Loading documents preview...
MAKALAH “PENGAKUAN PENDAPATAN ANGSURAN DAN KONTRAK KONTRUKSI” Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan II
Disusun Oleh : Mulik Afiani Silmi (18310180)
PROGRAM STUDI MANAGEMEN/ AKUTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAHARDHIKA SURABAYA 2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi tuhan yang maha Esa yang telah memberikan rahmat, hidayah serta pertolongannya kepada kami atas terselesaikanya tugas makalah yang berjudul: Pengakuan Pendapatan Angsuran dan Kontrak Kontruksi untuk memenuhi tugas Mata kuliah Akuntansi Keuangan II dalam bimbingan Yth. Ibu Nunik Setiyo Utami,SE.,MM. Selaku dosen Mata kuliah Akuntansi Keuangan II Dalam kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Pengakuan Pendapatan Angsuran dan Kontrak Kontruksi Perlu kita ketahui bersama bahwa didalam makalah ini kami akan membahas mengenai: Pertama: Pengakuan Pendapatan Ansuran Kedua: Kontrak Kontruksi
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada : 1. Bapak dosen pembimbing Ibu Nunik Setiyo Utami,SE.,MM., yang telah memberikan tugas dan membimbing kami dalam menyelesaikan karya ilmiah: makalah
yang
berjudul Pengakuan Pendapatan Angsuran dan Kontrak Kontruksi ini. 2. Dan tak lupa kepada teman-teman sekelas yang telah berpartisipan memberikan masukan, kritik dan saran dalam kesempurnaan makalah ini 3. Partisipan pendukung yang tak mugkin kami sebutkan jumlahnya atas dukungan dan kesuksesan tugas makalah ini. Tiada kesempurnaan yang dimiliki oleh setiap mahasiswa dalam menyelesaikan tugasnya kecuali dengan masukan kritik dan saran dari pembimbing, teman-teman sekelas dan para partisipan yang mendukung oleh karena itu masukan kritikan dan masukan yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan tugas makalah ini.
Hormat saya,
Mulik Afiani Silmi 18310180
DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................... i Daftar Isi ....................................................................................................... ii
BAB I: Pendahuluan A. Latar belakang ............................................................................................ 01 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 02 C. Tujuan ....................................................................................................... 02
BAB II: Pembahasan A. Pengakuan Pendapatan .......................................................................................... 03 B. Metode Penjualan Cicilan ...................................................................................... 05 C. Kontrak Kontruksi ........................................................ ............................................... 13 D. Pendapatan Kontrak ................................................ .................. ................................. 13 E. Biyaya Kontrak .......................................... .................. .................. ......................... 15 F. Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak ............................................................... 15 G. Pengakuan Tafsiran Rugi .............................................. ......................................... 16 H. Pengungkapan .............................................. .............................................. ........ 16
BAB III: Penutup A. Simpulan .................................................................................... ................................... 19
Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Akuntansi adalah suatu proses yang diawali dengan mencatat, mengelompokan, mengelolah serta menyajikan data, apapun yang berhubungan dengan keuangan sehingga informasi yang di dapat bisa di gunakan sebagai bahan pengambilan suatu keputusan, apakah perusahaan tersebut memperoleh laba atau kerugian. Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan harus disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan pristiwa lain diakui pada saat kejadian (buka pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Pengakuan Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Secara umum, pedoman untuk pengakuan pendapatan sangat luas. Prinsip pengakuan pendapatan memberikan perusahaan pengetahuan bahwa mereka harus mengakui pendapatan pada saat pendapatan tersebut telah direalisasikan dan pada saat telah diterima/didapatkan. Oleh karena itu, pengakuan pendapatan yang benar adalah pendapatan yang direalisasikan pada saat sebuah perusahaan melakukan pertukaran barang dan jasa untuk mendapatkan cash, atau pendapatan dapat direalisasikan ketika aset yang dirterima perusahaan dari pertukaran siap untuk ditukarkan menjadi sejumlah uang atau juga pendapatan dihasilkan/didapatkan ketika sebuah perusahaan telah menyelesaikan apa yang harus dia kerjakan untuk mendapatkan keuntungan ketika earning process selesai. Dalam mengambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biyaya yang berhubungan dengan kontrak kontruksi. Oleh karna sifat dari aktivitas yang dilakukan pada kontrak kontruksi, tanggal saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan. Oleh karna itu, persoalan utama dalam akuntansi kontrak kontruksi adalah alokasi pendapatan kontrak dan biyaya kontrak pada peiode dimana pekerjaan kontruksi tersebut dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah Dari pemaparan latar belakang permasalahan diatas maka dapat kita rumuskan: 1. Apakah pengertian dari Pengakuan Pendapatan Angsuran 2. Metode Penjualan Cicilan 3. Pengertian Kontrak Kontruksi 4. Pendapatan Kontrak 5. Biaya Kontrak 6. Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak 7. Pengakuan Taksiran Rugi 8. Pengungkapan
C. Tujuan Melihat dari rumusan masalah diatas maka dapat ditarik beberapa tujuan diantaranya: 1. Untuk mengetahui pengertian dari pengakuan pendapatan angsuran 2. Untuk mengetahui metode penjualan cicilan 3. Untuk mengetahui pengertian kontrak kontruksi 4. Untuk mengetahui pendaptan kontrak 5. Untuk mengetahui biyaya kontrak 6. Untuk mengetahui pengakuan pendapatan dan beban kontrak 7. Untuk mengetahui pengakuan tafsiran rugi 8. Untuk mengetahui pengungkapan
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengakuan Pendapatan Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal Dalam prinsip pengakuan pendapatan permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan. Pada prinsip pengakua pendapatan (revenue recognation pronciple), umumnya pendapatan diakui pada saat terealisasikannya atau dapat direalisasikan dan dihasilkan (earned). Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa : a. Pendapatan dianggap direalisasikan apabila barang dan jasa, barang dagang, atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas. Pendapatan di anggap dapat terealisasikan apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat konversi (siap tukar) menjadikan kas atau klaim kas atas kas dengan jumlah yang di ketahui. b. Pendapatan dianggap dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.
Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip diatas, yaitu : a. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya diinterprestasikan sebagai tanggal penyerahan pada pelanggan. b. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah dilaksanakan dan dapat ditagih. c. Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan seperti bunga, sewadan royalti diakui sesuai dengan berlakunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan d. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan.
2. Metode pejualan cicilan Metode penjualan cicilan adalah metode pengakuan pendapatan yang lebih menekankan PENAGIHAN dari pada penjualan. Metode ini mengakui laba pada periode penagihan dan bukan pada saat penjualan. Ungkapan penjualan cicilan biasanya digunakan oleh akuntan dan lainnya untuk menjelaskan suatu jenis penjualan yang pembayarannya diwajibkan dalam periode cicilan selama periode waktu yang diperpanjang. Menurut metode akuntansi cicilan, pengakuan laba ditangguhkan sampai periode penagihan kas. Baik pendapatan maupun biaya-biaya penjualan diakui pada periode penjualan tetapi laba kotor yang berkaitan ditangguhkan sampai pada periode penagihan kas. Jadi, bukan penjualan yang ditangguhkan pada periode penagihan ataupun biaya-biaya serta beban yang berkaitan ditangguhkan, tetapi hanya proporsi laba kotor yang ditangguhkan, yang setara dengan penundaan penjualan dan harga pokok penjualan. Beban-beban lainnya, seperti beban penjualan, beban administrasi, dan lainnya tidak ditangguhkan.
a. Metode Penetapan Laba Kotor Pada Penjualan Cicilan Adapun langkah-langkah dalam prosedur untuk menangguhkan laba kotor dalam metode penjualan angsuran sebagai berikut : -
Untuk penjualan dalam satu tahun
Laba kotor yang tidak direalisasi harus ditangguhkan sampai tahun-tahun berikutnya.
