Makalah Kedokteran Keluarga Kelompok 29

  • Uploaded by: Faris Muhammad Asyari
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kedokteran Keluarga Kelompok 29 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,880
  • Pages: 24
Loading documents preview...
KEDOKTERAN KELUARGA Field Study di Puskesmas Sukamajaya

Kelompok 29 : 1. 2. 3. 4. 5.

Bobby Anggara Manalu Isni Ayu Lestari Dian Catur Anisa Tri Anti Ikhsan Naufal 6. Alif Budiyani

1010211099 1110211016 1110211021 1110211027 1110211046 1110211054

Tutorial D3

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Terwujudnya keadaan sehat adalah salah satu dari hak asasi manusia (WHO, 1948). Seperti yang kita ketahui sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (U.U No 23 tahun 1992). Untuk mewujudkan keadaan sehat, banyak upaya yang harus dilakukan. Salah satu diantaranya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Bloom, 1976). Dimana pelayanan kesehatan merupakan setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan yang ditujukan kepada perorangan, keluarga, kelompok serta masyarakat (Levey & Loomba, 1973).

Pelayanan kesehatan secara sederhana dibedakan atas 2 macam (Hodgetts & Cascio, 1983), dimana kedua pelayanan kesehatan ini memiliki karakteristik tersendiri : –

Pelayanan kesehatan masyarakat



Pelayanan kesehatan perorangan

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan menjanjikan banyak manfaat bagi masyarakat, antara lain: –

Terbebas dari kesulitan biaya pelayanan



Terpenuhinya pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan



Terkendalinya biaya kesehatan

Sayangnya penyelenggaraan jaminan pelayanan kesehatan nasional saat ini ternyata juga dapat mendatangkan banyak masalah bagi masyarakat. Masalah pokok yang ditemukan adalah yang menyangkut kepuasan pasien terutama dalam hal komunikasi dan waktu yang tersedia dalam pelayanan kesehatan itu sendiri. Untuk mengatasi kekurangan tersebut tidak ada pilihan lain kecuali menempatkan the best doctor sebagai kontak pertama, yang disebut dengan nama dokter keluarga.

1.2 Rumusan Masalah Bagaimana mempraktekan kedokteran keluarga pada masyarakat binaan Puskesmas Sukamajaya

1.3 Tujuan Field Study 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mempraktikan kedokteran keluarga pada masyarakat binaan Puskesmas Sukmajaya 1.3.2 Tujuan Khusus 1. untuk mengetahui gambaran identitas keluarga 2. untuk mengetahui gambaran keadaan rumah 3. untuk mengetahui gamabran keadaan keluarga 4. untuk mengetahui gambaran pemenuhan keluarga 5. untuk mengetahui gambaran gaya hidup Keluarga 6. untuk mengetahui gambaran lingkungan hidup keluarga 7. untuk mengetahui gambaran masalah kesehatan keluarga

1.4 Manfaat Field Study 1.4.1 Manfaat individu 1. untuk mempraktekkan kedokteran keluarga 2. untuk memnuhi tugas kuliah 3. untuk belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan keluarga pasien 4. untuk belajar bagaimana mendiagnosis keadaan pasien dari anamnesis, serta pemeriksaan penunjang yang diperlukan 1.4. 2 Manfaat institusi 1. Untuk mengenal dan mengetahui penyebaran penyakit diwilayahnya. 2. Untuk mengetahui keberhasilan program kerja kesehatan puskesmas. 1.4. 2 Manfaat Masyarakat 1. Masyarakat menjadi lebih mengenal akan penyakit yang dideritanya. 2. Masyarakat mengetahui cara mencegah dan mengatasi keluhan yang terjadi. 3. Masyarakat mengetahui cara hidup yang sehat.

BAB II

LANDASAN TEORI

Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer

yang

komprehensif,

kontinu,

mengutamakan

pencegahan,

koordinatif,

mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi ketrampilan dan keilmuan yang mapan.

Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981)

Peran Dokter Keluarga sebagai Dokter Pelayanan Tingkat Pertama Sifat-Sifat Dokter Keluarga 1. Terjangkau -

Kontak medis pertama pasien jika ada keluhan mendadak/kronik.

-

Terjangkau biaya dan lokasi (urban-rural)

2. Menyeluruh/Holistik Memberikan pelayanan luas dan bermacam-macam termasuk pengelolaan penyakit akut/ kronik, pencegahan, pengelolaan psikososial, pelayanan di klinik, RS, perawatan atau melalui telpon 3. Terkoordinasi -

Waspada terhadap berbagai macam keluhan/masalah pasien.

