Makalah Komkes Fix

  • Uploaded by: Desti Puji Lestari
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Komkes Fix as PDF for free.

More details

  • Words: 4,778
  • Pages: 28
Loading documents preview...
IMPLEMENTASI, MONITORING, DAN EVALUASI PROGRAM KOMUNIKASI KESEHATAN Komunikai Kesehatan Kelas A Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Komunikasi Kesehatan

Retno Dwi C Rino Budi Santoso Violita Pita N Ailsa Nurul Q Desti Puji Lestari Putri Rahayu Anggi Meitasari Belinda Wilantang Alya Fauziah Putri Ayu Purwodewi Maghfira Adistya Najihatus Sa’adah Gizelda Rossada C T

152110101004 152110101022 152110101026 152110101038 152110101062 152110101063 152110101067 152110101114 152110101141 152110101170 152110101191 152110101198 152110101211

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER 2016 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan

“Tugas

Makalah:

Implementasi, monitoring, dan evaluasi program komunikasi kesehatan ”. 1

Makalah ini membahas tentang implementasi, monitoring, dan evaluasi program komunikasi kesehatan. Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT, Tuhan semesta alam; 2. Novia Luthviatin, S.KM., M.Kes., Mury Ririanty, S.KM., M.Kes., dan Iken Nafikadani, S.KM., M.Kes. selaku dosen pengajar mata kuliah Komunikasi Kesehatan kelas A. 3. Orang tua kami, atas segala restu dan dukungannya dalam bentuk apapun; 4. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala bentuk bantuannya. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, berbagai sumbang saran yang bertujuan untuk penyempurnaan makalah ini dengan ikhlas penulis terima sebagai umpan balik untuk bahan evaluasi. Semoga makalah ini dapat memberikan sumbang pikir yang positif dan bermanfaat.

Jember, 4 Agustus 2016

Penulis

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan

makhluk

sosial

yaitu

makhluk

yang

selalu

membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm menyebutkan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Tanpa adanya komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982). Program komunikasi kesehatan adalah upaya promosi yang dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi yang didesain dalam jangka panjang agar terjadi perubahan perilaku pada kelompok sasaran. Tujuan pokok dari program komunikasi kesehatan adalah perubahan perilaku kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan. Pada makalah ini, penulis menjelaskan tentang gambaran program implementasi, monitoring dan evaluasi dalam program komunikasi kesehatan serta penerapannya pada program transformasi kelembagaan jaminan sosial dengan tujuan untuk mengingkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1

Bagaimana implementasi, monitoring dan evaluasi dalam program komunikasi kesehatan?

1.2.2

Apa saja manfaat implementasi, monitoring dan evaluasi dalam program komunikasi kesehatan?

1.3

Tujuan 1.3.1

Untuk mengetahui implementasi, monitoring dan evaluasi dalam

1.3.2

program komunikasi kesehatan. Untuk mengetahui apa saja manfaat implementasi, monitoring dan evaluasi dalam program komunikasi kesehatan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Implementasi Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individuindividu, pejabat-pejabat, atau kelompok – kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan – tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan” (Wahab, 1997). Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”(Usman, 2002:70). Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (1980) dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan, dan lingkungan implementasi. Variabel isi kebijakan ini mencakup: 1. Sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau termuat dalam isi kebijakan; 2. Jenis manfaat yang diterima oleh target group, sebagai contoh, masyarakat di wilayah slum areas lebih suka menerima program air bersih atau perlistrikan daripada menerima program kredit sepeda motor; 3. Sejauh mana perubahan yang diinginkan dan sebuah kebijakan. Suatu program yang bertujuan mengubah sikap dan perilaku kelompok sasaran relatif lebih sulit diimplementasikan daripada program yang sekedar memberikan bantuan kredit atau bantuan beras kepada kelompok masayarakat miskin; 4. Apakah letak sebuah program sudah tepat: 5. Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya dengan rinci; dan 6. Apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai.

2.2 Monitoring Menurut Casely & Kumar (1987), definisi monitoring dapat bervariasi, tetapi prinsip yang digunakan sama, yaitu “monitoring merupakan penilaian terusmenerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan proyek didalam konteks jadwal pelaksanaan, dan terhadap penggunaan input-input proyek oleh kelompok sasaran didalam konteks harapan-harapan rancangan”. Menurut Clayton dan Petry (1983), monitoring adalah suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan, memproses dan mengomunikasikan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen proyek. Sedangkan menurut Dadang Solihin (2008), monitoring merupakan proses pengumpulan dan analilis informasi (berdasarkan indikator yang telah ditetapkan) secara sistematik dan berkelanjutan tentang kegiatan atau program, sehingga dapat dilakukan

tindakan

koreksi

untuk

menyempurnakan

kegiatan/program

selanjutnya. Beberapa pakar manajemen mengemukakan bahwan fungsi dari monitoring mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi perencanaan. Keberhasilan untuk mencapai tujuan, separuhnya ditentukan oleh rencana yang telah ditetapkan, dan setengahnya lagi oleh fungsi pengawasan atau monitoring. Pada umumnya, perencanaan dan monitoring merupakan fungsi yang penting dalam manajemen. Dalam monitoring tidak dilakukan penilaian seperti pada evaluasi, tetapi banyak mengamati dan mencatat. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kegiatan dengan yang direncanakan, maka dilakukan koreksi. Demikian pula apabila terjadi ketidakcocokan antara penggunaan sumber daya (biaya, tenaga, dan sarana) dengan yang direncanakan, maka sebaiknya dilakukan pembetulan. Oleh sebab itu, dalam praktiknya, monitoring atau pemantauan ini kadang-kadang diidentikkan dengan evaluasi proses dari suatu program.

