Modul Kesehatan Dan Gizi

  • Uploaded by: jessy jeruga
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Modul Kesehatan Dan Gizi as PDF for free.

More details

  • Words: 21,743
  • Pages: 117
Loading documents preview...
Modul kesehatan dan gizi

Modul Kesehatan & Gizi Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Program Keluarga Harapan (PKH) Panduan Teknis Pelaksanaan P2K2

©2018

COVER MODUL Kesehatan & Gizi.indd 1

3/12/2018 11:02:20 AM

Modul Kesehatan & Gizi Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Program Keluarga Harapan (PKH) Panduan Teknis Pelaksanaan P2K2

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 1

3/29/2018 9:24:55 AM

Modul ini adalah revisi dari modul sebelumnya yang dicetak pada tahun 2014, yang diterbitkan bersama oleh Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, TNP2K, AUSAID, dan UNICEF. Revisi modul ini berdasarkan hasil kajian berbagai laporan kegiatan Program Keluarga Harapan (PKH) dari tahun 2008 hingga 2017, kunjungan lapangan dan ujicoba modul, untuk memperoleh masukan dari para pendamping dan keluarga penerima manfaat. Modul ini digunakan pada kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dari PKH yang diimplementasikan oleh Kementerian Sosial. Tim penyusun utama adalah konsultan Bank Dunia: Atin Parihatin, Avita A. Usfar, dan Susie Sugiarti dengan arahan dari Pablo A. Acosta dan Changqing Sun dan dengan masukan teknis dari Setyo Edi dan Nikendarti Gandini dari World Food Program serta Elviyanti Martini dari Bank Dunia. Direktorat Jaminan Sosial Keluarga Kementerian Sosial telah mengadakan sejumlah kegiatan lokakarya dan diskusi kelompok terarah untuk menggali masukan yang konstruktif dari Direktorat Gizi Masyarakat dan Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, Pusdiklat Kementerian Sosial, Bappenas, dan UNICEF. Uji coba di lapangan dilakukan pada Februari 2018. Revisi modul ini dilakukan dengan dukungan Kementerian Sosial, Bank Dunia dan Rapid Social Response Trust Fund. Isi dan metode yang disampaikan di sini tidak mencerminkan pandangan Dewan Direksi Eksekutif Bank Dunia ataupun Pemerintah yang mereka wakili. Untuk reproduksi atau perbanyakan modul ini dan pertanyaan lainnya, mohon hubungi Kementerian Sosial RI, Jalan Salemba Raya 28, Jakarta 10430. www.kemsos.go.id Dicetak Februari 2018

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 2

3/29/2018 9:49:53 AM

Daftar isi 5

Pendahuluan sesi 1 PENTINGNYA GIZI & LAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL

8 8 9

latar belakang tujuan pembelajaran

10

pokok bahasan dan sub pokok bahasan

11

langkah kegiatan

12

Langkah 1: Pembukaan Langkah 2: Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan Langkah 3: Pentingnya Gizi Bagi Ibu Hamil Langkah 4: Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil Langkah 5: Pemeriksaan Kesehatan Setelah Melahirkan Langkah 6: Memastikan Ibu dan Bayi Mendapat Layanan Jaminan

12 13 15 18 20 22

Kesehatan Nasional Langkah 7: Penutup

24

Bahan bacaan

25

sesi 2 PENTINGNYA GIZI UNTUK IBU MENYUSUI DAN BALITA

46 47 47

latar belakang tujuan pembelajaran

47

pokok bahasan dan sub pokok bahasan

49

langkah kegiatan

50

Langkah 1: Pembukaan Langkah 2: Diskusi kelompok mengenai ASI, MP ASI dan Posyandu Langkah 3: ASI Ekslusif Langkah 4: MP ASI

50 50 51 53

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 3

3

3/29/2018 9:24:57 AM

Langkah 5: Kunjungan ke Posyandu

54

Langkah 6: Gizi Ibu Menyusui

56

Langkah 7: Penutup

58

Bahan bacaan sesi 3

KESAKITAN PADA ANAK DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

59 86 87

latar belakang

87

tujuan pembelajaran

88

pokok bahasan dan sub pokok bahasan

88

langkah kegiatan

89

Langkah 1: Pembukaan

89

Langkah 2: Mengenal Penyakit Diare

90

Langkah 3: Mengenal Penyakit Kecacingan dan Malaria

92

Langkah 4: Pentingnya Memperhatikan Kebersihan Diri dan

94

Lingkungan Langkah 5: Pentingnya Jamban Sehat

97

Langkah 6: Penutup

98

BAHAN BACAAN permainan

4

99 107

1. Kata-Kata Penyemangat Bisa-bisa-bisa, wuuuih bisa…!

108

2. Permainan-Permainan dalam Berkenalan

108

3. Permainan untuk Mengacak Tempat Duduk

109

4. Permainan Membuat Pasangan/Kelompok

111

5. Memilih Juru Bicara Kelompok

112

6. PenyegaraN

112

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 4

3/29/2018 9:24:57 AM

Pendahuluan Modul Kesehatan dan Gizi ini diharapkan dapat membantu pendamping dalam melaksanakan kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dengan lebih mudah. Buku Panduan ini adalah perbaikan dari Buku Panduan yang diterbitkan pada tahun 2014 dan telah menyatukan Buku Panduan dan Bahan Bacaan sehingga pendamping PKH hanya perlu membawa satu buku ke lapangan. P2K2 Kesehatan dan Gizi bertujuan untuk meningkatkan praktik positif untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku kesehatan ibu-ibu penerima manfaat PKH (Program Keluarga Harapan) dalam hal kesehatan dan gizi. Melalui modul ini diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, terutama mengenai pentingnya 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK), kesehatan dan gizi ibu hamil, nifas dan menyusui, bayi dan balita, serta pola asuh. Film, flipchart, dan Buku Pintar merupakan alat pendukung pengajaran yang utama. Di bagian belakang setiap sesi terdapat bahan bacaan yang dapat digunakan pendamping untuk mendalami materi. Selain itu juga terdapat permainan-permainan yang dapat digunakan pendamping dalam memfasilitasi sesi P2K2. Modul Kesehatan dan Gizi ini menitikberatkan pada partisipasi aktif peserta, seperti menceritakan kembali hasil obrolan, menjawab pertanyaan, dan bernyanyi bersama.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 5

5

3/29/2018 9:24:58 AM

Buku Panduan P2K2 Kesehatan dan Gizi dibagi menjadi 3 sesi:

1 2 3

PENTINGNYA GIZI dan LAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL PENTINGNYA GIZI UNTUK IBU MENYUSUI DAN BALITA KESAKITAN PADA ANAK DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Secara umum tugas pendamping adalah:

1 2 3

6

Mengingformasikan pengetahuan kesehatan dan gizi yang terdapat dalam P2K2

Memotivasi dan memfasilitasi ibu dan anak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang diperlukan

Menginformasikan kepada kader Posyandu atau bidan bila ada ibu atau anak yang membutuhkan konseling atau kunjungan khusus

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 6

3/29/2018 9:24:58 AM

Berikut adalah pesan-pesan kunci yang perlu disampaikan kepada ibu-ibu peserta PKH dan keluarga mereka:

Ibu hamil 1. Konsumsi makanan bergizi seimbang, minum air 8-12 gelas per hari, dan beraktivitas fisik ringan 2. Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) setiap hari selama kehamilan 3. Periksa kehamilan setiap bulan ke pusat kesehatan, minimal 4 kali 4. Melahirkan di layanan kesehatan 5. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini Ibu menyusui dan balita 6. Periksakan kesehatan ibu dan anak setelah melahirkan oleh tenaga kesehatan minimal 3 kali 7. Ibu menyusui makan dengan gizi seimbang, minum air 12-14 gelas, aktivitas fisik 30 menit per hari, pertahankan berat badan normal 8. Berikan kolostrum pada bayi 9. Berikan ASI saja sampai berusia 6 bulan (ASI eksklusif) 10. Terus berikan ASI sampai anak 2 tahun 11. MPASI secara bertahap mulai 6 bulan 12. Membawa bayi dan anak ke Posyandu sebulan sekali 13. Pastikan imunisasi dasar lengkap anak umur 1 tahun 14. Pastikan anak menerima vitamin A dua kali setahun 15. Berikan obat cacing bagi anak usia 1-5 tahun 16. Gunakan bantuan PKH untuk memenuhi zat gizi ibu hamil, menyusui, dan MP ASI 17. Gunakan JKN untuk mengakses layanan kesehatan di Puskesmas Kesehatan lingkungan 18. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir 19. Buang air besar di jamban sehat 20. Memastikan rumah tangga mempunyai sumber air bersih 21. Buang sampah pada tempatnya

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 7

7

3/29/2018 9:24:58 AM

Sesi 1

PENTINGNYA GIZI & LAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 8

3/29/2018 9:24:58 AM

LATAR BELAKANG Masalah gizi seringkali muncul karena masyarakat memiliki pengetahuan, kepercayaan, nilai atau norma yang kurang memadai. Contoh umum di masyarakat adalah mentolerir ibu hamil makan dengan porsi yang jauh lebih sedikit (dibanding masa sebelum hamil); memberi pisang, air atau makanan padat lainnya pada anak usia di bawah 6 bulan; atau lebih memilih membelanjakan uang untuk rokok, pulsa HP atau kebutuhan kurang penting lainnya dibandingkan membeli telur, ikan, ayam untuk ibu hamil, menyusui, dan anak. Makan makanan yang bergizi merupakan perilaku yang penting untuk kesehatan dan perkembangan anak. Lebih dari sepertiga kematian bayi dan anak, serta 11% beban penyakit di dunia disebabkan karena kekurangan gizi pada ibu hamil dan anak. Bukan hanya itu, kekurangan gizi pada ibu hamil dapat nantinya mengganggu perkembangan fisik, mental dan kecerdasan anak. Bayi yang dilahirkan pendek dan sangat kurus, akan tumbuh di bawah normal dan menjadi orang dewasa bertubuh pendek dengan mempunyai kecerdasan dan penghasilan rendah. Agar anak menjadi pintar dan tumbuh optimum, keluarga perlu memperhatikan masa penting, yakni 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), mulai selama kehamilan (9 bulan atau 270 hari) sampai 2 tahun pertama sejak anak dilahirkan (730 hari pertama). Seribu hari pertama merupakan periode penting di mana gangguan yang muncul pada masa ini akan berakibat secara menetap dan tidak dapat diperbaiki. Sesi ini akan membahas perilaku sehat apa yang perlu dilakukan selama ibu menjalani masa kehamilan (9 bulan atau 270 hari). Untuk mendalami sesi ini, pendamping dianjurkan untuk membaca bahan bacaan yang ada di belakang sesi.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 9

9

3/29/2018 9:25:01 AM

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti materi pembelajaran diharapkan peserta mampu memahami pentingnya gizi dan layanan kesehatan bagi ibu hamil dan nifas.

Indikator Keberhasilan: Peserta mampu:

1 2

10

Memahami pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Memahami pentingnya pemenuhan gizi bagi ibu hamil.

3

Memahami layanan kesehatan selama kehamilan.

4

Memahami layanan kesehatan pasca kehamilan/ masa nifas.

5

Memahami bantuan PKH dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) untuk perbaikan gizi.

6

Memahami Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 10

3/29/2018 9:25:01 AM

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan No

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan 1.1. Memahami 1000 hari pertama kehidupan

1

Pentingnya gizi bagi ibu hamil.

2

Layanan kesehatan yang harus dilakukan selama kehamilan dan nifas.

3

Pemanfaatkan bantuan PKH, BPNT dan JKN selama kehamilan.

1.2. Pentingnya gizi bagi ibu hamil 1.3. Pemenuhan gizi ibu hamil 2.1. Layanan kesehatan selama kehamilan 2.1. Layanan kesehatan pasca kehamilan/masa nifas. 3.1. Bantuan PKH dan BPNT 3.2. Pentingnya JKN pada pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 11

11

3/29/2018 9:25:02 AM

langkah kegiatan

10

Langkah 1

menit

Pembukaan a. Ucapkan salam pembukaan dan ucapan terima kasih kepada peserta yang sudah hadir, ajak peserta berdoa sebelum memulai pertemuan. b. Sampaikan bahwa pertemuan bulanan akan membahas mengenai kesehatan dan gizi.

c. Sampaikan bahwa pertemuan kali ini akan membahas 3 topik yaitu: • Layanan kesehatan yang harus dilakukan selama dan sesudah kehamilan. • Kebutuhan gizi ibu hamil. • Bagaimana memanfaatkan bantuan PKH, BPNT dan JKN selama kehamilan dan persalinan. d. Minta peserta berpasangan, untuk bertanya kepada pasangannya; apa harapan peserta untuk anak-anak ibu di masa depan? Lalu minta setiap peserta menceritakan hasil obrolannya. Mungkin peserta akan menjawab “saya ingin anak saya jadi anak yang baik,” “Ingin jadi anak yang sehat,” “ingin jadi dokter.” e. Ucapkan terima kasih atas partisipasi peserta dan beri kesimpulan dari hasil obrolan seperti: • Jadi Ibu-ibu ingin anaknya sehat ya • Ibu-ibu ingin anaknya jadi anak yang berbakti, pintar dan sukses di sekolah sehingga bisa tercapai cita-citanya ya f. Sampaikan bahwa keinginan dan harapan setiap orang tua agar anak tumbuh menjadi anak yang Sehat, Tinggi, dan Cerdas dapat tercapai jika orang tua memberikan perhatian sejak anak dalam kandungan ibu.

12

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 12

3/29/2018 9:25:02 AM

15

Langkah 2

menit

pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan

Alat yang diperlukan: • Film 1.1 - 1000 Hari Pertama Kehidupan • Flipchart 1.1 – Dampak Kekurangan Gizi • Flipchart 1.2 – Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan

a. Sampaikan kepada peserta bahwa anak tinggi, sehat, dan cerdas harus dimulai sejak dalam kandungan. Untuk menunjukkan bagaimana ibu bisa memiliki kehamilan yang sehat, kita akan menonton film bersama. b. Tayangkan film 1.1 tentang pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan. c. Tanyakan kepada 2-3 peserta: • Apa saja yang peserta ingat dari film tadi? Catatan: jika peserta kesulitan menjawab, pancing dengan bertanya kata apa yang peserta ingat dari film tersebut. d. Gunakan flipchart 1.1 – Dampak Kekurangan Gizi. Sampaikan bahwa kondisi kehamilan ibu dan kesehatan saat bayi dan balita menentukan masa depan anak: • Bayi dari keluarga yang tidak memperhatikan kecukupan gizi dan kesehatan ibu selama hamil akan lahir sebagai bayi dengan berat badan yang rendah (bayi kecil). • Jika tidak diatasi dengan gizi yang baik, bayi Flipchart 1.1 akan tumbuh menjadi balita yang memiliki daya tahan tubuh rendah (mudah sakit), berpotensi stunting (tinggi tidak sesuai usianya), dan berkurangnya kecerdasan. • Saat menjadi anak sekolah, kemampuan belajarnya terganggu, prestasi di sekolah rendah, dan biasanya tidak mampu melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. • Saat mencapai usia dewasa, tidak mampu mencari pekerjaan

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 13

13

3/29/2018 9:25:08 AM

yang layak sehingga penghasilannya juga rendah. • Ketika berkeluarga, tidak mampu memenuhi kebutuhan makanan bergizi dan layanan kesehatan bagi keluarganya. e. Ucapkan terima kasih atas jawaban peserta. f. Gunakan flipchart 1.2 – Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk menyampaikan pesan: • Pesan utama dalam film tersebut adalah pentingnya gizi atau makanan sehat selama 1000 hari pertama kehidupan. • 1000 hari pertama kehidupan adalah masa 9 bulan kehamilan, kelahiran dan nifas, masa bayi 0-6 bulan, hingga usia anak mencapai 2 tahun. Masa ini adalah masa yang rentan untuk ibu dan anak. Gangguan Flipchart 1.2 kesehatan terhadap ibu dan anak di masa ini akan mempengaruhi masa depan anak di kemudian hari. g. Sampaikan kepada peserta bahwa selanjutnya dalam pembahasan topik kesehatan dan gizi, peserta dapat membaca Buku Pintar Kesehatan Ibu dan Gizi. h. Buku Pintar harus selalu dibawa dalam pertemuan sebagai bahan bacaan peserta dalam mendiskusikan kesehatan ibu hamil dan bayi selama dalam kandungan.

14

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 14

3/29/2018 9:25:14 AM

15

Langkah 3

menit

Pentingnya Gizi Bagi Ibu Hamil Alat bantu yang diperlukan: • Film 1.2 – Pentingnya Gizi bagi Ibu hamil • Flipchart 1.3 dan 1.4 – Isi Piringku • Buku Pintar Kesehatan dan Gizi

a. Lakukan permainan berhitung kata kunci Sehat, Tinggi, Cerdas untuk membagi peserta menjadi 3 kelompok. Minta peserta berkelompok berdasarkan kata kuncinya. b. Minta agar peserta ngobrol secara berkelompok: • Kelompok Sehat ngobrol tentang apa yang harus dimakan oleh ibu hamil, apa saja yang harus ada di dalam piring ibu dalam sekali makan. • Kelompok Tinggi ngobrol tentang ke mana ibu hamil periksa kehamilan dan berapa kali sebaiknya periksa kehamilan, apa yang harus didapatkan selama pemeriksaan kehamilan. • Kelompok Cerdas ngobrol tentang di mana melahirkan dan apa yang dibutuhkan ibu setelah melahirkan. c. Sampaikan bahwa selama pertemuan kita akan membahas topik satu demi satu. d. Minta perwakilan Kelompok Sehat menceritakan hasil diskusi mereka. Ucapkan terima kasih atas hasil obrolan peserta. e. Ajak peserta menyimak jawabannya dengan memutar film 1.2 yang bercerita tentang pola makan ibu hamil. f. Tanyakan pada peserta apa yang mereka ingat dari film tersebut, menurut anjuran bidan: • Berapa banyak ibu hamil harus makan? • Makanan apa saja yang harus ada di piring ibu hamil? • Adakah makanan yang dipantang untuk ibu hamil? g. Gunakan flipchart 1.3 – Isi Piringku. Jelaskan bahwa menu makanan

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 15

15

3/29/2018 9:25:14 AM

bagi ibu hamil dengan gizi seimbang harus mengandung: • Makanan pokok mengandung karbohidrat. Karbohidrat Kartu pasar memberikan tenaga bagi tubuh untuk melakukan kegiatan. Contoh karbohidrat adalah beras, jagung, umbi-umbian, sagu. • Lauk pauk yang mengandung protein. Protein dibutuhkan untuk membangun dan memelihara sel dan jaringan tubuh. Contoh protein hewani adalah ikan, daging ayam, daging sapi, atau protein nabati seperti kacangkacangan, tempe dan tahu. Protein nabati seperti tempe, tahu, mengandung serat dan antioksidan yang melindungi sel tubuh dari kerusakan. • Buah-buahan yang mengandung vitamin dan mineral. Contohnya pepaya, jeruk, semangka. • Sayuran yang mengandung vitamin dan mineral. Contohnya bayam, kangkung, wortel. Vitamin Flipchart 1.3 dan mineral yang berfungsi menjalankan proses pengaturan metabolisme tubuh. • Ibu hamil minum 1 Tablet Tambah Darah setiap hari selama kehamilan. • Selain itu ibu hamil juga harus banyak minum, 8-12 gelas per hari. h. Minta peserta Kelompok Makan membuat menu makan dengan menggunakan Kartu Pasar. • Bagikan kartu pasar kepada peserta Kelompok Makan.

