Motivasian Dan Komunikasi Dalam Organisasi

  • Uploaded by: hanifa
  • 0
  • 0
  • September 2022
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Motivasian Dan Komunikasi Dalam Organisasi as PDF for free.

More details

  • Words: 5,402
  • Pages: 20
Loading documents preview...
MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN “MOTIVASI DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI”

Oleh Kelompok 2 : Armita Dwi Fairuz Adam Kevin Novananda Khanza Fadilla I Oktavia Khoirun Nisa Ni Luh Gede Intan Pradinasari

(155090500111013) (155090500111012) (155090500111009) (155090500111010) (155090500111011)

PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengarkan kata motivasi dan komunikasi dalam organisasi. Motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Sedangkan komunikasi adalah “proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, perilaku baik langsung maupun tidak langsung”. Motivasi dan komunikasi penting dilaksanakan untuk peningkatan prestasi kerja dalam organisasi. Maka dari itu pada makalah ini akan membahas mengenai motivasi dan komunikasi dalam organisasi.

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian motivasi dalam organisasi? 2. Bagaimana pengertian komunikasi dalam organisasi? 3. Bagaimana peran motivasi dan komunikasi dalam organisasi? 4. Bagaimana fungsi motivasi dan komunikasi dalam organisasi?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian motivasi dalam organisasi. 2. Untuk mengetahui pengertian komunikasi dalam organisasi. 3. Untuk mengetahui peran motivasi dan komunikasi dalam organisasi. 4. Untuk mengetahui fungsi motivasi dan komunikasi dalam organisasi.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motivasi dalam Organisasi a. Teori Motivasi Kebutuhan dari Abraham Maslow Motivasi itu tidak pernah dikatakan baik, apabila tujuan yang diinginkan itu tidak baik. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa motivasi selalu berkaitan dengan kebutuhan, Abraham Maslow mengklasifikasikan kebutuhan secara berurutan, menjadi 6 bagian. Konsep Abraham Maslow dikenal dengan piramida kebutuhan. Keterangan : 1) Kebutuhan fisiologi (phsycological needs) 2) Kebutuhan rasa aman ( Safety needs) 3) Kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan memiliki (needs for belonging and love). 4) Kebutuhan memperoleh penghargaan orang (needs for esteem) 5) Kebutuhan aktualisasi diri (needs for self actualization) 6) Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti (needs to know and understand) Untuk lebih jelasnya berikut ini akan kami uraikan masing-masing kebutuhan: a) Kebutuhan fisiologis Kebutuhan fisiologis adalah merupakan jasmani manusia, misalnya akan makan, minum, tidur, istirahat dan sebagainya. Untuk belajar yang efektif dan efisien, siswa harus sehat. Jika siswa sakit hal itu dapat mengganggu kerja otak yang mengakibatkan terganggunya kondisi fisik, yang kemudian dapat mengganggu konsentrasi belajar. b) Kebutuhan rasa aman Manusia membutuhkan ketenteraman dan keamanan jiwa. Perasaan takut akan kegagalan, kecemasan, kecewa, dendam, ketidakseimbangan mental dan kegoncangan-kegoncangan emosi yang lain dapat mengganggu kelancaran belajar siswa. Agar belajar siswa dapat meningkat kearah yang lebih efektif, maka siswa harus menjaga keseimbangan emosi, sehingga perasaan menjadi aman dan konsentrasi pikiran dapat dipusatkan pada pelajaran.