Monitoring dilakukan untuk: 1. Mengkaji apakah kegiatan yang telah dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana. 2. Mengidentifikasi masalah yang muncul sehingga dapat langsung diatasi. 3. Menilai apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan. 4. Mengetahui kaitan antara kegiatan dan tujuan untuk mengetahui ukuran kemajuan. 5. Menyesuaikan kegiatan dengan linkungan yang berubah tanpa menyimpang Tipe Monitoring antara lain: 1. Monitoring rutin Kegiatan pengumpulan informasi secara regular dengan menggunakan indikator kunci. Digunakan untuk mengidentifikasi penerapan program, baik dengan atau tanpa perencanaan. 2. Monitoring jangka pendek Dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan biasanya untuk aktivitas yang spesifik. Biasanya untuk mengetahui apakah proses sudah diterapkan sesuai rencana dan sesuai dengan keluaran (output) yang diinginkan. 2.3 Evaluasi Pengertian evaluasi berasal dari kata “to elevate” yang berarti menilai atau memberikan nilai. Evaluasi adalah bagian yang terkait pada proses manajemen, termasuk juga manajemen promosi kesehatan. Semua orang setuju bahwa setiap kegiatan promosi kesehatan harus dievaluasi, tetapi evaluai harus dilakukan dengan baik masih sangat sedikit. Setiap evaluasi selalu berusaha untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti perbedaan apa yang sudah dihasikan setelah adanya kegiatan promosi kesehatan.

Evaluasi

meupakan

kegiatan

lebih

lanjut

dari

kegiatan-kegiatan

pengukuran dari pengembangan indikator. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi harus berpedoman pada ukuran dan indikator yang telah disepkati dan ditetapkan. Evaluasi juga merupakan suatu proes umpan balik atas kerja masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dimasa yang akan datang. Menurut Dadang Solihin (2009), evaluasi adalah proses peniaian pencapaian tujuan dan mengungkapkan masalah kinerja program atau kegiatan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatankualitas kinerja program atau kegiatan. Evaluasi program merupakan evaluasi terhadap kinerja program, sebagaimana diketahui bahwa program dapat didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan- kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, atau merupakan partisipasi aktif masyarakat, guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi program merupakan hasil kumulatif dari berbagai kegiatan (Mac Kenzie, 2007) Jenis evaluasi Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program, jenis evaluasi dibedakan menjadi evaluasi formatif dan sumatif. a. Evaluasi formatif Evaluasi formatif dilakukan untuk menilai suatu program yang hasilnya digunakan untuk pengembangan atau perbaikan program. b. Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif dilakukanntuk menilai hail akhir dari suatu program.

2.1 Komunikasi Kesehatan Kata Komunikasi mengandung banyak arti, kalau dari pengertian umumnya saapai dengan yang spesifik, sepertihalnya “Komunikasi Kesehatan”.

seperti menurut George A Miller (1951), “ Komunikasi berarti suatu proses informasi yang di sampaikan dari suatu tempat tertentu ke tempat yang lain”, menurut dia ini, informasi disampaikan dari satu poin ke poin yang lainya, seperti halnya terjadi saat dua orang sedang berinteraksi melalu pesawat telepon, atau dengan email, atau juga dari suatu Negara ke Negara lainnya. Adapun definisi lain yang di kemukakan oleh Clevenger (1959) “ komunikasi merupakan suatu terminology yang merujuk pada suatu proses pertukaran informasi yang dinamis.” Berarti masing-masing pihak terlibat dalam dalam proses “berbagi informasi. komunikasi bersifat serba ada dan berbentuk ganda ( B. Augrey Fisher, 1986). Model-model komukasi di dalam komunikasi kesehatan adalah ilmu baru yang bersifat “Multidisipliner” dengan di siplin utama ilmu komunikasi. Di bawah ini akan di buat beberapa model atau teori komunikasi yang relevan dengan komunikasi kesehatan. 1. Model Shanon-Weaver Dalam model Shanon-Weaver komunikasi di pandang sebagai “system”, di mana “sumber” informasi memilih informasi yang di rumuskan menjadi “pesan”, dan selanjutnya pesan di kirim dengan isyarat melalui “saluran” kepada Penerima, kemudian baru penerima menerjemahkannya dan mengirimkannya ke tempat tujuan. 2. Model S M C R Model S M C R menampilkan 4 variabel dalam komunikasi, yakni “sumber, Pesan, Saluran, dan penerima”. Model ini melihat proses komunikasi berlangsung berdasarkan keterampilan, sikap, pengetahuan dan latar belakang budaya yang berbeda dari sumber informasi. Pesan di transfer melalui saluran yang melibatkan pendengaran, penglihatan, sentuhan, bau dan rasa.

