Loading documents preview...
Best Practices : Interpretasi Persyaratan IS0 14001:2015
1. OHSAS 18001:2007
2. SMK3 PERMENAKER NO. 05/MEN/1996 (PP 50 2012) 3. ISO 14001:2015 4. PROCESS SAFETY MANAGEMENT (PSM) 5. CONTRACTOR SYSTEM (CSMS)
SAFETY
MANAGEMENT
6. CONTRACTOR HEALTH ENVIRONMENTAL SAFETY MANAGEMENT (CHESM)
Keuntungan penerapan SMK3
Menekan resiko Pencemaran lingkungan Meningkatkan kesehatan karyawan Menekan biaya asuransi K3L Meningkatkan mutu kerja Memenuhi persyaratan pelanggan Melampaui harapan pelanggan Memenuhi Undang-undang & persyaratan lain
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Memenuhi persyaratan pelanggan Memberikan kepuasan pelanggan Memenuhi persyaratan dan perundangan lingkungan Berperan aktif menjaga lingkungan Dapat meningkatkan efisiensi organisasi Meningkatkan citra organisasi pada masyarakat Meningkatkan peran sosial organisasi 5
(ISO 14001) Environmental Management System (ISO 14004) General guidelines on the development and implementation of environmental management systems and principles
(ISO 19011) Guidelines for quality and / or Environmental management system Auditing (ISO 14012) Guidance on qualification criteria for Environmental auditors and lead auditors
6
ISO 14001:2004 kebutuhan
Persyaratan umum Kebijakan HSE perencanaan Implementasi dan Operasi memeriksa Ulasan manajemen
4.1 Memahami organisasi dan konteksnya Organisasi harus menetapkan isu-isu eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan yang mempengaruhi kemampuannya untuk mencapai hasil yang diinginkan dari sistem manajemen lingkungan. masalah tersebut termasuk kondisi lingkungan yang dipengaruhi oleh atau mampu mempengaruhi organisasi.
4.2 Memahami kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan Organisasi harus menetapkan a) pemangku kepentingan yang relevan dengan sistem manajemen lingkungan b) kebutuhan dan harapan (yaitu persyaratan) dari pihak-pihak berkepentingan yang relevan; c) kebutuhan dan harapan yang menjadi kewajiban kepatuhan.
4.1. Persyaratan Umum General Requirements Organisasi Harus Menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan terus menerus melakukan perbaikan Sistem manajemen K3L sesuai dengan standard dan menetapkan bagaimana memenuhinya . Organisasi juga harus menentukan dan mendokumentasikan ruang lingkup Sistem Manajemen K3L
4.2. Kebijakan Lingkungan Environment Policy Manajemen Puncak harus membuat kebijakan lingkungan dengan ketentuan : a.
sesuai dengan: •
Jenis, skala dan dampak lingkungan dari kegiatan produk dan jasa.
b.
mencakup komitmen untuk peningkatkan terus menerus SML
c.
mencakup komitmen untuk mematuhi persyaratan perundang-
undangan dan persyaratan lain d.
didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara
4.2. Kebijakan Lingkungan Environment Policy Manajemen Puncak harus membuat kebijakan lingkungan dengan ketentuan : e.
dikomunikasikan ke seluruh karyawan
f.
tersedia untuk pihak-pihak terkait
g.
ditinjau secara periodik
Syarat Kebijakan Memenuhi persyaratan ISO 14001:2015 Konsisten dengan visi organisasi Dapat diterjemahkan ke sasaran
Mudah dimengerti oleh karyawan dan pihakpihak yang bekerja untuk organisasi Menampung aspirasi pihak-pihak terkait
Fleksibel untuk waktu yang lama
KEBIJAKAN LINGKUNGAN
5.3
Sumberdaya, Peran, Tanggungjawab, Akuntabilitas dan Wewenang Resources, Roles, Responsibilities, Accountability and Authority
Manajemen Puncak harus menjadi Penanggungjawab Tertinggi untuk Sistem Manajemen Lingkungan Pimpinan puncak harus memastikan bahwa tanggungjawab dan wewenang untuk peran yang relevan yang ditugaskan dan dikomunikasikan dalam organisasi. Manajemen puncak harus menetapkan tanggung jawab dan wewenang untuk: 1.memastikan
bahwa
sistem
manajemen
lingkungan
sesuai
dengan
persyaratan standar internasional ini; 2.melaporkan kinerja sistem manajemen lingkungan, termasuk lingkungan kinerja, untuk manajemen puncak.
