Makalah Kunci

  • Uploaded by: arin
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kunci as PDF for free.

More details

  • Words: 2,998
  • Pages: 13
Loading documents preview...
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan

semboyan

kembali

ke alam,

akhir- akhir

ini minat

masyarakat untuk menggunakan bahan-bahan alami semakin meningkat. Hal ini ter- bukti

dengan

industri kecil maupun banyak

semakin

industri-industri baik

besar yang menggunakan tumbuh-tumbuhan yang

terdapat di Indonesia sebagai

mendorong

banyaknya bahan

dasar.

Kenyataan ini

di- lakukannya penelitian-penelitian tentang

tumbuhan-

tumbuhan yang secara tradisional sering digunakan untuk mencegah atau mengobati berbagai penyakit. Rimpang temu kunci merupakan salah berkhasiat Di

obat

Indonesia

dan

dipakai

satu

tanaman

yang

sebagai bumbu/rempah dalam makanan.

rimpang temu kunci sering digunakan sebagai pengharum

masakan sayuran. Sebagai obat tradisional, rimpang temu kunci berkhasiat menyembuhkan sariawan, masuk angin dan memperbanyak air susu ibu. B. Rumusan masalah Rumusan masalah dari makalah ini adalah : a. Apa itu temu Kunci? b. Apa saja manfaat temu kunci? c. Bagimana mekanisme kerja temu kunci sebagai anti mikroba? C. Tujuan Masalah Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : a. Mengetahui temu kunci b. Mengetahui manfaat temu kunci c. Mengetahui mekanisme kerja temu kunci sebagai anti mikroba

II. PEMBAHASAN A. Mengenal Temu Kunci 1. Klasifikasi Temu kunci Nama Ilmiah : Boesenbergia pandurata Sinonim : Gastrochilus panduratum (Roxb) Schult.; Kaempferia pandurata (Roxb); Boesenbergia rotunda, Nama umum/dagang : Temu kunci Nama Lokal :

Temu kunci (Indonesia), koncih (Sumatera), Tamu kunci (Minangkabau), Konce (Madura), Kunci (jawa tengah), Dumu kunci (Bima), Tamu konci (Makasar), Tumu kunci (Ambon), Anipa wakang (Hila-Alfuru), Aruhu Konci (Haruku), Sun (Buru) Rutu kakuzi (Seram),Tamputi(Ternate) Nama asing : Fingerroot (Inggris), Krachai (Thailand), Chinese key (Cina).

Gambar. Rimpang dan tanaman temu kunci Klasifikasi Tumbuhan Divisi : Magnoliophyta Kelas

:

Liliopsida

Ordo

:

Zingiberales

Famili

:

Zingiberaceae

Genus

:

Boesenbergia

Spesies : Boesenbergia pandurata 2. Morfologi Tumbuhan Temu kunci berperawakan herba rendah, merayap di dalam tanah. Dalam satu tahun pertumbuhannya 0,3-0,9 cm. Batangnya merupakan batang asli di dalam tanah sebagai rimpang, berwarna kuning coklat, aromatik, menebal, berukuran 5-30 x 0,5-2 cm. Batang di atas tanah berupa batang semu (pelepah daun). Daun tanaman ini pada umumnya 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun berwarna merah tanpa helaian daun. Tangkai daun tanaman ini beralur, tidak berambut, panjangnya 7-16 cm, lidah-lidah berbentuk segitiga melebar, menyerupai selaput, panjang 1-1,5 cm, pelepah daun sering sama panjang dengan tangkai daun; helai daunnya tegak, bentuk lanset lebar atau agak jorong, ujung daun runcing, permukaan halus tetapi bagian bawah agak berambut terutama sepanjang pertulangan, warna helai daun hijau muda, lebarnya 5-11 cm. Bunga tanaman ini berupa susunan bulir tidak berbatas, di ketiak daun, dilindungi oleh 2 spatha, panjang tangkai 41 cm, umumnya tangkai tersembunyi dalam 2 helai daun terujung. Kelopak bunganya 3 buah lepas, runcing. Mahkota bunganya 3 buah, warnanya merah muda atau kuning-putih, berbentuk tabung 5052 mm, bagian atas tajuk berbelah-belah, berbentuk lanset dengan lebar 4 mm dan panjang 18 mm. Benang sarinya 1 fertil besar, kepala sarinya bentuk garis membuka secara memanjang. Lainnya berupa bibir-bibiran (staminodia) bulat telur terbalik tumpul, merah muda atau kuning lemon, gundul, 6 pertulangan, dan