16

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 16

3/29/2018 9:25:29 AM

• • •



Letakkan flipchart 1.3 – Isi Piringku di lantai. Minta anggota kelompok memilih kartu pasar sesuai Isi Piringku. Minta kelompok memilih jenis-jenis makanan sesuai Isi Piringku:  Pilih jenis makanan pokok yang mengandung karbohidrat  Pilih jenis yang mengandung proteinnya  Pilih jenis buah-buahannya  Pilih jenis sayurnya Jika perlu lakukan secara bergilir dengan 2 kelompok lainnya.

i. Anjurkan ibu menggunakan bantuan PKH untuk menambah asupan protein (ikan, tempe, tahu, ayam) dan BPNT untuk membeli beras dan telur. Batasi penggunaan gula. j. Sampaikan kepada peserta bila mereka ingin mempelajari lebih lanjut, informasi mengenai makanan ibu hamil dapat dibaca di Buku Pintar Kesehatan dan Gizi halaman 9.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 17

17

3/29/2018 9:25:29 AM

15

Langkah 4

menit

Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil Alat bantu yang diperlukan: • Film 1.3 Pemeriksaan kesehatan ibu hamil • Flipchart 1.4 – Kapan Periksa Kehamilan? • Flipchart 1.5 – Layanan Kesehatan Ibu Hamil • Buku Pintar Kesehatan dan Gizi

a. Minta perwakilan Kelompok Tinggi menyampaikan hasil diskusi mereka. b. Ajak peserta menyimak jawabannya dengan memutar film 1.3. c. Tanyakan kepada peserta apa yang mereka ingat dari film tersebut: • Kemana mereka membawa ibu tersebut? • Apakah peserta ketika hamil juga pergi ke Puskesmas? • Berapa kali ibu hamil harus menemui bidan selama kehamilan? • Layanan apa saja yang diterima oleh ibu hamil di Puskesmas? d. Gunakan flipchart 1.4 untuk menyampaikan pesan mengenai pemeriksaan ibu hamil: • Selama kehamilan akan lebih baik jika ibu hamil memeriksakan setiap bulan ke bidan di Puskesmas /Polindes/ Poskesdes/Posyandu.  Jika tidak bisa setiap bulan, ibu hamil harus periksa minimal 4 kali ke bidan di Puskesmas/Polindes/ Poskesdes/ Posyandu. • Pemeriksaan ke-1 pada usia kandungan sebelum 3 bulan Flipchart 1.4 (semakin dini pemeriksaan awal kehamilan, semakin baik). • Pemeriksaan ke-2 kali pada usia kandungan 4-6 bulan. • Pemeriksaan ke-3 dan ke-4 pada usia kandungan 7-9 bulan.

18

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 18

3/29/2018 9:25:34 AM

Ibu hamil perlu memeriksakan kehamilan setiap bulan, apalagi jika ibu hamil memiliki risiko kehamilan 4 Terlalu: 1. Terlalu Muda (usia ibu hamil kurang dari 20 tahun).  2. Terlalu Tua (usia ibu hamil lebih dari 35 tahun). 3. Terlalu Dekat Jarak Kehamilan (jarak antara kehamilan satu dengan berikutnya kurang dari 2 tahun. 4. Terlalu Banyak Anak (Ibu pernah hamil atau melahirkan 4 kali atau lebih). e. Minta anggota Kelompok Tinggi membacakan flipchart 1.5 – Layanan Kesehatan untuk Ibu Hamil. f. Ucapkan terima kasih kepada Kelompok Tinggi yang membacakan, sampaikan kepada peserta bahwa selama kehamilan, ibu hamil akan menerima 10 Layanan Kesehatan. g. Ibu hamil harus menanyakan tanggal perkiraan persalinan, merencanakan persalinan di layanan kesehatan.

Flipchart 1.5

h. Sampaikan kepada peserta bahwa ibu hamil bisa mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai kehamilan. i. Informasi mengenai kehamilan dapat dibaca di Buku Pintar Kesehatan dan Gizi halaman 4-13.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 19

19

3/29/2018 9:25:39 AM

15

Langkah 5

menit

Pemeriksaan Kesehatan setelah melahirkan

Alat bantu yang diperlukan: • Film 1.5 Pemeriksaan Kesehatan setelah melahirkan • Flipchart 1.6 – Layanan Kesehatan Ibu Hamil • Flipchart 1.7 – Gizi bagi anak baru lahir dan ibu menyusui • Buku Pintar Kesehatan dan Gizi

a. Minta perwakilan Kelompok Cerdas menyampaikan hasil obrolan mereka. b. Ajak peserta menyimak jawabannya dengan memutar film 1.5 tentang Pemeriksaan Kesehatan Setelah melahirkan. c. Tanyakan kepada peserta apa yang mereka ingat dari film tersebut: • Di mana ibu hamil harus melahirkan? • Apakah setelah melahirkan ibu hamil harus periksa kesehatan? Berapa kali? d. Sampaikan pesan: • Melahirkan di layanan kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, agar jika terjadi masalah dalam persalinan bisa segera ditangani. Tanda bahaya pada persalinan ada di Buku Pintar Kesehatan dan Gizi halaman 15. • Gunakan flipchart 1.6 untuk menjelaskan pelayanan kesehatan ibu nifas setelah melahirkan: Flipchart 1.6  Pertama: 6 jam-3 hari setelah melahirkan  Kedua: hari ke 4-28 hari setelah melahirkan  Ketiga: hari ke 29-42 hari setelah melahirkan • Jelaskan informasi pelayanan kesehatan ibu nifas ada di Buku

20

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 20

3/29/2018 9:25:40 AM

Pintar Kesehatan dan Gizi. Ibu harus menghubungi petugas kesehatan jika mengalami tanda bahaya nifas. Tanda bahaya nifas ada di Buku Pintar Kesehatan dan Gizi halaman 16. e. Pendamping merekap pesan dengan menggunakan flipchart 1.7: • Segera lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan berikan ASI yang pertama keluar yang berwarna kekuningan (kolostrum). • ASI yang keluar pertama berwarna Flipchart 1.7 kekuningan (kolostrum) mengandung zat kekebalan tubuh, langsung berikan pada bayi, jangan dibuang. • Berikan hanya ASI saja sampai berusia 6 bulan (ASI eksklusif). • Ibu menyusui makan makanan yang beraneka ragam yang mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah-buahan. • Kebutuhan air minum ibu menyusui pada 6 bulan pertama adalah 14 gelas sehari dan pada 6 bulan kedua adalah 12 gelas sehari.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 21

21

3/29/2018 9:25:45 AM

15

Langkah 6

menit

Memastikan Ibu dan Bayi mendapat layanan Jaminan Kesehatan Nasional Alat bantu yang diperlukan: • Film 1.5 – JKN • Flipchart 1.8 – Kartu Keluarga dan Kartu Indonesia Sehat (KIS)

a. Tanyakan kepada peserta adakah ibu yang sudah memiliki pengalaman melahirkan? Berapa besar biayanya? b. Jelaskan bahwa sebagai penerima bantuan PKH, ibu-ibu juga berhak mendapat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan pemberian Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tanyakan kepada peserta siapa yang sudah memiliki KIS, siapa yang belum memiliki KIS c. Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan melihat film tentang bagaimana membuat KIS bagi keluarga penerima PKH. Putarkan film 1.5 d. Gunakan flipchart 1.8. e. Sampaikan bahwa bayi dari ibu pemilik KIS otomatis menjadi Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan (JK) dan berhak menerima pelayanan kesehatan namun perlu melakukan pendaftaran dengan prosedur: Suami atau anggota keluarga (dibuktikan dengan Kartu Keluarga (KK), mendatangi BPJS Kesehatan dengan: • Membawa dokumen asli Surat Keterangan Tanda Lahir (SKTL) yang dibuat di tempat melahirkan. • Menunjukkan asli Kartu Peserta BPJS Kesehatan dari ibu kandung yang melahirkan.

22

Flipchart 1.8

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 22

3/29/2018 9:25:50 AM

• Mengisi Daftar Isian Peserta (DIP) yang telah ditandatangani oleh salah satu orang tua dari bayi yang baru lahir. • Pengisian NIK bayi PBI menggunakan nomor Kartu Keluarga (KK) dari orang tua bayi yang baru lahir atau nomor Kartu Keluarga (KK) dari Ibu kandung bayi baru lahir yang tercatat pada Kartu Keluarga (KK) keluarga orang tua/lain. • Keluarga PKH yang memiliki KIS wajib melaporkan perubahan nama bayi dan perubahan Nomor Kartu Keluarga dengan NIK bayi yang baru lahir selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak mendapatkan KIS. f. Sampaikan jika ada peserta yang belum menjadi peserta JKN maka peserta dapat mendaftarkan diri menjadi peserta JKN dengan cara: • Fotokopi Kartu Keluarga dan KTP seluruh anggota keluarga. • Surat keterangan tidak mampu dari RT dan Desa/Kelurahan. • Surat Pengantar pembuatan kartu JKN/BPJS PBI dari Puskesmas. g. Jika persyaratan pembuatan kartu JKN/BPJS PBI sudah lengkap, langkah selanjutnya adalah: • Bawa dokumen ke kantor BPJS terdekat atau ke Kantor Dinas Sosial. • Menyerahkan dokumen dan mendapat jadwal untuk datang kembali • Datang kembali ke kantor BPJS untuk mengambil kartu BPJS yang sudah jadi.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 23

23

3/29/2018 9:25:50 AM

5

Langkah 7

penutup Alat bantu yang diperlukan: • Flipchart 1.10 – Pesan untuk Ibu Hamil

menit a. Dengan menggunakan Flipchart 1.9 sampaikan kepada peserta kesimpulan hari ini yaitu: • Pastikan ibu hamil makan makanan bergizi. Gunakan bantuan PKH dan BPNT untuk membeli beras, telur, dan minyak dan uang PKH untuk menambah asupan protein (ikan, tempe, tahu, ayam). Batasi penggunaan gula. • Ibu hamil harus periksa ke Puskesmas setiap bulan atau minimal 4 kali selama Flipchart 1.9 kehamilan. • Ibu hamil harus melahirkan di fasilitas kesehatan dan dibantu tenaga kesehatan. • Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) saat bayi baru lahir. • Periksakan kesehatan ibu dan anak setelah melahirkan. • Buat Kartu Indonesia Sehat (KIS), untuk bisa mendapatkan layanan kesehatan bagi ibu hamil termasuk anak dalam kandungan. b. Sampaikan kepada peserta semua hal di atas, dilakukan untuk mencapai harapan agar anak tumbuh Sehat, Tinggi, dan Cerdas. c. Sampaikan kepada peserta untuk membagikan pengetahuan baru yang dianggap bermanfaat kepada keluarga, tetangga dan kenalan yang membutuhkan. d. Berdoa bersama. e. Ucapkan terima kasih dan salam penutup.

24

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 24

3/29/2018 9:25:57 AM

Bahan Bacaan Sesi 1

pentingnya gizi dan layanan kesehatan ibu hamil

Penyebab masalah kesehatan & gizi

Terdapat 2 (dua) faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi yaitu konsumsi makanan dan keadaan kesehatan (penyakit infeksi). Kedua faktor ini saling berpengaruh. Rendahnya konsumsi makanan secara terus-menerus akan menimbulkan kekurangan gizi, semakin lama terjadi kekurangan asupan gizi maka bisa menimbulkan gizi buruk. Keadaan kesehatan yang kurang baik akan menimbulkan seseorang mudah mengalami penyakit, misalnya penyakit menular, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Penyakit menular ini dapat menimbulkan terganggunya konsumsi makanan dan asupan zat gizi sehingga makanan tidak dapat diserap tubuh dengan baik. Adapun faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi adalah aksesibilitas pangan, pola asuh, ketersediaan air minum/sanitasi, dan pelayanan kesehatan. • Aksesibilitas pangan yang mudah dan dengan harga yang terjangkau akan memudahkan keluarga mengonsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. Selain itu konsumsi makanan juga dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga dalam memilih bahan makanan yang dibeli. • Pola asuh misalnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) saja atau ASI Eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan, juga mempengaruhi status gizi seseorang. • Ketersediaan air minum dan sanitasi akan memudahkan seseorang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). • Kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan yang baik, juga turut menentukan status gizi seseorang. Masalah kesehatan dan gizi pada ibu dan anak sangat penting. Lebih dari sepertiga kematian bayi dan anak, serta 11% beban penyakit

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 25

25

3/29/2018 9:25:57 AM

di dunia disebabkan karena kekurangan gizi pada ibu hamil dan anak. Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil sangat serius, karena gangguan pertumbuhan sejak dalam kandungan akan berakibat secara fisik, mental dan intelektual pada bayi yang dilahirkan. Selain bayi dilahirkan pendek dan sangat kurus, jika bayi tersebut dapat hidup akan tumbuh dan berkembang di bawah normal akan mengalami kehidupan dengan ketidakmampuan, ketika menjadi dewasa bertubuh pendek dan mempunyai tingkat kecerdasan dan produktivitas rendah. Untuk perempuan, akan menjadi remaja dan calon ibu hamil yang akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan juga pendek. Anak kurang gizi telah terbukti berkorelasi bermakna dengan kejadian penyakit tidak menular (PTM). Apabila masalah anak pendek tidak segera ditanggulangi, akan berpotensi meningkatkan kematian akibat PTM di masa mendatang. Pada saat ini Indonesia masih mengalami prevalensi anak pendek yang cukup tinggi yaitu sebesar 37,2%. Dengan menyadari betapa kompleksnya akibat masalah gizi sehingga penanganan masalah gizi memerlukan kerjasama semua pemangku kepentingan. Defenisi masalah gizi • Gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dengan jumlah banyak. Contoh: karbohidrat, protein, dan lemak • Gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dengan jumlah sedikit. Contoh: vitamin seperti vitamin A, B, C, D, E, dan K. Mineral seperti Iodium, Fe, Zink, Kalium, dsb. Jenis masalah gizi • Masalah gizi makro terdiri dari: Gizi kurang, Gizi buruk, Kurus, Pendek, dan Gizi Lebih • Masalah gizi mikro terdiri dari: Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI), Anemia Gizi Besi (AGB), dsb.

26

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 26

3/29/2018 9:25:58 AM

Dampak Masalah Gizi KURANG GIZI pada awal kehidupan berdampak pada kualitas SDM. Beberapa fakta penelitian diketahui sebagai berikut: • Anak kurang gizi akan tumbuh lebih pendek dan melahirkan bayi kecil atau berat badan lahir rendah (BBLR). • Kurang gizi (pendek) menghambat perkembangan kognitif, nilai sekolah dan keberhasilan pendidikan. • Kurang gizi (pendek) pada usia di bawah 3 tahun menurunkan produktivitas pada usia dewasa. • Gizi Kurang/buruk merupakan penyebab dasar kematian bayi dan anak. Upaya Penanggulangan Masalah Gizi: • Pendidikan gizi masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi SDM. • Pemantauan pertumbuhan anak balita. Dengan dilakukannya pemantauan pertumbuhan maka kondisi status gizi anak balita dapat dipantau dari waktu ke waktu. Bila terjadi akan mengarah pada status gizi yang lebih buruk maka dapat dicegah. Hasil penimbangan berat badan di Posyandu dicatat dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat. • Pemberian makanan tambahan (PMT). PMT dapat digunakan sebagai sarana penyuluhan/pendididkan bagi ibu balita tentang pemberian makanan. • Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada anak umur 6-59 bulan. • Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil. • Pengunaan garam ber-Iodium di rumah tangga.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 27

27

3/29/2018 9:25:58 AM

1

Mengapa 1000 Hari Pertama Kehidupan sangat penting

Status gizi dan kesehatan ibu sebagai penentu kualitas sumber daya manusia, semakin jelas dengan adanya bukti bahwa status gizi dan kesehatan ibu pada masa pra-hamil, saat kehamilan dan saat menyusui merupakan periode yang sangat kritis. Periode 1000 hari, yaitu 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkan, merupakan periode sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya, yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi. 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode emas di mana kegiatan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi pada ibu dan anak adalah: a. Inisiasi Menyusu Dini (IMD), saat bayi lahir segera diletakkan di perut/dada ibu sehingga bayi akan secara naluriah mencari dan mengisap puting susu ibu, biasanya dalam waktu 60 menit. b. Menyusui bayi dengan ASI eksklusif (ASI saja) selama 6 bulan pertama. Seorang ibu yang bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif tanpa meninggalkan tempat kerja karena ASI dapat diperah dan disimpan. c. Pemberian MP ASI (Makanan Pendamping ASI) setelah 6 bulan. Makanan dibuat dari bahan makanan yang sama dengan yang dimakan keluarga, dengan jumlah dan konsistensi yang bertahap sehingga anak pada usia 1 tahun sudah mengonsumsi makanan yang sama dengan anggota keluarga. d. Lanjutkan ASI sampai 2 tahun. e. Imunisasi untuk pencegahan penyakit menular. f. Membiasakan cuci tangan dengan air bersih dan sabun serta pencegahan dan penanggulangan malaria pada ibu hamil. Jika semua hal tersebut dilakukan pada ibu hamil, bayi dan anak di bawah usia dua tahun terbukti berdampak pada penurunan kematian

28

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 28

3/29/2018 9:25:58 AM

anak. Kematian anak balita turun sebesar 19 persen karena pemberian ASI eksklusif dan pemberian MP ASI yang tepat dan baik. Jika kita memberikan perhatian dan tindakan yang tepat semasa ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak baduta, akan terjadi penurunan anak stunting (tinggi tidak sesuai umur). Kesehatan janin dalam kandungan dan bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada kondisi kesehatan dan gizi ibu hamil, sebelum hamil, bahkan sebelum menikah. Karena itu, perbaikan kondisi gizi dan kesehatan akan lebih baik jika dilakukan juga kepada remaja, untuk mempersiapkan tingkat kesehatan dan gizi remaja yang optimal. Remaja puteri perlu diperhatikan agar mereka sudah siap saat menjadi calon pengantin dan saat memasuki masa kehamilan. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010 membuktikan 1 dari 2 anak yang lahir dari keluarga paling miskin di Indonesia mengalami pendek, dibandingkan dengan kelompok penduduk kaya, ditemukan hanya 1 dari 4 anak tergolong anak pendek.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 29

29

3/29/2018 9:26:00 AM

2

Kehamilan

Kehamilan adalah masa di mana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan yang didahului oleh terjadinya proses pembuahan yaitu bertemunya sel telur wanita yang dihasilkan oleh indung telur dengan sel sperma pria. Kehamilan ditandai dengan terlambatnya haid/ menstruasi. Setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin yang tumbuh dan berkembang dengan aman dan nyaman dalam rahim ibu. Kehamilan tidak hanya ditandai oleh terlambatnya haid, muntah pada pagi hari atau semakin membesarnya perut ibu. Berbagai perubahan tubuh ibu dapat terjadi selama kehamilan. Selama hamil, dapat terjadi perubahan pada payudara, peningkatan berat badan, kram perut, sering buang air kecil, sembelit (susah buang air besar), ngidam, mual dan muntah. Ibu hamil memerlukan gizi lebih banyak daripada keadaan tidak hamil untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Kekurangan gizi pada ibu hamil, bisa berupa kurang Energi Kronik (KEK) dan atau kurang darah (anemia). Di daerah endemik malaria, ibu hamil mempunyai risiko terkena penyakit malaria. Demikian juga di beberapa daerah yang masih tergolong daerah endemik kurang Iodium sehingga jika tidak dicegah ibu hamil akan mengalami gangguan akibat kurang Iodium (GAKI). kewajiban ibu hamil adalah: 1. Melakukan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) sebanyak minimal 4 kali selama kehamilan. Kunjungan pertama/K1 pada trimester-1, K2 pada trimester-2 dan K3 dan K4 pada trimester-3. Suami atau keluarga harus mendampingi ibu hamil saat pemeriksaan kehamilan. 2. Minum 1 tablet tambah darah (tablet yang berisi besi-folat) setiap hari selama kehamilan, minimal 90 hari berturut-turut. Pil tambah darah mencegah ibu menderita kurang darah

