Makalah Kelompok 2- Instrumen Keuangan (psak 55, 50 Dan 71)

  • Uploaded by: lia ganni
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kelompok 2- Instrumen Keuangan (psak 55, 50 Dan 71) as PDF for free.

More details

  • Words: 5,178
  • Pages: 23
Loading documents preview...
SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

Makalah Instrumen Keuangan: Pengakuan & Pengukuran, serta Penyajian (PSAK 55, PSAK 50 dan PSAK 71)

oleh Kelompok 2 :

VIKA RAHMIATI

1710536008

DYNI ANANDA PUTRI

1710536009

PROGRAM S1 AKUNTANSI INTAKE DIII FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 2019

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intrumen keuangan adalah aset yang dapat diperjual belikan dalam bentuk apapun, baik dalam bentuk kas, bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak kontraktual untuk menerima atau memberikan uang tunai atau instrumen keuangan lainnya. Instrumen keuangan dari suatu entitas akan tergambarkan dalam laporan keuangan yang diserahkan oleh entitas. Untuk itulah diperlukan pengakuan dan pengukuran, penyajian serta pengungkapan terhadap instrument keuangan tersebut, agar instrumen-intrumen tersebut dapat memberikan informasi mengenai kemampuan dan kinerja dari entitas serta berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam mengambil suatu keputusan. Dalam melakukan pengakuan dan pengukuran, penyajian serta pengungkapan terhadap instrumen keuangan tentu harus sesuai dengan standarstandar akuntansi yang telah ditetapkan, yaitu PSAK 50 yang membahas mengenai instrumen keuangan : penyajian, PSAK 55 yang membahas tentang instrumen keuangan : pengakuan dan pengukuran serta PSAK 60 yang membahas tentang instrument keuangan : pengungkapan. Dalam makalah ini, PSAK yang dibahas hanya PSAK 50 mengenai penyajian serta PSAK 55 mengenai pengakuan dan pengukuran. Dimana dalam makalah ini nantinya juga akan dibahas mengenai PSAK 71 yang akan menggantikan PSAK 55 yang sebelumnya berlaku. PSAK 71 akan efektif digunakan per tanggal 1 Januari 2020 nanti. Jika dalam PSAK 55 kewajiban pencadangan muncul setelah terjadi peristiwa yang mengakibatkan risiko gagal bayar, maka PSAK 71 memandatkan korporasi menyediakan pencadangan sejak awal periode kredit.

BAB II PEMBAHASAN I. PSAK 55 Instrumen Keuangan : Pengukuran dan Pengakuan

1. Tujuan PSAK 55 Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan.

2. Ruang Lingkup PSAK 55 Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis isntrumen keuangan, kecuali untuk : a. Penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi dan ventura bersama. b. Hak dan kewajiban dalam sewa. c. Hak dan kewajiban pemberi kerja. d. Instrumen keuangan terbitan entitas. e. Hak dan kewajiban yang timbl dalam kontrak asuransi. f. Kontrak antara pengakuisisi dan penjual dalam kombinasi bisnis. g. Komitmen pinjaman yang diberikan selain dari yang dijabarkan.

3. Defenisi Instrumen Keuangan Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Aset keuangan meliputi setiap aset yang menimbulkan hak kontraktual untuk menerima kas atau keuangan lainnya.Liabilitas keuangan meliputi setiap kewajiban kontrak untuk membayar kas atau aset keuangan.Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atau aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.

4. Definisi derivatif Melekat Derivatif melekat merupakan komponen dari instrumen campiran atau instrumen yang digabungkan dimana didalamnya termasuk pula kontrak utama nonderivatif, yang mengakibatkan sebagian arus kas yang berasal dari instrumen yang digabungkan

bervariasi seperti derivatif yang berdiri sendiri. Derivatif melekat menyebabkan sebagian atau seluruh kas yang dipersyaratkan dalam kontrak, dimodifikasi menurut variabel yang telah ditentukan, antara lain suku bunga, harga isntrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau suku bunga. Derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya dan dicatat sebagai derivatif berdasarkan pernyataan ini jika dan hanya jika : a. Karakteristik ekonomi dan resiko dari derivatif melekat tdak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan resiko dari kontrak utama. b. Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai derivatif. c. Instrumen campuran tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (dengan kata lain derivatif yang melekat pada aset keuangan atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi tidak dipisahkan).

