Membangun Argumen Tentang Karakteristik Insan Kamil Dan Metode Pencapaiannya

  • Uploaded by: Anindia Febriani
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Membangun Argumen Tentang Karakteristik Insan Kamil Dan Metode Pencapaiannya as PDF for free.

More details

  • Words: 739
  • Pages: 10
Loading documents preview...
MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG KARAKTERISTIK INSAN KAMIL DAN METODE PENCAPAIANNYA

Kelompok 5 Siti Rabi’atul Adawiyah Mazaya Izzati Putri Rahayu

LATAR BELAKANG  Dalam agama islam memiliki 3 tingkatan yaitu Islam, Iman, Ihsan. Tiap-tiap tingkatan memiliki rukun-rukun yang membangunnya.  Jika Islam dan Iman disebut secara bersamaan, maka yang dimaksud Islam adalah amalan-amalan yang tampak dan mempunyai lima rukun. Sedangkan yang dimaksud Iman adalah amalan-amalan batin yang memiliki enam rukun. Dan jika keduanya sendiri-sendiri, maka masing-masing menyandang makna dan hukumnya tersendiri.

 Ihsan berarti berbuat baik. Orang yang berbuat Ihsan disebut Muhsin berarti orang yang berbuat baik.

HAKIKAT IMAN Iman adalah keyakinan yang menghujam dalam hati, kokoh penuh keyakinan tanpa dicampuri keraguan sedikitpun. Sedangkan keimanan dalam Islam itu adalah percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan Qada Qadar. Kedudukan Iman lebih tinggi dari pada Islam, karena Iman memiliki cakupan yang lebih umum dari pada cakupan Islam. Maka seorang hamba tidaklah mencapai keimanan kecuali jika hamba itu mampu mewujudkan keislamannya.

Keimanan tidak terpisah dari amal, karena amal merupakan buah keimanan dan salah satu indikasi yang terlihat oleh manusia. Karena itu ALLAH menyebut iman dan amal soleh secara beriringan. Dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 2-4 yang artinya : “Keimanan memiliki satu ciri yang sangat khas, yaitu dinamis. Yang mayoritas ulama memandang keimanan beriringan dengan amal soleh, sehingga mereka menganggap keimanan akan bertambah dengan bertambahnya amal soleh.

Kriteria bertambahnya iman hingga sempurnanya iman, yaitu: 1. Diyakini dalam hati 2. Diucapkan dengan lisan 3. Diamalkan dengan anggota tubuh

Sedangkan dalam islam sendiri jika membahas mengenai iman tidak akan terlepas dari adanya rukun iman yang enam, yaitu: 1. Iman kepada Allah 2. Iman kepada malaikat-Nya 3. Iman kepada kitab-Nya 4. Iman kepada rasul-Nya 5. Iman kepada qada dan qadar 6. Iman kepada hari akhir Jika iman adalah suatu keadaan yang bersifat dinamis, maka yang harus kita lakukan adalah memperkuat segala lini dari hal-hal yang dapat memperkuat iman kembali. Ketika iman telah mencapai taraf yang diinginkan maka akan dirasakan oleh pemiliknya manisnya iman.

HAKIKAT ISLAM Islam berasal dari kata as-salamu, as-salmu, danas-silmu yang berarti menyerahkan diri, pasrah, tunduk, dan patuh. Berasal dari kata as-silmu atau as-salmu yang berarti damai dan aman. Dalam pengertian kebahasaan ini, kata islam dekat dengan arti kata agama. Senada dengan hal itu. Nurkholis Madjid berpendapat bahwa “Sikap pasrah kepada Tuhan adalah merupakan hakikat dari pengertian islam.

Dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 172 Allah berfirman yang artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anakanak Adam dari Sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya beriman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”. Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuhan kami), kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang sedemikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”. Berkaitan dengan islam sebagai agama, maka tidak dapat terlepas dari adanya unsur-unsur pembentuknya yaitu berupa rukun islam, yaitu: 1. Membaca dua kalimat syahadat 2. Mendirikan sholat 5 waktu 3. Menunaikan zakat 4. Puasa ramadhan 5. Haji ke Baitullah bagi yang mampu

HAKIKAT IHSAN Ihsan berarti berbuat baik. Orang yang berbuat ihsan disebut muhsin yang berarti orang yang berbuat baik. Setiap perbuatan yang baik nampak pada sikap jiwa dan perilaku yang sesuai atau dilandaskan pada aqidah dan syariat islam disebut ihsan. Adapun dalil mengenai ihsan dari hadits yang berbunyi : “ Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Tapi jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu. { H.R Muslim} Hadits tersebut menunjukkan bahwa untuk melakukan ihsan, sebagai rumusnya adalah memposisikan diri saat beribadah kepada Allah seakan-akan kita bisa melihatnya atau jika belum bisa memposisikan seperti itu maka posisikanlah bahwa kita selalu dilihat oleh-Nya. Sehingga akan muncul kesadaran dalam diri untuk tidak melakukan tindakan selain berbuat ihsan atau berbuat baik.

KORELASI IMAN, ISLAM, IHSAN

Diatas telah dibahas tentang ketiga hal tersebut. Disini, akan kita bahas hubungan timbal balik antara ketiganya. Iman yang merupakan landasan awal, bila diumpamakan sebagai pondasi dalam keberadaan suatu rumah, sedangkan islam merupakan entitas yang berdiri diatasnya. Maka, apabila iman seseorang lemah, maka islamnya pun akan condong, lebih-lebih akan rubuh.

KESIMPULAN Iman, islam, dan ihsan merupakan tiga rangkaian konsep agama islam yang sesuai dengan dalil. Iman, islam, dan ihsan saling berhubungan karena seseorang yang hanya menganut islam sebagai agama belumlah cukup tanpa dibarengi dengan iman. Sebaliknya, iman tidaklah berarti apa-apa jika tidak didasari dengan islam. Selanjutnya, kebermaknaan islam dan iman akan mencapai kesempurnaan jika dibarengi dengan ihsan, sebab ihsan merupakan perwujudan dari iman dan islam, yang sekaligus merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri.

Related Documents


More Documents from "roufen"