BAB 3. PEMBAHASAN 3.1 Ruang Lingkup Implementasi, Monitoring dan Evaluasi Program Komunikasi Kesehatan Pelaksanaan rencana komunikasi kesehatan mirip dengan penerapan rencana dari jenis lain. Ini adalah kombinasi dari pengelolaan sumber daya ekonomi dan manusia dengan kegiatan program pemantauan dan umpan balik penonton (National Cancer Institute dan National Institutes of Health, 2002) serta parameter pengukuran dan semua faktor eksternal dan tren yang dapat mempengaruhi program potensi hasil. Hal ini membutuhkan kerja keras, ketekunan, kemampuan memecahkan masalah, dan pikiranberorientasi tim. PelaksanaanRencana evaluasi adalah bagian dari proses ini. 3.1.1 Program Implementasi Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang atau didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya.Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci dan biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap pasti. Implementasi dalam perencanaan komunikasi kesehatan merupakan kombinasi dari pengelolaan sumber daya ekonomi dan manusia dengan kegiatan program monitoring dan umpan balik dari masyarakat (National Cancer Institute dan National Institutes of Health, 2002) serta parameter pengukuran dari semua faktor eksternal yang dapat mempengaruhi potensi dari hasil program. Hal ini membutuhkan kerja keras, ketekunan, keterampilan pemecahan masalah, dan pola pikir yang berorientasi tim. pelaksanaan dari rencana evaluasi adalah bagian dari proses ini.

3.1.2

Program Monitoring Proses monitoring atau pemantauan program komunikasi kesehatan

merupakan hal penting untuk memastikan bahwa program dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, serta tidak ada pergeseran di luar tujuan yang tidak diantisipasi sebelumnya maupun yang tidak diharapkan. Namun, saat program berlangsung belum bisa ditentukan apakah kegiatan yang direncanakan pada kenyataannya memang bertanggung jawab menghasilkan perubahan apapun yang teramati. 3.1.3

Laporan Evaluasi Evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen karena

dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed back) terhadap program atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang direncanakan itu telah mencapai tujuan atau belum. Evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan. Menurut Perhimpunan Kesehatan Masyarakat Amerika, evaluasi ialah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Proses tersebut mencakup kegiatan-kegiatan memformulasikan tujuan, identifikasi kriteria yang tepat untuk digunakan mengukur keberhasilan, menentukan dan menjelaskan derajat keberhasilan dan rekomendasi untuk kelanjutan aktivitas program. Laporan evaluasi harus mencakup analisis rinci dari semua data yang dikumpulkan untuk proses evaluasi sumatif dalam kaitannya dengan awal evaluasi, metode, dan indicator program. Meskipun revisi potensial dari rencana evaluasi awal harus selalu diminimalkan, beberapa koreksi program tetap akan dibutuhkan dalam menanggapi proses evaluasi data (Kennedy dan Abbatangelo, 2005). Revisi tersebut dibenarkan primarily oleh munculnya kebutuhan penonton atau pengamatan fisik secara spesifik dan data yang dikumpulkan selama pelaksanaan

program.Misalnya

dalam

pertemuan

balai

kota

yang

membahastentang partisipasi organisasi pencegahan kanker payudara dan kelompok pasien selamat dari kanker payudara. Pada akhir pertemuan, semua peserta diminta untuk mengisi kuesioner untuk evaluasi tentang kualitas, durasi, konten, tempat, dan format acara. Jika respon peserta menunjukkan bahwa tambahan topik harus dimasukkan serta durasi atau tempat dari pertemuan balai kota dapat membatasi kehadiran, hal ini menujukkan bahwa harus ada perbaikan dalam persiapan untuk acara berikutnya. Jika dirancang secara memadai, model evaluasi dapat mengakomodasi perubahan dalam indikator proses atau material dan prosedur program (Kennedy dan AB- batangelo, 2005). Indikator hasil,misalnya perubahan perilaku untuk evaluasi sumatif harus konsisten. Perubahan indikator hasil dapat mempersulit evaluasi secara keseluruhan pada proses analisis dampak program terhadap hasil yang diharapkan. Laporan evaluasi harus disesuaikan untuk memenuhi program dan kebutuhan audiens. Secara umum, laporan evaluasi menurut National Cancer Institute dan National Institutes of Health, 2002; Dari kantor Program Kehamilan Remaja, 2006 harus mencakup : 1. Mengacu pada asumsi teoritis utama dan model dengan mempengaruhi desain 2. 3. 4. 5.