4.3.1 Aspek Lingkungan
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk: a. Mengidentifikasi aspek lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa dg. memperhitungkan pengembangan baru atau modifikasi. b. menentukan aspek lingkungan penting. Organisasi harus: memastikan keterkinian dokumen hasil identifikasi memastikan mempertimbangan aspek lingkungan penting dlm pembuatan, penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen lingkungan. 16
Pertimbangkan Life Cycle Perspective
Aspek lingkungan: “Unsur kegiatan atau produk atau jasa dari suatu organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan.” Definisi ISO 14001, 3.6
Aspek lingkungan penting: “Suatu aspek lingkungan yang mempunyai atau dapat mempunyai dampak lingkungan yang penting.” Definisi : ISO 14001, 3.6 18
Aspek Lingkungan
Pemakaian bahan kimia Pembuangan limbah plating Pemakaian air
Pemakaian energi Pengelolaan bahan kimia Proses Maintenance Operasional Generator
19
Definisi
Dampak Lingkungan: ”Setiap perubahan lingkungan, baik merugikan maupun menguntungkan, secara menyeluruh atau sebagian dari aspek lingkungan organisasi.” Definisi ISO 14001, 3.7
20
1. 2. 3. 4. 5. 5. 6. 7. 8.
Pencemaran Udara Pencemaran air Menghasilkan Limbah Pencemaran tanah Kerusakan tanah Pengurangan sumber daya alam Gangguan Kesehatan/Keselamatan Penipisan lapisan ozon Kerusakan habitat 21
No.
Proses
Aspek
Dampak
S P F
Score
Penting Y/N
Legal
Produksi
Tumpahan bahan kimia
Polusi tanah
4 3
1
12
N
Y
Emisi mesin boiler
Polusi udara
2 4
4
32
Y
Y
7,8
Pemakaian solar
Penguran gan SDA
4 4
4
64
Y
N
7,8
Perbaikan mesin
Ceceran oli
3 3
4
36
Y
N
4,5,6
Produk reject
Menghasi lkan limbah
3 3
3
27
Y
N
4,5,6,7,8
Penggunaan Oven
Panas
2 4
1
8
N
Y
-
Pemakaian freon
Penipisan lapisan ozon
3 3
1
9
N
N
-
Identifikasi aspek lingkungan
1
Pengendalian
22
6.1.3 Pemenuhan Kewajiban Legal & Other Requirement Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses persyaratan undang-undang dan persyaratan lain yang terkait lingkungan. Organisasi harus memelihara keterkinian persyaratan undang undang dan persyaratan lain. Organisasi harus mengkomunikasikan persyaratan undang-undang dan persyaratan lain ke karyawan dan pihak-pihak terkait
UU - RI PP - RI Kep-Men /Per men SK Gubernur SK Walikota/Bupati 24
Identifikasi Peraturan Indonesia
Pengelolaan Lingkungan 1
2
UU no. 23 tahun 1997
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Keppres no. 23 tahun 1992
Pengesahan Vienna Convention for the Protection of the ozone layer and Montreal Protocol on Subtance that Deplete the Ozone Layer Adjusted & Amanded by the Second Meeting of Parties London.27 – 29 June 1990
Pencemaran Air 3 4 5
PP no. 20 tahun 1990
Pengendalian Pencemaran Air
Kep-03/MENLH/1/1998
Baku Mutu Limbah Cair bagi Kawasan Industri
Kep-51/MENLH/10/1995
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri 25
Identifikasi Peraturan Indonesia
Limbah B3 PP no. 18 tahun 1999
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
7
PP no. 85 tahun 1999
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun jo PP no. 18/1999
8
PP no. 74 tahun 2001
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