30

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 30

3/29/2018 9:26:00 AM

dan tidak berbahaya bagi janin. Beri pengertian agar minum 1 tablet tambah darah setiap hari sesudah makan malam, selama kehamilan. Zat besi sangat penting untuk pertumbuhan sel dan syaraf otak anak. 3. Memperoleh imunisasi tetanus toxoid (TT) untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir. 4. Mendapat konseling perorangan dan atau kelompok tentang pola konsumsi makanan beragam, bergizi seimbang dan aman selama kehamilan. 5. Mengonsumsi garam berIodium yang dibubuhkan pada setiap masakan di rumah. 6. Dianjurkan memilih makanan yang telah difortifikasi (diperkaya) dengan zat gizi mikro, terutama vitamin A, besi dan Iodium. 7. Tidak merokok dan melarang anggota keluarga merokok di dalam rumah. 8. Di daerah endemik malaria, saat tidur menggunakan kelambu berinsektisida yang diberikan oleh petugas kesehatan. 9. Memperoleh dukungan dari suami dan keluarganya untuk mempersiapkan psikologis ibu menghadapi kehamilan, serta kesiapan mengasuh dan mendidik anak. Setelah usia kehamilan 4 bulan, sering-seringlah ajak bicara bayi atau membaca doa sambil mengelus-elus perut. 10. Ibu hamil juga harus dihindarkan dari pemakaian narkoba dan minuman keras. 11. Diberikan pengetahuan tentang hubungan suami isteri selama proses kehamilan. 12. Menanyakan kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan dan merencanakan melahirkan ditolong bidan atau dokter di fasilitas pelayanan kesehatan. 13. Bersama suami merencanakan ikut keluarga berencana dengan memilih alat kontrasepsi yang akan dipakai sesudah melahirkan sesuai nasihat bidan atau dokter. 14. Menyiapkan orang yang bersedia menjadi donor darah jika sewaktuwaktu diperlukan.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 31

31

3/29/2018 9:26:00 AM

Kenali Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan risiko tinggi adalah suatu proses kehamilan yang memiliki risiko lebih tinggi dan lebih besar dari kehamilan normal, baik itu bagi sang ibu maupun janin yang dikandungnya, selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal. Sehingga dapat terjadi penyakit ataupun kematian sebelum maupun sesudah persalinan.  Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih faktor risiko, sedangkan ibu hamil risiko rendah bila pada pemeriksaan tidak ditemukan faktor risiko. Namun bukan tidak mungkin dalam perjalanan persalinan dan kehamilan, ibu hamil risiko rendah dapat berubah menjadi risiko tinggi, oleh karena itu diperlukan suatu pemeriksaan rutin selama periode kehamilan dan proses melahirkan.  Faktor risiko tinggi pada kehamilan secara umum dikelompokkan menjadi dua, yaitu:  A. Faktor Ibu  • Ibu hamil dengan usia > 35 tahun atau < 18 tahun (di bawah 20 tahun) Semakin tua umur wanita maka kualitas sel telur yang dihasilkan juga menurun, sehingga risiko melahirkan bayi dengan kelainan/ cacat sangat besar terjadi. Sementara jika usia ibu di bawah 20 tahun selain kesiapan psikologis yang biasanya belum terjadi, organ reproduksi remaja juga belum matang untuk menerima kehamilan. • Kehamilan kelima atau lebih   Jumlah anak yang terlalu banyak akan berhubungan dengan sistem alat reproduksi • Kehamilan dengan jarak > 5 tahun atau < 2 tahun  Alat reproduksi memerlukan waktu pemulihan untuk dapat berfungsi dengan sempurna. Waktu yang dibutuhkan untuk masa pemulihan ini minimal 2 tahun.

32

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 32

3/29/2018 9:26:00 AM

• Tinggi badan ibu < 145 cm Tinggi badan seseorang mempengaruhi bentuk panggul seseorang. Tinggi badan yang kurang dari 145 cm berisiko terjadinya panggul sempit sementara panggul merupakan jalan lahir bagi bayi. Bayi dapat lahir lancar apabila jalan yang dilaluinya tidak ada hambatan. Apabila jalan untuk lahir sempit dan tidak sesuai dengan ukuran bayi, maka dapat dipastikan bayi tidak bisa dilahirkan secara normal. • Lingkar lengan atas < 23,5 cm) atau terlalu gemuk (obesitas).  • Kehamilan dengan penyakit penyerta (Hipertensi/ Tekanan darah tinggi, Diabetes Mellitus/ Kencing Manis, Tiroid, Jantung, Paru, Ginjal, Infeksi, Anemia (kuran kada hemoglobin dalam darah) dan penyakit sistemik lainnya) ataupun kebiasaan ibu merokok, mengonsumsi alkohol serta obat-obatan yang membahayakan janin. • Kehamilan dengan Mioma Uteri atau Kista Ovarium atau sering terjadi keguguran sebelumnya. • Kehamilan dengan riwayat bedah caesar sebelumnya. B.Faktor Janin  • Kelainan letak janin (sungsang, lintang, oblique/diagonal, presentasi muka)   • Janin besar (taksiran berat janin > 4000 gram)   • Janin ganda (kembar)  • Janin dengan pertumbuhan yang terhambat   • Janin kurang bulan (prematur)  • Janin dengan cacat bawaan/kelainan kongenital   • Janin meninggal dalam rahim. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan rutin sebelum pada saatnya untuk melahirkan.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 33

33

3/29/2018 9:26:00 AM

3

Pelayanan Kesehatan Sebelum Melahirkan

ANC atau Ante Natal Care (Ante=sebelum, Natal=Kelahiran) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh tenaga kesehatan (bidan atau dokter) kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar Dalam melakukan ANC, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan berkualitas terstandar yang disebut 10T, terdiri dari : 1. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan. Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion).

2.

34

Ukur Tekanan Darah Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥140/90 mm/hg) pada  kehamilan  dan pre eclampsia (komplikasi kehamilan berpotensi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi).

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 34

3/29/2018 9:26:02 AM

3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas LILA) Meliputi juga pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK. Kurang energi kronis di sini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). 4. Ukur Tinggi Rahim  Bidan juga akan melakukan pengukuran tinggi rahim pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu. 5. Menentukan Letak Janin dan Denyut Jangtung Janin (DJJ) Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin.  Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 35

35

3/29/2018 9:26:02 AM

6. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan Berikan Imunisasi Tetanus Toksid (TT) Bila Diperlukan  Imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi T-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, sesuai dengan status imunisasi T ibu saat ini. 7. Beri Tablet Tambah Darah (Tablet Besi)     Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama. 8.

Periksa Laboratorium (Rutin dan Khusus) Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah endemis/epidemi (malaria, HIV dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal.

9. Tatalaksana/Penanganan Khusus  Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada  ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. 10. Temu Wicara (konseling) Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi : • Kesehatan ibu. • Perilaku hidup bersih dan sehat. • Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan. 36

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 36

3/29/2018 9:26:02 AM

4

Melahirkan (Bersalin) Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya). Mengapa persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan? • Karena tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. • Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit. • Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 37

37

3/29/2018 9:26:02 AM

5

INISIASI MENYUSU DINI (IMD) & MANFAAT KOLOSTRUM

Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah: Tindakan segera setelah lahir, bayi diberi kesempatan untuk mulai (inisiasi) menyusu sendiri dengan meletakkan bayi menempel di dada atau perut Ibu; bayi dibiarkan merayap mencari puting, kemudian menyusu sampai puas. Proses IMD dibantu oleh bidan atau dokter terlatih yang menangani/ menolong persalinan serta dapat melibatkan keluarga pasien seperti suami, ibu, kakak, dan yang lainnya. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib mendukung pelaksanaan IMD terhadap bayi yang baru lahir.56|1 7 IMD akan berhasil apabila: 1. Sebelum persalinan petugas kesehatan menjelaskan kepada ibu dan suami/keluarga tentang IMD. 2. Ibu hamil bersedia melakukan IMD segera setelah persalinan. 3. Mendapatkan dukungan dari suami atau keluarga. 4. Petugas melaksanakan proses IMD segera setelah bayi dilahirkan, bayi menangis, mulai bernapas dan dipotong tali pusatnya. 5. Bayi dirawat gabung dengan ibunya dan berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Manfaat IMD bagi Ibu dan Bayi: 1. Suhu kulit dada ibu yang melahirkan akan menyesuaikan dengan suhu tubuh bayi. 2. Kontak kulit ke kulit meningkatkan ikatan kasih sayang ibu dan bayi. 3. Ibu dan bayi akan menjadi lebih tenang, pernapasan dan detak jantung bayi akan menjadi lebih stabil dan membuat bayi tidak rewel. 4. Produksi ASI akan lancar, bayi memperoleh kolostrum dan ASI eksklusif selama 6 bulan serta tetap menyusu sampai anak berusia 2 tahun.

38

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 38

3/29/2018 9:26:02 AM

Pengertian Kolostrum, adalah: ASI yang pertama kali keluar, biasanya berwarna kekuningan mengandung zat kekebalan tubuh yang sangat dibutuhkan oleh bayi baru lahir. Manfaat Kolostrum: 1. Membantu tubuh bayi membentuk daya tahan terhadap infeksi. 2. Penting untuk pertumbuhan usus karena akan membuat lapisan yang melindungi dan mematangkan dinding usus bayi.

6

Pelayanan Kesehatan Setelah Melahirkan

Pemeriksaan pasca persalinan atau Post-Natal Care (PNC) adalah pemeriksaan bayi baru lahir dan ibu pasca persalinan yang sangat penting untuk memastikan kesehatan dan keselamatan bayi dan ibu. Terutama pada masa nifas awal yaitu setelah kelahiran bayi dan selama 7 (tujuh) hari pertama setelah melahirkan. Namun demikian, sepanjang periode nifas yaitu setelah melahirkan hingga 28 hari setelah kelahiran adalah masa-masa risiko tinggi. Kematian bayi lahir hidup dalam masa 28 hari sejak kelahiran yang sebagai tingkat kematian neonatal (neonatal mortality rate) dilaporkan terjadi di seluruh dunia. Begitu juga dengan kematian ibu karena komplikasi pasca persalinan cukup tinggi. Tujuan pemeriksaan pasca persalinan (PNC) adalah: a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya. b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 39

39

3/29/2018 9:26:02 AM

Persyaratan/kewajiban ibu nifas dan ibu menyusui adalah: 1. Minum lagi kapsul vitamin A warna merah pada hari kedua sesudah melahirkan. Jarak minum kapsul pertama dan kedua minimal 24 jam. 2. Memperoleh pelayanan kesehatan minimal 3 kali, pada mg I, II dan VI setelah melahirkan. 3. Memperoleh dan mengonsumsi 1 tablet tambah darah setiap hari selama 40 hari, atau sesuai anjuran dari tenaga kesehatan jika menderita kurang darah akibat perdarahan saat melahirkan. 4. Memperoleh konseling perorangan dan atau konseling kelompok tentang menyusui eksklusif dan pemberian MP ASI saat bayi sudah berusia 6 bulan. 5. Membawa bayi/anak 1 kali sebulan ke posyandu atau puskesmas untuk penimbangan berat badan bayi/anak dan memperoleh nasehat rangsangan perkembangan bayi/anak sesuai umur. 6. Jika grafik berat badan bayi/anak pada KMS mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan di bawahnya atau kenaikan berat badan kurang dari kenaikan berat minimal, ibu memperoleh konseling perorangan dan atau konseling kelompok tentang pemberian ASI dan MP ASI yang baik. 7. Menggunakan alat kontrasepsi sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah kehamilan sampai bayi berusia minimal 2 tahun atau menggunakan alat kontrasepsi permanen jika anak sudah cukup (2 atau 3 anak saja). 8. Memperoleh konseling perorangan dan atau konseling kelompok tentang kebersihan diri dan sanitasi lingkungan. 9. Memperoleh konseling perorangan dan atau konseling kelompok tentang perawatan bayi/anak, termasuk jika bayi/anak sakit, baik demam, diare maupun menderita ISPA. 10. Mencegah polusi udara dalam rumah dengan selalu membuka jendela rumah terutama di pagi hari agar sinar matahari masuk ke dalam rumah. 11. Mengonsumsi garam berIodium yang dibubuhkan pada setiap masakan di rumah. 12. Tidak merokok dan melarang anggota keluarga merokok di dalam rumah.

40

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 40

3/29/2018 9:26:02 AM

PESERTA Tanda bahaya pada masa nifas adalah: 1. Pendarahan lewat jalan lahir atau keluar cairan berbau dari jalan lahir. 2. Demam. 3. Bengkak di muka, tangan atau kaki disertai sakit kepala dan kejang. 4. Payudara bengkak kemerahan dan sakit atau putingnya lecet. 5. Ibu mengalami depresi pasca melahirkan, antara lain menangis terus dan tidak peduli pada bayinya. Jika muncul tanda-tanda di atas, ibu nifas segera dibawa ke fasilitas kesehatan

7

Pedoman Gizi Seimbang

Pedoman Gizi Seimbang adalah pedoman makan dan berperilaku sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pedoman ini berisi 4 prinsip: konsumsi anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik, dan mempertahankan berat badan normal (lihat gambar Pedoman Gizi Seimbang). Makanan sebaiknya cukup secara kuantitas, kualitas, mengandung berbagai zat gizi (energi, protein, vitamin dan mineral) yang diperlukan tubuh untuk tumbuh (pada anak-anak), menjaga kesehatan dan melakukan aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari (bagi semua kelompok umur dan fisiologis), serta menyimpan zat gizi untuk mencukupi kebutuhan tubuh saat konsumsi makanan tidak mengandung zat gizi yang dibutuhkan.

Konsumsi sebaiknya mencakup aneka ragam kelompok pangan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan air serta beranekaragam dalam setiap kelompok pangan. Dengan perilaku hidup bersih, ibu dan anak dapat terhindar dari penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi status gizi melalui penurunan nafsu makan dan kebutuhan zakan zat gizi yang meningkat. Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 41

41

3/29/2018 9:26:02 AM

salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi serta memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh. Mempertahankan berat badan normal bagi orang dewasa atau pemantauan perkembangan berat dan tinggi badan sesuai dengan pertambahan umur bagi anak dapat mencegah masalah gizi. Kelima kelompok pangan sebaiknya dikonsumsi setiap hari atau setiap kali makan. Mengonsumsi lebih dari satu jenis untuk setiap kelompok makanan setiap kali makan akan lebih baik. Separuh dari isi piring sebaiknya diisi dengan sayuran dan buah-buahan (lihat gambar isi

42

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 42

3/29/2018 9:26:03 AM

piringku). Separuh lainnya dengan makanan pokok dan lauk-pauk. Secara umum sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan. Vitamin dan mineral berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh. Konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup dapat menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan kolesterol darah, pencegahan penyakit tidak menular kronik, serta menurunkan risiko sulit buang air besar. Makanan pokok dapat berupa nasi, jagung, singkong, ubi, sagu, serta serealia dan umbi-umbi lainnya. Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani (contohnya telur, ayam, daging, susu dan hasil olahannya, ikan) dan sumber protein nabati (tumbuhan) contohnya tempe, tahu, serta beragam kacang-kacangan. Pangan hewani mempunyai mutu protein, vitamin, dan mineral lebih baik dan lebih mudah diserap tubuh. Pangan protein nabati mempunyai lebih banyak lemak jenuh, isoflavone, antioksidan dan anti-kolesterol yang dapat mengendalikan kadar kolesterol dan gula darah. Kedua sumber pangan protein tersebut sebaiknya dikonsumsi. Jumlah cairan yang diperlukan berbeda sesuai umur dan fisiologis. Sebaiknya ibu maupun anak dibiasakan mengonsumsi air putih. Penggunaan gula, garam, dan minyak dibatasi untuk mencegah penyakit tidak menular kronik di masa tua. Jangan lupa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 43

43

3/29/2018 9:26:03 AM

Pesan khusus untuk ibu hamil Konsumsi ibu hamil harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya, pertumbuhan janinnya, dan cadangan selama masa menyusui. Oleh karena itu ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak hamil.

1

Biasakan mengonsumsi anekaragam pangan yang lebih banyak. Sebagai contoh, wanita tidak hamil mengonsumsi sekitar 3 piring nasi sehari (misal pemenuhan sekitar 2/3 dari 2250 Kkal untuk umur 19-29 tahun) maka ibu hamil memerlukan tambahan setengah piring nasi lagi (300 Kkal). Zat besi, asam folat, kalsium, iodium, dan zink sangat penting dipenuhi sewaktu hamil.

2 3

Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi. Minumlah air putih yang lebih banyak. Wanita dewasa membutuhkan sekitar 10 gelas air (2300 ml) per harinya, sedangkan ibu hamil memerlukan tambahan sekitar 2 gelas lagi (300 ml). Bila terhidrasi dengan baik, warna air kencing akan mendekati putih.

garam

AIR

4

Batasi minum kopi.

44

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 44

3/29/2018 9:26:03 AM

Pesan Gizi untuk ibu hamil Tanyakan kepada petugas kesehatan tentang makanan bergizi

• Makanlah dengan pola gizi seimbang dan bervariasi, 1 porsi lebih banyak dari sebelum hamil. • Tidak ada pantangan makanan selama hamil.

• Jika mual, muntah dan tidak nafsu makan, pilihlah makanan yang tidak berlemak dalam porsi kecil tapi sering. Contoh: buah, roti, ubi, singkong, biskuit.



Jangan minumminuman keras dan merokok.



Jika minum obat, tanyakan kepada petugas kesehatan.

• Cukupi kebutuhan air minum pada saat hamil. Kebutuhan air minum ibu hamil 10 gelas per hari.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 45

45

3/29/2018 9:26:08 AM

Sesi 2

PENTINGNYA GIZI UNTUK IBU MENYUSUI DAN BALITA

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 46

3/29/2018 9:26:08 AM

LATAR BELAKANG

Saat bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan, bayi hanya diberi ASI (Air Susu Ibu) saja, tanpa makanan atau minuman lainnya. ASI saja sudah cukup dan sesuai dengan perut bayi yang masih sangat kecil. Memberi ASI saja selama 6 bulan pertama akan melindungi bayi dari berbagai macam penyakit, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan. Ibu yang memberi ASI saja kepada bayi selama 6 bulan pertama dan tidak pernah mengalami menstruasi, akan terhindar dari kehamilan. ASI harus terus diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Asupan gizi yang dimakan ibu menyusui perlu beraneka ragam dan lebih banyak karena akan digunakan untuk kesehatan ibu dan produksi ASI. Setelah berusia 6 bulan, bayi diberi MP ASI (Makanan Pendamping) ASI dengan memperhatikan frekuensi (berapa kali dalam sehari), jumlah, kepekatan, dan variasi makanan, pemberian makan yang aktif/responsif, serta kebersihan makanan. Cobalah untuk memberikan makanan yang bervariasi setiap kali makan. Bawa anak ke Posyandu setiap bulannya untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya.