program komunikasi kesehatan serta rencana evaluasi Memberikan gambaran program komunikasi kesehatan menyajikan kembali hasil program yang diharapkan Puncak tujuan penelitian dalam kaitannya dengan hasil yang diharapkan Menjelaskan metode untuk pengumpulan data dan analisis, serta komposisi tim

evaluasi dan monitoring 6. Menyediakan laporan perkembangan proses indikator dalam setiap program kegiatan 7. Laporan kunci hasil evaluasi dan implikasi terhadap program yang terjadi atau program masa depan dalam kaitannya dengan hasil yang diharapkan danindikator evaluasi lainnya 8. Puncak pelajaran penting yang dapat dipetik untuk program selanjutnya 9. Mendiskusikan hambatan dari pencapaian hasil yang diharapkan dan mengantisipasi bagaimana mereka dapat diminimalkan atau dihilangkan di program selanjutnya

Program evaluasi melayani berbagai tujuan. Bahkan, tidak hanya data evaluasi memberikan informasi tentang keberhasilan dan dampak program pada hasil yang diharapkan, tetapi juga mendefinisikan program perbaikan di masa depan dalam bidang kesehatan yang sama (Nasional Cancer Institute dan National Institute of Health, 2002). Contoh dari program komunikasi kesehatan multifaset adalahdikembangkan dan diimplementasikan oleh Drug Hamilton-Wentworth dan Komite Kesadaran Alkohol yang bekerja sama dengan Satuan Komunikasi Kesehatan (2004) dari University of Toronto. Program ini bertujuan untuk "mengurangi jumlah anak yang lahir dengan Fetal Alcohol Spectrum Disorder "di Hamilton, Ontario, Kanada. Evaluasi sumatif menunjukkan bahwa ada "masih terdapat ketidakpastian mengenai tingkat keamanan konsumsi alcohol pada usia wanita reproduksi selama kehamilan". Karena relevansinya untuk program penilaian ulang dan perbaikan, laporan evaluasi harus dibagi dengan stakeholder sebanyak mungkin.Dalam hal ini stakeholder termasuk tokoh masyarakat, pemimpin opini, mitra kerja, dan organisasi profesi.Idealnya, semua stakeholderdisini harus berpartisipasi dalam evaluasi desain untuk menandatangani, mengumpulkan data dan analisis, dan penyusunan

laporan

terakhir.Laporan

evaluasi

harus

digunakan

untuk

menampilkan Program hasil, serta kontribusi dari keseluruhan komunikasi kesehatan dalam pemberian solusi dari masalah kesehatan.Laporan evaluasi harus dipresentasikan di konferensi dan diposting di situs web yang relevan, didistribusikan melalui pos dan ringkasan online, dan dipublikasikan melalui media massa dan semua jalur yang tepat.

3.2 Penerapan Program Implementasi, Monitoring, dan Evaluasi dalam Program Komunikasi Kesehatan Perencanaan untuk pelaksanaan program bersih memerlukan beberapa langkah yang terkait membangun dan mempertahankan praktek standar untuk manajemen dana, sumber daya manusia, kegiatan khusus (misalnya,pemantauan dan pengumpulan data), dan komunikasi internal antara semua anggota tim komunikasi kesehatan diperpanjang. Hal ini juga terkait dengan mengantisipasi dan mempersiapkan potensi masalah yang mungkin timbul selama pelaksanaan program dan mempengaruhi hasil yang diharapkan. 3.2.1 Implementasi Program Komunikasi Kesehatan Pelaksanaan program komunikasi kesehatan adalah kombinasi dari manajemen sumber daya manusia dan dana dengankegiatan program monitoring dan dampaknya. Hal ini membutuhkan kerja keras, ketekunan, dan kemampuan memecahkan masalah. Langkah pertama dalam implementasi program adalah memastikan bahwa tidak ada perubahan dalam tim asli dengan mitra kerja yang dapat mempengaruhi prestasi kinerja, kehilangan minat dalam proyek, atau bertentangan dan prioritas yang tak terduga. Program perubahan staf harus strategis dan melihat keterampilan dan kontribusi khusus dari anggota tim asli atau mitra yang melaksanakan program. Dalam hal ini, manusia merupakan sumber daya yang dialokasikan untuk program berdasarkan keterampilan dan pengalaman mereka. Sebuah eksekusi bersih adalah atribut kunci dari implementasidanfase pemantauan dari siklus program komunikasi kesehatan.Bahkan yang dirancang dengan baik dapat gagal untuk mencapaihasil yang diharapkanjika mereka tidak cukup dilaksanakan . Beberapa tindakan berkontribusi terhadap implementasi program yang efektifserta definisi proses untuk komponen semua program. Pemantauan, komponen penting dari pelaksanaan program,merujuk pada pengumpulan dan

analisis data dan informasiyang relevan dengan pelaksanaan, evaluasi, dan potensisukses program komunikasi kesehatan bidang. Pemantauan berlaku terutama untuk empat a. Berita dan tren di daerah penyakit atau masalah kesehatan,ditujukanpenonton, dan kebijakan yang relevan b. umpan balik yang sedang berlangsung oleh khalayak kunci dan pemangku kepentingan diisi program atau sarana c. proses indikator untuk semua kegiatan program dan bahan d.

