Manajemen Transformator Distribusi Pada Pt Pln (persero) Area Makassar Selatan Rayon Panakkukang

  • Uploaded by: Wikyuura channel
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manajemen Transformator Distribusi Pada Pt Pln (persero) Area Makassar Selatan Rayon Panakkukang as PDF for free.

More details

  • Words: 5,918
  • Pages: 45
Loading documents preview...
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Energi listrik adalah salah satu kebutuhan primer dimana ketersediannya sangat diperlukan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Penyaluran listrik tegangan menengah tidak secara langsung masuk dan digunakan oleh konsumen. Transformator merupakan salah satu alat kelistrikan yang berfungsi mengubah tegangan, baik menaikkan ataupun menurunkan tegangan.

Transformator atau yang biasa disebut trafo memliki kapasitas tertentu dan memiliki batas optimal penggunaan, apalagi jika terjadi gangguan seperti overload, ketidakseimbangan beban, ataupun gangguan lainnya. Maka dari itu dilakukan manajemen trafo guna mengoptimalkan kembali penyaluran tenaga listrik dari penyulang menuju konsumen tegangan rendah.

1.2. Dasar Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Adapun dasar-dasar pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan adalah sesuai yang diinstruksikan Politeknik Negeri Ujung Pandang untuk setiap mahasiswa

1

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

diwajibkan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Politeknik Negeri Ujung Pandang.

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tempat kerja praktek dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Rayon Panakkukang. Waktu pelaksanaan kerja praktek selama tiga bulan yaitu pada tanggal 1 Februari – 30 April 2018.

1.4. Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan Praktek Kerja Lapangan ini antara lain : 1. Memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan pada program Diploma III Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang 2. Memantapkan, meningkatkan, dan memperluas keterampilan yang dimiliki mahasiswa dalam dunia kerja. 3. Mengembangkan dan memantapkan sikap profesional yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang masing-masing. 4. Sebagai sarana komunikasi antara mahasiswa-mahasiswi dengan instansi atau kantor tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.

2

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

5. Memberikan kesempatan pada mahasiswa-mahasiswi untuk beradaptasi pada suasana atau iklim lingkungan kerja yang sebenarnya sebagai pekerja mandiri terutama yang berhubungan dengan disiplin kerja. 6. Memberikan masukan dan umpan balik guna perbaikan dan pengembangan pendidikan. 7. Menerapkan pelajaran yang telah didapatkan di kampus atau perguruan tinggi pada instansi tersebut.

1.5. Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dibahas mengenai manajemen trafo yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Rayon Panakkukang.

1.6. Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Adapun manfaat Praktek Kerja Lapangan yang didapatkan selama pelaksanaan ini antara lain: 1. Keterampilan dan ilmu yang kami miliki semakin bertambah. 2. Mampu bersikap profesional terhadap pekerjaan. 3. Mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.

3

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

1.7. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan selama melaksanakan kerja praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Panakkukang yaitu : 1. Penelitian Pustaka (Library Research), penelitian pustaka ini dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan mempelajari literatur dan catatan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis yang berhubungan dengan penulisan ini. 2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan berkunjung keperusahaan yang bersangkutan, dalam hal ini adalah PT. PLN (Persero) Rayon Panakkukang untuk melakukan pengamatan langsung terhadap objek tertentu (observasi) ataupun dengan mengadakan tanya jawab (wawancara) langsung kepada pembimbing lapangan guna mengumpulkan data-data.

1.8. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan uraian yang lebih rinci dati batasan masalh diatas, maka di dalam penulisan laporan kerja praktek ini penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I

: PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah, metode pengumpulan data dan sistematika laporan. 4

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

BAB II

: SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN Bab ini membahas sejarah singkat perusahaan/instansi tempat PKL.

BAB III

: TEORI DASAR Bab ini membahas mengenai teori dasar yang menunjang kegiatan praktek di lapangan.

BAB IV

: PEMBAHASAN Bab ini membahas penjelasan lebih rinci dari bab sebelumnya yang mendukung kegiatan yang dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan.

BAB V

: PENUTUP Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran.

5

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pelistrikan di kota Makassar pertama kali terpasang pada tahun 1914 dengan menggunakan mesin uap yang beralokasi di pelabuhan. Sejalan dengan pertumbuhan kota yang diikuti peningkatan kebutuhan tenaga listrik, pada tahun 1925 Pusat Tenaga Listrik Uap (PLTU) di Sungai Jeneberang daerah Pandang-Pandang Sungguminasa yang berkapasitas 2000 W dibangun dengan beroperasi hingga tahun 1957.

Pada tahun 1964 dimulai proses pembangunan Pusat Tenaga Listrik Diesel (PLTD) di bekas lapangan sepak bola Bontoala.Kedua pembangkit tersebut dikelola oleh NV. Netherlands Indies Gas Electricitiet Maatschappy (NV. NIGEM) yang pada tahun 1994 dialihkan pengelolanya pada NV. OGEm.

