Materi Tailoring

  • Uploaded by: zulkifli syam
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi Tailoring as PDF for free.

More details

  • Words: 3,150
  • Pages: 23
Loading documents preview...
Pengertian Busana Tailoring Pengertian tailoring (bahasa Inggris) atau tailer (bahasa Perancis) adalah seseorang yang mengerjakan atau menjahit busana terbatas, seperti busana untuk kesempatan kerja atau pesta khususnya untuk pria. Contohnya setelan jas (kemeja pantalon dan jas) kadang dilengkapi dengan vest. Busana tailoring ini dibuat dari bahan yang berkualitas baik, seperti wol atau sejenisnya. Pada proses pembuatannya memperhatokan kehalusan, kerapihan, kekuatan jahitan, penggunaan lapisan serta banyak menggunakan keterampilan tangan. Pembuatan busana tailoring memerlukan kecakapan khusus seperti keterampilan tangan, ketelitian, keuletan, kesabaran dan ketekunan dalam bekerja untuk menghasilkan busana yang rapih dan bagus. Kecakapan khusus tersebut sangat diperlukan karena terdapat beberapa bagian yang harus dikerjakan dengan teliti dan sabar, seperti pembuatan tusuk piquer atau tusuk isi pada penyelesaian kelepak dan kerah bawah jas, pemasangan lapisan pada bahan dasar dan vuring, pemasangan bantal bahu dan sosis serta pemasangan kerah dan lengan jas.

CIRI-CIRI BUSANA TAILORING Busana tailoring dapat dilihat dari jenis, model, teknik menjahit dan penyelesaiannya. 1). Jas Jas merupakan busana dengan model kerah yang mempunyai kelepak atau rever, berlengan panjang dengan jahitan pada bagian depan dan belakang (lengan jas), dikenakan dengan pantalon yang pada umumnya terbuat dari kain yang sama terutama busana kesempatan pesta atau acara resmi dan kadang berbeda kain antara pantalon dan jas terutama untuk pemakaian busana kerja atau acara lain, seperti acara reuni atau sering dipakai para artis sebagai pelengkap busana. Penggunaan jas secara lengkap terdiri dari pantalon, kemeja lengan panjang dengan kerah bord, vest dan jas dilengkapi dengan dasi yang serasi. Berikut macammacam jas : 1. Jas Sport Kancing Satu 2. Jas Sport Kancing Dua

3. Jas Sport Kancing Tiga 4. Jas Dubelry Kancing Satu 5. Jas Dubelry Kancing Dua 6. Jas Diner (Tuxedo) 2). Vest Vest merupakan pelengkap pemakaian jas, yang dikenakan sebelum jas atau setelah pemakaina kemeja. Bentuk vest hampir sama dengan rompi, vest panjangnya sampai pinggang dengan belahan pada bagian muka yang dikuatkan oleh kancing dan garis lehernya rendah agar dasi dapat terlihat dari luar. Pada bagian belakang bisa dipasang ban, gesper atau tali. Berikut contoh macam-macam vest. 1. Vest tanpa kerah 2. Vest variasi jahitan 3. Vest dengan kerah shiler

TEKNIK MENJAHIT DAN TEKNIK PENYELESAIAN BUSANA TAILORING 1).Teknik menjahit busana tailoring menggunakan kampuh terbuka dengan penyelesaian zigzag 2). Pada busana tailoraing pelapis yang digunakan untuk kelepak atau rever dan kerah bawah yaitu pelapis yang terbuat dari rambut kuda/bubat atau kupner 3). Penggunaan vuring tertutup 4). Bahan dasar bagian muka dilapisi kain gula dan kupner, pada bagian belakang kira-kira setengah badan dilapisi kain gula. MATERI BUSANA TAILORING PENGERTIAN TAILORING Busana tailoring adalah busana kerja yang dibuat dengan menggunakan sistem tailoring.

Pengertian tailoring (bahasa Inggris) atau tailer (bahasa Perancis) adalah seseorang yang mengerjakan atau menjahit busana terbatas, seperti busana untuk kesempatan kerja atau pesta khususnya untuk pria. Contohnya setelan jas (kemeja pantalon dan jas) kadang dilengkapi dengan vest.