Koleksi data evaluasi sumatif Dalam kesuksesan suatu program

implementasi diperlukan beberapa

langkah untuk membangun dan mempertahankan praktek-praktek standar seperti pengelolaan dana, sumber daya manusia, aktivitas khusus seperti pemantauan dan pengumpulan data, dan komunikasi internal komunikasi

kesehatan.

Hal

ini

di antara semua anggota tim

bertujuan

untuk

mengantisipasi

terjadinyakemungkinan masalah yang dapat timbul selama pelaksanaan program sehingga dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan. 3.2.2 Monitoring Program Komunikasi Kesehatan Monitoring merupakan fungsi penting dalam implementasi program yang berhubungan dengan empat bidang, yaitu : 1. Kegiatan program dan proses terkait 2. Masyarakat (audiens) dan pemangku

kepentingan(stakeholder)

yang

memberikan umpan balik pada unsur-unsur program yang sedang berlangsung, konten secara keseluruhan, dan pesan 3. Berita dan tren tentang penyakit di daerah tertentu, kunci kebijakan, masyarakat (audiens),fakta yang relevan dan peristiwa lainnya 4. Koleksi dan analisis evaluasi data.

Tim pengawas dalam fungsi manajemen bertugas untuk memonitoring program kegiatan, yang merupakan bagian dari proses evaluasi dan berfungsi untuk menilai apakah implementasi terjadi dalam parameter yang telah direncanakan. Namun, hal ini juga melibatkan partisipasi dari semua anggota tim yang didedikasikan untuk kegiatan tertentu. Misalnya, jikaterdapat anggota tim yang memiliki hubungan kuat dengan pasien HIV dan komunitas advokasi, mereka adalah kandidat terbaik untuk melancarkan proses jalannya kegiatan dan umpan balik dalam elemen kunci program komunikasi. Data evaluasijuga harus dipantau dan dikumpulkan berdasarkan indikator dan metode yang dijelaskan dalam rencana evaluasi. 3.2.3 Evaluasi Komunikasi Kesehatan Semua data pemantauan harus dikumpulkan dan dibahas dengan anggota tim, mitra kerja, dan para stakeholder dalam pogram komunikasi kesehatan. Hal ini biasanya dicapai melalui laporan periodik dan presentasi yang juga menyediakan analisis data strategis yang dikumpulkan dan implikasinya untuk program komunikasi kesehatan. Input dan umpan balik dari semua penerima laporan-laporan ini akan memberikan kontribusi untuk analisis data dalam pembuatan dan penyesuaian program yang potensial. Arus kecenderungan dalam komunikasi kesehatan adalah untuk memaksimalkan partisipasi tokoh kunci, anggota tim, dan perwakilan masyarakat di pemantauan dan analisis dari semua data yang dikumpulkan selama program pelaksanaan (Kesehatan Komunikasi Kemitraan, 2003; amandemen, 2001). Indikator hasil,misalnya perubahan perilaku untuk evaluasi sumatif harus konsisten. Perubahan indikator hasil dapat mempersulit evaluasi secara keseluruhan pada proses analisis dampak program terhadap hasil yang diharapkan. Laporan evaluasi harus disesuaikan untuk memenuhi program dan kebutuhan audiens. Secara umum, laporan evaluasi menurut National Cancer Institute dan National Institutes of Health, 2002; Dari kantor Program Kehamilan Remaja, 2006 harus mencakup :

1. Mengacu pada asumsi teoritis utama dan model dengan mempengaruhi desain 2. 3. 4. 5.

program komunikasi kesehatan serta rencana evaluasi Memberikan gambaran program komunikasi kesehatan Menyajikan kembali hasil program yang diharapkan Puncak tujuan penelitian dalam kaitannya dengan hasil yang diharapkan Menjelaskan metode untuk pengumpulan data dan analisis, serta komposisi tim