Tujuan Pembelajaran:

Peserta diharapkan mampu mempraktikkan pemberian ASI dan makanan bergizi bagi ibu dan anak sesuai usia dan kebutuhannya. Untuk mendalami sesi ini, pendamping dianjurkan untuk membaca bahan bacaan yang ada di belakang sesi.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 47

47

3/29/2018 9:26:08 AM

Indikator Keberhasilan: Peserta mampu:

1 2 3 4 5 6 7 8

48

Memahami pentingnya ASI SAJA bagi bayi usia 0-6 bulan dan ASI sampai usia 2 tahun. Memahami bahaya memberikan makanan/minuman pada bayi sebelum usia 6 bulan. Memahami pentingnya ASI bagi bayi usia 0-6 bulan sampai dengan usia 2 tahun. Memahami makanan pendamping ASI bagi anak mulai usia 6 bulan. Memahami makanan bergizi seimbang bagi ibu menyusui. Memahami pentingnya layanan Posyandu dan layanan kesehatan lainnya.

Memahami pentingnya gizi bagi ibu menyusui.

Memahami ragam makanan ibu hamil dan menyusui.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 48

3/29/2018 9:26:08 AM

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

No

Pokok Bahasan ASI Eksklusif

3 4

1.1. Pentingnya ASI SAJA bagi bayi usia 0-6 bulan dan ASI sampai usia 2 tahun. 1.2. Bahaya memberikan makanan/minuman pada bayi sebelum usia 6 bulan.

1 2

Sub Pokok Bahasan

1.3. Pentingnya ASI bagi bayi usia 0-6 bulan sampai dengan usia 2 tahun.

MP ASI

Posyandu

Gizi bagi Ibu Menyusui

2.1 Memahami makanan pendamping ASI bagi anak mulai usia 6 bulan. 2.2 Memahami makanan bergizi seimbang bagi ibu menyusui. 3.1 Memahami pentingnya layanan posyandu dan layanan kesehatan lainnya. 3.2 Peserta memahami pentingnya layanan Posyandu. 4.1 Pentingnya gizi bagi ibu menyusui. 4.2 Ragam makanan ibu menyusui.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 49

49

3/29/2018 9:26:08 AM

langkah kegiatan

10

Langkah 1

Pembukaan Alat bantu yang diperlukan: • Flipchart 2.1 – ASI Eksklusif

menit

a. Ucapkan salam pembukaan dan terima kasih kepada peserta yang sudah hadir. Ucapkan terima kasih kepada ibu bidan yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi narasumber pada sesi P2K2.

b. Ajak peserta untuk berdoa sebelum sesi dimulai. c. Minta peserta untuk mengingat kembali pelajaran dari sesi sebelumnya (ibu hamil) dan harapan peserta untuk anak. Sampaikan bila ada pertanyaan, peserta dapat menanyakannya kepada ibu bidan di akhir sesi. Pendamping mencatat pertanyaan terlebih dahulu. d. Dengan menggunakan Flipchart 2.1 sampaikan bahwa sesi ini akan membahas pentingnya gizi bagi ibu menyusui dan anak, layanan kesehatan yang dapat diterima selama menyusui, pentingnya ASI, pemberian MP ASI serta pelayanan di Posyandu. Sampaikan bahwa umur 0-2 tahun adalah fase penting kedua setelah kehamilan agar anak tumbuh tinggi, sehat, dan cerdas.

15

Langkah 2

menit

Diskusi kelompok mengenai ASI, MP ASI dan Posyandu a. Minta peserta untuk ngobrol dengan membagi peserta ke dalam 4 kelompok: ASI, Bubur, Posyandu, dan Sayuran.

b. Kelompok ASI membicarakan tentang ASI SAJA: • Berapa lama mereka memberikan ASI SAJA dalam 6 bulan pertama?

50

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 50

3/29/2018 9:26:08 AM

• Masalah apa yang mereka hadapi dalam menyusui? • Apakah mereka juga memberikan makanan/minuman lain selain ASI? c. Kelompok Bubur membicarakan tentang MP ASI: • Kapan mereka pertama kali memberikan MP ASI pada bayi? • Jenis makanan apa yang mereka berikan? • Masalah apa yang mereka hadapi dalam memberikan makanan pada anak? d. Kelompok Posyandu membicarakan tentang Posyandu: • Kapan mereka ke Posyandu? • Apa saja kegiatan yang mereka lakukan jika ke Posyandu? • Apa pentingnya Posyandu? • Apa hambatan yang mereka hadapi untuk hadir setiap bulannya ke Posyandu? e. Kelompok Sayuran membicarakan tentang • Apa saja yang harus dilakukan ibu menyusui agar ASI-nya berkualitas?

15

Langkah 3

menit

asi eksklusif

Alat bantu yang diperlukan: • Film 2.1 – ASI Eksklusif • Flipchart 2.1 – ASI Eksklusif • Buku Pintar Kesehatan dan Gizi

a. Minta perwakilan kelompok ASI menceritakan hasil obrolan mereka mengenai ASI. b. Ucapkan terima kasih atas jawaban yang diberikan oleh peserta. c. Sampaikan pada peserta bahwa mereka akan menyaksikan film tentang pentingnya ASI eksklusif untuk mencari tahu jawabannya dan minta mereka untuk memperhatikan.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 51

51

3/29/2018 9:26:08 AM

d. Putar film 2.1 tentang ASI Eksklusif. e. Tanyakan pada peserta apa yang mereka ingat dari film tersebut. Berikan 2-3 peserta untuk menjawab. • Apa artinya memberikan ASI saja? • Mengapa bayi hanya perlu diberi ASI saja hingga usia 6 bulan? • Kapan boleh memberikan makanan tambahan selain ASI? • Setelah 6 bulan diberi ASI saja, sampai umur berapa anak sebaiknya tetap diberi ASI? • Bagaimana menyimpan ASI?

Flipchart 2.1

f. Sampaikan pada peserta, bila mereka ingin mempelajari lebih

lanjut, mereka dapat melihat buku Buku Pintar Kesehatan dan Gizi halaman 18 tentang:

• Cara menyusui bayi. • Cara memerah dan menyimpan ASI. • Kebutuhan gizi bayi umur 0-6 bulan dan cara menyusui bayi. g. Tanyakan pada peserta, apabila ibu-ibu menghadapi masalah dalam menyusui/pemberian ASI, apakah sekarang sudah dapat mengatasinya setelah menonton film dan ngobrol? h. Sampaikan pesan kunci untuk ASI dengan menggunakan flipchart 2.1. ASI saja sampai bayi 6 bulan. • Terus berikan ASI sampai bayi 2 tahun. • Susui bayi sesering mungkin semau bayi. • Perah ASI agar bisa disimpan dan diberikan kepada bayi jika ibu pergi.

52

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 52

3/29/2018 9:26:09 AM

15

Langkah 4

menit

MP ASI Alat bantu yang diperlukan: • Film 2.2 – MP ASI • Flipchart 2.2 – MP ASI • Buku Pintar Kesehatan dan Gizi

a. Minta perwakilan kelompok Bubur menceritakan hasil obrolan mereka mengenai MP ASI. b. Ucapkan terima kasih atas jawaban yang diberikan. c. Sampaikan pada peserta bahwa mereka akan menyaksikan film tentang MP ASI untuk mencari tahu jawabannya dan minta mereka untuk memperhatikan. d. Putar film 2.2 tentang MP ASI. e. Tanyakan pada peserta apa yang mereka ingat dari film tersebut. Berikan 2-3 peserta untuk menjawab • Mulai umur berapa MP ASI diberikan pada anak? • Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan MP ASI? • Bagaimana menjaga kebersihan MP ASI? f. Gunakan flipchart 2.2 untuk menyampaikan pesan kunci MP ASI: • ASI tetap diberikan, kemudian MP ASI. • Pada umur 6-9 bulan, makanan lumat 2-3 kali sehari dan makanan selingan 1-2 kali sehari (buah atau biskuit), dengan porsi 2-3 sendok makan setiap kali makan, hingga Flipchart 2.2 setengah mangkuk. • Pada umur 9-12 bulan, makanan lembek atau dicincang 3-4 kali sehari dan makanan selingan yang dapat dipegang anak 1-2 kali sehari, berikan setengah hingga ¾ mangkuk.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 53

53

3/29/2018 9:26:10 AM

• Ajari anak makan sendiri dari sendok dan minum sendiri dari gelas. • Perhatikan kebersihan makanan. g. Sampaikan pada peserta, bila mereka ingin mempelajari lebih lanjut, mereka dapat melihat Buku Pintar Kesehatan dan Gizi halaman 41 tentang: • MP ASI anak 6-8 bulan. • MP ASI anak 9-11 bulan. • Makanan anak usia 1-2 tahun. • Perkembangan dan stimulasi anak usia 0-6 tahun.

15

Langkah 5

menit

Kunjungan ke Posyandu

Alat bantu yang diperlukan: • Film 2.3 – Kunjungan Ke Posyandu • Flipchart 2.3 – Layanan di Posyandu • Buku Pintar Kesehatan dan Gizi

a. Minta perwakilan kelompok Posyandu menceritakan hasil obrolan mereka mengenai Posyandu. b. Ucapkan terima kasih atas jawaban yang diberikan. c. Sampaikan pada peserta bahwa mereka akan menyaksikan film tentang Posyandu/Aku Anak Sehat untuk mengetahui apa saja manfaat yang didapatkan jika mereka ke Posyandu. Minta peserta untuk memperhatikan. d. Putar film 2.3. e. Tanyakan pada peserta apa yang mereka ingat dari film tersebut. Minta 2-3 peserta untuk menjelaskan: • Apa saja yang biasanya dilakukan di Posyandu? • Mengapa anak perlu dibawa ke Posyandu?

54

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 54

3/29/2018 9:26:10 AM

f. Sampaikan pada peserta, bila mereka ingin mempelajari lebih lanjut, mereka dapat melihat Buku Pintar Kesehatan dan Gizi halaman 37 untuk imunisasi dan pemberian vitamin A, serta mulai halaman 38 untuk pemenuhan gizi dan perkembangan anak. g. Sampaikan pesan kunci mengenai manfaat yang bisa didapat di Posyandu dengan menggunakan Flipchart 2.3.

Flipchart 2.3

Manfaat Posyandu bagi Masyarakat 1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita. 2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. 3. Bayi dan balita mendapatkan kapsul vitamin A. 4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap. 5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh Tablet Tambah Darah (TTD) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT). 6. Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan TTD. 7. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak. 8. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke Puskesmas. 9. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu hamil, bayi, dan balita.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 55

55

3/29/2018 9:26:11 AM

15

Langkah 6

menit

Gizi ibu menyusui

Alat bantu yang diperlukan: • Film 2.4 – Gizi Ibu Menyusui • Flipchart 2.4 – Isi Piringku Ibu Menyusui • Buku Pintar Kesehatan dan Gizi

a. Minta perwakilan kelompok Sayuran menceritakan hasil obrolan mereka mengenai Posyandu. b. Ucapkan terima kasih atas jawaban yang diberikan. c. Sampaikan kepada peserta bahwa mereka akan menonton film tentang makanan untuk ibu menyusui untuk memperoleh jawabannya dan minta mereka untuk memperhatikan. d. Putar film 2.4 tentang Gizi Ibu Menyusui. e. Tanyakan kepada peserta apa yang mereka ingat mengenai film tersebut, minta 2-3 peserta untuk menjawab. • Apa saja makanan yang harus di makan Ibu Lili yang sedang menyusui?

56

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 56

3/29/2018 9:26:13 AM

• Kenapa ibu Lili makannya tetap banyak walaupun bayi makannya sedikit? f. Sampaikan pesan kunci kepada peserta mengenai gizi seimbang bagi Ibu Menyusui dengan menggunakan flipchart 2.4 – Isi Piringku. • Isi piring makan ibu menyusui sebaiknya terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan. • Setengah isi piring ibu berisi makanan pokok dan lauk-pauk, dan setengah lainnya berisi sayuran dan buah-buahan. • Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir sebelum makan. • Minum air lebih banyak. Ibu menyusui membutuhkan 1214 gelas per hari, dibandingkan dengan minimal 8 gelas per hari yang disarankan untuk orang dewasa. • Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak. • Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal. g. Sampaikan pada peserta bahwa mereka dapat Flipchart 2.4 menggunakan bantuan PKH untuk membeli makanan bergizi seperti telur, ikan, ayam, daging, sayuran, dan buah. BPNT lebih baik ditukarkan dengan beras dan telur (kurangi konsumsi gula).

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 57

57

3/29/2018 9:26:18 AM

5

Langkah 7

Penutup

Alat bantu yang diperlukan: • Flipchart 2.5 – Pesan untuk Ibu Menyusui

menit a. Dengan menggunakan flipchart 2.5 ulangi kembali bersama peserta pesanpesan kunci yang perlu diingat dari sesi ini, yaitu: • Bayi diberikan ASI saja selama 6 bulan. • Lanjutkan ASI sampai 2 tahun. • Makanan Pendamping ASI diberikan secara bertahap mulai usia 6 bulan. • Membawa bayi dan anak ke Posyandu sebulan sekali. • Ibu menyusui makan dengan gizi seimbang.

Flipchart 2.5

b. Sampaikan kepada peserta bahwa semua upaya diatas dilakukan agar anak tumbuh tinggi, sehat, dan cerdas, untuk mencapai cita-citanya di masa depan. Ajak peserta yang memiliki balita untuk mengikuti Kelas Ibu Balita di Puskesmas atau bertanya kepada bidan untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai masalah menyusui, ASI dan MP ASI. Harapan orang tua agar anak tumbuh sehat dan berprestasi dapat tercapai jika ibu dan anak mengikuti saran gizi seimbang dan rajin ke Posyandu. c. Ajak peserta untuk berdoa setelah sesi selesai. d. Tutup pertemuan dengan mengucapkan terima kasih atas kesediaan peserta untuk hadir dan mengikuti sesi secara aktif dan ucapkan terima kasih kepada bidan yang telah hadir pada sesi ini.

58

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 58

3/29/2018 9:26:19 AM

BAHAN BACAAN SESI 2

Pentingnya Gizi untuk Ibu Menyusui dan Balita A. PEDOMAN GIZI SEIMBANG BAGI IBU MENYUSUI

Prinsip gizi seimbang bagi ibu menyusui dan balita dapat mengikuti prinsip secara umum, yaitu mengonsumsi makanan beragam, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan memantau berat badan (lihat gambar tumpeng gizi seimbang pada sesi 1). Ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak hamil atau tidak menyusui untuk memenuhi kebutuhan zat gizi bayi serta untuk mengganti zat gizi ibu yang dikeluarkan melalui ASI. Tidak semua zat gizi yang diperlukan anak dapat dipenuhi dari simpanan zat gizi ibu, oleh karena itu harus didapat dari konsumsi pangan ibu setiap hari.

Pesan khusus bagi ibu menyusui: 1. Biasakan mengonsumsi anekaragam pangan yang lebih banyak. Untuk mempertahankan kualitas ASI, ibu menyusui perlu memenuhi kebutuhan protein, zat besi, asam folat, vitamin A, B1, B2, B3, B6, vitamin C, D, Iodium, dan Zink. Sangat dianjurkan untuk mengonsumsi pangan seperti

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 59

59

3/29/2018 9:26:19 AM

ikan, susu, telur, ikan teri, kacang-kacangan, tahu, sayuran hijau, daun katuk atau daun torbangun. Sebagai contoh, wanita tidak hamil mengonsumsi sekitar 3 piring nasi sehari (misal pemenuhan sekitar 2/3 dari 2250 Kkal untuk umur 19-29 tahun) maka ibu menyusui memerlukan tambahan setengah piring nasi lagi (300-400 Kkal). 2. Minumlah air putih yang lebih banyak, 12-13 gelas atau 3 liter per hari. 3. Batasi minum kopi, gula, dan garam.

B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI BAYI USIA 0-11 BULAN Pada bayi usia 0-28 hari (neonates) terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organorgan tubuh. Risiko kematian bayi terbesar terjadi pada 24 jam pertama kelahirannya. Oleh karena itu, bayi baru lahir: 1. Harus diperiksa kesehatannya, minimal 3 kali, walaupun bayi tampak sehat. Pemeriksaan Kunjungan Neonatal (KN) pertama (KN1) pada 6-48 jam pertama, KN2 pada bayi umur 3-7 hari dan KN3 saat usia bayi 8-28 hari. 2. Bayi baru lahir harus mendapatkan perawatan tali pusat, pemberian salep mata antibiotik, suntikan Vitamin K 1, imunisasi Hepatitis B0 (dalam 24 jam pertama sesudah lahir sampai 7 hari). 3. Mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD). 4. Hanya diberikan ASI saja (ASI eksklusif) sampai bayi berumur 6 bulan.

60

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 60

3/29/2018 9:26:24 AM

Cara merawat bayi baru lahir: 1. Bayi baru boleh dimandikan sesudah 6 jam, bungkus bayi dengan kain kering dan ganti kainnya segera jika basah. 2. Berikan ASI yang keluar pertama, disebut kolostrum, berwarna kekuningan mengandung zat kekebalan tubuh. Jangan dibuang, berikan langsung kepada bayi. 3. Berikan hanya ASI sampai bayi berumur 6 bulan. Ibu menyusui perlu diberi nasihat bahwa bayi harus disusui dengan posisi kepala dan badan dalam satu garis lurus, wajah bayi menghadap ke payudara. Payudara kanan dan kiri digunakan bergantian. Menyusui bayi bisa dalam posisi duduk maupun berbaring dengan santai. Susuilah bayi sesering mungkin termasuk pada malam hari. Susui bayi sesering mungkin semau bayi, jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui. Gunakan kedua payudara secara bergantian untuk memberikan ASI yang optimal. 3. Jaga tali pusat selalu bersih, kering dan biarkan terbuka (jangan dibungkus). 4. Jika berat lahir <2.500 g, berarti termasuk bayi berat lahir rendah, membutuhkan lingkungan yang hangat untuk mempertahankan suhu tubuhnya dan pemberian ASI. Hal ini diperoleh dengan perawatan yang efektif dan efisien yaitu perawatan metoda kanguru (dengan menjaga bayi tetap kontak kulit dengan kulit ibu/ayahnya, dekap bayi di dada ibu/bapak/anggota keluarga lain). Metoda kanguru dilakukan sampai berat badan bayi > 2.500 g atau bayi tidak nyaman. Jangan tidurkan bayi di tempat dingin atau banyak angin. Tanda-tanda bayi baru lahir yang sehat: 1. Bayi lahir langsung menangis. 2. Tubuh bayi kemerahan. 3. Bayi bergerak aktif. 4. Berat lahir 2500 sampai 4000 gram. 5. Bayi menyusu dari payudara ibu dengan kuat.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 61

61

3/29/2018 9:26:24 AM

Tanda-tanda bayi baru lahir yang tidak sehat: Segera bawa bayi ke bidan/petugas kesehatan di fasilitas kesehatan jika muncul salah satu tanda sebagai berikut: 1. Tidak mau menyusu. 2. Lemah. 3. Napas cepat (lebih dari 60 kali per menit). 4. Merintih atau menangis terus-menerus. 5. Kejang-kejang. 6. Kulit dan mata bayi kuning. 7. Demam/panas tinggi. 8. Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah. 9. Mata bayi bernanah. 10. Diare/buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari. 11. Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat. Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal, bayi usia 29 hari11 bulan perlu asupan gizi seimbang. Sampai dengan usia 6 bulan diberikan hanya ASI saja, sedangkan MP ASI diberikan setelah usia 6 bulan, dan menyusui tetap dilanjutkan sampai anak usia 2 tahun.

