Makalah Pengkondisian Udara

  • Uploaded by: Murti Prananingrat
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pengkondisian Udara as PDF for free.

More details

  • Words: 4,147
  • Pages: 31
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Suatu bangunan yang dirancang baik oleh seorang arsitek maupun mahasiswa arsitektur tentu memerlukan ilmu konstruksi bangunan pada saat perancangan agar dapat menunjang kenyamanan, keselamatan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan yang dirancang. Dalam ilmu konstruksi bangunan, mahasiswa akan mempelajari tentang elemenelemen bangunan, salah satunya adalah pengetahuan Utilitas Dasar sebagai salah satu penunjang suatu bangunan sederhana. Utilitas adalah kelengkapan fasilitas dalam suatu bangunan. Beberapa bangunan yang sudah dirancang kadang tidak dapat berfungsi dengan baik apabila fasilitas yang digunakan tidak sesuai atau tidak lengkap untuk menunjang fungsi bangunan tersebut. Hal tersebut dikarenakan sang arsitek kadang kurang memperhatikan mengenai kelengkapan fasilitas dalam bangunan yang dirancang. Akibatnya pengguna ruang tersebut menjadi tidak nyaman dan tidak puas dalam menggunakan ruang-ruang didalamnya. Oleh karena itu, perancangan suatu bangunan harus memperhatikan dan menyertakan fasilitas yang sudah dikoordinasikan dengan perancangan arsitektur, perancangan struktur dan interior dari bangunan tersebut. Sistem utilitas terdiri atas sistem plambing, pencahayaan, sistem sampah, penghawaan, pengkondisian udara, dan sistem transportasi bangunan. Mahasiswa dalam memahami materi sistem utilitas tidaklah cukup hanya didasari teori saja namun juga memerlukan studi terjun ke lapangan secara langsung sehingga mahasiswa bisa melakukan perbandingan keadaan di lapangan dengan teori yang sudah ada sehingga mahasiswa lebih memahami pengaplikasian sistem utilitas itu sendiri. Dengan adanya makalah ini, mahasiswa arsitektur akan memperoleh pengetahuan yang cukup mengenai sistem utilitas dan pengaplikasiannya dalam suatu bangunan khususnya pada bangunan bertingkat agar tercapai hasil yang cukup baik dalam perancangannya.

Sains Bangunan & Utilitas 1

1

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimana penerapan sistem utilitas terutama pada sistem pengkondisian udara yang ada pada objek observasi? 2. Bagaimana perhitungan BTU/h pada setiap AC yang terdapat pada objek observasi? 3. Bagaimana perletakan AC indoor dan outdoor pada objek observasi? 1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui penerapan sistem pengkondisian udara pada bangunan yang diamati. 2. Untuk dapat menghitung kebubutuhan BTU/h pada setiap AC yang terdapat pada objek observasi. 3. Untuk mengetahui perletakan AC indoor dan outdoor pada objek observasi. 1.4. Manfaat Manfaat dari penulisan ini antara lain : a. Mahasiswa 

Menambah pemahaman dan pengetahuan mengenai sistem pengkondisian udara pada sebuah bangunan yang dalam penugasan ini bangunan berlantai,



minimal lantai 2 (proyek ataupun sudah jadi). Menambah wawasan tentang sistem pengkondisian udara yang ideal pada bangunan sehingga bangunan yang nantinya akan direncanakan bisa menjadi lebih baik jika telah mengetahui jenis sistem pengkondisian udara yang tepat dan sesuai dengan luas bangunan yang akan dirancang.

b. Masyarakat 

Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai sistem pengkondisian udara yang meliputi bagaimana sistem pengkondisian udara tersebut, serta dapat mengetahui jenis sistem pengkondisian udara yang tepat digunakan pada rumah tinggal masing–masing.

c. Tim Pengajar

Sains Bangunan & Utilitas 1

2



Mengetahui



pengkondisian udara. Mengetahui sejauh mana efektifitas system SCL (Student Centre Learning)



pada mahasiswa. Sebagai referensi kedepannya dalam memberikan mata kuliah sains bangunan



dan utilitas. Mengetahui arah tugas apakah sudah tepat sasaran atau sebaliknya.