c) Kebutuhan mendapatkan kasih-sayang dan memiliki. Dengan mendapatkan kasih sayang, seseorang merasa bahwa ia diterima oleh kelompoknya, merasa bahwa ia merupakan salah seorang anggota keluarga yang cukup berharga. Agar setiap siswa merasa ia diterima dalam kelompoknya, maka dapat dilakukan dengan cara belajar bersama dengan teman yang lain. Hal ini dapat meningkatkan pengetahuan dan ketajaman berfikir siswa. Kebutuhan untuk diakui sama dengan orang lain sering mendapatkan kasih sayang dan memiliki merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi. d) Kebutuhan memperoleh penghargaan orang lain Harga diri seseorang timbul dalam hubungannya dengan orang lain seseorang akan merasa dirinya dihargai oleh orang lain apabila ia merasa bahwa dirinya dianggap penting dalam hal ini tugas guru adalah mencari dalam diri siswa, apa yang membuat siswa itu merasa dirinya dianggap penting. e) Kebutuhan untuk aktualisasi diri Setiap individu memiliki potensi atau bakat masing-masing yang terkandung di dalam dirinya. Kebutuhan aktualisasi diri atau untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial dan pembentukan pribadi. f) Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti adalah kebutuhan untuk mengetahui rasa ingin tahu, mendapatkan pengetahuan, informasi dan untuk mengerti sesuatu. Untuk memenuhi kebtuhan ini dapat diupayakan melalui belajar. Hirarki kebutuhan sebagaimana dikemukakan di atas menggambarkan bahwa setiap tingkat di atasnya hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi tingkat motivasi yang dibawahnya. Bila guru mengingingkan siswanya belajar dengan baik maka harus dipenuhi tingkat yang terendah dan tingkat yang tertinggi. Guru dalam memberikan motivasi kepada siswa hendaklah menciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan bagi siswa dengan suasana yang menyenangkan itu siswa dapat belajar secara optimal. Dalam memberi motivasi ada beberapa teori yang perlu diketahui antara lain: 1) Teori Fisiologi Menurut teori ini bahwa semua tindakan manusia itu berakal pada usaha yang memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan fisik, seperti tentang makanan. Dari teori ini muncul tentang perjuangan hidup. 2) Teori Psikoanalitik Teori ini mengatakan bahwa setiap tindakan manusia karena ada unsur pribadi yakni id dan ego. 3) Teori Kebutuhan Toeri ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik fisik maupun psikis. Seorang pendidik dalam memberikan motivasi harus mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan siswanya.

4) Toeri Reaksi yang dipelajari Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau prilaku manusia berdasarkan pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan ditempat ia hidup dan dibesarkan. Apabila seorang guru ingin memotivasi siswanya, maka harus benar-benar mengetahui latar belakang kehidupan dan kebudayaan siswanya. Selanjutnya untuk mengetahui dan melengkapi uraian tentang motivasi itu perlu dikemukakan adanya beberapa ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang tua memiliki ciri sebagai berikut: (a) Tekun menghadapi tugas (b) Ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (d) Lebih senang bekerja mandiri (e) Cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin (f) Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu (g) Tidak mudah melepaskan hal yang dia miliki (h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti diatas, berarti seseorang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. b. Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu : 1. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif. 2. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat. 3. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya. c. Teori X dan Y dari Mc. Gregor Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak

diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 87 ) a. Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya. b. Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi. c. Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas segalanya. Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa anggapnanggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai dengan anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan pada kenyataannya. Anggapan dasar teori Y adalah : a. Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau istirahat. b. Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung jawab. c. Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh pegawai. d. Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya tujuan organisasi. d. Teori Motivasi dari Herzberg Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab. Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”. e. Teori ERG Aldefer Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth) (G). Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan

pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah. Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.

Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli 











Chung dan Megginson pengertian motivasi adalah tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan. McDonald pengertian motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula. T. Hani Handoko mengemukakan bahwa Pengertian Motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. A. Anwar Prabu Mangkunegara pengertian motivasi dengan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja. Morgan mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut, dan Stujuan dari pada tingkah laku tersebut. Mitchell motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.







H. Hadari Nawawi mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar. Menurut Henry Simamora pengertian motivasi menurutnya adalah Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki. Soemanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi dalam Berorganisasi Adapun faktor-faktor motivasi dalam berorganisasi sebagai berikut: A. Intern Individu Merupakan faktor-faktor dalam diri individu yang dapat memotivasi dirinya untuk melakukan sesuatu. Faktor-faktor itu diantaranya sebagai berikut: 1. Kebutuhan Kebutuhan merupakan segala sesuatu yang harus dipenuhi. Banyaknya kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh setiap manusia mendorong manusia tersebut untuk melakukan pekerjaan. Sebagai contoh kebutuhan sehari-hari manusia, mendorong manusia itu untuk bekerja. Mengumpulkan aset agar nanti saat kita keluar kerja tidak kesusahan. 2. Harapan Harapan merupakan sesuatu yang kita inginkan. Harapan akan mendapatkan hadiah yang besar apabila kita menabung di suatu bank, misalnya, mendorong kita untuk selalu meningkatkan saldo kita. 3. Kepuasan Kepuasan merupakan perasaan emosional seseorang setelah melakukan sesuatu. Kadangkala orang termotivasi melakukan sesuatu karena adanya kepuasan yang ingin dia capai. Misalnya jabatan dalam suatu organisasi akan menjadi kepuasan tersendiri terhadap orang tersebut setelah menjabatanya. 4. Pengembangan Diri Meliputi mengikutsertakan diri terhadap segala kegiatan agar memperoleh pengalaman yang berharap yang dapat digunakan untuk mengembangkan diri menjadi individu yang lebih baik B. Ektern Individu Merupakan faktor-faktor di luar diri individu yang dapat memotivasi individu untuk melakukan sesuatu. Faktor-faktor itu diantaranya sebagai berikut:

1. Lingkungan Organisasi Merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar organisasi. Lingkungan organisasi yang mendukung akan memotivasi orang untuk semangat dalam melakukan pekerjaan dalam organisasi tersebut. 2. Keseimbangan dan Keadilan Individu termotivasi untuk melakukan sesuatu karena adanya job rewards (hadiah pekerjaan) yang diberikan oleh organisasi itu atau diluar organisasi itu. Misalnya mendapatkan upah/gaji yang sesuai dengan usaha kita. Adanya peluang karir yang baru di organisasi itu seperti jabatan yang lebih tinggi apabila karyawan tersebut mendapatkan prestasi baik di perusahaan tersebut. 3. Tujuan Segala sesuatu yang kita ingin capai merupakan suatu tujuan. Dengan adanya tujuan organisasi mendorong anggota-anggotanya untuk bekerja keras semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. 4. Tantangan Merupakan segala sesuatu yang menjadi halangan dalam kita melakukan kegiatan. Adakalanya tantangan itu menjadi motivator bagi kita untuk menaklukan tantangan. 5. Hukuman Merupakan balasan terhadap segala sesuatu yang telah dilakukan diluar dari aturan. Adakalanya anggota organisasi diselimuti oleh rasa ketakutan dikarenakan adanya hukuman yang berlaku di organisasi tersebut. Hukuman itu mendorong mereka untuk melakukan hal yang sesuai aturan. Hukuman daapat berupa denda, pemutusan kontrak kerja, atau juga berhadapan dengan pengadilan. Pentingnya motivasi dalam berorganisasi, membuat banyak perusahaan berusaha mendatangkan para motivator-motivator atau juga buku-buku yang tentunya memberi semangat kepada para anggotanya untuk bekerja lebih keras lagi agar tujuan dari organisasi tersebut tercapai. 2.2 Pengertian Komunikasi dalam Organisasi Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb (Bernard Barelson & Garry A. Steiner). Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya (Colin Cherry). Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerakgerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Pengertian Komunikasi menurut definisi James A.F.Stoner adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan. Sedangkan

menurut definisi Prof. Drs. H.A.W. Widjaya yang mengatakan bahwa pengertian komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Menurut definisi William F.Glueck yang menjelaskan bahwa komunikasi dapat dibagi menjadi dengan dua bentuk. yaitu sebagai berikut.... 



Interpersonal Communications : Interpersonal communications (komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia. Organization Communications : Organization communications adalah proses dimana pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang yang banyak dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembagalembaga di luar yang ada hubungan.

Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli 









 

Everett M. Rogers: Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Rogers & D. Lawrence Kincaid: Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yg pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yg mendalam. Shannon & Weaver: Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yg saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Harorl D. Lasswell: Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yg menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa. Raymond S. Ross: Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yg serupa dengan yg dimaksudkan komunikator. Prof. Dr. Alo Liliweri: Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami. Bernard Berelson & Gary A. Steiner: Komunikasi : Transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol -kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yg disebut dengan komunikasi. Syarat Syarat dalam Berkomunikasi Dalam berkomunikasi diperlukan syarat-syarat tertentu dalam penggunaannya. Syarat-syarat komunikasi adalah sebagai berikut..