C. ASI SAJA SAMPAI USIA 6 BULAN Manfaat ASI bagi ibu dan bayi 1. Sehat, praktis dan tidak butuh biaya. 2. Meningkatkan kekebalan alamiah pada bayi. 3. Mencegah perdarahan pada ibu nifas. 4. Menjalin kasih sayang ibu dan bayi. 5. Mencegah kanker payudara. Cara menyusui bayi yang benar: 1. Susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8 kali sehari. 2. Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui 3. Susui sampai payudara terasa kosong, lau pindah ke payudara sisi lain 4. Bila bayi sudah kenyang, tapi payudara masih terasa penuh/

62

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 62

3/29/2018 9:26:24 AM

kencang, perlu dikosongkan dengan diperah untuk disimpan. Hal ini agar payudara tetap memproduksi ASI yang cukup. Posisi dan pelekatan menyusui yang benar: • Dalam menyusui, pastikan posisi ibu ada dalam posisi nyaman. • Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan badannya. Jika bayi baru lahir, ibu harus menyangga seluruh badan bayi. • Kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus. Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan puting. Sebagian besar areola (bagian hitam di sekitar puting) masuk ke dalam mulut bayi, mulut terbuka lebar, bibi bawah melengkung ke luar, dagu menyentuh payudara ibu. Perah ASI Jika ibu bekerja atau terpaksa meninggalkan bayi, ASI tetap dapat diberikan kepada bayi, dengan cara memberikan ASI perah. Cara memerah ASI 1. Siapkan wadah cangkir, gelas atau kendi bermulut lebar. Cuci cangkir tersebut dengan sabun dan air. Tuangkan air mendidih ke dalam cangkir tersebut dan biarkan beberapa menit. Air mendidih akan membunuh sebagian besar bakteri. Bila telah siap memerah ASI, tuangkan air dari cangkir tersebut. 2. Letakkan jari dan ibu jari di tiap sisi putting (areola) dan tekan ke dalam ke arah dinding dada. 3. Tekan di belakang puting dan areola di antara ibu jari dan telunjuk. 4. Tekan dari samping untuk mengosongkan semua bagian Cara menyimpan ASI perah ASI perah yang disimpan dalam tempat tertutup dapat bertahan di suhu ruang selama 6-8 jam atau di lemari pendingin selama 3-8 hari. Jika diperlukan penyimpanan jangka panjang dapat dimasukkan ke dalam freezer untuk disimpan selama 3-6 bulan. Letakkan ASI perah di bagian dalam freezer atau lemari

ASI

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 63

63

3/29/2018 9:26:24 AM

pendingin, bukan di dekat pintu agar tidak mengalami perubahan dan variasi suhu. Bila tidak ada lemari pendingin, ASI perah bisa disimpan di dalam termos yang berisi es untuk jangka waktu 24 jam. Cara memberikan ASI perah Gunakan cangkir, sendok atau pipet. Dot tidak dianjurkan karena bayi akan bingung puting. Bayi yang terbiasa menggunakan dot biasanya tidak akan mau menyusu pada payudara ibu. Hal yang perlu diperhatikan: 1. ASI perah dingin dihangatkan dengan cara merendam wadah ASI perah kedalam baskom berisi air hangat. 2. ASI perah beku perlu dicairkan di lemari pendingin sebelum dihangatkan. 3. Jangan merebus ASI perah atau menghangatkan menggunakan air mendidih. 4. Jangan membekukan kembali ASI perah yang sudah mencair.

D. MAKANAN PENDAMPING ASI USIA 6-12 BULAN Pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MP ASI) dalam bentuk lumat, mulai bubur susu sampai bubur tim lunak. Campurkan ASI ke dalam bubur yang dibuat, ketika bayi akan makan. Pada usia 9 bulan berikan MP ASI yang lebih padat berupa bubur atau nasi tim, secara bertahap berikan nasi lembek pada usia menjelang satu tahun. MP ASI dapat dibuat dari bahan makanan lokal yang sama dengan yang dikonsumsi keluarga di rumah. Anak tetap diberi ASI sampai usia 2 tahun. MP ASI yang baik: • Padat energi, protein dan zat gizi mikro (zat besi, Zink, Kalsium, Vitamin A, C, Folat). • Tidak berbumbu tajam, tidak menggunakan gula, garam, penyedap rasa, pewarna dan pengawet. • Mudah ditelan dan disukai anak. • Tersedia secara lokal dan harga terjangkau.

64

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 64

3/29/2018 9:26:24 AM

Panduan MP ASI

umur

Bentuk makanan

• ASI

6-9

• Makanan lumat (bubur dan makanan keluarga yang dilumatkan).

bulan

umur

bulan

• Teruskan pemberian ASI sesering mungkin. • Makanan lumat 2-3 kali sehari. • Makanan selingan 1-2 kali sehari (buah, biskuit).

Bentuk makanan

• ASI

9-12

berapa kali sehari

• Makanan lembek atau dicincang yang mudah ditelan anak. • Makanan selingan yang dapat dipegang anak diberikan di antara waktu makan lengkap.

berapa kali sehari

• Teruskan pemberian ASI. • Makanan lembek 3-4 kali sehari.

berapa banyaK setiap kali makan

2-3 sendok makan penuh setiap kali makan, tingkatkan perlahan sampai 1/2 mangkuk berukuran 250ml.

berapa banyaK setiap kali makan

1/2 sampai 3/4 mangkuk berukuran 250ml.

• Makanan selingan 1-2 kali sehari.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 65

65

3/29/2018 9:26:24 AM

Pemberian makan secara aktif/responsif: 1. Bayi di atas 6 bulan perlu waktu untuk terbiasa dengan makanan lain selain ASI 2. Ibu harus sabar dan memberikan dorongan kepada bayi untuk mau makan 3. Jangan memaksa bayi untuk makan 4. Gunakan piring tersendiri untuk memberi makan bayi untuk memastikan ia makan seluruh makanan yang diberikan Ketika anak sakit, biasanya selera makannya berkurang. Meski demikian, Ibu harus bersabar dan tetap harus memberikan MP ASI selama anak sakit sesuai anjuran tenaga kesehatan. Bagi bayi hingga umur 6 bulan, cairan ini dipenuhi dari ASI. Kebutuhan cairan anak umur 7-11 bulan kurang lebih 3 gelas (800 ml) dan dapat dipenuhi dari ASI, air putih, ataupun jus buah. Kebersihan sangat penting untuk menghindari diare dan penyakit lain: 1. Gunakan sendok dan cangkir bersih untuk memberikan makanan atau cairan pada bayi. 2. Simpan makanan yang akan diberikan kepada bayi di tempat yang aman dan bersih. 3. Cuci tangan Ibu dengan sabun sebelum menyiapkan makanan dan memberikan makanan pada bayi. 4. Cuci tangan Ibu dan bayi sebelum makan. 5. Cuci tangan Ibu dengan sabun setelah ke toilet dan setelah membersihkan kotoran bayi.

66

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 66

3/29/2018 9:26:24 AM

ANAK UMUR 12-23 BULAN Berikut panduan MP ASI untuk anak 12-24 bulan umur

Bentuk Makanan • Makanan keluarga

12-24 bulan

• Makanan yang dihaluskan atau dicincang bila perlu. • ASI

Berapa Kali Sehari

Berapa banyak setiap kali makan

• Makanan keluarga 3-4 kali sehari.

• ¾ sampai dengan 1 mangkuk ukuran 250 ml.

• Makanan selingan 1-2 kali sehari.

• 1 potong kecil ikan/ daging/ayam/telur

• Teruskan pemberian ASI.

• 1 potong kecil tempe/tahu atau 1 sdm kacang-kacangan. • ¼ gelas sayur. • 1 potong buah. • ½ gelas bubur/ 1 potong kue/ 1 potong buah.

.

Di atas umur 2 tahun: • Lanjutkan beri makanan orang dewasa. • Tambahkan porsinya menjadi 1 piring. • Beri makanan selingan 2 kali sehari. • Jangan memberikan makanan manis sebelum waktu makan, sebab bisa mengurangi nafsu makan.

Jadwal pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak oleh tenaga kesehatan di Puskesmas/Pustu/Posyandu pada balita usia lebih dari 24 bulan-72 bulan adalah setiap 6 bulan sekali.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 67

67

3/29/2018 9:26:24 AM

ANAK USIA 2-6 TAHUN (6 tahun 11 bulan 29 hari) 1. Anak di usia ini harus dibawa ke Posyandu untuk ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan dan ibunya mendapat konseling tentang ASI dan MP ASI sesuai pemantauan pertumbuhan pada KMS. 2. Berikan ASI sampai anak berusia 2 tahun. 3. Mendapat kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus. 4. Perkembangan anak dipantau melalui kemampuan gerak kasar dan halus, bicara bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak sesuai dengan pertambahan umur. Jika dikhawatirkan ada keterlambatan perkembangan yang tidak sesuai dengan panduan yang tercantum dalam Buku Pintar Kesehatan dan Gizi, segera konsultasikan kepada petugas kesehatan. 5. Mendapat tambahan zat gizi melalui tabur gizi yang dicampurkan pada MP ASI yang dikonsumsi anak. Pesan Gizi Seimbang untuk anak 2-5 tahun 1. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam) bersama keluarga. 2. Perbanyak mengonsumsi makanan kaya protein seperti ikan, telur, tempe, susu, dan tahu. 3. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. 4. Batasi mengonsumsi makanan selingan yang terlalu manis, asin dan berlemak. 5. Biasakan bermain bersama dan melakukan aktivitas fisik setiap hari. 6. Berikan minum yang cukup. Kebutuhan cairan anak usia 1-3 tahun sekitar 5 gelas (1200 ml) per harinya. Bagi baduta,

68

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 68

3/29/2018 9:26:30 AM

kecukupan ini sebagian dapat dipenuhi dari ASI. Membiasakan anak minum air putih lebih baik daripada air bergula seperti sirup, minuman kaleng atau kotak. 7. Sajikan pada balita selagi makanan hangat, cuci tangan anak sebelum makan dan gunakan peralatan makan yang bersih. Panduan cairan bagi bayi dan balita

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 69

69

3/29/2018 9:26:31 AM

E. PELAYANAN POSYANDU Anak dibawa ke Posyandu untuk ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan dan ibunya mendapat konseling tentang ASI dan MP ASI sesuai hasil pemantauan pertumbuhan pada KMS. Anak sehat bertambah umur bertambah berat sesuai dengan pertambahan berat pada pita hijau di KMS. Setiap 6 bulan sekali dilakukan pengukuran tinggi badan. IMUNISASI Anak usia 29 hari sampai 11 bulan perlu diberikan imunisasi lengkap. Imunisasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan dengan suntikan dan tetesan untuk melindungi bayi dan balita dari berbagai penyakit menular (agar tidak tertular/sakit), atau tidak menjadi parah. Bayi yang akan diimunisasi harus dalam keadaan sehat, namun batuk pilek ringan bukan merupakan halangan untuk mendapatkan imunisasi.

Umur

70

Jadwal Imunisasi

0-7 hari

HB 0

1 bulan

BCG, Polio 1

2 bulan

DPT-HB-Hib 1, Polio 2

3 bulan

DPT-HB-Hib 2, Polio 3

4 bulan

DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV

9 bulan

Campak

18 bulan

DPT-HB-Hib lanjutan dan campak lanjutan

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 70

3/29/2018 9:26:31 AM

IMUNISASI

PENYAKIT YANG BISA DICEGAH

Hepatitis B

Hepatitis B (kerusakan hati)

BCG

TBC ( tuberculosis) yang berat

Polio, IVP

Polio (lumpuh layuh pada tungkai kaki dan lengan) Difteri (penyumbatan jalan napas) Batuk rejan/batuk seratus hari Tetanus

DPT HB HIB

Hepatitis B yang menyebabkan kerusakan Hati Infeksi HIB menyebabkan meningitis (radang selaput otak)

Campak

Campak yang dapat mengakibatkan kompilkasi radang paru, selaput otak dan kebutaan

VITAMIN A Vitamin A merupakan salah satu jenis zat gizi mikro yang menjadi komponen utama pendukung fungsi organ penglihatan serta pertumbuhan. Vitamin A bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan diare, serta memelihara jaringan agar berfungsi normal terutama jaringan mata. Vitamin A disimpan dalam hati. Dalam keadaaan normal cadangan vitamin A dalam hati dapat bertahan hingga enam bulan. Apabila simpanan vitamin A dalam tubuh kurang dari kebutuhan, dapat terjadi masalah Kurang Vitamin A (KVA). Untuk mencukupi kebutuhan vitamin A pada anak 6-59 bulan, selain dari makanan perlu mendapat suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul warna merah) setiap 6 bulan sekali (bulan Februari dan Agustus). Vitamin A didapatkan di Posyandu dan sarana fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Polindes/Poskesdes, balai pengobatan, praktik dokter/bidan swasta, serta Taman Kanak-kanak, Pos PAUD, tempat penitipan anak, dll.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 71

71

3/29/2018 9:26:31 AM

Tanda dan gejala KVA: 1. Penurunan kemampuan melihat jelas pada cahaya yang redup, disebut juga rabun senja, dengan ditandai sering menabrak benda di sekitarnya akibat penglihatan yang kurang. 2. Bagian putih mata kering, kusam, tidak bersinar. 3. Jika berlanjut tanpa pengobatan akan terdapat bercak seperti busa sabun pada bagian putih mata. Jika ditemukan anak dengan salah satu tanda seperti di atas, segera dibawa ke Puskesmas atau beritahu petugas kesehatan terdekat. 4. Sesudah bayi berumur 6 bulan, mendapat satu kali suplemen vitamin A 100.000 SI, kapsul berwarna biru. beri anak kapsul vitamin A • Vitamin A untuk meningkatkan kesehatan mata dan pertumbuhan anak. • Mintalah kapsul vitamin A pada bulan Februari dan Agustus di Posyandu • Ada 2 jenis kapsul Vitamin A: Kapsul Biru Untuk anak umur 6-11 bulan

Kapsul Merah Untuk anak umur 1-5 tahun Berikan 2 kali dalam setahun

DETEKSI TUMBUH KEMBANG Deteksi tumbuh kembang dapat melihat adanya penyimpangan tumbuh kembang balita. Perkembangan anak dipantau melalui kemampuan gerak kasar dan gerak halus, bicara-bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak sesuai dengan pertambahan umur. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dan keluarga/ masyarakat. Jadwal pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak oleh tenaga kesehatan di Puskesmas/Pustu/Posyandu: 1. Pada bayi dan balita usia 0 bulan-24 bulan setiap 3 bulan sekali. 2. Pada balita usia lebih dari 24 bulan -72 bulan setiap 6 bulan sekali.

72

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 72

3/29/2018 9:26:31 AM

Beri rangsangan/stimulasi perkembangan sesuai umur. Peluk dan timang bayi dengan penuh kasih sayang sesering mungkin. Gantung benda bergerak warna cerah agar bayi dapat melihat dan mengikuti gerak benda tersebut. Ajak bayi tersenyum, bicara serta perdengarkan musik lembut

Contoh stimulasi pada bayi usia 6 -12 bulan dan check list pemantauan perkembangan • Ajari bayi duduk. • Ajak main ci-luk-ba. • Ajari memegang dan makan biskuit. • Ajari memegang benda kecil dengan 2 jari. • Ajari berdiri dan berjalan dengan berpegangan. • Ajak bicara sesering mungkin. • Latihan mengucapkan ma... ma... pa... pa... • Beri mainan yang aman untuk dipukul-pukul.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 73

73

3/29/2018 9:26:31 AM

Diisi oleh keluarga/kader kesehatan, beri tanda  (centang/rumput): Pada umur 9 bulan, bayi bisa:

Pada umur 12 bulan, bayi bisa:

 Merambat

 Berdiri dan berjalan berpegangan.

 Mengucapkan ma…ma, da.. da.

 Memegang benda kecil.

 Meraih benda sebesar kacang.

 Meniru kata sederhana seperti ma..ma.., pa… pa…

 Mencari benda/mainan yang dijatuhkan.

 Mengenal anggota keluarga.

 Bermain tepuk tangan atau ci-luk-ba.  Makan kue/biskuit sendiri.

 Takut pada orang yang belum dikenal.  Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/ merengek.

• Lakukan rangsangan/stimulasi setiap saat dalam suasana yang menyenangkan. • Jika pada usia 12 bulan, bayi belum bisa melakukan minimal salah satu hal di atas, bawa bayi ke dokter/bidan/perawat. • Bawa anak 3 bulan–2 tahun setiap 3 bulan ke fasilitas untuk mendapatkan pelayanan SDIDTK.

Perawatan bayi dan anak balita sehari-hari: 1. Jaga kebersihan anak, mandi setiap hari, cuci rambut secara rutin, cuci tangan setelah buang air, setelah bermain dan sebelum makan dan jaga kebersihan pakaian, tempat tidur dan mainan.

74

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 74

3/29/2018 9:26:31 AM

2. Jika sudah tumbuh gigi, gosok gigi dengan pasta gigi dan sikat gigi kecil, jangan biasakan makan manis dan lengket, dan periksakan gigi setiap 6 bulan sekali ke Puskesmas. 3. Jauhkan anak dari asap rokok dan asap dapur, bersihkan rumah dan lingkungan anak bermain dari debu dan sampah. 4. Di daerah endemis malaria, bayi harus tidur di dalam kelambu berinsektisida. 5. Jauhkan anak dari bahan/benda berbahaya.

F. MASALAH GIZI PADA ANAK ANAK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK Gizi kurang adalah kondisi berat badan anak tidak sesuai dengan umurnya, pada KMS berat badan anak berada di lajur kuning bawah. Gizi buruk adalah kondisi kurang gizi tingkat berat yang ditandai dengan berat badan di bawah garis merah dan sangat kurus. Tanda dan gejala anak kurang gizi adalah: 1. Tampak kurus. 2. Rambut tampak kusam. 3. Biasanya sering nangis atau rewel. 4. Tidak gesit dan kurang ceria. 5. Pada umumnya sering menderita diare. 6. Berat badannya pada KMS berada pada lajur kuning bawah atau berada di bawah garis merah. 7. Berat badan tidak naik atau menurun tiap bulan. 8. Odema terutama pada tungkai (kaki) atau muka. Penyebab: 1. Konsumsi makanan tidak sesuai kebutuhan dan ketidakseimbangan konsumsi energi dan protein. 2. Menderita penyakit infeksi karena imunisasi tidak lengkap sehingga daya tahan menurun. 3. Bayi tidak mendapat ASI eksklusif dan atau ASI tidak dilanjutkan sampai usia 2 tahun.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 75

75

3/29/2018 9:26:31 AM

4. Tidak mendapat MP ASI yang tepat dan baik. 5. Berat badan bayi tidak dipantau secara teratur sehingga terlambat mendeteksi bahwa anak menderita kekurangan gizi. Akibat: 1. Pertumbuhan fisik dan perkembangan otak terhambat. 2. Rentan terhadap penyakit infeksi. 3. Daya adaptasi lingkungan rendah. 4. Berisiko menderita penyakit tidak menular pada usia dewasa. Pencegahan: 1. Ibu saat hamil dalam kondisi sehat, tidak menderita KEK dan kurang darah. 2. Pemantauan berat badan anak secara teratur di Posyandu. 3. Menerapkan pesan yang diterima saat konseling ASI eksklusif dan MP ASI. 4. Menambahkan zat gizi berupa tabur gizi yang dibubuhkan pada makanannya. 5. Mendapat kapsul vitamin A setiap 6 bulan. 6. Mendapat imunisasi dasar lengkap. Penanggulangan: 1. Pemeriksaan klinis di fasilitas kesehatan terdekat. 2. Pemulihan gizi di Pusat Pemulihan Gizi ‘Therapeutic Feeding Center’ 3. Pemberian 1 kapsul vitamin A warna merah pada saat awal anak terdeteksi gizi kurang/gizi buruk dan selanjutnya mendapat 1 kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus. 4. Cek dalam KMS apakah sudah mendapat imunisasi dasar lengkap, jika belum, laporkan kepada petugas kesehatan. 5. Jika anak gizi kurang/gizi buruk telah dipulihkan kondisi gizinya, keluarga harus tetap memberikan makanan yang bergizi sehingga tidak jatuh kembali ke kondisi gizi buruk. Peran masyarakat sekitar untuk mendukung pemulihan gizi sangat penting.