Busana tailoring ini dibuat dari bahan yang berkualitas baik, seperti wol atau sejenisnya. Pada proses pembuatannya memperhatokan kehalusan, kerapihan, kekuatan jahitan, penggunaan lapisan serta banyak menggunakan keterampilan tangan.

Pembuatan busana tailoring memerlukan kecakapan khusus seperti keterampilan tangan, ketelitian, keuletan, kesabaran dan ketekunan dalam bekerja untuk menghasilkan busana yang rapih dan bagus.

Kecakapan khusus tersebut sangat diperlukan karena terdapat beberapa bagian yang harus dikerjakan dengan teliti dan sabar, seperti pembuatan tusuk piquer atau tusuk isi pada penyelesaian kelepak dan kerah bawah jas, pemasangan lapisan pada bahan dasar dan vuring, pemasangan bantal bahu dan sosis serta pemasangan kerah dan lengan jas.

FAKTOR – FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM DALAM PEMBUATAN BUSANA TAILORING: 1.

Personal Skill and Experience Seseorang yang lebih berpengalaman akan memilih bahan, desain, dan metode yang lebih sulit dari pada seseorang yang masih kurang berpengalaman.

2.

Time Available ( waktu yang tersedia ) Pembuatan busana tailoring dengan metode tradisional akan memerlukan waktu yang lebih lama dari pada metode modern, selain itu juga mengenai desain dan bahan yang dipilih.

3.

Personal Preference ( selera )

Kesenangan seseorang akan menentukan desain dan jenis bahan yang dipilih. Misal : a.

Selera

b.

Bahan tebal atau sedang dll.

c.

Money Available ( Biaya / Uang yang tersedia ) Kaadaan biaya akan menentukan kualitas dan jenis bahan yang dipilih

SYARAT – SYARAT BUSANA TAILORING 1.

Tampak Luar

a.

Terdapat kerah

b.

Terdapat saku vest atas

c.

Saku pada bagian depan ( kanan dan kiri ) Saku vest berklep Saku paspoille berklep

d.

Kup depan atau garis hias

e.

Lengan jas

f.

Lubang kancing tangan / paspoille

g.

Belahan belakang

2.

Tampak Dalam

a.

Bagian dalam tertutup dengan lining ( furing )

b.

Terdapat saku pada bagian lining depan

c.

Menggunakan bahan pelapis

d.

d.

Terdapat bantalan pada bagian bahu

MACAM – MACAM BUSANA TAILORING Model busana tailoring dapat digolongkankan menjadi 2 , yaitu : 1.

Duex Piece

: busana yang terdiri dari 2 bagian, yaitu atasan dan bawahan.

Misal : ( blus + rok ), ( blus + celana ), ( blus + kulot ), ( gaun + blaser )

2.

Three Piece

: busana yang terdiri dari tiga bagian, yaitu dalaman, bagian luar dan

bawahan a.

Dalaman biasanya terdiri dari kamisol, blus dan kemeja.

b.

Bagian luar biasanya terdiri dari blaser dan jas.

c.

Bawahan bias terdiri dari dari rok celana atau kulot

CARA MENGAMBIL UKURAN PEMBUATAN POLA JAS A. CARA MENGAMBIL UKURAN Untuk mendapatkan ukuran yang baik orang yang diukur harus berdiri tegak lurus. Mula – mula diikatkan tali kecil pada pinggang orang tersebut untuk menentukan batas pinggangnya: 1.

Lingkar badan

= Mengukur sekeliling badan pada bagian yang terbesar

dengan ukuran pas ditambah 4 cm. Untuk jas ditambah 8 - 6 cm. 2.

Lingkar pinggang

=

Mengukur tepat pada lingkar pinggang. Untuk gaun

ditambah 2 cm. 3.

Lebar dada / muka

= Diukur 5 cm dari lekuk leher. Kemudian diukur dari

Kerung lengan kiri sampai kerung lengan kanan. 4. Panjang dada / muka

= Diukur dari lekuk leher ke pinggang.

5. Tinggi payudara

= Diukur dari titik bahu tertinggi ke puncak payudara.

6. Jarak payudara

= Diukur dari puncak kiri ke puncak kanan payudara.

7. Lebar bahu

= Diukur dari ujung bahu tertinggi ke batas lengan.

