Observasi Kepemimpinan

  • Uploaded by: Iypoet Khalil Al-katirie
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Observasi Kepemimpinan as PDF for free.

More details

  • Words: 8,173
  • Pages: 52
Loading documents preview...
HASIL OBSERVASI Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester pada mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan Dosen Pengampu Drs. Hasyim Asyari, M.Pd

Disusun oleh: Mahfuzhoh Siti Nuraini

: 109018200002

Fajar Asrikardo

: 109018200037

Muhammad Radhi Pradana : 109018200016

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena akan karunia serta hidayahNya, kita masih diberi kekuatan untuk selalu beriman dan taat kepadaNya. Shalawat teriring salam tak lupa pula kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman penuh kemajuan ini. Kami mengucap syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas ujian akhir semester rmata kuliah Kepemimpinan Pendidikan mengenai Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah ini. Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan tugas ini, khususnya kepada Dosen Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan yaitu Bapak Drs. Hasyim Asyari, M.Pd .Akhir kata, kami selaku penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyusunan tugas ini dan semoga tugas yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kami semua.

Jakarta, Desember 2011

Penulis

1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................................................

1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….

2

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................................

3

A. B. C. D.

Latar Belakang..................................................................................................... 3 Perumusan Masalah…………………………………………………………… Tujuan................................................................................................................... 3

BAB II. KAJIAN TEORI..........................................…………………………………………………….

4

A.

Definisi Kepemimpinan....................…………...................................................... 4

B.

Gaya Kepemimpinan............................................................................................ 4

C.

Kepemimpinan Kharismatik................................................………….……......... 8

D.

Kepemimpinan Transformasional......................................................................... 9

E.

Kepemimpinan Transaksional.............................................................................. 12

F.

Kepemimpinan Visioner....................................................................................... 12

G.

Kepemimpinan Kontingensi................................................................................. 13

H.

Kepemimpinan Situasional...........................................................................

I.

Pendekatam Kepemimpinan.........................................................

BAB III. METODOLOGI............................................................................................................. A.

Tempat...........................................................................

B.

Metode dan Teknik...............................................................................................

C.

Kisi-kisi Instrumen.................................................................................................

BAB IV. HASIL PENELITIAN................................................................................... A.

Data..............................................................................................

B.

Analisis.................................................................................................

BAB V. PENUTUP...................................................................................................... A.

Kesimpulan.......................................................................................................

B.

Saran...............................................................................................................

C.

Daftar Pustaka.................................................................................................

2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Selalu ada interaksi antar manusia, karena manusia membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Oleh karan itu manusia membutuhkan seorang pemimpin untuk menjalni kehidupannya. Dari masa ke masa banyak telah terjadi perkembangan mengenai konsep kepemimpinan. Namun hanya pemimpin yang mampu mengikuti perubahan sajalah yang mampu memipin dengan baik. Perubahan yang terjadi bukan hanya mengenai perkembangan ilmu dan perubahan sosial, tetapi seluruh tatanan kehidupan mengalami perubahan. Demikian pula dengan sebuah organisasi yang akan selalu mengalami perubahan organisasi. Menurut Winardi (2005:2) perubahan organisasi itu merupakan sebuah tindakan beralihnya sebuah organisasi dari kondisi yang berlaku kini menuju kondisi masa yang akan datang menurut yang diinginkan guna meningkatkan efektifitasnya. Sejalan dengan pendapat Winardi, Ane Maria (1998:209) berpendapat bahwa perubahan organisasi merupakan suatu tindakan menyusun kembali komponen-komponen untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas organisasi. Berdasarkan dari kedua pendapat diatas maka dapat dipahami bahwa perubahan organisasi yang terjadi dari masa ke masa guna mencapai suatu bentuk yang lebih ideal dan mencapai sebuah efesiensi dan efektifitas yang lebih baik. Efesiensi dan efektifitas dalam sebuah organisasi memerlukan seorang pemimpin yang baik. Karena harus ada sosok yang mampu menjadi mengkoordir dan mengorganisir kegiatan dalam sebuah organisasi. Dalam sebuah orgnisasi sekolah ada seorang pemimpin yaitu kepala Sekolah. Untuk mencapai sebuah kefektifan dalam sebuah sekolah maka memerlukan efektifitas kepemimpinan sekolah yang baik. Agar sekolah dapat menyesuaikan tujuan organisasi dengan perubahan serta perkembangan yang terjadi saat ini.

3

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakan tersebut, dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang ada adalah: 1. Bagaimana seorang Kepala Sekolah menerapkan konsep dasar, teori, dan prinsipprinsip manajemen didalam organisasi sekolah yang dipimpinnya? 2. Bagaimana seorang Kepala Sekolah menyikapi permasalahan individu dalam kelompok organisasi yang kompleks? 3. Bagaimana seorang Kepala Sekolah mengintegrasi dan mengorganisasikan seluruh sumber yang ada agar kepemimpinannya di sekoalh menjadi efektif? 4. Bagaimana pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap keberhasilan KBM guru dan siswa?

1.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui kepemimpinan yang efektif dalam sebuah sekolah 2. Menganalisis kepemimpinan sekolah dengan membandingkan kepemimpinan yang ideal dan seharusnya. 3. Membuat laporan yang dapat digunakan sekolah yang bersangkutan untuk bahan pertimbangan. 1.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang kami harapkan dari penelitian ini adalah: 1. Membantu Kepala Sekolah mengetahui tingkat efektifitas kepemimpinannya di sekolah. 2. Membantu

Kepala

Sekolah

membuat

kepemimpinanya di sekolah.

4

keputusan

untuk

meningkatkan

B A B II KAJIAN TEORI A. Definisi Kepemimpinan George R. Terry, “Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara suka rela.” Robert Tannenbaum, Irving R. Weschler, dan Fred Messarik mendefinisikan kepemimpinan sebagai “pengaruh antarpribadi yang dilakukan dalam suatu situasi dan diarahkan, melalui proses komunikasi, pada pencapaian tujuan atau tujuan-tujuan tertentu.” Harold Koontz dan Cyril O’Donnel mengemukakan bahwa “kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang-orang untuk ikut dalam pencapaian tujuan bersama.” Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-kehendak pemimpin itu. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.

B. Gaya Kepemimpinan Pendekatan yang dapat digunakan untuk mengetahui kesuksesan pemimpin ialah mempelajari gayanya, yang akan melahirkan berbagai tipe kepemimpinan yang dikenal seperti tipe Demokratis, Laissez faire dan Autokratis bahkan ada lagi yang dikenal sebagai manipulasi demokratis. Dalam mempersoalkan gaya kepemimpinan kita boleh beranggapan bahwa individu (pemimpin) harus mempertahankan yang konsisten dalam semua aktivitasnya, tapi harus bersifat fleksibel menyesuaikan gaya tersebut dengan situasi yang spesifik dan orang-orang yang dipimpin. Dengan demikian berarti elemen yang harus diperhatikan adalah : -

Pemimpin

-

Orang yang dipimpin

-

Situasi 5

Berikut ini akan dikemukakan gaya-gaya kepemimpinan tersebut : 1.