Sains Bangunan & Utilitas 1

sejauh

mana

pemahaman

mahasiswa

mengenai

sistem

3

BAB II METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN 2.1

Metode Penelitian Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode, penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian. Dari pengertian di atas, dalam suatu penelitian diperlukan adanya validasi data, dengan disertai bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Guna mendapatkan data yang valid tersebut, pada penelitian ini, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan Tahapan ini meliputi survey terhadap beberapa rumah tinggal di sekitar kawasan Denpasar yang memiliki kriteria sesuai yang tertera pada tuntutan tugas. Setelah dilakukan survey terhadap beberapa rumah kemudian dipilih rumah yang paling cocok untuk diobservasi yang berlokasi di Jalan Mudutaki Perum Tegaljaya Permai Blok 2 No.3, Dalung, Kuta Utara dengan waktu penelitian hari Sabtu, 7 Desember 2015. 2. Tahap Observasi (penelitian langsung ke lapangan, wawancara terhadap pihak terkait, dan melakukan pengukuran serta pemeriksaan) metodologi yang digunaan pada saat observasi adalah : a. Metode Survey Metode ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap penghuni rumah tinggal tersebut tentang komponen, kelengkapan dan cara kerja dari sistem sampah pada bangunan tersebut yang mereka ketahui. b. Metode Pengukuran dan Penelitian Langsung ke Lapangan Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan penelitian langsung terhadap sistem sampah pada rumah tersebut. Yang disurvey meliputi

Sains Bangunan & Utilitas 1

4

: apa saja jenis sampah yang diproduksi, sistem pewadahan sampah, sistem pemilahan sampah, sistem pengangkutan sampah ke luar tapak c. Metode Studi Pustaka dan Perbandingan Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan data dari hasil observasi langsung dengan pengukuran dan penelitian dengan data dari bestek rumah tinggal yang dimiliki oleh pemilik rumah. 3. Tahap Pengumpulan Teknik dan Alat Pengumpulan Data a. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data dimulai dari tahap survey bangunan, wawancara, observasi, dokumentasi berupa foto serta pengukuran. Dengan bahan yang diobservasi adalah sistem sampah yang ada pada rumah tinggal tersebut. Survey bangunan yang sesuai dengan tuntutan tugas kemudian melakukan wawancara dengan pertanyaan yang berkaitan tentang sistem sampah pada objek. Setelah itu kami melakukan observasi dilakukan dengan cara melihat situasi dan kondisi dari sistem utilitas yang terpasang pada objek secara langsung. Selain melihat, peneliti juga mengamati bagaimana sistem kerja pada utilitas tersebut. Selain melakukan observasi, kami juga melakukan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan foto dan mengukur beberapa alat dari sistem utilitas menggunakan alat pengukur berupa meteran. Foto juga salah satu cara yang efektif dalam melakukan penelitian. Dengan bantuan kamera atau alat digital lainnya, objek yang diamati akan dapat didokumentasikan dengan baik, jelas, dan lebih nyata. b. Alat Pengumpulan Data Oleh karena teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, foto dan mengukur, maka alat pengumpulan datanya adalah lembar observasi yang berupa sketsa-sketsa yang mendukung penelitian beserta foto dokumen pribadi peneliti mengenai objek yang diobservasi dan alat pengukur berupa meteran.

2.2

Metode Pembahasan Metode Pembahasan / Analisis merupakan metode yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap sistem dan komponen sistem yang diamati. Metode

Sains Bangunan & Utilitas 1

5

yang digunakan dalam melakukan analisis adalah dengan cara membandingkan sistem yang telah ada pada obyek observasi dengan prinsip–prinsip dan teori–teori dasar dalam merancang sebuah utilitas bangunan. Analisis dilakukan berdasarkan prinsip–prinsip dan teori-teori yang telah dipahami dari hasil pembelajaran mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan Sains Bangunan dan Utilitas 1. Tidak lupa metode analisis ini juga menggunakan pengamatan obyek secara langsung. Dengan adanya pengamatan secara langsung maka penulis dapat merasakan aspek–aspek kenyamanan, keamanan, dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan serta menentukan seberapa berhasilnya sebuah sistem utilitas bekerja pada suatu bangunan. 2.3