Akuntansi Derivatif a. Dicatat dalam neraca sebagai aset atau kewajiban. b. Pada nilai wajar. c. Perubahan atas nlau derivatif dicatat melalui laporan laba rugi kecuali net investment hedge.

5. Kualifikasi Instrumen Keuangan a. Aset Keuangan 1. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi Aset keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.Contohnya, aset derivatif yang ivestasi dalam instrumen utang dan ekuitas yang dimiliki dalam portofolio diperdagangkan.

2. Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan

untuk

memiliki

aset

keuangan

tersebut

hingga

jatuh

tempo.Contohnya, investasi dalam instrumen utang yang mempuyai kuotasi harga dimana entitas memiliki niat dan mampu memiliki hingga jautuh tempo.

3. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi harga dipasar aktif. Contohnya, piutang usaha, pinjaman yang diberikan dan piutang wesel.

4. Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual aset keuangan yang dirancang sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam ketiga kategori diatas. Contohnya, investasi dalam instrumen utang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kategori lain.

b. Liabilitas Keuangan 1. Liabiliats Keuangan yang Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi Liabilitas keuangan baik yang dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar melalu laba rugi.Contohnya, liabilitas derivatif dan liabilitas diperdagangkan lainnya.

2. Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi Semua liabilitas lainya selain daripada liabilitas yang dinilai pada nilai wajar melalui laba rugi. Contohnya, utang usaha, utang wesel dan efek utang yang diterbitkan. c. Taining Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yag lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo. Terdapat pengecualian atas aturan tainting tersebut jika penjualan atau reklasifikasi tersebut : 1. Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali. Contohnya, kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo.

2. Terjadi setelah entitas telah memperoleh secara substansialseluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah memperoleh pelunasan dipercepat. 3. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali entitas, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.

6. Pengukuran Instrumen Keuangan a. Pengukuran Awal Pada saat pengukuran awal, entitas pada umumnya mengukur aset keuangan menggunakan akuntansi tanggal transaksi pada nilai wajar ditambah biaya transaksi kecali aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada awalnya hanya diakui pada nilai wajar. Biaya transaksi adalah biaya-biaya tambahan seperti biaya pendaftaran dan komisi lain yang ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada penasehat hukum, akuntan, dan penasehat profesional lain, biaya percetakan dan materai. Biaya transaksi ini meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen, konsultan, perantara efek dan pedagang efek berupa pungutan wajib yang dilakukan oleh pihak regulator dan bursa efek, serta pajak dan bea yang dikenakan atas transfer yang dilakukan. Biaya-biaya transaksi tidak termasuk premium dan diskonto utang, biaya pendanaan.Biaya penyimpanan maupun administrasi.

b. Pengukuran Berikutnya Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar, biaya perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi apakah nilai wajar dapat ditentuka dengan andal. Pengukuran awal dan pengukuran berikutnya atas instrumen keuangan dan perlakuan akuntansi atas perubahan nilai wajar (keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi) diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Biaya Perolehan Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang diselesaikan, termasuk biaya transaksi. Setelah perolehan awal, hanya satu tipe instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan yaitu investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dipasar aktif dan nilai

wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dipasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan.

2. Biaya Perolehan Diamortisasi Setelah pengukuran awal, kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dilaporan posisi keuangan.Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo seperti pinaman yang diberikan dan piutang serta liabilitas keuangan lainnya. Biaya perolehan diamortisasi adalah biaya perolehan dan aset atau liabilitas setelah disesuaikan jika layak untuk mencapai suatu suku bunga efektif yang konstan selama umur aset atau liabilitas. Dengan kata lain, biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dikurangi pembayaran pokok, ditambah dan dikurangi dengan akumulasi amortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif dan dikurangi penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.