Gaya Kepemimpinan Otokratis Pemimpin yang bergaya otokratis ini memegang kekuasaan mutlak. Semua kebijaksanaan atau policy ditetapkan oleh pemimpin itu sendiri, langkahlangkah aktivitas ditentukan oleh pemimpin satu persatu yang dilakukan tanpa musyawarah dengan orang yang dipimpin. Tiap-tiap policy dan tugas atau instruksi harus dipatuhi dengan seksama tanpa diberikan kebebasan untuk mempertimbangkan kekurangan dan kebaikannya. Dengan demikian orang yang dipimpin harus patuh dan setia. Kehendak dan perintah adalah kehendak yang dipandang dari organisasi. Hubungan sangat kaku dan bersifat formal. Hubungan yang akrab dan ramah tamah tidak pernah terjadi. Pelimpahan wewenang tidak pernah diberikan yang diminta adalah tanggung jawab dari orang yang dipimpin. Wewenang sepenuhnya berada pada pimpinan. Orang yang dipimpin sebagai mesin yang berfungsi menerima dan melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang telah digariskan. Penilaian yang dilakukan sangat subjektif karena yang dipakai adalah kriteria pribadinya dan tidak berdasarkan standar yang objektif atau standar tertentu. Orientasinya hanya kepada tugas selesai. Jika pemimpin seperti ini diangkat oleh pihak ketiga (atasan) seringkali ia menjilat dan mencari muka kepada atasan bila perlu menjelek-jelekkan orang yang dipimpinnya guna mencari nama baiknya. Banyak akibat negatif jika kepemimpinan otokratis ini dijalankan, di antaranya adalah : 1. Perasaan takut dan ketegangan selalu terdapat pada orang-orang yang dipimpin karena selalu dibayangi oleh ancaman dan hukuman. 2. Akibat rasa takut maka orang yang dipimpin tidak berani mengambil inisiatif dan keputusan maka kreatif akan tidak pernah tersalurkan dan berkembang. 3. Ttimbul sikap apatis, menunggu perintah baru bekerja. 4. Kegiatan yang berlangsung adalah kegiatan teknis dan rutin, sifatnya statis karena mengulangi sesuatu yang dianggap sudah benar.

6

Dalam praktek walaupun sudah diketahui kelemahan gaya kepemimpinan otokratis ini, tapi orang masih menerima dan tunduk kepada kepemimpinan itu, hal itu disebabkan oleh : 1. Orang yang dipimpin percaya bahwa tujuan yang digariskan oleh pimpinan adalah untuk kepentingan umum dan kepentingan bersama. 2. Ada kepercayaan akan kecakapan dan kemampuan pemimpin dalam mencapai tujuan yang telah digariskan itu. 3. Orang yang dipimpin tidak banyak mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan keputusan yang diambil oleh pimpinan. 4. Takut terhadap sanksi-sanksi yang setiap saat dapat dijatuhkan oleh pimpinan. Kepemimpinan yang otokratis seringkali dipakai dalam situasi yang mendesak, tidak mungkin dilakukan dengan jalan musyawarah. 2.

Gaya Kepemimpinan Laissez Faire Pada kepemimpinan ini pemimpin memberikan kebebasan yang seluasluasnya kepada setiap orang yang dipimpin. Mereka mengambil keputusankeputusan menetapkan prosedur dan aktivitas kerja. Semua kebijaksanaan, metode dan sebagainya menjadi hak sepenuhnya dari orang yang dipimpin. Seluruh kegiatan tersebut berlangsung tanpa dorongan, bimbingan pengarahan dari pimpinan. Pimpinan menganggap semua itu adalah hak mereka ia seolah-olah berada diluar organisasi tersebut, walaupun ia turun tangan apabila diminta oleh staf atau orang yang ia pimpin. Namun demikian pendapatnya tidak mengikat orang yang dipimpin itu, mereka bahkan boleh menerima atau menolaknya. Pimpinan dengan gaya situasi ini berpendapat bahwa tugasnya adalah menjaga dan menjamin kebebasan tersebut serta menyediakan segala kebutuhan dan fasilitas yang dibutuhkan organisasinya, atau orang yang dipimpinnya guna menyeleggarakan organisasinya. Suasana kerja seperti ini akan menimbulkan berbagai hal yang negatif, diantaranya adalah : 1. Timbulnya kekacauan dalam pelaksanaan tugas 2. Timbul kesimpangsiuran kerja dan wewenang 7

3. Banyak ide-ide yang tidak terlaksanakan 4. Hasil kerja sulit dicapai secara maksimal. Munculnya gaya kepemimpinan ini disebabkan karena : 1. Pimpinan kurang memiliki kemampuan atau kecakapan memimpin lebihlebih bila ada anggota yang dianggap lebih mampu dari dirinya, sehingga inilah cara yang dianggapnya paling aman. Karena pengangkatan mereka tidak dipersiapkan, tidak mengadakan latihan, dan sistem pengangkatan pimpinan. 2. Pimpinan tidak memiliki semangat kerja. 3. Komunikasi yang tidak mementingkan upaya, letak tempat yang berjauhan. Jika dibandingkan antara gaya kepemimpinan Otoriter dan gaya kepemimpinan Laissez Faire, maka akan terlihat bahwa pimpinan Otoriter lebih banyak menetapkan kebijaksanaan, dari pimpinan Laissez Faire. Kegiatan Laissez Faire banyak memberikan peluang kepada orang yang dipimpin untuk mempertimbangkan pendapat tersebut. Pada otoriter hampir tidak ada kesempatan untuk mempertimbangkan pendapat orang yang dipimpin. 3.

Gaya Kepemimpinan Demokratis Jika kita lihat dari kedua gaya kepemimpinan sangat ekstrim. Maka gaya kepemimpinan demokratis merupakan gaya yang mempertemukan prinsip dan prosedur yang sangat ekstrim itu. Pada kepemimpinan Demokratis memanfaatkan peranan aktivitas dari orang yang dipimpin, dalam kebebasan menentukan kebijaksanaan dan menentukan langkah-langkah kegiatan dalam gaya Laissez Faire dan menghargai peranan aktif pimpinan dalam menetapkan kebijaksanaan dan langkah-langkah kegiatan. Kepemimpinan demokratis menetapkan kebijaksanaan berupa keputusan penting yang disesuaikan dengan tuntutan kelompok. Oleh karena itu dalam menetapkan kebijaksanaan diputuskan bersama-sama oleh pimpinan bersama dengan angggotanya. Program kerja yang akan dibuat dirundingkan dengan stafnya sesuai dengan fungsi dan jabatannya. Setiap anggota lain pun diberikan kebebasan sepenuhnya. Keterlibatan pimpinan dalam berbagai kegiatan sangat diharapkan. 8

Wewenang dan tanggung jawab dilimpahkan dengan seluas-luasnya sesuai dengan kecakapan atau kemampuan personal untuk mengembannya. Pimpinan mempercayakan personalnya dengan pengontrolan ke arah pembinaan anggotanya. Penghargaan diberikan atas dasar kenyataan yang obyektif.