ukurannya 25×7 cm. Putik bunganya berupa bakal buah 3 ruang, banyak biji dalam setiap ruang (Plantus, 2008). 3. Habitat dan Penyebaran Temu Kunci Tanaman ini banyak tumbuh dari daerah tropis dataran rendah. Waktu berbunganya pada bulan Januari-Februari, April-Juni. Daerah distribusi dan habitat tanaman ini adalah tumbuh liar pada dataran rendah, di hutan-hutan jati. Tanaman ini tumbuh baik pada iklim panas dan lembab pada tanah yang relatif subur dengan pertukaran udara dan tata air yang baik. Pada tanah yang kurang baik tata airnya (sering tergenang air, atau becek pertumbuhan akan terganggu dan rimpang cepat busuk) (Plantus, 2008). Perbanyakannya temu kunci dapat dilakukan dengan pemotongan rimpang menjadi beberapa bagian (tiap bagian terdapat paling sedikit 2 mata tunas) dan penanaman dilakukan pada jarak tanam 3000 cm. B. Manfaat Tumbuhan Temu Kunci Secara umum, masyarakat menggunakan rimpang temu kunci sebagai peluruh dahak atau untuk menanggulangi batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan, menyembuhkan sariawan, bumbu masak, dan pemacu keluarnya Air Susu Ibu (ASI). Temu kunci dapat berefek pada pelarutan batu ginjal kalsium secara in vitro. Perasan dan infusa rimpang temu kunci memiliki daya analgetik dan antipiretik. Di samping itu dapat mempunyai efek abortivum, resorpsi dan berpengaruh pada berat janin tikus. Ekstrak rimpang yang larut dalam etanol dan aseton berefek sebagai antioksidan pada percobaan dengan minyak ikan sehingga mampu menghambat proses ketengikan. Selain di Indonesia, ternyata negara lain juga banyak yang memanfaatkan temu kunci. Di Thailand, rimpang temu kunci biasa digunakan sebagai bumbu masak. Selain itu, tanaman ini juga telah digunakan sebagai obat aprodisiac, disentri, antiinflamasi, kolik, serta untuk menjaga kesehatan tubuh. Di Malaysia, rimpang temu kunci digunakan sebagai sebagai obat sakit perut dan dekoksi pada wanita pasca melahirkan. Kandungan senyawa aktif temu kunci Temu

kunci

memiliki

kandungan

kimia

antara

lain:

minyak

atsiri 1,2% (pada rimpang segar 0,06% - 0,32% minyak atsiri). Komponen utama minyak atsiri terdiri dari monoterpen, seskuiterpen, turunan fenilpropana antara lain : geranial, neral, kamfora, zingiberen, d-pinen, kamfen, 1,8-sineol (eucaliptol), d-borneol, geraniol, osimen, dimetoksi-4(-2-propenil), miristin, linalil propanoat, asam sinamat, kamfen hidrat, propenil guaikol, dihidrokarveol, linalool, etilsinamat, etil p-metoksi sinamat, panduratin A.

