebut.Jika crane akan digunakan pada malam hari,seluruh pekerja harus menggunakan jaket yang mengandung fluorescent dan memantulkan cahaya. · Safety Meeting Safety meeting dilakukan setiap minggu dan harus dihadiri oleh manajer HSE/Safety Officer dari setiap kontraktor. Permasalahan mengenai keselamatan dan observasi pada setiap kegiatan konstruksi dalam rapat dan di buat notulennya oleh Safety Officer Perusahaan Gas Negara. 3.1.6 Pengelolaan Bahaya dan Dampak di PT.Perusahaan Gas Negara(persero)Tbk. (1) Penanganan Bahaya dan Dampak PT. Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk. MemberikanMaterial Safety Datasheet (MSDS) untuk setiap material yang berbahaya yang dibawa ke dalam area kontruksi.Hanya pekerja yang terlatih dan berpengalaman dengan peralatan pelindung diri yang dapat membawa material ini, agar tidak terjadi efek bahaya tersebut terhadap karyawan yang melakukannya. (2) Paparan Bahaya Sistem yang digunakan untuk memantau paparan pekerja terhadap bahan kimia atau unsur-unsur fisik yaitu dengan sistem inpeksi keselamatan (Safety Inpection).Inspeksi keselamatan harusdilakukan rutin untuk semua area yang memerlukan perhatian khusus,baik area kunjungan secara acak ataupun merupakan hasil dari kejadian atau kecelakaan. (3) Penanganan Potensi Bahaya Pre-job meeting dilakukan untuk memberitahu para pekerja mengenai bahaya yang mungkin timbul seperti bahan kimia,kebisingan.Pre-Job Meeting dilakukan untuk menegaskan dan mengulangi persyaratan/prosedur/standar safety.Pre-Job meeting membahas topic-topik sebagai berikut : a. Memberikan informasi yang lebih detail mengenai pekerjaan yang akan dilakukan kepada pekerja dan bahaya yang menyertainya b Memberikan informasi mengenai Mitigasi Risiko yang telah dibuat. c Memberikan informasi mengenaiSafety Plan & Regulations,Emergency Management Plan, Lockout/tag out Procedure, batasan area yang boleh 12

dimasuki,sistim ijin kerja, sistem ijin peralatan berat,sistim informasi kondisi darurat dll. d. Memberikan informasi mengenai aturan keamanan termasuk access arrangement dan aturan safety seperti fire protection, pengaturan pertolongan pertama, Ijin kerja, ijin dinasdll.

3.1.7 Analisis Keselamatan Kerja Merupakan tanggung jawab dari Preparation Enginer, Safety Enginer,dan tim terpilihnya untuk menjalankan Analisis Keselamatan Kerja/Job SafetyAnalysis (JSA). JSA akan dilaksanakan pada : a) Semua pekerjaan besar dan pekerjaan kritikal b) Situasi kerja multilevel c) Area dengan kepadatan kerja tinggi d) Galian dan bekerja di ketinggian Preparation Engineer atau Nominee akan memberitahukan hasilnya pada dokumen JSA dan didistribusikan sesuai aturan. 3.1.8 Insiden di PT.Perusahaan Gas Negara (persero)Tbk 1) Insiden Kebakaran Pipa Gas Medan

Suatu contohdengan terjadinya kebakaran pipa baja diameter 16 inch milik PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk yang berlokasi di daerah rawa-rawa Palu Hantu, Kecamatan Medan Labuhan, Belawan - Medan pada 23 Maret 2007 sekitar pukul 18.40 WIB, Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusup(Kabid Humas PGN) menyatakan bahwa pada hari ini situasi telah terkendali karena sejak pukul 06.00 WIB api telah berhasil dipadamkan. Dalam peristiwa kebakaran tersebut tidak terdapat korban jiwa atau kerugian secara material bagi masyarakat sekitar. Kebakaran yang terjadi pada pipa yang mengalirkan gas ke PLN Sicanang -Belawan ini diperkirakan akibat adanya pengeboran liar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Selanjutnya, Heri Yusup(Kabid Humas PGN) menyatakan bahwa PGN telah mengambil langkah tanggap darurat sesuai dengan prosedur yang berlaku dengan melakukan pemblokiran di lokasi kebakaran. Langkah berikutnya pada pukul 21.00 WIB PGN mengalihkan aliran gas dari pipa diameter 16 inch ke pipa diameter 12 inch sehingga aliran gas ke PLN Sicanang tidak mengalami gangguan dan tekanan gas tetap stabil.Ia menambahkan pihaknya akan segera melakukan perbaikan yang diperkirakan dapat diselesaikan dalam waktu tiga hari ke depan dengan mempertimbangkan ketinggian permukaan air laut mengingat lokasi coated pipe tersebut yang berada di tengah rawat. 13

