Mini Pro

  • Uploaded by: hana rizka ananda
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mini Pro as PDF for free.

More details

  • Words: 1,602
  • Pages: 41
Loading documents preview...
MINI PROJECT “Faktor Predisposisi Kejadian Skizofrenia Pada Pasien Yang Terdiagnosis Sebagai Skizofrenia Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagatan”. Dokter Internsip Puskesmas Perawatan Pagatan dr. dr. dr. dr.

Sofi Indriana M. Hana Rizka A. Rezky Mawarni Laely Widyawati

BAB 1 PENDAHULUAN

2

Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia, fungsi normal kognitif, emosional dan tingkah laku (Depkes RI, 2015) gangguan jiwa terus mengalami peningkatan  salah satunya skizofrenia (Hawari, 2009). Biasanya penyakit ini muncul pada usia 18-45 tahun, meskipun ada pula yang berusia 11-12 tahun (Gunarsa, 2004) 3

Latar Belakang

WHO (2016)  35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47.5 juta terkena dementia

Data Riskesdas, 2013 - 400.000 orang atau sebanyak 1.7% per 1000 penduduk , prevalensi tertinggi terdapat di DIY dan Aceh (masing-masing 2.7 per 1000 penduduk)

di kecamatan Kusan Hilir Kab.Tanah Bumbu  44 pasien , diantaranya 11 pasien terdiagnosis skizofrenia tahun 2015-2017 dan tercatat 12 pasien hanya 1-2 kali rutin ke Puskesmas.

4

Rumusan Masalah

Bagaimana faktor predisposisi kejadian skizofrenia pada pasien yang terdiagnosis sebagai skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Pagatan, Tanah Bumbu?

TUJUAN PENELITIAN

mengetahui faktor predisposisi kejadian skizofrenia pada pasien yang terdiagnosis sebagai skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Pagatan, Tanah Bumbu 5

MANFAAT PENELITIAN

Bagi Puskesmas Bagi Pasien Keluarga Pasien

gambaran dan informasi kepada Puskesmas Pagatan, Tanah Bumbu mengenai faktor predisposisi kejadian skizofrenia pada pasien yang terdiagnosis sebagai skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Pagatan, Tanah Bumbu

Memberikan informasi dan gambaran terhadap penyebab seseorang yang beresiko terkena skizofrenia khususnya faktor psikologi, sosiokultural, lingkungan, agar menurunkan angka kejadian skizofrenia. Dapat dijadikan sebagai pengalaman baru dalam melakukan penelitian serta dapat dijadikan sebagai data dasar penelitian selanjutnya

6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

7

SKIZOFRENIA

Definisi

Etiologi

•Skizofrenia merupakan gangguan psikotik khas ditandai dengan terganggunya kemampuan penilaian realitas dengan pembentukan delusi/ waham, halusinasi, ketidakharmonisan emosional, dan perilaku regresif (NCBI, 2012; Buckley et al., 2007).

•Multifaktorial  genetik, Faktor biologis, psikososial

8

DIAGNOSIS Menurut DSM IV :

Terdapat 2 (dua) atau lebih dari gejala berikut dalam waktu 1 (satu) bulan (< kurang dari 1 bulan bila diobati) :    

Waham Halusinasi Bicara terdisorganisasi (kacau) Perilaku yang terdisorganisasi / katatonik yang jelas  Gejala negatif : afek datar, kemauan ↓, minat ↓

PPDGJ – III / ICD – 10

Harus ada satu gejala bila jelas, dua (2) bila gejala kurang jelas : a.Thought echo : Thought insertion or withdrawal Thought broadcasting B. Delusion of control : dirinya dikendalikan kekuatan dari luar Delusion of influence : dirinya dipengaruhi kekuatan dari luar Delusion of passivity : dirinya tidak berdaya Delusion of perception : pengalaman indrawi yang tidak wajar, khas, bersifat mistik / mukjizat c.Halusinasi auditorik : d. Waham-waham lain yang tidak wajar

Tipe – tipe Skizofrenia PPDGJ III / ICD – 10: F20.0 Skizofrenia Paranoid F20.1 Skizofrenia Hebrefenik F20.2 Skizofrenia Katatonik F20.3 Skizofrenia Tak Terinci F20.4 Depresi Pasca Skizofrenia F20.5 Skizofrenia Residual F20.6 Skizofrenia Simplex F20.8 Skizofrenia lainnya F20.9 Skizofrenia YTT

BAB III METODE PENELITIAN

Waktu

Desain Penelitian Deskriptif Kualitatif

Tanggal 12 September 2017 - 8 Oktober 2017.

Tempat Di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Pagatan antara lain Desa Batuah, Desa Pasar Baru, Desa Kota Pagatan, desa Pagaruyung, Desa Sungai Lembu, Desa Manurung, Desa Tanete, Desa Muara Tengah, Desa Muara Pagatan, Desa Kampung Baru, Des Juku Eja

Populasi Pasien yang terdiagnosis Skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Pagatan

Sampel 19 orang pasien yang ditemui dan terdiagnosis Skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Pagatan.