 

Source (sumber) : Source adalah dasar dalam penyampaian pesan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber komunikasi adalah orang, lembaga, buku dan lain-lain. Komunikator : komunikator adalah pelaku penyampain pesan yang berupa individu yang sedang berbicara atau penulis, dapat juga berupa kelompok orang, organisasi komunikasi seperti televisi, radio, film, surat kabar, dan sebagainya. Pesan : pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator. Pesan mempunyai tema utama sebagai pengarah dalam usaha mengubah sikap dan tingkah laku orang lain. Saluran (channel) : Saluran adalah komunikator yang digunakan dalam menyampaikan pesan. Saluran komunkasi berupa saluran formal (resmi) dan saluran informal (tidak resmi). Saluran formal adalah saluran yang mengikuti garis wewenang dari suatu organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dan bawahannya, sedangkan saluran informal adalah saluran yang berupa desas-desus, kabar burung dan kabar angin. Komunikan : komunikan adalah penerima pesan dalam komunikasi yang berupa individu, kelompok dan massa Effect (hasil) : effek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi dengan bentuk terjadinya perubahan sikap dan perilaku komunikan. Perubahan itu bisa sesuai keinginan atau tidak sesuai dengan keinginan komunikator. Klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi : 1. Dari segi sifatnya : a. Komunikasi Lisan/verbal (Komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara o KEUNGGULAN [1] Berlangsung cepat. Terlebih, jika pemilik lisan adalah orang yang terbiasa berbicara cepat. Jika dibandingkan dengan bahasa tulisan, lisan lebih cepat mengeluarkan kata dengan mudahnya. [2] Sering berlangsung tanpa alat bantu. Ini merupakan keunggulan yang menjadikannya berlangsung lebih cepat dibanding tulisan. [3] Kesalahan dapat langsung diperbaiki. Dan pendengar tak perlu menunggu waktu lama untuk mendengar ralatan pemilik lisan. Bahkan, pendengar relatif memiliki kesempatan untuk menegurnya atau memperbaikinya. Hal ini tak terjadi pada tulisan, setidaknya dengan waktu yang singkat. [4] Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka. Keduanya memperkaya arti, makna, maksud dan tujuan. Selain memperkaya, keduanya bisa memperkuat dan membuat pendengar lebih yakin akan kandungan isi yang dilisankan, entah yakin untuk mempercayai, atau mendustai. o KELEMAHAN [1] Tidak mempunyai bukti otentik. Meskipun asalnya hal ini relatif, namun kabarkabar lewat lisan mayoritasnya takkan disematkan bukti-bukti otentik yang menguatkan kebenaran yang tersampaikan. Penguatan dan pemantapan

biasanya mengandalkan kalimat-kalimat penguat (yang juga hasil dari lisan), nada suara yang meninggi, atau bahasa tubuh. [2] Dasar hukumnya lemah. Terlebih jika yang berbicara adalah orang yang kurang dipercaya, atau bukan pakar tema pembicaraan, atau gagal menyampaikan disebabkan ketidakmantapan nada, salah pemilihan kata atau kalimat, bahasa tubuh yang tidak meyakinkan atau lainnya. Juga, bahasa lisan lebih instan dan seringkali tidak didasari pemikiran atau pemilihan yang lebih matang dibanding bahasa tulisan. [3] Sulit disajikan secara matang dan bersih. Karena bertaburnya selipan-selipan yang mengotori, seperti 'eeeh', atau 'anu', atau 'apa', atau 'hmm' dan semacamnya. [4] Mudah dimanipulasi. Bisa saja seseorang berbicara A siang ini, lalu sorenya dengan keperluan darurat atau memang kegoyahan pemilik lisan- ia berbicara Z yang bertentangan dengan A. Sementara, pendengar meskipun telah mendengarnya di siang hari, ia tidak bisa membuktikan manipulasi atau halusnya- perubahan tersebut dengan bukti otentik, kecuali jika direkam. b. Komunukasi Tertulis (Komunikasi melalui tulisan) o KEUNGGULAN [1] Mempunyai bukti otentik. Karena penulis diberi kesempatan menuliskan sumber data atau kabar sehingga pembaca lebih legawa untuk percaya dan bisa merujuk langsung pada sumbernya kemudian -jika hendak melakukannya untuk memastikan-. [2] Dasar hukum yang kuat. Karena itulah, ulama Ahli Hadits lebih mengutamakan Hifdz atau Dhabth dalam kitab dibandingkan hafalan lisan. Hukumnya lebih kuat. Sebabnya adalah tulisan lebih terjaga dibanding lisan. Hafalan atau simpanan di otak bisa terkena cacat dan berubah, sedangkan simpanan di kertas, resiko tercacatkannya atau berubahnya lebih rendah. [3] Dapat disajikan lebih matang atau bersih. Hal ini disebabkan penulisnya memiliki waktu dan kesempatan untuk memilah kalimat yang lebih baik atau terbaik. Juga, normalnya penghindaran selipan tak penting seperti 'eeeh' atau 'hmm' terlakukan dengan baik. [4] Lebih sulit dimanipulasi. Ini jika sudah tersebar. o KELEMAHAN [1] Berlangsung lambat. Penulis tentunya membutuhkan waktu untuk berfikir, menimbang untuk memilih kata yang tepat atau lebih baik, menulisnya atau kadang menghapus dan menulis ulang. [2] Selalu memakai alat bantu. Tidak ada jemari yang sudah menjadi alat tulis dan mengeluarkan tinta. Mengetik pun adalah sebuah perbuatan menulis dengan alat bantu (yakni: keyboard dan semacamnya) untuk mewujudkan sebuah tulisan. [3] Kesalahan tidak dapat langsung diperbaiki. Tidak langsung diperbaiki melainkan harus melakukan gerakan penghapusan, seperti menghapus dengan penghapus, atau menekan tombol tertentu. Berbeda dengan bicara, yang seketika langsung dapat diralat dan diperbaiki.