-

Sumber utama pelayanan pasien dengan konsultasi dan rujukan ke spesialis bila diperlukan.

-

Mengelola pelayanan yang diberikan oleh tim layanan kesehatan.

-

Menerjemahkan nasihat-nasihat spesialistik untuk pasien dan keluarganya.

4. Berkesinambungan -

Membentuk hubungan jangka panjang dengan pasien.

-

Mempertahankan pencatatan jangka panjang mengenai masalah pasien.

-

Meningkatkan kesehatan jangka panjang.

5. Dapat Dipercaya -

Bertanggung jawab terhadap berbagai isu kesehatan dan hasil-hasil pengelolaan.

-

Penasihat pasien dalam sistem pelayanan kesehatan.

-

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai hasil pengobatan, prognosis dan harus dapat mengerti keinginan pasien.

Konsultasi dan rujukan Konsultasi : Seorang dokter bertanya kepada dokter lain untuk mendapatkan opini/pandangan mengenai pasiennya. Dimana pasien masih menjadi tanggung jawab dokter keluarga. Pasien tidak dalam tanggung jawab konsultan, kecuali setelah konsultasi diikuti rujukan.

Dokter keluarga harus berkomunikasi langsung dengan konsultan. -

Tertulis : surat, status, form khusus

-

Darurat : telepon

Isi konsultasi: -

Seluruh masalah pasien berkaitan dengan diagnosis.

-

Temuan-temuan selama pemeriksaan

-

Hasil pemeriksaan penunjang

-

Terapi yang telah diterima / diresepkan

Alasan konsultasi : -

Penegakan diagnosis

-

Saran untuk terapi khusus

-

Pandangan tentang hasil pemeriksaan/pemeriksaan penunjang

-

Meyakinkan pasien

Rujukan : Memindahkan tanggung jawab perawatan pasien sementara waktu karena masalah tertentu dari pasien. Pemindahan tanggung jawab tidak bersifat total. Dimana dokter keluarga akan kembali bertanggung jawab atas pasiennya setelah pasien kembali dari tempat rujukan. Selama dalam pengobatan dan/atau perawatan, pasien harus mempunyai 1 orang dokter keluarga yang bertanggung jawab penuh atas kesehatan dan keputusan klinik yang terbaik untuk pasien karena dokter keluarga sangat mengerti kondisi fisik, mental, sosial dan keadaan pasien/keluarga.

5 tingkat keterlibatan dokter dengan keluarga 1. Keterlibatan minimal/terbatas pada pasien saja 2. Pada dasarnya dokter hanya terfokus pada masalah kesehatan namun berkomunikasi secara teratur dengan keluarga mengenai masalah kesehatan pasien 3. Dokter tidak hanya melibatkan keluarga untuk mengumpulkan informasi, namun juga mengenali stres dan perasaan yang dialami oleh keluarga dengan aktif menanyakan perasaan keluarga dengan cara yang suportif 4. Dokter

dapat

melakukan

penilaian

sistematis

fungsi-fungsi

keluarga

dan

merencanakan upaya intervensi untuk membantu keluarga mengatasi masalahnya 5. Melakukan terapi keluarga (family therapy), yang mengatasi secara lebih mendalam akar pola disfungsi keluarga (Doherty & Baird, 1987)

Prinsip-prinsip pelayanan kedokteran keluarga adalah mewujudkan: 1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif 2. Pelayanan yang kontinu 3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan 4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif 5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya

6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya 7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum 8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu 9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan

Karakteristik Dokter Keluarga Lynn P. Carmichael (1973) 

Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan



Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat



Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya



Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit



Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan penyakit

Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973) 

Pelayanan responsif dan bertanggung jawab



Pelayanan primer dan lanjut



Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi



Memandang pasien dan keluarga



Melayani secara maksimal

IDI (1982) 

Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat



Pelayanan menyeluruh dan maksimal



Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan



Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya



Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya

Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga Skala kecil: 

Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga



Mewujudkan keluarga sehat sejahtera

Skala besar: 

Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia

BAB III PEMBAHASAN

I.