8. Lebar punggung

=

Diukur dari tengkuk turun 8 cm kemudian diukur dari

kerung lengan kiri ke kerung lengan kanan 9. Panjang punggung

= Diukur dari tengkuk ke pingggang.

10. Lingkar panggul

= Diukur pada bagian panggul yang terbesar.

11. Panjang lengan diinginkan.

=

Diukur dari jahitan kepala lengan ke panjang yang

12. Lingkar lengan

= Diukur keliling lengan sesuai panjang lengan .

13. Panjang rok

=

Diukur dari pinggang ke bawah sampai panjang yang

diinginkan. 14. Panjang celana

= Diukur dari pinggang sampai panjang yang diinginkan.

15. Lingkar pangkal paha = Diukur pada sekeliling pangkal paha. 16. Tinggi duduk

= Diukur dari pinggang ke tempat duduk.

MODEL BUSANA TAILORING Adapun model Duex dan Three Piece, meliputi: 1. Suit (setelan ) : Satu stel pakaian yang terdiri dari celana dan jacket yang terbuat dari bahan kain yang sama. 2. Coat ( mantel) : baju luar yang dipakai setelah memakai baju lain, dilengkapi dengan lengan dan panjangnya di bawah panggul, biasanya ukurannya lebih besar dari baju yang ada didalam. 3.

Blazer

: menggunakan bahan yang lebih ringan, lebih pas ditubuh, single -

breasted dengan dua atau tiga saku, biasanya terdapat sulaman, menggunakan kancing dari besi, dan untuk kesempatan yang lebih santai. 4.

Jacket ( jas )

: jas pendek, panjangnya biasanya sampai panggul, dipakai setelah

memakai baju atau blus dengan rok atau celana, dipakai pria, wanita, dan anak – anak.

Ada satu jenis busana tailoring suit ( setelan ) dengan model yang khusus yaitu “ THE TUXEDO “ The Tuxedo

: baju yang pada awalnya dipakai untuk jamuan makan malam dengan

kelepak kerah dari sutera, biasanya berwarna hitam atau biru .

BAHAN BUSANA TAILORING Bahan untuk membuatan busana tailoring dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: 1.

Bahan pokok

2.

Bahan penunjang

3.

Bahan pelengkap

KETERANGAN : 1.

BAHAN POKOK

Bahan pokok adalah material utama yang harus ada dalam pembuatan busana tailor, dipakai untuk bahan bagian luar.

Syarat – syarat bahan pokok: a.

Bahan mudah ditangani / dibentuk Tahan pada temperature tinggi. Tektur tidak terlalu lemas / kaku

b.

Bahan yang berkualitas Bahan untuk busana tailor, disarankan menggunakan bahan yang mengandung woll dan

untuk mengetahui biasanya dilihat pada label kain ( …….. % woll ).

Cara memeriksa bahan pokok

a.

Meremas dan melepas kembali, yaitu bahan kain diremas kemudian dilepaskan, hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan dapat kembali kebentuk semula. b.

Menekan atau mendorong permukaan dengan ibu jari untuk mendeteksi permukaan

kain apakah bisa kembali atau tidak. Juga untuk mendetaksi kerapatan benang. c. Melangsaikan kain, hal ini dilakukan untuk mengetahui jatuhnya bahan.

PENYUSUTAN UNTUK BAHAN TAILORING

A.

PENYUSUTAN UNTUK BAHAN TAILORING

1.

Bahan Pokok / Utama

a.

Siapkan bahan katun, sepanjang bahan pokok, dan sebisa mungkin warna putih.

b.

Kain katun tersebut dilembabkan, dengan menyemprotkan secara merata pada

permukaan kain. c.

Letakkan bahan pokok diatasnya.

d.

Gulung bersama – sama, diamkan. Waktu tergantung pada ketebalan bahan. Untuk

bahan yang sedang didiamkan + 6 jam. Hal ini dimaksudkan supaya bahan pokok dapat menyerap kelembaban bahan katun. e.

Direnggangkan seratnya menurut arah serat diagonal dan lurus.

f.

Dipres.

g.

Penyusutan seperti ini biasa dipakai untuk bahan woll.

2.

Penyusutan Lining

a.

Celupkan lining kedalam air sampai bersih an diangkat.

b.

Ditiriskan pada sepotong bambu.

c.

Pres dalam keadaan lembab dengan dilapisi bahan kain.

