Makalah Keperawatan Paliatif Diabetes Melitus: Di Susun Oleh

  • Uploaded by: Dela Ros
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Keperawatan Paliatif Diabetes Melitus: Di Susun Oleh as PDF for free.

More details

  • Words: 3,474
  • Pages: 19
Loading documents preview...
MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIF DIABETES MELITUS

DI SUSUN OLEH : NAMA

NIM

1. ADELA ROSNADIA

17111024110002

2. AFIFAH NIDA FAUZIAH

17111024110003

3. AMELIA NOVIANTI

17111024110013

4. ANA SAFITRI

17111024110014

5. ROSA AWALIYAH

17111024110102

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR SAMARINDA

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah ST, karena dengan rahmat dan hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah kami yang berjudul “DIABETES MELITUS” Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Paliatif. Tidak lupa juga kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami, dan teman- teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyaknya kekurangan baik pada teknis, penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan

Samarinda, 28 Maret 2019

Penulis

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii BAB I ........................................................................................................................................ 1 PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 1 A.

PENGERTIAN ............................................................................................................. 1

B.

KLASIFIKASI .............................................................................................................. 2 1.

Diabetes Mellitus tipe-1 ............................................................................................ 2

2.

Diabetes Mellitus tipe-2 ............................................................................................ 2

3.

Diabetes Mellitus Gestational ................................................................................... 3

4.

Diabetes Mellitus Tipe Lain ...................................................................................... 3

C.

PATOFISIOLOGI......................................................................................................... 3

D.

TANDA DAN GEJALA ............................................................................................... 4

E.

DIAGNOSA KEPERAWATAN .................................................................................. 5

F.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................. 6

G.

TINDAKAN KEPERAWATAN PALIATIF ............................................................. 10

E.

TUJUAN KEPERAWATAN PALIATIF ................................................................... 10

BAB II..................................................................................................................................... 11 LATIHAN SOAL ................................................................................................................... 11 A. PILIHAN GANDA ........................................................................................................ 11 B. ESSAY ........................................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

ii

BAB I PEMBAHASAN A.

PENGERTIAN Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yangmengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World Health Organization, 2016) Perawatan paliatif merupakan perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga dalam mengoptimalkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah, dan menghilangkan penderitaan.Perawatan paliatif mencangkup seluruh rangkaian penyakit termasuk fisik, intelektual, emosional, sosial, dan kebutuhan spiritual serta untuk memfasilitasi otonomi pasien, mengakses informasi, dan pilihan (National Consensus Project for Quality Palliative , 2013) Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh ketidakmampuan dari organ pankreas untuk memproduksi insulin atau kekurangannya sensitivitas insulin pada sel target tersebut. Abnormalitas pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang ditemukan pada penderita penyakit diabetes mellitus terjadi dikarenakan kurangnya aktivitas insulin pada sel target. (Kerner & Brückel, 2014) Diabetes merupakan salah satu penyakit progresif yang memerlukan penanganan lama dan biaya yang besar. Pasien dengan penyakit progresif tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas, tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang memengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Kebutuhan pasien yang memiliki penyakit pada stadium lanjut tidak hanya pada pemenuhan atau pengobatan gejala fisik, tetapi juga membutuhkan dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual yang dikenal sebagai perawatan paliatif. Diabetes penyakit progresif yang tidak hanya membutuhkan perawatan kuratif dan rehabilitatif tetapi juga

1

perawatan paliatif. Salah satu indikator penting tercapainya perawatan paliatif yang efektif adalah kepuasaan pasien. (Doyle & macDonald, 2010). Berdasarkan perkeni tahun 2011 Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolisme yang bersifat kronis dengan karakteristik hiperglikemia. Seseorang dapat didiagnosa diabetes melitus apabila mempunyai gejala klasik diabetes melitus seperti poliuria, polidipsi dan polifagi diserta dengan gula darah sewaktu ≥200 mg/dL dan gula darah puasa ≥126mg/dL (PERKENI, 2011)

B.