evaluasi dan monitoring 6. Menyediakan laporan perkembangan proses indikator dalam setiap program kegiatan 7. Laporan kunci hasil evaluasi dan implikasi terhadap program yang terjadi atau program masa depan dalam kaitannya dengan hasil yang diharapkan danindikator evaluasi lainnya 8. Puncak pelajaran penting yang dapat dipetik untuk program selanjutnya 9. Mendiskusikan hambatan dari pencapaian hasil yang diharapkan dan mengantisipasi bagaimana mereka dapat diminimalkan atau dihilangkan di program selanjutnya Program evaluasi melayani berbagai tujuan. Bahkan, tidak hanya data evaluasi memberikan informasi tentang keberhasilan dan dampak program pada hasil yang diharapkan, tetapi juga mendefinisikan program perbaikan di masa depan dalam bidang kesehatan yang sama (Nasional Cancer Institute dan National Institute of Health, 2002). Contoh dari program komunikasi kesehatan multifaset adalahdikembangkan dan diimplementasikan oleh Drug Hamilton-Wentworth dan Komite Kesadaran Alkohol yang bekerja sama dengan Satuan Komunikasi Kesehatan (2004) dari University of Toronto. Program ini bertujuan untuk "mengurangi jumlah anak yang lahir dengan Fetal Alcohol Spectrum Disorder "di Hamilton, Ontario, Kanada. Evaluasi sumatif menunjukkan bahwa ada "masih terdapat ketidakpastian mengenai tingkat keamanan konsumsi alcohol pada usia wanita reproduksi selama kehamilan". Karena relevansinya untuk program penilaian ulang dan perbaikan, laporan evaluasi harus dibagi dengan stakeholder sebanyak mungkin.Dalam hal ini stakeholder termasuk tokoh masyarakat, pemimpin opini, mitra kerja, dan organisasi profesi.Idealnya, semua stakeholderdisini harus berpartisipasi dalam evaluasi desain untuk menandatangani, mengumpulkan data dan analisis, dan

penyusunan

laporan

terakhir.Laporan

evaluasi

harus

digunakan

untuk

menampilkan Program hasil, serta kontribusi dari keseluruhan komunikasi kesehatan dalam pemberian solusi dari masalah kesehatan.Laporan evaluasi harus dipresentasikan di konferensi dan diposting di situs web yang relevan, didistribusikan melalui pos dan ringkasan online, dan dipublikasikan melalui media massa dan semua jalur yang tepat. 3.3 Studi Kasus (Pengaplikasian Manajemen Pelaksanaan dan Pemantauan) Perwujudan Generasi Muda Indonesia Bebas HIV/AIDS Disini kelompok kami mengambil study kasus mengenai bagaimana cara menekan atau mengurangi angka HIV/AIDS di kalangan remaja , kami mecoba memberikan contoh real dan juga cara pengaplikasiannya sehingga para pembaca dapat memahami apa yang dijelaskan pada bab yang kelompok kami bahas. Dalam study kasus kali ini kami mengambil contoh salah satu UKM (Unit Kegiatan Kampus) yaitu KOMPLIDS dimana mereka akan menjadi organisasi utama yang akan menjalankan program ini sekaligus untuk terciptanya generasi muda Indonesia yang bebeas dari HIV/AIDS. Kami menyampaikan bagaimana cara menekan angka HIV/AIDS disini dengan menggunakan FGD (Forum Group Discussion) yang bertemakan “Perwujudan Generasi Muda Indonesia Bebas HIV/AIDS”. Program konunikasi keseharan ini merupakan kegiatan forum yakni diawali dengan adanya penjelasan materi terkait hal yang diangkat menjadi tema dan selanjutnya akan dibahas dan diulas lebih jauh dalam forum kecil oleh para pesertayang dibentuk menjadi beberapa kelompok. Hasil diskusi nantinya akan dipadukan antar kelompok yang terbagi tadi sehingga dapat ditarik suatu kesepakatan terkait bagaimana cara yang efektif dan efisien dalam mewujudkan generasi muda Indonesia yang bebas akan penyakitHIV/AIDS.

Manajemen pelaksanaan dari kegiatan FGD tersebut seperti terlampir dibawah ini :

N

Pertanyaan

Jawaban

o 1 Organisasi Utama 1

UKM Peduli

KOMPLIDS HIV/AIDS)

(Komunitas

Mahasiswa

Fakultas

Kesehatan

Masyaraka Universitas Jember

2

Organisasi utama

Koordinasi manajemen, komunikasi dengan

bertanggung jawab

mitra, ketepatan jadwal dan anggaran, pertemuan

atas

badan penasehat, masukan teknis atas semua

Mitra kerjasama

aspek penyusunan dan pelaksanaan strategi a. Mitra Kerjasama Utama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember b. Mitra Kerjasama Menengah Dokter dari rumah sakit, puskesmas, atau instansi terkait KPA (Komisi Peduli HIV/AIDS) Komunitas Rohan (penasun) c. Mitra Kerjasama Pelengkap Media massa seperti radar jember, radio prosalina, WAO sebagai media cetak Institusi sekolah menengah atas

Mitra kerjasama

Fakultas dan Universitas :Memberikan

bertugas atas

kebijakan pelaksanaan baik waktu maupun dana. Dokter dari Rumah Sakit, Puskesmas atau Instansi terkait :Sebagai narasumber memberikan informasi terkait HIV/AIDS, pelaksanaan VCT (Voluntary Counseling and Testing). Media massa seperti radar jember, radio prosalina, WAO sebagai media cetak :memberikan bantuan dana berupa potongan harga percetakan sertifikat dan book note, memantau proses hubungan masyarakat/sasaran program. KPA (Komisi Peduli HIV/AIDS) dan

