Organisasi Dan Asosiasi Profesi Guru

  • Uploaded by: Firda Fasya
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Organisasi Dan Asosiasi Profesi Guru as PDF for free.

More details

  • Words: 2,973
  • Pages: 17
Loading documents preview...
ORGANISASI DAN ASOSIASI PROFESI GURU Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Etika Profesi Keguruan Dosen Pengampu : Fatmawati Nurkhasanah, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 7 1. Nur Haryani Krisanti

(2117039)

2. Innez Firesa

(2117083)

3. Firda Fasya

(2117226)

Kelas F

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN 2019

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah swt. Atas izin-Nya makalah yang berjudul “Organisasi dan Asosiasi Profesi Guru” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw., sahabatnya, keluarganya, dan umatnya hingga akhir zaman. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Profesi dan Keguruan. Didalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat bimbingan dari bapak dan ibu dosen khususnya Ibu Fatmawati Nurkhasanah, M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Etika Profesi dan Keguruan. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah mendukung dan mensuport. Kami sudah berusaha untuk menyusun makalah ini selengkap mungkin. Kritik dan Saran dari pembaca sangat kami harapkan guna penyempurnaan penulisan makalah mendatang. Akhirnya, makalah ini diharapkan bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin yaa rabbal ‘alamin. Selamat membaca!

Pekalongan, 20 Oktober 2019

Penulis

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................... 2

Daftar Isi ..................................................................................................... 3

BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................... 4 A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 4 B. Rumusan Masalah ............................................................... 4

BAB II

PEMBAHASAN ............................................................................ 6 A. Eksistensi Organisasi Asosiasi Profesi Guru ........................ 6 B.

Misi Organisasi Asosiasi Profesi Guru ................................. 9

C.

Fungsi Organisasi Asosiasi Profesi Guru ............................. 9

D. Peranan Organisasi Asosiasi Profesi Guru ........................ 10 E.

Bentuk dan Corak Organisasi Asosiasi Profesi Guru ......... 12

F.

Struktur dan Kedudukan Organisasi Asosiasi Profesi Guru 13

G. Keanggotaan Organisasi Asosiasi Profesi Guru ................. 14 BAB III

PENUTUP ................................................................................. 16 A. Simpulan ............................................................................ 16 B.

Saran ................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 17

3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi bukan sekedar pekerjaan atau vocation, melainkan suatu perkerjaan khusus yang mempunyai ciri-ciri, keahlian, tanggung jawab dan rasa kejawatan. Organisasi profesi merupakan suatu wadah tempat para anggota professional tersebut menggabungkan diri dari mendapatkan perlindungan. Dengan demikian organisasi profesi guru dapat didefinisikan sebagai suatu koordinasi secara rasional kegiatan sejumlah orang (guru) untuk mencapai tujuan (pendidikan) bersama yang dirumuskan secara eksplisit, melalui pengaturan (kode etik) dan pembagian kerja serta melalui hierarki kekuasaan dan tanggung jawab professional. Di Indonesia, istilah organisasi sebagai suatu wadah profesi sering digunakan istilah lain seperti ikatan, persatuan, serikat. Hal ini dapat kita lihat berbagai penggabungan dan sebagainya. Dalam bidang pendidikan, kita mengenal seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Ikatan Sarjana Administrasi Pendidikan (ISAPI), Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI). Organisasi Profesi Keguruan di Indonesia yang pertama kali dibentuk adalah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang dibentuk pada tanggal 25 November 1945 dalam kongres guru Indonesia di Surakarta. PGRI sebagai organisasi professional keguruan memiliki peranan dan tanggung jawab menjaga, memelihara, dan mengembangkan profesi keguruan. Menjaga antara lain, berarti

upaya

agar

dipertanggungjawabkan

layanan secara

pendidikan

professional.

mutunya

dapat

Memelihara

artinya

mengupayakan profesi guru dari pencemaran nama baik. Mengembangkan artinya upaya meningkatkan kualifikasi dan kualitas kemampuan profesional tenaga guru.