Dengan adanya perkembangan daerah dalam sejarah pemerintah Negara Republik Indonesia dan sebagai tindak lanjut Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, maka pada pertengahan tahun 1945 pelistrikan di kota Makassar dinasionalisasikan oleh pemerintah RI dan diserahkan pengelolanya pada Perusahaan Listrik Negara (PLN) Makassar yang merupakan cikal bakal PLN

6

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

Unit Bisnis Sulselrabar yang saat ini mengelola pelistrikan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Utara, Tenggara, dan Barat.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) Makassar mempunyai daerah perusahaan hanya di Kota Makassar, sedang daerah diluar Makassar antara lain Kota Majene, Bantaeng, Bulukumba, Watampone dan Palopo untuk sentral pembangkitnya ditangani oleh PLN cabang luar kota, sedang pelistrikannya dilakukan oleh PT. Maskapai untuk perusahaan setempat.

Pada tahun 1961 Pusat Jakarta membentuk PLN eksploitasi VI dengan wilayah kerja meliputi Sulawesi Selatan dan Tenggara yang berkedudukan di Makassar. Dengan dikeluarkannya surat edaran PLN pusat No. 078/PST/1967 tentang klasifikasi bagi kesatuan-kesatuan Perusahaan Listrik Negara, maka PLN cabang luar kota tidak dapat dimasukkan dalam organisasi, sebagai cabang luar kota dibubarkan dan peraturan segala sesuatunya diserahkan untuk selanjutnya ditangani PLN eksploitasi VI.

PLN eksploitasi VI terus berkembang dan selain membawahi beberapa PLTD juga membawahi PLN Area Makasssar serta PLTU Tello yang diresmikan pada tahun 1971. PLN Area Makassar membawahi unit-unit kerja antara lain Ranting Sengkang, Watansoppeng, Kendari serta unit sentral pembangkit Bontoala.

7

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

Tahun 1927 pemerintah RI mengeluarkan PP nomor 18 tahun 1971 tentang perusahaan umum Listrik Negara yang mempunyai arti penting bagi PLN karena merupakan dasar hukum status perusahaan dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Umum. Pada tanggal 21 Maret 1973 berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 01/PTR/1973 tentang struktur organisasi dan pembagian tugas Perusahaan Umum Listrik Negara, maka PLN Eksploitasi VI berubah menjadi PL Eksploitasi VIII menjadi PLN Unit Bisnis Sulselrabar dengan wilayah kerja Provinsi Sulwesi Selatan, Tenggara, dan Barat.

PLN Unit Bisnis Sulselrabar terus mengadakan reorganisasi dan sekarang membawahi 8 (delapan) cabang, yaitu: cabang Makassar, Pare-pare, Watampone, Pinrang, Bulukumba, Palopo, Kendari dan Bau-Bau. Selain itu juga membawahi 2 sektor yaitu sektor Tallo dan Bakaru serta Unit Pengatur Beban (UPB).

Sehubungan dengan peningkatan program pemerintah dibidang pelistrikan yang searah dengan penyearah usaha pelistrikan, Pemda tingkat I Sulawesi Selatan kepada PLN Unit Bisnis Sulselrabar mengeluarkan surat keputusan sebagai berikut :

8

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 23 tanggal 16 Juni 1994 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 059.K/DIR/1995 PT. PLN (Persero )Unit Bisnis Sulselrabar Area Makassar dibagi menjadi 4 Rayon, yaitu Rayon Utara, Rayon Selatan, Rayon Barat dan Rayon Timur.

Surat Keputusan Pimpinan PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Sulselrabar No. 183.K/023/UBS/1996 tanggal 29 Maret 1996 tentang penetapam Unit Organisasi Cabang Makassar dari tingkat III menjadi tingkat VI berlaku mulai 13 Agustus 1996.

Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 059.K/023/DIR/1995 tentang pembentukan satua organisasi rayon pada PLN Unit Bisnis pada Sulselrabar Area Makassar sebagai berikut: 1. Kota Madya Makassar, dengan satuan organisasi PLN Area Makassar. 2. Daerah Tingkat II Kab. Maros, dengan satuan organisasi, yaitu Rayon Maros dan PLN Sub Ranting Campaniaga. 3. Daerah Tingkat II Kab. Pangkep, dengan satuan organisasi, yaitu : Rayon Pangkep, Ranting Sigeri dan Sub Ranting Balocci. 4. Daerah Tingkat II Kab. Takalar, dengan satuan organisasi, yaitu : PLN Rayon Kalebajeng, PLN Ranting Malino, Kantor Jaga Lanna, Sub Ranting

9

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

Tamoana, Kantor Jaga Malakaji, Listrik Dea Parigi, Listrik Desa Majannang, dan Listrik Desa Padeolo. 5. Pulau Barang Lompo dengan satuan organisasi, yaitu Sub Rayon Barang Lompo. 6. Pulau Kodingareng dengan satuan organisasi Sub Rayon Kodingareng. 7. Pulau Balang Lompo dengan satuan organisasi Listrik Desa Balang Lompo.

2.2. VISI, MISI dan MOTTO Visi, Misi, dan Motto PT. PLN (Persero) adalah sebagai berikut :

a. VISI Adapun Visi dari PT PLN (Persero), yaitu : “Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh-kembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”.

b. MISI Adapun Misi dari PT PLN (Persero), yaitu : 1. Menjalankan bisnis kelistrikan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

10

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang bewawasan lingkungan.

c. MOTTO

:

Adapun Motto dari PT PLN (Persero), yaitu : “Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih baik”.