9
Kep-02/Bapedal/01/1998
Tata Laksana Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
10
Kep225/Bapedal/08/1996
Tata cara dan Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas
11
Kep-01/Bapedal/09/1995
Tata cara dan Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
12
Kep-02/Bapedal/09/1995
Dokumen Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya
6
26
Contoh-contoh :
Kesepakatan dg. pihak umum berwenang Kesepakatan dg. pelanggan Petunjuk non undang-undang Prinsip sukarela atau codes of practice Voluntary environmental labeling atau komitmen pada pengendalian produk Persyaratan dari asosiasi perdagangan, Kesepakatan dengan penduduk sekitar atau organisasi di luar pemerintah Komitmen masyarakat umum dari organisasi tsb. atau organisasi induk Persyaratan organisasi / badan hukum 27
6.2
Tujuan, Sasaran, dan Program Objectives, Targets and Programme (s) Organisasi harus membuat dan memelihara sasaran pada fungsi dan tingkatan yang relevan. Sasaran Lingkungan harus terukur bila memungkinkan Organisasi harus mempertimbangkan : persyaratan undang-undang dan persyaratan lain aspek & dampak lingkungan pilihan teknologi, persyaratan keuangan, operasional dan bisnis dan pandangan pihak terkait. Penetapan tanggungjawab dan wewenang pada fungsi dan tingkatan yang relevan Cara dan batas waktu pencapaiannya
SMART SPECIFIC MEASURABLE ACHIEVABLE RELEVANT TIMELY
Tujuan : Mengurangi limbah dan penurunan sumberdaya Sasaran : limbah produksi turun 1 % penggunaan solar 100 liter per 100 jam mesin PENGHEMATAN KONSUMSI AIR BERSIH SEBESAR 100% DARI
TAHUN SEBELUMNYA SEMUA TINGKAT EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR
SESUAI AMBANG BATAS
Sumber daya
Waktu
Pnjawab
1.Perbaikan Mesin Produk reject 2. Pelatihan Max. 1 %
Dana Rp. X
Jan – Mar’05
Mgr.Prod
Emisi Boiler < NAB
1.Penambahan cero bong udara
Dana Rp. X
Jun 2005
Mtc Mgr
2.Perbaikan boiler
Dana Rp. X
Jan 2005
Mtc. Mgr
Jan 2005
Mgr.Prod
Jun 2005
Mgr.Prod
Program Manajemen
Tujuan
Menekan limbah produksi
Mencegah pencemaran udara.
Penghematan Sumberdaya alam
Sasaran
Pemakaian solar Max. 1 ltr/kg
Rencana Tindakan
ATK 1. Modifikasi proses Dana produksi Rp. X Dana 2. Penggantian mesin Rp. X
31
7.2 & 7.3
Kompetensi & Kesadaran
Competency & Awareness Organisasi membuat kompetensi berdasarkan pelatihan dan atau pengalaman
pendidikan,
Organisasi harus memastikan setiap personil yang bekerja di setiap fungsi dan tingkatan sadar : 1. Kebijakan Lingkungan 2. Pentingnya mematuhi kebijakan, prosedur dan persyaratan SML 3. Konsekuensi yang terjadi dan berpotensi terjadi dari pekerjaan mereka dan manfaat Lingkungan dari peningkatan kinerjanya 4. Peran dan tanggung jawab dalam memenuhi kebijakan Lingkungan, prosedur dan persyaratan Lingkungan termasuk persyaratan kesiagaan dan tanggap darurat 5. Konsekuensi yang potensial bila tidak melaksanakan prosedur yang ditetapkan
MATRIK KOMPETENSI No
Jabatan
Pendi dikan
Pengal aman
Kompetensi
Pelatihan K3 Yang Harus dimiliki
1
Site Manager
S1
>5 th
1.
Mampu memimpin staff 2. Mampu membuat Rencana Proyek 3. Mampu Menganalisa risiko
1.
2
ER Team
SMA
>1 th
1.
1.