KLASIFIKASI 1. Diabetes Mellitus tipe-1 Diabetes mellitus tipe-1 adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ketidak mampuan tubuh untuk menghasilkan atau memproduksi insulin yang diakibatkan oleh rusaknya sel-β pada pancreas. Diabetes mellitus tipe-1 disebut dengan kondisi autoimun oleh karena sistem imun pada tubuh menyerang sel-sel dalam pankreas yang dikira membahayakan tubuh. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.Diabetes mellitus tipe-1 sering terjadi pada masa anak-anak tetapi penyakit ini dapat berkembang pada orang dewasa. (Kerner & Brückel, 2014) 2. Diabetes Mellitus tipe-2 Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan tipe diabetes yang paling sering ditemukan di dunia. DM Tipe 2 meliputi 90% hingga 95% dari semua populasi DM tipe 1, DM Tipe 2 disebut juga DM tidak tergantung insulin yang terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin. Diabetes mellitus tipe-2 adalah jenis yang paling umum dari diabetes mellitus .Diabetes tipe-2 ditandai dengan cacat progresif dari fungsi sel-β pankreas yang menyebabkan tubuh kita tidak dapat memproduksi insulin dengan baik. Diabetes mellitus tipe-2 terjadi ketika tubuh tidak lagi dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengimbangi terganggunya kemampuan untuk memproduksi insulin. Pada diabetes mellitus tipe-2 tubuh kita baik menolak efek dari insulin atau tidak memproduksi insulin yang cukup untuk mempertahankan tingkat glukosa yang normal. (Kerner & Brückel, 2014) Beberapa pasien dengan diabetes tipe ini akan tetap tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun karena gejala jenis ini dapat berkembang sedikit demi 2

sedikit dan itu tergantung pada pasien . Diabetes tipe-2 sering terjadi pada usia pertengahan dan orang tua, tetapi lebih umum untuk beberapa orang obesitas yang memiliki aktivitas fisik yang kurang. (Kerner & Brückel, 2014) 3. Diabetes Mellitus Gestational Definisi diabetes mellitus gestational adalah intoleransi glukosa pada waktu kehamilan, pada wanita normal atau yang mempunyai gangguan toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan.Diabetes melitus gestational terjadi di sekitar 5–7% dari semua kasus pada kehamilan. (Kerner & Brückel, 2014) 4. Diabetes Mellitus Tipe Lain Diabetes tipe lain ini disebabkan oleh karena kelainan genetic pada kerja insulin, kelainan pada sel- β, penyakit pancreas, endocrinopathies, infeksi, dank arena obat atau zat kimia dan juga sindroma penyakit lain. (Kerner & Brückel, 2014)

C.

PATOFISIOLOGI

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan gula dalam darah yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.Glukosa dalam tubuh dibentuk di dalam hati dari makanan yang dikonsumsi ke dalam tubuh. Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas yang berfungsi untuk memfasilitasi atau mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. Defisiensi insulin ini menyebabkan penggunaan glukosa dalam tubuh menurun yang akan menyebabkan kadar glukosa darah dalam plasma tinggi atau hiperglikemi. Keadaan hiperglikemi ini akan menyebabkan terjadinya glukosuria dikarenakan glukosa gagal diserap oleh ginjal ke dalam sirkulasi darah dimana keadaan ini akan menyebabkan gejala umum diabetes mellitus yaitu polyuria, polydipsia, dan polyphagia. (Kerner & Brückel, 2014)

3

D.

TANDA DAN GEJALA

Menurut Wicak (2009) gejala umum yang ditimbulkan oleh penyakit diabetes melitus dianataranya :

1) Pengeluaran urin (Poliuria) Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam meningkat melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala diabetes melitus dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak sanggup untuk mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang dikeluarkan mengandung glukosa. 2) Timbul rasa haus (Polidipsia) Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa terbawa oleh urinsehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan. 3) Timbul rasa lapar (Polifagia) Pasien diabetes melitus akan merasa cepat lapar,hal ini disebabkan karena glukosa dalam tubuh semakin habis, sedangkan kadar glukosa dalam darah cukup tinggi. 4) Berkeringan banyak Glukosa yang tidak dapat terurai akan dikeluarkan oleh tubuh melalui keringat sehingga pada pasien diabetes melitus akan mudah berkeringat banyak. 5) Lesu Pasien diabetes melitus akan mudah merasakan lesu. Hal ini disebabkan karena pada gukosa dalam tubuh sudah banyak dibuang oleh tubuh melalui keringat atau urin, sehinggu tubuh merasa lesu dan mudah lelah. 6) Penyusutan berat badan Penyusutan berat badan pada pasien diabetes melitus disebabkan karena tubuh terpaksa mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi.