B. Rumusan Masalah 1. Apa Eksistensi Organisasi Asosiasi Profesi Guru? 2. Apa Misi Organisasi Asosiasi Profesi Guru? 3. Apa Fungsi Organisasi Asosiasi Profesi Guru?

4

4. Apa Peranan Organisasi Asosiasi Profesi Guru? 5. Apa Bentuk dan Corak Organisasi Asosiasi Profesi Guru? 6. Apa Struktur dan Kedudukan Organisasi Asosiasi Profesi Guru? 7. Apa Keanggotaan Organisasi Asosiasi Profesi Guru?

5

BAB II PEMBAHASAN A. Eksistensi Organisasi Asosiasi Profesi Guru Kelahiran suatu organisasi asosiasi keprofesian tidak terlepas dari perkembangan jenis bidang pekerjaan yang bersangkutan, karena organisasi tersebut pada dasrnya dan lazimnya dapat terbentuk atas prakarsa dari para pengembang bidang pekerjaan tadi. Motiv dasar kelahiran organisasi bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik ekonomi, kultur pandangan atau falsafah tentang sistem nilai. Akan tetapi

pada

umumnya

berlatar

belakang

solideritas

diantaranya

pengembangan bidang pekerjaan yang bersangkutan atas dasar dorongan dari dalam diri mereka sendiri (secara instriksik) dan atau kerena tuntutan dari lingkungannya (secra ekstrinsik). Motif instriksikpada umumnya bertalian erat dengan permasalahan nasib, dalam arti kesadaran atas kebutuhan untuk berkehidupan

secara

layak

sesuai

dengan

bidang

pekerjaan

yang

diembannya baik secara sosial psikologis maupun secara ekonomis-kultural. Selain itu terdapat juga kemungkinan oleh dorongan atas pengabdian untuk menunaikan

tugasnya

sebaik

dan

seikhlas

mungkin

(prespeksionis,

filantropis). Sedangkan motif ekstrinsik pada umumnya terdorong oleh tuntutan dari luar (masyarakat pengguna jasanya); adanya persaingan; serta perkembangan atau perubahan dalam dunia kerjanya seirama dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Saud mengemukakan bahwa tuntutan dan tantangan internal dan erksternal tersebut pada dasarnya mustahil dapat dihadapi dan diselesaikan oleh para pengemban suatu bidang pekerjaan yang bersangkutan secara individual. Inilah sebabnya mereka membutuhkan suatu wagdah organisasi yang secara teoritis dapat dimiliki suatu wibawa (authority) dan kekuatan (power) untuk menentukan arah dan kebijakan dalam melakukan tindakan bersama

(collektive

action)

guna

melindungidan

memperjuangkan

kepentingan para pengemban profesi itu sendiri dan kepentingan para pengguna jasanya serta masyarakat pada umumnya. Di Indonesia, istilah organisasi sebagai suatu wadah profesi sering digunakan istilah lain seperti ikatan, persatuan, serikat. Hal ini dapat kita lihat

6

berbagai penggabungan dan sebagainya. Dalam bidang pendidikan, kita mengenal seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Ikatan Sarjana Administrasi Pendidikan (ISAPI), Kelompok Kerja Guru (KKG). Organisasi Profesi Keguruan di Indonesia yang pertama kali dibentuk adalah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang dibentuk pada tanggal 25 November 1945 dalam kongres guru Indonesia di Surakarta. PGRI sebagai organisasi professional keguruan memiliki peranan dan tanggung jawab menjaga, memelihara,

dan mengembangkan profesi

keguruan. Menjaga berarti, upaya agar layanan pendidikan mutunya dapat dipertanggungjawabkan

secara

professional.