3. Nilai Wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan pada umumnya diukur pada nilai wajar dilaporan posisi keuangan seperti aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi, aset keuangan tersedia untuk dijual, dan liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.

7. Penghentian Pengakuan a. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika : 1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir. 2. Entitas mentransfer aset keungan yang memenuhi kriteria penghentian pengakuan.

b. Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan dari neracanya, jika dan hanya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

8. Lindung Nilai Lindung nilai merupakan derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai; atau aset keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai (hanya untuk lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar mata uang asing), yang nilai wajar atau arus kasnya diperkirakan dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai. a. Penetapan Item yang Dilindung Nilai 1)

Jika item yang dilindung nilai merupakan aset nonkeuangan atau liabilitas nonkeuangan, maka item tersebut ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai (a) terhadap risiko perubahan nilai tukar, atau (b) untuk keseluruhan nilainya terhadap seluruh risiko, karena adanya kesulitan untuk memisahkan dan mengukur secara tepat bagian atas perubahan arus kas atau nilai wajar yang disebabkan oleh risiko spesifik selain dari risiko perubahan nilai tukar.

2)

Aset atau liabilitas yang serupa dijumlahkan dan dilindung nilai sebagai sebuah kelompok hanya jika secara individual aset atau liabilitas dalam kelompok tersebut memiliki eksposur risiko yang ditetapkan sebagai risiko yang dilindung nilai.

3)

Entitas menilai efektivitas lindung nilai dengan membandingkan perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas atas instrumen lindung nilai (atau kelompok instrumen serupa yang melindung nilai) dengan item yang dilindung nilai (atau kelompok item serupa yang dilindung nilai).

b. Akuntansi Lindung Nilai 1. Lindung Nilai Atas Nilai Wajar Merupakan lindung nilai terhadap : -

Perubahan nilai wajar atas aset atau kewajiban yang telah diakui.

-

Komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi dari aset, kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang dapat

diatribusikan pada risiko tertentu dan dapat memengaruhi laporan laba rugi. Dicatat sebagai: -

keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran kembali instrumen lindung nilai pada nilai wajar (untuk instrumen lindung nilai derivatif) atau komponen mata uang asing dari nilai tercatat yang diukur berdasarkan PSAK diakui pada laba rugi .

-

keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai dengan menyesuaikan nilai tercatat item yang dilindung nilai dan diakui pada laba rugi.

-

Ketentuan ini berlaku jika item yang dilindung nilai tidak diukur pada biaya perolehan.

-

Pengakuan keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai pada laba rugi diterapkan jika item yang dilindung nilai merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.

2. Lindung Nilai Atas Arus Kas Merupakan lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang: - Dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau kewajiban yang telah diakui (misalnya seluruh atau sebagian . - Pembayaran bunga di masa depan atas utang dengan suku bunga variabel) atau yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi, dan - Dapat memengaruhi laporan laba rugi.

Lindung nilai arus kas dicatat sebagai: - bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam pendapatan komprehensif lain; dan - bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai diakui dalam laba rugi.

Jika suatu lindung nilai kemudian menimbulkan pengakuan suatu aset atau liabilitas keuangan, maka keuntungan atau kerugian terkait yang sebelumnya diakui pendapatan komprehensif direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian.Untuk aset non keuangan dimasukkan sebagai haga perolehan.