NO 1 2 3 4

IDENTITAS KELUARGA a. Nama Kepala keluarga : Tn. Wartim b. Alamat Rumah : Sugatama RT 01/RW 21 c. Daftar Anggota Keluarga sebagai berikut : KEDUDUKAN DALAM L/P UMUR PENDIDIKAN KELUARGA

NAMA SUKADMI HERI SANTOSO ARIS DIYANTO KRISMANTO

ISTRI

P

48 thn

SD

ANAK ke-1

L

33 thn

SMA

ANAK ke-2

L

31 thn

SMA

ANAK ke-3

L

28 thn

SMP

PEKERJAAN Ibu Rumah Tangga Karyawan PLN Jakarta Karyawan ITC Depok Pengurus Islamic School Kalimalang

d. Bentuk keluarga : Keluarga Inti e. Siklus kehidupan keluarga : Kelompok orangtua usia pertengahan f. Deskripsi identitas keluarga : Bp. Wartim (56th) mempunyai seorang istri yang bernama ibu sukadmi (48 th) dan mempunyai tiga orang anak yang bernama Heri santoso (33 th), Aris Diyanto (31 th) dan Krismanto (28 th). Heri santoso sudah menikah dan mempunyai satu anak lakilaki . Aris Diyanto belum menikah dan, sedangkan Krismanto sudah menikah dan memilki satu anak perempuan (28 th) mempunayai status belum menikah.

g. Genogram

Bpk. Wartim

Heri Santoso

Istri

Anak

Ibu. Sukadmi

Krismanto

Anak

Istri

Aris Diyanto

KET -

II.

KEADAAN RUMAH a. Denah bangunan rumah 5m 2,5 m

Keterangan : : Pintu

2,5 m

D dan K.M 3 m K.T

5m

8m

R.T

R.T : RUANG TAMU K.T : KAMAR TIDUR

D : DAPUR K.M : KAMAR MANDI

3m

: Jendela Bangunan : Luas : 40 m2 Panjang :8m Lebar :5m Tinggi : 2,36 m Tinggi Pencahaaa : 2,14 m Jendela dan Ventilasi Luar : Tinggi : 1, 9 m Lebar : 1,57 m Pintu Luar dan dalam : Tinggi : 1, 9 m Lebar : 0,83 m Jendela dan Ventilasi dalam : Tinggi : 23 cm Lebar : 45 cm Jendela dan Ventilasi kamar : Tinggi : 1,10 m Lebar : 0,58 m

b. c. d. e.

Jenis lantai : Keramik berwarna putih ukuran 30 cm x 30 cm Jenis atap : Genteng Jenis dinding : Tembok dilapisi cat Dapatkah membaca tulisan/huruf didalam rumah tanpa bantuan sinar lampu pada siang hari : ya dapat melihat dengan jelas tulisan. f. Hasil perbandingan luas jendela dengan luas lantai diruang tidur Luas Jendela Kamar : 1,10 m x 0,58 m = 0,638 m2 Luas Kamar : 5 m x 2,5 m = 12,5 m2 Maka : 0,638 m2 /12,5 m2 x 100 % = 5,1 % Hasil : < 20% g. Hasil perbandingan luas jendela dengan luas lantai diruang keluarga Luas Jendela Luar : 1,9 m x 1,57 m = 2,98 m2 Luas ruang keluarga : 3 m x 5 m = 15 m2 + 2 m x 2, 5 m = 5 m2 maka ; 20 m2 Maka : 2,98 m2 /20m2 x 100 % = 14, 9 % Hasil : < 20%

h. Deskripsikan mengenai keadaan rumah : Rumah Tn.x luas tanah 53 meter, mempunyai dua jendela dibagian depan dan mempunyai satu pintu. Memiliki satu ruang kamar tidur yang mempunyai satu jendela namun jendela kamar tersebut tidak dibuka. Ruang dapur dan kamar mandi dijadikan satu ruangan. Rumah Tn.x cukup bersih namun kurangnya tempat sirkulasi udara dan juga paparan sinar matahari kerumah Tn.x masih kurang.

III.

KEADAAN KELUARGA a. Perencanaan keluarga - Perencanaan yang dilakukan oleh keluarga Tn. x adalah dalam menentukan jumlah anak yang dingiinkan sehingga dapat memiliki anak bejarak agak jauh minimal tiga tahun dari anak pertama ke anak berikutna. - Pengambilan keputusan perencanaan keluarga sepenuhnya ditangan kepala keluarga yakni suami. - Penggunaan kontrsepsi yang dipilih adalah KB Suntik, hal ini dipilih dikarenakan lebih mudah dan jangka waktunya cukup lama menurut ibu Sukadmi. b. Hubungan anggota keluarga - Gambar hubungan tiap anggota keluarga ibu Aris

ayah

Heri

krismanto

-

Frekuensi berkumpulnya keluarga ini hanya sekitar dua sampai tiga kali seminggu dikarenakan anak pertama dan ketiga sudah memiliki keluarga dan tidak tinggal bersama ibu dan bapak. - Keputusan dala keluarga biasana diambil berdasarkan hasil diskusi antara ayah, ibu dan anak. c. Deskripsi mengenai keadaan keluarga Hubungan setiap anggota keluarga Tn.x baik hal tersebut tercerminkan dari setiap dua kali atau lebih dalam seminggu anggota keluarga tersebut akan berkumpul dirumah tn.x. pengambil keputusan dalam keluarga diambil oleh suami (Tn.x) dan akan dihormati dan dipatuhi oleh setiap anggota keluarga.

