Mini Riset Isbd

  • Uploaded by: tengku siti nadya
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mini Riset Isbd as PDF for free.

More details

  • Words: 3,145
  • Pages: 23
Loading documents preview...
MINI RISET

KASUS PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI INDONESIA

Oleh: Tengku Siti Nadya NIM 4143121059

Program Studi Pendidikan Fisika

PRODI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya, makalah yang berjudul “Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia” ini dapat diselesaikan.. Tentunya makalah ini selesai berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi penyusunan laporan ini, baik berupa moril maupun materil. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan yang cukup besar dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini sangat jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah ini maka dari itu, penulis mohon maaf yang sebesarbesarnya. Oleh karena itu saran, usul dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 10 Desember 2016

Tengku Siti Nadya

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 1.1 Latar Belakang...............................................................................................1 1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................2 1.3 Manfaat Penelitian.........................................................................................2 BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................3 2.1

Pelanggaran...............................................................................................3

2.2

Narkoba.....................................................................................................3

2.2.1

Narkotika............................................................................................4

2.2.2

Psikotropika.......................................................................................4

2.2.3

Zat Adiktif Lainnya............................................................................5

2.2.4

Dampak Negatif Penggunaan............................................................5

2.3

Kasus.........................................................................................................6

2.3.1

Analisis Kasus....................................................................................8

2.3.2

Solusi Kasus.....................................................................................12

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................14 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

2

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Globalisasi

dan

modernisasi

tidak

dapat

dipungkiri

lagi

telah

mendatangkan keuntungan bagi manusia. Arus informasi yang masuk ke negeri ini semakin sulit dibendung. Dampak negatifnya, banyak yang terjerumus mengikuti budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia, misalnya Narkoba.

Sejak 2010 sampai 2013 tercatat ada peningkatan jumlah tersangka kasus narkoba. Pada 2010 tercatat ada 531 tersangka narkotika, jumlah itu meningkat menjadi 605 pada 2011. Setahun kemudian, terdapat 695 tersangka narkotika, dan tercatat 1.121 tersangka pada 2013. Pada 2010, terdata ada 515 tersangka, dan terus naik menjadi 607 tersangka pada 2011. Setahun kemudian, tercatat 709 tersangka, dan 857 tersangka di tahun 2013.

Tren penyalahgunaan narkoba saat ini didominasi ganja, sabu-sabu, ekstasi, heroin, kokain, dan obat-obatan Daftar G. Sepanjang 2012, BNN sudah 12 kali memusnahkan narkoba. Total yang telah dimusnahkan sebanyak 28.062 gram sabu-sabu, 44.389 gram ganja, 10.116 gram heroin, dan 3.103 butir ekstasi. Berdasarkan data BNN, sedikitnya 15 ribu orang setiap tahun mati akibat penyalahgunaan narkoba dan kerugian negara mencapai Rp50 triliun per tahun. Pecandu heroin dan morfin yang menggunakan jarum suntik itu berpotensi besar terkena penyakit hepatitis B dan hepatitis C bahkan tertular virus HIV-AIDS.

Berdasarkan data kasus di atas, maka penulis akan membahas pelanggaran narkoba, analisis kasus narkoba di indonesia dan solusi menanggulangi pelanggaran narkoba.

2

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk mengerjakan tugas mata kuliah ISBD dari Drs. Sri Wiratma, M.Si Sedangkan tujun khusus dari penyusunan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui yang dimaksud pelanggaran narkoba

2. Untuk mengetahui analisis kasus narkoba.

3. Untuk mengetahui solusi menanggulangi pelanggaran narkoba.

1.3 Manfaat Penelitian Adapun manfaat adalah menambah pengetahuan wawasan penulis dan pembaca terhadap materi yang dibahas. Memberi pemahaman kepada penulis sebagai calon guru fisika untuk mengenal pelanggaran narkoba.