C. Kepemimpinan Kharismatik Kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership): Kharisma diartikan “keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya” atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian individu. Mengetahui

kekuatan-kekuatan

sendiri

dan

memanfaatkannya

Burn

menyatakan bahwa ”kepemimpinan sebagai pemimpin dan pengikut yang melakukan tujuan-tujuan yang merepresentasikan nilai-nilai dan motivasi-motivasi dari mereka. Kepemimpinan kharismatik memberikan gerak kepada pemimpin untuk melakukan dan menerapkan kepemimpinannya sesuai dengan nilai-nilai dan motivasi para pengikutnya”. Sedangkan Conger dan Kanungo menyatakan bahwa kepemimpinan kharismatik didasarkan atas prilaku dan penerimaan dari pengikutnya sebagai pemimpin yang kharismatik. Pemimpin

kharismatik

menekankan

tujuan-tujuan

idiologis

yang

menghubungkan misi kelompok kepada nilai-nilai, cita-cita, serta aspirsi-aspirasi yang berakar dalam yang dirasakan bersama oleh para pengikut. Selain itu kepemimpinan kharismatik juga didasarkan pada kekuataan luar biasa yang dimiliki oleh

seorang

sebagai

pribadi.

Pengertian

sangat

teologis,

karena

untuk

mengidentifikasi daya tarik pribadi yang melekat pada diri seseorang, harus dengan menggunakan asumsi bahwa kemantapan dan kualitas kepribadian yang dimiliki adalah merupakan anugerah tuhan. Karena posisinya yang demikian itulah maka ia dapat dibedakan dari orang kebanyakan, juga karena keunggulan kepribadian itu, ia dianggap (bahkan) diyakini memiliki kekuasan supra natural, manusia serba istimewa atau sekurang-kurangnya istimewa dipandang masyarakat. Tipe

kepemimpinan

karismatik

dapat

diartikan

sebagai

kemampuan

menggunakan keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadian dalam mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain, sehingga dalam suasana batin 9

mengagumi dan mengagungkan pemimpin bersedia berbuat sesuatu yang dikehendaki oleh

pemimpin.

Pemimpin

disini

dipandang

istimewa

karena

sifat-sifat

kepribadiannya yang mengagumkan dan berwibawa. Dalam kepribadian itu pemimpin diterima dan dipercayai sebagai orang yang dihormati, disegani, dipatuhi dan ditaati secara rela dan ikhlas. Kepemimpinan kharismatik menginginkan anggota organisasi sebagai pengikutnya untuk mengadopsi pandangan pemimpin tanpa atau dengan sedikit mungkin perubahan. Karakteristik pemimpin yang karismatik dijelaskan oleh Purwanto sebagai berikut:  Mempunyai daya penarik yang sangat besar, karena itu umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya juga besar.  Pengikutnya tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik mengikuti dan menaati pemimpin itu.  Seolah-olah mempunyai kekuatan gaib.  Karisma yang dimiliki tidak bergantung pada umur, kekayaan, kesehatan, ataupun ketampanan si pemimpin D. Kepemimpinan Transformasional

Istilah Transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. Misalnya mentransformasikan visi menjadi realita, panas menjadi energi, potensi menjadi aktual, laten menjadi menifes, dan sebagainya. Transformasional, karenanya mengandung makna sifat-sifat yang dapat mengubah sesuatu menjadi bentuk lain, misalnya, mengubah energi potensial menjadi energi actual atau motif berprestasi menjadi prestasi riil. Istilah kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata, yaitu kepemimpinan (leadership) dan transformasional (transformasional). Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mancapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Mc Farland mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses di mana pemimpin dilukiskan akan member perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pfiffner mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah memberi koordinasi 10

dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Yammarino dan Bass (1990), pemimpin transformasional harus mampu membujuk para bawahannya melakukan tugas-tugas mereka melebihi kepentingan mereka sendiri demi kepentingan organisasi yang lebih besar. Yammarino dan Bass (1990) juga menyatakan bahwa pemimpin transformasional mengartikulasikan visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan cara yang intelektual, dan menaruh parhatian pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh bawahannya. Dengan demikian, seperti yang diungkapkan oleh Tichy and Devanna (1990), keberadaan para pemimpin transformasional mempunyai efek transformasi baik pada tingkat organisasi maupun pada tingkat individu. Dalam buku mereka yang berjudul "Improving Organizational Effectiveness through Transformational Leadership", Bass dan

Avolio

(1994)

mengemukakan

bahwa

kepemimpinan

transformasional

mempunyai empat dimensi yang disebutnya sebagai "the Four I's". a.

“I” pertama adalah idealiced influence, yang dijelaskan sebagai perilaku yang menghasilkan rasa hormat dan rasa percaya diri dari orang yang dipimpinnya. Idealiced influence mengandung makna saling berbagi resiko melalui pertimbangan kebutuhan para staf di atas kebutuhan pribadi dan perilaku moral secara etis.

b. “I” kedua adalah inspirstionsl motivation, tercermin dalam perilaku yang senantiasa menyediakan tantangan bagi pekerjaan yang dilakukan staf dan memerhatikan makna pekerjaan bagi staf. Pemimpin adalah seorang motivator yang bersemangat untuk terus membangkitkan antusiasme dan optimisme staf. c. “I’ ketiga adalah intellectual stimulation”, yaitu pemimpin yang mempraktikkan inovasi-inovasi. Sikap dan perilaku kepemimpinannya didasarkan pada ilmu pengetahuan yang berkembang dan secara intelektual ia mampu menerjemahkannya dalam bentuk kinerja yang produktif. d. “I” keempat adalah individualized consideration, pemimpin merefleksikan dirinya sebagai seorang yang penuh perhatian dalam mendengarkan dan menindaklanjuti keluhan, ide, harapan-harapan, dan segala masukan yang diberikan staf.