Selama setahun, catat baik penjualan maupun harga pokok penjualan dengan cara yang biasa, dengan menggunakan perkiraan khusus yang akan dijelaskan kemudian, lalu hitung tingkat laba kotor dalam kegiatan transaksi penjualan cicilan.
Pada akhir tahun, terapkan tingkat laba kotor ke penagihan kas pada penjualan cicilan tahun berjalan untuk mendapatkan laba kotor yang direalisasi.
-
Untuk penjualan yang dibuat pada tahun sebelumnya
Tingkat laba kotor untuk masing-masing tahun penjualan harus diterapkan pada penagihan kas dari piutang dagang yang dihasilkan dari masingmasing tahun penjualan tersebut untuk mendapatkan laba kotor yang direalisasi.
Contoh Metode Penjualan Cicilan Untuk mengilustrasikan metode cicilan dalam akuntansi penjualan barang dagang, gunakan data berikut :
Untuk menyederhanakan ilustrasi di atas, beban bunga telah dikeluarkan. Sementara ayat-ayat jurnal dalam bentuk jurnal umum adalah sebagai berikut :
Perhitungan realisasi laba kotor yang ditangguhkan untuk tahun 2002 adalah sebagai berikut :
Perhitungan jurnal dan realisasi laba kotor yang ditangguhkan untuk tahun 2003 adalah sebagai berikut :
Maka perhitunganrealisasi laba kotor yang ditangguhkan untuk tahun 2004 adalah sebagai berikut :
b. Metode Cost Recovery atau Pemulihan Biaya Metode pemulihan biaya adalah metode pengakuan pendapatan dimana tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran kas oleh pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual. Sesudah semua kas dipulihkan kembali, setiap tambahan kas yang ditagih akan dimasukkan sebagai laba termasuk perhitungan laba-rugi selama periode penjualan. Harga pokok penjualan dan laba kotor baik jumlah (kalau ada) yang diakui sepanjang periode maupun jumlah yang ditangguhkan akan di oof set terhadap piutang yang berkaitan dikurangi dengan penagihan di neraca.
Contoh: Pada awal tahun 2016 PT FM menjual persediaan dengan biaya Rp25.000 kepada PT HC dengan harga Rp36.000 dengan pembayaran sebagai berikut:
2016
18.000
2017
12.000
2018
6.000
Apabila metode penutupan biaya digunakan dan pembayaran sesuai dengan jadual yang telah ditentukan, penerimaan kas, pendapatan, biaya, dan laba kotor diakui sebagai berikut: 2016
2017
2018
Kas yang diterima
18.000
12.000
6.000
Pendapatan yang diakui
36.000
0
0
Biaya barang terjual
25.000
0
0
Laba Kotor ditangguhkan
11.000
11.000
6.000
Laba kotor diakui
0
5.000
6.000
saldo laba kotor ditangguhkan
11.000
6.000
0
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Pada saat penjualan:
Piutang Angsuran
36.000
Penjualan Angsuran
36.000
(untuk mencatat hasil penjualan angsuran)
Biaya Barang yang Terjual
25.000
Persediaan Barang
25.000
(untuk mencatat biaya barang yang terjual)
Kas
18.000 Piutang Angsuran
18.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Pada akhir tahun:
Penjualan
36.000
Biaya Barang yang Terjual
25.000
Laba Kotor Ditangguhkan
11.000
(untuk menutup penjualan dan biaya barang yang terjual serta mencatat laba kotor yang ditangguhkan)
Pada tahun 2017 dan 2018, laba kotor ditangguhkan akan direalisasi setelah penerimaan kas melebihi jumlah biaya dengan jurnal sebagai berikut:
2017 Kas
12.000 Piutang Angsuran
12.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Laba Kotor Ditangguhkan
5.000
Laba Kotor Direalisasi
5.000
(untuk mengakui laba kotor karena penerimaan kas pada tahun 1987 telah melebihi biaya)
2018 Kas
6.000 Piutang Angsuran
6.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang angsuran)
Laba Kotor Ditangguhkan
6.000
Laba Kotor Direalisasi (untuk mengakui laba kotor krn kas 1988)
6.000
c. Metode Deposit
Di perusahaan-perusahaan pengembang real estate, ada kalanya terjadi transaksi penjualan property dengan kondisi tertentu. Misalnya:
“Pembeli membayar uang muka sebesar 30%, akan tetapi berhak untuk menerima kembali uang muka tersebut jika pembeli memutuskan untuk membatalkan pembelian sampai pada batas waktu tertentu.”