Identitas Objek Observasi

LOKASI OBJEK

Gambar 2.1 Lokasi Objek Sumber: Google Maps, 2015 Nama Pemilik Objek Bangunan

: dr. Gede Sukma Pranata Darma, S.Ked Ns. Kadek Astini Purnajaya, S.Kep

Nama Proyek/Fungsi Bangunan

: Rumah Tinggal Pribadi

Lokasi dan alamat proyek/bangunan : Jalan Mudutaki Perum Tegaljaya Permai Blok 2 No. 3, Dalung, Kuta Utara. Tahun dibangun

Sains Bangunan & Utilitas 1

: 2013

6

Gambar 2.2 Objek Observasi Sumber : Dokumen Pribadi

Sains Bangunan & Utilitas 1

7

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengatur dan mempertahankan udara yang meliputi temperatur, kelembaban relatif, kecepatan sirkulasi udara, maupun kualitas udara dalam suatu ruangan untuk mencapai kondisi yang sesuai dengan persyaratan kenyamanan. Secara umum, pengertian dari AC (Air Conditioner) adalah suatu rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai pendingin udara yang berada di sekitar mesin pendingin tersebut. Secara khusus, pengertian dari AC (Air Conditioner) adalah suatu mesin yang digunakan untuk mendinginkan udara dengan cara mensirkulasikan gas refrigerant berada di pipa yang ditekan dan dihisap oleh kompresor. Mesin pengkondisian udara atau yang lebih kita kenal dengan sebutan (AC–Air Conditioning) atau sistem tata udara yang dipusatkan menggunakan unit penghantar udara (Air Handling Unit / AHU).

Gambar 3.1

Sains Bangunan & Utilitas 1

8

Komponen AC Mesin tata udara terdiri atas kompresor yang berfungsi untuk mengalirkan zat pendingin (refrigerant) ke dalam pipa tembaga yang berbentuk kumparan (coil). Udara ditiupkan oleh kipas udara (blower dan fan) di sela-sela kumparan tadi, sehingga panas yang ada dalam udara diserap oleh pipa refrigerant dan kemudian mengembun. Udara yang melalui kumparan, dan telah diserap panasnya, masuk ke dalam ruangan dalam keadaan sejuk/dingin. Selanjutnya udara dalam ruang dihisap dan proses penyerapan panas diulang kembali. Konsep pendingin udara diketahui telah diterapkan di Romawi Kuno dan Persia abad pertengahan. Pendingin modern muncul dari kemajuan dalam ilmu kimia selama abad 19, dan pendingin udara skala besar listrik pertama ditemukan dan digunakan pada tahun 1902 oleh Willis Haviland Carrier. 3.2 Perkembangan Sistem Pengkondisian Udara a. Romawi kuno Pada masa itu air disalurkan melalui terowongan air dan diedarkan di dinding rumah-rumah tertentu untuk mendinginkan rumah mereka. b. Persia abad pertengahan Teknik yang dipakai di persia pada masa itu serupa dengan teknik Romawi Kuno, mereka melibatkan penggunaaan dari tangki air dan menara angin untuk mendinginkan bangunan selama musim panas. c. Sekarang Seiring dengan perkembangan zaman, perusahaan-perusahaan elektronik mulai membuat AC dengan teknologi yang dapat membunuh virus dan bakteri juga menghemat biaya listrik. Plasmacluster dan Inverter merupakan teknologi yang saat ini digunakan oleh produsen AC. Plasmacluster dirancang dapat membunuh virus dan bakteri di dalam ruangan, sementara inverter dikatakan dapat menghemat energi lebih dari 10%.