11

Kepemimpinan transformasional tidak saja didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan diri, tetapi menumbuhkan kesadaran pada pemimpin untuk berbuat yang terbaik sesuai dengan kajian perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia, kinerja, dan pertumbuhan organisasi adalah sisi paling berpengaruh. Burns menjelaskan kepemimpinan transformasional sebagai suatu proses yang pada dasarnya “para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memiliki wawasan jauh ke depan dan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi di masa datang. Pemimpin transformasional adalah agen perubahan dan bertindak sebagai katalisator, yaitu yang memberi peran mengubah sistem ke arah yang lebih baik. Katalisator adalah sebutan lain untuk pemimpin transformasional karena ia berperan meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada. Menurut Covey(1989) dan Peters(1992), seorang pemimpin transformasional memiliki visi yang jelas, memiliki gambaran holistik tentang bagaimana organisasi di masa depan ketika semua tujuan dan sasarannya telah tercapai. Seorang pemimpin transformasional memandang nilai-nilai organisasi sebagai nilai-nilai luhur yang perlu dirancang dan ditetapkan oleh seluruh staf sehingga para staf

mempunyai

rasa

memiliki

dan

komitmen

dalam

pelaksanaannya.

Sergiovanni(1990:21) berargumentasi bahwa makna simbolis daripada tindakan seorang pemimpin transformasional adalah lebih penting daripada tindakan aktual. Kepemimpinan transformasional dapat dipandang secara makro dan mikro. Jika dipandang secara mikro, kepemimpinan transformasional merupakan proses mempengaruhi antar

individu, sementara secara makro merupakan proses

memobilisasi kekuatan untuk mengubah sistem sosial dan mereformasi kelembagaan.

12

E. Kepemimpinan Transaksional

Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang menekankan pada tugas yang diemban bawahan. Kepemimpinan ini lebih difokuskan pada peranannya sebagai manajer karena ia sangat terlibat dalam aspek-aspek prosedural manajerial yang metodologis dan fisik. Pola hubungan yang dikembangkan kepemimpinan transaksional adalah berdasarkan suatu sistem timbal balik (transaksi) yang sangat menguntungkan, yaitu pemimpin memahami kebutuhan dasar para pengikutnya dan pemimpin menemukan penyelesaian atas cara kerja dari para pengikutnya tersebut. Pemimpin transaksional merancang pekerjaan sedemikian rupa yang disesuaikan dengan jenis dan jenjang jabatannya dan melakukan interaksi atau hubungan mutualis. Dalam melaksanakan peran kepemimpinannya, para pemimpin transaksional percaya bahwa orang cenderung lebih senang diarahkan, menjadi pekerja yang ditentukan prosedurnya dan pemecahan masalahnya daripada harus memikul sendiri tanggung jawab atas segala tindakan dan keputusan yang diambil. Kepemimpinan

transaksional

juga

dipandang

sebagai

contingent

reinforcement atau dorongan kontingen dalam bentuk reward dan punishment yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja, yaitu manakala para staf menunjukkan keberhasilan ataupun kemajuan dalam mencapai sasaran target yang diharapkan, mereka mendapatkan contingent positif berupa imbalan. Namun, apabila staf menunjukkan kinerja sebaliknya, yaitu menunjukkan kegagalan atau ditemukan berbagai kesalahan maka dorongan contingent negatif dapat dikenakan berupa hukuman yang telah disepakati.

F. Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan pendidikan yang visioner pada gilirannya akan menunjukkan kepemimpinan yang berkualitas. John Adair(1990:2-3), mengemukakan ciri-ciri pemimpin yang berkualitas, yaitu : 4.

Memiliki integritas pribadi,

5.

Memiliki antusiasme terhadap perkembangan lembaga yang dipimpinnya,

6.

Mengembangkan kehangatan, budaya dan iklim organisasi,

7.

Memiliki ketenangan dalam manajemen organisasi,

13

Kepemimpinan visioner salah satunya ditandai oleh kemampuan dalam membuat perencanaan yang jelas sehingga dari rumusan visinya tersebut akan tergambar sasaran apa yang hendak dicapai dari pengembangan lembaga yang dipimpinnya. Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan,

mengomunikasikan/mensosialisasikan/mentransformasikan,

dan

mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial di antara anggota-anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih adalah diwujudkan melalui komitmen semua personil.

G. Kepemimpinan Kontingensi

Teori kepemimpinan yang kompleks dan menarik adalah contingency model of leadership effectiveness dari Fred Fiedler. Pada dasarnya, teori ini menyatakan bahwa efektifitas suatu kelompok atau organisasi tergantung pada interaksi antara kepribadian pemimpin dan situasi. Situasi dirumuskan dengan dua karakteristik : 1. Derajat situasi dimana pemimpin menguasai, mengendalikan, dan mempengaruhi situasi. 2. Derajat situasi yang menghadapkan pemimpin dengan ketidakpastian. Fiedler mengidentifikasikan kedua unsur dalam situasi kerja ini untuk membantu menentukan gaya kepemimpinan mana yang akan efektif, yaitu hubungan pimpinan anggota, struktur tugas, dan posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan dari wewenang formal. Situasi dinilai dalam istilah situasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. Situasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan apabila dikombinasikan dengan gaya kepemimpinan berorientasi tugas akan efektif. Bila situasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan hanya moderat, tipe pemimpin hubungan manusiawi atau yang toleran dan lunak akan sangat efektif. Untuk menjadi pemimpin yang paling efektif, para pemimpin perlu menyesuaikan gaya-gaya kepemimpinannya terhadap situasi. Bila pemimpin mempunyai keterbatasan dalam kemampuan untuk mengubah kepribadian dasar dan gaya kepemimpinannya, situasi harus diubah, atau pemimpin harus dipilih yang 14

gayanya cocok dengan situasi yang ada. Tetapi seharusnya pemimpin dapat mengubah-ubah

gaya-gaya

kepemimpinan

mereka

untuk

memenuhi

persyaratan/kebutuhan situasi tertentu dan seharusnya mereka dapat belajar untuk menjadi pemimpin yang efektif.

H. Kepemimpinan Situasional Hersey dan Blanchard Teori kepemimpinan penting yang mempergunakan pendekatan “contingency” dalah teori siklus kehidupan dari Paul Hersey dan Kenneth Blanchard. Seperti Fiedler, Hersey dan Blanchard mempergunakan pendekatan situasional dengan satu perbedaan pokok. Mereka menekankan bahwa penggunaan gaya adaptif oleh pemimpin tergantung pada diagnosa yang mereka buat terhadap situasi. Konsep dasar teori siklus-kehidupan adalah bahwa strategi dan perilaku pemimpin harus situasional dan terutama didasarkan pada kedewasaan atau ketidakdewasaan para pengikut. Definisi-definisi berikut akan membantu untuk memahami teori ini. Kedewasaan (maturity) adalah kapasitas/kemampuan individu atau kelompok untuk menetapkan tujuan tinggi tetapi dapat dicapai, dan keinginan dan kemampuan mereka untuk mengambil tanggung jawab. Variabel-variabel kedewasaan ini yang merupakan hasil dari pendidikan dan atau pengalaman, harus dipertimbangkan hanya dalam hubungannya dengan tugas tertentu yang dilaksanakan. Perilaku

tugas

adalah

tingkat

dimana

pemimpin

cenderung

untuk

mengorganisasikan dan menentukan peranan-peranan para pengikut, menjelaskan setiap kegiatan yang dilaksanakan, kapan, dimana, dan bagaimana tugas-tugas diselesaikan. Ini tergantung pola-pola perancangan organisasi, saluran komunikasi dan cara-cara penyelesaian pekerjaan. Perilaku hubungan, berkenaan dengan hubungan pribadi pemimpin dengan individu atau para anggota kelompoknya. Ini mencakup besarnya dukungan yang disediakan oleh pemimpin dan tingkat dimana pemimpin menggunakan komunikasi antar pribadi dan perilaku pelayanan.