Untuk penjualan seperti ini, pengembang tidak dibenarkan untuk mengakui pendapatan (atas penjualan tersebut), sampai dengan batas waktu masa berlakunya pembatalan terlewati. Untuk sementara, uang muka yang diterima tersebut diakui sebagai “Perskot” (Deposit) dalam kelompok kewajiban di Neraca. Itulahpengakuan pendapatan dengan metode perskot (deposit method).
3. Kontrak Kontruksi Kontrak Kontruksi adalah suatu kontrak yang di negoisasikan secara khusus untuk kontruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantuk dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan. Kontrak kontruksi juga berkaitan dengan sejumlah aset yang berhubungan erat atau saling tergantung satu sama lain dalam rancangan, teknologi dan fungsi atay tujuan pokok penggunaan kontrak seperti kontruksi kilang-kilang minyak atau bagianbagian lain yang kompleks dari pabrik atau peralatan. Dalam pernyataan ini, kontrak kontruksi meliputi : a. Kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung dengan konstruksi aset, misalnya pelayanan jasa untuk manajer proyek dan arsitek b. Kontrak untuk penghancuran atau restorasi aset dan restorasi lingkungan setelah penghancuran aset.
4. Pendapatan Kontrak Pendapatan kontrak terdiri dari : a. Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak b. Penyimpanan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh beragam ketidakpastian yang bergantung pada hasil dari peristiwa di masa depan. Estimasi sering kali perlu untuk direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Oleh karna itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari satu periode ke periode berikutnya. Misalnya : a. Kontaktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau klaim yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada periode setelah periode dimana kontrak pertama kali disetujui b. Nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak dengan nilai tetap dapat meningkat karena ketentuan-ketentuan kenaikan biaya. c. Nilai pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut d. Jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap perunit output, pendapatan kontrak meningkat jika jumlah unit meningkat.
Penyimpanan adalah suatu instruksi yang diberikan pelanggan mengenai perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan kontrak. Penyimpangan dapat menimbulkan peningkatan atau penurunan dalam pendapatan kontrak. Contoh penyimpangan atau perubahan dalam spesifikasi atau rancangan aset atau perubahan lamanya kontrak. Penyimpangan dimasukan ke dalam pendapatan kontrak jika : a. Kemungkinan besar pelanggan akan menyetujui penyimpangan dan jumlah pendapatan yang timbul dari penyimpangan tersebut b. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal Klaim adalah jumlah yang diminta kontraktor kepada pelanggan atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak. Klain dapat timbul, misalnya dari keterlambatan yang disebabkan oleh pelanggan, kesalahan dalam spesifikasi atau rancangan dan perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan kontrak. Pengukuran jumlah pendapatan yang timbul dari klaim mempunyai tingkat ketidakpastian yang tinggi dan seringkali bergantung pada hasil negoisasi. Oleh karna itu, klaim hanya dimasukan dalam pendapatan kontrak jika : a. Negoisasi telah mencapai tingkat akhir sehingga kemungkinan besar pelanggan akan menerima klaim tersebut b. Nilai klaim yang kemungkinan besar akan disetujui oleh pelanggan dapat diukur secara andal. Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada kontraktor apabila standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah terpenuhi atau dilampaui. Misalnya suatu kontrak mungkin mengizinkan suatu pembayaran tambahan kepada kontraktor untuk suatu penyelesaian yang lebih awal dari suatu kontrak. Pembayaran insentif dimasukan dalam pendapatan kontrak jika : a. Kontrak tersebut cukup aman sehingga kemungkinan besar pelanggan memenuhi atau melampaui standar pelaksanaan b. Jumlah pembayaran insentif dapat diukur secara andal.
