Makalah Pestisida Alami

  • Uploaded by: astiedyah
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pestisida Alami as PDF for free.

More details

  • Words: 1,626
  • Pages: 11
Loading documents preview...
MAKALAH PERTANIAN ORGANIK PESTISIDA NABATI DAUN SIRSAK

Disusun Oleh : Pasca T. Sitindoan

135040200111086

M. Essa Ariestyan S.

135040201111021

Achmad Jauhar Arifin

135040207111057

Astie Dyah Rahmawati

135040218114003

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2016

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pestisida merupakan senyawa sintetis yang disusun untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Di Indonesia pestisida sering digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman namun pada saat ini pestisida banyak ditemukan terdapat residu khususnya di tanaman dan tanah sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya pestisida sintetis. Pestisida sintetis merupakan pestisida yang dibuat dari bahan sintetis oleh manusia yang berguna dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pestisida sintetis ini sering memiliki residu sintetis yang tinggi baik di dalam tanaman ataupun di dalam tanah sehingga mengganggu lingkungan. Banyaknya terjadi gangguan lingkungan akibat pestisida sintetis sehingga memunculkan suatu ide yaitu Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang salah satu tujuannya adalah mengendalikan hama dengan menggunakan musuh alami dan penggunaan pestisida nabati dengan meminimalisir penggunaan pestisida berbahan sintetis. Pestisida nabati merupakan pestisida yang digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit bagi tanaman yang terbuat dari bahan alami seperti organ tanaman, atau minyak yang dihasilkan oleh tanaman maupun ekstrak dari tanaman. Pestisida nabati memiliki beberapa keunggulan seperti mudah terurai oleh sinar matahari, tidak menyebabkan gangguan lingkungan dan meninggalkan residu yang berbahaya. Sedangkan untuk kerugian bagi penggunaan pestisida nabati ini yaitu cara aplikasiannya harus berulang kali karena mudah terurai oleh sinar matahari, harganya tidak terjangkau oleh petani karena pembuatan pestisida ini menggunakan bahan dari alam yang membutuhkan proses yang panjang dan masih minim produksi pembuatan pestisida nabati secara massal. Pestisida memiliki beberapa berdasarkan jenis menurut hama yang akan dikendalikan yaitu insektisida, nematisida, bakterisida dan lain-lain. Secara ekonomis sebenarnya penggunaan petisida nabati ini dapat dikembangkan tetapi masalahnya adalah bahan baku untuk pestisida ini perlu dikembangkan sehingga penggunaan pestisida nabati dapat dioptimalkan oleh petani sehingga petani beralih untuk menggunakan pestisida nabati. Keunggulan

pestisida nabati ini salah satunya adalah pestisida nabati tidak mengganggu kehidupan musuh alami sehingga tidak terjadi gangguan pada lingkungan. 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk untuk mengetahui manfaat bahan dasar daun sirsak yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati, untuk mengetahui cara pembuatan pestisida nabati daun sirsak dan untuk mengetahui kelebihan pestisida nabati ini dibandingkan dengan pestisida sintetis.

2.TINJAUAN PUSTAKA Pestisida nabati merupakan pestisida yang memiliki bahan aktif yang dihasilkan dari tanaman dan memiliki fungsi sebagai pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Pestisida nabati merupakan pestisida yang dapat menjadi alternatif untuk mengurangi penggunaan pestisida sintetis. Pestisida nabati adalah pestisida yang ramah lingkungan serta tanaman-tanaman penghasilnya mudah dibudidayakan salah satunya seperti sereh dapur, sereh wangi dan nimba yang dapat dibuat menjadi bentuk minyak tanaman (Adnyana, et al, 2012). Pestisida nabati merupakan produk alam dari tumbuhan seperti daun, bunga, buah, biji, kulit dan batang yang mempunyai kelompok metabolit sekunder atau senyawa bioaktif. Beberapa tanaman telah diketahui mengandung bahanbahan sintetis yang dapat membunuh, menarik atau menolak serangga. Beberapa tumbuhan menghasilkan racun, ada juga yang mengandung senyawa-senyawa kompleks