I. Pendekatan Kepemimpinan Ada 3 pendekatan kepemimpinan, yaitu : 15

1. Studi kepemimpinan menurut teori sifat. Teori ini bertitik tolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pimpinan ditentukan oleh situasi, perangai atau ciri yang dimiliki oleh seorang pimpinan. Sifat-sifat tadi berupa sifat fisiokologis maupun psikologis. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi. 2. Studi kepemimpinan menurut teori perilaku. Teori ini bertitik tolak bahwa perilaku kepemimpinan sangat erat sekali dengan fungsi utama kepemimpinan yaitu menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan. Ada dua kecenderungan perilaku kepemimpinan yaitu : a. Perilaku yang cenderung bersifat konsiderasi. Adalah sikap pemimpin yang berorientasi pada karyawan. Pemimpin ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : - Ramah tamah - Membela bawahan - Memikirkan kesejahteraan tenaga kerja dan lain-lain b. Perilaku yang cenderung bersifat inisiasi. Bahwa perilaku kepemimpinan sangat berorientasi dan mementingkan tercapainya tujuan organisasi. Struktur inisiasi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : - Selalu mengkritik pada bawahan - Selalu memerintah - Selalu memberitahu - Standar pekerjaan keras - Selalu mengawasi tenaga kerja. Korelasi konsiderasi dan struktur inisiasi.

s

rendah

s

tinggi

k

tinggi

k

tinggi

s

rendah

s

tinggi

k

rendah

k

rendah

Tinggi k

Rendah Keterangan :

16

K : korelasi konsiderasi S : struktur inisiasi

3. Studi kepemimpinan kontingensi. Teori ini mempunyai 2 hal yang perlu diperhatikan : a. Faktor-faktor yang penting dalam suatu situasi. b. Gaya kepemimpinan Pemimpin yang baik menurut kontingensi : a. Dapat mengubah gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi. b. Memperlakukan bawahan sesuai dengan kebutuhan yang berbeda-beda.

17

B A B III METODOLOGI A. TEMPAT Kami melakukan penelitian di SD Islam Al Azkar yang bertempat di Jalan Karang Tengah Raya no. 30 A. Lebak Bulus. Kami melakukan penelitian pada bulan Desember 2011.

B. METODE DAN TEKNIK Metode yang kami gunakan untuk menganalisis observasi adalah metode kuantitaif dengan teknik penyebaran angket. Kami memilih responden observasi kami adalah guru. Lalu kami menyebarkan angket kepada setiap guru yang instrumennya mengenai efektifitas kepemimpinan pendidikan. Kami menganalisis dari angket sehingga mendapat sebuah jawaban mengenai bentuk kepemimpinan di sekolah tersebut. Untuk mempermudah analisis angket tersebut kami melakukan dua cara: 1. Penelitian kepustakaan, yaitu dengan membaca dan menganalisis literature yang sesuai dengan permaslahan yang akan diteliti 2. Penelitian lapangan, kami melakukan penelitian secara langsung ke objek penelitian guna memperoleh data dengan cara; -

Observasi, yaitu mengamati objek penelitian secara langsung untuk melihat fakta dilapangan guna mendapatkan data yang dibutuhkan.

-

Angket, yaitu pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket ini disebarkan kepada beberapa orang guru yang kami anggap sebagai sample dalam penelitian kami

18

C. KISI-KISI INSTRUMEN INSTRUMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (RESPONDEN UNTUK GURU)

A.Identitas Responden 1. Nama

:..................................

2. Status Kepegawaian

:..................................

3. Unit Kerja

:..................................

B. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah dengan cermat, agar jawaban yang Anda berikan dapat memberikaninformasi yang berguna sesuai dengan tujuan instrumen. 2. Jawaban yang Anda berikan hanya semata-mata untuk kepentingan penelitian, tidak mempengaruhi pekerjaan Anda 3. Setiap pernyataan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengankeadaan Anda yang sesungguhnya, lalu bubuhkanlah tanda "cek list" (√) padakotak yang tersedia. 4. Mohon setiap pernyataan dapat diisi seluruhnya.

Keterangan: Sl = Selalu Sr = Sering Kd = Kadang-kadang P = Pernah TP = Tidak Pernah

19

DAFTAR PERNYATAAN No.

Pernyataan

I

Pengaruh Terhadap Bawahan. Kepala Sekolah berbicara dengan penuh wibawa Kepala Sekolah memberi instruksi kepada bawahan dengan tegas Kepala Sekolah berprilaku otoriter kepada bawahan Kepala Sekolah memberi arahan kepada tugas pokok guru Kepala Sekolah menjadi Pembina upacara bendera Kepala Sekolah melakukan supervisi KBM sesuai agenda Kepala Sekolah melakukan monitoring kehadiran guru Kepala Sekolah berupaya melengkapi sarana-prasarana pembelajaran Kepala Sekolah bertanggung jawab atas tindakan bawahan Cara menggerakkan bawahan. Kepala Sekolah mengatur pembagian tugas mengajar guru Kepala Sekolah bertindak mengambil keputusan dengan cermat Kepala Sekolah mengintruksikan bawahan agar bekerja tepat waktu Kepala sekolah menunggu segala informasi yang berkenaan dengan kepentingan sekolah Kepala Sekolah menginstruksikan guru agar memberikan layanan prima kepada siswa Kepala Sekolah menginstruksikan bawahan agar membuat dan menyelesaikan program kerja Kepala Sekolah membagi kewenangan kepada para wakil kepala sekolah Kepala Sekolah melakukan pembinaan secara rutin Memberikan pujian dan hukuman (reward and punishment). Kepala Sekolah memberikan peringatan kepada guru yang mangkir mengajar

1 2 3 4 5 6 7 8 9 II 10 11 12 13

14

15

16 17 III 18

Sl

20

Sr

Pilihan Kd

P

Tp

No.