3.

Penyusutan Hair Canvas, ada 2 cara :

a.

Cara I Lembabkan dengan cara menyemprotkan air. Press hingga kering.

b.

Cara II Siapkan kain handuk dan dilembabkan. Digulung dengan hair canvas selama beberapa jam / sepanjang malam. Dipress hingga kering.

4.

Penyusutan Fasible Intervasing

a.

Isi bak dengan air hangat.

b.

Masukkan fasible intervasing.

c.

Biarkan air menjadi dingin.

d.

Biarkan fasible intervasing selama + 5 menit.

e.

Angkat dan pindahkan.

f.

Gulung dalam kain handuk.

g.

Biarkan hingga kering.

5.

Penyusutan Stay Tape

a.

Celupkan tape dalam air hangat.

b.

Angkat , letakkan diatas kain handuk.

c.

Biarkan dingin.

d.

Press dalam keadaan lembab, agar tidak berubah bentuk.

6.

Penyusutan Padding

a.

Lembabkan padding dengan menyemprotkan air.

CARA MEMBUAT POLA A.

POLA DASAR BADAN MUKA DAN BELAKANG

1.

Ukuran

a.

Lingkar badan

= 90 cm

b.

Lingkar pinggang

= 70 cm

c.

Lebar dada ( muka )

= 32 cm

d.

Panjang dada ( muka )

= 34 cm

e.

Tinggi payudara

= 24 cm

f.

Jarak payudara

= 18 cm

g.

Lebar bahu

= 12 cm

h.

Lebar punggung

= 34 cm

i.

Panjang punggung

j.

Lingkar pinggul 1

= 90 cm

k.

Lingkar pinggul 2

= 94 cm

2.

Keterangan

a.

Badan bagian depan A–B

= 38 cm

= ½ Lingkar badan

A–C

= B – D panjang punggung + 2 cm. hubungkan titik C dan D

A - A’

= 1/10 A B + 4 cm

A–S

= A A’ - 2 cm

T–E

= turun 4 cm

S–E

= lebar bahu

A’ – O

= turun 5 cm

O–P

= ½ lebar dada ( muka )

C – C’

= D – D’ ( ½ panjang punggung - 2 cm ). Hubungkan C’ dengan D’

C’ – F

= ¼ lingkar badan + 2 cm

A’ – M

= panajang dada

M – M’

= ¼ lingkar pinggangn + 1 cm + ( 3 cm untuk kup ).

Hubungkan C’ dengan D’

BUSANA SEMI TAILORING Posted on 3 Februari 2017by ysetianingsih

1. PENGERTIAN SEMI TAILORING Tailoring adalah tehnik atau metode menjahit busana tingkat tinggi, dikenal pada abad ke 14 yang dipakai oleh kaum pria berupa jacket atau mantel ( jacket atau coat ), vest (waist coat ) dan celana ( trouser ). Pada awalnya jaket berkembang sebagai pakaian pria, teteapi mulai pertengahan abad ke 19 wanitapun mulai mengenakannya. Tailoring lebih identik dengan gaya mode kaum pria ( man tailored ) dengan detail detail yang kaku, bahan/material yang maskulin, seperti setelan jas pria (man-suit). Sedangkan untuk kaum wanita seperti jas (jacket), celana, rok (skirt), maupun gaun(dress), dapat dibuat dengan tehnik tingkat tinggi ( tailored made ) atau dikenal dengan semi tailoring, dengan proses pembuatan sbb : 1. 2. 3. 4.

tehnik penjahitan sderhana, tidak banyak menggunakan tangan. bahan pelapis tidak penuh atau sebagaian saja yang dilapis bahan yang digunakan sederhana seperti polyester atau bahan wool campuran. tehnik-tehnik penanganan yang halus

5. gaya atau desain lebih luwes atau feminin.

Busana semi tailoring seperti jas (jackets) biasa dipakai bersama celana atau rok berupa pasangan atau setelan satu jenis (suit). Model (styles) dan detil-detil untuk jas (jackets) selalu berubah/berkembang sesuai dengan trend mode (fashion0 yang sedang berlaku, antara lain :     

bentuk boxy ( kotak ) bentuk longgar bentuk baggy ( kantong ) bentuk lurus pas badan.