Kandungan kimia lain yaitu asam kavisinat dan golongan flavonoid yang terdiri dari pinosembrin (2,3-dihidrokrisin), 2',6'-dihidroksi-4'-metoksi kalkon, pinostrobin

(5-hidroksi-7-metoksi

flavanon),

alpinetin,

kardamomin,

2',4'-

dihidroksi-6'-metoksi kalkon, boesenbergin A, 5,7-dimetoksiflavon. Pada jenis tumbuhan dengan rimpang berwarna merah mengandung pinostrobin, boesenbergin

A,

panduratin. Jenis rimpang berwarna putih

mengandung 0,36% krotepoksid, sedang rimpang berwarna hitam mengandung pinostrobin, 5,-dimetoksi-flavon, 5-hidroksi-7-metoksi-flavon dan 5-hidroksi-7,4'dimetoksiflavon,

5,7,3',4'-tetrametoksiflavon;

kaemferol-3,7,4'-trimetil

eter;

kuersetin-3,7,3',4-tetrametil eter.8 Pinostrobin yang terkandung di dalam Temukunci merupakan senyawa antioksidan yang berperan penting dalam menangkal zat radikal bebas yang menjadi penyebab kanker. Radikal bebas sendiri merupakan molekul, atom ataupun kelompok atom yang tidak berpasangan. Radikal bebas tersebut sangat berbahaya kalau jumlahnya lebih banyak dibandingkan senyawa antioksidan dalam tubuh. Akibatnya, radikal bebas menyerang tubuh dan merusak DNA sehingga kanker menyerang. Oleh sebab itu, sistem imun harus benar-benar terjaga dengan baik karena merupakan benteng pertahanan alami dalam tubuh terhadap serangan berbagai penyakit.Sistem imun merupakan penjaga keseimbangan komponen tubuh dengan cara membersihkan sel-sel yang mati. Sistem imun dalam tubuh ini akan “meronda” ke seluruh bagian tubuh sehingga ketika ditemukan sel tubuh yang bermutasi-memicu kanker-sistem imun ini akan membinasakannya. Pinostrobin yang terkandung di dalam Temukunci juga memiliki memiliki kemampuan dalam menghambat kinerja enzim topoisomerase 1 yang biasanya meningkat ketika terjadi kanker. Dengan adanya pinostrobin, maka penambahan jumlah topoisomerase ini menjadi terhambat. Caranya dengan menghambat transkripsi DNA. Sedangkan aktivitas kerja enzim dihambat dengan cara mengeluarkan zat yang akan mengikat enzim. Akibatnya, sel kanker yang terkena zat ini akan mati. Manfaat Temu Kunci Sebagai anti mikroba Streptococcus pyogenes

Penelitian yang telah dilakukan Tan Eng- chong ( 2013 ) pada beberapa jenis bakteri dan salah satunya adalah golongan Streptococcus. Menunjukkan bahwa dalam tanaman temu kunci didapatkan beberapa senyawa aktif yang memilki sifat antibakteri diantaranya adalah pinocembrin, pinostrombin, rubranin, boesenbergin A, boesenbergin B, panduratin A serta kandungan minyak essensial camphor linalool dan camphene. Minyak atsiri rimpang temu kunci ( Boesenbergia pandurata) dapat berefek pada pertumbuhan Entamoeba coli, Staphyllococus aureus dan Candida albicans dan terutama pada pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes. Streptococcus pyogenes merupakan salah satu patogen yang banyak meninfeksi manusia. Diperkirakan 5-15% individu normal memiliki bakteri ini dan biasanya terdapat pada saluran pernafasan, namun tidak menimbulkan gejala penyakit. S. pyogenes dapat menginfeksi ketika pertahanan tubuh inang menurun atau ketika organisme tersebut mampu berpenetrasi melewati pertahanan inang yang ada. Bila bakteri ini tersebar sampai ke jaringan yang rentan, maka infeksi supuratif dapat terjadi. Infeksi ini dapat berupa faringitis, tonsilitis, impetigo dan demam scarlet (Cunningham, 2000). Streptococcus pyogenes adalah bakteri gram positif yang memiliki bentuk bulat atau bulat telur, kadang menyerupai batang, tersusun berderet seperti rantai. Panjang rantainya bervariasi dan biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungannya atau habitatnya. Streptococcus terdiri dari kokus yang berdiameter 0,5 µm. Dalam bentuk rantai yang khas, kokus agak memanjang pada arah sumbu rantai. Streptococcus patogen jika ditanam dalam perbenihan cair atau padat yang cocok sering membentuk rantai panjang yang terdiri dari 8 buah kokus atau lebih (Cunningham, 2000).

