Makalah Prosedur Pengujian Kesesuaian Fungsi Produk Barang Atau Jasa

  • Uploaded by: Mona Mudrikah
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Prosedur Pengujian Kesesuaian Fungsi Produk Barang Atau Jasa as PDF for free.

More details

  • Words: 2,566
  • Pages: 14
Loading documents preview...
MAKALAH PROSEDUR PENGUJIAN KESESUAIAN FUNGSI PRODUK BARANG ATAU JASA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran KW

Disusun Oleh : Mona Mudrikah Isna Nur Fatimah Intan Archyllya Yulia Cantika Putri XII Kimia Industri B

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 4 PADALARANG Jalan Raya Padalarang No. 415 40533 Telp (022)6805406 E-MAIL : [email protected] WEBSITE : http://www.smkn4padalarang.sch. id

2018 - 2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun agar pembaca dapat lebih memahami tentang kewirausahaan. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Padalarang , Agustus 2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2 DAFTAR ISI......................................................................................................................3 BAB I.................................................................................................................................4 PENDAHULUAN.............................................................................................................4 1.1.

LATAR BELAKANG........................................................................................4

1.2.

RUMUSAN MASALAH...................................................................................4

2.1

Pengertian...........................................................................................................5

2.2

Tujuan................................................................................................................5

2.3

Manfaat dari pengujian produk...........................................................................5

2.4

Metode Pengujian Produk..................................................................................5

2.5

Prosedur Pengujian Produk Baru.....................................................................6

2.6

Penerapan metode pengujian produk baru.........................................................7

2.7

menejemen operasi pengujian produk barang dan jasa......................................7

2.6.1

Manajemen Kualitas...................................................................................8

2.6.2

Biaya Kualitas..........................................................................................12

2.6.3

Pengendalian Kualitas..............................................................................14

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG Pengujian kesesuaian produk merupakan hal yang sangat penting dalam

bidang pemasaran produk. Pengujian produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga dapat meningkatkan keuntungan secara optimal. Akan tetapi, pengujian produk yang gagal mengakibatkan produk tidak terjual di pasaran. Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak hanya dibidang pemasaran saja, bidang yang lain pun akan terkena imbasnya. Pengujian produk yang baik, harus memenuhi 4 (empat) tahapan penting yang sering disebut Rencanakan (Plan), Laksanakan (Do), Periksa (Check), Bertindak (Act). Proses pengujian ada 4 : 1) Technical Testing (Pengujian Teknis) 2) Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan) 3) Simulated Test Markets atau Laboratory Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi) 4) Test Markets (Pengujian Pasar).

1.2.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu pengertian pengujian produk ? 2. Apa saja tujuan pengujian produk ? 3. Apa saja manfaat pengujian produk ? 4. Sebutkan metode pengujian produk ? 5. Apa saja prosedur yang harus dilakukan dalam pengujian produk ? 6. Apa itu penerapan pengujian produk ?

BAB II PENGUJIAN KESESUAIAN PRODUK BARANG ATAU JASA 2.1

Pengertian Pengujian terhadap produk

adalah upaya untuk memprediksi

keberhasilan sebuah ide mengenai produk baru sebelum meluncurkan ke pasar .Proses biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tsb . 2.2

Tujuan 1. Memberikan penilaian yang lebih rinci mengenai peluang sukses produk baru. 2. Mengidentifikasi

peluang

penyesuain-

penyesuain

akhir

yang

dibutuhkan untuk produk. 3. Menetapkan elemen lain yang terpenting dalam pengenalan produk baru 2.3

Manfaat dari pengujian produk 1. Untuk membuat peramalan penjualan masa datang yang lebih di percaya . 2. Pengujian awal terhadap berbagai alternative rencana pemasaran . 3. Perusahaan akan menentukan sumber kegagalan produk yang luput dari perhatian pada tahap pembuatan produk .

