Mekanisme Timbal Dalam Tubuh Manusia.docx

  • Uploaded by: Nancy Cynthia
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mekanisme Timbal Dalam Tubuh Manusia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 540
  • Pages: 3
Loading documents preview...
a. Mekanisme Timbal Dalam Tubuh manusia a. Absorbsi Sumber pencemaran timbal di lingkungan berasal dari alam dan kegiatan manusia yaitu emisi kendaraan dan industri. Emisi timbal diudara dapat mencemari udara, tanaman, tanah dan binatang, yang akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan manusia, seperti digambarkan pada gambar 1.

Gambar 1. Perjalanan timbal yang berasal dari lingkungan sampai masuk ke dalam tubuh manusia (National Health and Medical Research Councils, 2009) Absorbsi timbal terutama melalui saluran nafas 85%, saluran pencernaan 14% dan kulit 1%. Absorbsi timbal melalui saluran pernafasan dipengaruhi oleh tiga proses yaitu: deposisi, pembersihan mukosiliar dan pembersihan alveolar. Deposisi tergantung pada ukuran partikel timbal, volume nafas dan daya larut. Pembersihan mukosiliar membawa partikel ke faring lalu ditelan, fungsinya adalah membawa partikel ke eskalator mukosiliar, menembus lapisan jaringan paru menuju kelenjar

limfe dan aliran darah. Sebanyak 30-40% timbal yang diabsorbsi melalui saluran nafas akan masuk kedalam saluran pernafasan dan akan masuk kedalam aliran darah, tergantung ukuran, daya larut, volume nafas dan variasi faal antar individu (Darmono, 1995). Absorbsi timbal melalui saluran pencernaan, biasanya terjadi karena timbal tersebut

tertelan

bersama

dengan

merokok,

makan

dan

minum

dengan

menggunakan tangan yang terkontaminasi timbal, begitupula apabila memakan makanan yang terkontaminasi dengan debu dijalanan. Kurang lebih 5-10% dari timbal yang tertelan diabsorbsi melalui mukosa saluran pencernaan. Pada orang dewasa timbal diserap melalui usus sekitar 5-10%, tetapi hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dalam keadaan puasa penyerapan timbal dari usus lebih besar, yaitu sekitar 15-12% (Darmono, 1995). b. Distribusi dan Penyimpanan Timbal yang diabsorbsi melalui saluran pencernaan didistribusikan kedalam jaringan lain melalui darah. Dalam tubuh manusia timbal terdeteksi dalam (Darmono, 1995): 1) Darah, timbal terikat dalam sel darah merah (eritrosit). Sekitar 95% timbal yang berada pada peredaran darah terikat oleh eritrosit. Waktu paruh timbal dalam darah sekitar 25-30 hari. 2) Jaringan lunak (hati dan ginjal) mempunyai waktu paruh sekitar beberapa bulan. Terdapat keseimbangan antara kadar timbal dalam darah dan dalam jaringan lunak. Pada jaringan ini sejumlah timbal didistribusikan dan sejumlah lainnya didepositkan.

3) Tulang dan jaringan keras seperti gigi, tulang rawan dan sebagainya. Hampir sekitar 90-95% timbal dalam tubuh terdapat dalam tulang, terutama pada tulang panjang. Waktu paruhnya mencapai 30 – 40 tahun. Timbal dalam tulang terdiri atas dua bagian yaitu timbal yang terikat dalam matriks tulang, disebut old lead dan yang lain disebut sebagai new lead yang mudah berubah jika dibandingkan dengan old lead. Tulang berfungsi sebagai tempat pengumpulan timbal karena sifat ion timbal hampir sama dengan Ca. Jika kadar timbal dalam darah turun, tulang akan mengembalikan timbal dalam peredaran darah. c. Ekskresi Ekskresi timbal melalui beberapa cara, yang terpenting adalah melalui ginjal dan saluran cerna. Ekskresi timbal melalui urine sebanyak 75-80%, melalui feces 15% dan lainnya melalui empedu, keringat, kuku dan rambut (Palar, 2008). Ekskresi timbal melalui saluran cerna dipengaruhi oleh saluran aktif dan pasif kelenjar saliva, pankreas dan kelenjar lainnya didinding usus, regenerasi sel epitel dan ekskresi empedu. Sedangkan proses ekskresi timbal melalui ginjal adalah melalui filtrasiglomerulus (Ardyanto, 2005). Biasanya ekskresi timbal dari tubuh sangat kecil meskipun intake timbal tiap hari naik, sehingga dapat menaikkan kandungan timbal dalam tubuh. Rata-rata intake timbal perhari sekitar 0,3 mg, apabila intake mencapai 0,6 mg/hari akan menunjukkan gejala yang positif, akan tetapi karena timbal lambat dideposit maka dosis tersebut tidak akan memperlihatkan gejala keracunan pada orang selama hidupnya (Darmono, 2001).

Related Documents


More Documents from "Rudy Munandar"