19

20 21 22 23

24

25

26 IV 27 28 29 30 31 32 33

34 V 35

Pernyataan

Sl

Kepala Sekolah memberikan pujian kepada guru yang membuat administrasi pembelajaran dengan lengkap Kepala Sekolah memberikan peringatan kepada siswa yang bermasalah Kepala Sekolah memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi Kepala Sekolah menghargai hasil kerja guru Kepala Sekolah bersikap acuh menanggapi saran-saran dari bawahan Kepala Sekolah mengucapkan terimakasih atas sukses penyelenggaraan Ujian Nasional Kepala Sekolah member pujian kepada guru yang bekerja dengan giat Kepala Sekolah menyampaikan penghargaan kepada Tim Olimpiade Nasional Merumuskan dan menjelaskan visi misi organisasi. Kepala Sekolah merumuskan visi misi dengan melibatkan warga sekolah Kepala Sekolah memimpim rapat dengan arif dan bijaksana Kepala Sekolah menjalankan visi misi sekolah dengan konsisten Kepala Sekolah mensosialisasikan visi misi sekolah kepada seluruh warga sekolah Kepala Sekolah merumuskan visi misi sekolah melalui analisis SWOT Kepala Sekolah berupaya keras dalam pencapaian visi misi sekolah Kepala Sekolah menjalankan program tidak relevan dengan visi misi Kepala Sekolah mensosialisasikan visi misi sekolah di berbagai kegiatan dinas Mendorong Semangat Kerja Bawahan. Kepala Sekolah member semangat bawahan untuk melanjutkan jenjang pendidikan 21

Sr

Pilihan Kd

P

Tp

No. 36 37 38 39

40

41

42 VI 43 44 45 46 47 48 49 50

Pernyataan

Sl

Kepala Sekolah memberikan perhatian kepada guru untuk berkembang melalui diklat Kepala Sekolah mendukung penuh bagi siswa yang akan berlomba Kepala Sekolah merespon ide-ide guru Kepala sekolah mengarahkan siswa agar berkonsentrasi menghadapi Ujian Nasional Kepala Sekolah memperlakukan bawahan seperti kepada anak/ adiknya sendiri Kepala Sekolah melengkapi bacaanbacaan guru yang berisi ide-ide menantang Kepala sekolah membagi tugas kepanitiaan kepada guru yang disukai saja Berkepribadian yang dapat diteladani. Kepala Sekolah bersikap emosional dalam merespon usulan guru Kepala Sekolah datang ke sekolah lebih awal Kepala sekolah bijaksana dalam menyelesaikan masalah Kepala sekolah tepat waktu dalam memulai acara rapat Kepala Sekolah tegas dan demokratis dalam memimpin rapat Kepala Sekolah berbicara tegas, jelas dan rinci dalam acara memimpin rapat Kepala Sekolah transparan dalam mengelola keuangan sekolah Kepala sekolah memperhatikan kondisi rumah tangga bawahan.

22

Sr

Pilihan Kd

P

Tp

B A B IV HASIL PENELITIAN A. DATA

PROFIL SEKOLAH 1. Nama Sekolah

: SD Islam Al-Azkar

2. NIS

: 20105806

3. NSS

: 102016303005

4. Alamat Sekolah

: Jln. Karang Tengah Raya no. 30 A. Lebak Bulus

5. Kecamatan

: Cilandak

6. Kabupaten/ Kota

: Jakarta- Selatan

7. Propinsi

: DKI Jakarta

8. Kode Pos

: 12440

9. Telepon&faksimili

: 7696903 & 7696902

10. Email

: www.al-azkar.sch.id

11. Status Sekolah

: Swasta

12. Kegiatan BM

: Pagi

13. Nama Yayasan

: Daarul Adzkaar

14. Nomor Atka Pendirian

: No 76 tanggal 20 Mei 1996

15. Tahun berdiri sekolah

: 15 Juli 2001

16. Luas tanah/ bangunan

: 546 m2 / 864 m2

17. Status tanah/ kepemilikan: Yayasan 18. Status bangunan

: Yayasan

19. No. Sertifikat tanah

: Hak milik no. 1013

20. Status akreditasi/ tahun : A/ 200

23

VISI DAN MISI SEKOLAH VISI : Terwujudnya sekolah yang berkualitas dalam meningkatkan pribadi muslim melalui model pendidikan yang mengintegrasikan pengetahuan agama, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pendidikan karakter. MISI : Mewujudkan pencapaian peningkatan mutu pendidikan umum, agama islam dan kebiasaan berdisiplin dalam segala hal. Mengembangkan pribadi unggul sebagai sumber daya islami & menjunjung tinggi nilai kebudayaan.

B. ANALISIS Kami menganalisis angket yang kami berikan kepada SD Islam Al Azkar. Kami mempunyai 6 Responden. Kami akan menganalisis apakah Kepemimpinan sekolah sudah efektif. Analisis sebagai berikut:

PENGARUH KEPADA BAWAHAN Tabel 1 Kepala sekolah berbicara dengan penuh wibawa

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

-

-

Sering

6

10,0

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 1, responden yang menjawab sering ada 6 dan tingkat presentase mencapai 100%. Maka kami simpulkan bahwa kepala sekolah sering berbicara dengan penuh wibawa.

24

Tabel 2 Kepala sekolah memberikan instruksi Kepada bawahan dengan tegas

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 2, responden yang menjawab selalu 6 responden yang berarti presentase 100%. Maka kami simpulkan bahwa kepala sekolah telah memberikan instruksi kepada bawahan dengan tegas. Tabel 3 Kepala sekolah berprilaku otoriter kepada bawahan

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

-

-

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

6

10,0

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 3, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah tidak pernah melakukan otoriter kepada bawahan.

25

Tabel 4 Kepala sekolah memberi arahan kepada tugas pokok guru

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 4, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100% . Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu memberikan arahan kepada tugas pokok guru dalam menyelesaikan tugasnya. Tabel 5 Kepala sekolah menjadi Pembina upacara bendera

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

-

-

Sering

6

10,0

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 5, reponden yang menjawab sering sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah pernah terlibat menjadi Pembina upacara bendera, walaupun tidak setiap upacara bendera beliau bisa menghadiri.

26

Tabel 6 Kepala sekolah melakukan supervise KBM sesuai agenda

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

-

-

Sering

6

10,0

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 6, respondem yang menjawab sering sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah tidak selalu melakukan kegiatan supervii KBM sesuai agenda yang telah dijadwalkan. Tabel 7 Kepala sekolah melakukan monitoring kehadiran guru

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 7, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti tingkat persentase 100% . Kami simpulkan bahwa kepala sekolah sealalu melakukan monitoring kehadiran guru di sekolah.

27

Tabel 8 Kepala sekolah berupaya melengkapi Sarana dan prasarana pembelajaran

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 8, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu berupaya melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran.

Tabel 9 Kepala sekolah bertanggung jhuawab atas tindakan bawahan

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 9, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 respinden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu bertanggung jawab atas tindakan-tindakan bawahan.