IV.

PEMENUHAN KEBUTUHAN KELUARGA a. Kebutuhan ekonomi : Hingga Sekunder. b. Kebutuhan pendidikan : Untuk anak hampir terpenuhi pendidikan menengah. c. Kebutuhan spiritual : Orang tua mengarahkan kegiatan ibadah keluarga salah satuna adalah datang shalat ke Masjid terdekat dari rumah. d. Kebutuhan kesehatan : Datang ke pelaanan kesehatan sepeti puskesma dan dokter tertentu untuk kuratif saja. e. Deskripsikan mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga : …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………

V. a.

b.

c.

d.

e.

GAYA HIDUP KELUARGA Kebiasaan makan dalam keluarga : - Sumber : Selalu makan makanan yang disediakan dan dihidangkan dirumah - Jenis : lebih banak mengkonsumsi sumber energi dan juga sayuran seperti labu siam, jagung dan tomat. - Jumlah : masing-masing anggota keluarga sesuai dengan kebutuhan kalori anggota keluarga. Kebiasaan berolahraga : - Bapak Wartim tidak melakukan olahraga secara teratur namun setiap Bpk. Wartim berkerja bpk. Wartim memilih berjalan kaki untuk sampai tempat kerjanya. - Ibu Sukadmi tidak melakukan olahraga secara teratur. Kebiasaan minum alcohol : - Ya, Tn.X sering mengkonsumsi alcohol sejak tahun 1974 – 1986 jenis Bakardi, Mansion, dan Wine dengan frekuensi minum tidak tentu. Kebiasaan merokok : - Ya, Tn.X sering merokok sejak tahun 1977 – 1986 jenis Bentoel Biroe sebanyak 24 batang perhari. Deskripsikan mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga :

Bpk. Wartim mempunyai kebiasaan memakan jengkol pada saat masih muda namun ketika Bpk.wartim mengalami nyeri dada bp.wartim sudah tidak mengkonsumsi jengkol. Bpk. Wartim pernah mengkonsumsi alkohol namun saat ini sudah berhenti. Bpk. Wartim juga mempunyai kebiasaan merokok, dalam satu hari dapat menghabiskan rokok sampai dua bungkus, namun saat ini sudah berhenti merokok. Bpk.wartim mempunyai kebiasaan mengkonsumsi daun singkong dan bayam namun sejak bp.wartim mengalami nyeri dan kaku dibagian kaki kanan pengkonsumsian daun singkong dan bayam sudah dihentikan. VI.

LINGKUNGAN HIDUP KELUARGA a. Lingkungan perumahan keluarga : - Jenis perumahan : Area tempat tinggal permanen - Higiene lingkungan rumah : Bersih namun tidak teratur - Keamanan lingkungan keluarga : Aman - Paparan zat/partikel yang mungkin terjadi di lingkungan rumah adalah : lainnya b. Lingkungan pekerjaan anggota keluarga : - Jenis pekerjaan : Bekerja sebagai buruh pekerjaan fisik dilapangan - Resiko pekerjaan yang dapat terjadi sesuai dengan pekerjaannya adalah : paparan zat berbahaya

-

Paparan zat atau partikel yang mungkin terjadi dilingkungan pekerjaan adalah : Tiner dan Cat lainnya c. Lingkungan sosial keluarga : - Keluarga menjadi anggota perkumpulan sosial dilingkunganya : ya, yakni mengikuti arisan di tingkat rt dan rw - Kedudukan keluarga ditengah lingkungan sosial adalah dihormati sewajarnya. d. Deskripsikan mengenai Lingkungan Hidup Keluarga: Keluarga Bpk.wartim mempunyai hubungan yang baik dengan tetangga sekitar rumah. Ibu. Wartim menjadi anggota perkumpulan social yakni mengikuti arisan rt dan rw namun saat ini ibu wartime jarang mengikuti arisan dikarenakan sibuk mengurus cucu. Lingkungan disekitar rumah Bpk.wartim berih dan aman. Perkerjaan Bpk.wartim berhubungan dengan tinner dan cat tembok, namun saat ini sudah tidak berkerja lagi karna nyeri dada yang dialaminya. Sekarang Bpk.wartim berkerja sebagai buruh perkerja fisik dilapangan.