4

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Tidak adekuatnya produksi insulin 2. Kurang volume cairan b/d Diuretic osmosis akibat hiperglikemia 3. Resiko infeksi b/d Peningkatan kadar glukosa darah 4. Keletihan b/d Penurunan produksi energy metabolic

5

F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

N o

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan

TUJUAN

Setelah dilakukan tindakan keperawatan status nutrisi nutrisi kurang dari selama 2x24jam diharapkan kebutuhan tubuh b.d skala outcome : 1. Asupan gizi tidak adekuatnya dipertahankan pada produksi insulin skala 2, ditingkatkan ke skala 4 2. Asupan makanan dipertahankan pada skala 2, ditingkatkan ke skala 4 3. Asupan cairan dipertahankan pada skala 2, ditingkatkan ke skala 4 4. Energi dipertahankan pada skala 2, ditingkatkan ke skala 4

INTERVENSI Manajemen nutrisi : 1.1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan (pasien) untuk memenuhi kebutuhan gizi 1.2. Identifikasi (adanya) alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien

1.3. Tentukan apa yang menjadi prefensi makanan bagi pasien

1.4. Intruksikan pasien mengenai Keterangan : kebutuhannutrisi 1. Sangat menyimpang (yaitu:membahas rentang normal pedoman diet dan 2. Banyak menyimpang paramida makanan) rentang normal 3. Cukup menyimpang rentang normal 1.5. Tentukan kalori 4. Sedikit menyimpang dan jenis nutisi yang rentang normal dibutuhka untuk 5. Tidak menyimpang memenuhi rentang normal persyaratan gizi

6

2.

Kurang volume Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan : cairan b.d diuretic 2.1. Timbang berat badan keperawatan keseimbangan osmosis akibat setiap hari dan hiperglikemia cairan selama 2x24jam monitor status pasien diharapkan skala outcome :

2.2. Jaga intake/asupan 1. Tekanan darah yang akurat dan catat output pasien dipertahankan pada skala 2, ditingkatkan pada skala 4 2.3. Monitor perubahan 2. Berat badan stabil berat badan pasien dipertahankan pada skala sebelum dan setelah 2, ditingkatkan pada skala dialysis 4 3. Kelembaban membran 2.4. Monitor makanan/cairan yang mukosa dipertahankan dikonsumsi dan pada skala 2, ditingkatkan dihitung asupan pada skala 4 kalori harian 4. Keseimbangan intake dan output dalam 24jam dipertahankan pada skala 2.5. Monitor status gizi 2, ditingkatkan pada skala 4 Keterangan : 1. Sangat terganggu 2. Banyak terganggu 3. Cukup terganggu 4. Sedikit terganggu 5. Tidak terganggu

7

3.

Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan peningkatan kadar keperawatan keparahan glukosa darah infeksi selama 2x24jam diharapkan skala outcome : 1. Cairan (luka) berbau busuk dipertahankan pada skala 2, ditingkatkan pada skala 4 2. Nyeri dipertahankan pada skala 3, ditingkatkan pada skala 5 3. Malaise dipertahankan pada skala 3, ditngkatkan pada skala 4 4. Lethargy dipertahankan pada skala 3, ditngkatkan pada skala 5 5. Hilang nafsu makan dipertahankan pada skala 3, ditingkatkan pada skala 5 Keterangan : 1. Berat 2. Cukup berat 3. Sedang 4. Ringan 5. Tidak ada

4.

Kontrol infeksi : 3.1. Lakukan tindakantindakan pencegahan yang bersiat universal 3.2. Pastikan teknik perawatan luka yang tepat

3.3. Tingkatkan intake nutrisi yang tepat 3.4. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya kepada penyedia perawatan kesehatan

3.5. Ajarkan pasien dan anggota keluarga mengeani bagaimana menghindari infeksi

Keletihan b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen energy : penurunan produksi 4.1. Anjurkan pasien keperawatan kelelahan efek energi metabolik mengungkapkan perasaan secara verbal yang mengganggu selama mengenai keterbatasan 2x24jam diharapkan skala yang dialami outcome : 4.2. Pilih intervensi untuk 1. Malaise dipertahankan mengurangi kelelahan baik secara farmakologis pada skala 3, maupun non 8

ditingkatkan

pada

skala 5

farmakologis, tepat

dengan

4.3.Monitor intake/asupan untuk mengetahui dipertahankan ada sumber energy yang adekuat skala 3, ditingkatkan

2. Lethargy

pada skala 5

4.4.Konsulkan dengan ahli gizi mengenai cara 3. Penurunan energy meningkatkan asupan diperthankan pada energy dari makanan skala 2, ditingkatkan pada skala 5 4. Nafsu