5. Biaya Kontrak Biaya suatu kontrak kontruksi terdiri dari : a. Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu b. Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada kontrak tersebut c. Biyaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan kepelanggan sesuai isi kontrak
6. Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak Jika hasil kontrak kontruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak kontruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal terakhir periode pelaporan. Taksir rugi pada kontrak konstruksi tersebut segera diakui sebagai beban. Dalam hal ini kontrak harga tetap, hasil kontrak kontruksi dapat diestimasi secara handal jika semua kondisi berikut ini dapat terpenuhi : a. Total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal b. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas c. Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap penyelesaian kontrak pada akhir priose pelaporan dapat diukur secara andal d. Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak dapat diidentifikasikan sengan jelas dan diukur secara andal sehingga biaya kontrak aktual dapat diukur secara andal e. Biaya kontrak yang diatribusikan pada kontrak dapat diidentifikasikan dengan jelas dan diukur secara andal sehingga biaya kontrak aktrual dapat dibandikan dengan estimasi sebelumnya. Dalam hal ini kontrak biaya-plus, hasil kontrak kontruksi dapat diestimasi secara andal jika semua kondisi berikut terpenuhi : a. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak tersebut akan mengalir ke entitas b. Biyaya kontrak yang dapat diantribusikan pada kontrak apakah dapat ditagihkan atau tidak kepelanggan, dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal.
Jika hasil kontrak kontruksi tidak dapat diestimasi secara andal : a. Pedapatan diakui hanya sebesar biyaya yang telah terjai sepanjang biayay tersebut diperkirakan dapat dipulihkan b. Biaya kontrak diakui sebagai beban pada priode terjadinya Tafsiran rugi pada kontrak kontruksi secara diakui sebagai beban Jika ketidakpastian yang menghalagi hasil kontrak dapat diestimasi secara andal tidak ada lagi, maka pendapatan dan beban yang berhubungan dengan kontrak kontruksi tersebut diakui
7. Pengakuan Taksiran Rugi Jika kemungkinan besar terjadi bahwa total biaya kontrak akan melebihi total pendapatankontrak, maka tafsiran rugi segera diakui sebagai beban.
8. Pengungkapan Entitas mengungkapkan : a. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada periode b. Metode yang diguakan untuk menentukan penapatan kontrak yang diakui pada periode c. Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak
Entitas mengungkapkan hal-hal untuk pekerjaan dalam proses penyelesaua pada akhir priode pelaporan : a. Jumlah akumulasi biaya yang terjadi dan laba yang diakui sampai tanggal pelaporan b. Jumlah uangmuka yang diterima c. Jumlah retensi
Entitas menyajikan : a. Jumlah tagihan bruto kepada pelanggan sebagai aset b. Jumlah utang bruto dari pelanggan sebagai liabilitas
Contoh Ilustrasi :