Mampu memadamkan api dgn APAR & Hydran 2. Mampu membuat prosedur Emergency
Basic Safety for construction 2. HIRAC & JSA 3. Investigasi Kecelakaan 4. Behavior Based Safety
Basic & Advanced Fire Fighting 2. First Aider 3. Emergency Response Procedures 4. Radio Communication
TRAINING NEED ANALYSIS (TNA) SETELAH KITA MEMBUAT MATRIK KOMPETENSI, SELANJUTNYA KITA BISA MEMBUAT TRAINING NEED ANALYSIS. TRAINING NEED ANALYSIS ADALAH MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN TRAINING SETIAP INDIVIDU YANG DIPERUSAHAAN SEHINGGA KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN SEPERTI YANG TERTUANG DI MATRIK KOMPETENSI DAPAT TERCAPAI. DASAR PEMBUATAN TNA ADALAH 1.REKAPITULASI TRAINING KARYAWAN 2.MATRIK KOMPETENSI
Rekapitulasi Training Karyawan Training Record No NIK
Nama Jabatan Karyawan
1 10122 Herwandi 12 Atmaja
Safety Officer
Nama Training
Tgl Training
Provider / Validity Instruktur
Ahli K3 Umum
10 - 20 Apr 2007
PT. LSP
20-Apr-09
HLO
12-Agust-04
PT. LSP
12-Agust06
HUET
10-Mei-06
PT. LSP
10-Mei-08
Basic Fire Fighting
13 - 14 Juli 2006
PT. LSP
14-Jul-09
TRAINING NEED ANALYSIS N NIK o
Nama Jabatan Karyawan
Training Need
1
Herwandi
Safety Officer
1. First Aider 2. HIRAC & JSA 3. Accident Investigation & Analysis 4. HSE Inspection Techniques 5. Electrical Safety
Moch. Subehi
Electrician
1. Electrical Safety 2. HIRAC & JSA 3. PUIL dan LOTO
10011
2 10012
RENCANA PROGRAM TRAINING N o
Nama Training
1
Electrical Safety
2
HIRAC & JSA
Bulan Oktober
Nov
Provide r PT. LSP
PT. LSP
Peserta Training Nama
Budget
Jabatan
Herwandi
Safety
2000000
M. Subehi
Electric
2000000
Parto
Security
2000000
Herwandi
Safety
3000000
7.4
Komunikasi Communication Organisasi harus memastikan informasi SML dikomunikasikan ke dan dari karyawan dan pihak-pihak terkait . 1. Komunikasi internal diantara bermacam level dan fungsi 2. Komunikasi dengan kontraktor dan tamu yang datang ke area kerja. 3. Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi yang relevan dari instansi eksternal yang terkait.
7.5
Informasi Terdokumentasi Documentation Organisasi harus membuat dan memelihara informasi, dalam media cetak atau elektronik untuk : a. Menjelaskan unsur-unsur utama sistem manajemen dan interaksinya b. Memberikan petunjuk dokumen yang terkait
Pernyataan kebijakan dan sasaran Lingkungan Pedoman lingkungan Prosedur lingkungan Informasi proses Struktur organisasi Rekaman
Perusahaan
Kebijakan/Strategi Pedoman
Struktur Dokumentasi
Antar Departemen
Stasiun Kerja
Prosedur
Referensi Tempat Kerja
Individual Struktur Dokumentasi
Proses Manajemen Instruksi Kerja, spesifikasi, dll
Pengendalian Dokumen Control of Document Organisasi harus mengendalikan dokumen dan data untuk menjamin bahwa : 1.Dokumen tersedia ditempat kerja 2.Dokumen ditinjau secara berkala, direvisi jika perlu dan disetujui ulang oleh personil berwenang 3.Dokumen revisi terakhir tersedia di seluruh lokasi kerja 4.Dokumen dan data kadaluarsa segera dimusnahkan dan dijamin tidak digunakan 5.Setiap dokumen dan data kadaluarsa yang disimpan untuk keperluan undang-undang dan atau pengetahuan harus diidentifikasi
DAFTAR INDUK DOKUMEN Jenis dokumen : No. No. Dokumen Judul Dokumen
Tanggal Terbit 0
1
2
3
MENGIDENTIFIKASI DOKUMEN INTERNAL & EKSTERNAL
4
5
Control of Document Controlled Salinan/copy dokumen yang diberikan pada pihak yang tercantum dalam daftar distribusi dokumen dan peredarannya dikendalikan oleh document controller. Uncontrolled Salinan/copy dokumen yang diberikan pada pihak yang tidak tercantum dalam daftar distribusi dokumen dan tidak ditarik dari peredaran jika ada revisi Obsolete Identifikasi untuk dokumen yang tidak berlaku tapi masih perlu disimpan.