Komunitas Rohan (Penasun) :Narasumber dalam pelaksanaan Program komunikasi kesehatan. Institusi sekolah menengah atas : badan penyedia sasaran program komunikasi kesehatan yakni siswa SMA yang rentan mengalami 3

Strategi yang akan dilaksanakan

HIV/AIDS November 2014 – Desember 2014 1. Merancang pendekatan strategis 2. Penyusunan materi dan produk kreatif

sepanjang periode waktu berikut ini, mencakup tahapantahapan sebagai 4

berikut : Total perkiraan

Rp.10.000.000,00

biaya untuk periode 5

tersebut : Kegiatan-kegiatan

Evaluasi berkala yakni laporan dari masing-

akan dipantau

masing panitia (daari organisasi) beserta mitra

dengan cara :

kerja utama yakni pihak fakultas dan universitas setiap 2 minggu sekali.

I.

3.3.1 Analisis Data : IMPLEMENTASI DAN MONITORING 1. Mitra Potensial a. Untuk kebijakan : Fakultas Kesehatan Masyarakat b. Untuk penelitian, pemantauan, dan evalusi 1) Untuk penelitian : Organisasi utama 2) Untuk Pemantauan : KOMPLIDS 3) Untuk evaluasi : KOMPLIDS c. Untuk periklanan : Media elektronik social , media informasi d. Untuk humas : Organisasi utama e. Untuk kegiatan berbasis : Siswa Sekolah Menengah Atas f. Untuk pelatihan / seminar : Siswa Sekolah Menengah Atas II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB MASING-MASING MITRA

Bidang funsional Kebijakan

Keahlian yang

diperlukan keahlian tersebut? Bijaksana, Integritas, Kementrian Tanggung

Jawab, Kesehatan

komunikatif Riset / Penelitian, Statistik, Rasa

(Kemenkes) ingin Organisasi

pemantauan, dan tahu, Kritis evaluasi Humas

Siapa yang memiliki

Utama,

KOMPLIDS

Komunikatif,

Jaringan Organisasi Utama

Luas Kegiatan berbasis Partisipasi,

dapat Siswa

Sekolah

masyarakat

mempengaruhi,

Menengah

Atas

,

Pelatihan/Semina

advokasi, Actuating Pengetahuan,

Organisasi Utama Fakultas Kesehatan

r

komunikasi

Masyarakat

interpersonal,

III.

GARIS BESAR KERJASAMA PARA MITRA a. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) 1) Melakukan kajian dan penelitian yang berkaitan dengan peyelenggaraan jaminan sosial 2) Mengusulkan kebijakan investasi Dana Jaminan Sosial; dan 3) Mengusulkan anggaran jaminan sosial bagi PBI dan tersedianya anggaran operasional kepada Pemerintah. 4) FKM berwenang melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan b. 1) 2) 3) 4) 5)

IV.

program jaminan sosial. Komunitas Mahasiswa Peduli HIV/AIDS (KOMPLIDS) Melakukan penyusunan sistem dan prosedur operasional. Sosialisasi kepada pemangku kepentingan. Menentukan manfaat program jaminan sosial yang sesuai Berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait. Berkoordinasi antarSMA yang bermitra KERANGKA WAKTU (TIME LINE) TUGAS

PELAKSANA

WAKTU

Pelaksanaan Penyuluhan Pengadaan evaluasi dari

Organisasi utama

2 januari 2014

(programmer) Programmer FKM , KOMPLIDS

1 januari 2014 Menyesuaikan

program penyuluhan

V. Mengidentifikasi Lingkup dan Jenis Evaluasi Program monitoring dan evaluasi Perwujudan Generasi Muda Indonesia Bebas HIV/AIDS ditujukan sebagai suatu hal yang menunjukkan bahwa perlunya penekanan mengenai angka HIV/AIDS didunia dimana dengan mengadakan program ini harapan dari panita pelaksana yaitu untuk menekan angka HIV/AIDS. Evaluasi kita tentukan dengan 3 tahap yaitu pada awal program (evaluasi formatif) , tengah program (evaluasi proses) dan akhir program (evaluasi sumatif). Sehingga untuk menentukan keberhasilan program, pihak terkait mengadakan diskusi kelompok tersebut dimana evaluasi ditentukan menggunakan tujuan awal program. Apabila kegiatan yangdijalankan tidak sesuai dengan tujuan, maka harus diindentifikasi mengapa kegiatan tersebut tidak berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang diinginkan.Sehingga nantinya untuk dapat menghindari kendalakendala yang bertambah banyak,pihak terkait harus bisa menemukan bagaimana penyelesaian yang tepat dari kendala tersebut agar program yang dibuat berhasil. Setelah melakukan diskusi dengan kelompok terkait, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menganalisa bahwa program tersebut sudah berhasil atau belum, karena keberhasilan program juga bergantung pada perubahan perilaku dari sasaran atau masyarakat. Apabila perilaku dari masyarakat sudah berubah untuk menjadi lebih baik, maka bisa dikatakan program yang dibuat berhasil dan bisa digunakan untuk program selanjutnya. Dimana perubahan perilaku tersebut bisa di ukur dengan membandingkan perilaku masyarakat sebelum dan sesudah mendapatkan sosialisasi atau melaksanakan serangkaian kegiatan yang telah dibuat.