Memelihara

artinya

mengupayakan profesi guru dari pencemaran nama baik. Mengembangkan artinya upaya meningkatkan kualifikasi dan kualitas kemampuan profesional tenaga guru. Salah satu upaya tersebut adalah dengan terbitnya surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0854/0/1989 tentang D.II PGSD, yakni wujud nyata pemerintah untuk meningkatkan kualifikasi profesional tenaga guru, terutama guru SD. Dan sekarang ini pemerintah sudah memberi ancangan, bahwa mulai tahun 2015 semua guru sekolah menengah sudah harus setaraf S-1, dan untuk mengajar di Perguruan Tinggi minilmal harus lulusan S-2 atau Megister. Disadari bahwa pelaksanaan sistem pendidikan secara makro dan mikro tidak dapat dilakukan oleh guru saja, namun juga diperlukan tenaga-tenaga profesional dengan bidang lain, seperti ahli perencanaan kurikulum bimbingan dan penyuluhan, teknologi pembelajaran, tenaga peneliti yang diperlukan untuk perkembangan sistem pendidikan, oleh karena itu organisasi profesi guru menghadapi tantangan yang cukup berat untuk menunjukkan bahwa bidang-bidang profesi yang ada dillingkungan guru mempunyai sumbangan untuk pengembangan pendidikan Indonesia. Tantangan organisasi profesi ini tidak lepas dari bagaimana usaha LPTK dalam mempersiapkan tenaga guru. Adapun yang menjadi organisasi pendidikan profesi guru di Indonesia yaitu : 1. PGRI

7

Persatuan Guru Republik Indonesia lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Pada saat didirikannya, organisasi ini disamping memiliki misi profesi juga ada tiga misi lainnya, yaitu misi politis-deologis, misi peraturan organisaoris, dan misi kesejahteraan. 2. MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) didirikan atas anjuran pejabat-pejabat

Departemen

Pendidikan

Nasional.

Organisasi

ini

bertujuan untuk meningkatkan mutu dan profesionalisasi dari guru dalam kelompoknya masing-masing. 3. KKG Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai kelompok kerja seluruh guru dalam satu gugus. Pada tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok kerja guru yang lebih kecil, yaitu kelompok kerja guru berdasarkan jenjang kelas, dan kelompok kerja guru berdasarkan atas mata pelajaran. 4. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) ISPI lahir pada pertengahan tahun 1960-an. Pada awalnya profesi kependidikan ini bersifat regional karena berbagai hal menyangkut komunikasi antar anggotanya. Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang pertama di Jakarta 17-19 Mei 1984. 5. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) IPBI didirikan di Malang pada tangal 17 Desember 1975. Organisasi yang bersifat keilmuan dan professional ini berhasrat memberikan sumbangan dan ikut serta secara lebih nyata dan positif dalam menunaikan kewajiban dan tangung jawab sebagai guru pembimbing. Organisasi ini merupakan himpunan

para

petugas

bimbingan

se-Indonesia

dan

bertujuan

mengembangkan serta memajukan bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu layanannya.

8

B. Misi Organisasi Asosiasi Profesi Guru Menurut Udin Syaefudin Sa’ud, tidaklah mengherankan, jika dalam misi organisasi asosiasi keprofesian itu juga mempunyai persamaan dalam hal tertentu dengan organisasi kekaryaan (labour force organization) pada umumnya. Karenanya, dapat difahami organisasi federasi Guru Internasional juga menjadi anggota dari ILO (Internasional Labour Organization). Akan tetapi, dalam hal tertentu organisasi asosiasi profesi kependidikan memiliki misinya yang khas tersendiri. ILO cenderung sering menggunakan pendekatan yang bersifat politis dalam memperjuangkan kepentingannya. Sedangkan organisasi asosiasi kepropesian pendekatan

persaingan

kemampuan

dan

yang

kualitas

cenderung

berlandaskan

profesionalnya.

menggunakan

keunggulan

Dalam

komperatif

prakteknya,

kedua

pendekatan tersebut memang sering digunakan secara elektrik, sesuai dengan keperluannya. C. Fungsi Organisasi Asosiasi Profesi Guru Dalam peraturan Organisasi profesi kependidikan selain sebagai ciri suatu profesi kependidikan, sekaligus juga memiliki fungsi tersendiri yang bermanfaat bagi anggotanya. Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai berikut: 1. Fungsi pemersatu Kelahiran suatu organisasi profesi tidak terlepas dari motif yang mendasarinya, yaitu dorongan yang menggerakan para profesional untuk membentuk

suatu

organisasi

keprofesian.