Tahap Penelitian Persiapan

Pendekatan pada instansi yang berwenang

Peninjauan lokasi penelitian.

Tahap Pelaksanaan

Pengambilan data sekunder di Puskesmas Perawatan Pagatan

Pendataan ke rumah pasien (kuesioner)

Analisis data

Alat, Sumber dan Metode Pengumpulan Data Alat Pengumpulan Data Kuesioner terkait dengan faktor predisposisi penyebab skizofrenia pada responden.

Jenis dan Sumber Data • Data primer diperoleh dari wawancara mendalam (indepth interview) terhadap responden melalui keluarga pasien. • Informasi tambahan didapat dari Puskesmas Perawatan Pagatan dan Poskesdes Desa Setempat.

Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data

Wawancara mendalam dengan keluarga

Menanyakan pertanyaanpertanyaan dalam kuisioner

Diisi

Dianalisi Dibuat Grafik dan Tabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Depkes, 2009) Remaja Akhir (17-25 tahun) Dewasa Awal (26-35 tahun) Dewasa Akhir (36-45 tahun) Lansia Awal (46-55 tahun) Lansia Akhir (56-65 tahun) Manula (>65 tahun)

1 4 6 6 0 1

Pada penelitian Yuliantika, 2012 penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia remaja (16-25 tahun), hal ini disebabkan usia remaja dan dewasa muda memang beresiko tinggi karena pada tahap kehidupan ini penuh stressor.

5% 21% 32% 32% 0% 5%

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

10 9

53% 47%

Erlina (2010), menyatakan kaum pria lebih mudah terkena gangguan jiwa karena kaum pria yang menjadi penopang utama rumah tangga.

Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

Suku Bugis Banjar

12 7

63% 37%

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terkahir

Pendidikan Terakhir: Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi

10 7 2

53% 37% 10%

Menurut hipotesis sosiogenik tingkat pendidikan yang rendah dapat berakibat pada stres yang dapat menjadi faktor terjadinya skizofrenia (Sue, dkk, 2014).

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Wiraswasta Tidak Bekerja

4 15

21% 79%

Masalah pekerjaan dapat merupakan sumber stres pada diri seseorang yang bila tidak diatasi yang bersangkutan dapat jatuh sakit dan dapat memicu terjadinya skizofrenia (Hawari, 2014).

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Status Pernikahan Menikah Belum menikah Cerai

6 8 5

32% 42% 26%

Sesuai dengan penelitian Setiyowati (2012), tidak ada hubungan masalah ketidakharmonisan perkawinan pribadi dengan kejadian skizofrenia.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Terdiagnosis Skizofrenia

Onset Menderita Skizofrenia Usia (Depkes, 2009) Remaja Awal ( <17 tahun) Remaja Akhir (17-25 tahun) Dewasa Awal (26-35 tahun) Dewasa Akhir (36-45 tahun) Lansia Awal (46-55 tahun) Lansia Akhir (56-65 tahun) Manula (>65 tahun)

4 6 3 3 2 0 1

21% 32% 16% 16% 11% 0% 5%

Gambaran Faktor Predisposisi Kejadian Skizofrenia pada pasien yang terdiagnosis Skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Pagatan.

HASIL

Keturunan • Penelitian ini sejalan dengan Arif (2006), gen yang diwarisi seseorang sangat kuat mempengaruhi resiko seseorang mengalami skizofrenia. • Studi pada keluarga telah menunjukan bahwa semakin dekat relasi seseorang dengan skizifrenia, makin besar risikonya untuk mengalami penyakit tersebut.

Kurangnya Teman-Teman atau Orang-Orang yang Peduli Kepada Responden Jika seseorang yang memiliki faktor predisposisi l seperti genetic dengan kurangnya teman teman atau orang yang peduli kepada pasien akan memperparah resiko terjadinya skizofrenia . Alasannya adalah orang yang merasa dipedulikan orang lain akan merasa lebih bahagia dan mengurangi stress yang berlebihan.

Kematian Orang yang Dicintai Sejalan oleh Yosep, dkk (2009) pengalaman traumatik penyebab skizofrenia pasien di Rumah Sakit Jiwa Cimahi menunjukkan adanya lima tema yang muncul yaitu: citacita/keinginan tak tercapai/kegagalan, kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, pola asuh otoriter, dan mendapat tindakan kekerasan

Stress dan Khawatir Pada kasus skizofrenia, stres merupakan pemicu utama. Banyak hal yang dapat menjadikan seseorang mengalami stres. Pada salah satu responden juga ditemui bahwa awal pasien terdiagnosis skizofrenia dikarenakan responden stress karena tidak diterima masuk SMA sehingga setelah kejadian tersebut, responden mulai merasakan gejala-gejala halusinasi dll.