3

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pelanggaran

Perbuatan (perkara) melanggar, tindak pidana yang lebih ringan dari pada kejahatan. Menurut Robert M. Z. Lawang penyimpangan perilaku adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sitem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.

Menurut James W. Van Der Zanden perilaku menyimpang yaitu perilaku yang bagi sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi. Menurut Lemert penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar rambu lalu lintas, buang sampah sembarangan, dll. Sedangkan penyimpangan sekunder yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, dan lain-lain.

2.2 Narkoba

Narkoba yang merupakan kependekan narkotika, psikotropika, dan bahan zat adiktif lainnya. Pengguna narkoba biasanya dimulai dengan coba-coba yang bertujuan sekedar memenuhi rasa ingin tahu remaja, namun sering keinginan untuk mencoba ini menjadi tingkat ketergantungan. Tingkat pengguna narkoba sendiri dapat dibagi menjadi (1) pemakai coba-coba, pemakaian sosial (hanya untuk bersenang-senang), (2) pemakaian situasional (pemakaian pada saat tegang,

4

sedih, kecewa dan lain-lain), (3) penyalahgunaan (pengunaan yang sudah bersifat patologis) dan (4) tahap yang lebih lanjut atau Ketergantungan (kesulitan untuk menghentikan pemakaian). 2.2.1 Narkotika Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantunganNarkotika sendiri dikelompokkan lagi menjadi: 

Golongan I: Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Heroin, Kokain, Ganja.



Golongan II: Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Morfin, Petidin.



Golongan III: Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Codein.

2.2.2 Psikotropika Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah: zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari 4 golongan:

5



Golongan I: Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Ekstasi.



Golongan II: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Amphetamine.



Golongan III: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Phenobarbital.



Golongan IV: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Diazepam, Nitrazepam (BK, DUM).

2.2.3 Zat Adiktif Lainnya

Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang berpengaruh

psikoaktif

diluar

Narkotika

dan

Psikotropika,

meliputi:

Minuman Alkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia seharihari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol:

a. Golongan A: kadar etanol 1-5 % (Bir)

6

b. Golongan B: kadar etanol 5-20 % (Berbagai minuman anggur)

c. Golongan C: kadar etanol 20-45 % (Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker) 2.2.4 Dampak Negatif Penggunaan Narkoba

1. Dampak Fisik :

a. Gangguan pada sistem saraf (neorologis) : kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan saraf tepi.

b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) : infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.

c. Gangguan pada kulit (dermatologis) : penanahan, bekas suntikan dan alergi.

d. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) : penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, penggesaran jaringan paru-paru, pengumpulan benda asing yang terhirup.

e. Dapat terinfeksi virus HIV dan AIDS, akibat pemakain jarum suntik secara bersama-sama.

2. Dampak Psikologis

Berfikir tidak normal, berperasaan cemas, tubuh membutuhkan jumlah tertentu untuk menimbulkan efek yang di inginkan, ketergantungan / selalu membutuhkan obat.

7

3. Dampak sosial dan ekonomi Selalu merugikan masyarakat baik ekonomi, sosial, kesehatan & hukum. 2.3 Kasus Identitas kasus/berita yang penulis bahas sebagai berikut : Sumber

: Liputan6.com

Tanggal

: 21 November 2016

Isi kasus

:

Liputan6.com, Riau - Pernah menghuni jeruji besi karena tersangkut narkoba, tak membuat Wandi alias Pakcik jera. Pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintah Kabupaten Pelalawan itu, kembali nekat berbisnis barang haram, dan kembali tertangkap polisi di hotel berbintang Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Riau. Dari tangan pria 40 tahun itu, jajaran Satuan Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru menyita barang bukti berupa 520 gram sabu dan 210 butir ekstasi. "Dia ini residivis. Dulu pernah masuk penjara karena kasus narkoba dan dihukum setahun penjara," kata Kapolresta Pekanbaru Komisaris Besar Toni Hermawan di Mapolresta Pekanbaru, Senin petang, (21/11/2016). Toni menjelaskan, Wandi ditangkap bersama rekannya M Safaat alias Ocu di kamar 1.007 dan 1.025. Penangkapan berawal dari informasi masyarakat hingga polisi menyelidiki kasus ini. "Penyelidikan dilakukan dan kedua ditangkap di kamar berbeda, tapi hotelnya satu dengan barang bukti tersebut," sebut dia. Menurut Toni, kedua tersangka merupakan kaki tangan pria yang akrab disapa Bro. Polisi masih mengejar pria tersebut karena diduga berada di Kabupaten Bengkalis, Riau. Keduanya sudah tiga kali membawa sabu dan ekstasi ke Pekanbaru untuk dijual kepada pengecer, sesuai arahan dari Bro. Untuk pekerjaan itu, kedua tersangka mendapat upah Rp 20 sampai 30 juta.

8

"Terkadang diupah dengan sabu itu sendiri untuk dipakai atau dikonsumsi sendiri," sebut Toni. Dalam aksinya, sebut Toni, kedua tersangka menyimpan sabu dan ekstasi dalam bingkisan kopi. Di Pekanbaru, keduanya menemui pemesan sesuai arahan dari bos besar, Bro. "Barang bukti disimpan dalam kemasan kopi. Jumlahnya 520 gram sabu-sabu senilai Rp 600 juta. Ada juga 210 butir pil ekstasi yang per butirnya dijual seharga Rp 200 ribu. Antara tersangka dan pembelinya saling menelpon terlebih dahulu, kemudian baru janjian untuk transaksi," papar Toni. Atas perbuatan itu, kedua tersangka dijerat dengan Pasal 112 dan 114 UU No 35 Tahun 2009 dengan ancaman maksimal seumur hidup penjara. Wandi disebut-sebut PNS nonstruktural atau nonjob di Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa (BPMPD) Pemerintah Kabupaten Pelalawan. Kepala BPMPD Pelalawan Zammur Das tak membantah hal tersebut dan tak pula kaget terkait ditangkapnya bawahannya itu oleh polisi. "Pegawai kita berstatus PNS aktif namun tidak memiliki jabatan apa-apa di BPMPD," kata dia. Terkait banyaknya barang bukti yang dibawa Wandi, Zammur kemudian terkejut. "Alamak, banyak kali itu," ucap dia. Terhadap kasus tersebut, Zammur menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum. "Saya sudah berulangulang kali mengingatkan, jangan main-main dengan narkoba. Begitu juga kepada Wandi, kita serahkan aparat mengusutnya," tandas Zammur.

2.3.1 Analisis Kasus Dua tersangka ditangkap sebagai pengedar narkoba. Kasus tersebut termasuk pelanggaran sebagai berikut :

1. Nilai dan Norma

Secara umum, pelanggaran norma dapat terjadi di manapun tempatnya tanpa terkecuali. Terjadinya pelanggaran norma disebabkan karena sikap apatis

9

masyarakat dalam melaksanakan nilai dan norma masyarakat. Sehingga wibawa nilai dan norma sebagai pedoman tingkah laku menjadi memudar. Alhasil timbullah perilaku yang melanggar norma.

Perilaku pelanggaran norma dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

1.

Pelanggaran nilai dan norma yang dilihat dan dianggap sebagai kejahatan, misalnya: pemukulan, pemerkosaan, penodongan, dan lain-lain.

2.

Pelanggaran nilai dan norma yang berupa penyimpangan seksual, yaitu perzinahan, homoseksualitas, dan pelacuran.

3.

Bentuk-bentuk konsumsi yang sangat berlebihan, misalnya alkohol, candu, morfin, dan lain-lain.