2.4

Metode Pengujian Produk a) SALES WAVE RECEACH Konsumen yang pada awalnya mencoba sebuah produk secara gratis ditawarkan lagi produk tersebut atau produk pesaing, dengan harga lebih murah .

b) SIMULASI TEST MARKETING Perusahaan akan menanyakan beberapa

hal

kepada

mereka,

berhubungan dengan awarenes dan prefernsi mereka terhadap berbagai merek pada jenis produk tertentu . c) TEST MARKET Menguji sebuah produk baru dalam situasi sama yang nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang bersangkutan . d) CONTROLLED TEST MARKETING Menguji pengaruh faktor dalam toko dan iklan terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa harus melibatkan konsumen itu sendiri langsung .

2.5

Prosedur Pengujian Produk Baru Secara garis besar, terdapat 4 kegiatan dalam pengujian produk: a. Pengujian teknis (technical testing) dengan cara membuat prototipe yang merupakan approximationproduk akhir. Sebagai contoh estimasi usia pajang produk dapat mempengaruhi frekuensi dan biaya pengiriman. Kemungkinan timbulnya masalah pemakaian yang signifikan dapat mengakibatkan diperlukannya tambahan informasi periklanan, labeling, atau point-of-sale. b. Pengujian preferensi dan kepuasan (preference and satisfaction testing) yang digunakan untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran dan untuk membuat ramalan penjualan awal dari produk baru. Secara umum ada dua cara utama untuk keperluan tipe pengujian ini. Pendekatan pertama adalah meminta konsumen untuk memakai suatu produk selama jangka waktu tertentu, lalu kemudian mereka diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan berkaitan dengan preferensi dan kepuasan mereka. Pendekatan kedua adalah melakukan

“blind

test”

sedemikian

rupa

sehingga

konsumen

membandingkan berbagai alternatif produk tanpa, mengetahui nama merek atau produsennya. Tujuan dan metode pengujian preferensi dan kepuasan

c.

Pengujian pasar simulasi (simulated test markets atau laboratory test markets) merupakan prosedur riset pemasaran yang dirancang untuk memberikan gambaran yang cepat dan murah mengenai pangsa pasar yang dapat diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat

d.

digunakan adalah BASES, ASSESSOR, LITMUS, dan DESIGNOR. Pengujian pasar (test markets) Dalam uji pasar, perusahaan menawarkan suatu produk untuk dijual di wilayah pasar yang terbatas yang sedapat mungkin mewakili keseluruhan pasar di mana produk tersebut nantinya akan dijual. Keputusan untuk melakukan pengujian pasar atau tidak ditentukan oleh sejumlah faktor.

2.6

Penerapan metode pengujian produk baru Metode ini dapat di terapkan untuk produk atau jasa apa saja, seperti mobil

listrik, jasa perbankan yang baru, jeni rekreasi baru, atau suatu program kesehatan. Banyak perusahan merasa puas apa bila sudah mendapatkan kan gagasan produk, dan tidak mematangkan gagasan tersebut menjadi konsep untuk di uji. Produk tersebut tentu akan banyak mengalami kesulitan di pasaran, yang sebenarnya dapat di hindarkan apabila sebelumnya telah di kembangkan konsep produk dan di uji.

2.7

menejemen operasi pengujian produk barang dan jasa Memahami definisi manajemen operasi memungkinkan untuk mengetahui

secara umum apa yang beroperasi dalam suatu organisasi. Ada beberapa fungsi dari manajemen operasi (Heizer dan Render, 2011:38) dibagi menjadi empat fungsi, yaitu: 1. Manajemen operasi adalah tiga fungsi utama dari setiap organisasi, dan secara integral terkait dengan semua fungsi bisnis lainnya. Bagaimana orang mengorganisir diri untuk usaha produktif. 2. Untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan. 3. Untuk memahami apa yang manajer operasi dilakukan.