4.5. Ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik manajemen waktu untuk mencegah kelelahan pada

makan

menurun dipertahankan

skala 3, ditingatkan pada skala 5 5. Perubahan

status

nutrisi dipertahankan pada

skala

ditingkatkan

3, pada

skala 5

Keteranagan : 1. Berat 2. Cukup berat 3. Sedang 4. Ringan 5. Tidak ada

9

G. TINDAKAN KEPERAWATAN PALIATIF A. Fisik a) Melakukan pengkajian b) Memeriksa kadar GDS dan tekanan darah c) Melakukan perawatan luka B. Psikologis Memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien dan keluarga agar pasien bersemangat memenuhi tuntutan pengobatan dan mengonsumsi terapi obat agar mencapai kesembuhannya C. Sosial Meningkatkan hubungan yang baik dengan orang terdekat sekitar dan melakukan kegiatan lainnya serta menumbuhkan Family support dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan fungsi keluarga dalam membantu penderita DM agar mampu beradaptasi dan mematuhi tindakan self care.

D. Spiritual Memberi motivasi kepada pasien dan keluarga untuk selalu berdoa kepada Tuhan YME agar diberi kesehatan dan kekuatan untuk bertahan terhadap penyakit yang dideritanya serta melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan.

E. TUJUAN KEPERAWATAN PALIATIF 1. Jangka panjang - Meningkatkan kualitas hidup pasien - Mencegah infeksi 2. Jangka pendek - Menjaga luka tetap bersih - Tidak terjadi infeksi

10

BAB II LATIHAN SOAL A. PILIHAN GANDA 1. Seorang klien remaja dengan diabetes mellitus tipe -1 dirawat di gawat darurat karena diabetic ketoasidosis. Apakah hasil pengkajian yang harus perawat catat ? a. Berkeringat dan tremor b. Kelaparan dan hipertensi c. Pilek,kulit basah dan mudah tersinggung d. Napas berbau buah dan penurunan tingkat kesadaran e. Kebingungan dan sakit kepala 2. Seorang klien dengan diabetes mellitus dijelaskan bahwa amputasi kaki diperlukan untuk mempertahankan hidup. Klien sangat marah dan berkata kepada perawat, “ini semua kesalahan penyedia pelayanan kesehatan . saya telah melakukan semua yang telah diminta!” manakah interpretasi keperawatan yang lebih terbaik untuk situasi ini ? a. Mekanisme koping yang di duga/diharapkan b. Mekanisme koping tidak efektif c. Kebutuhan untuk memberitahu pengacara rumah sakit d. Eksplorasi kesalahan pada klien e. Ekspresi kemarahan 3. Perawat melakukan pemeriksaan fisik pada klien dengan DM tipe 2 . hasilnya antara lain glukosa darah puasa 120mg/dL , suhu tubuh 38,4˚c , nadi 88x/menit , frekuensi napas 22x/menit , dan tekanan darah 100/70mmHg . manakah hasil yang paling akan menjadi perhatian perawat . a. Nadi b. Pernapasan c. Suhu tubuh d. Tekanan darah e. Gula darah puasa

11

4. Seseorang laki laki berumur 53tahun dirawat dengan keluhan luka pada kaki kanan. Diagnose diabetes mellitus . nyeri tekan pada ibu jari. Skala nyeri 3 (110) luka dengan diameter 1x1 cm dengan luka berwarna hitam, berbau, tekanan darah 10/90mmHg. Frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas 18x/menit suhu 37,5˚c. apakah masalah keperawatan pada klien tersebut ? a. Nyeri akut b. Hipertensi c. Resiko infeksi d. Kerusakan integritas kulit e. Gangguan perfusi jaringan perifer 5. Seorang perempuan berusia 32 tahun yang menderita diabetes mellitus tipe 1 mengalami gagal ginjal progresif dalam kurun waktu dua tahun terakhir . dialisis belum dilakukan pada psien ini. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda tanda abnormalitas. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan kadar hemoglobin = 9 g/dL. Hematokrit = 28% apus darah tepi menunjukan sel-sel eritrosi dan MCV 94 normositer dan normokromik. Manakah jawaban dibawah ini yang paling mungkin sebagai jawaban penyebab kondisi pasien tersebut ? a. Pendarahan akut b. Leukemia limfosik kronik c. Anemia sideroblast d. Defisiensi erythroprotein e. Defisiensi enzim eritrosit 6. Seorang wanita (33 tahun) berobat ke poli penyakit dalam dengan keluhan selama 3 bulan terakhir selalu merasa lapar dan makan lebih banyak dari biasanya , tetapi mengalami penurunan berat badan sebanyak 6,5kg , tangan gemetar . pemeriksaan fisik : 38,3˚c , nadi 110x/menit , RR 24x/menit dan tekanan darah 160/85mmHg . pada palpasi didapatkan pembesaran kelenjar tiroid. Hasil lab : T3 350mg/dL dan T4 15,1mg/dL . manakah intervensi keperawatan yang paling tepat untuk mengatasi masalah nutrisi pada kasus diatas ? a. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering b. Anjurkan pasien untuk makan makanan selagi hangat c. Anjurkan pasienuntuik mengonsumsi makanan tinggi kalori d. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan rendah lemak nabati e. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan yang mengandung glukosa murni