2.3. Program dan Produk Unggulan PLN a. Pelayanan Reaksi Cepat 45’3

Peningkatan kualitas pelayaan khususnya dibidang distribusi listrik, termasuk jaringan tegangan menengah, gardu, tegangan dan sambungan rumah. 45 menit respon time adalah waktu dimana 45 menit setelah laporan harus segera ditanggapi sedangkan 3 jam adalah waktu dimana selama 3 jam listrik pelanggan harus normal kembali.

b. Pelayanan Pasti Mudah

Pelayanan pasti harganya, pasti waktunya, pasti prosesnya, dimana tahapan dari pelayanan PLN dipangkas, sehingga prosesnya menjadi agak cepat, seperti Pelayanan Perubahan Daya dan Pasang Baru, pelanggan

11

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

tinggal datang dengan membawa kelengkapan berkas, maka layanan bisa langsung diproses.

c. Listrik Pintar

Adapun poin-poin dari program Listrik Pintar, yaitu :

a. Pelanggan bisa membeli TOKEN (isi ulang energi listrik) di payment point dan ATM dengan jaringan yang luas. b. Pelanggan tidak perlu repot membukakan pintu rumah karena tidak akan didatangi petugas pencatat meter. c. Tidak akan ada kesalahan pencatatan meter. d. Tidak ada istilah menunggak, sehingga tidak akan didatangi petugas penagihan. e. Privasi pelanggan tidak terganggu.

2.4. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukkan hierarki pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antatara bagian serta hubungan antara bagian dengan pimpinan.

12

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

Struktur

organisasi

yang

dimiliki

PT.

PLN

(Persero)

Rayon

PANAKKUKANG sesuai keputusan GM PT. PLN (Persero) UBS. No. 437.K/021/GM/2001 tanggal 24 April 2001 adalah sebagai berikut :

Nama Perusahaan

: PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR RAYON PANAKKUKANG

Alamat

: Jl. Hertasning No. 102

Nomor Telepon

: (0411) 447733

Nomor Faximile

: (0411) 447733

Website

: www.plnsulselra.co.id

Bergerak di Bidang

: Pelayanan Pelanggan dan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Rayon Panakkukang mempunyai 1 (satu) orang Manager dibantu oleh 3 (tiga) Supervisor dan beberapa pejabat fungsional, 3 (tiga) unit Pelayanan meliputi 1 (satu) orang supervisor pelayanan dan administrasi, 1 (satu) orang supervisor teknik dan 1 (satu) orang supervisor transaksi energi.

Bagian-bagian dari struktur organisasi PT. PLN (Persero) Rayon Panakkukang mempunyai peranan dan fungsi masing-masing yang terangkum dalam uraian berikut ini :

13

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

a. Manajer

Membina, merumuskan, menyusun, mengarahkan kebaijakan teknis dan administrasi pada bagian-bagian yang terkait berdasarkan program kerja dan target untuk menunjang pencapaian sasaran perusahaan.

b. Supervisor Pelayanan dan Administrasi

Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi pelaksanaan aktivitas yang terkait dengan palayanan, keuangan dan administrasi sehingga sistem pengelolaan anggaran dan keuangan dapat terselenggarakan secara tertib dan kredibel sarta meningkatkan kinerja pemasaran dan penjualan. Mengatur dan mengarahkan kegiatan dibidang pembekalan/logistic meliputi rencana persediaan dan pengadaan barang, peralatan pembekalan/logistic berdasarkan kebutuhan.

c. Supervisor Teknik

Melaksanakan koordinasi dan pengendalian pendistribusian energy listrik secara terus menerus dan pencapaian target kinerja SAIDI/SAIFI serta energi tak tersalur. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi serta perbaikan gangguan jaringan agar keandalan sistem pendistribusian tenaga listrik tetap terjaga.

14

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

d. Supervisor Transaksi Energi

Mengawasi, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan pembacaan meter, rute baca meter, pemeliharaan APP serta perbaikan dalam rangka

mengamankan

pendapat

pengukuran.

15

perusahaan

dan

menjaga

sistem

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

BAB III TEORI DASAR

3.1

Pengertian Sistem Distribusi Sistem menurut Jogiyanto (1989 :2), “System adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran terntetu”. Sedangkan distribusi menurut

Winardi (1989), “ Distribsui merupakan

sekumpulan perantara yang terhubung erat antara satu dengan yang lainnya dalam kegiatan penyaluran produk-produk kepada konsumen (Pembeli)”.

Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem distribusi adalah suatu jaringan kerja yang terhubung erat antara satu dengan yang lainnya dalam kegiatan penyaluran produk-produk kepada konsumen, dalam hal ini berkaitan dengan tenaga listrik dari sumber tenaga ke konsumen.

Jaringan distribusi terdiri dari jaringan distribusi tegangan menengah (JTM) dan jaringan distribusi tegangan rendah (JTR). Jaringan distribusi menengah mempunyai tegangan antara 3 Kv hingga 20 Kv. Pada saat ini, PLN hanya mengembangkan jaringan distribusi tengangan menengah 20 kV. Jaringan distribusi jaringan menengah sebagian besar berupa saluran udara tengan menengah dan kabel tanah.