Sains Bangunan & Utilitas 1

9

3.3 Tujuan Sistem Pengkondisian Udara Supaya temperatur, kelembaban, kebersihan, kesegaran, dan volume distribusi udara pada suatu ruangan dapat dicapai dan dipertahankan pada tingkat keadaan yang diinginkan sesuai fungsi ruang tersebut. 3.4 Sasaran Sistem Pengkondisian Udara Terdapat dua sasaran sistem pengkondisian udara, yakni : • Sistem pengkondisian udara untuk kenyamanan, yaitu untuk kenyamanan kerja bagi penghuni/manusia yang ada pada ruang tersebut. • Sistem pengkondisian udara untuk industri, yaitu sistem AC yang diperlukan untuk bahan, barang, atau peralatan yang ada pada suatu ruang (dengan tidak melupakan keberadaan manusia yang ada di dalam ruang tersebut). 3.5 Jenis-jenis Sistem Pengkondisian Udara 3.5.1 Sistem Ekspansi Langsung (sistem udara penuh/sistem langsung/direct cooling). Sistem ini dimaksudkan untuk penggunaan AC yang satu perangkatnya berfungsi untuk mengkondisikan ruang-ruang yang relatif kecil, seperti rumah tangga, kantor-kantor kecil, dsb. Artinya peralatan yang dipasang langsung menghembuskan udara seperti suhu yang diinginkan pada ruang tersebut. Udara luar didinginkan secara langsung dengan refrigerant/bahan pendingin pada alat AC, lalu didistribusikan ke dalam ruangan. Jenis yang umum digunakan adalah AC Window dengan kapasitas 0,5 – 2 PK, AC Split Unit dengan kapasitas 0,5 – 3 PK. Pada bangunan besar/tinggi, jarang digunakan, tidak efisien karena ducting (pipa udara) harus dipasang sepanjang posisi vertikal maupun horizontal pada keseluruhan gedung. Jenis-jenis sistem AC jenis ekspansi langsung :

Sains Bangunan & Utilitas 1

10

a. Sistem Ekspansi Langsung Jenis Sentral. Pada sistem ini terlihat ducting terhubung pada setiap lantai

Gambar 3.2 Bagan AC Air to Air System jenis sentral b.

Sistem Ekspansi Langsung Jenis Unit. Pada sistem ini terlihat masing-masing unit terpisah.

Gambar 3.3 Bagan AC Air to Air System jenis unit 3.5.2 Sistem Pengkondisian Udara secara sentral (sistem air udara/sistem tidak langsung) AC sentral seperti ini dipergunakan untuk mengkondisikan udara pada ruangan-ruangan yang besar dan kompleks, seperti terminal bandara, mall, hotelSains Bangunan & Utilitas 1

11

hotel, gedung-gedung besar, dan sebagainya. Pada sistem ini, pada dasarnya, mesin AC (besar) dipusatkan di satu tempat, lalu dari sana disebarkan ke masingmasing unit, disalurkan melalui saluran yang disebut ducting. Udara didinginkan menggunakan air dingin (cold water). Pengkondisian udara dibantu dengan air yang diproses dingin (cold water). Ducting (pipa udara) terpisah pada setiap lantai berupa ducting horisontal. Sistem ini banyak digunakan pada bangunan besar dan tinggi, dengan refrigerator sebagai pendingin air, dan akan digunakan sebagai pendingin udara yang akan disupply ke ruang-ruang.

Gambar 3.4 Bagan AC Water to Air System sistem sentral Pada umumnya, AC sentral terdiri atas unit-unit sebagai berikut : 1. Water Cooled Water Chiller Water cooled water chiller adalah tempat berprosesnya air untuk didinginkan. Media pendingin yang digunakan disebut refrigerant atau freon.

Sains Bangunan & Utilitas 1

12

Gambar 3.5 Mesin Refigerator

2. Chilled Water & Condenser Water Pump Chilled Water & Condenser Water Pump, berfungsi untuk mensirkulasikan air yang sudah didinginkan oleh unit chiller tadi ke AHU (Air Handling Unit). 3. Cooling Tower Unit Cooling Tower Unit, berfungsi sebagai pendingin unit kondenser pada unit chiller, dengan media yang digunakan adalah air.

Gambar 3.6 Cooling Tower 4. Air Handling Unit (AHU) Air Handling Unit (AHU) dan fungsinya untuk mengkondisikan fresh air (udara segar) yang akan didistribusikan ke ruang yang dilayani. AHU menangani kapasitas yang lebih besar, atau boleh dikatakan “agen”.