[4] Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh atau mimik muka. Mungkin untuk saat ini, bisa dibantu dengan emoticon, namun bagaimanapun, emoticon bisa juga digunakan untuk memalsukan yang sebenarnya benar atau yang sebenarnya tidak benar. c. Komunikasi Non Verbal (Komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat)) 2. Dari segi arahnya : a. Komunikasi Ke atas (Komunikasi dari bawahan ke atasan) b. Komunikasi Ke bawah (Komunikasi dari atasan ke bawahan c. Komunikasi Horizontal (Komunikasi ke sesama manusia / setingkat) d. Komunikasi Satu Arah (Pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik)) e. Komunikasi Dua Arah (Berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi) 3. Menurut Lawannya : a. Komunikasi Satu Lawan Satu (Berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya) b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok) - Berbicara antara satu orang dengan suatukelompok c. Kelompok Lawan Kelompok (Berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain) 4. Menurut Keresmiannya : a. Komunikasi Formal (Komunikasi yang berlangsung resmi) b. Komunikasi Informal (Komunikasi yang tidak resmi) Tujuan Komunikasi Secara umum, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut... 



 

Supaya yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh komunikan. Agar dapat dimengerti oleh komunikan maka komunikator perlu menjelaskan pesan utama dengan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin. Agar dapat memahami orang lain. Dengan melakukan komunikasi, setiap individu dapat memahami individu yang lain dengan kemampuan mendengar apa yang dibicarakan orang lain. Agar pendapat kita diterima orang lain. Komunikasi dan pendekatan persuasif merupakan cara agar gagasan kita diterima oleh orang lain. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Komunikasi dan pendekatan persuasif kita mampu membangun persamaan presepsi dengan orang kemudian menggerakkannya sesuai keinginan kita. Hambatan Komunikasi Tidak mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Ada beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses.

Ketika anda sedang bercakap-cakap dengan orang lain di beranda rumah anda tiba-tiba lewat kendaraan motor dengan suara knalpot yang bising, seketika pula anda menghentikan pembicaraan karena merasa terganggu. Hal ini dalam dunia komunikasi disebut noise (gangguan komunikasi). Proses komunikasi tidak akan berjalan lancar jika terjadi gangguan dalam komunikasi. Gangguan atau hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan menjadi hambatan internal dan hambatan eksternal , yaitu: A. Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang mengalami gangguan pendengaran maka ia akan mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan baik. B. Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya, suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya dapat menyebabkan salah pengertian. Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya Ilmu, Teori, dan Filasafat Komunikasi. Ada 4 jenis hambatan komunikasi, yaitu: A. Gangguan Ada 2 jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan semantic.  Gangguan mekanik : Gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.  Gangguan semantic : Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantic tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, akan lebih banyak gangguan semantic dalam pesannya. Gangguan ini terjadi dalam salah pengertian. B. Kepentingan Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan.