2. KLASIFIKASI BUSANA SEMI TAILORING BENTUK JAS ( JACKETS ) Bentuk atau gaya busana semi tailoring dapat dibuat dengan sangat variatif berupa jas ( jacket ), gaun (dress), atau setelan (suit). Bahan yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan fungsi, kesempatan dan trend busana, demikian juga dengan metode pembuatannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang mungkin dapat membantu mengurangi waktu, fasilitas maupun dana yang dipergunakan menjadi lebih sederhana atau lebih murah dan mudah pembuatan pakaian tersebut. Cardigan jacket yaitu jacket tanpa kerah dengan model garis leher V atau bulat dengan bukaan di depan dan berlubang kancing. kata “Cardigan” diambil dr Eael of CArdigan dipakai semasa perang crimean.

Safari Jacket Yaitu jacket yang desainnya banyak memakai saku, pada dada kiri, kanan dan dibawah garis pinggang kiri, kanan dan pada garis bahu ada ipolet dan memakai ban pinggang, biasanya dipakai sebagai busana untuk berburu atau disemak belukar.

Batled Jacket Jacket sepanjang pinggang, banyak saku mirip battle dress dan double – breasted bagian depan overlap, kancing dengan ritsluiting, pada masa perang dunia II dipakai oleh Angkatan darat Amerika. Model ini lebih banyak dikenakan oleh wanita muda sebagai casual jacket.

Peplum Jacket Peplum merupakan pototngan kain yang terpisah dalam bentuk rok melekat dengan dasar jacket atau badan bagian atas jacket dengan kerutan atau lipit peplum dating dari Greek Word peplos, dipakai oleh wanita greece kuno.

Demikian sedikit pengetahuan tentang blazer atau busana semi tailoring, untuk materi tentang pola dan tehnik menjahitnya akan penulis poskan pada posting berikutnya. Inshaa Allah. Semoga bermanfaat. Terimakasih banyak atas kunjungan sahabat semua.

macam design jas tailoring / a variety of suit designs Desain berasal dari Bahasa Inggris (design) yang berarti “rancangan, rencana atau reka rupa”. Dari kata design muncullah kata desain yang berarti mencipta, memikir atau merancang. Dilihat dari kata benda,“desain” dapat diartikan sebagai rancangan yang merupakan susunan dari garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur dan value dari suatu benda yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip desain. Pengertian desain sangat perlu dipahami tidak hanya cukup dimengerti saja tetapi harus memiliki keterampilan khususnya dalam pelaksanaannya. Desain dapat diartikan rancangan sesuatu yang dapat diwujudkan pada benda nyata atau perilaku manusia, yang dapat dirasakan, dilihat, didengar, dan diraba. Khusus mengenai pengertian desain busana yaitu rancangan model busana yang berupa gambar dengan mempergunakan unsur garis, bentuk, siluet (silhouette), ukuran, tekstur yang dapat diwujudkan menjadi busana. Jadi, suatu desain busana harus dapat mengilustrasikan dengan jelas apa yang ada dalam pikiran seorang perancang sehingga yang ada dalam pikirannya dapat dibaca oleh orang lain. Tanpa dapat diwujudkan dalam bentuk gambar, maka belum dapat dikatakan desain busana. Desain busana yang dimaksud lebih lengkap lagi apabila dilengkapi dengan warna dan atau corak dari kain yang direncanakan. Menurut beberapa pendapat ada yang mengatakan bahwa : 

Desain adalah rancangan



Desain adalah gambar rencana



Desain adalah gambar untuk merencanakan sesuatu bentuk benda



Desain adalah gambar rencana suatu karya



Desain adalah konsep dari suatu rencana

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa desain busana adalah suatu konsepatau rencana yang terdiri beberapa unsur dan prinsip desain untuk menciptakan karya busana melalui perencanaan sampai terwujudnya barang jadi.

A.

Macam-Macam Desain Jas

1.