4. Operasi manajemen adalah suatu bagian mahal dari sebuah organisasi. Hal ini juga memberikan mengingatkan

kesempatan besar bagi sebuah organisasi untuk

profitabilitas

dan

meningkatkan

layanan

kepada

masyarakat. Jadi, operasi telah didefinisikan sebagai sistem transformasi atau proses yang mengubah input menjadi output. Ketika proses transformasi yang terjadi, ada nilai yang dimassukkan. Nilai mengambil bentuk sebagai output barang atau jasa. Manajemen operassi ini juga sangat membantu bagi para manajer untuk memahami pentingnya kegiatan operasi yang efektif dari suatu organisasi. 2.6.1

Manajemen Kualitas Dalam kehidupan pasar, kualitas dapat ditentukan oleh pelanggan karena

produk yang ada diciptakan untuk pelanggan. Untuk meraih kkualitas tersebut perlu diterapkan suatu manajemen kualitas. Menurut ISO 8402 (Quality Vocabulary) Mendefinisikan manajemen kualitas sebagai semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang mmenentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat sebagai berikut; 1. Perencanaan kualitas (Quality Planning). Perencanaan adalah penetapan dan pengembangan tujuan dan kebutuhan untuk kualitas serta penerapan sistem kualitas. 2. Pengendalian kualitas(Quality Control). Pengendalian kkualitas adalah teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. 3. Jaminan kualitas (Quality Assurance). Jaminan kualitas adalah semua tindakan

terencana

dan

sistematis

yang

diimplementasikan

dan

didemonstrasikan untuk memberikan kepercayaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk kualitas tertentu. 4. Peningkatan kualitas (Quality Improvement). Peningkatan kualitas adalah tindakan-tindakan yang diambil untuk meningkatkan nilai produk pelanggan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi dari proses dan aktivitas melalui struktur organisasi.

Jadi sistem manajemen kualitass ini berfokus pada konsistensi dari setiap proses kerja yang ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Dalam menciptakan sebuah sistem manajemen yang berkualitas dibutuhkan sebuah tahapan-tahapan proses yang harus dilakukan, hal tersebut dikenal sebagai PDCA (Plan-Do-Check-Act). Gaspersz (2012:35) PDCA dapat dijabarkan sebagai berikut; 1. Rencanakan (Plan). Merupakan sebuah proses untuk merencanakan suatu sistem manajemen

kualitas. Dalam melakukan sebuah perencanaan,

harus mengandung konsep SMART (Specific, Measurable, Achievable, Result-Oriented, Timely) yang artinya ketika menetapkan tujuan-tujuan kualitas harus ditetapkan secara spesifik dan bukan bersifat umum, dapat diukur, dapat dicapai, berorientasi pada pencapaian hasil dan memiliki tolok ukur waktu untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Laksanakan (Do). Setelah menentukan perencanaan dari sebuah sistem, langkah berikutnya adalah menerapkan dan mengoperasikan sistem menejemen kualitass tersebut dengan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk, menciptakan struktur manajemen, menerapkan tanggung jawab dengan kewenangan yang memadai yang artinya bahwa manajemen puncak harus menjamin bahwa tanggung jawab dan wewenang didefinisikan dan dikomunikasikan dalam organisasi 3. Periksa (Check). Berikutnya adalah melakukan pemeriksaan pada proses sistem

manajemen

kualitas

dengan

melakukan

pemantauan

dan

pengukuran. Pengukuran yang dilakukan seperti terhadap kepuasan pelanggan dengan melakukan survei atas kepuasan pelanggan, opini, persepsi pelanggan dan sebagainya yang mencakup segala masukan terhadap kualitas menurut pandangan konsumen. Hal yang diperiksa tidak hanya sebatas terhadap kualitas yang ada, tetapi juga keada identifikasi penyebab ketidaksesuaian terhadap perencanaan yang direncanakan untuk mengambil tindakan koperatif

4. Bertindak (Act). Yang terakhir adalah melakukan tindakan perbaikan atas segala ketidak sesuaian yang ada dan melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki atau meningkatkan sistem menejemen kualitas secara terus menerus untuk mencegah pengulangan kembali tindakan ketidaksesuaian tersebut. Tindakan perbaikan tersebut seperti melakukan peninjauan ulang terhadap sistem manajemen kualitas.