16

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

3.2

Jaringan Tegangan Menengah

Pada pendistribusian tenaga listrik ke pengguna tenaga listrik di suatu kawasan, penggunaan sistem Tegangan Menengah sebagai jaringan utama adalah upaya utama menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kualitas persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang Kuasa Usaha Utama sebagaimana diatur dalam UU ketenagalistrikan No 30 tahun 2009.

Gambar 3.1 Jaringan Tegangan Menengah Konstruksi JTM ini dapat dikelopokkan menjadi 3 maca konstruksi,yaitu sebagai berikut :

17

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

a. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk konsumen jaringan Tegangan Menengah yang digunakan di Indonesia. Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar telanjang yang ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton. Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya harus diperhatikan faktor yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman minimum yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar fasa atau dengan bangunan atau dengan tanaman atau dengan jangkauan manusia.

b. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)

Untuk lebih meningkatkan keamanan dan keandalan penyaluran tenaga listrik, penggunaan penghantar telanjang atau penghantar berisolasi setengah pada konstruksi jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah 20 kV, dapat juga digantikan dengan konstruksi penghantar berisolasi penuh. Isolasi penghantar tiap fasa tidak perlu dilindungi dengan pelindung mekanis. Berat kabel pilin menjadi pertimbangan terhadap pemilihan kekuatan beban kerja tiang beton penopangnnya.

18

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

c. Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM)

Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk mendistribusikan tenaga listrik Tegangan Menengah, tetapi relatif lebih mahal untuk penyaluran daya yang sama. Keadaan ini dimungkinkan dengan konstruksi isolasi penghantar per fasa dan pelindung mekanis yang dipersyaratkan. Pada rentang biaya yang diperlukan, konstruksi ditanam langsung adalah termurah bila dibandingkan dengan penggunaan konduit atau bahkan tunneling (terowongan beton).

3.3

Jaringan Tegangan Rendah

Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik. Mengingat ruang lingkup konstruksi jaring distribusi ini langsung berhubungan dan berada pada lingkungan daerah berpenghuni, maka selain harus memenuhi persyaratan kualitas teknis pelayanan juga harus memenuhi persyaratan aman terhadap pengguna dan akrab terhadap lingkungan. Konfigurasi Saluran Udara Tegangan Rendah pada umumnya berbentuk radial.

19

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

Gambar 3.2 Jaringan Tegangan Rendah Jenis konstruksi Jaringan Tegangan Rendah terdiri dari : a. Saluran Udara Tegangan Rendah Kabel pilin. b. Saluran Udara Tegangan Rendah Bare Conductor. c. Saluran Kabel tanah Tegangan Rendah.

3.4

Pengertian Transformator

Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk menyaurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Transformator menggunakan prinsip hukum induksi

Faraday dan hokum

Lorentz dalam menyalurkan daya dimana arus bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi, maka, inti besi itu akan berubah menjadi magnet.

20

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

Gambar 3.3 Transformator Transformator atau trafo merupakan suatu peralatan yang dapat menurunkan atau menaikkan tegangan. Trafo biasanya terdiri atas dua bagian inti besi atau lebih yang dibungkus oleh belitan-belitan kawat tembaga. Prinsip pengubahan level tegangan dilakukan dengan memanfaakan banyaknya belitan pada inti trafo. Jika salah satu kumparan, biasanya disebut belitan primer (𝑁1 ) , diberikan suatu tegangan yang berubah-ubah, maka, akan menghasilkan mutual flux yang berubah-ubah dengan besar amplitude yang bergantung pada tegangan, frekuensi tegangan, dab jumlah lilitan kawat tembaga di belitan primer. Mutual flux yang terjadi akan terhubung dengan belitan lain yang disebut sisi sekunder (𝑁2 ) dan akan menginduksi suatu tegangan yang berubah-ubah di dalamnya dengan nilai tegangan yang bergantung pada jumlah lilitan pada belitan sekunder. Dengan mengatur perbandingan jumlah lilitan antara sisi primer dan

21

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

sekunder, maka, akan dapat ditentukan rasio tegangan ataupun sering disebut rasio trafo.

3.5

Bentuk dan Konstruksi Transformator

Ada dua bentuk transformator berdasarkan bentuk intinya, yaitu tipe inti (core type) dan tipe cangkang (eggshell type). Transformator biasanya dibuat dari baja dengan kerugian yang rendah dan dilaminasi untuk mengurangi kerugian inti.

Gambar 3.4 Konstruksi Trafo Pada tipe inti, belitan mengelilingi inti besi yang dilaminasi. Untuk mengurangi kebocoran fluks serendah mungkin, lilitan dibagi menjadi dua dan ditempatkan pada masing-masing kakinya. Sedangkan, pada transformator tipe

22

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

cangkang, inti besi mengelilingi lilitan. Rakitan inti dan kumparan dari transformator tersebut biasanya dirancang untuk dicelupkan dalam minyak isolasi di dalam tangki baja. Selain itu, minyak juga menyalurkan panas dari inti dan kumparan ke permukaan tangki dan dibuang ke udara di sekitarnya.