Shawl Collar Tuxedo With Hand Stitch

Jas ini bisa menjadi alternative jas klasik yang lain. Penekanan pada jas formal model ini terletak pada potongan kerah dengan sentuhan hand stitch untuk memberi kesan mewah. Vest dibuat berpotongan V lebih dalam dari biasanya untuk lebih menonjolkan kemeja dengan aksen lipit lipit (obnesel ). Penampilan jas yang bisa divariasikan dengan vest berhias rantai emas ini akan terlihat lebih gaya dengan variasi potongan kerah model oval yang melebar pada bagian bwahnya. Sebagai pilan, dasi kupu-kupu warna hitam bisa digantikan dengan dasi model lain yang senada atau warna lain. Bagi yang memiliki percaya diri tinggi, pemakaian cummerbund bisa jadi pilihan yang tepat.

2.

Shawl Collar Tuxedo

Kesan elegan dari jas model ini ditekankan pada garis lingkar kerah yang sempurna. Lebih lagi jika dipadukan dengan pemakaian vest berpotongan dalam dan kelopaknya dibiarkan sedikit menyembur keluar. Penekanan jas model yang satu ini ditekankan pada lapel memakai bahan yang glossy atau yang kerap dikenal tuxedo linning. Pada jas ini kerah dibuat lebih lancip pada bagian bawah dan pemakainya bisa dikombinasikan dengan rompi atau cummerbund.

3.

Peak Lapel Dinner Jacket

Awalnya konsep dasar dari jas ini memang ditekankan pada pemakaian rompi motif garis yang disesuaikan dengan bahan celana . untuk pelengkap jas model ini dikenakan dasi kupu kupu warna hitam untuk menambah kesan lebih menarik dikenakan kemeja dengan detail lipit lipit serta pemakaian cummerbund untuk kesan lebih atraktif. Salah satu contohnya adalah setelan jas yang pernah digunakan oleh pangeran Edward VII princes of wales saat menghadiri jamuan makan malam. Namaun dalam perkembangannnya rompi atau vest yang dikenakan pada lpisan dalam bisa memakai ragam warna dan bahan sesuai selera. Namun hal ini akan menghilangkan kesan klasik yang ingin dihadirkan.

4.

Morning Coat

Ini adalah jas yang bisa dikenakan sepanjang hari, anatara 5 samapi 9 jam kerja, atau bahkan hingga malam hari, jas ini bisa dikenakan dengan model kemeja wing collar serta dasi abu-abu motif gasi daris bahan sutra sebagai pelengkapnya . untuk menambah kesan modis, rompi yang dikenakan bisa memakai model yang lebih vancy. Biasanya hanya dengan melihat penampilannya saja, seseorang sudah dapat melihat status pemakainya . untuk kesempatan di luar ruangan, sesekali digunakan topi sebagai padanannya serta tongkat atau sarung tangan sebagai pelengkap. Pada lain kesempatan, jas model ini bisa juga dikenakan untuk jas pengantin atau pakaian resmi kenegaraan atau acara-acara di istana dimana status tercermin. Lebih gaya jika dipadankan dengan celana motif garis tegas.

5.

Cutaway Tailcoat

Jas formal yang satu ini dibuat dengan potongan ekor yang lebih difungsikan sebagai pemanis. jas ini sengaja dibuat dengan potongan depan lebih pendek untuk memberi kesan pemakainya terlihat lebih ramping dan santai. Jas ini biasanya dikenakan pada kesempatan kesempatan istimewa, seperti pesta pernikahan ataupun menghadiri acara-acara diplomatic dimana dalam setiap undangan yang disampaikan disebutkan adanya dresscode “white tie”. Jika dikenakan pada padanan celana hitam atau abu-abu, jas inipun bisa dikenakan pada kesempatan pagi hari. Versi lain, padanan jas model ini warna hitam dengan celana bergaris dikenal dengan sebutan”Churchill”. Sebagai padanan rompi dan “aristocrate tie” warna putih sengaja dipilih untuk memberi kesan lebih elegan dan gaya.

Beberapa desain diatas merupakan koleksi dari Adastra Tailor. Desain jas tersebut tidak mempengaruhi biaya pembuatan jas, di Adastra harga ditentukan oleh jenis kain yang digunakan, semakin mahal jenis bahan yang digunakan maka semakin mahal pula harga jual hasil jadi jas. Harga jual di Adastra tailor berkisar antara 6-30 juta rupiah per potong.

Related Documents

Materi Tailoring
February 2021 1
Tailoring
February 2021 2
The Tailoring Book 1899
February 2021 0
Materi Website
January 2021 1
Materi Npf
January 2021 1

More Documents from "Bagus Fardianto"