4. Gaya hidup yang lain dari yang lain, misalnya penjudi profesional, geng-geng, dan lain-lain.

2. Hukum

Tersangka dijerat dengan Pasal 112 dan 114 UU No 35 Tahun 2009 dengan ancaman maksimal seumur hidup penjara. UU No 22 tahun 1997 tentang Narkotika mengatur tentang produksi, penyimpanan dan pelaporan, ekspor dan impor, pengangkutan, transito dan pemeriksaan. Lebih jauh telah diundangkan UU No 7 tahun 1997 tentang Pengesahan UN Convention against Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances, 1988.

Pengaturan yang sama juga diberlakukan bagi pengadaan psikotropika di dalam UU No 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. Lebih lanjut telah diundangkan Permenkes RI No 688/MENKES/ PER/VII/97 tentang Peredaran Psikotropika dan

10

Permenkes RI No 785/MENKES/ PER/VII/97 tentang Ekspor dan Impor Psikotropika.

Seseorang hanya dapat menggunakan (mengkonsumsi), menyimpan, memiliki dll, apabila ia menerima narkotika (selain narkotika golongan I dan psikotropika golongan I) dari tenaga medis dalam kaitannya dengan upaya pengobatan penyakitnya. Dokter, apotik dan sarana kesehatan diwajibkan untuk melakukan pencatatan dan pelaporan atas kegiatannya yang berkaitan dengan narkotika, pemakai narkotika harus membuktikan bahwa perolehannya dan pemakaiannya adalah sah, dan pecandu narkotika wajib menjalani pengobatan atau perawatan. Pelanggaran atas ketentuan UU dan peraturan-paraturan di atas diancam dengan sanksi pidana sebagaimana yang diatur dalam UU tentang Narkotika dan Psikotropika. Beberapa sanksi pidana dalam UU No 22 tahun 1997 tentang Narkotika memiliki kekhususan oleh karena tidak lagi memasukkan unsur “dengan sengaja” sebagaimana terdapat dalam UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan memberikan minimal lamanya hukuman penjara. Sanksi-sanksi tersebut diancamkan kepada “barangsiapa tanpa hak dan melawan hukum” menanam,

memelihara,

mempunyai

persediaan,

memiliki,

menyimpan,

menguasai, memproduksi, mengolah, mengekstraksi, menkonversi, merakit, atau menyediakan, membawa, mengirim, mengangkut, mentransito, mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara, menukar narkotika, dengan ancaman pidana yang bervariasi, mulai dari satu tahun (bagi pemakai narkotika) hingga hukuman mati. Pidana lebih berat diberikan bagi kejahatan terorganisasi dan korporasi.

11

3. Agama

a.

Menurut Agama Islam

Dalam wacana Islam, ada beberapa ayat al-Qur’an dan hadits yang melarang manusia untuk mengkonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan. Pada orde yang lebih mutakhir, minuman keras dan hal-hal yang memabukkan bisa juga dianalogikan sebagai narkoba. Waktu Islam lahir dari terikpadang pasir lewat Nabi Muhammad, zat berbahaya yang paling populer memang baru minuman keras (khamar). Dalam perkembangan dunia Islam, khamar kemudian bergesekan, bermetamorfosa dan beranak pinak dalam bentuk yang makin canggih, yang kemudian lazim disebut narkotika atau lebih luas lagi narkoba.

Untuk itu, dalam analoginya, larangan mengonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan, adalah sama dengan larangan mengonsumsi narkoba. Ada dua surat al-Qur’an dan dua hadits yang coba dilansir disini, yang terjemahannya kira-kira begini :

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan“. (QS Al-Maidah : 90).

b. Menurut Agama Khatolik

12

Disebutkan dalam INJIL LUKAS 21 : 34 :

“Jagalah dirimu, supaya hatimu sarat oleh pesta pora dan kemabukkan serta kepentingan kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan tiba-tiba jatuh keatas dirimu seperti suatu jerat perkara-perkara yang hina dan keji”.