Gambar 3.5 Trafo Tipe Cangkang dan Tipe Inti

a. Inti Trafo

Inti trafo berfungsi untuk mempermudah jalannya fluks yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalu kumparan. Pada umumnya inti trafo terbuat dari lempengan-lempengan besi tipis berisolasi untuk mengurangi panas yang ditimbulkan Eddy Current.

23

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

Gambar 3.6 Inti Besi

b. Kumparan Transformator

Kumparan transformator merupakan beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun antar kumparan dengan isolasi. Kumparan tersebut berguna sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

Gambar 3.7 Kumparan Fasa RST

24

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

c. Minyak Trafo

Minyak Trafo Berfungsi sebagai media pendingin dan isloasi. Minyak trafo memindahkan panas dengan cara sirkulasi dan mempunyai daya tegangan tembus yang tinggi.

Pada transformator daya, kumparan-kumparan dan inti besi direndam dalam minyak trafo. Syarat suatu cairan bias dijadikan sebagai minyak trafo adalah sebagai berikut : 1. Ketahanan isolasi harus tinggi dari 10 kV/mm 2. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat mengendap dengan cepat 3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik 4. Titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap 5. Tidak merusak bahan isolasi 6. Sifat kimia yang stabil.

d. Bushing

Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing. Bushing adalah sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan

25

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

tangki trafo. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian tentang kondisi bushing yang sering disebut center tap.

Gambar 3.8 Bushing

e. Tangki Konservator

Tangki konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat pemanasan trafo karena arus beban. Di antara tangki dan trafo dipasangkan rele Bucholz yang akan menjebak gas produksi akibat kerusakan minyak karena listrik. Agar minyak tidak terkontaminasi dengan air yang masuk bersama udara melalui saluran pelepasan dan masuknya udara ke dalam, konservator perlu dilengkapi dengan media penyerap uap air pada udara yang sering disebut sebagai silicagel.

26

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

Gambar 3.9 Tangki Konservator

3.6

Peralatan Bantu Transformator

a. Pendingin

Pendingin pada trafo berupa udara/gas, minyak, dan air. Sedangkan, pengalirannya dengan cara alamiah atau tekanan.

Gambar 3.10 Pendingin

27

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

b. Tap Changer

Tap changer berfungsi mengatur besar tegangan yang akan diubah dari sisi primer ke sisi sekunder trafo.

Gambar 3.11 Tap Changer

c. Alat Pernapasan (Respirator)

Karena adanya pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu minyak akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan transformator. Permukaan minyak transformator akan selalu bersinggungan dengan udara

28

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

luar yang menurunkan nilai tegangan tembus pada minyak transformator, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroscopis.

Gambar 3.12 Respirator

3.7

Alat Pengaman

Adapun alat pengaman pada trafo ialah sebagai berikut :

a. Rele Tekanan Lebih

Rele tekanan lebih berfungsi untuk mengamankan jika terjadi gangguan di dalam transformator akibat adanya kenaikan tekanan gas secara tiba-tiba. Jika rele tekanan lebih mendeteksi kenaikan gas dalam transformator, maka akan segera memutuskan tenaga melalui PMT.

29

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

Alat pengaman tekanan lebih ini berupa membran yang terbuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, sebagai pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator.

b. Rele Diferensial

Rele diferensial berfungsi untuk mengamankan dari gangguan dalam transformator, antara lain : flash over antara kumparan dengan kumparan, kumparan dengan tangki, belitan dengan belitan, belitan dengan belitan dalam satu kumparan atau beda kumparan.

c. Over Current Relay (OCR)

Rele arus lebih atau over current relay (OCR) berfungsi untuk mengamankan trafo jika ada arus yang melebihi kapasitas arus trafo. Arus lebih ini bias terjadi akibat adanya gangguan beban lebih atau karena hubung singkat. Arus lebih ini akan dideteksi oleh transformator arus (current transformator).

30

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

3.8

Prinsip Kerja Transformator

Prinsip kerja transformator berdasarkan induksi elektromagnetik. Sisi primer dan sisi sekunder trafo dihubungkan menggunakan penghubung magnetik. Melalui medium medang magnet, bentuk energi mekanik dapat diubah menjadi menjadi energi listrik. Pada transformator, belitan medan magnet berfungsi untuk memindahkan dan mengubah energi listrik dari rangkai primer ke rangkaian sekunder melalui prinsip induksi elektromagnetik.

Gambar 3.14 Sisi Primer dan Sekunder Trafo

Jumlah belitan pada sisi primer dan sekunder berpengaruh dalam pengubahan besarnya tegangan pada trafo. Pada sisi primer, belitan lebih sedikit sehingga menghasilkan fluks yang lebih rendah. Sedangkan, pada sisi sekunder belitan lebih banyak dan menghasilkan fluks yang lebih besar, sehingga energi listrik dari primer dialirkan ke sisi sekunder menjadi lebih besar akibat perubahan besar fluks pada sisi primer ke sisi sekunder trafo. 31

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

BAB IV PEMBAHASAN 4.1

Tujuan Manajemen Trafo Sehubungan dengan adanya gangguan pada trafo baik itu overload, umur trafo yang sudah tua, ataupun karena adanya kerusakan fisik pada trafo, maka, perlu dilakukan manajemen trafo. Manajemen trafo merupakan suatu kegiatan penggantian trafo dengan trafo lain yang memiliki kapasitas yang lebih besar yang dilakukan untuk mengoptimalkan pendistribusian tenaga listrik dan mencegah kerusakan pada trafo. Manajemen trafo mencakup proses pengukuran beban trafo, pengalihan beban, reposisi, dan penggantian trafo. Trafo memiliki batas pembebanan agar bekerja secara optimal yaitu kurang dari 80% arus nominalnya. Apabila trafo dibebani lebih dari 80% dari arus nominalnya, maka trafo dianggap mengalami overload.