Gambar : Bakteri Streptococcus pyogenes

Infeksi yang ditimbulkan S. pyogenes disebabkan adanya interaksi faktorfaktor virulensi S. pyogenes dengan sel inang. Faktor virulensi tersebut bisa berupa protein yang disekresikan maupun yang berlokasi di permukaan sel. Faktor virulensi yang disekresikan diantaranya streptokinase, hialurodinase, proteinase, hemolisin, polisakarida-C, protease sistein, dan Streptococcal Inhibitor of Complement (SIC). Protein permukaan S. pyogenes yang berperan sebagai faktor virulensi diantaranya adalah Streptococcal C5a Peptidase (SCPa), protein M, dan protein F (Todar, 2002). Factor virulensi yang utama dari Streptococcus pyogenes adalah protein M. Protein M ini punya 3 fungsi fatogenesis yaitu : 1. Anti fagosistosis, protein M dapat mengenali fibronegon manusia sehingga resisten terhadap aktivitas fagositosis inang 2. Adhesin, protein M berfungsi untuk menempelkan bakteri pada keratinoit kulit 3. Sebagai invasin yang mempercepat internalisasi pada proses invasi

C. Mekanisme kerja temu kunci sebagai anti mikroba Antimikroba adalah suatu zat yang mampu mengganggu pertumbuhan dan metabolisme mikroba. Mekanisme kerja antimikroba antara lain dengan jalan merusak dinding sel, merusak membran, sitoplasma, mendenaturasi protein sel dan menghambat kerja enzim dalam sel (Prajitno, 2007). Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) gangguan pada senyawa

penyusun dinding sel, (2) peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan komponen penyusun sel, (3) menginaktivasi enzim, dan (4) destruksi atau kerusakan fungsi material genetic (Ardiansyah :2007).

Dari percoabaan yang telah dilakukan Azhar ( 2013 ), diketahui pinocembrin ( 5, 7 dihidroksiflavon ) yang didapat dari ekstrak temu kunci merupakan salah satu senyawa yang didapatkan dari dari isolasi primer flavanoid. Di mana pada bakteri, pinocembrin berperan mengganti komposisi membran sel bakteri dan menyebabkan sel bakteri menjadi lisis. Maka dapat dipastikan bahwa pinocembrin merupakan salah satu zat antibakteri yang terdapat dalam ekstrak temu kunci yang memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Strep tococcus pyogenes. Pinocembrin efektif dalam menghambat sintesisi dinding sel bakteri dengan mekanisme sebagai berikut : Langkah pertama berupa pengikatan senyawa aktif pinocembrin pada reseptor sel bakteri (beberapa diantaranya adalah enzim transpeptida) sehingga reaksi transpeptidase dan sintesis peptidoglikan terhambat. Mekanisme diakhiri dengan pembuangan atau penghentian aktivitas penghambat enzim autolisis pada dinding sel. Hal ini mengakibatkan sitolisis karena ketidakseimbangan tekanan osmotis. Dinding sel bakteri menentukan bentuk karakteristik dan berfungsi melindungi bagian dalam sel terhadap perubahan tekanan osmotik dan kondisi lingkungan lainnya. Dengan rusaknya dinding sel bakteri akan menyebabkan membrane sel menjadi rapuh. Kerusakan membran sel dapat menyebabkan kebocoran sehingga komponen-komponen penting di dalam sel seperti protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-lain dapat mengalir keluar. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sunarto ( 2013 ) menggunakan ekstrak temu kunci dilarutkan dengan pelarut etanol 96 % dan diujikan pada bakteri Streptococcus pyogenes. Konsentrasi yang lebih kecil 9%, 11%, 13 %, 15 % dan 17 % dan dilakukan perhitungan koloni yang tumbuh pada masing – masing plate dengan menggunakan colony counter. Dengan hasil perhitungan rata – rata tiap konsentrasi, untuk konsentrasi 9% dengan jumlah koloni 398, konsentrasi 11 % jumlah koloni 376, konsentrasi 13 % jumlah koloni 36,25, konsentrasi 15 % jumlah koloni 21 dan konsentrasi 17 % jumlah koloni 0. Sehingga menujukkan