76

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 76

3/29/2018 9:26:31 AM

masalah kekurangan gizi pada balita Pertumbuhan sesuai umur

anak

NORMAL

anak wasting (kurus)

anak stunting (Tinggi tidak sesuai umur)

anak gizi kurang (Berat tidak sesuai umur)

ANAK PENDEK Pendek ‘stunting’ adalah kondisi panjang/tinggi badan anak di bawah standar dibandingkan anak seusianya. Dua dari 5 anak di Indonesia dilahirkan pendek, kejadian ini terkait dengan berat lahir yang juga rendah. Tingginya anak pendek di Indonesia terkait dengan tingginya kematian dan ketidakmampuan anak tumbuh kembang dengan normal. Kekurangan gizi yang terjadi sejak masa janin dan balita akan menyebabkan gangguan tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya, yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif dan berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 77

77

3/29/2018 9:26:33 AM

Tanda: Pengukuran panjang badan dilakukan pada anak usia 0-24 bulan dalam keadaan anak telentang, sedangkan tinggi badan diukur pada anak usia 2-5 tahun dalam keadaan anak berdiri. 1. Indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) di bawah ambang batas standar. 2. Standar PB/U dan TB/U anak perempuan dan anak laki-laki tercantum dalam Kepmenkes nomor 1995 tahun 2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak (tabel PB/U anak 0-24 bulan dan TB/U anak 24-60 bulan). Penyebab: 1. Wanita hamil yang menderita KEK dan kurang darah sangat berisiko untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (kurang dari 2.500 g). Bayi dengan berat badan lahir rendah berisiko mengalami pertumbuhan terhambat atau stunting. 2. Kondisi ini terjadi pada ibu yang melahirkan pada usia remaja (15-19 tahun). 3. Bayi pendek juga dilahirkan dari ibu yang tingginya <150 cm. 4. Bayi akan tetap pendek dibanding anak lain seusianya jika tidak diberikan ASI eksklusif. Akibat: 1. Anak stunting mengalami hambatan pertumbuhan sehingga mempunyai fisik yang pendek sampai dewasa. 2. Perkembangan sel otak terhambat sehingga kecerdasannya kurang dibanding anak seusianya yang tidak pendek. 3. Meningkatkan risiko menderita penyakit tidak menular seperti kencing manis dan hipertensi di usia dewasa. 4. Perempuan pendek akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Pencegahan: 1. Calon pengantin dan ibu pra-hamil harus berada pada status gizi baik dan tidak menderita kurang darah. Untuk mempersiapkan hal ini, calon pengantin harus mengatur pola konsumsi makanan yang

78

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 78

3/29/2018 9:26:33 AM

beraneka ragam dan bergizi seimbang. 2. Menunda kehamilan pada remaja sampai mereka berusia 20 tahun, sehingga tubuhnya sudah siap menghadapi kehamilan. 3. Semua ibu hamil harus mengkonsumsi 1 tablet tambah darah setiap hari selama kehamilannya, minimal 90 tablet berturut-turut. 4. Ibu hamil minum 1 tablet suplemen Multipel Mikronutrien (MMN) setiap hari selam kehamilannya. 5. Ibu hamil yang menderita KEK harus mendapat makanan tambahan pemulihan. Penanggulangan: 1. Pastikan pemberian ASI eksklusif pada bayi stunting. 2. Pemberian MP ASI yang tepat dan baik mulai anak berumur 6 bulan, dengan penambahan tabur gizi pada makanan. 3. Pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun. 4. Pemberian 1 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) saat pertama kali dideteksi. 5. Selanjutnya mendapat 1 kapsul vitamin A warna merah 2 kali dalam setahun pada bulan Februari dan Agustus. 6. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap bulan di Posyandu. 7. Cek KMS untuk imunisasi dasar lengkap. ANAK KEGEMUKAN Anak gemuk jika berat badannya berada pada lajur kuning atas pada KMS, sedangkan anak dinyatakan sangat gemuk (obese) jika berat badannya telah melampaui lajur kuning atas. Gemuk dapat terjadi karena penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang melebihi normal. Akibatnya adalah meningkatnya risiko menderita penyakit degeneratif pada usia dewasa muda, seperti tekanan darah tinggi, jantung, penyakit kencing manis.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 79

79

3/29/2018 9:26:33 AM

Tanda dan gejala: 1. Tampak lebih besar dari anak seusianya. 2. Kurang gesit. 3. Kecenderungan banyak makan atau ngemil. 4. Berat badan pada KMS berada pada lajur kuning bagian atas atau di atasnya. Penyebab: 1. Konsumsi makanan berlebihan dan tidak seimbang (kebiasaan makan yang berlebih pada keluarga yang diikuti oleh anak). 2. Gangguan metabolik. 3. Kurang melakukan aktivitas fisik. 4. Berat badan bayi/anak tidak dipantau rutin sehingga terlambat mendeteksi kelebihan berat badan. Pencegahan dan penanggulangan: 1. Pemantauan berat badan rutin bulanan di Posyandu. 2. Menerapkan pola makan gizi seimbang sesuai umurnya. 3. Pemberian ASI eksklusif dan melanjutkan pemberian ASI sampai anak usia 2 tahun. 4. Mendidik anak untuk melakukan aktivitas fisik di luar rumah. ANAK KURANG DARAH (ANEMIA) Kurang darah atau anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal, yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin. Untuk anak balita, batas ambang normal adalah 11 g/dl. Penyebabnya adalah kurangnya asupan zat besi, asam folat, dan vitamin B dalam konsumsi makanan sehari-hari. Tanda dan gejala: 1. Pada awal tampak lemah, letih dan lesu. 2. Kehilangan nafsu makan. 3. Sering mengeluh pusing. 4. Tahap lanjut bisa disertai sesak napas jika beraktivitas/berlari.

80

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 80

3/29/2018 9:26:33 AM

Akibat: 1. Daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun. 2. Daya tangkap dan respons visual rendah. 3. Tingkat kecerdasan rendah. 4. Daya adaptasi sosial rendah. Pencegahan dan penanggulangan: 1. Penyuluhan gizi ditekankan pada peningkatan konsumsi sumber makanan kaya zat besi dan protein. 2. Pemberian ASI dilanjutkan sampai usia anak 2 tahun karena protein ASI membantu penyerapan zat besi. 3. Pemberian suplementasi sirup besi. 4. Pemberian makanan tambahan (PMT) yang kaya sumber protein dan zat besi. 5. Mengobati kecacingan pada anak termasuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan supaya tidak tertular kecacingan. 6. Mengonsumsi makanan yang telah difortifikasi dengan zat besi, misalnya tepung terigu, minyak goreng, mi instan dan tabur gizi yang mengandung berbagai zat gizi mikro yang ditaburkan pada setiap makanan bayi/anak.

G. KESEHATAN REMAJA Remaja adalah kelompok penduduk usia antara 10 sampai 19 tahun, merupakan transisi masa anak menuju masa dewasa, sering dianggap merupakan kelompok yang sehat. Pada kenyataannya banyak remaja meninggal dini karena kecelakaan, kekerasan, komplikasi kehamilan dan penyakit yang sebetulnya bisa dicegah dan ditanggulangi. Banyak penyakit kronis dan kecacatan pada orang dewasa berakar dari masalah sejak remaja. Masalah kesehatan dan gizi pada remaja putri meliputi kurang gizi dan kurang darah/anemia. Kurus terjadi karena dipicu oleh nilai kurus sebagai bentuk ideal bagi seorang remaja putri, sehingga mereka mengurangi konsumsi makanan, sementara aktivitas remaja cenderung meningkat. Asupan gizi yang tidak seimbang akan membuat remaja rentan terhadap

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 81

81

3/29/2018 9:26:33 AM

anemia. Untuk itu diperlukan upaya pencegahan agar tercapai status gizi dan kesehatan yang optimal, terutama untuk menyiapkan diri sebelum menikah dan sebelum hamil agar bayi yang dikandungnya kelak dalam kondisi sehat optimal. Pesan khusus gizi seimbang untuk remaja putri dan calon pengantin 1. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan. 2. Banyak makan sayuran hijau dan buah berwarna. 3. Pilih makanan yang disajikan dalam lingkungan yang bersih, hindari makanan yang berwarna menyolok, dan baca label pada kemasan pangan olahan. REMAJA KURANG GIZI Kurang gizi adalah kondisi kekurangan berat badan dibandingkan tinggi badannya yang juga disebut kurus. Pendek adalah kondisi tinggi badan menurut umur berada di bawah standar, hal ini terjadi akibat sejak dalam kandungan ibu mengalami kurang asupan gizi yang optimal. Faktor keturunan hanya berkontribusi sekitar 10%, bahkan beberapa penelitian menyebutkan hanya 3%, selebihnya ditentukan oleh asupan gizi yang optimal pada tahap-tahap awal yaitu pada 1000 hari pertama kehidupan anak. Lingkungan yang sehat serta pemeriksaan kesehatan rutin juga menentukan status gizi seseorang. Tanda-tanda: 1. Remaja dengan lingkar lengan atas (LILA) <23.5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya remaja tersebut mempunya risiko kurang energi kronis (KEK). 2. Remaja dengan tinggi badan di bawah standar atau pendek. 3. Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari 18.5. Untuk mengetahui status gizi remaja dapat menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), dengan cara menghitung berat badan (BB) dalam kg di bagi dengan Tinggi Badan (TB) kuadrat dalam meter (BB(kg)/TB2(m)), dengan klasifikasi IMT: Sangat kurus <17,0; Kurus 17,0–18,5; Normal

82

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 82

3/29/2018 9:26:33 AM

18,5–25,0; Kelebihan berat badan ringan (overweight) 25,0–27,0; Kelebihan berat badan berat (obesitas) >27,0. 4. Kurang aktif dan atau disertai kurang nafsu makan. Akibat untuk remaja putri: 1. Meningkatkan risiko akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah. 2. Meningkatkan risiko akan melahirkan bayi dengan panjang badan di bawah standar (pendek). Pencegahan dan penanggulangan: 1. Makan teratur dengan kecukupan energi dan protein. 2. Biasakan makan makanan beraneka ragam. 3. Perilaku hidup bersih terutama cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum makan. 4. Memilih makanan yang tidak banyak lemak, tidak terlalu manis dan tidak terlalu asin. 5. Melakukan aktivitas fisik agar tetap sehat dan bugar. REMAJA KURANG DARAH (ANEMIA) Kurang darah atau anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal, yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin. Untuk remaja, batas ambang normal adalah 12 g/dl. Tanda dan gejala: 1. Wajah tampak pucat. 2. Kurang nafsu makan. 3. Tidak bergairah melakukan aktivitas fisik. 4. Cepat merasa lelah. 5. Mata berkunang-kunang. 6. Konsentrasi belajar menurun. 7. Tampak tidak bugar.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 83

83

3/29/2018 9:26:34 AM

Penyebab: Di Indonesia, kurang darah umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh akibat konsumsi makanan kurang sumber zat besi dan sumber protein. Karena itu kurang darah lebih dikenal dengan istilah anemia gizi besi. Penyebabnya adalah: 1. Asupan makanan sumber protein, zat besi, asam folat, dan vitamin B lain dalam konsumsi sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Terutama remaja puteri perlu memperhatikan hal ini karena mereka mengalami menstruasi setiap bulan, sehingga makanan perlu kaya sumber protein dan zat besi untuk menggantikan kehilangan darah yang berakibat kadar Hb menurun di bawah normal. 2. Di daerah endemik malaria juga perlu diperhatikan jika remaja mengalami anemia akibat penyakit malaria. 3. Menderita penyakit menahun atau infeksi berulang yang berakibat kurang nafsu makan dalam jangka panjang. Akibat : 1. Menurunkan gairah belajar. 2. Menurunkan daya serap otak terhadap pelajaran. 3. Gairah untuk beraktivitas menurun. Pencegahan dan penanggulangan: 1. Konsumsi suplemen zat besi atau tablet tambah darah ditambah suplemen yang mengandung zat gizi mikro lain seperti: asam folat, kalsium, vitamin B, zink, selenium dan magnesium, dan vitamin C. 2. Pola konsumsi makanan beragam, bergizi seimbang, terutama makanan kaya

84

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 84

3/29/2018 9:26:39 AM

sumber protein dan sumber zat besi misalnya hati, daging, unggas, telur, sayur dan buah berwarna dan kacang-kacangan. 3. Untuk pencegahan, remaja putri calon pengantin dianjurkan minum tablet tambah darah 1 tablet seminggu sekali selama minimal 16 minggu dan juga minum 1 tablet sehari selama masa haid/menstruasi. Pesan khusus untuk anak dan remaja (6-19 tahun) 1. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam) bersama keluarga. 2. Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya. 3. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan. 4. Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari rumah. 5. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan dan makanan selingan yang manis, asin dan berlemak. 6. Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur. 7. Hindari merokok.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 85

85

3/29/2018 9:26:39 AM

Sesi 3

KESAKITAN PADA ANAK dan KESEHATAN LINGKUNGAN

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 86

3/29/2018 9:26:39 AM

LATAR BELAKANG Terjadinya penyakit infeksi atau penyakit menular merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh karena lingkungan atau perilaku yang tidak bersih dan sehat. Perilaku ini misalnya tidak mencuci tangan sebelum makan dan Buang Air Besar (BAB) sembarangan di tempat terbuka. Seseorang yang menderita penyakit menular akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Sementara itu, dalam keadaan tertular penyakit, tubuh justru membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk melawan bibit penyakit, terutama apabila disertai kenaikan suhu tubuh atau demam. Sebaliknya, seseorang yang kekurangan gizi akan lebih mudah terkena penyakit menular karena kekurangan gizi menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menurun, sehingga kuman penyakit lebih mudah masuk dan berkembang. Anak yang sering sakit, pertumbuhannya akan terganggu karena zat gizi dalam tubuh yang semestinya digunakan untuk tumbuh kembang, digunakan untuk melawan penyakit. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan kurang gizi dan penyakit menular adalah hubungan timbal balik. Membiasakan perilaku hidup bersih bisa mencegah terpaparnya seseorang terhadap sumber penularan penyakit. Perilaku itu antara lain: A. Selalu mencuci tangan dengan sabun menggunakan air bersih mengalir pada saat: 1. Sebelum dan sesudah makan, 2. Sebelum mengolah dan menghidangkan makanan, 3. Sebelum menyusui, 4. Sebelum memberi makan bayi/balita, 5. Sesudah buang air besar/kecil, dan 6. Sesudah memegang hewan/unggas, sehingga menghindarkan tangan dan makanan dari kuman penyakit, antara lain kuman penyebab diare. B. Selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 87

87

3/29/2018 9:26:39 AM

Untuk mendalami sesi ini, pendamping dianjurkan untuk membaca bahan bacaan yang ada di belakang sesi. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah pembelajaran ini diharapkan peserta mampu memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan mencegah kesakitan pada anak. Indikator Keberhasilan Peserta mampu:

1 2 3 4 5 No

1 2 88

Mengenali diare, kecacingan dan malaria pada anak yang dapat menyebabkan kurang gizi pada anak. Memahami pencegahan dan penanggulangan diare, kecacingan dan malaria. Mempraktikkan cara mencuci tangan memakai sabun, khususnya di enam waktu penting, Mengenali bahaya BAB sembarangan.

Memahami pentingnya BAB di jamban sehat.

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Kesakitan pada anak (diare, kecacingan dan malaria).

1.1. Kesakitan pada anak (diare, kecacingan dan malaria) yang dapat menyebabkan kurang gizi. 1.2. Pencegahan dan penanggulangan diare, kecacingan dan malaria.

Kebersihan diri dan lingkungan

2.1. Mencuci tangan memakai sabun. 2.2. BAB di jamban sehat. 2.3. Buang sampah pada tempatnya. 2.4. Penggunaan air bersih.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 88

3/29/2018 9:26:39 AM

langkah kegiatan

10

Langkah 1

menit

Pembukaan

Alat yang diperlukan: tidak ada. Proses yang perlu dilakukan:

a. Ucapkan selamat datang dan ucapan terima kasih kepada peserta yang sudah hadir. b. Lakukan doa bersama. c. Sampaikan secara singkat apa yang sudah dipelajari di pertemuan sebelumnya. d. Ingatkan tentang harapan peserta terhadap masa depan anak-anak mereka pada sesi 1 Modul Kesehatan dan Gizi. Sampaikan bahwa kesehatan diri dan lingkungan sangat penting agar anak-anak tidak gampang sakit sehingga cita-cita mereka tercapai. e. Perkenalkan tujuan dari pertemuan ini, yaitu belajar tentang kesakitan pada anak yang dapat menyebabkan gangguan gizi serta cara mencegah dan menanggulanginya. Peserta juga akan belajar tentang pentingnya BAB di jamban sehat, dan pentingnya mencuci tangan dengan menggunakan sabun. f. Tanyakan (secara singkat) kepada peserta: • Apa saja sakit yang pernah dialami oleh anak-anak? (peserta mungkin akan menjawab “panas, pilek, mencret,” dll.) • Apakah anak pernah mengalami diare? • Apakah anak pernah mengalami cacingan? • Apakah anak pernah terkena malaria? (khusus untuk daerah endemik malaria)

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 89

89

3/29/2018 9:26:39 AM

g. Sampaikan kepada peserta bahwa: Anak yang sering sakit, pertumbuhannya akan terganggu karena zat gizi dalam tubuh yang semestinya digunakan untuk tumbuh dan berkembang, digunakan untuk melawan penyakit. Anak pun berisiko tumbuh menjadi anak yang tidak sehat, tidak cerdas, dan tidak tumbuh tinggi sesuai umurnya.”