4.2

Penyebab Gangguan Trafo

a. Gangguan Tegangan Lebih

Gangguan tegangan lebih pada trafo biasanya terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat fasa yang menimbulkan gelombang berjalan yang

32

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

merambat melalui kawat fasa tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini terjadi jika lightning arrester tidak berfungsi dengan baik. Lightning arrester berfugsi untuk meneruskan tegangan lebih yang terjadi akibat sambaran petir ke tanah. Tegangan lebih akibat sambaran petir tidak akan diteruskan ke tanah jika terjadi kerusakan pada lightning arrester sehingga tegangan lebih tadi mengalir ke trafo. Tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir sangat besar melebihi tegangan nominal trafo dan mengakibatkan hubung singkat antar lilitan dan merusak lilitan trafo.

b. Gangguan overload dan Ketidakseimbangan Beban

Gangguan overload terjadi akibat dari pembebanan yang melewati dari kapasitas maksimal trafo dimana arus beban melebihi arus beban penuh (full load) dari trafo.

Overload akan menyebabkan trafo menjadi panas dan memberi beban pada kawat, sehingga menimbulkan panas yang menyebabkan suhu pada lilitan naik. Kenaikan suhu ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan trafo.

Sedangkan ketidakseimbangan beban disebabkan oleh tidak seimbangnya beban-beban

satu

Ketidakseimbangan

fasa beban

pada

jaringan

menyebabkan

33

pelanggan adanya

tegangan arus

pada

rendah. netral

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

transformator. Arus pada netral ini menyebabkan losses (rugi-rugi), yaitu losses pada penghantar netral dan pentanahan.

c. Loss Contact pada Terminal Bushing

Gangguan yang terjadi pada bushing trafo yang disebabkan karena longgarnya hubungan kawat fasa (kabel Schoen) dengan terminal bushing. Hal ini mengakibatkan tidak stabilnya aliran listrik yang diterima oleh trafo distribusi dan dapat juga menimbulkan panas yang dapat menyebabkan kerusakan belitan trafo.

d. Isolator Bocor / Bushing Pecah

Gangguan akibat isolator bocor atau bushing pecah dapat disebabkan oleh :

1. Flash Over

Flash over merupakan loncatan busur api yang terjadi ketika muncul tegangan lebih pada jaringan distribusi. Jika busur api terjadi antara konduktor dan bodi trafo, akan terjadi hubung singkat fasa ke tanah. 2. Bushing Kotor Kotoran yang mengendap pada bushing dapat mengakibatkan hubung singkat antara permukaan bushing dan bodi trafo.

34

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

e. Kegagalan Isolasi Minyak Trafo

Kegagalan isolasi minyak trafo dapat terjadi ketika terjadi penurunan kualitas minyak trafo sehingga tegangan tembusnya menurun. Hal ini disebabkan oleh : 1. Packing bocor, sehingga air masuk dan volume minyak trafo berkurang 2. Umur trafo yang sudah tua.

4.3

Prosedur Manajemen Trafo

Untuk melakukan manajemen trafo perlu diperhatikan prosedurnya agar terhindar dari kecelakaan dan kesalahan teknis. Berikut langkah-langkah manajemen trafo:

1. Mempersiapkan Peralatan Kerja dan Keamanan

Sebelum melakukan manajemen trafo, sangat perlu memperhatikan yang namanya keamanan agar terhindar dari kecelekaan kerja dan hal-hal yang tidak diinginkan pada saat pengerjaan. Adapun alat-alat keamanan yang digunakan adalah sebagai berikut :

35

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

a. Peralatan Kerja

Adapun peralatan kerja yang perlu disiapkan, yaitu : 1. Peralatan komunikasi 2. Kendaraan operasional 3. Mobil crane 4. Tali tambang 5. Tool set 6. Sacket stick 20 kV 7. Tangga

b. Material

Adapun material yang diperlukan pada manajemen trafo ialah trafo distribusi yang nantinya akan diganti dengan trafo yang lama.

c. Peralatan K3

Adapun peralatan K3 yang perlu disiapkan ialah sebagai berikut : 1. Helm safety 2. Safety belt 3. Safety shoes 20 kV 4. Sarung tangan 20 kV

36

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

5. Rambu-rambu 6. P3K

2. Langkah Kerja

Langkah kerja sangat perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan pada pengerjaan penggantian trafo distribusi. Adapun langkah kerja meliputi : a. Persiapan Pekerjaan

Adapun persiapan pekerjaan, yaitu : 1. Mengecek PK/SPK. 2. Membuat Surat Pemberitahuan Pemadaman ke Pelanggan jika

diperlukan. 3. Menginput rencana pemadaman ke APKT, dilaksanakan oleh operator

Rayon. 4. Membuat daftar permintaan material sesuai kebutuhan. 5. Untuk pekerjaan yang membutuhkan pembebasan tegangan, Pengawas