C. Motivasi terpendam Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya. D. Prasangka Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Menurut Dr. Erliana Hasan, Msi dalam bukunya Komunikasi Pemerintahan, ada beberapa factor yang memengaruhi tercapainya komunikasi yang efektif: (1) Perbedaan latar Belakang : Setiap orang ingin diperlakukan sebagai pribadi, dan memang setiap orang berbeda, berkaitan dengan perbedaan itu merupakan tanggung jawab komunikator untuk mengenal perbedaan tersebut dan menyesuaikan isi pesan yang hendak disampaikan dengan kondisi penerima pesan secara tepat, dan memilih media serta saluran komunikasi yang sesuai agar respon yang diharapkan dapat dicapai. Makin besar persamaan orang-orang yang terlibat dalam pembicaraan makin besar kemungkinan tercapainya komunikasi yang efektif. Perbedaan yang mungkin dapat menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi antara lain: – Perbedaan persepsi – Perbedaan pengalaman dan latar belakang – Sikap praduga/stereotip (2) Factor bahasa: bahasa yang digunakan seseorang verbal maupun nonverbal (bahasa tubuh) ikut berpengaruh dalam proses komunikasi antara lain: – Perbedaan arti kata – Penggunaan istilah atau bahasa tertentu – Komunikasi nonverbal (3) Sikap pada waktu berkomunikasi. Hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi factor utama, sikap-sikap seseorang yang dapat menghambat komunikasi tersebut antara lain: – Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar – Mengadakan penilaian terhadap pembaca – Sibuk mempersiapkan jawaban – Bukan pendengar yang baik – Pengaruh factor emosi

– Kurang percaya diri – Gaya/cara bicara dan nada suara (4) Factor lingkungan: lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga ikut menentukan proses maupun hasil komunikasi tersebut, hal-hal yang berpengaruh antara lain: • Factor tempat • Factor situasi/ waktu Menurut Wahyu Ilaihi, MA dalam bukunya Komunikasi Dakwah. Factor penghambat komunikasi, yaitu: 



   

Hambatan sosio-antro-psikologis : Konteks komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi berlangsung, sebab situasi mata berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi terutama situasi yang berhubungan dengan factor-faktor sosiologis-antropologispsikologis. Hambatan sosiologis : Dalam kehidupan masyarakat terjadi dua jenis pergaulan yaitu gemeinschaft dan gesellschaft. Perbedaan jenis pergaulan tersebutlah yang menjadikan perbedaan karakter sehingga kadang-kadang menimbulkan perlakuan yang berbeda dalam berkomunikasi. Hambatan antropologis : Hambatan ini terjadi karena perbedaan pada diri manusia seperti dalam postur, warna kulit, dan kebudayaan. Hambatan psikologis : Umumnya disebabkan komunikator dalam melancarkan komunikasi tidak mengkaji dulu diri dari komunikan. Hambatan semantic : Hambatan ini menyangkut bahasa yang digunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya pada komunikan. Hambatan mekanik : Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Upaya Dalam Mengatasi Hambatan komunikasi Ada beberapa cara untuk mengatasi hambatan komunikasi, antara lain: 1.

Gunakan umpan balik (feedback), setiap orang yang berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara benar.

2.

Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik. Setiap individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahami, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi.

3.

Gunakan komunikasi langsung (face to face), Komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif. Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal. Disamping kata-kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga meta-language (isyarat diluar bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna.

4.

Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah. Kosa kata yang digunakan hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan menggunakan istilah-istilah yang sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana (kanonik) karena kalimat yang mengandung banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti.