12

7. Seorang wanita (52tahun) dating berobat ke poli klinik DM untuk melakukan pengontrolan rutin . pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya luka , gula darah sesaat 140mg/Dl . wanita tersebut diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kaki. Manakah pernyataan yang menunjukan pemahaman yang tepat tentang materi yang diajarkan ? a. “saya lebih baik mengukur dan membeli sepatu dipagi hari agar mendapatkan ukuran sepatu yang pas” b. “jika kedinginan, saya tidak menggunakan botol panas untuk menghangatkan, tetapi saya akan menggunakan pemanas elektrik yang lebih aman” c. “saya tidak akan berjalan tanpa alas kaki, sekalipun didalam rumah dengan lantai yang bersih.” d. “jika saya mengalami luka pada kaki, maka perawatannya yaitu dengan cara dibersihkan dengan alcohol dan ditutup dengan plaster yang erat” e. “jika saya duduk dalam waktu yang lama , maka sebaiknya saya duduk posisi kaki menyilang dengan lutut sebagai tumpuan” 8. Serorang wanita (73tahun) datang berobat kepoli klinik RSU dengan keluhan sejak seminggub terakhir sering buang air kecil, banyak makan dan minum , tidak bertenaga dan berat badan menurun, tidak ada riwayat DM sebelumnya. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan gula darah sesaat 300mg/dL . turgor kulit menurun , TD 100/60mmHg , nadi 104x/menit RR 24x/menit , suhu 37,5˚c , manakah penyebab langsung dari keluhan sering buang air kecil pada kasus diatas ? a. Diuresis osmotic b. Dehidrasi sel c. Hipertermia d. Polidipsi e. Poli pagia 9. Seorang wanita (60tahun) saat ini sedang dirawat diruang bedah post operasi pengangkatan katarak dekstra . hasil pengkajian yang dilakukan ditemukan TD 130/70mmHg, nadi 86x/menit , RR 18x/menit , pengkajian fungsi neurologi , respiratory , kardiovaskuler dan abdomen menunjukan nilai normal . manakah pendidikan kesehatan yang tepat bagi pasien tersebut pada fase post operasi ? a. Tidak dianjurkan untuk memakai kacamata setelah operasi b. Jika tidur sebaiknya nyonya L berbaring pada sisi sebelah kanan c. Boleh melakukan kegiatan menganggkat benda maksimal 10kg d. Cara penggunaan tetes mata dan pelindung mata setelah operasi e. Meningkatkan kegiatan membaca untuk mengembalikan fungsi mata

13

10. Seseorang laki laki 40 tahun berobat ke poli penyakit dalam dengan diagnosa NIDDM , dari hasil pengkajian didapatkan : GDS 270mg/dL , berat badan 75kg, tinggi badan 150cm, kebiasaan olahrag 2-3x seminggu sering mengonsumsi ikan laut dan istrinya juga menderita DM sejak 30tahun manakah yang merupakan factor resiko bagi pasien diatas sehingga menderita NIDDM ? a. Obesitas b. Jenis kelamin laki laki c. Gemar makan ikan laut d. Kebiasaan olahraga 2-3x seminggu e. Riwayat keluarga : istri mengidap DM