Sains Bangunan & Utilitas 1

13

Gambar 3.7 AHU 5. Fan Coil Unit (FCU) Fan Coil Unit (FCU) fungsinya mengkondisikan fresh air (udara segar) yang akan didistribusikan ke ruang yang dilayani. FCU menyalurkan di ruangan yang lebih kecil. 3.6 Kebutuhan BTU AC Hubungannya dengan AC adalah : BTU menyatakan kemampuan mengurangi panas/mendinginkan ruangan dengan luas dan kondisi tertentu dalam 1 jam. Orang awam menyebut kekuatan AC dengan PK, sebenarnya yang dibutuhkan adalah satuan input (watt) dan output (BTU/h). 1 PK = 735, 5 watt/jam = 0,986 HP Misal AC 1 PK – butuh tenaga listrik 735,5 watt – bisa juga 750 watt dalam 1 jam; ditambah rugi daya, kipas pendingin indoor-outdoor, 1 PK = 1 KWh = 1000 watt. Rumus untuk menentukan kebutuhan BTU AC: ( L x W x H x I x E ) / 60 = kebutuhan BTU L

= panjang ruang (dalam feet)

W

= lebar ruang (dalam feet)

H

= tinggi ruang (dalam feet)

Sains Bangunan & Utilitas 1

14

I

= 10 (jika ruang berinsulasi), 18 (jika tidak berinsulasi)

E

= 16 (utara), 17 (timur), 18 (selatan), 20 (barat)

1 meter = 3,28 feet Kapasitas AC berdasarkan PK: AC ½ PK = ± 5000 BTU/h AC ¾ PK = ± 7000 BTU/h AC 1 PK = ± 9000 BTU/h AC 1 ½ PK = ± 12000 BTU/h AC 2 PK = ± 18.000 BTU/h Ruangan ber-AC harus tertutup dan tidak boleh ada yang merokok sebab suhu diinginkan tercapai volume udara di ruangan tetap, ruangan tertutup = tidak bocor = isi tetap. Sirkulasi udara di ruangan ber-AC lambat, racun rokok bisa menumpuk.BTU diperhitungkan dengan tepat agar pemakaian listrik tepat, pemanfaatan AC tepat. Misalnya : BTU butuh 4000, pakai AC 1 PK mengakibatkan ruangan dingin berlebihan dan boros listrik. Demikian pula sebaliknya, BTU butuh 9000, pakai AC ½ PK maka AC akan lama mencapai suhu yang diinginkan. 3.7 Beban Kalor yang Mempengaruhi Perencanaan AC Perimeter heat load, yaitu kalor yang masuk dari luar ke dalam ruangan, misalnya radiasi sinar matahari lewat jendela, induksi sinar matahari melalui dinding, atap dan sebagainya. Interior heat load, yaitu kalor yang bersumber dari dalam ruang, misalnya : panas tubuh manusia, panas alat/perlengkapan ruang dan sebagainya. Beban kalor alat AC 

Beban kalor udara luar yang masuk ke dalam alat AC



Beban kalor blower dan motor AC



Beban kalor kebocoran dari saluran ducting

3.8 Jenis-jenis AC yang Sering Digunakan: Sains Bangunan & Utilitas 1

15

1. AC Split Komponen penyusun AC split dibagi menjadi 2 unit, yaitu:  indoor (filter udara, evaporator dan blower, expansion valve, dan controll unit). 

outdoor (kompesor, kondenser, kondenser blower, refrigerant filter) Antara 2 unit ini dihubungkan dengan dua saluran refrigerant. Satu untuk

evaporator dengan kompresor, sedangkan yang lainnya untuk refrigerant filter dengan expansion valve serta kabel power untuk memasok arus listrik bagi kompresor dan kondenser blower. Kelebihan

: bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan udara luar

dan suara di dalam ruangan tidak berisik. Kekurangan : pemasangan pertama/pembongkaran butuh tenaga terlatih demikian pula perawatan dan pemeliharaannya serta harganya lebih mahal. 2. AC Window Semua komponen AC terpasang pada satu base plate, kemudian base plate beserta semua komponen AC dimasukkan dalam kotak plat sehingga menjadi satu unit kompak. Biasanya dipilih karena keterbatasan ruangan, misalnya pada rumah susun. Umumnya aman dari pencurian karena besar. Kelebihan:

pemasangan

pertama/pembongkaran

serta

pemeliharaan

mudah

dilaksanakan dan harganya murah. Kekurangan: karena komponen AC terpasang pada base plate yang posisinya dekat dengan ruangan yang didinginkan, cenderung berisik terutama dari kompresor, tidak semua ruangan dapat dipasang AC ini karena dipasang dengan bagian kondenser menghadap ke tempat terbuka supaya udara panas dapat dibuang ke alam bebas. 3. AC Sentral Udara dari ruangan didinginkan pada cooling plant di luar ruangan, kemudian udara yang telah dingin dialirkan kembali ke dalam ruangan tersebut. Biasanya cocok digunakan di mall atau hotel.

Sains Bangunan & Utilitas 1

16

Kelebihan: suara di dalam ruangan tidak berisik sama sekali, estetika dalam ruangan terjaga karena tidak ada unit indoor. Kekurangan: perencanaan, instalasi, operasional dan pemeliharaan butuh tenaga terlatih, apabila terjadi kerusakan waktu beroperasi maka dampaknya akan dirasakan oleh seluruh ruangan, pengaturan temperatur hanya dapat dilakukan pada central cooling plant, dan biaya investasi awal, biaya operasional serta pemeliharaan tinggi.

4. Standing AC Jenis AC ini cocok digunakan pada kegiatan-kegiatan situasional karena posisinya dan bentuknya yang mudah dipindahkan, seperti acara seminar, dan lainlain. 3.9 Sistem Ducting 1. Sistem Ducting “PETI” Pada sistem ini hanya ada satu ducting yang dihubungkan pada banyak diffuser ruang. Sistem ini lebih sederhana dibandingkan sistem lain.

Gambar 3.8 Sistem Ducting “PETI” 2. Sistem Ducting “SALURAN TUNGGAL”

Sains Bangunan & Utilitas 1

17

Pada sistem ini setiap satu kelompok lubang diffuser dihubungkan dengan satu ducting ke mesin. Jadi kalau ada 6 kelompok diffuser harus ada 6 ducting ke mesin AHU.

Gambar 3.9 Sistem Ducting “SALURAN TUNGGAL” 3. Sistem Ducting “SALURAN MELINGKAR” Sistem ini memakai 2 ducting utama yang terhubung melingkar. Banyak digunakan pada industri dan rumah tinggal.

Gambar 3.10 Sistem Ducting “SALURAN TUNGGAL”

Sains Bangunan & Utilitas 1

18

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Sistem Pengkondisian Udara Objek Observasi Pada objek yang diobservasi terdapat tiga (3) ruangan yang menggunakan AC, dengan menggunakan sistem ekspansi langsung. Sistem ini merupakan sistem dimana setiap satu perangkat AC menghembuskan udara secara langsung untuk mengkondisikan udara pada ruang yang relatif kecil sesuai dengan suhu yang diinginkan pengguna ruangan. Jenis AC yang digunakan adalah AC split, dengan komponen sebagai berikut.  Indoor : grille, evaporator, motor fan indoor, blower, capacitor fan, filter udara, thermistor, remote controller, PCB/modul.  Outdoor : body, compressor, kondensor, capacitor compressor, motor fan outdoor, capacitor fan outdoor, kapiler, filter dryer, kran valve, overload. Kebutuhan BTU/h ( satuan kemampuan mendinginkan udara dengan luas dan kondisi tertentu dalam waktu 1 jam) dapat di tentukan dengan rumus :

= kebutuhan BTU/h Keterangan: L = panjang ruang (dalam feet) W= lebar ruang (dalam feet) H= tinggi ruang (dalam feet) I= 10 (jika ruang berinsulasi), 18 (jika tidak berinsulasi) E= 16 (utara), 17 (timur), 18 (selatan), 20 (barat) Nb: 1 meter = 3,28 feet Kapasitas AC berdasarkan PK: AC ½ PK = ± 5000 BTU/h AC ¾ PK = ± 7000 BTU/h AC 1 PK = ± 9000 BTU/h