Pengendalian Catatan Control of Records Organisasi harus melakukan identifikasi, pemeliharaan dan penempatan rekaman SML Rekaman harus dapat dibaca, mudah diidentifikasi dan mampu telusur ke aktifitas yang terkait.
Rekaman harus disimpan dan dipelihara sehingga mudah dicari dan terlindungi agar tidak rusak, usang atau hilang. Masa simpan rekaman harus ditetapkan Rekaman harus dipelihara sesuai kebutuhan sistem dan organisasi untuk menunjukan kesesuaian dengan persyaratan ISO 14001
1. 2. 3. 4. 5.
Rekaman keluhan Rekaman pelatihan Rekaman pemantauan dan pengukuran kinerja Rekaman pemeriksaan, pemeliharaan dan kalibrasi Rekaman yang berhubungan dengan kontraktor dan pemasok 6. Rekaman kecelakaan dan insiden 7. Rekaman pengujian tanggap darurat 8. Hasil audit 9. Hasil tinjauan manajemen 10. Keputusan komunikasi eksternal
DAFTAR CATATAN K3 DEPARTEMEN : MR NO
NO. CATATAN K3
Revisi : 0 JUDUL CATATAN K3
MASA
LOKASI
SIMPAN
SIMPAN
1
MR - 01
Daftar Induk Dokumen
Permanen
File A1
2
MR - 02
Usulan perubahan/penambahan dokumen
Permanen
File A1
3
MR - 03
Daftar Distribusi Dokumen
Permanen
File A1
4
MR - 04
Lembar Bukti Penerimaan Dokumen
1 Tahun
File A1
5
MR - 05
Daftar Catatan Mutu
Permanen
File A1
6
MR - 06
Daftar Tim Auditor
Permanen
File A1
7
MR - 07
Jadual Audit Mutu Internal
1 Tahun
File A1
8
MR - 08
Daftar Periksa Audit
1 Tahun
File A1
9
MR - 09
1 Tahun
File A1
10
MR - 10
Laporan Hasil Audit Mutu Internal Permintaan Tindakan Perbaikan / Pencegahan
1 Tahun
File A2
11
MR - 11
Laporan Pencapaian Sasaran Mutu
1 Tahun
File A2
12
MR - 12
Undangan Rapat Tinjauan Manajemen
1 Tahun
File A2
13
MR - 13
Hasil Rapat Tinjauan Manajemen
1 Tahun
File A2
8.1
Perencanaan & Pengendalian Operasional Operational Control
Organisasi harus mengidentifikasi operasi dan aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian resiko dan dampak lingkungan Orgnisasi harus merencanakan aktivitas , termasuk pemeliharaan, dengan cara : A. Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengatasi situasi agar tidak terjadi penyimpangan dari kebijakan dan sasaran Lingkungan B.
Membuat kriteria operasi dalam prosedur
C. Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur yang berkaitan dengan identifikasi dampak lingkungan dari barang, peralatan dan jasa dibeli dan atau digunakan dan mengkomunikasikan prosedur dan persyaratan yang relevan kepada pemasok dan subkontraktor
METODE PENGENDALIAN OPERASIONAL PHYSICAL DEVICES (SUCH : BARRIER, ACCESS
CONTROL) PROCEDURES & WORK INSTRUCTIONS PICTOGRAMS ALARM SIGNAGE
SIMBOL (PIKTOGRAM)
CONTOH KRITERIA OPERASI MEMASUKI WILAYAH KERJA BERBAHAYA 1. GUNAKAN PPE 2. PASTIKAN KONDISI FIT DAN SEHAT 3. IZIN KERJA
SAFETY MANUAL
8.2
Kesiapsiagaan & Tanggap Darurat Emergency Preparedness and Response
Organisasi harus membuat dan memelihara perencanaan Proses untuk : Mengidentifikasi potensi terjadinya kecelakaan dan situasi darurat Menanggapi terjadinya insiden dan situasi darurat Mencegah dan mengurangi kemungkinan sakit dan cedera serta pencemaran lingkungan Komunikasi dengan Pihak Luar terkait Keadaan Darurat Organisasi harus meninjau perencanaan dan prosedur kesiagaan dan tanggap darurat , khususnya setelah terjadinya insiden atau situasi darurat . Organisasi harus secara berkala menguji prosedur apabila memungkinkan