Suatu kontraktor konstruksi mempunyai kontrak harga tetap sebesar Rp9.000 untuk mendirikan sebuah jembatan. Jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak adalah Rp9.000. Biaya kontrak menurut estimasi kontraktor semula adalah Rp8.000. Akan memakan waktu 3 tahun untuk mendirikan jembatan tersebut. Pada akhir tahun 1, estimasi biaya kontrak meningkat menjadi Rp8.050. Dalam tahun 2, pelanggannya menyetujui suatu penyimpangan yang menghasilkan peningkatan dalam pendapatan kontrak sebesar Rp200 dan biaya kontrak tambahan yang diestimasi sebesar Rp150. Pada akhir tahun 2, biaya yang terjadi meliputi Rp100 untuk bahan standar yang disimpan pada lokasi untuk digunakan dalam tahun 3 untuk menyelesaikan proyek tersebut. Kontraktor tersebut menentukan tahap penyelesaian kontrak dengan perhitungan proporsi biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan dilakukan sampai saat ini sampai estimasi total biaya kontrak yang terakhir. Rangkuman data keuangan selama periode konstruksi sebagai berikut:
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
9.000
9.000
9.000
Penyimpangan
-
200
200
Total pendapatan kontrak
9.000
9.200
9.200
Biaya kontrak yang terjadi saat ini
2.093
6.168
8.200
Biaya kontrak untuk menyelesaikan
5.957
2.032
-
Total estimasi biaya kontrak
8.050
8.200
8.200
Estimasi laba
950
1000
1000
Tahap penyelesaian
26%
74%
100%
Jumlah semua pendapatan yang disetujui dalam kontrak
Tahap penyelesaian untuk tahun 2 (74%) ditentukan dengan mengeluarkan Rp100 bahan material yang disimpan pada lokasi untuk penggunaan dalam tahun 3 dari biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan yang dilakukan sampai saat ini. Jumlah pendapatan, beban, dan laba yang diakui dalam laporan laba rugi dalam jangka waktu tiga tahun adalah sebagai berikut:
Diakui Saat ini
Diakui pada
Diakui pada tahun
sebelumnya
sekarang
2.340
-
2.340
Beban (8.050 x 26%)
2.093
-
2.093
Laba
247
-
247
Beban (8.200 x 74%)
6.808
2.340
4.468
Laba
6.068
2.093
3.975
740
247
493
Beban
9200
6808
2392
Laba
8200
6068
2132
1000
740
260
Tahun 1 Pendapatan (9.000 x 26%)
Tahun 2
Tahun 3 Pendapatan (9.200 x 100%)
BAB III KESIMPULAN
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Metode penjualan cicilan adalah metode pengakuan pendapatan yang lebih menekankan PENAGIHAN daripada penjualan. Metode ini mengakui laba pada periode penagihan dan bukan pada saat penjualan. Ungkapan penjualan cicilan biasanya digunakan oleh akuntan dan lainnya untuk menjelaskan suatu jenis penjualan yang pembayarannya diwajibkan dalam periode cicilan selam periode waktu yang diperpanjang. Metode pemulihan biaya adalah metode pengakuan pendapatan dimana tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran kas oleh pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual. Sesudah semua kas dipulihkan kembali, setiap tambahan kas yang ditagih akan dimasukkan sebagai laba termasuk perhitungan laba-rugi selama periode penjualan. Harga pokok penjualan dan laba kotor baik jumlah (kalau ada) yang diakui sepanjang periode maupun jumlah yang ditangguhkan akan di oof set terhadap piutang yang berkaitan dikurangi dengan penagihan di neraca. Metode pemulihan biaya adalah metode pengakuan pendapatan dimana tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran kas oleh pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual. Sesudah semua kas dipulihkan kembali, setiap tambahan kas yang ditagih akan dimasukkan sebagai laba termasuk perhitungan laba-rugi selama periode penjualan. Harga pokok penjualan dan laba kotor baik jumlah (kalau ada) yang diakui sepanjang periode maupun jumlah yang ditangguhkan akan di oof set terhadap piutang yang berkaitan dikurangi dengan penagihan di neraca. Dalam kontrak kontruksi dapat disimpulkan bahwa
pendapatan kontruksi, biaya
kontruksi, pengakuan pendapatan dan beban kontrak, pengakuan tafsiran rugi dan pengungkapan bergantung dengan kebijakan antara pemberi jasa dan penerima jasa.