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PT. Perusahaan Gas Negara PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan umum (public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki jaringan pipa transmisi dan distribusi yang handal. Kegiatan usaha PGN adalah transporter, distributor dan trader di bidang gas bumi. Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa transmisi yang menghubungkan sumber-sumber gas ke konsumen akhir atau ke stasiun penerima di jaringan distribusi. Sebagai distributor, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa distribusi yang menghubungkan stasiun penerima dengan konsumen akhir yaitu kepada pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Tugas utama PGN di bidang distribusi adalah untuk meningkatkan pemanfaatan energi melalui pendayagunaan gas bumi sebagai substitusi BBM. Sebagai trader PGN melaksanakan pembelian gas dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan Rumah Tangga, Komersial dan Industri melalui jaringan pipa Budaya perusahaan merupakan nilai dan falsafah yang telah disepakati dan diyakini oleh seluruh insane perusahaan sebagai landasan dan acuan bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Perusahaan mendefinisikan budaya perusahaannya dalam lima asas yang disingkat dengan SMILE. S = Statisfaction (kepuasan) M = Morale (semangat juang) I = Integrity (Integritas) L = Leadership (kepemimpinan) E = Enterpreneurship (kewirausahaan) SMILE juga menjadi pedoman dasar bagi insan Perusahaan untuk melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam mengelola perusahaan Budaya kerja dan disiplin kerja yang diberikan oleh PT.Perusahaan Gas Negara sangat besar manfaatnya dalam mendorong timbulnya usaha karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan karyawan yang bersangkutan mampu mengemban tugas menurut bidangnya masingmasing agar dapat mencapai efektivitas kerja yang tinggi.

14

Adanya modul pelatihan K3 untuk setiap tingkat kontraktror dan subkontraktor untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi dan Pemeliharaan..Modul Pelatihan ini mencakup minimum : a. Prosedur K3 dan metodologi kerja b. Program Induksi K3 untuk semua karyawan. c. Prosedur tempat kerja mencakup Tanggap Gawat Darurat yang akan diuji secara regular d. Ijin untuk sistem kerja e. Pencegahan Kecelakaan

15

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja. 5.2 Saran a. Pihak PT.Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk. Melalui pemantausafety, kiranya harus melakukan tindak, observasi yang rutin di sekitar area Lokasi agar tidak terjadi kecolongan (pengoboran liar). b. Pihak PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) harus Mengidentifikasi bahaya yang timbul dari aktifitas,baik itu akitifitas di sekitar area kerja atau di luar sekitar area kerja yang semua aspek dari sistem keselamatan dan keamanan harusnya dilakukan,khususnya dan tidak terbatas pada penggalian,bekerja pada ketinggian,masalah lingkungan,inspeksi per 38

16

DAFTAR PUSTAKA Mangkunegara Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nuraini. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV Aswaja Pressindo Hasibuan, Malayu S.P. Edisi Revisi. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf) Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga Burhan,hariaty,2011. PT Perusahaan Gas Negara (http://hariatyburhan.blogspot.com/2011/11/pt-perusahaan-gas-negara-persero-tbk.html) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan Penerapan Keselatan dan Kesehatan Kerja (http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (http://anandasekarbumi.files.wordpress.com/2010/11/sap-9-msdm-10-11.ppt) Jamaludin, Muhammad. 2005. Evaluation of Implementation Occupational Health and Safety Management. Jakarta: Sucofindo Suma’mur, 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung Taslimin,H.A. 1993. Keselamatan dan kesehatan kerja.jakarta:Erlangga Undang-Undang RI. 1970. Nomor:1 tahun 1970. Tentang Keselamatan Kerja.Jakarta: 1970 Isfaniy.2010. “Dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja (K3)” .www.tuloe.wordpress.com. Http:/www.pgn.co.id Diakses.17 oktober 2018

17

Related Documents


More Documents from "budi"