3. Lindung Nilai Atas Investasi Neto Pada Operasi di Luar Negeri - Hal ini sama seperti lindung nilai pada arus kas - Lindung nilai yang efektif untuk diungkapkan dalam modal ekuitas - Lindung nilai yang tidak efektif untuk diungkapkan dalam laporan laba rugi - Operasi asing di bidang mata uang asing c. Kriteria Lindung Nilai 1. Pada saat dimulainya lindung nilai terdapat penetapan dan pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen risiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai. 2. Lindung nilai diharapkan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas. 3. Untuk lindung nilai atas arys kas, suatu prakiraan transaksi yang merupakan subjek dari suatu lindung nilai harus bersifat kemugkinan terjadi dan terdapat eksposur perubahan arus kas yang dapat memengaruhi laporan laba rugi. 4. Efektivitas lindung nilai dapat diukur secara andal. 5. Lindung nilai dinilai secara berkesinambungan dan ditentukan bahwa efektifitasnya sangat tinggi sepanjang periode pelaporan keuangan dimana lindung nilai tersebut ditetapkan.

d. Item Yang Dilindung Nilai 1. Penerbitan utang dengan suku bunga tetap yang telah diantisipasi. 2. Derivatif. 3. Deposito inti tak berwujud. 4. Aliran pendapatan dalam mata uang asing dimasa datang.

e. Instrumen Lindung Nilai 1. Lindung nilai menggunakan aset atau liabilitas keuangan non derivatif. 2. Lindung nilai internal.

3. Lindung nilai terhadap eksposur nilai wajar dari obligasi mata uang asing. 4. Akuntansi lindung nilai : penggunaan opsi yang diterbitkan dalam instrume lindung nilai yang digabungkan. 5. Kontrak derivatif internal yang saling hapus digunakan untuk mengelola risiko suku bunga.

II.

PSAK 50 Instrumen Keuangan : Penyajian

PENDAHULUAN 1) Tujuan PSAK 50 Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pernyataan ini melengkapi prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas dalam PSAK 55 :Intrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran, dan pengungkapan informasi mengenai aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut yang terdapat dalam PSAK 60 : Instrumen Keuangan : Pengungkapan.

2) Ruang Lingkup PSAK 50 1) Diterapkan oleh seluruh entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan, kecuali : a) Penyertaan pada entitas anak, entitas asosiasi, atau ventura b) Hak dan kewajiban pemberi kerja c) Kontrak asuransi d) Instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 62 e) Instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran berbasis saham 2) Diterapkan pada kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan yang dapat diselesaikan : a) Secara neto dengan kas atau instrument keuangan lain, atau; b) Dengan mempertukarkan instrumen keuangan, seolah-olah kontrak tersebut adalah instrument keuangan, dengan pengecualian untuk kontrak yang disepakati dan dimaksudkan untuk terus dimiliki dengan tujuan untuk

menerima atau menyerahkan item nonkeuangan sesuai dengan persyaratan pembelian, penjualan, atau penggunaan yang diperkirakan oleh entitas.

3) Pengertian Istilah-istilah dalam PSAK 50 1. Aset Keuangan Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk : a. Kas b. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain c. Hak kontraktual : -

Untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari entitas lain; atau

-

Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas tersebut

d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan : -

Non derivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas; atau

-

Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrument ekuitas yang diterbitkan entitas.

2. Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. 3. Instrumen Keuangan Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. 4. Puttable Instrument (instrumen yang mempunyai fitur opsi jual) Puttable instrument adalah instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrumen kepada penerbit dan memperoleh kas atau aset keuangan lain atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit pada saat terjadinya pada saat terjadinya suatu

peristiwa yang tidak pasti di masa depan atau kematian atau purnakarya dari pemegan instrumen. 5. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa : a. Kewajiban kontraktual : -

Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau

-

Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut;

b. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu : -

Non derivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau

-

Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.

6. Nilai wajar Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

PENYAJIAN 1) Liabilitas dan Ekuitas Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrument ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrument ekuitas Suatu intrumen keuangan dikatakan sebagai instrument ekuitas jika, dan hanya jika, dua kondisi berikut terpenuhi, yaitu : a) Intrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual : -

Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau

-

Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit

b) Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan : -

Nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau

-

Derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.

A. Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual Instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual mencakup kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrument tersebut dan menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan eksekusi opsi jual tersebut. Instrumen keuangan yang mencakup kewajiban tersebut dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memenuhi fitur-fitur berikut : a) Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorate aset neto entitas pada saat entitas dilikuidasi. b) Instrumen berada dalam kelas instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh kelas instrumen lain. c) Seluruh instrumen keuangan yang berada pada kelas instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh kelas instrument lain memiliki fitur yang identik. d) Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrument dan menerima kas atau aset keuangan lain, instrument tersebut tidak tersebut tidak termasuk kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain, atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dalam kondisi dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan bagi entitas tersebut, dan bukan suatu kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.

e) Jumlah arus kas yang diharapkan yang dapat diatribusikan ke instrumen selama umur instrumen didasarkan secara substansial pada laba rugi, perubahan dalam aset neto yang diakui atau perubahan dalam nilai wajar aset neto entitas yang diakui atau yang belum diakui selama umur instrumen (tidak termasuk setiap dampak dari instrument).

B. Instrumen, atau Komponen Instrumen, yang Mensyaratkan Kewajiban kepada Entitas untuk Menyerahkan kepada Pihak Lain Bagian Prorata aset Neto Entitas Hanya pada saat Likuidasi Beberapa instrumen keuangan termasuk kewajiban kontraktual bagi entitas penerbit untuk menyerahan kepada entitas lain bagian prorata aset neto hanya pada saat likuidasi. Kewajiban timbul karena likuidasi pasti terjadi dan berada di luar kendali entitas (sebagai contoh, umur entitas yang terbatas) atau tidak pasti terjadi namun berdasarkan opsi dari pemegang instrument. Sebagai pengecualian dari definisi liabilitas keuangan, suatu instrument yang mencakup kewajiban tersebut diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki seluruh fitur berikut: a) Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorata aset neto entitas pada saat entitas dilikuidasi. b) Instrumen berada pada kelas instrument yang merupakan subordinat dari seluruh kelas instrument lain. c) Seluruh instrumen keuangan yang berada pada kelas instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh kelas instrumen lain harus memiliki kewajiban kontraktual identik bagi entitas penerbit untuk menyerahkan bagian prorate aset neto pada saat likuidasi.

C. Reklasifikasi Instrumen yang Mempunyai Fitur Opsi Jual dan Instrumen yang Mensyaratkan Kewajiban Entitas untuk Menyerahkan kepada Pihak Lain Bagian Prorata Aset Neto Entitas Hanya pada Saat Likuidasi. Ekuitas mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai instrument ekuitas sejak tanggal ketika instrumen memiliki seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang telah ditentukan. Entitas mereklasifikasi instrumen keuangan sejak tanggal ketika instrumen tidak lagi memiliki seluruh instrument tanpa opsi jual yang diterbitkan dan setiap instrument yang mempunyai fitur opsi

jual yang masih beredar memiliki seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang telah ditentukan. Entitas menghitung reklasifikasi instrumen sebagai berikut: a) Entitas mereklasifikasi instrumen ekuitas sebagai liabilitas keuangan sejak tanggal ketika instrumen tidak lagi memiliki seluruh fitur. Liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar instrumen tersebut pada tanggal reklasifikasi. Entitas mengakui dalam ekuitas setiap perbedaan antara jumah tercatat dan instrument ekuitas dan nilai wajar liabilitas keuangan pada tanggal reklasifkasi. b) Entitas mereklasifikasi liabilitas keuangan sebagai ekuitas sejak tanggal ketika instrumen memiliki seluruh fitur. Instrumen ekuitas diukur pada jumlah tercatat liabilitas keuangan pada tanggal reklasifikasi.

D. Tanpa Kewajiban Kontraktual untukMenyerahkan Kas atau Aset Keuangan Lain Fitur penting dalam membedakan antara liabilitaskeuangan dan instrumen ekuitas adalah adanyakewajiban kontraktual salah satu pihak dari instrumen keuangan (penerbit), untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pihak lain (pemegang), atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan pemegang instrumen ekuitas dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan pihak penerbit. Meskipun pemegang instrumen ekuitas mungkin berhak menerima dividen atau bentuk distribusi ekuitas lain secara prorata, penerbit tidak memiliki kewajiban kontraktual untuk melakukan distribusi tersebut karena penerbit instrumen ekuitas tidakdiwajibkan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pihak lain.

E. Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas yang Diterbitkan Entitas Suatu kontrak bukan merupakaninstrumen ekuitas hanya semata-mata karena kontrak tersebut menyebabkan entitas menerimaatau menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkannya. Entitas mungkin memiliki hak atau kewajiban kontraktual untuk menerima atau menyerahkan saham yang diterbitkan atau instrumen ekuitas lain dalam jumlah yang bervariasi sehingga nilai wajar dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas yang akan diterima

atau

diserahkan

tersebut

setara

dengan

nilai

hak

atau

kewajiban

kontraktualnya. Hak atau kewajiban kontraktual tersebut dapat berupa nilai yang telah ditetapkan atau nilai yang berfluktuasi, baik sebagian maupun seluruhnya, bergantung pada perubahan variabelnya selain dari harga pasar instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut (contohnya tingkat suku bunga, harga komoditas, atau harga instrumen keuangan).

F. Ketentuan Penyelesaian Kontijensi Instrumen keuangan dapat mensyaratkan entitas untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain atau jika tidak, menyelesaikannya sebagaimana jika instrumen tersebut merupakan liabilitas keuangan, dalam keadaan terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa depan (atau hasil dari keadaan yang tidak pasti) yang berada di luar kendali penerbit maupun pemegang instrumen, seperti perubahan dalam indeks pasar modal, indeks harga konsumen, suku bangsa atau ketentuan perpajakan, atau pendapatan, laba neto, atau rasio uang terhadap modal penerbit dimasa depan. Penerbit instrumen tersebut tidak memiliki hak tanpa syarat untuk tidak menyerahkan kas atau aset keuangan lain (atau jika tidak, untuk menyelesaikan seperti jika instrumen tersebut berupa liabilitas keuangan bagi penerbit, kecuali jika: a) Bagian dari penyelesaian kontinjensi yang mensyaratkan penyelesaian secara kasnatau melalui penyerahan aset keuangan lain b) Penerbit dapat disyaratkan untuk menyelesaikan kewajibannya dengan atau penyerahan aset keuangan lain c) Instrumen tersebut memiliki seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang telah ditentukan

G. Pilihan Penyelesaian Jika instrumen keuangan derivatif memberi kepada salah satu pihak pilihan cara penyelesaian (contohnya penerbit atau pemegang instrumen saham dengan kas), maka instrumen tersebut adalah aset keuangan atau liabilitas keuangan, kecuali jika seluruh alternatif penyelesaian yang ada menjadikannya sebagai instrumen ekuitas.

2) Intrumen Keuangan Majemuk Penerbit

instrument

keuangan

nonderivatif

mengevaluasi

persyaratan

instrumen keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen liabilitas dan ekuitas. Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang : a) Menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan b) Memberikan opsi bagi pemegang instrument untuk mengkonversi instrumen keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan 3) Saham Tresuri Jika entitas memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, maka instrumen tersebut (saham tresuri) dikurangkan dari ekuitas.Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrument ekuitas entitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi. Saham tresuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam kelompok usaha yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan atau diterima diakui secara langsung di ekuitas. 4) Bunga, Dividen, dan Keuntungan Bunga, dividen, dan keuntungan yang terkait dengan instrumen keuangan atau komponen yang merupakan liabilitas keuangan diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laba rugi. Distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas diakui oleh entitas secara langsung dalam ekuitas.Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas, dicatat sebagai pengurang ekuitas. 5) Saling Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, entitas : a) Saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan b) Berintensi untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan\ Dalam akuntansi untuk pengalihan aset keuangan yang tidak memenuhi kualifikasi penghentian pengakuan, entitas tidak dapat melakukan saling hapus aset keuangan yang dialihkan dan liabilitas terkait. Pernyataan ini mensyaratkan penyajian aset keuangan dan liabilitas keuangan secara neto jika penyajian tersebut mencerminkan arus kas masa depan yang