28

Tabel 10 Kepala sekolah mengatur pembagian tugas mengajar guru

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 10, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu mengatur pembagian tugas guru mengajar.

Table 11 Kepala sekolah bertindak mengambil keputusan Dengan cermat

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 11, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa terbukti kepala sekolah memang selalu cermat dalam mengambil sebuah keputusan.

29

Tabel 12 Kepala sekolah menginstruksikan bawahan agar Bekerja tepat waktu

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 12, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu menginstruksikan bawahan agar bekerja tepat waktu. Tabel 13 Kepala sekolah menunggu segala informasi Yang berkenaan dengann kepentingan sekolah

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 13, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah memang menunggu segala informasi yang berkenaan dengan kepentingan sekolah.

30

Tabel 14 Kepala sekolah menginstruksikan guru agar memberikan layanan prima Kepada siswa

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 14, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu menginstruksikan guru agar memberikan layanan prima kepada siswa.

Tabel 15 Kepala sekolah menginstruksikan bawahan Agar membuat dan menyelesaikan program kerja

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 15, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu menginstruksikan bawahan agar membuat dan menyelesaikan program kerja.

31

Tabel 16 Kepala sekolah membagi kewenangan kepada Para wakil kepala sekolah

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 16, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu membagi kewenangan kepada para wakil sekolah.

Tabel 17 Kepala sekolah melakukan pembinaan secara rutin

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 17, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah terlibat memberikan pembinaan secara rutin disekolah.

32

Tabel 18 Kepala sekolah memberikan peringatan kepada guru Yang mangkir mengajar

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 18, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah dalam memberikan peringatam kepada guru yang mangkir mengajar cukup sering.

Tabel 19 Kepala sekolah memberikan pujian kepada guru yang membuat Administrasi pembelajaran dengan lengkap

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

-

-

Sering

6

10,0

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 19, respoden yang menjawab sering sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu memberikan pujian kepada guru yang membuat administrasi pembelajaran dengan lengkap.

33

Tabel 20 Kepala sekolah memberikan peringatan kepada siswa yang bermasalah

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 20, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah sering memberikan peringatan kepada siswa yang bermasalah disekolah.

Tabel 21 Kepala sekolah memberikan pujian kepada Siswa yang berprestasi

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 21, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi di sekolah.

34

Tabel 22 Kepala sekolah menghargai hasil kerja guru

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 22, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu menghargai hasil kerja guru dalam semua aspek.

Tabel 23 Kepala sekolah bersikap acuh menanggapi saran-saran dari bawahan

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

-

-

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

6

10,0

Jumlah

6

100

Bedasarkan tabel 23, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah tidak pernah bersikap acuh dalam menanggapi saran-saran dari bawahan.

35

Tabel 24 Kepala sekolah mengucapkan terimakasih atas sukses Penyelenggaraan ujian nasional

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 24, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu mengucapkan terima kasih atas sukses penyelenggaraan ujian nasional.

Tabel 25 Kepala sekolah memberikan pujian kepada guru yang bekerja dengan giat

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

-

-

Sering

6

10,0

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 25, responden yang menjawab sering sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%.. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah memang selalu memberikan pujian kepada guru yang bekerja dengan giat.

36

Tabel 26 Kepala sekolah menyampaikan penghargaan kepada tim olimpiade nasional

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

-

-

Sering

-

-

Kadang-kadang

3

5,0

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Abstain 3 Berdasarkan tabel 26, Responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 3 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 50% dan yang tidak menjawab sebanyak 3 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 50%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu menyampaikan penghargaan kepada tim olimpiade nasional.

Tabel 27 Kepala sekolah merumuskan visi misi dengan melibatkan warga sekolah

Pilihan

Frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 27, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu merumuskan visi misi dengan melibatkan warga sekolah.

37

Tabel 28 Kepala sekolah memimpin rapat dengan arif dan bijaksana

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 28, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah sering bersikap arif dan bijaksana dalam memimpin jalannya rapat sekolah.

Table 29 Kepala sekolah menjalankan visi misi sekolah dengan konsisten

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 29, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu menjalankan visi misi sekolah dengan konsisten.

38

Tabel 30 Kepala sekolah mensosialisasikan visi misi sekolah Kepada seluruh warga sekolah

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 30, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu mensosialisasikan visi misi sekolah kepada seluruh warga sekolah.

Tabel 31 Kepala sekolah merumuskan visi misi sekolah melalui analisi SWOT

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

3

5,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Abstain 3 Berdasarkan tabel 31, responden yang menjawab selalu sebanyak 3 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 50%. Dan yang tidak menjawab sebanyak 3 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 50%. kami simpulkan bahwa kepala sekolah sering merumuskan visi-misi sekolah melalui analisis SWOT.

39

Tabel 32 Kepala sekolah berupaya keras dalam pencapaian visi misi sekolah

Pilihan

Frekuensi

Persentase (%)

Selalu

5

8,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Abstain 1 Berdasarkan tabel 32, responden yang menjawab selalu sebanyak 5 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 80%. Dan yang tidak menjawab sebanyak 1 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 20%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu berupaya keras dalam pencapaian visi misi sekolah. Tabel 33 Kepala sekolah menjalankan program tidak relevan Dengan visi misi

Pilihan

Frekuensi

Persentase (%)

Selalu

-

-

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

6

10,0

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 33, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah dalam menjalankan program sekolah belum sepenuhnya dengan visi misi sekolah.

40

relevan

Tabel 34 Kepala sekolah mensosialisasikan visi misi sekolah diberbagai Kegiatan dinas

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

3

5,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Abstain 3 Berdasarkan tabel 34, responden yang menjawab selalu sebanyak 3 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 50%. Dan yang tidak menjawab sebanyak 3 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 50%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu berupaya mensosialisasikan visi misi sekolah dalam berbagai kegiatan dinas.

Tabel 35 Kepala sekolah memberi semangat bawahan untuk Melanjutkan jenjang pendidikan

Pilihan

Frekuensi

Persentase (%)

Selalu

4

6,0

Sering

2

4,0

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 35, responden yang menjawab selalu sebanyak 4 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 60%. Dan yang menjawab sering sebanyak 2 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 40%. Kami simpulkan bahwa kepala 41

sekolah selalu memberikan semangat kepada bawahan untuk melanjutkan jenjang pendidikan.

Tabel 36 Kepala sekolah memberikan perhatian kepada guru Untuk berkembang melalui diklat

Pilihan

Frekuensi

Persentase (%)

Selalu

4

6,0

Sering

2

4,0

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 36, responden yang menjawab selalu sebanyak 4 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 60%. Dan yang menjawab sering sebanyak 2 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 40%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu memberikan perhatian kepada guru untuk berkembang melalui diklat.