yang

dapat

mengganggu

siklus

pertumbuhan

serangga,

sistem pencernaan atau mengubah perilaku serangga (Supriyatin dan Marwoto, 2000). Penggunaan pestisida organik harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan kesabaran serta ketelitian. Banyaknya pestisida organik yang disemprotkan ke tanaman harus disesuaikan dengan hama. Waktu penyemprotan juga harus diperhatikan petani sesuai dengan siklus perkembangan hama (Sudarsono, 2006). Tanaman Annona muricata (sirsak) mengandung zat toksik bagi serangga hama. Serangga yang menjadi hama di lapangan maupun pada bahan simpan mengalami kelainan tingkah laku akibat bahan efektif yang terkandung pada daun sirsak. Disamping itu dapat juga menyebabkan pertumbuhan serangga terhambat, mengurangi produksi telur dan sebagai repellen (penolak) (Gruber dan Karganilla, 1989). Kematian larva yang diakibatkan oleh ekstrak daun sirsak memperlihatkan indikasi tidak sempurnanya proses ekdisis terbukti dengan adanya sejumlah larva yang gagal melepaskan kutikula lamanya. Larva yang mengalami gejala ini lamakelamaan akan mati dengan memperlihatkan gejala kematian akibat pengaruh simultan dari toksisitas ekstrak, kelaparan dan gagal melepaskan proses ganti kulit, terlihat adanya larva menjadi mengecil dan berwarna gelap (Gionar, 2004). Kandungan daun sirsak mengandung senyawa acetoginin, antara lain asimisin, bulatacin dan squamosin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin

memiliki keistimewan sebagai anti feedent. Dalam hal ini, serangga hama tidak lagi bergairah untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan pada konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan serangga hama menemui ajalnya (Hartati, Z, 2002). Acetogenin adalah senyawa polyketides dengan struktur 30–32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 5methyl-2-furanone. Rantai furanone dalam gugus hydrofuranone pada C23 memiliki aktifitas sitotoksik dan derivat acetogenin yang berfungsi sitotoksik adalah asimicin, bulatacin, dan squamocin (Kardinan, A, 2000).

3.BAHAN DAN METODE 3.1 Alat dan Bahan Alat :  Pisau  Talenan  Baskom  Kain

: berfungsi untuk merubah ukuran bahan dasar pestisida : berfungsi sebagai tempat untuk memotong bahan dasar : berfungsi sebagai tempat perendaman semua bahan : berfungsi sebagai memeras ekstrak dari air

Bahan :   

50 lembar daun sirsak 7,5 gram deterjen 2 liter air

: bahan dasar pestisida : berfungsi sebagai pelarut zat aktif dari daun : berfungsi sebagai pelarut 3.2 Cara Kerja

Cacah sampai halus daun sirsak sebanyak 50 lembar

Rendam dalam 2 liter air dan tambahkan 7,5 gram geterjen Diamkan selama 1 hari

Saring larutan ekstrak yang sudah didiamkan selama 1 hari dengan air Setelah disaring dikemas pada wadah yang telah disiapkan

4.PEMBAHASAN Disaat perkembangan teknologi dan sedang gencarnya sistem pertanian organic, maka penggunaan bahan organic adalah langkah yang tepat dalam membuat pestisida nabati dengan teknologi yang tepat agar produk pestisida nabati ini dapat bersaing dengan pestisida sintetis yang telah tersebar luas dalam masyarakat terutama petani. Memanfaatkan daun sirsak adalah langkah untuk mengurangi residu sintetis yang sudah tertimbun dan terakumulasi dalam lingkungan kita. Daun sirsak merupakan salah satu bahan dasar yang sering digunakan dalam pembuatan pestisida nabati. Masalah besar yang dihadapi petani dalam kegiatan produksi adalah hama penyakit tanaman dan bencana alam. Untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman petani menggunakan pestisida sintetis. Pestisida sintetis merupakan bahan beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, hal ini disebabkan pestisida bersifat polutan dan menyebarkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen dan gangguan syaraf pusat. Seiring waktu di kembangkan pestisida nabati oleh karena pestisida nabati yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan yang sebenarnya yang ada di sekitar kita. Penggunaan pestisida alami selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif murah apabila dibandingkan dengan pestisida sintetis. Menurut Jacobson, bahan alam yang paling menjanjikan prospeknya untuk dikembangkan sebagai pestisida ada pada tanaman-tanaman famili Meliaceae (misalnya mimba), Annonaceae (misalnya sirsak), Rutaceae, Asteraceae, Labiateae dan Canellaceae. Salah satu bahan dasar pestisida alami, yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan hama tanaman adalah daun sirsak, yang mengandung senyawa annonain dan resin. Daun sirsak dapat kita ramu sendiri menjadi pestisida yang dapat membunuh beberapa hama. Untuk membunuh hama yang lebih banyak, daun sirsak dapat di campur dengan berbagai jenis tumbuhan lainnya.