Organisasi

profesi

kependidikan merupakan wadah pemersatu berbagai potensi profesi kependidikan dalam menghadapi kompleksitas tantangan dan harapan masyarakat pengguna jasa kependidikan. Dengan mempersatukan potensi tersebut diharapkan organisasi profesi kependidikan memiliki kewibawaan dan kekuatan dalam menentukan kebijakan dan melakukan tindakan bersama, yaitu uaya untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi kependidikan itu sendiri dan kepentingan masyarakat pengguna jasa profesi ini. 2. Fungsi peningkatan kemampuan profesional Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi “tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan

9

profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan tenaga kependidikan” peraturan pemerintah tersebut menunjukan adanya legalitas formal yang secara tersirat mewajibkan anggota profesi kependidikan untuk selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui organisasi atau ikatan profesi kependidikan. Bahkan dalam UUSPN Tahun 1989 : pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa, “tenaga kependidikan

berkewajiban

untuk

berusaha

mengembangkan

kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.”

Sedangkan Fungsi organisasi asosiasi profesi guru menurut UU No. 14 Tahun 2005 yaitu: Untuk memajukan profesi, Meningkatkan kornpetensi, Meningkatkan karier, Meningkatkan wawasan kependidikan, Perlindungan profesi, Kesejahteraan, dan Pengabdian kepada masyarakat. D. Peran Organisasi Asosiasi Profesi Guru Secara umum, fungsi dan peranan organisasi asosiasi keprofesian itu, sebagaimana telah disinggung terdahulu, selain melindungi kepentingan para anggota

dan

kemandirian

dan

kewibawaan

kelembagaannya

secara

keseluruhan (dengan membina dan menegakkan kode etik), juga berupaya meningkatkan atau mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan professional, martabat dan kesejahteraan para anggotanya. Menurut Muhammad Ali, peranan organisasi asosiasi keprofesian Guru dalam proses belajar mengajar bila ditelusuri secara mendalam, merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah. Di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen-komponen, yaitu: 1. Guru 2.

Isi atau materi pelajaran

3. Siswa

Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode, media, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi belajar-mengajar yang memungkinkan tercapainya

10

tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Tiga tugas utama seorang guru yaitu: 

Merencanakan Meliputi : 1. Tujuan apa yang hendak dicapai 2. Bahan pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan 3. Bagaimana proses belajar mengajar yang akan diciptakan guru agar siswa mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Situasi pengajaran itu sendiri banyak dipengaruhi oleh faktorfaktor sebagai berikut: a) Faktor Guru b) Faktor Siswa c) Faktor Kurikulum d) Faktor Lingkungan Menurut Djam’an Satori, Peranan penting perlu di mainkan guru dalam kaitannya layanan bimbingan sosial ialah mengembangkan atmosfir kelas. Atmosfir kelas yang konduksif bagi perkembangan sosial ialah yang dapat dibutuhkan: 1. Rasa turut memiliki kelompok, ditandai dengan identifikasi, loyalitas, dan berorientasi pada pemenuhan kewajiban kelompok. 2.

Partisipasi

kelompok,

ditandai

dengan

kerja

sama,

bersikap

membantu, dan mengikuti aturan main. 3.

Penerimaan tehadap keragaman individual dan kelompok

serta

menghargai keistimewaan orang lain. 