diharapkan entitas dari penyelesaian dua atau lebih instrument keuangan terpisah. Saling hapus antar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diakui dan penyajian jumlah neto berbeda dengan penghentian pengakuan aset keuangan atau liabilitas keuangan. Hak untuk melakukan saling hapus merupakan hak hukum debitur, baik dalam bentuk kontrak maupun cara lain, untuk menyelesaikan atau mengeliminasi seluruh atau sebagian jumlah yang dibayarkan kepada kreditur dengan cara membandingkan jumlah yang harus dibayarkan dan piutang kepada kreditur yang bersangkutan. Adanya hak yang dapat dipaksakan untuk saling hapus atas aset keuangan dan liabilitas keuangan mempengaruhi hak dan kewajiban yang terkait dengan aset keuangan dan liabilitas keuangan, serta mungkin mempengaruhi eksposur entitas atas resiko kredit dan resiko likuiditas. Kondisi ketika aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan umumnya tidak dapat dipenuhi dan saling hapus biasanya tidak tepat jika : a) Beberapa instrument keuangan yang berbeda digunakan untuk meniru fitur yang terdapat dalam instrument keuangan tunggal (instrumen sintetis) b) Aset keuangan dan liabilitas keuangan timbul dari instrumen keuangan dengan eksposur risiko utama yang sama c) Aset keuangan atau aset lain dijaminkan sebagai agunan untuk liabilitas keuangan yang bersifat non-recourse d) Aset keuangan ditempatkan oleh debitur dalam wali amanat untuk keperluan pelunasan kewajiban tanpa aset keuangan tersebut diterima oleh kreditur pada saat penyelesaian kewajiban e) Kewajiban yang timbul akibat dari kejadian yang menyebabkan kerugian diperkirakan dapat dipulihkan melalui pihak ketiga dengan klaim kontrak asuransi.

III.

PSAK 71 PSAK 71 tentang Instrumen Keuangan yang diadopsi dari IFRS 9 Financial Instruments telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 26 Juli 2017 yang berlaku efektif 1 Januari 2020. PSAK 71 nantinya akan menggantikan PSAK 55 yang sebelumnya berlaku.

Latar belakang diadopsinya PSAK 71 ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: -

Kompleksitas

dan rule

based dalam

penentuan

klasifikasi

instrumen

keuangan. -

Penentuan impairment dianggap terlambat dan tidak merefleksikan fakta saat kondisi krisis ekonomi.

-

Tidak fleksibel dan tidak merefleksikan strategi manajemen risiko.

Dalam PSAK 71, selain membahas mengenai klasifikasi aset keuangan, salah satu poin penting dalam PSAK 71 adalah soal pencadangan atas penurunan nilai aset keuangan yang berupa piutang, pinjaman atau kredit. PSAK 71 berdampak signifikan terhadap laba entitas, khususnya di bidang perbankan, yaitu pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang lebih besar dari sebelumnya. Standar baru ini mengubah secara mendasar metode penghitungan dan penyediaan cadangan untuk kerugian akibat pinjaman yang tak tertagih. Jika dalam PSAK 55 kewajiban pencadangan muncul setelah terjadi peristiwa yang mengakibatkan risiko gagal bayar, maka PSAK 71 memandatkan korporasi menyediakan pencadangan sejak awal periode kredit. Kini, dasar pencadangan adalah ekspektasi kerugian kredit (excpected credit loss) dimasa mendatang berdasarkan berbagai faktor, termasuk didalamnya proyeksi ekonomi dimasa mendatang. Berdasarkan standar akuntansi baru ini, artinya korporasi harus menyediakan cadangan kerugian atas penurunan nilai kredit (CKPN) untuk seluruh kategori kredit atau pinjaman baik itu yang berstatus lancar maupun macet. Untuk kredit lancar misalnya, korporasi menyediakan CKPN berdasarkan ekspektasi kerugian kredit dalam 12bulan mendatang. Yang artinya korporasi harus menyediakan nilai pencadangan atas kredit atau piutang tak tertagih lebih besar dibandingkan sebelumnya. Berikut beberapa perbedaan utama PSAK 55 (revisi 2014) dengan PSAK 71 (2017): Poin

