Makalah Model Pengembangan 4d.docx

  • Uploaded by: Dewi Nurakmal
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Model Pengembangan 4d.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,178
  • Pages: 14
Loading documents preview...
MAKALAH MODEL PENGEMBANGAN 4D MATA KULIAH PEMBELAJARAN IPA TERPADU

DISUSUN OLEH : 1. IIN KURNIA

(F1071171001)

2. FITRIYANI

(F1071171004)

3. DEWI NURAKMAL

(F1071171011)

4. ANNISA FITRI ANANDA

(F1071171012)

5. AISYAH

(F1071171018)

DOSEN PENGAMPU: AFANDI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2019

DAFTAR PUSTAKA BAB I ......................................................................................................................1 PENDAHULUAN ...................................................................................................1 A. Latar Belakang ............................................................................................1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................2 C. Tujuan .........................................................................................................2 BAB II .....................................................................................................................3 PEMBAHASAN .....................................................................................................3 A. B. C. D. E.

Pengertian Model Pengembangan ...............................................................3 Pengertian Model Pengembangan 4D .........................................................3 Tahapan Model Pengembangan 4D ............................................................4 Kekurangan Dari Model Pengembangan 4D ............................................10 Kelebihan Dari Model Pengembangan 4D ...............................................10

BAB III ..................................................................................................................11 PENUTUP .............................................................................................................11 A. Kesimpulan ...............................................................................................11 B. Saran ..........................................................................................................11 Daftar Pustaka .......................................................................................................12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya dalam mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Dalam proses pembelajaran terdapat proses komunikasi yang berlangsung dalam suatu sistem, dan di dalamnya terdapat media pembelajaran sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran tersebut. Menggunakan media dalam proses pembelajaran harus didasarkan filosofi atau alasan teoritis yang benar. Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat proses belajar mengajar yang pada dasarnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut, guru bertindak sebagai komunikator yang bertugas menyampaikan pesan pendidikan (message) kepada penerima pesan (komunikan) yaitu anak. Agar pesan-pesan pendidikan yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak, maka dalam proses komunikasi pendidikan tersebut diperlukan wahana penyalur pesan yang disebut media pendidikan pembelajaran. Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan pendidikan. Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorphosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan

permintaan dan penyediaan layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariasi dan secara luas. Selain itu, dengan semakin luasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta ditemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas.

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian model pengembangan? 2. Apa pengertian model pengembangan 4D? 3. Apa saja tahap model pengembangan 4D? 4. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari model pengembangan 4D?

C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian model pengembangan. 2. Mengetahui pengertian model pengembangan 4D. 3. Mengetahui tahap model pengembangan 4D. 4. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari model pengembangan 4D.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Model Pengembangan Istilah model dapat diartikan sebagai suatu objek atau konsep berupa tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur dan sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat penjelasan berikut saran yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Model pengembangan merupakan dasar yang digunakan untuk pengembangan produk yang akan dihasilkan. Model

pengembangan

yang

efektif

menuntut

kesesuaian

antara

pendekatan yang digunakan dengan produk yang akan dihasilkan. Penelitian pengembangan menurut Van Den Akker (1999) berdasarkan pada dua tujuan, yakni pengembangan untuk mendapatkan prototipe produk, perumusan saran-saran metodologi untuk mendesain dan evaluasi prototipe tersebut. Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas pencapaian tujuan. Pengembangan model dapat diartikan sebagai upaya memperluas untuk membaca suatu keadaan atau situasi secara berjenjang kepada situasi yang lebih sempurna atau lebih lengkap maupun keadaan yang lebih baik. Pengembangan di sini artinya diarahkan pada suatu program yang telah atau sedang dilaksanakan menjadi program yang lebih baik. Pengembangan meliputi kegiatan mengaktifkan sumber, memperluas kesempatan, mengakui keberhasilan, dan mengintegrasikan kemajuan. Pengembangan model baru disusun berdasarkan pengalaman pelaksanaan program yang baru dilaksanakan, kebutuhan individu atau kelompok, dan disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan lingkungan belajar warga belajar. B. Pengertian Model Pengembangan 4D Model pengembangan 4-D merupakan suatu model dalam pengembangan perangkat pembelajaran yaitu Define, Design, Develop,

dan Disseminate atau diadaptasi menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. C. Tahapan Model Pengembangan 4D Desain penelitian pengembangan model 4-D (Four D Models) menurut Thiagarajani ini meliputi 4 tahap yaitu tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan diseminasi (disseminate) yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahap I: Define (Pendefinisian) Tahap define adalah tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap define ini mencakup lima langkah pokok, yaitu analisis ujung depan (front-end analysis), analisis siswa (learner analysis), analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis) dan perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives). 1. Analisis Ujung Depan (front-end analysis) Menurut Thiagarajan, dkk (1974), analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pengembangan bahan ajar. Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah dasar, yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan. 2. Analisis Siswa (learner analysis) Menurut Thiagarajan, dkk (1974), analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang sesuai dengan desain pengembangan perangkat pembelajaran. Karakteristik itu meliputi latar belakang kemampuan akademik (pengetahuan), perkembangan kognitif, serta keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang berkaitan dengan