PEMANTAUAN DAN PENILAIAN DAMPAK 1. Pemantauan a. Pemantauan Proses Pemantaun kegiatan program dilakukan pada saat perencanaan program, pelaksanaan kegiatan program, dan setelah kegiatan program dilaksanakan. Kegiatan pemantauan dari FKM yang diarahkan pada khalayak sasaran yaitu Sekolah Menengah Atas harus berlangsung sesuai dengan frekuensi, intensitas dan waktu yang telah direncanakan. b. Pemantauan Kinerja Pemantauan kinerja secara khusus telah dilakukan oleh pihak yang ditunjuk untuk menangani pemantauan kinerja dari pegawai yang menjadi suksestor dari program KOMPLIDS ini yaitu meliputi LSM dan juga organisasi – organisasi pendukung didaerah dimana program ini akan dilakukan sehingga mereaka bisa memantau kinerja para pekerja untuk memperoleh hasil yang maksimal dan juga efisien karena mereka langsung melakukan pemantauan dengan cara melihat langsung apa yang telah dilakukan dan belum dilakukan para pekerja yang akan menjalankan program ini. c. Pemantauan Hasil Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pengetahuan yang lebih kepada masyarakat luas sehingga mereka lebih mengetahui keberadaaan BPJS sebagai ganti dari pada ASKES itu sendiri. Sehingga mdapat meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat luas dan dapat membantu program kerja pemerintahan 2. Dampak Hasil yang diharapkan dari program transformasi kelembagaan jaminan sosial secara langsung akan berdampak positif apabila programmer menjalankan program sesuai dengan rencana awal, karena pada rencana awal ada masukanmasukan atau bantuan dari mitra-mitra kerja yang telah diajak untuk membantu menjalankan program. Hasil dan dampak yang menjadi tujuan awal programmer, yaitu: a. Meningkatkan derajat kesehatan siswa Sekolah Menengah Atas

b. Memberikan pengetahuan yang lebih kepada masyarakat luas tentang bahaya HIV/AIDS. Programmer

telah

memikirkan

kemungkinan-kemungkinan

adanya

kendala dan penyimpangan yang dapat terjadi dalam serangkaian kegiatan yang akan dijalankan. Sehingga secara langsung programmer akan memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi kendala dan penyimpangan yang terjadi, yang nantinya akan berdampak besar bagi keberhasilan program yang direncanakan.

BAB 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Program komunikasi kesehatan adalah upaya promosi yang dimulai dari proses perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi kegiatan yang bertujuan agar terjadi perubahan perilaku pada kelompok sasaran. Tujuan pokok dari program komunikasi kesehatan adalah perubahan perilaku kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan.Agar tujuan dari program komunikasi kesehatan dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan maka diperlukan adanya perencanaan, strategi dalam implementasi, monitoring pelaksanaan program dan evaluasi. Implementasi merupakan pelaksanaan program komunikasi kesehatan yang mengkombinasikan sumber daya manusia dan dana manajemen dengan memantau kegiatan program dan dampaknya. Hal ini membutuhkankerja keras, ketekunan, dankemampuan memecahkan masalah.Monitoring merupakan komponen penting daripelaksanaan program yang mengacu pada pengumpulan dananalisisdatadan informasi relevan dengan pelaksanaan, evaluasi, dan hasil potensial program komunikasi kesehatan. Laporan evaluasi digunakan tidak hanya untuk menilai hasil program melainkan juga untuk menginformasikan program perbaikan dan program di masa mendatang.

4.2 Saran Makalah ini membahas tentang komunikasi umum dan komunikasi kesehatan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, di harapkan setelah membaca makalah ini untuk dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari cara berkomunikasi yang baik dalam masyarakat dan memahami cara-cara atau strategi dalam berkomunikasi mengenai kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA Atnomobudi, Dr. Billy K. Sarwono. 2005. Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan. Jakarta: FISIP UI Fatmah. 2014. Media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Gizi. Jakarta: Erlangga. https://books.google.co.id/books? id=oRrDJovyazoC&pg=PA55&lpg=PA55&dq=KOMUNIKASI+KESEH ATAN&source=bl&ots=SDyFYr8ZAk&sig=Ln102MwTA3BMdtFGK06 HAjvyoKU&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=KOMUNIKASI %20KESEHATAN&f=false ( 22 Juli 2016) Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan. Jakarata: Rineka Cipta. Schiavo, Renata. 2007. Health Communication From Theory to Practice. San Francisco : Market Street

Related Documents

Makalah Komkes Fix
February 2021 1
Makalah Cito Belum Fix
January 2021 1
Makalah Biofarmasi (sr) Fix
February 2021 3
Makalah Rpk Jiwa Fix
January 2021 1

More Documents from "RendraKurniawan"