2.3 Peran Motivasi dan Komunikasi dalam Organisasai  Peranan Komunikasi dalam organisasi 1. Komunikasi dan perumusan kebijaksanaan ; untuk menghindari salah penafsiran terhadap suatu kebijaksanaan 2. Komunikasi dan pengambilan keputusan : keputusan yang diambil akan efektif jika dikomunikasikan kepada stake holder 3. Komunikasi dan perencanaan : rencana perlu dikomunikasikan agar diketahui 4. Komunikasi dan pengorganisasian ; struktur organisasi bisa saja berubah. Untuk itu perlu dikomunikasikan mengenai visi, misi yang baru kepada anggota 5. Komunikasi dan penggerakan : Komunikasi juga merupakan alat dasar untuk motivasi, yang dapat menggerakan semangat kerja para karyawan dalam suatu organisasi 6. Komunikasi dan pelaksanaan kegiatan operasional : kegiatan operasional adalah kegiatan utama untuk menghasilkan produk. Untuk itu perlu menggunakan komunikasi yang mudah dicerna dalam pelaksanaan. 7. Komunikasi dan pengawasan : pengawasan adalah untuk melihat apakah berjalan sesuai rencana. Jika tidak dikomunikasikan akan menimbulkan kesalahpahaman 8. Kumunikasi dan penilaian : penilaian adalah untuk mengevaluasi secara menyeluruh untuk perbaikan kebijakan. Oleh karena itu seluruh karyawan perlu dikomunikasikan dengan baik arti pentingnya agar tidak salah paham. 

Peranan Motivasi dalam organisasi Motivasi berperan dalam meningkatkan produktivitas bagi organisasi. Ketua harus dapat memotivasi para anggotanya agar pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja mereka meningkat. Menurut Atkinson, suatu organisme (dalam diri manusia dan hewan) yang dimotivasi akan terjun ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan lebih efisien daripada yang tidak di motivasi. Motivasi memberikan kontribusi yang besar dalam memberikan masukan yang berarti kepada bawahan berkaitan dengan kinerja yang seharusnya diterapkan di suatu organisasi

2.4 Fungsi Motivasi dan Komunikasi dalam Organisasi  FUNGSI INFORMATIF Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi  FUNGSI REGULATIF Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: • Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau instruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. • Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.  FUNGSI PERSUASIF Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.  FUNGSI INTEGRATIF Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: • Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. • Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.  FUNGSI MOTIVASI Meningkatkan efektifitas manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan para bawahannya; Menjadikan para staf/karyawan bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya; Mencapai kepuasan hasil pekerjaan dengan ke-efisiensian waktu namun meningkatkan jumlah produksi; Meningkatkan pelaksanaan kegiatan dalam suatu perusahaa

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Sedangkan komunikasi adalah “proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, perilaku baik langsung maupun tidak langsung”. Motivasi dan komunikasi tentunya memilki peran dan fungsi yang positif untuk kemajuan prestasi kerja dalam organisasi.

3.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : Motivasi dan komunikasi hendaknya dilaksanakan dalam organisasi agar tetap bersemangat dan meminimalkan misscom selama kegiatan organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Yuliana, Rahmi. 2012. PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Semarang: JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 3, Edisi Oktober 2012. Handoko, Hani T, Dr.MBA dan Reksohadiprodjo Sukanto, Dr. M.Com.1996. Organisasi Perusahaan. Edisi kedua Yogyakarta : BPFE http://nitaistyawati.blogspot.co.id/2014/11/komunikasi-dan-motivasi-organisasi.html diakses pada : 30 Mei 2016 pukul 20.32 http://puputwahyulestary.blogspot.co.id/2014/03/motivasi-dalam-organisasi.html diakses pada : 30 Mei 2016 pukul 21.04 http://melvinhutomo.blogspot.co.id/2015/03/peran-komunikasi-dalam-organisasi.html diakses pada : 30 Mei 2016 pukul 22.00 http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-komunikasi-tujuan-fungsi-manfaatnya.html diakses pada : 30 Mei 2016 pukul 20.03 http://makalah.blogspot.co.id/2011/10/teori-kebutuhan-maslow-terkait-motivasi.html http://skripsi-manajemen.blogspot.co.id/2011/02/teori-motivasi-maslow-mcclelland.html http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-komunikasi-tujuan-fungsi-manfaatnya.html https://itha911.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/hambatan-komunikasi/ https://liwunfamily.wordpress.com/2014/02/07/7-hambatan-komunikasi/ https://www.facebook.com/menata.akhlaq/posts/510239019047614

Related Documents


More Documents from "Mira Sabri"

Reparasi Pada Gtsl
January 2021 1