Penggunaan pestisida alami relative aman dalam dosis tinggi sekalipun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati. Yang ada hanya kesalahan teknis, seperti tanaman yang menyukai media kering, karena terlalu sering disiram dan lembab, malah akan memacu munculnya jamur. Kuncinya adalah aplikasi dengan dosis yang diamati dengan perlakuan sesuai dengan

karakteristik

dan

kondisi

ideal

tumbuh

untuk

tanamannya

(Kardiman,2003). Tanaman Annona muricata (sirsak) mengandung zat toksik bagi serangga hama. Serangga yang menjadi hama di lapangan maupun pada bahan simpan mengalami kelainan tingkah laku akibat bahan efektif yang terkandung pada daun sirsak. Disamping itu dapat juga menyebabkan pertumbuhan serangga terhambat, mengurangi produksi telur dan sebagai repellen (penolak) (Gruber danKarganilla, 1989). Daun sirsak mengandung bahan aktif annonain dan resin. Pestisida nabati daun sirsak efektif mengendalikan hama trips. Jika ditambahkan daun tembakau dan sirsak akan efektif mengendalikan hama belalang dan ulat. Sedangkan jika ditambahkan jeringau dan bawang putih akan efektif mengendalikan hama wereng coklat. Kelebihan dari pestisida nabati akan optimal apabila penggunaan pestisida dilakukan dengan bijaksana. Aplikasi pestisida yang tepat pada hama sasarannya akan membantu meningkatkan efektifitas penggunaan pestisida. Apabila menggunakan pestisida pada sasaran yang bukan dalam spektrumnya maka akan membuang pestisida tersebut atau dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruhnya. Pengaplikasian yang tepat berdasarkan waktu. Apabila ketika mendekati hujan maka pestisida yang sudah diaplikasikan akan terlarut oleh hujan. Pengaplikasian yang tepat adalah ketika pagi hari di mana hama muncul dan seringkali cuaca sedang cerah, sehingga dimungkinkan untuk pengaplikasian yang optimal. Yang terakhir adalah bahan dasar yang digunakan. Bahan untuk pestisida akan optimal apabila campuran yang digunakan dapat saling mendukung atau saling melengkapi. Sehingga pestisida akan optimal dalam mengatasi hama sasarannya.

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Daun sirsak mengandung bahan aktif annonain dan resin. Pestisida nabati daun sirsak efektif mengendalikan hama trips. Penggunaan pestisida alami relative aman dalam dosis tinggi sekalipun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati. Kelebihan dari pestisida nabati akan optimal apabila penggunaan pestisida dilakukan dengan bijaksana, aplikasi pestisida yang tepat pada hama sasarannya, pengaplikasian yang tepat berdasarkan waktu dan pestisida yang optimal apabila campuran yang digunakan dapat saling mendukung atau saling melengkapi dengan kelebihan masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA Adnyana, I.G.S., Ketut S., I Putu, S. 2012. Efikasi Pestisida Nabati Minyak Atsiri Tanaman Tropis terhadap Mortalitas Ulat Bulu Gempinis. Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Denpasar. Gionar. 2004. Pengaruh Pestisida Nabati Daun Sirsak Terhadap Hama Walang Sangit. Universitas Lampung. Lampung. Gruber, L.C. dan George S. Karganilla, 1989. Neem Production and use. Philippine-German Biological Plant Protection Project Bureau of Plant Industry Department of Agriculture 692 San Andress Street Malate. Philippiness. Hartati, Z. 2002. Pengujian Ekstrak Biji Daun Sirsak Untuk Mengendalikan Hama Helicoverpa armigera Kardinan, Agus. 2000. Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasinya.Penebar Swadaya. Jakarta Sudarsono. 2006. Ekstrak Biji Mimba Sebagai Pestisida Nabati: Potensi, Kendala, dan Strategi Pengembangannya.Perspektif Vol. 8 No. 2 / Desember 2009. Hlm 115 – 176. Supriyatin dan Marwoto, 2000. Pestisida Nabati. Jakarta: Rineka Cipta

DOKUMENTASI

Menyiapkan alat dan baham

Pencacahan daun sirsak

Penambahan air sebanyak 2 liter

Penambahan 7,5 gram deterjen

Pencampuran semua bahan

Pemerasan ekstrak setelah didiamkan selama 1 hari

Ekstrak yang sudah siap diaplikasikan

Related Documents


More Documents from "Brutus Panggabean"

Makalah Pestisida Alami
February 2021 1