B. ESSAY 1. Makanan apa saja yang baik buat penderita DM ? Jawab : - Nasi Merah - Otmeal - Ikan Laut - Brokoli - Daging tanpa lemak - Makanan yang tidak tinggi glukosa - Bayam 2. Kenapa pada penderita DM kaki penderita sukak Mati Rasa ? Jawab : Karena pada penderita DM biasanya yang mengalami keparahan karna tidak saat terinjak benda tajam, kaki penderita pasien tidaak terasa, bahkan sampai tetusuk benda tajam bahkan tidak tau. 3. Apa perbedaan DM tipe 1 dan DM tipe 2 ? Jawab : - DM tipe 1 biasanya yaitu DM yang teradi karena insulin tidak sama sekali memproduksi insulin salam tubuh, dan DM tipe karena autoimun sehingga sel beta rusak dan benar benar tidak mampu menghasilkan insulin - Dm tipe 2 dimana pankreas hanya mapu menghasilkan insulin sedikit sehingga sel , sehingga terjadi pengendapan , KH, protein , lemak , glukosa dalam aliran darah.

14

4. Sebutkan 5D pada penyakit diabetes militus ? Jawab : - Poliuria ( sering kencing ) - Polidipsi ( banyak minum ) - Polifagi ( banyak makan ) - Polineuritis ( gatal gatal ) 5. Mengapa Penyakit Diabetes Militus mengalami kebutaan ? Jawab : Karena penyakit ini memiliki karateristik hiperglikimea sehingg tak jarang orang yang mengalami berbagai macam komplikasi kronis. Salah satu ancaman komplikasi akut yang bisa diderita penderita diabetes yaitu diabetes menglami kebutaan permanen. 6. Apa yang menyebab kan toleransi glukosa? Jawab : Kerusakan pankreas untuk memproduksi insulin yang dapat mengubah glukosa pada darah glukogen 7. Apakah DM termasuk penyakit mematikan no 5 di dunia ? Jawab : Iya karena DM merupakan penyakit yang di sebabkan genetik dan faktor gaya hidup yang kurang baik. Seperti mengonsumsi makanan / minuman yang tinggi glukosa, jarang bergerak, mengonsumsi makanan KH tinggi dan, obesitas . 8. Mengapa penderita DM sering mengalami rasa kesemutan di kaki dan jari jari ? Jawab : Karena tingkat glukosa tinggi dalam tubuh sehingga dapat mempengaruhi saraf sehingga dapat menyebabkan kesemutan / neuropatis diabetes , terkadang menyebabkan mati rasa. 9. Mengapa orang yang terkena Diabetes Militus sering merasa lelah ? Jawab : Karena cadangan glukos tidak digunakan dan glukosa tidak bisa di ubah menjadi energi karena adanya produksi insulin yang sedikt sehingga glukosa tidak bisa di ubah menjadi enegi 10. Mengapa pada penderita Daibetes militus sering mengalami Lapar tetapi badan mereka tetap kurus ? Jawab : karena orang yang terkena Diabetes Militus tidak dapat membakar glukosa dalam tubuh sehingga yang dibakar di dalam tubuh ialah lemak, dan sehingga mengalami penurunan berat badan.

15

DAFTAR PUSTAKA

Doyle, D. G., & macDonald, N. (2010). oxford textbook of palliative medicine (3rd Ed). new york: oxford medical publications. Fuji Rahmawati, Antarini Idriansari, & Putri Wiidita Muharyani. (2018). UPAYA MENINGKATKAN DUKUNGAN KELUARGA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DALAM MENJALANKAN TERAPI MELALUI TELENURSING. 7186-16085-1-PB, 1-7. Gloria, B., howard, b., joanne, d., & cherly, w. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC). Singapore: ELSVIER. herdman, T. h. (2018). NANDA diagnosis keperawatan : definisi dan klasifikasi 2018-2020. jakarta: EGC medical publisher. Iin Nur Indah Sari, & Tuti Nuraini. (2016). KEPUASAN PASIEN DIABETES MELITUS TERHADAP PERAWATAN PALIATIF: TINGKAT TERENDAH PADA DIMENSI TAMPILAN FISIK. Jurnal Keperawatan Indonesia, 101-106. Kerner, & Brückel. (2014). Kerner, W., & Brückel, J. (2014). definition, classification and diagnosis of Diabetes Mellitus. exp clin endocrinol Diabetes. USA: pp.384-386. National Consensus Project for Quality Palliative . (2013). paliatif care. PERKENI. (2011). konsensus pengelolaan diabetes mellitus tipe 2 di indonesia. Semarang: PB PERKENI. sue, m., Marion, j., Meridean, L., & Elizabeth , S. (2013). Nursing Outcomes Classification (NIC). singapore: ELSEVIER. World Health Organization, . (2016). paliatif care.

16

Related Documents


More Documents from "rurin"