VII. MASALAH KESEHATAN YANG ADA DALAM KELUARGA a. Hasil Anamnesis sebagai berikut : Nama : Tn. Wartim Usia : 56 tahun Pekerjaan : Kuli angkat harian Keluhan Utama : Nyeri Dada sebelah kiri sejak tahun 1986 hingga saat ini RPS : - Awalnya terasa sesak dan nyeri semakin hari semakin memburuk - Nyeri Dada sebelah kiri menjalar hingga ke punggung belakang saja - Muncul gejala lebih sering saat sedang beristirahat atau saat sedang tidur malam hari sehingga mengganggu tidur malam . - Aktifitas bekerja tidak terganggu Keluhan tambahan : - Penglihatan sempat agak kabur namun saat ini sdh hilang - Kaki terasa kaku dan berat setelah mengkonsumsi daun pepaya - Terkadang saat gejala muncul sampai merasa lemas dan lunglai - Nyeri perut bagian bawah, sehingga sulit BAK dan BAB agak sedikit terganggu - Bagian penis agak sedikit panas dan sakit saat BAK. RPO : - Awal berobat di klinik daerah kuningan rasuna said epicentrum dan diberikan obat putih tablet kecil dan gejala membaik dan ketika dihentikan gejala timbul kembali. - Ke klinik DMS Mahakam kemudian didiagnosis gangguan pada jantung dan dirujuk ke RS Fatmawati.

-

Di S Fatmawati dilakukan pemeriksaan darah, lidah dan airseni dan diagnosis adanya gangguan di “selang jantung”. Kemudian dilakukan pengobatan rawat jalan rutin 1 bulan 2 kali. - Tahun 2012 harus dirawat dan tidak dapat dilakukan karena keterbatasan biaya. RPK : Hipertensi + RPD :RP Sosial : - Merokok 24 batang perhari , sejak tahun 1977 s/d 1986 - Minum alcohol sejak 1974 s/d 1986 jenis Bakardi, Mansion, dan Wine dengan frekuensi minum tidak tentu. - Makanan sehari-hari lebih sering konsumsi sayuran seperti oong dan jagung dan ikan basah seperti bandeng - Olahraga : jalan kaki setiap pagi hari b. Hasil Pemerikasaan sebagai berikut : Bapak. wartim -

Tekanan darah

: kanan: 130/90 kiri: 120/80

-

Nadi

: 64 x/menit

-

Pernapasan

:

-

Suhu

: 37,2

-

BB / TB

:

-

Tekanan darah

: 130/90

-

Nadi

: 72 x/menit

-

Pernapasan

:

-

Suhu

: 37,4

-

BB / TB

:

Ibu wartim

VIII. Masalah kesehatan yang ada dalam keluarga 1. Bpk. Wartim : Angina pectoris, Infark miokard, Batu kandung kemih, Gastritis, Hipertensi. 2. Anak Bpk. Wartim : Pernah Tuberkulosis.

IX.

Rencana pemeliharaan kesehatan pada keluarga

Tujuan Kegiatan Membantu Tn. W memahami penyakit Angina pectoris & Infark Miokard, Batu Kandung Kemih, Hipertensi, Gastritis, Tuberkulosis.

Membantu Tn. W memahami pencegahan perburukan penyakit.

Materi Kegiatan

Cara Pembinaan

Sasaran Individu

Tanda – tanda, Faktor resiko, Pengobatan, Komplikasi penyakit.

Memberikan informasi penyakit melalui presentasi maupun gambar interaktif.

Tn. Wartim (60 Thn)

Makanan, minuman, kegiatan yang harus dihindari maupun di tambahkan.

Memberikan daftar makanan, minuman, ataupun kegiatan Pola Hidup Sehat dan Bersih

Ibu Wartim (48 Thn)

Lampiran Gambar Gbr. 1 : Lingkungan sekitar Rumah Bpk. Wartim.

Gbr. 2 : Keadaan rumah Bpk. Wartim (Ruang tamu).

Gbr 3 : Kamar Tidur

Gbr. 4 : Dapur & Kamar Mandi.

Gbr. 5 : Fentilasi Rumah & Pencahayaan

Gbr 4 : Hasil Pemeriksaan Kesehatan & Obat – Obatan yang dikonsumsi Bpk. Wartim.

Daftar Pustaka -

Materi kuliah Praktik dokter keluarga, Lucy Widasari, FKUPN

-

Kedudukan dokter keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan, Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Subdept. Kedokteran Keluarga, FKUI

-

www.ppjk.depkes.go.id

Related Documents


More Documents from "Muhammida Fahriana"