Sains Bangunan & Utilitas 1

19

AC 1 ½ PK = ± 12000 BTU/h AC 2 PK = ± 18.000 BTU/h 4.2 Perhitungan Kebutuhan BTU/h Perhitungan kebutuhan BTU/h diperlukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan suatu alat pengkondisian udara khususnya AC untuk mendinginkan suatu ruangan dalam waktu 1 jam. Hal ini pula menjadi alasan kami untuk menghitung BTU/h AC pada objek observasi untuk mengetahui apakah AC yang digunakan dengan dimensi ruang sudah sesuai dengan standard. 4.2.1 AC pada Lantai 1 Pada lantai 1 terdapat satu ruangan yang mengggunakan AC Sharp Plasma Cluster, yaitu pada kamar tidur utama dengan kekuatan 1PK. Dimensi kamar tidur ini (pxlxt) adalah 4.2m x 3m x 3m. Letak AC yaitu di sebelah barat ruangan, dengan layout peletakan AC sebagai berikut.

Gambar 4.1 Layout penempatan AC lantai 1 Sumber : Dokumen Pribadi

Sains Bangunan & Utilitas 1

20

Perhitungan kebutuhan BTU : Diketahui

:

L

= 4.2m = 13.776 feet

W

= 3m = 9.84 feet

H

= 3m = 9.84 feet

I

= 10

E

= 20

Ditanya

:

Kebutuhan BTU/h Jawab

:

Kebutuhan BTU/h

=

= = 4446.231 BTU/h Jadi, untuk penggunaan AC berkekuatan 1PK pada kamar tidur utama ini sudah tepat atau sesuai standar. 4.2.2 AC pada Lantai 2 Berbeda dengan lantai 1, pada lantai dua terdapat 2 ruangan yang menggunakan AC Sharp Plasma Cluster dengan dua buah AC yang berkekuatan ¾ PK dan satu buah AC berkekuatan 1PK. Pada AC dengan kekuatan ¾ PK terletak di sebelah Timur ruangan, sedangkan untuk AC 1 PK terletak di sebelah Barat ruangan. Berikut adalah layout peletakan AC pada objek lantai dua.

Sains Bangunan & Utilitas 1

21

Kamar Tidur 3

Kamar Tidur 2

Kamar Tidur 1

Gambar 4.2 Layout perletakan AC lantai 2 Setelah melakukan observasi, kami menemukan bahwa pada kamar tidur 2 tidak terdapat AC. Hal ini dikarenakan fungsi kamar tersebut hanya digunakan sebagai ruang penyimpanan dan sesekali digunakan untuk menyetrika pakaian saja. Oleh sebab itu, pemilik rumah tidak memasang AC sesuai dengan denah rencana instalasi di atas. Perhitungan kebutuhan BTU/h kamar tidur. Diketahui 



:

Kamar Tidur 1 L = 3.35m = 10.988 feet W

= 3.6m = 11.808 feet

H

= 3m = 9.84 feet

I

= 18

E

= 17

Kamar Tidur 3 L = 4m = 13.12 feet W = 3m = 9.84 feet H = 3m = 9.84 feet

Sains Bangunan & Utilitas 1

22

I E Ditanya

= 18 = 20 :

Kebutuhan BTU/h Jawab 

:

Kamar Tidur 1 Kebutuhan BTU/h

=

= = 6511.1885 BTU/h Jadi, untuk penggunaan AC berkekuatan ¾ PK pada kamar tidur 1 ini sudah sesuai dengan kebutuhan BTU/h standar. 

Kamar Tidur 3 Kebutuhan BTU/h

=

= = 7622.1112 BTU/h Jadi, untuk penggunaan AC berkekuatan 1PK pada kamar tidur 3 ini sudah 4.3

sesuai dengan kebutuhan BTU/h standard. Perletakan AC Indoor dan Outdoor pada Objek Observasi Pada kamar tidur utama AC indoor diletakkan disisi Barat ruangan, sedangkan untuk AC outdoor diletakkan di atas garasi mobil disisi Barat pula. Air buangan AC pada kamar tidur utama lansung jatuh ke tanah halaman rumah. Sistem pemipaan yang dipasang untuk menyalurkan air buangan AC dipasang pada sisi luar tembok garasi. Hal ini tidak mengganggu estetika pada hunian, dikarenakan keberadaan pipa tersebut yang tersembunyi di atas pintu garasi.

