Loading documents preview...
Napkin Eczema
Disusun Oleh: Bimasena Arya Yudha (1102013060) Pembimbing: dr. Ahmad Haykal A.R.B, Sp.KK, M.Kes
Definisi Napkin Eczema atau Diaper Rash merupakan suatu erupsi pada area kulit yang tertutupi diaper atau popok pada bayi.
Kondisi ini dapat disebabkan karena penggunaan atau kontak langsung popok dengan kulit bayi (dermatitis kontak iritan) yang merupakan penyebab terbanyak.
Selain itu penggunaan diaper juga dapat memperparah kondisi kulit yang sudah mengalami erupsi misalnya pada psoriasis.
Epidemiologi Diperkirakan hampir 1 juta anak berobat jalan akibat napkin eczema tiap tahunnya
Puncak kejadian di usia 912 bulan.
Hubungan antara usia dan frekuensi diaper rash dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perubahan pola makan dari ASI ke susu formula dan makanan padat selama 12 bulan pertama kehidupan.
Frekuensi penggantian popok yang lebih sering menurunkan angka kejadian napkin eczema.
Etiologi Faktor yang mendasari terjadinya iritasi pada kulit, meliputi: • Derajat kelembapan ( kulit yang basah lebih mudah mengalami kerusakan), • Peningkatan pH ( kulit yang alkalis dapat meningkatkan penetrasi mikroorganisme dan aktivitas fecal enzim) • Kolonisasi mikroorganisme (Staphylococcus aureus atau Candida) • Riwayat keluarga mengenai keadaan dermatologik primer ( psoriasis, eksema, atau dermatitis seboroik)
Etiologi Diaper
• Irritant Dermatitis
• Merupakan penyebab tersering. • Iritasi akibat urin dan/ atau feses yang bercampur di dalam diaper. • Dapat terjadi juga pada orang dewasa yang menggunakan popok. • Millia Rubra • Terjadi akibat oklusi duktus kelenjar ekrin yang kontak dengan komponen plastik pada riaper.
• Candida Dermatitis
Diaper
• Penyebab tersering kedua. • Efloresensi eritem, papul, khas ditandai dengan lesi satelit.
• Pseudoverrocous papules and nodules • Terjadi akibat keadaan area diaper dan perianal basah terus-menerus. •Banyak didapati pada anak yang memakai diaper akibat inkontinensia urin.
Etiologi • Jacquet dermatitis
erosive
• Bentuk dari NE yang paling parah dan dapat terjadi pada segala umur yang dapat menyebabkan diare. •Disebabkan oleh kontak yang lama dengan feses dan urin dalam keadaan teroklusi oleh diaper. •Gejala yang timbul pada kulit meliputi nodul eritema yang erosive dan ulkus serta erosi dengan tepi yang meninggi.
Patofisiologi Timbulnya ruam imerupakan hasil kombinasi dari beberapa faktor yaitu keadaan lembab, gesekan, urin, feses dan adanya mikroorganisme.
Bahan iritan utama adalah enzim protease dan lipase dari feses, dimana aktivitasnya akan meningkat seiring dengan kenaikan pH
Secara anatomis, bagian kulit yang menonjol dan daerah lipatan menyulitkan pembersihan dan pengontrolan terhadap lingkungan. Lembab yang berkepanjangan menyebabkan terjadinya maserasi pada stratum korneum, lapisan luar, dan lapisan pelindung kulit yang berhubungan dengan kerusakan pada lapisan lipid interselular. Kelemahan integritas fisik membuat stratum korneum lebih mudah terkena kerusakan oleh gesekan permukaan popok dan iritasi local
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Irritant diaper rash
Eritema pada kulit area pubis, pantat dan beberapa area yang memiliki lipatan kulit menunjukkan bahwa gejala tersebut muncul akibat paparan langsung kulit dengan diaper atau popok.
• Candida diaper rash • Papul eritem dan plak satelit.
disertai lesi
Jacquet Erosive dermatitis
Gambaran eritematous disertai dengan erosi di area diaper/perianal.
• Pseudoverrocous papules and nodules
• Tampak papul dan nodul multipel pada area perianal.
Diagnosis •Anamnesis •Keluhan yang sering muncul adalah berupa kemerahan atau rash pada pantat dan selakangan serta area sekitar genital setelah penggunaan popok yang cukup lama. •Tanyakan: •Jenis popok yang digunakan •Lama penggunaan popok dalam satu hari •Riwayat atopi pada keluarga •Riwayat penggunaan obat-obatan.