Pekerjaan koordinasi dengan Piket Operasi Area/Rayon. 6. Pengawas Melaporkan ke Piket Operasi Area/Rayon pada saat :

a) Pekerjaan siap dilaksanakan b) Pekerjaan telah selesai dan siap dioperasikan

37

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

b. Pelaksanaan Pekerjaan

Adapun langkah pelaksanaan pekerjaan, yaitu : 1. Pergunakan perlengkapan K3 2. Pasang dan ikat tangga pada posisi yang benar dengan kemiringan 60º. 3. Pasang rambu-rambu tanda pekerjaan 4. Menyiapkan material. 5. Buka PHB, ukur, dan catat tegangan fasa-fasa (untuk trafo 3 phasa) dan fasa-netral pada kondisi berbeban. 6. Ukur dan catat beban pada sumber / masukan dari trafo dan pada masing-masing jurusan. 7. Bebaskan trafo dari beban dengan melepas fuse / sekring / MCCB semua jurusan. 8. Ukur dan catat kembali tegangan fasa-fasa dan fasa-netral pada kondisi tanpa beban. 9. Bebaskan trafo dari TM dengan melepas FCO. 10. Pasang grounding set di sisi TR. 11. Apabila diperlukan pembebasan dari tegangan menengah, maka dilakukan dengan cara : a) Menyampaikan ke Piket Area untuk pelepasan PMT / LBS /

recloser / FCO / DS / GH / FAI. b) Melakukan manuver beban untuk meminimalisir daerah padam.

38

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

c) Membuka FCO Sumber : memakai sakle stick 20 KV dan sarung

tangan 20 kV. d) Setelah PMT/LBS/Recloser/FCO/DS/GH/FAI Terbuka, Melakukan

pengecekan tegangan dengan menggunakan Voltage Detector lalu memasang Grounding set pada 2 sisi titik pekerjaan. 12. Pakai safety belt dan sarung tangan kemudian Pasang dan ikat tangga pada posisi yang benar dengan kemiringan 60º. 13. Catat data di name plate trafo pengganti dan yang akan diganti. Cek posisi tap trafo yang terpasang. 14. Lepaskan mur pengikat kawat di Bushing TM, TR, kawat arde body. Jangan lupa memberi tanda urutan phasa pada kabel TM, TR. 15. Pasang slink dan kaitkan pada crane / takel, pastikan slink terpasang dengan baik dan mampu memikul beban berat trafo.. 16. Lepaskan mur / baut / spanschroef pengikat trafo. 17. Turunkan trafo dengan hati-hati dan penuh perhitungan kemudian simpan ditempat yang aman. 18. Siapkan trafo pengganti dan sudah dipastikan bahwa trafo dalam keadaan baik (telah dimegger), pasang slink, kaitkan di crane / takel. 19. Naikkan trafo dengan berhati-hati dan penuh perhitungan.

39

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

20. Setelah trafo tiba di atas, dudukkan trafo pada dudukan dengan baik dan benar, pastikan arah mengahadap bushing TM-TR sesuai dengan arah trafo sebelumnya. 21. Pasang mur / baut / spanschrouf pengikat trafo dengan baik dan benar. 22. Pasang kabel masukan TM, TR pada masing-masing bushing/isolator sesuai dengan urutan fasanya. Pastikan mur pengikat kabel terpasang dengan baik & benar. Hati-hati pada saat mengencangkan mur bushing isolator TM, TR. 23. Pasang kawat arde body trafo. 24. Periksa kembali semua mur/baut pengikat kabel trafo dan bodi trafo serta posisi tap trafo. 25. Amankan semua peralatan kerja. 26. Petugas memeriksa kembali semua pekerjaan yang telah dilakukan. 27. Lepaskan grounding set (sisi TM dan TR) 28. Lepaskan tangga 29. Lepaskan dan rapikan peralatan Kerja dan perlengkapan K3.

c. Pekerjaan Selesai

Adapun yang dilakukan setelah pekerjaan selesai, yaitu : 1. Lepas Grounding Set di sisi TM dan TR 2. Lepaskan tangga

40

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

3. Lapor kepada Piket Operasi Area/Rayon bahwa pekerjaan telah selesai dan siap diberi tegangan. 4. Pemulihan sistem : a) Menyampaikan ke Piket Area dan selanjutnya diteruskan ke Pengatur

beban

untuk

memasukkan

PMT/LBS/Recloser/FCO/DS/GH/FAI. b) Menyampaikan ke Piket Area dan selanjutnya diteruskan ke Pengatur Beban bahwa PMT/LBS/Recloser/FCO/DS/GH/FAI telah dimasukkan. c) Melakukan penormalan sistem akibat manuver. 5. Masukkan FCO Sumber : memakai sakle stick 20 KV dan sarung tangan 20 kV. 6. Masukkan NT Fuse dengan memakai puller 7. Cek kembali urutan phasa memakai phasa squence meter, dan ukur tegangan serta arus beban dengan AVO Meter. 8. Rapikan peralatan kerja dan perlengkapan K3 9. Pengawas membuat laporan penyelesaian pekerjaan.