Memberikan Balikan Muhammad Ali, balikan mempunyai fungsi untuk membantu siswa memelihara minat dan antusias dalam melaksanakan tugas belajar.\ Menurut Udin Syaefudin Sa’ud, secara umum fungsi dan peranan organisasi asosiasi keprofesian itu, sebagaimana telah disinggung terdahulu, selain melindungi kepentingan para anggota dan kemandirian dan kewibawaan kelembagaannya secara keseluruhan (dengan membina

11

dan

menegakkan kode

etik),

juga

berupaya

meningkatkan

dan

mengembangkan karier, kemampuan,kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan para anggotanya. Menurut Djam’an Satori, Peran kepembimbingan Guru dalam proses pembelajaran yaitu bimbingan di sekolah dapat digolongkan ke dalam bimbingan belajar, pribadi, sosial, dan juga karier. Walaupun secara teoretis keempat jenis bimbingan itu dapat di bedakan, dan tak dapat dipilah-pilah secara tegas. Secara ringkas layanan bimbingan yang di maksud akan dibahas dalam uraian berikut ini: a) Bimbingan belajar, diarahkan kepada upaya membantu peserta didik dalam mempelajari konsep dan keterampilan yang terkait dengan program kulikuler sekolah. b) Bimbingan pribadi, terfokus kepada upaya membantu peserta didik mengembankan aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman diri dan lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan emosi dan identitas diri. c)

Bimbingan sosial, diarahkan kepada upaya membantu peserta didik mengembangkan keterampikan sosial atau keterampilan berinteraksi didalam kelompok.

d) Bimbingan karier, diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman peserta didik akan ragam kegiatan dan pekerjaan didunia sekitarnya, pengembangan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan dan orang lain, dan pengembangan kebiasaan hidup yang positif. E. Bentuk dan Corak Organisasi Asosiasi Profesi Guru Bentuk organisasi para pengemban tugas keprofesian itu ternyata cukup bervariasi dipandang dari segi derajat keeratan dan keterkaitan dengan dan antara anggotanya. Dalam bidang pendidikan, dapat ditemukan berbagai bentuk keorganisasian antara lain: 1. Peraturan (Union), antara lain Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Australian Educatin Union, Singapore Teacher’s Union, National of The Teaching Profesion Malaya, Japan Teacher’s Union.

12

2. Federasi (federation), antara lain: All India Federation of Teachers Organisation, Bangkadesh Teachers’ Federation og Elementry Education Teachers, assosiasion of Thailand. 3. Aliansi (aliance), antara lain: Alliance of Concered Teachers, Philipina. 4. Assosiasi (assosiation), yang terdapat di kenbanyakan negara. Ditimjau

dari

segi

keanggotaannya

juga

menunjukkan

corak

keorganisasian yang bervariasi, seperti menurut; 1. Jenjang pendidikan dimana mereka bertugas (dasar, menengah, perguruan tinggi) 2. Statut penyelenggaraan kelembagaan pendidikan (negri, swasta) 3. Bidang studi/keahlian (guru bahasa inggris, matematika, dsb.) 4. Gender (wanita, pria) 5. Latar belakang etnis (Cina, Tamil, Melayu, dsb.) F. Struktur dan Kedudukan Organisasi Asosiasi Profesi Guru Berdasarkan

struktur

dan

kedudukannya,

organisasi

profesi

kependidikan terbagi atas tiga kelompok, yaitu: 1.

Organisasi profesi kependidikan yang bersifat lokal (kedaerahan dan kewilayahan), misalnya Serawak Teachers’ Union di Malaysia.

2.

Organisasi profesi kependidikan yang bersifat nasional seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

3.

Organisasi profesi kependidikan yang bersifat internasional seperti UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization). Sedangkan bentuk organisaasi profesi keguruan begitu berfariasi

dipandang dari segi derajat keeratan dan keterkaitan antar anggotanya. Ada empat bentuk organisaasi profesi keguruan, yaitu: 1.

Berbentuk persatuan (union), misalnya: Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),Ausrtalian Education Union (AUE), Singapore Teachers’ Union (STU), Sabah Teachers Union (STU).