bahwa 17 %

merupakan konsentrasi paling efektif dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes. Cara membuat minuman temu kunci sebagai anti mikroba Sakit tenggorokan dikarenakan virus dan bakteri. Bakteri dan virus ini akan menimbulkan lendir yang akan mengumpul di dalam hidung yang menyebabkan penderitanya memaksa bekerja keras untuk mengeluarkan lendir atau ingus tersebut. Sakit tenggorokan adalah penyakit yang sering diderita oleh banyak orang. Seringkali sakit tenggorokan menjadi gejala terjadinya suatu penyakit. Seperti batuk, flu dan demam. Namun kebanyakan orang menganggapnya sebagi penyakit ringan dan membiarkan agar sembuh sendiri. Apabila dibiarkan saja akan menjadi penyakit batu, flu, dan demam. Sebelum menjadi penyakit, sebaiknya kita mengobatinya. Kita bisa memilih pengobatan secara alami. Berikut adalah cara membuat minuman herbal dari temu kunci Radang tenggorokan : Ambil temu kunci 10 gr dan potong-potong, bahan direbus dengan 800 cc air, hingga tinggal setengahnya. Saring. Minum 2x sehari setiap minum 200 cc. Mengatasi tuberculosis 15 gram temu kunci dan 4 gram biji pinang dihaluskan lalu ditambahkan 200 cc air masak kemudian disaring dan diminum. Radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri jika tidak segera diobati dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah seperti demam rematik dan glomerulonefritis. Seorang yang telah memahami akan bahaya yang disebabkan oleh bakteri S.pyogenes seharusnya berhati-hati dalam melakukan aktivitasnya, karena sedikit saja imunitas menurun bakteri tersebut dapat menjadi ancaman yang sangat membahayakan. Dan seharusnya saling mengingatkan akan bahaya dari bakteri tersebut guna kesehatan bersama. Menjaga pola hidup sehat, menjaga kebersihan diri dan lingkungan adalah cara untuk mencegah infeksi oleh bakteri S. pyogenes

Jurnal penelitian manfaat senyawa aktif pada temu kunci a. Berdasarkan penelitian Sohn et al. (2005) Sohn et al. (2005) menyatakan bahwa panduratin A menghambat kuat pertumbuhan sel kanker HepG2 yang diinduksi dengan tert-Butylhydroperoxide (t-BHP). tert-Butylhydroperoxide (t-BHP) merupakan senyawa yang biasa digunakan untuk menginduksi kanker dengan mekanisme pembentukan intermediet radikal bebas. Panduratin A memproteksi sel HepG2 melaui perbaikan kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh t-BHP dengan cara menangkap radikal bebas. Trakoontivakorn et al. (2001) menyatakan bahwa ekstrak metanolik dari rimpang temu kunci mempunyai efek antimutagenik pad Trp-P-1 pada uji Amest tes. Enam kandungan zat aktif yang menunjukkan antimutagenik ini adalah kalkon, cardamonin, pinocembrin, pinostrobin, 4-hidroksipanduratin, dan panduratin A. IC50 masing-masing zat adalah 5.2 ± 0.4m M, 5.9 ± 0.7 m M, 6.9 ± 0.8 m M, 5.3 ± 1.0 m M, 12.7 ± 0.7 m M and 12.1± 0.8. Keenam kandungan dari temu kunci ini menunjukkan penghambatan induksi mutagenesis yang mirip. Kesemuanya merupakan inhibitor kuat N-hydroxylation Trp-P-2. Mekanisme kerja dari zat-zat aktif ini yaitu menghambat aktivasi pertama dari amina heterosiklik. b. Berdasarkan penelitian Kirana et al. (2006) Kirana et al. (2006) telah meneliti bahwa panduratin A dapat menghambat pertumbuhan sel kanker payudara MCF7 dan sel adenokarsinoma kolon HT-29 pada manusia melalui penghambatan COX-2 yang merupakan faktor penting dalam perkembangan inflamasi dan sel tumor. Selain itu, panduratin A juga telah dibuktikan mempunyai aktivitas antimutagenik melalui induksi Quinon Reduktase (QR) yang merupakan enzim fase II. Enzim fase II memiliki peran penting dalam mekanisme pertahanan sel dan metabolisme, seperti detoksifikasi senyawasenyawa elektrofilik. Sel HT-29 yang diperlakukan dengan panduratin A menunjukkan adanya gejala apoptosis, misalnya membran yang menggelembung,