Status gizi

25

Langkah 2

menit

Infeksi

Mengenal penyakit diare

Alat yang diperlukan: • Film 3.1 – Diare • Flipchart 3.1 – Mengenal Diare dan Pencegahannya

a. Minta peserta untuk berpasangan dengan orang yang bukan tetangga dekat. Usahakan berpasangan dengan orang yang tinggal berjauhan. b. Minta peserta secara bergantian bercerita tentang pengalaman sakit diare pada anak dengan menjawab pertanyaan ini: • Menurut ibu, apa yang menyebabkan anak terkena diare? • Bagaimana ibu tahu kalau anak terkena diare? • Apa yang ibu lakukan jika anak diare? • Apa yang terjadi jika diare tidak diobati? • Bagaimana cara mencegah supaya anak tidak terkena diare lagi? (Tegaskan pada yang mendengarkan agar betul-betul mendengarkan dan tidak mengomentari jawaban. Berikan waktu kurang lebih 3 menit).

90

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 90

3/29/2018 9:26:39 AM

c. Gabungkan 3 pasangan (6 orang) menjadi satu kelompok. Minta setiap kelompok bercerita hasil obrolan mereka (kurang lebih 2 menit per kelompok). d. Ucapkan terima kasih atas jawaban yang sudah diberikan oleh peserta dan sampaikan bahwa selanjutnya kita akan menonton film untuk mengetahui jawabannya. Minta peserta untuk memperhatikan. e. Tayangkan film 3.1 tentang penyakit diare dan pencegahannya. f.

Setelah menonton film, ajukan pertanyaan berikut dan beri kesempatan 2-3 orang untuk menjawab: • Apa itu diare? • Kenapa diare berbahaya? • Apa yang harus dilakukan jika anak diare? • Bagaimana mencegah diare?

g. Ucapkan terima kasih atas pendapat peserta, lalu gunakan flipchart 3.1 untuk menyampaikan bahwa: • Diare adalah BAB encer atau berupa air saja dan terjadi lebih dari 3 kali dalam sehari; pada bayi yang masih minum ASI, BAB lebih dari 6 kali. • Mengobatinya dengan memberikan oralit dan tablet zink ke dalam minumannya. Boleh juga menggantikan cairan yang Flipchart 3.1 hilang dengan memberikan jus buah, air kelapa, air tajin, atau kuah sayur bening. • Diare dan penyakit infeksi lainnya dapat dicegah dengan memperhatikan gizi anak, menjaga kebersihan peralatan makan dan minum, minum air yang sudah dimasak hingga mendidih, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan. • Para ibu harus memperhatikan kebiasaan hidup bersih

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 91

91

3/29/2018 9:26:40 AM

dan sehat. DIARE BERBAHAYA KARENA ANAK AKAN KEHILANGAN BANYAK CAIRAN DI TUBUHNYA YANG BISA MENGAKIBATKAN KEMATIAN. h. Sampaikan kepada peserta, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perawatan diare, dapat dilihat di Buku Pintar Kesehatan dan Gizi halaman 35.

15

Langkah 3

menit

Mengenal penyakit kecacingan dan malaria

Alat yang diperlukan: • Film 3.2 – Kecacingan dan Malaria • Flipchart 3.2 – Mengenal Kecacingan dan Pencegahannya • Flipchart 3.3 – Mengenal Malaria dan Pencegahannya • Flipchart 3.4 – Layanan Kesehatan KIS/BPJS

a. Sampaikan bahwa setelah belajar tentang diare, peserta akan belajar mengenai penyakit kecacingan dan malaria. b. Tanyakan secara singkat: • Apakah anak mereka pernah menderita kecacingan? • Apa bahayanya jika anak mengalami cacingan? Khusus untuk daerah endemik malaria, seperti di NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan sebagian Kalimantan, tanyakan: • Apakah anak mereka pernah mengalami malaria? • Apa bahayanya jika anak terkena malaria?

92

Flipchart 3.2

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 92

3/29/2018 9:26:41 AM

c.

Tunjukkan dan baca bersama flipchart 3.2 tentang jenis-jenis cacing dan pencegahan kecacingan pada anak. Untuk daerah endemik malaria, tunjukkan juga dan baca bersama flipchart 3.3 tentang malaria.

d. Ajak peserta untuk menonton film tentang cara agar anak tidak terkena kecacingan dan malaria. Minta peserta untuk memperhatikan.

Flipchart 3.3

e.

Tanyakan kepada peserta, berdasarkan film tersebut apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah anak terkena kecacingan dan malaria (bantu peserta menjawab dengan menggunakan flipchart 3.2 dan 3.3).

f.

Selanjutnya tanyakan kepada 2-3 orang peserta untuk menceritakan pengalaman jika anak mereka sakit, • Apakah mereka pernah membawa anak berobat ke puskesmas atau rumah sakit dengan menggunakan Kartu Indonesia Sehat /BPJS?

g. Tunjukkan flipchart 3.4 mengenai Layanan Kesehatan program JKN. Ajak peserta menggunakan KIS/BPJS untuk mengakses layanan kesehatan. Flipchart 3.4

Pendamping mendata KPM yang sudah memiliki kartu JKN (KIS/BPJS)

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 93

93

3/29/2018 9:26:42 AM

20

Langkah 4

menit

Pentingnya memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan Alat yang diperlukan: • Film 3.3 – Kesehatan Lingkungan • Flipchart 3.5 – Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) • Flipchart 3.6 – Pentingnya Cuci Tangan • Alat demo cuci tangan yaitu ember berisi air, gayung dan sabun.

a. Sampaikan bahwa menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting. Tunjukkan flipchart 3.5 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat sebelum memulai langkah 4. b. Selanjutnya peserta akan menyaksikan film tentang pentingnya memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah penularan penyakit. Minta peserta untuk memperhatikan. c. Tayangkan film Lingkungan.

3.3

tentang

Kesehatan

Flipchart 3.5

d. Tanyakan pada peserta: • Apa yang dilihat atau didengar dari film yang baru saja ditonton? • Kenapa harus menggunakan sabun? • Kapan saja kita harus mencuci tangan pakai sabun? e. Gunakan flipchart 3.6 untuk menjelaskan manfaat cuci tangan pakai sabun dan langkah-langkah cuci tangan pakai sabun. f. Selanjutnya Pendamping mengajak peserta melakukan demonstrasi cuci tangan pakai sabun.

94

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 94

3/29/2018 9:26:43 AM

• Untuk melakukan cuci tangan pakai sabun, alat bantu yang dibutuhkan antara lain: ember berisi air, gayung dan sabun. • Minta 1 orang peserta untuk menjadi contoh dalam melakukan cuci tangan pakai sabun. • Gunakan langkah-langkah dalam flipchart untuk memandu peserta melakukan cuci tangan pakai sabun (pendamping memperhatikan baik-baik demonstrasi peserta dan mengomentari bagian-bagian praktik yang benar: “ya betul, tangannya dibasuh air terlebih dahulu”; “ya, betul pakai sabun; jadi jangan sampai tidak pakai sabun, mesti pakai sabun supaya kumannya lepas”; “sabun digosok-gosokan”; “ya betul disiram dengan air yang mengalir”). • Bila dirasa perlu, ajak seluruh peserta melakukan praktik cuci tangan pakai sabun. • Tekankan pentingnya menggunakan sabun untuk melepas kuman dari tangan. Tanpa sabun, kuman masih menempel kuat dan Flipchart 3.6 bisa menyebabkan diare pada anak. g. Sampaikan kepada peserta, untuk mempelajari lebih lanjut mengenai cara mencuci tangan, mereka dapat melihat Buku Pintar Kesehatan dan Gizi di halaman 22 dan untuk kebersihan anak, di halaman 3132. h. Sampaikan kepada peserta, bahwa selain cuci tangan, kebersihan lingkungan rumah juga penting, seperti membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan bak penampungan air. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai kebersihan lingkungan dan keamanan anak, peserta dapat melihat di Buku Pintar Kesehatan dan Gizi di halaman 32-33.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 95

95

3/29/2018 9:26:44 AM

Langkah-langkah Cuci Tangan Pakai Sabun

1. Basahi kedua tangan dengan air bersih yang mengalir.

2. Gosokkan sabun pada kedua telapak tangan sampai berbusa lalu gosok kedua punggung tangan, jari jemari, kedua jempol, sampai semua permukaan kena busa sabun.

3. Bersihkan ujungujung jari dan selasela di bawah kuku.

4. Bilas dengan air bersih sambil menggosok-gosok kedua tangan sampai sisa sabun hilang.

5. Keringkan kedua tangan dengan memakai kain, handuk bersih, atau kertas tisu, atau mengibaskan kedua tangan sampai kering.

96

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 96

3/29/2018 9:26:44 AM

10

Langkah 5

menit

Pentingnya jamban sehat

Alat yang diperlukan: • Film 3.4 – Pentingnya Jamban Sehat • Flipchart 3.7 – Kriteria Jamban Sehat

a. Sampaikan bahwa peserta sebentar lagi akan menyaksikan film tentang pentingnya jamban sehat. b. Tayangkan film 3.4 tentang pentingnya Jamban Sehat. c.

Tegaskan bahwa pesan utama film adalah: • Jangan BAB sembarangan di kali atau ruang terbuka. Buatlah jamban sehat di tiap-tiap rumah. • Membuat jamban di rumah, dinding dan atapnya tidak harus dari semen tapi bisa dari bilik papan atau bambu. • Ruang jamban harus memuat 1 ember untuk cuci tangan.

d. Tanyakan kepada peserta: • Di mana peserta dan keluarga mereka biasanya melakukan BAB? • Apa Jamban Sehat itu? • Apa manfaat BAB di jamban sehat? • Siapa yang sudah memiliki jamban sehat? Siapa yang belum? d. Sampaikan bahwa jamban sehat itu mencegah Flipchart 3.7 menularnya penyakit yang menyebabkan diare dan jamban sehat tidak perlu mahal. Tunjukkan dan baca bersama flipchart 3.7 tentang Kriteria Jamban Sehat. Pendamping mendata KPM yang belum memiliki jamban sehat

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 97

97

3/29/2018 9:26:44 AM

10

Langkah 6

menit

Penutup

Alat yang diperlukan: • Flipchart 3.8 – Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

a. Sampaikan pesan kunci berikut: • Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. • Pastikan rumah tangga mempunyai sumber air bersih. • Buang sampah pada tempatnya. • Tidak buang air besar di ruang terbuka. Buatlah jamban keluarga. • Gunakan Kartu Indonesia Sehat/BPJS untuk mengakses layanan kesehatan b. Tunjukan dan baca bersama flipchart 3.8 tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. c. Tutup pertemuan dengan berdoa. d. Ucapkan terima kasih atas kesediaan peserta untuk hadir dan mengikuti sesi ini.

Flipchart 3.8

98

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 98

3/29/2018 9:26:45 AM

BAHAN BACAAN SESI 3

Kesakitan Pada Anak DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Untuk mencegah terhambatnya pertumbuhan anak, kita harus menghindarkan anak dari sejumlah penyakit, terutama diare, kecacingan dan malaria. Berikut ini adalah gambaran tentang penyakit, cara penanggulangan dan pecegahannnya. 1. Diare Diare adalah buang air besar encer atau bahkan dapat berupa air saja, yang lebih sering daripada biasanya (lebih dari 3 kali/hari). Pada anak, diare dapat mengakibatkan kekurangan cairan tubuh dan dapat menimbulkan syok (anak tidak sadarkan diri), karena tubuhnya akan banyak kekurangan cairan. Jika tidak segera ditanggulangi, diare dapat menyebabkan kematian. Cara penanggulangannya adalah sebagai berikut: a. Jika anak masih menyusu, terus berikan ASI dan MP ASI atau makan seperti biasa. b. Berikan segera ½-1 gelas cairan oralit setiap anak buang air besar, jika tidak ada oralit, berikan air matang, kuah sayur bening, dan air tajin. c. Pemberian zink setiap hari selama 10 hari berturut-turut: untuk anak usia <6 bulan 1 kali ½ tablet; untuk anak usia 6 bulan-5 tahun 1 kali 1 tablet. d. Jangan beri obat apapun kecuali dari petugas kesehatan. e. Segera bawa ke fasilitas kesehatan bila: timbul demam, ada darah dalam tinja, diare makan parah, muntah terus menerus, anak terlihat haus, anak tidak mau makan dan minum, diare berulang-ulang. Untuk mencegah diare, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini. a. Jaga kebersihan diri dan lingkungan. Biasakan mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan dan

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 99

99

3/29/2018 9:26:45 AM

sesudah makan, sebelum mengolah dan menghidangkan makanan, sebelum menyusui, sebelum memberi makan bayi/balita, sesudah buang air besar/kecil, dan sesudah memegang hewan/unggas. Gunakan Jamban Sehat di mana ada sarana pembuangan air limbah dan tidak membuang sampah sembarangan (pengelolaan sampah). b. Memberikan ASI eksklusif dan melanjutkan pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun, karena ASI mengandung zat-zat untuk daya tahan tubuh. c. Menyiapkan MP ASI dengan baik dan bersih termasuk penggunaan air bersih untuk keperluan sehari-hari. d. Minum air yang sudah dimasak sampai mendidih. 2. Kecacingan Kecacingan adalah gejala gangguan kesehatan akibat adanya cacing parasit pada tubuh anak, seperti cacing gelang, pita atau tambang. Disebut parasit karena cacing tersebut mengganggu penyerapan zat makanan dalam usus. Inti dari mencegah kecacingan adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan supaya tidak tertular kecacingan, seperti a. Hindari kebiasaan buang tinja di tanah/kebun/sawah. b. Gunakan alas kaki sandal/sepatu jika keluar rumah. c. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir jika hendak makan. d. Pemeriksaan rutin dan mendapat obat cacing di Puskesmas. Permenkes RI no 15/2017 tentang Penanggulangan Cacingan, menyebutkan bahwa upaya pengendalian faktor risiko cacingan dapat dilakukan melalui upaya kebersihan perorangan ataupun kebersihan lingkungan. Kegiatan tersebut meliputi: 1. Menjaga Kebersihan Perorangan a. Mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun pada 6 waktu penting yaitu sebelum makan dan sesudah makan, sebelum mengolah dan menghidangkan makanan, sebelum menyusui,

100

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 100

3/29/2018 9:26:45 AM

sebelum memberi makan bayi/balita, sesudah buang air besar/ kecil, dan sesudah memegang hewan/unggas. b. Menggunakan air bersih untuk keperluan mandi. c. Mengkonsumsi air yang memenuhi syarat untuk diminum. d. Mencuci dan memasak bahan pangan sebelum dimakan. e. Mandi dan membersihkan badan pakai sabun paling sedikit dua kali sehari. f. Memotong dan membersihkan kuku. g. Memakai alas kaki bila berjalan di tanah, dan memakai sarung tangan bila melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan tanah. h. Menutup makanan dengan tutup saji untuk mencegah debu dan lalat mencemari makanan tersebut. 2. Menjaga Kebersihan Lingkungan a. Stop buang air besar sembarangan. b. Membuat saluran pembuangan limbah. c. Membuang sampah pada tempat sampah. d. Menjaga kebersihan rumah, sekolah/madrasah dan lingkungannya. 3. Malaria Penyakit malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk anopheles betina yang mengidap malaria. Untuk mencegahnya kita bisa melakukan hal-hal sebagai berikut. a. Memakai kelambu berinsektisida, yaitu kelambu yang sudah dilapisi dengan racun serangga yang dapat membunuh nyamuk tetapi tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. b. Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai celana panjang dan kemeja lengan panjang saat berada di luar rumah. c. Pemakaian penolak nyamuk atau obat nyamuk. d. Pemakaian kawat kasa nyamuk pada pintu-pintu dan jendelajendela rumah. Semua upaya pengobatan penyakit malaria dilakukan oleh tenaga kesehatan di puskesmas. Bawa ibu hamil dan anak ke Puskesmas untuk

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 101

101

3/29/2018 9:26:45 AM

mendapat pengobatan. Pengobatan dilakukan sebagai upaya membunuh semua parasit malaria dalam tubuh, sehingga didapat kesembuhan sempurna, serta untuk memutuskan mata rantai penularan.

4. Demam Beri minum lebih sering dan lebih banyak. Jika masih menyusu, berikan ASI lebih sering. Kompres dengan air biasa atau air hangat, jangan kompres dengan air dingin karena anak bisa menggigil. Jangan diselimuti atau diberi baju tebal. Jika demam tinggi, beri obat penurun panas sesuai dosis. Segera bawa anak ke fasilitas pelayananan kesehatan jika: demam disertai kejang, tidak turun dalam 2 hari, atau disertai bintikbintik.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat. STBM terdiri dari lima pilar, yang dijelaskan dalam Peraturan Kementerian Kesehatan no. 3 tahun 2014. Kelima Pilar tersebut terdiri dari: 1. Stop buang air besar sembarangan (SBS). 2. Cuci tangan pakai sabun (CTPS). 3. Mengelola air minum dan makanan rumah tangga (PAMM-RT). 4. Mengamankan sampah rumah tangga. 5. Mengamankan limbah cair rumah tangga.

1

Stop Buang Air Besar Sembarangan SBS adalah suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Masih banyak orang Indonesia yang BAB (Buang Air Besar) di sembarangan tempat seperti ke sungai, sawah, kolam, atau kebun. Yang juga termasuk BAB sembarangan adalah orang yang menggunakan jamban namun tinjanya tidak dialirkan ke tangki septik namun dialirkan ke sungai atau parit. BAB sembarangan membuat lingkungan kotor sehingga anak-anak mudah terkena diare. Jamban sehat efektif untuk memutus mata

102

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 102

3/29/2018 9:26:45 AM

rantai penularan penyakit. Bila terletak di dekat rumah, jamban sehat membantu warga, khususnya ibu dan anak-anak untuk BAB secara nyaman, tanpa malu atau hal-hal yang mengganggu. Jamban yang sehat tidak selalu berarti mahal. Yang paling penting adalah keamanan bagian penampungan tinja dan bukan bangunan atasnya (atap, dinding, pintu). Bila dana terbatas, bangunan atas cukup dibuat sederhana saja. Pada konstruksi sederhana, lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi harus diberi tutup.

2

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Cuci tangan pakai sabun adalah perilaku yang mudah dilakukan dan banyak manfaatnya. Diare, yang bisa menyebabkan kematian dapat dicegah dengan mencuci tangan pakai sabun di waktu-waktu penting. Meski mudah dilakukan, perilaku cuci tangan pakai sabun di waktu-waktu penting belum banyak dilakukan ibu yang memiliki balita. Sejumlah survei mengungkapkan baru sekitar 30-40% ibu-ibu yang memiliki balita yang mencuci tangan pakai sabun di enam waktu penting. Selebihnya, hanya memakai air, alias tidak pakai sabun. Mencuci tangan hanya pakai air saja adalah kebiasaan yang lebih umum. Orang-orang merasa bahwa memakai air saja sudah cukup. Menurut mereka, ketika tangan sudah dibasuh air dan kemudian tangan tidak berbau, terlihat atau terasa kotor, maka artinya tangan sudah bersih. Padahal, meski terlihat atau terasa bersih, sesungguhnya, kuman-kuman masih menempel di tangan. Dengan menggunakan sabun, maka kuman-kuman akan mulai terlepas dari tangan. Sehingga ketika dibasuh air, tangan menjadi bersih dari kuman-kuman. Waktu penting perlunya CTPS, antara lain: sebelum dan sesudah makan, sebelum mengolah dan menghidangkan makanan, sebelum menyusui, sebelum memberi makan bayi/balita, sesudah buang air besar/kecil, dan sesudah memegang hewan/unggas. Langkah-langkah CTPS: 1. Basahi kedua tangan dengan air bersih yang mengalir. 2. Gosokkan sabun pada kedua telapak tangan sampai berbusa lalu

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 103

103

3/29/2018 9:26:45 AM

gosok kedua punggung tangan, jari jemari, kedua jempol, sampai semua permukaan kena busa sabun. 3. Bersihkan ujung-ujung jari dan sela-sela di bawah kuku. 4. Bilas dengan air bersih sambil menggosok-gosok kedua tangan sampai sisa sabun hilang. 5. Keringkan kedua tangan dengan memakai kain, handuk bersih, atau kertas tisu, atau mengibas-ibaskan kedua tangan sampai kering.