Tabel 37 Kepala sekolah mendukung penuh bagi siswa yang akan berlomba

Pilihan

Frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

42

Berdasarkan tabel 37, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentasi 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu memberikan dukungan penuh kepada siswa yang akan mengikuti lomba.

Tabel 38 Kepala sekolah meresponi ide-ide guru

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

Pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

Jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 38, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu merespon ide-ide guru.

Tabel 39 Kepala sekolah mengarahkan siswa agar berkonsentrasi Menghadapi ujian nasional

Pilihan

frekuensi

Persentase (%)

Selalu

6

10,0

Sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

jumlah

6

100

43

Berdasarkan tabel 39, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu memberikan arahan kepada siswa agar berkonsentrasi menghadapi Ujian Nasional.

Tabel 40 Kepala sekolah memperlakukan bawahan seperti kepada anak/adiknya sendiri

pilihan

frekuensi

Persentase (%)

selalu

6

10,0

sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 40, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bawa kepala sekolah paling tidak pernah memperlakukan bawahan seperti anak/adiknya sendiri.

Tabel 41 Kepala sekolah melengkapi bacaan-bacaan guru yang Berisi ide-ide menantang

pilihan

frekuensi

Persentase (%)

selalu

6

10,0

sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

jumlah

6

100

44

Berdasarkan tabel 41, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah paling tidak pernah berusaha melengkapi bacaan-bacaan guru yang berisi ide-ide menantang.

Tabel 42 Kepala sekolah membagi tugas kepanitian kepada guru Yang disukai saja

pilihan

frekuensi

Persentase (%)

selalu

-

-

sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

pernah

-

-

Tidak pernah

6

10,0

jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 42, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah tidak pernah membagi tugas kepanitian kepada guru yang disukai saja, kepala sekolah untuk hal ini dapat berlaku obyektif.

Tabel 43 Kepala sekolah bersikap emosional dalam merespon usulan guru

pilihan

Frekuensi

Persentase (%)

selalu

-

-

sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

pernah

-

-

45

Tidak pernah

6

10,0

jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 43, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah pernah bersikap emosional dalam merespon usulan guru.

Tabel 44 Kepala sekolah datang ke sekolah lebih awal

pilihan

frekuensi

Persentase (%)

selalu

6

10,0

sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 44, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah sering terlihat datang kesekolah lebih awal.

Tabel 45 Kepala sekolah bijaksana dalam menyelesaikan masalah

pilihan

frekuensi

Persentase (%)

selalu

6

10,0

sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

46

jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 45, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu bertindak bijaksana dalam menyelesaikan masalah.

Tabel 46 Kepala sekolah tepat waktu dalam memulai acara rapat

pilihan

frekuensi

Persentase (%)

selalu

-

-

sering

6

10,0

Kadang-kadang

-

-

pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 46, responden yang menjawab sering sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah sering tepat waktu dalam memulai acara rapat sekolah

Tabel 47 Kepala sekolah tegas dan demokratis dalam memimpin rapat

pilihan

frekuensi

Persentase (%)

selalu

6

10,0

sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

jumlah

6

100

47

Berdasarkan tabel 47, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu bertindak tegas dan demokratis dalam mempimpin jalannya rapat sekolah.

Tabel 48 Kepala sekolah berbicara tegas, jelas dan rinci dalam Acara memimpin rapat

pilihan

frekuensi

Persentase (%)

selalu

6

10,0

sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 48, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah selalu berbicara tegas, jelas, dan rinci dalam memimpin rapat sekolah. Tabel 49 Kepala sekolah transparan dalam mengelola keuangan sekolah

pilihan

frekuensi

Persentase (%)

selalu

6

10,0

sering

-

-

Kadang-kadang

-

-

pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

48

jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 49, responden yang menjawab selalu sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah tidak selalu transparan dalam mengelola keuangan sekolah.

Tabel 50 Kepala sekolah memperhatikan kondisi rumah tangga bawahan

pilihan

frekuensi

Persentase (%)

selalu

-

-

sering

6

10,0

Kadang-kadang

-

-

pernah

-

-

Tidak pernah

-

-

jumlah

6

100

Berdasarkan tabel 50, responden yang menjawab sering sebanyak 6 responden yang berarti bahwa tingkat persentase 100%. Kami simpulkan bahwa kepala sekolah kadang masih menyempatkan diri untuk memperhatikan kondisi rumah tangga bawahan.

Nb : Tabel dengan tanda (*), jumlah responden ≤ 5

49

12 10 8 6 4

Selalu

2 Sering

0

Kadangkadang Pernah Tidak Pernah

Berdasarkan grafik diatas bisa kita simpulkan bahwa: 1. Pengaruh terhadap bawahan cukup baik dilakukan oleh kepala sekolah. Karena hasil yang kami dapatkan cukup signifikan. 2. Pemimpin sekolah sangat baik dalam menggerakan bawahan. Karena hasil yang terdapat di angket itu sangat signifikan menunjukkan efektifitas pemimpin dalam menggerakkan bawahan. 3. Kepala sekolah cukup perhatian dan tegas dalam memimpin sekolah karena sering memberikan pujian dan dalam memberikan sanksi terhadap bawahan. 4. Kepala sekolah sangat focus dalam menjalankan visi dan misi yang telah ditetapkan. Karena berdasarkan angket kepala sekolah sangat baik dalam menjalankan visi dan misi sekolah. 5. Kepala sekolah cukup baik dalam memberikan motivasi dan mnedorong semangat kerja guru dan semua staaf sekolah. Karena hasil angket menunjukkan hasil yang signifikan. 6. Kepala sekolah mempunyai kepribadian yang dapat menjadi teladan.

50

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah kami lakukan, kami menemukan bahwa kepala sekolah SD Islam AL Azkar cukup efektif dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah. Hal itu di dukung dengan hasil angket yang kami dapatkan dari responden guru-guru menunjukkan hasil signifikan tentang keefektifan kepala sekolah.

B. Saran Dengan adanya laporan ini semoga SD Islam AL Azkar dapat memperbaiki aspek yang masih kurang terkait dengan permasalahan diatas dan dapat mempertahankan aspek-aspek yang sudah efektif. C. DAFTAR PUSTAKA

Aan komariah & Cepi Triatna. 2004. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmara, Husna. Cetakan kedua, 1985. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Anaroga, Pandji. Cetakan ketiga, 2001. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Dharma, Agus Ph.D. 1982. Manajemen: Perilaku Organisasi, Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

51

Related Documents

Observasi Kepemimpinan
February 2021 1
Cjr Kepemimpinan
January 2021 1
Konsep Kepemimpinan
February 2021 1
Cbr Kepemimpinan
January 2021 1
Cjr Kepemimpinan
February 2021 1
Cjr Kepemimpinan
January 2021 1

More Documents from "nurliyah"