EMERGENCY PREPAREDNESS Keadaan darurat adalah situasi / kondisi / kejadian yang tidak normal Terjadi tiba-tiba Mengganggu kegiatan / organisasi / komunitas Perlu segera ditanggulangi
Keadaan darurat dapat berubah menjadi bencana (disaster) yang mengakibatkan banyak korban atau kerusakan
IDENTIFIKASI POTENSI KEADAAN DARURAT N Jenis o Emergency
Lokasi
1
1. Kantor Headoffice 1. SOP Penanganan ERT & Cabang Kebakaran 2. Workshop
Kebakaran
Metode Penanganan PIC
2 Banjir
1. Workshop Jl. A. Yani Jakarta
1. SOP Penanganan Banjir
ERT
3 Kecelakaan Kerja
1. Semua Lokasi 1. SOP P3K Kerja (Office, Workshop, Site)
ERT
4 Tumpahan B3
1. Site Handil – Kutai 1. SOP Penanganan Kartanegara Tumpahan B3
ERT
EMERGENCY DRILL
Tujuan ◦ Melatih ketenangan dalam bereaksi terhadap keadaan darurat ◦ Pengenalan rute evakuasi ◦ Perhitungan jarak tempuh dan waktu evakuasi ◦ Melatih keahlian tim tanggap darurat ◦ Membiasakan para PEKERJA untuk tanggap jika terjadi keadaan darurat di masa mendatang
CATATAN PELAKSANAAN DRILL HARUS DI EVALUASI UNTUK MELIHAT KESIAPAN TIM ERT DAN PEKERJA
9.1
Pemantauan dan Pengukuran Kinerja Performance Measurement and Monitoring
Organisasi harus membuat dan memelihara proses untuk memantau dan mengukur kinerja SML, dengan : mengukur kualitatif dan kuantitatif sesuai kebutuhan organisasai. memantau tingkat pencapaian sasaran Lingkungan. memantau kesesuaian dengan program manajemen Lingkungan, kriteria operasi dan undang-undang dan persyaratan lain yang berlaku. Secara aktif mengukur kinerja dengan memantau kecelakaan, penyakit, insiden, pencemaran lingkungan dan bukti sejarah yang menunjukan penurunan kinerja Lingkungan merekam data dan hasil pemantauan dan pengukuran untuk memudahkan analisa tindakan perbaikan dan pencegahan
9.1
Pemantauan dan Pengukuran Kinerja Performance Measurement and Monitoring Jika alat pantau digunakan untuk pemantauan dan pengukuran kinerja, organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk kalibrasi dan memelihara peralatan tersebut.
Rekaman aktivitas dan hasil kalibrasi dan pemeliharaan alat harus disimpan.
9.1.2 Evaluasi Pemenuhan Peraturan Evaluation of Compliance
secara
periodik mengevaluasi kesesuaian dengan legal & other requirement . Proses legal dapat dipisah atau digabung denga other requirements Periode evaluasi dapat bervariasi bergantung persyaratan legal Evaluasi kesesuaian dengan other requirement Catatan hasilnya disimpan
9.2
Audit Internal Internal Audit Organisasi harus membuat dan memelihara program dan proses untuk pelaksanaan audit SML secara berkala, agar dapat : A. Menentukan apakah SML sesuai dengan perencanaan, termasuk persyaratan ISO 14001:2015 telah diterapkan dan dipelihara secara benar efektif memenuhi kebijakan dan sasaran Lingkungan B. Menijau hasil audit sebelumnya C. Menyediakan informasi hasil audit untuk manajemen. Program audit harus didasarkan pada hasil penilaian aspek dampak lingkungan dari aktifitas organisasi dan hasil audit sebelumnya.
9.2
Audit Internal Internal Audit Proses audit harus mencakup lingkup audit, frekuensi, metodelogi dan kompetensi. Bilamana memungkinkan audit harus dilakukan oleh personil yang independen.