pemendekan kromatin, dan atau fragmentasi nukleus dan badan apoptotik ketika c.

sel diwarnai dengan Hoechst 33258. Berdasarkan penelitian Yun et al. (2006) Yun et al. (2006) telah membuktikan bahwa Panduratin A yang merupakan derivat dari kalkon juga mempunyai berbagai efek biologis, seperti antiinflamasi, analgetik, dan antioksidan. Pada penelitian sebelumnya, telah dibuktikan bahwa panduratin A memiliki efek antiinflamasi pada model sel RAW 264.7. Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa Panduratin A berpotensi sebagai antikanker dengan mekanisme aksi menginduksi apoptosis pada sel kanker kolon HT29. Pada kanker kolon, panduratin A lebih poten dari pada inhibitor selektif COX-2, misalnya Celecoxib; dan obat-obat antitumor (5-flurouracil and Cisplatin). Panduratin A juga dapat memacu apoptosis sel melalui aktivasi caspase. Enzim caspase berperan penting dalam mekanisme apoptosis. Bukti-bukti menunjukkan bahwa TRAIL dan FAS signaling pathway berperan dalam kemoterapi-induksi apoptosis, dengan aktivasi inisiator caspase 8 atau caspase 3, 6 dan 7. Induksi apoptosis dan atau penghambatan pembelahan sel berhubungan erat dengan aktivasi intraselular signaling pathway untuk menghentikan siklus sel pada fase G1, S, atau G2/M. Perlakuan dengan panduratin A pada sel CaP, menunjukkan penurunan level protein cyclin B1, cdc25C and cdc2. Pada dosis tertentu, penggunaan panduratin A juga dapat menurunkan level cyclins D1 dan E1 yang secara serentak juga akan menurunkan aktivitas CDK2, CDK4, dan CDK6. Data-data ini mengindikasikan bahwa panduratin A sangat penting dalam regulasi siklus sel. Penelitian menunjukkan bahwa siklus sel berhenti pada transisi G2/M dengan agen perusak DNA yang berhubungan dengan induksi ekspresi p21WAF/Cip1. p27Kip1 adalah anggota lain dari inhibitor CDK1 yang bisa berikatan dan menghambat aktivitas CDK. Ditemukan bahwa p27Kip1 dan/atau p21WAF/Cip1 ter-upregulasi pada PC3 dan DU145 dengan penggunaan Panduratin A. Jadi, dapat dikatakan bahwa, adanya upregulasi dari p27Kip1 dan/atau p21WAF/Cip1 paling tidak akan menurunkan ekspresi cyclins dan aktivasi CDK. Hal ini merupakan mekanisme panduratin A untuk menghambat sel

CaP tumbuh dan memicu sel tersebut untuk berhenti membelah. d. Berdasarkan penelian Sari Fida (2010) Sari Fida (2010) menyatakan Pemberian ekstrak rimpang temu kunci (Kaempferia pandurata Roxb.) dosis 0,7; 1,4; dan 2,8 mg/gr BB secara per oral memiliki efek analgetik, sebab dapat mengurangi jumlah geliat mencit