PSAK 71

PSAK 55

Penentuan

Berdasarkan model bisnis

Berdasarkan intensi

Klasifikasi Aset

dengan SPPI(Solely Payments manajemen

dan Liabilitas

of Principal & Interest test)

Keuangan Klasifikasi Aset Keuangan

- Fair Value

-

through Profit/Loss (FVPL) -

Held to Maturity (HTM) Fair Value

.

through Profit/Loss Loa

- Fair Value through Other Comprehensive Income (F

n and Receivables (LR) -

Available for Sale (AFS)

VOCI) - Amortised Cost (AC)

Reklasifikasi Aset

Apabila terdapat perubahan

Diperbolehkan, untuk

Keuangan

model bisnis Perusahaan

kondisi tertentu (tidak terkena tainting rules)

Tainting Rules

Dihapuskan

Berlaku untuk reklasifikasi kategori HTM ke AFS melebihi batas material

Hedge Accounting

- Persyaratan dan dokumentasi lebih

dan dokumentasi lebih ri

sederhana.

nci.

- Berhubungan langsung den

sung dengan

manajemen risiko.

strategi manajemen risik

dengan tujuan manajemen risiko

ment

- Tidak ada hubungan lang

gan strategi

- Penilaian efektivitas sesuai

PendekatanImpair

- Persyaratan

Expected Credit Loss (ECL)

o Bank - Penilaian efektivitas 80 % ‐ 125% Incurred Loss

BAB III PENUTUP Kesimpulan Informasi akuntansi harus memiliki relevansi nilai yang bermanfaat bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Penggunaan informasi akuntansi yang akurat oleh pengguna laporan keuangan (investor, kreditor, dan calon kreditor) memiliki peran yang besar yaitu sebagai dasar pertimbangan apakah investasi yang akan dilakukan nantinya akan mendapatkan keuntungan dankerugian dari kegiatan investasi. Sehingga pada proses penyajian

dan pengungkapan

instrumen

keuangan

harus

sesuai dengan

standar-

standar akuntansi yang berlaku yaitu PSAK No.55 tentang pengakuan dan pengukuran dan PSAK No.50 tentang penyajian. Yang mana nantinya ditahun mendatang akan disempurnakan oleh PSAK 71 yang akan menggantikan PSAK 55 yang sebelumnya berlaku. Definisi instrument keuangan menurut PSAK 55 adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrument ekuitas entitas lain. Di dalam PSAK 55 juga akan dinyatakan definisi derivatif melekat, kualifikasi instrumen keuangan, pengukuran instrument keuangan, penghentian pengakuan hingga lindung nilai. Definisi instrumen keuangan yang dinyatakan PSAK 55 sama dengan yang dinyatakan oleh PSAK 50. Dalam PSAK 50 terdapat pernyataan mengenai penyajian instrumen keuangan, mulai dari liabilitas dan ekuitas hingga saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. PSAK 71 merupakan PSAK yang akan menggantikan PSAK 55 yang membahas tentang Instrumen Keuangan yang diadopsi dari IFRS 9 Financial Instruments yang telah disahkan oleh DSAK IAI. Di dalam PSAK 71, selain pembahasan mengenai klasifikasi aset keuangan, salah satu poin penting dalam PSAK 71 adalah mengenai pencadangan atas penurunan nilai aset keuangan yang berupa piutang, pinjaman atau kredit.

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia.2015. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/5841/5374 (diakses pada 30 Agustus 2019). http://mohmadian.blogspot.com/2018/05/perbedaan-utama-psak-55-vs-psak-71.html (diakses pada 31 Agustus 2019). https://id.wikipedia.org/wiki/Instrumen_keuangan

Related Documents


More Documents from "muhammad ikhsan syam bella"