Diagnosis •PF: •Area yang sering terkena adalah pada daerah yang kontak dengan popok, yaitu bokong, alat kelamin, perut bagian bawah, daerah kemaluan, dan paha atas. •Bagian-bagian yang lebih dalam dari lipatan inguinal jarang terkena. •Pada bentuk paling ringan hanya ada eritema, tetapi dengan meningkatnya keparahan, papula, vesikel, erosi kecil, dan luka lebih besar dapat terjadi.
Diagnosis •PP: •Darah lengkap: Jika muncul gejala sistemik seperti demam dan untuk melihat adanya infeksi sekunder. Jika ada anemia dan hepatosplenomegali dicurigai mengalami histiosis sel langerhans. •Tes Serologi: Untuk pasien yang dicurigai mengalami sifilis kongenital. •KOH: Bila curiga diaper rash disebabkan oleh jamur.
Diagnosis Banding Dermatitis
seboroik Infantil
Terjadi pada beberapa minggu pertama kelahiran yaitu sekitar pada usia 2 minggu sampai 6 bulan.
Predileksi pada daerah lipatan kulit misalnya pada aksila, paha dan leher dan bahkan bisa pada wajah dan kulit kepala.
Daerah flexural tampak lembab, dan dapat pula berupa eritema, berbatas tegas, terang, dan kadang ditemukan krusta kekuningan serta skuama, dan dapat pula disertai vesikel.
Adanya eritem pada kulit kepala (cradle cap), wajah, aksila, retroaurikuler, dan leher dapat dijadikan petunjuk untuk diagnosis.
Diagnosis Banding Napkin
Psoriasis
Diaper rash tipe psoriasis terjadi selama 2 bulan dan berakhir 2-4 bulan.
Ruam terdiri dari plak bentuk psoriasis pada area popok disertai papul satelit. plak merah terang berbatas tegas, tidak bersisik, dan berbatas tegas,
Terkadang lesi pada punggung dan ekstremitas memiliki morfologi yang sama dengan lesi di area popok. •Histiositosis Sel
Langerhans
•Penyakit ini memiliki ciri bintikbintik ruam merah kecokelatan di daerah selangkangan, kemaluan, dan anus, seringkali mengiritasi kulit, dan sukar diobati. •Bentuk bulat besar, bersisik, dan menonjol pada kulit kepala atau leher. •Terdapat tanda-tanda lain berupa demam, diare, atau pembesaran hati
Diagnosis Banding
Defisiensi zink (acrodermatitis enterohepatica)
Penyakit autosomal resesif akibat defisiensi zink.
Karakter lesi pada dermatitis akibat defisiensi zink ini berupa eritem, batas tegas, seringkali melebar, di daerah kemaluan, anus atau wajah, serta alopesia yang meluas.
Tatalaksana
Tatalaksana
Tatalaksana
•Memperbaiki kerusakan kulit:
•Terapi kortikosteroid topikal (hydrocortison oint 1%), oles tipis-tipis, 2 kali sehari selama 3-7 hari. •Terapi antijamur (bila dicurigai akibat infeksi jamur) krim nistatin 100.000 U/gram sebanyak 2-4 kali sehari. Bila ada oral thrush • Nistatin drop 100.000 U/ml 4x1 ml per hari. •Salep zink pelindung kulit
sebagai
•Mencegah Rekurensi: •Ganti teratur
popok
secara
•Membersihkan area yang tersentuh urin / feses setiap pergantian popok. •Pemberian emolien setiap pergantian popok atau menggunakan popok yang mengandung emolien.
Prognosis
Diaper rash hampir selalu menunjukkan respon yang baik terhadap terapi dan sebagian besar kasus dapat membaik jika tidak memakai popok dalam jangka waktu beberapa minggu.
Dan jika tetap persisten kemungkinan didiagnosis dengan atopic eczema, psoriasis, zinc defisiensi, histiosit sel langerhans atau imunodefisiensi
Daftar Pustaka
Chang M. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8thed. New York. McGrawHill;2012.p.1185-1226
Li, C. H., Zhu, Z. H., & Dai, Y. H. (2012). Diaper Dermatitis : a Survey of Risk Factor for Children Aged 1 - 24 Months in China. Journal of International Medical Research, XL, 1752-1760.
Serdaroglu, S., & Ustunbas, T. K. (2010). Diaper Dermatitis (Napkin Dermatitis, Nappy Rash). Journal of the Turkish Academy of Dermatology, IV (4), 1-4.
Singalavanija, S., & Frieden, I. J. (2005). Diaper Dermatitis. Pediatric in Review, XVI, 142-147.