4. Tindakan Mengimplementasikan rencana, dokumen

1. Perencanaan Mengidentifikasi masalah dan membuat rencana

3. Pengecekan 2. Pelaksanaan Apakah rencananya Menguji rencana Gambar 1. Alur Plan-Do-Check-Act berjalan? Sumber: (Heizer dan Render, 2015: 248) Kualitass adalah istilah yang berarti hal-hal yang berbeda untuk orang-orang yang berbeda. Kualitas sebagai keseluruhan fitur dan karakteristik sebuah barang atau jasa yang menggunakan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang tertulis atau tersirat. Mmendefinisikan ekspektasi kualitass adalah penting untuk operasional yang efektif dan efisien. Kualitass memerlukan pembangunan lingkungan manajemen kualitass total (TQM) karena kualitas tidak dapat diinspeksi ke dalam sebuah produk. Secara umum kualitass didefinisikan terhadap lima pendekatan utama yakni (Gesperz, 2012: 1-2); 1. Transcendent quality adalah suatu kondisi ideal menuju keunggulan 2. Product-based quality adalah suatu atribut produk yang memenuhi kualitas 3. User-based quality adalah kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan 4.

produk (barang atau jasa) Manufacturing-based qualiity adalah kesesuaian terhadap persyaratan

standar 5. Value-based quality adalah derajat keunggulan pada tingkat harga yang kompetitif. Kualitas tersebut sudah mewakili lima sudut pandang atau pendekatan kualitass yakni,

1.

Kualitas sudut pandang keadaan yang sukar untuk diukur atau bersifat abstrak dimana suatu kualitas diukur berdassarkan kondisi yang sedang

berlangsung dan terdapat standar-standar untuk pencapaian kualitas 2. Kualitas diukur menurut atribut-atribut dari produk itu sendiri seperti bentuk kemasan dan sebagainya. Hal tersebut menjadi tolok ukur suatu barang berkualitas atau tidak 3. Bagaimana suatu barang digunakan atau kesesuaian penggunaan barang terkait dengan penggunanya 4. Kesesuaian proses produksi terhadap prosedur atau ketentuan-ketentuan dalam proses produksi 5. Kesesuaian harga dengan nilai suatu barang atau jasa yang diberikan. Stevenson dan chuong (2014:10) mengatakan, “Kualitas produk sering dinilai dalam enam dimensi kualitas, sebagai berikut” : 1. Fitur khusus: karakteristik tambahan 2. Kesesuaian: seberapa baik suatu produk atau jasa sesuai dengan spesifikasi 3. Keandalan: konsistensi kinerja 4. Ketahanan: masa manfaat dari produk atau jasa 5. Persepsi kualitas: evaluasi langsung kualitas(misalnya reputasi) 6. Kemampuan pelayanan: penanganan keluhan atau perbaikan

2.6.2

Biaya Kualitas  Prevention Cost Biaya ini muncul untuk mencegah terjadinya kualitas buruk dalam proses

produk atau jasa yang dihassilkan. Ketika biaya pencegahan meningkat, maka diharapkan biaya kegagalan akan menurun. (biaya untuk menjaga failure & appraisal cost minimum). Contoh: perencanaan kualitas, review produk baru, pengendalian proses untuk menentukan status proses, audit kualitas, evaluasi kualitas supplier, training.  Appraisal Cost Biaya ini muncul untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau spesifikasi mereka. Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah menghindari dikirimnya barang-barang yang tidak sesuai dengan kualitas kepada para pelanggan. Contoh : inspeksi dan uji material, inspeksi & uji