Balb/c yang diinduksi asam asetat, pad dosis 2,8 mg/gr BB memiliki efek paling besar dibandingkan dengan dosis 1,4 dan 2,8 mg/gr BB. Pemberian ekstrak rimpang temu kunci (Kaempferia pandurata Roxb.) dosis 2,8 mg/gr BB memiliki efek yang hampir sama dengan aspirin dosis1,3mg/20 gr BB. Hal ini membuktikan bahwa membuktikan bahwa ekstrak rimpang tanaman obat ini dapat mengurangi jumlah geliat pada mencit Balb/c yang diinduksi asam asetat sehingga dapat digunakan sebagai obat analgetik.

III.

PENUTUP

Dari pembahasan di atas, hal-hal yang dapat di simpulkan : 1. Temu kunci sabagai salah satu tanaman yang mudah tumbuh dan mudah dijumpai di Indonesia, memiliki tingkat persebaran yang merata sehingga mudah dijumpai di mana saja, 2. Temu kunci selain sebagai bumbu masak, merupakan tanaman obat yang memiliki banyak manfaat dan khasiat untuk berbagai macam penyakit, 3. Temu kunci berdasarkan banyak penelitian dilakukan dengan kandungan utama panduratin A dan pinostrobin terbukti dapat membunuh sel kanker, dan juga dapat berfungsi sebagai analgetik (penghilang rasa sakit)

Daftar Pustaka Ardiansyah. 2007. Antimikroba dari Tumbuhan (Online) (www.beritaiptek.com, diakses tanggal 12 Desember) Cunningham, M. W,. 2000. Pathogenesis of Group A Streptococcal Infection. Clin Micobiol : Washington, D. C. Kirana, C., Jones, G.P., Record, I.R., and McIntosh, G.H., 2006, Anticancer Properties of Panduratin A Isolated from Boesenbergia Pandurata (Zingiberaceae), Journal of Natural Medicine, 61:131-137. Plantus, 2008, Fingerroot (Boesenbergia pandurata Roxb. Schult). http://anekaplanta.wordpress.com/2008/01/04/temu-kunci-boesenbergia-pandurata-roxbschlechter/ [15 Maret 2008]. Todar, K., 2002. Todar’s Online Textbook of Bacteriology, Streptococcus pyogenes. Universitas of Wisconsin-Madison Dpartement of Bacteriology. Sohn, J.H., Han, K.L., Lee, S.H., and Hwang, J.K., 2005, Protective Effects of Panduratin Against Oxidative Damage of tert-Butylhydroperoxide in Human HepG2 Cells, Biological and Pharmaceutical Bulletin, 28(6):1083-1086. Yun, J.M., Kweon, M.H., Kwon, H.J., Hwang, J.K., and Mukhtar, H., 2006, Induction of Apoptosis and Cell Cycle Arrest by a Chalcone Panduratin A Isolated from Kaempferia pandurata in Androgen-Independent Human Prostate Cancer Cells PC3 and DU145, Temu Kunci (Boesenbergia pandurata) http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=166, Di akses pada tanggal 29 Oktober 2015, jam 09.00 Sari Fida, 2010, Pengaruh Ekstrak Rimpang Temu kunci (Kaempferia pandurata Roxb.) terhadap jumlah geliat mencit BALB/C yang di induksi asam asetat. Di akses pada tanggal 29 Oktober 2015, jam 09.00 Khasiat temu kunci untuk kanker, https://www.deherba.com/khasiat-temukunci-untuk-mengatasikanker.html Di akses pada tanggal 29 Oktober 2015, jam 09.00

Related Documents

Makalah Kunci
January 2021 1
Kunci Kalkulus Lanjut 2
February 2021 1
Analogi -kunci Jawaban
February 2021 0

More Documents from "hasan badri"