3

Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga Pengolahan air minum di tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan merebus. Kemudian, air minum dapat disimpan untuk keperluan sehari-hari. Air minum disimpan dalam wadah bertutup, berleher sempit, atau wadah yang dilengkapi kran dan ditaruh di tempat yang bersih dan sulit terjangkau oleh binatang. Minum air dengan menggunakan gelas bersih dan kering atau tidak minum air langsung mengenai mulut kran. Wadah air minum dicuci setelah tiga hari atau saat air habis, gunakan air matang sebagai air bilasan terakhir. Cucilah tangan sebelum mengolah air minum dan makanan siap santap. Gunakan air matang untuk mencuci sayur dan buah siap santap, serta untuk mengolah makanan siap santap. Tidak mencelupkan tangan ke dalam air yang sudah diolah menjadi air minum. Pilih bahan makanan yang dalam keadaan segar, tidak busuk, tidak rusak/berjamur, tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan beracun. Setelah diolah, makanan yang disimpan harus terhindar dari kemungkinan terjadinya kontaminasi oleh bakteri, serangga, tikus dan hewan lainnya serta bahan kimia berbahaya dan beracun. Makanan sebaiknya dikonsumsi tidak lebih dari 4 jam dan harus segera dihangatkan kembali terutama makanan yang mengandung protein tinggi. Hal ini untuk menghindari tumbuh dan berkembang biaknya bakteri pada makanan.

4

Pengamanan Sampah Rumah Tangga Sampah tidak boleh ada dalam rumah dan harus dibuang setiap hari. Pemilahan sampah organik dan non organik dapat dilakukan dengan menyediakan tempat sampah yang berbeda. Tempat sampah harus tertutup rapat. Pengumpulan sampah dilakukan melalui pengambilan

104

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 104

3/29/2018 9:26:45 AM

dan pemindahan sampah dari rumah tangga ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu. Sampah yang telah dikumpulkan di tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu diangkut ke tempat pemrosesan akhir.

5

Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga Untuk menyalurkan limbah cair rumah tangga diperlukan sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah. Limbah cair rumah tangga yang berupa tinja dan urine disalurkan ke tangki septik yang dilengkapi dengan sumur resapan. Limbah cair rumah tangga yang berupa air bekas yang dihasilkan dari buangan dapur, kamar mandi, dan sarana cuci tangan disalurkan ke saluran pembuangan air limbah. Prinsip Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga adalah: a. Air limbah kamar mandi dan dapur tidak boleh tercampur dengan air dari jamban. b. Tidak boleh menjadi tempat perindukan bibit penyakit. c. Tidak boleh menimbulkan bau. d. Tidak boleh ada genangan yang menyebabkan lantai licin dan rawan kecelakaan. e. Terhubung dengan saluran limbah umum/got atau sumur resapan.

Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

Penyediaan air bersih, buang air besar di jamban sehat, serta cuci tangan pakai sabun termasuk dalam sepuluh indikator PHBS yang penting dipenuhi rumah tangga agar anggota keluarga dapat mempertahankan kondisi sehat. Yang dimaksud PHBS pada tatanan rumah tangga adalah: 1. Persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan agar ibu dan bayi selamat dan sehat. 2. Memberi ASI (Air Susu Ibu) saja pada bayi usia 0-6 bulan agar bayi tumbuh sehat dan tidak mudah sakit. 3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan di Posyandu agar terpantau pertumbuhan dan perkembangannya. 4. Bergotong royong untuk tersedianya air bersih di lingkungan warga agar terhindar dari penyakit kulit, kecacingan dan muntaber. 5. Membiasakan buang air besar di jamban sehat agar terhindar dari

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 105

105

3/29/2018 9:26:45 AM

muntaber.

6. Membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan air bersih dan

mengalir pada waktu-waktu penting agar tangan bersih dan anggota keluarga tidak mudah sakit. 7. Menjadikan rumah bebas jentik nyamuk dengan 3M plus, menguras, mengubur, menutup dan menghindari gigitan nyamuk. Hal ini dilakukan serentak seminggu sekali agar terhindar dari demam berdarah. 8. Makan sayur dan buah setiap hari agar terhindar dari penyakit stroke, tekanan darah tinggi, diabetes dan kanker. 9. Melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari agar terhindar dari penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, diabetes dan kanker. 10. Menjadikan rumah bebas asap rokok agar anggota keluarga terhindar dari bahaya 4000 racun rokok

Program Jaminan Kesehatan Nasional

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran secara pribadi atau iurannya dibayar oleh Pemerintah (PBI).

106

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 106

3/29/2018 9:26:45 AM

permainan

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 107

3/29/2018 9:26:45 AM

Di bagian ini disajikan beragam permainan yang dapat digunakan pendamping untuk mengajak peserta P2K2 bermain. Tujuan bermain adalah: 1. Mempelajari perilaku kesehatan dan gizi. 2. Mengurangi kebosanan, pemecah kebekuan dan membuat nyaman komunikasi.

1. Kata-Kata Penyemangat Bisa-bisa-bisa, wuuuih bisa…! • Saat ada partisipan yang akan menyajikan hasil diskusi kelompok, fasilitator meminta partisipan lain menunjukkan kata-kata penyemangat. • Ketika fasilitator menyebut “ibu bisa”, maka semua partisipan mengusap-usap telapak tangan sambil berkata bisa, bisa, bisa, bisa, bisa, dan bisaaa! sambil seolaholah melemparkan/memberikan tenaga ke kawan yang akan berbicara itu. • Pada kesempatan lain, ini bisa ditujukan juga untuk partisipan yang membutuhkan semangat untuk perilaku tertentu (hamil dan susah makan, yang kesulitan menyuapi anak makan, dll). 2. Permainan-Permainan dalam Berkenalan Terimakasih, nama saya… • Minta partisipan membuat lingkaran. Fasilitator juga masuk dalam lingkaran. • Fasilitator menunjukkan permainan. Dia mulai menyebut nama: “Saya Budi”. Lalu minta partisipan di sebelah kanan, mengucapkan “Terima kasih, Budi. Nama saya Aminah.”; Minta sebelah kanannya Ibu Aminah mengucapkan “Terima kasih Budi, Aminah, nama saya Sri.”; Lalu minta sebelah kanannya Sri mengucapkan “Terima kasih Budi, Aminah, Sri, nama saya Rodiah”; • Empat nama awal di atas bisa digunakan sebagai contoh. Setelah itu, minta partisipan melakukannnya secara bergiliran ke kanan. Dimulai dari fasilitator.

108

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 108

3/29/2018 9:26:45 AM

• Setelah satu putaran beres, fasilitator bisa memulai dari arah berlawanan (ke kiri) Ngobrol berpasangan/ kelompok • Minta berbaris berdasarkan usia, yang di depan yang paling tua, yang di depan paling muda. Namun tidak boleh menggunakan suara sama sekali. Tidak boleh ada yang membuka mulut. • Bila tempatnya tidak cukup, barisan bisa berbelok atau melingkar. • Setelah berbaris, minta partisipan menyebut usia. • Minta partisipan berpasangan dengan kawan di depan atau belakangnya. • Minta partisipan untuk saling mengenalkan diri: nama, tempat tinggal dll. • Minta pasangan bercerita dalam forum tentang nama, tempat tinggal dll dari kawannya yang baru. Bila jumlah partisipan lebih dari 20 orang… • Bila jumlah partisipan banyak (di atas 20 orang), maka dari pada berpasangan, fasilitator dapat membentuk kelompok berisi 4-5 orang. Selebihnya, fasilitator dapat mengikuti tahapan di atas. Bila sudah saling mengenal….

• Bila sesungguhnya partisipan selama ini sudah saling kenal, maka mereka bisa diminta mengobrol tentang topik yang lebih mendalam (yang positif/ apresiatif/ bersyukur). Contoh pertanyaan yang bisa diajukan adalah sbb: Ketika melihat anak, apa yang membuat ibu bahagia/ senang? • Apa harapan ibu pada anak ibu? Harapan ibu, jadi apa anak ibu? • Kemudian, minta pasangan-pasangan bergabung, semisal dua atau tiga pasangan menjadi satu kelompok. Minta setiap orang bercerita tentang cerita kawannya. 3. Permainan untuk Mengacak Tempat Duduk Angin bertiup ke arah… • Bila tersedia tempat duduk, ajak partisipan duduk melingkar. Keluarkan

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 109

109

3/29/2018 9:26:45 AM

kursi yang tidak berpenghuni. Saat memulai fasilitator berdiri dan tidak mendapat kursi. • Sampaikan bahwa, bila partisipan mendengar kata-kata: angin bertiup ke arah orang yang …(sebutkan ciri-ciri yang umum, semisal orang yang memakai rok), maka orang-orang yang memiliki ciri itu mesti berdiri dan mengambil tempat yang baru. • Segera setelah menyampaikan ciri-ciri itu, fasilitator mencari tempat duduk. Maka, akan tinggallah satu partisipan tanpa tempat duduk atau berdiri. Minta dia untuk memberi aba-aba, angin bertiup ke arah orang….(sebutkan ciri-ciri baru). • Lakukan 4-5 putaran sehingga tempat duduk orang-orang telah berpindah. Perahu bergoyang… • Bila tersedia tempat duduk, ajak partisipan duduk melingkar. Keluarkan kursi yang tidak berpenghuni. Saat memulai fasilitator berdiri dan tidak mendapat kursi. • Sampaikan bahwa, bila partisipan mendengar kata-kata: goyang ke kiri, maka partisipan akan berpindah duduk 2 ke kiri. Goyang kanan, 3 ke kanan. Badai, berpindah semaunya, yang penting pindah. • Fasilitator kemudian bercerita. Suatu hari Ibu Aminah naik perahu ke Pulau Buru. Di tengah perjalanan, perahunya terkena angin dan bergoyang ke….kiri. • Segera setelah menyampaikan kata kunci, fasilitator mencari tempat duduk. Maka, akan tinggallah satu partisipan tanpa tempat duduk atau berdiri. Minta dia untuk melanjutkan cerita. • Lakukan 4-5 putaran sehingga tempat duduk orang-orang telah berpindah. Membuat pasangan/kelompok menggunakan kata kunci Bila tidak tersedia kursi, fasilitator dapat mengacak tempat duduk dengan menggunakan permainan membuat pasangan/ kelompok menggunakan kata kunci (lihat bagian di bawah ini). Setelah teracak, minta partisipan duduk melingkar dekat dengan kelompok (tidak kembali ke posisi semula).

110

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 110

3/29/2018 9:26:45 AM

4. Permainan Membuat Pasangan/ Kelompok Menggunakan kata kunci • Fasilitator menentukan kata-kata kunci yang menunjukkan jumlah anggota kelompok. Semisal kata kuncinya adalah: TTD, ASI Saja dan suapi anak, di mana TTD = 2 orang, ASI Saja = 3 orang, Suapi Anak = 5 orang. Sebelumnya fasilitator menjelaskan alasan-alasannya. TTD itu dua karena TTD itu penting buat kesehatan Ibu dan anak di dalam kandungan. ASI Saja itu 3 karena untuk ASI Saja dibutuhkan dukungan Ibu, Suami dan Orang Tua si Ibu. Suapi anak itu lima karena harus sabar. • Semua ibu-ibu diminta berdiri lalu membuat lingkaran besar. • Semua ibu-ibu diminta menghadap kanan dan mulai berjalan dengan membuat tepukan di kakinya (bem-bem-prak, bem-bem-prak). • Ketika fasilitator menyebut kata kunci, untuk mereka diminta segera membentuk kelompok dengan sejumlah anggota sesuai kata kunci. • Dia/mereka yang salah berkelompok/tidak membentuk kelompok yang benar diminta untuk memberi-aba-aba. • Ulang beberapa kali agar menyenangkan, maksimal 4 kali. Yang terakhir adalah kelompok yang akan bekerjasama untuk suatu urusan. Berhitung dengan buah, sayur, sumber protein atau bahasa daerah lain (2-4 kelompok) • Jelaskan bahwa ibu-ibu akan berhitung, namun bukan berhitung dengan angka 1,2,3,4. Angka diganti dengan (pilih bergantian agar tidak membosankan):  Buah-buahan. Semisal: pepaya, jambu, mangga.  Sayur-sayuran. Semisal: buncis, kangkung, wortel.  Sumber zat penumbuh. Semisal: telur, ikan, ayam.  Bahasa daerah di tempat lain. Semisal: cie, duo, tigo, ampe. • Untuk bahan makanan, ada baiknya fasilitator menjelaskan juga manfaat-manfaatnya. • Minta ibu-ibu berhitung. • Minta ibu-ibu berkelompok berdasarkan kata yang disebutnya. Arahkan wilayah duduk masing-masing kelompok (semisal, kangkung di depan sebelah kanan dll.)

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 111

111

3/29/2018 9:26:45 AM

5. Memilih Juru Bicara Kelompok Angkat Tangan dan Tunjuk • Minta semua partisipan mengangkat tinggi-tinggi tangannya dengan telunjuk tangan mengarah ke atas. • Sampaikan bahwa dalam hitungan ketiga, ibu-ibu diminta memilih satu orang di dalam kelompok masing-masing yang pas sebagai juru bicara. Orang itu sebaiknya belum pernah menjadi juru bicara sebelumnya. • Fasilitator berhitung, satu, dua dan tiiiiiga…. • Orang yang mendapat telunjuk paling paling banyak menjadi juru bicara. 6. Penyegaran Senam sehat dengan cerita

• Fasilitator meminta partisipan berdiri membentuk lingkaran yang agak renggang dan meletakkan tangan di pinggang. • Fasilitator menjelaskan kalau ada kata-kata tertentu, maka pinggang digerakkan ke arah tertentu. “Ani” gerakan pinggang ke kiri, “Anto” ke kanan, “Bapak” maju ke depan, “Ibu” ke belakang, dan “semua” memutar pinggang. • Fasilitator mulai bercerita dengan irama yang di atur agar melambat saat menyebut kata kunci. Setiap kata kunci disebut, maka partisipan menggerakkan pinggangnya. Semisal, pada suatu pagi Ani diminta Ibu untuk belanja ke pasar. “Ani, Ani, ini uangnya, tolong beli bahan makanan yang bergizi ya. Ikan teri agar kita tidak loyo. Telur supaya kamu tumbuh tinggi….”. tiba-tiba Ayah berkata, “ibu-ibu jangan lupa belikan ayah rokok ya”. Ibu menjawab, “Ayah hari ini libur saja merokoknya. Mendingan kita beli telur.” “Iya, betul itu, yah,” kata Ani. Anto yang tadi sedang nonton TV juga membetulkan, “Setuju ayah. Kita belikan telur saja. Rokoknya besokbesok lagi saja.” Ayah berpikir, “betul juga ya.” Lalu ayah berkata, “baiklah kalau begitu kita semua hari ini makan telur dan ayah ga usah merokok.”.

112

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 112

3/29/2018 9:26:45 AM

• Fasilitator meminta salah satu ibu melanjutkan cerita. Yang bercerita tidak perlu menggerakkan pinggang. Fokus saja pada cerita. • Berikan kesempatan bercerita kepada 4-5 orang. Mencari Jari

• Fasilitator meminta partisipan berdiri membentuk lingkaran. Minta

• •





partisipan mengangkat tangan kanan tingi-tinggi, lalu meletakkannya sejajar dengan pundak kawan di sebelah kanan. Tengadahkan tangannya ke atas. Fasilitator lalu meminta partisipan mengangkat tangan kiri tinggitinggi lalu letakkan jari telunjuk ke tangan kanan kawan sebelah kiri. Sampaikan bahwa saat mendengar kata kunci, maka tangan kanan berusaha cepat menangkap telunjuk kawan dan di saat bersamaan tangan kiri berusaha lepas dari tangkapan kawan. Fasilitator tidak ikut bermain, hanya bercerita. Semisal, kata kuncinya adalah ikan teri. Kata kuncinya bebas, namun gunakan kata kunci yang berhubungan dengan gizi dan kesehatan (bahan makanan, perilaku sehat dan lain-lain). Fasilitator bercerita. Ada berbagai macam sumber zat besi yang bagus

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 113

113

3/29/2018 9:26:47 AM

buat ibu hamil. Ada TTD yang baiknya diminum malam hari sebelum tidur, agar tidak mual. Ikannnnnn……yang di laut dan lain-lainnya. Nah, Ibu Aminah sukanya makan ikan teri…. • Setelah 2 putaran. Minta orang yang jarinya tertangkap untuk bercerita dengan menggunakan kata kunci. Bila ada lebih dari satu, pilih salah satu atau minta mereka sekaligus bercerita bergantian. Yang bercerita tidak ikut bermain. Berhitung dengan Kata Kunci

• Fasilitator meminta partisipan berdiri membentuk lingkaran. • Fasilitator meminta partisipan berhitung dengan aturan saat ketemu angka 4 dan kelipatannya, maka angka itu diganti dengan kata tertentu. Gunakan satu kata yang sesuai dengan materi belajar, semisal TTD, ASI Saja, ikan teri, telur, atau lainnya). • Minta salah satu partisipan mulai berhitung lalu bergerak ke kanan dan terus berputar-putar. Saat ada yang keliru, maka ulangi. • Untuk putaran awal, jangan ada hukuman. Namun, saat partisipan sudah mulai nyaman, berikan kuis (pertanyaan singkat) pada orang yang salah berhitung. • 1-2-3-ASI Saja-5-6-7-ASI Saja-9-10-11-ASI Saja dan seterusnya. Kata-Kata yang Memfokuskan • Minta partisipan membalas dengan kata tertentu bila fasilitator atau orang di depan forum berterak suatu kata. Misalnya, Halo! Dijawab: Hai!; Hai! Dijawab: Halo!; Halo-Halo! Dijawab: Hai-Hai! dan seterusnya. • Dalam kesempatan lain, manfaatkan juga kata-kata yang sesuai dengan pembelajaran. Semisal, ASI Saja! Dijawab: Sehat!; TTD! Dijawab: Mual tapi banyak manfaat! dan lain-lain.

114

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 114

3/29/2018 9:26:47 AM

Referensi

1.

Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), dan UNICEF. 2014. Buku Panduan Pendamping PKH dalam Sesi Pertemuan Bulanan Kelompok PKH. Jakarta.

2.

Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), dan UNICEF. 2014. Materi Kesehatan dan Gizi bagi Pendamping PKH. Jakarta.

3.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta.

4.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta.

5.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta.

6.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Kementerian Kesehatan no 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Jakarta.

7.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 115

115

3/29/2018 9:26:47 AM

Catatan:

116

Program Keluarga Harapan Kementerian Sosial RI

MODUL Kesehatan & Gizi.indd 116

3/29/2018 9:26:47 AM

Related Documents


More Documents from "Afdhalia Syarif"

Modul Kesehatan Dan Gizi
January 2021 2
07 Optimizacion Y Graficas
February 2021 0
January 2021 1
February 2021 0