c. Menurut Agama

Protestan

- GALATION 5: 13, 21 : 13) “Saudara-saudara memang kamu telah dipanggil, untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih”. 21) “Kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu seperti yang telah kubuat dahulu bahwa barang siapa melakukan hal-hal yang demikian tentu tidak akan mendapat bagian dari kerajaan Allah ( Surga )”.

d. Menurut Agama

Hindu

-

BHAGAWADGITA III, 16 : “Evam Pravartitam Chakram Na, Nuvartayati Hayah Aghayur Indriyaramo Mogham Parta Sajivati”. Terjemahannya :

13

“Ia yang tidak ikut memutar roda hidup ini selalu hidup dalam dosa. Menikmati kehendak hawa nafsunya oh parta, ia hidup sia-sia. Menuruti kehendak nafsu semata berarti mereka menuju kebahagiaan dan kedamaian yang semu. Dengan mencari kenikmatan yang dilarang oleh ajaran agama, seperti berfoya-foya, mengkonsumsi makanan terlarang, termasuk obat-obatan yang mengandung zat adiktif (miras, narkoba, dll)”. e. Menurut Agama Budha Agama Budha dalam pandangannya tentang narkoba, menyebutnya dengan istilah yang terdiri dari 4 kosa kata yaitu : 1). SURA : Sesuatu yang membuat nekat, mengacu pada minuman keras yang mengandung alkohol. 2). MERAYA : Sesuatu yang membuat mabuk/kurangnya kewaspadaan seperti minuman keras yang memabukkan. 3). MAJJA : Sesuatu yang membuat tidak sadarkan diri, seperti ganja Morphin. 4). PAMADATTHAMA : Yang menjadi dasar kelengahan/kecerobohan. f. Menurut Agama Kong hu cu - Mengzi Jilid IV B Li Lo : Mengzi menjawab : “Yang dianggap tidak berbakti pada jawab ini ada lima hal : a.Malas ke-empat anggota tubuhnya dan tidak memperhatikan pemeliharaan terhadap orang tua. b. Suka berjudi dan mabuk-mabukan serta tidak memperhatikan pemeliharaan terhadap orang tuanya.

2.3.2 Solusi Kasus

Solusi dari penyalahgunaan narkoba ini adalah :

1. Pengendalian sosial.

Pengendalian

sosial

adalah

cara

dan

proses

pengawasan

yang

direncanakan atau tidak direncanakan, guna mengajak, mendidik, serta memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma sosial. Masyarakat akan

14

memperhatikan pelaku narkoba dan memaksanya meninggalkan penyalahgunaan narkoba.

2. Tindakkan Hukum Pelanggaran atas ketentuan UU dan peraturan-paraturan di atas diancam dengan sanksi pidana sebagaimana yang diatur dalam UU tentang Narkotika dan Psikotropika. Beberapa sanksi pidana dalam UU No 22 tahun 1997 tentang Narkotika memiliki kekhususan oleh karena tidak lagi memasukkan unsur “dengan sengaja” sebagaimana terdapat dalam UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan memberikan minimal lamanya hukuman penjara. Sanksi-sanksi tersebut diancamkan dengan ancaman pidana yang bervariasi, mulai dari satu tahun (bagi pemakai narkotika) hingga hukuman mati. Pidana lebih berat diberikan bagi kejahatan terorganisasi dan korporasi.

3. Rehabilitasi

Didirikan pusat-pusat rehabilitasi berupa rumah sakit atau ruang rumah sakit secara khusus untuk mereka yang telah menderita ketergantungan.