Pekerjaan yang Terlalu Banyak Pekerjaan yang terlalu banyak merupakan bagian dari faktor stress, sumber stres pada diri seseorang yang bila tidak diatasi yang bersangkutan dapat jatuh sakit dan dapat memicu terjadinya skizofrenia (Hawari, 2014).

Permasalahan Keluarga Penelitian ini sejalan dengan Townsead, dkk (2007) , ada hubungan signifikan antara problem keluarga yang tidak terpecahkan dengan gejala-gejala depresi yang persisten. Konflik keluarga tidaklah langsung menimbulkan gangguan jiwa skizofrenia tetapi konflik keluarga yang berlarut-larut dapat menggangu perkembangan mental seseorang yang jika pribadi itu rentan dapat menimbulkan gangguan jiwa skizofrenia (Townsead et al, 2007).

Nasib yang buruk Seseorang yang awalnya mengalami keputusasaan dapat merasa depresi karena suatu keadaan tertentu, yang jika lama-kelamaan tanpa pengobatan dan penanganan tertentu dapat memicu munculnya halusinasi. Hal ini sesuai dengan salah satu dari faktor predisposisi pada pasien dikarenakan nasib yang buruk seperti keinginan yang tidak tercapai dalam hal bersekolah, pola asuh yang terlalu keras dalam keluarga, ditinggalkan orang yang dicintai.

Trauma Sesuatu Yang Menggangu Atau Mengejutkan Yang Terjadi Dalam Hidup Responden Pada masa kanak, fungsi situasi sosial seperti trauma masa kecil, kekerasan, hubungan interpersonal yang kurang hangat diterima oleh anak, sangat mempengaruhi perkembangan neurologikal anak sehingga anak lebih rentan mengalami skizofrenia dikemudian hari (Sinaga,2007). Semakin banyak rmengalami suatu kejadian yang mengganggu dan mengejutkan dan tidak mampu mengatasinyarisiko skizofrenia seakin besar

Memikirkan hal-hal yang terlalu banyak Tekanan hidup yang berkepanjangan serta tidak adanya dukungan dari keluarga dapat menjadikan individu tersebut semakin terpuruk dengan gangguannya sehingga memicu terjadinya skizofrenia.

Kerusakan struktur otak Beberapa penelitian melaporkan bahwa semua perubahan ini statis dan telah dibawa sejak lahir dan beberapa kasus perjalanannya progresif. Lokasinya menunjukkan gangguan perilaku yang ditemui gangguan skizofrenia, misalnya gangguan hipocampus dikaitkan dengan infermen memori dan atrofi lobus frontalisdihubungkan dengan simptom negatif skizofrenia (Kirkpatrick B, 2005).

Alkohol Alkohol adalah senyawa organik yang mengandung gugus fungsi hidroksil dan sering dikonsumsi dalam bentuk minuman. Toleransi terhadap etanol (alkohol) setelah penggunaan kronis yang ditunjukkan antara lain dengan gangguan psikis.

Menggunakan obat-obatan terlarang Hasil penelitian yang dilaporkan oleh Kirkpatrick B, 2005 penggunaan amfetamin bisa mengakibatkan terjadinya psikosis. Amfetamin melepaskan dopamine sentral. Psikosis yang ditimbulkan yaitu skizofrenia paranoid. Hal ini sesuai dengan faktor pedisposisi dari salah satu pasien yang mengunakan obatobatan terlarang seperti amphetamin yang menyebabkan pasien merasa dikejar-kejar atau waham kejar sesuai dengan gejala skizofrenia paranoid.

BAB 5 KESIMPULAN

34

Faktor predisposisi pada kejadian skizofrenia yang diteliti, ditemukan pada seluruh pasien yang terdiagnosa skizofrenia.

35

Saran.. Para tenaga kesehatan : • Meningkatkan peran masyarakat dalam pencegahan skizofrenia melalui strategi preventif  penyuluhan. • Jika ada tanda-tanda awal skizofrenia  segera ditangani dengan tindakan kuratif dan rehabilitatif untuk mempercepat kesembuhan. • Puskesmas Perawatan Pagatan dapat melakukan diagnosis dini pada pasien-pasien curiga skizofrenia dengan menggunakan kuisioner diagnosis dini yang terlampir.

36

Dokumentasi…

37

Dokumentasi..

38

39

40

• Terimakasih....

41

Related Documents

Mini Pro
January 2021 2
Mini Pro
January 2021 1
Mini Pro Merie Tbc
January 2021 1
Mini Pro Tb
January 2021 2
Pro
February 2021 3
Mini
January 2021 4

More Documents from "KATERIN LISBEL HANCCO ZARAVIA"

Mini Pro
January 2021 2
Lamaran Kerja
January 2021 0
Biografi Dr. Radjiman
March 2021 0
Constitutional Law I
February 2021 1
Constitutional Law 1
February 2021 1