akhir, audit kualitas produk, menjaga akurasi peralatan inspeksi evaluasi inventori (cek degradasi).  Internal Failure Cost Biaya ini timbul karena produk dan jasa tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini di deteksi sebelum produk dan jasa dikirimkan ke pihak luar. Biaya-biaya ini tidak akan ada jika tidak ada barang cacat. Contoh: sekrap, kerja ulang, analisis kegagalan, sekrap & kerja ulang supplie, 100% sorting inspection, kesalahan proses yang dapat dihindarkan inspeki & uji ulang dan downgrading.  External Failure Cost Biaya ini timbul karena produk dan jasa gagal memenuhi persyaratan atau memenuhi kebutuhan pelanggan setelah dikirim ke pelanggan. Dari semua biaya, kategori ini merupakan biaya yang paling menghancurkan perusahaan. Seperti halnya biaya gagal internal, biaya ini tidak akan timbul jika tidak ada barang cacat. Contoh : biaya warranty, penyesuaian terhadap complain, material yang dikembalikan dan allowances. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumppulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari semua proses pengendalian adalah pemikiran untuk mengarahkan suatu variabel atau sekumpulan variabel guna mencapai tujuan tertentu. Variabel tersebut berupa manusia, mesin dan organisasi. Evans dan Lindsay (2007:236) pengendalian diperlukan karena adanya 2 alasan, yaitu: 1. Pengendalian merupakan dassar bagi manajemen kerja harian yang efektif bagi semua tingkatan 2. Perbaikan angka panjang tidak dapat diterapkan pada suatu proses kecuali proses tersebut terkendali dengan baik. Suatu sistem pengendalian mempunyai 3 komponen (Evans dan Lindsay, 2007:236), yaitu; 1. Standar atau tujuan 2. Cara mengukur keberhasilan 3. Perbandingan antara hasil sebenarnya dengan standar serta umpan balik guna membentuk dasar untuk tindakan korektif. Terdapat 4 langkah untuk melakukan pengendalian, yaitu; 1. Menentukan standar (setting standard) 2. Menentukan standar mutu biaya (cost quality)

3. Standar mutu kerja (performance quality), standar mutu keamanan (safety quality), standar mutu keandalan (realibility quality)yang diperlukan untuk suatu produk 4. Menilai kesesuaian (appraising conformance). Membandingkan kesesuaian dari produk yang dibuat dengan standar yang telah ditetapkan. Bertindak bila perlu (acting when necessary). Mengoreksi masalah dan penyebabnya melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Merencanakan perbaikan (planning for improvement). Merencanakan suatu upaya yang berlanjut untuk memperbaiki standar biaya, kinerja, keamanan dan keandalan. 2.6.3

Pengendalian Kualitas Rusdiana (2014:221), pengendalian kualitas adalah teknik dan aktivitas

operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas atau tindakan terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan mengaitkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen. Perusahaan menghasilkan output untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan kepuasan, sehingga output yang dihasilkan seharusnya dapat memuaskan konsumen. Oleh karena itu produk bisa diartikan sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen (perusahaan) kepada konsumen. Untuk dapat mencapai maksud tersebut maka sudah selayaknya perusahaan memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing melalui strategi bisnis, diantaranya pembedaan (differensiasi), biaya rendah (kepemimpinan biaya), respon cepat (rapaid response) atau kombinasi diantara kerja strategi tersebut. Suatu produk yang diciptakan baik berupa barang atau jasa pada umumnya mengalami tahapan kehidupan produk (PLC = Produk Life Cycle).

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pengujian terhadap produk adalah upaya untuk memprediksi keberhasilan sebuah ide mengenai produk baru sebelum meluncurkan ke pasar .Proses biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk tersebut. Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu produk tersebut jadi. Sebelum produk tersebut dipasarkan, produk tersebut telah malalui proses pengujian. Antara lain : a. Pengujian teknis (technical testing) b. Pengujian preferensi dan kepuasan (preference and satisfaction testing) c. Pengujian pasar simulasi (simulated test markets atau laboratory test markets) d. Pengujian pasar (test markets). 3.2 Saran Berdasarkan isi makalah diatas, penulis dapat memberikan saran kepada orang yang akan membuat produk baru : 1) untuk bisa melakukan ijin produksi resmi dari BPOM, karena dengan BOPM produk yang diproduksi dapat terjual bebas di pasar yang lebih luas. 2) Meningkatkan kualitas produk harus benar-benar matang. 3) Semangat dalam bekerja harus tinggi.

Related Documents


More Documents from "chandrajuliyana"