41

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

4.4

Data Pengukuran Beban Manajemen Trafo

a. Data Pengukuran Beban Trafo Turun

Adapun data pengukuran beban trafo sebelum dilakukannya penggantian trafo ialah sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Pengukuran Beban Trafo Turun

NO

NAMA NAMA PENYULANG GARDU

ALAMAT

DATA & WAKTU DAYA JURUSAN PENGUKURAN 26/10/ 2017, 21:16

Induk

26/10/ 2017, 21:16

I

33

62

66

II

75

45

24

III

112

175

135

IV

56

47

64

Induk

175

191

229

I

94

143

129

II

81

48

100

Induk

195

193

116

I

167

148

96

II

28

45

20

Induk

101

65

107

I

101

65

107

II

0

0

0

HERTASNING JL. 1 GT.PTP014 26/10/ 2017, 21:16 200 KVA BARU ANGGREK 26/10/ 2017, 21:16 26/10/ 2017, 21:16

2

3

10/10/2017, 21:26 JL. ALAUDDIN GT.PAL007 10/10/2017, 21:26 SKARDA N 10/10/2017, 21:26

BARUGA

GT.PBG008

JL. DG. HAYO

10/10/ 2017, 21:57 10/10/ 2017, 21:57

160 KVA

160 KVA

10/10/ 2017, 21:57

4

ARUS (AMPERE) TEGANGAN (VOLT) BEBAN S T N F-F F-NUJUNG F-N (%) 276 329 289 86 223 396 209 R

11/10/ 2017, 20:35 JL. SULTAN ALAUDDIN GT.PAL039 11/10/ 2017, 20:35 ALAUDDIN 11/10/ 2017, 20:35

100 KVA

42

99.6

79

226

381

206 85.8

83

260

452

220 91.7

36

224

389

218 60.7

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

b. Data Pengukuran Beban Trafo Naik

Adapun pengukuran beban trafo naik adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Data Pengukuran Beban Trafo Naik NO.

NAMA NAMA PENYULANG GARDU

ALAMAT

DATA & WAKTU DAYA JURUSAN PENGUKURAN

R

ARUS (AMPERE) S T N

Induk 09/04/2018, 20:47 I 09/04/2018, 20:47 HERTASNING 1 GT.PTP014 JL. ANGGREK 09/04/2018, 20:47 250 KVA II BARU III 09/04/2018, 20:47 09/04/2018, 20:47 IV

268 315

267

25

51

65

82

56

24

99

143

115

62

65

63

Induk

09/04/2018, 19:15 2

ALAUDDIN GT.PAL007 JL. SKARDA N 09/04/2018, 19:15 200 KVA

09/04/2018, 19:15

3

4

BARUGA

169 197

260

I

76

38

85

II

93

159

175

Induk 04/04/2018, 20:26 GT.PBG008 JL. DG. HAYO 04/04/2018, 20:26 200 KVA I II 04/04/2018, 20:26

77.5

91 229 381

150 103 266 461

154 173

126

18

54

24

Induk

37

5

4

I

37

5

4

02/04/2018, 21:11

II

0

0

0

220 71.7

172 227

02/04/2018, 21:11

JL. SULTAN ALAUDDIN GT.PAL039 02/04/2018, 21:11 160 KVA ALAUDDIN

TEGANGAN (VOLT) BEBAN F-F F-N UJUNG F-N (%) 84 228 395 220

220 79.2

12 224 397

215 10.3

Dari data pengukuran beban trafo turun dan trafo naik, dapat dilihat bahwa presentase beban mengalami penurunan sehingga tidak terjadi gangguan beban lebih pada trafo. Adapun pada gardu GT.PAL039 dilakukan pengalihan beban karena mengalami ketidakseimbangan beban, sehingga mengalami penurunan beban yang signifikan dari 60,7% menjadi 10,3%.

43

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

BAB V PENUTUP

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Rayon Makassar Selatan, maka dapat diambil kesimpulan diantaranya : 1. Trafo adalah alat kelistrikan yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan 2. Trafo pada sistem distribusi digunakan untuk menurunkan tegangan dari JTM 20 kV menjadi 220/380 V pada JTR dan saluran rumah. 3. Manajemen trafo ialah suatu kegiatan penggantian trafo dengan trafo lain yang memiliki kapasitas yang lebih besar yang dilakukan untuk mengoptimalkan pendistribusian tenaga listrik dan mencegah kerusakan pada trafo. 4. Dalam manajemen trafo dilakukan pengukuran beban pada trafo untuk mengetahui trafo mana yang mengalami overload, beban tidak seimbang, dan kerusakan fisik agar dapat menentukan trafo yang perlu diganti.

44

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG PT PLN (Persero) RAYON PANAKKUKANG

5.2

Saran

Adapun saran dari penulis setelah melakukan kegiatan di Rayon Panakkukang adalah sebagai berikut : 1. Pastikan membawa peralatan cadangan untuk menanggulangi ketika ada kerusakan peralatan pada saat pengerjaan. 2. Selama proses praktik kerja lapangan berlangsung, mahasiswa harus memanfaatkan waktu untuk aktif mengumpulkan informasi baik observasi maupun wawancara.

45

Related Documents


More Documents from "bayu naim"