2.

Berbentuk federasi (federation) misalnya: All India Primary Teachers Federation (AIPTF), danBangladesh Teachers’ Federation (BTF).

13

3.

Berbentuk aliansi (alliance), antara lain di Pilipina, sepertiNational Alliance of Teachers and Office Workers (NATOW).

4.

Berbentuk asosiasi (association) misalnya, All Pakistan Government School Teachar Association (APGSTA), dan Brunei Malay Teachers’ Association (BMTA).

G. Keanggotaan Organisasi Asosiasi Profesi Guru Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi. Pembentukan organisasi atau asosiasi profesi dimaksud dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Konsekuensi logis darihwa guru wajib: 1. Menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi sesuai dengan peraturan perundang-undangan: 2. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi serta Kode Etik Guru dan Ikrar atau janji Guru yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasinya masing-masing. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta peraturan-peraturan dan disiplin yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasinya masing-masing. 3.

Melaksanakan program organisasi atau asosiasi profesi guru secara aktif.

4.

Memiliki nomor registrasi sebagai anggota organisasi atau asosiasi profesi guru dimana dia terdaftar sebagai anggota.

5.

Memiliki Kartu Anggota organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar sebagai anggota.

6.

Mematuhi peraturan dan disiplin organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar sebagai anggota.

7.

Melaksanakan program, tugas, serta misi organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar sebagai anggota.

8. Guru yang belum menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi guru harus

memilih

organisasi

atau

asosiasi

profesi

guru

yang

pembentukannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dengan demikian, sebagai tenaga profesional, guru bekerja dipandu oleh Kode Etik. Kode Etik profesi guru dirumuskan dan disepakati oleh

14

organisasi atau asosiasi profesi guru. Kode Etik dimaksud merupakan standar etika kerja bagi penyandang profesi guru. Di dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa “ Guru membentuk organisasi atau asosiasi profesi yang bersifat independen.” Organisasi atau asosiasi profesi guru berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kepedidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat.

15

BAB III PENUTUP A. Simpulan Motiv dasar kelahiran organisasi bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik ekonomi, kultur pandangan atau falsafah tentang sistem nilai. Akan tetapi

pada

umumnya

berlatar

belakang

solideritas

diantaranya

pengembangan bidang pekerjaan yang bersangkutan atas dasar dorongan dari dalam diri mereka sendiri (secara instriksik) dan atau kerena tuntutan dari lingkungannya (secara ekstrinsik). Maka di organisasi perlu ada nya sebuah misi yang nantinya akan mengarahkan mereka pada tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapat sebuah tujuan perlu adanya fungsi yang jelas dari organisasi, yang akhirnya akan terbuat sebuah peran dilingkungan sekitar. Bentuk dari organisasi menggambarkan baik nya organisasi. Struktur yang ada diperlukan dalam sebuah oraganisasi. Maka semua itu adalah tugas dari anggota organisasi untuk dapat terus membentuk suatu oraganisasi yang baik untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.

B. Saran Menyadari

bahwa

penulis

masih

jauh

dari

kata

sempurna,

kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak, yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik dan saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan. Semoga makalah ini bisa berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

16

DAFTAR PUSTAKA Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Siregar, Nurliani. 2016. Modul Profesi Kependidikan Pendidikan Profesi Guru. Solihin, Moh. 2013. Etika Profesi Keguruan. Jember: STAIN Jember Press. Syafe, Makhmud.2008. “Peran Organisasi Profesi” Bandung: UPI. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195504281988031 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen http://devifujia.blogspot.com/2017/01/kode-etik-guru-dan-organisasi-asosiasi.html http://ulin-linna.blogspot.com/2013/03/eksistensi-misi-fungsi-dan-peranan.html https://www.academia.edu/27178971/ORGANISASI_PROFESI_KEGURUAN?fs= rwc

17

Related Documents


More Documents from "nanidefran"