ISTILAH – ISTILAH AUDIT
AUDITOR Adalah Pihak / Personal yang melakukan Audit AUDITEE Adalah Pihak yang diaudit AUDIT INTERNAL Aktivitas pemeriksaan yang sistematik untuk memeriksa efektivitas penerapan Management System yang dilakukan oleh internal perusahaan
KRITERIA TEMUAN AUDIT MAJOR Temuan yang bersifat kritis berdasarkan pada : 1.Tidak ada sistem 2.Ada sistem tetapi tidak diterapkan 3.Ada sistem diterapkan terjadi kesalahan yang berdampak besar terhadap Keselamatan, Kesehatan Karyawan dan Lingkungan.
MINOR Temuan yang tidak bersifat kritis dan tertutup pada suatu bagian. OBSERVASI Potensi ketidaksesuaian yang akan terjadi di kemudian hari jika tidak dilakukan tindakan pencegahan.
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN HSE AUDIT MEMBENTUK TIM AUDITOR
MEMBUAT PROGRAM RENCANA AUDIT
PENETAPAN RENCANA AUDIT
DOKUMENTASI TEMUAN AUDIT
PELAKSANAAN AUDIT
SOSIALISASI PROGRAM RENCANA AUDIT
TINDAK LANJUT & PERBAIKAN
EVALUASI TINDAKAN PERBAIKAN
9.3
Tinjauan Manajemen Management Review Manajemen Puncak harus meninjau SML dengan jarak waktu yang terencana untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektivitas penerapan SML.
Tinjauan manajemen harus mencakup: a)Kemungkinan perubahan kebijakan, sasaran dan unsur-unsur SML b)Pemenuhan undang-undang dan persyaratan lainnya. c)Hasil audit SML d)Perubahan keadaan SML. e)Komitmen untuk peningkatan berkesinambungan Catatan Tinjauan Manajemen harus di pelihara
Input of Management Review
4.6
1. status tindakan dari tinjauan manajemen sebelumnya;
2. b) perubahan di: A.
masalah eksternal dan internal yang relevan dengan sistem manajemen lingkungan;
B.
kebutuhan dan harapan dari pemangku kepentingan, termasuk kewajiban kepatuhan;
C.
aspek lingkungan penting;
D.
risiko dan peluang;
Input of Management Review
4.6
3) sejauh mana tujuan lingkungan telah dicapai; 4) informasi tentang kinerja lingkungan organisasi,termasuk
tren di: 3) ketidaksesuaian dan tindakan korektif; 4) pemantauan dan pengukuran hasil; 5) pemenuhan kewajiban kepatuhan; 6) hasil audit; 5) kecukupan sumber daya; 6) komunikasi yang relevan dari pemangku kepentingan, termasuk keluhan; 7) peluang untuk perbaikan terus-menerus
10.2 Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan & Tindakan Pencegahan Non Conformity, Corrective Action Preventive Action Identifikasi Ketidaksesuian
Penyelidikan Ketidaksesuian
and
Analisa Ketidaksesuian
Komunikasi Tindakan Perbaikan & Tindakan Pencegahan
Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan
Review Pelaksanaan Tindakan Perbaikan & Pencegahan
Dokumentasi
Non Conformity (Ketidaksesuaian) Bentuk Penyimpangan dari : 1.Standar Kerja terkait, Prosedur, Peraturan perundangan 2. Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan
Corrective Action Tindakan untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang terdeteksi atau situasi yang tidak diinginkan
Preventive Action Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian atau situasi yang tidak diinginkan
potensi
Contoh Non Conformity (Ketidaksesuaian) 1.Manajemen tidak menunjukkan komitmen dalam penerapan SML 2.Kegagalan dalam Pencapaian Target / Goal Objectives 3.Gagal memenuhi persyaratan perundang-undangan
4.Prosedur Lingkungan yang tidak sesuai 5.Pelaksanaan Training tidak tercapai 6.Gagal dalam pelaksanaan Program Lingkungan
SUMBER PEMBUATAN CORRECTIVE ACTION & PREVENTIVE ACTION 1. Internal & External Audit Report 2. Emergency Drill Report 3. Incident Investigation Report 4. Performance Monitoring 5. Periodic Evaluation of Compliance
6. Maintenance Activities 7. Feedback / Survey 8. Inspection Activities