Sains Bangunan & Utilitas 1

23

Gambar 4.3

Gambar 4.4

AC outdoor kamar tidur utama

AC indoor kamar tidur utama

pribaditerpasang Sumber : Dokumen Untuk AC padapribadi kamar tidur 1 yang terletakSumber di lantai: Dokumen dua, AC indoor disisi Timur ruangan. Sedangkan untuk AC outdoor dipasang di atas atap plat beton tepat di atas balkon rumah tersebut. Air buangan AC mengalir melalui pipa AC yang terpasang pada AC outdoor kemudian jatuh ke balkon hingga akhirnya melewati saluran pipa saluran air hujan yang terletak di balkon tersebut, kemudian jatuh ke halaman depan yang berada di bawah balkon. Sama seperti sistem pemipaan pada kamar tidur utama, sistem pemipaan pada AC ini juga tidak merusak estetika hunian, karena pemipaannya tidak terlihat dari luar rumah.

Gambar 4.5

Gambar 4.6

AC outdoor kamar tidur 1 AC outdoor kamar tidur 1 Pada AC yang terpasang di kamar tidur 3, AC indoor dipasang disisi Barat Sumber : Dokumen pribadi Sumber : Dokumen pribadi ruangan, sedangkan untuk AC outdoor dipasang di sisi Utara rumah. Buangan air AC mengalir melalui pipa yang terpasang, kemudian dialirkan menuju tempat jemur yang terdapat di sebelah kamar tidur tersebut. Dari tempat jemur pakaian yang terdapat Sains Bangunan & Utilitas 1

24

disana, air dialirkan ke halaman belakang rumah yang tepat berada di bawah tempat jemur tersebut melalui saluran air hujan. Pada makalah kami, kami tidak dapat menampilkan gambar AC outdoor dikarenakan posisinya yang sulit dijangkau kamera.

Gambar 4.6 AC indoor kamar tidur 3 Sumber : Dokumen pribadi

BAB V PENUTUP 5.1

Kesimpulan

Sains Bangunan & Utilitas 1

25

Dari pembahasan diatas, dapat kami tarik kesimpulan bahwa sistem pengkondisian udara yang terdapat pada objek menggunakan sistem ekspansi langsung. Sistem ini sangat efektif digunakan pada rumah tinggal dengan dimensi ruang yang relatif kecil. Jenis AC yang digunakan adalah AC split. Dalam penentuan kekuatan AC yang diperlukan, dapat dibantu dengan menghitung kebutuhan BTU/h. Pada objek observasi, antara kebutuhan BTU/h dengan kekuatan AC yang digunakan sudah sesuai dengan standard. Sistem pemipaan untuk air buangan AC tidak merusak estetika pada hunian tersebut, dikarenakan letaknya yang dibuat tersembunyi atau jauh dari jangkauan mata, baik penghuni maupun tamu yang berkunjung ke rumah tersebut. Air buangan AC dialirkan menuju halaman rumah, baik halaman depan maupun halaman belakang. 5.2

Saran Melihat posisi AC yang terdapat pada objek, sebaiknya dipindah, karena dari letaknya, udara yang berhembus keluar dari AC langsung mengenai penghuni yang tidur di dalam kamar tersebut. Hal tersebut secara jangka panjangnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi penghuni.

Sains Bangunan & Utilitas 1

26

DAFTAR PUSTAKA http://engineeringbuilding.blogspot.co.id/2011/02/jenis-sistem-pengkondisian-udara.html

Sains Bangunan & Utilitas 1

27

LAMPIRAN

Gambar 1 Denah Lantai 1

Sains Bangunan & Utilitas 1

28

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 2 Denah Lantai 2 Sains Bangunan & Utilitas 1

29

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 3 Potongan A-A Sumber : Dokumen Pribadi

Sains Bangunan & Utilitas 1

30

Gambar 4 Potongan D-D Sumber : Dokumen Pribadi

Sains Bangunan & Utilitas 1

31

Related Documents


More Documents from "Gabriel Atribut"

Makalah Pengkondisian Udara
February 2021 1
Surat Keterangan Sakit
January 2021 1
Ekspor Impor
January 2021 1
Penilaian Tes Wawancara
February 2021 1