4. Penanggulangan secara nasional, yang teramat penting adalah pelaksanaan Hukum yang tidak pandang bulu, tidak pilih kasih. Kemudian menanggulangi masalah narkoba harus dilakukan secara terintegrasi antara aparat keamanan (Polisi, TNI AD, AL, AU ) hakim, jaksa, imigrasi, diknas, semua dinas/instansi mulai dari pusat hingga ke daerah-daerah. Adanya ide tes urine dikalangan Pemda Kalteng adalah suatu ide yang bagus dan perlu segera dilaksanakan. Barang siapa terindikasi mengkomsumsi narkoba harus ditindak sesuai peraturan disiplin Pegawai Negri Sipil dan peraturan yang mengatur tentang pemberhentian Pegawai Negri Sipil seperti tertuang dalam buku pembinaan Pegawai Negri Sipil. Polisi dan aparat terkait agar secara rutin melakukan razia mendadak terhadap berbagai diskotik, karaoke dan tempat-tempat lain yang mencurigakan sebagai tempat

15

transaksi narkoba. Demikian juga merazia para penumpang pesawat, kapal laut dan kendaraan darat yang masuk, baik secara rutin maupun secara insidental.

5. Kerja sama dengan tokoh-tokoh agama perlu dieffektifkan kembali untuk membina iman dan rohani para umatnya agar dalam setiap kotbah para tokoh agama selalu mengingatkan tentang bahaya narkoba.

16

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah :

1. Narkoba yang merupakan kependekan narkotika, psikotropika, dan bahan zat adiktif lainnya. Pengguna narkoba biasanya dimulai dengan coba-coba yang bertujuan sekedar memenuhi rasa ingin tahu remaja, namun sering keinginan untuk mencoba ini menjadi tingkat ketergantungan.

17

2. Narkoba memiliki dampak pada kerusakan organ fisik, memperburuk psikologi seseorang dan merugikan ekonomi masyarakat dan negara. 3. Penyalahgunaan narkoba telah melanggar nilai dan norma di Indonesia, pelanggaran hukum dan semua agama yang telah diakui di Indonesia. 4. Solusi untuk tersangka narkoba adalah : -

Pengendalian Sosial dari masyarakat

-

Tindak hukum penjara seumur hidup

-

Melakukan razia secara nasional agar tersangka lain tertangkap

-

Rehabilitas bagi yang bisa diobati dan ingin berhenti

-

Dekat dengan Agama masing-masing

5. Kesimpulan dari solusi adalah : -

Jika masyarakat telah melakukan pengendalian sosial maka pengguna narkoba lain akan kesulitan menggunakan narkoba.

-

Penangkapan akan memberi efek jera oleh pelaku dan berhenti menyalahgunakan narkoba

-

Razia akan mengakibatkan tersangka tertangkap dan menggagalkan peredaran narkoba

-

Rehabilitas akan menghilangkan kecanduan narkoba

-

Mendekatkan diri pada agama akan mengajarkan pelaku untuk menjauhi narkoba

3.2. Saran Saran dari makalah ini adalah :

18

1. Agar mengenali narkoba dan jenis-jenisnya 2. Agar menghindari penyalahgunaan narkoba 3. Melakukan segenap upaya penanggulangan narkoba.

19

DAFTAR PUSTAKA

Lawang, Robert M.Z. 1985. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Jarunika

Holisah, L. 2014. 2014 adalah tahun penyelamatan pengguna narkoba. http://www.dakwatuna.com/2014/02/20/46558/2014-adalah-tahun-penyelamatanpengguna-narkoba/#ixzz3LOHEU2f7. Diakses pada tanggal 5 Desember 2016

Tryas. 2014. http://harianterbit.com/read/2014/09/13/8219/18/18/22-persenPengguna-Narkoba-Kalangan-Pelajar. diakses pada 5 Desember 2016

Widianingsih, R. Dan M. M. R. Widyarini. 2009. Dukungan Orangtua dan Penyesuaian Diri Remaja Mantan Pengguna Narkoba. Jurnal Psikologi Vol. 3 No. 1 : 10-15

20

LAMPIRAN

Related Documents


More Documents from "hokagesb24"

Mini Riset Isbd
January 2021 1
Ekma4116_edisi 2.pdf
January 2021 12
Rhodophyta Makalah Kel 8
February 2021 1
Best Buy Caso
February 2021 0
Geographic Tongue
January 2021 1