topik pembelajaran, media, format dan bahasa yang dipilih. Analisis siswa dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik siswa, antara lain: (1) tingkat kemampuan atau perkembangan intelektual, (2) keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang sudah dimiliki dan dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. 3. Analisis konsep (concept analysis) Analisis konsep menurut Thiagarajan, dkk (1974), dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang akan diajarkan, menyusunnya dalam bentuk hirarki, dan merinci konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan yang tidak relevan. Analisis membantu mengidentifikasi kemungkinan contoh dan bukan contoh untuk digambarkan dalam mengantar proses pengembangan. Analisis

konsep

pengetahuan-pengetahuan

sangat

diperlukan

deklaratif

atau

guna

mengidentifikasi

prosedural

pada

materi

matematika yang akan dikembangkan. Analisis konsep merupakan satu langkah penting untuk memenuhi prinsip kecukupan dalam membangun konsep atas materi-materi yang digunakan sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi. Mendukung analisis konsep ini, analisis-analisis yang perlu dilakukan adalah (1) analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang bertujuan untuk menentukan jumlah dan jenis bahan ajar, (2) analisis sumber belajar, yakni mengumpulkan dan mengidentifikasi sumber-sumber mana yang mendukung penyusunan bahan ajar. 4. Analisis Tugas (task analysis)

Analisis tugas menurut Thiagarajan, dkk (1974) bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan menganalisisnya kedalam himpunan keterampilan tambahan yang mungkin diperlukan. Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas dalam materi pembelajaran. 5. Perumusan Tujuan Pembelajaran (specifying instructional objectives) Perumusan tujuan pembelajaran menurut Thiagarajan, dkk (1974) berguna untuk merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku objek penelitian. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat pembelajaran yang kemudian diintegrasikan ke dalam materi perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti. Tahap II: Design (Perancangan) Tahap

perancangan

bertujuan

untuk

merancang

perangkat

pembelajaran. Empat langkah yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: (1) penyusunan standar tes (criterion-test construction), (2) pemilihan media (media selection) yang sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan format (format selection), yakni mengkaji format-format bahan ajar yang ada dan menetapkan format bahan ajar yang akan dikembangkan, (4) membuat rancangan awal (initial design) sesuai format yang dipilih. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan tes acuan patokan (constructing criterion-referenced test)

Menurut Thiagarajan, dkk (1974), penyusunan tes acuan patokan merupakan langkah yang menghubungkan antara tahap pendefinisian (define) dengan tahap perancangan (design). Tes acuan patokan disusun berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa, kemudian selanjutnya disusun kisi-kisi tes hasil belajar. Tes yang dikembangkan disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif. Penskoran hasil tes menggunakan panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman penskoran setiap butir soal. 2. Pemilihan media (media selection) Pemilihan

media

dilakukan

untuk

mengidentifikasi

media

pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi. Lebih dari itu, media dipilih untuk menyesuaikan dengan analisis konsep dan analisis tugas, karakteristik target pengguna, serta rencana penyebaran dengan atribut yang bervariasi dari media yang berbeda-beda. Hal ini berguna untuk membantu siswa dalam pencapaian kompetensi dasar. Artinya, pemilihan media dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan bahan ajar dalam proses pengembangan bahan ajar pada pembelajaran di kelas. 3. Pemilihan format (format selection) Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Format yang dipilih adalah yang memenuhi kriteria menarik, memudahkan dan membantu dalam pembelajaran matematika realistik. 4. Rancangan awal (initial design) Menurut Thiagarajan, dkk (1974: 7) rancangan awal yang dimaksud adalah rancangan seluruh perangkat pembelajaran yang harus dikerjakan sebelum uji coba dilaksanakan. Hal ini juga meliputi berbagai aktivitas pembelajaran yang terstruktur seperti membaca teks, wawancara,

dan praktik kemampuan pembelajaran yang berbeda melalui praktik mengajar. Tahap III: Develop (Pengembangan) Tahap pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan revisi, (2) uji coba pengembangan (developmental testing). Tujuan tahap pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bentuk akhir perangkat pembelajaran setelah melalui revisi berdasarkan masukan para pakar ahli/praktisi dan data hasil uji coba. Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1. Validasi ahli/praktisi (expert appraisal) Menurut Thiagarajan, dkk (1974: 8), penilaian para ahli/praktisi terhadap perangkat pembelajaran mencakup: format, bahasa, ilustrasi dan isi. Berdasarkan masukan dari para ahli, materi pembelajaran di revisi untuk membuatnya lebih tepat, efektif, mudah digunakan, dan memiliki kualitas teknik yang tinggi. 2. Uji coba pengembangan (developmental testing) Uji coba lapangan dilakukan untuk memperoleh masukan langsung berupa respon, reaksi, komentar siswa, dan para pengamat terhadap perangkat pembelajaran yang telah disusun. Menurut Thiagarajan, dkk (1974) uji coba, revisi, dan uji coba kembali terus dilakukan hingga diperoleh perangkat yang konsisten dan efektif. Tahap IV: Disseminate (Penyebaran)

Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap

diseminasi

dilakukan

untuk

mempromosikan

produk

pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Produsen dan distributor harus selektif dan bekerja sama untuk mengemas materi dalam bentuk yang tepat. Menurut Thiagarajan dkk, (1974: 9), diseminasi bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan perangkat dalam proses pembelajaran. Penyebaran dapat juga dilakukan melalui sebuah proses penularan kepada para praktisi pembelajaran terkait dalam suatu forum tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan tujuan untuk mendapatkan masukan, koreksi, saran, penilaian, untuk menyempurnakan produk akhir pengembangan agar siap diadopsi oleh para pengguna produk. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan diseminasi adalah: analisis pengguna, menentukan strategi dan tema, pemilihan waktu, dan pemilihan media. 1. Analisis Pengguna Analisis pengguna adalah langkah awal dalam tahapan diseminasi untuk mengetahui atau menentukan pengguna produk yang telah dikembangkan. Menurut Thiagarajan, dkk (1974), pengguna produk bisa dalam bentuk individu/perorangan atau kelompok seperti: universitas yang memiliki

fakultas/program

studi

kependidikan,

organisasi/lembaga

persatuan guru, sekolah, guru-guru, orang tua siswa, komunitas tertentu, departemen pendidikan nasional, komite kurikulum, atau lembaga pendidikan yang khusus menangani anak cacat. 2. Penentuan strategi dan tema penyebaran Strategi

penyebaran

adalah

rancangan

untuk

pencapaian

penerimaan produk oleh calon pengguna produk pengembangan. Guba (Thiagarajan, 1974) memberikan beberapa strategi penyebaran yang dapat digunakan berdasarkan asumsi pengguna diantaranya adalah: strategi nilai,

strategi rasional, strategi didaktik, strategi psikologis, strategi ekonomi dan strategi kekuasaan 3. Waktu Menurut Thiagarajan, dkk (1974) selain menentukan strategi dan tema, peneliti juga harus merencanakan waktu penyebaran. Penentuan waktu ini sangat penting khususnya bagi pengguna produk dalam menentukan apakah produk akan digunakan atau tidak (menolaknya). 4. Pemilihan media penyebaran Menurut Thiagarajan, dkk (1974) dalam penyebaran produk, beberapa jenis media dapat digunakan. Media tersebut dapat berbentuk jurnal pendidikan, majalah pendidikan, konferensi, pertemuan, dan perjanjian dalam berbagai jenis serta melalui pengiriman lewat e-mail. D. Kekurangan Dari Model Pengembangan 4D 1. Analisis tugas yang sejajar dengan analisis konsep dan tidak ditentukan analisis yang mana duluan dilaksanakan. E. Kelebihan Dari Model Pengembangan 4D 1. Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bukan untuk pengembangan sistem pembelajaran. 2. Uraiannya lebih lengkap dan sistematis. 3. Dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga sebelum dilakukan uji coba di lapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan revisi berdasarkan penilaian, saran dan masukkan para ahli.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas pencapaian tujuan. Model pengembangan 4-D merupakan suatu model dalam pengembangan

perangkat

pembelajaran

yaitu

Define,

Design,

Develop, dan Disseminate. Desain penelitian pengembangan model 4D (Four D Models) meliputi 4 tahap yaitu tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan diseminasi (disseminate). Kekurangan Dari Model Pengembangan 4D yaitu: analisis tugas yang sejajar dengan analisis konsep dan tidak ditentukan analisis yang mana duluan dilaksanakan. Kelebihan Dari Model Pengembangan 4D yaitu: lebih tepat digunakan

sebagai

dasar

untuk

mengembangkan

perangkat

pembelajaran bukan untuk pengembangan sistem pembelajaran, uraiannya lebih lengkap dan sistematis, dan dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga sebelum dilakukan uji coba di lapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan revisi berdasarkan penilaian, saran dan masukkan para ahli.

B. Saran Berdasarkan hasil penulisan makalah ini, penulis memberikan beberapa saran, yaitu pembaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana prosedur model pengembangan 4D dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA Bustang. (2010). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbahasa Inggris Berbasis Realistik pada SMP Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Makassar: Universitas Negeri Makassar. Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Pustaka Ilmu.

Related Documents


More Documents from "RYKER"