Panduan Identifikasi Pasien Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang (lampiran) Edisi Snars 1.1 No Nomer

  • Uploaded by: nuraini kugoh
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Panduan Identifikasi Pasien Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang (lampiran) Edisi Snars 1.1 No Nomer as PDF for free.

More details

  • Words: 3,122
  • Pages: 15
Loading documents preview...
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah kami panjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasikan penyusunan “PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN ” di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang. Buku ini disusun agar dapat menjadi panduan dan pedoman identifikasi pasien di Rumah Sakit bagi pimpinan dan pelaksanan pelayanan kesahatan di semua Unit dalam memberikan asuhan pelayanan, serta merupakan sarana untuk meningkatkan mutu Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang sesuai dengan standart akreditasi yang ada Semoga dengan tersusunnya Panduan Identifikasi Rumah sakit ini dapat menjadi tolak ukur serta memberikan batasan-batasan dalam melaksanakan tugas pelayanan di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang Kami menyadari Panduan Identifikasi Pasien ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan yang dapat membangun demi kesempurnaan buku panduan ini

Jaombang, ………………………………..

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

Lampiran 1

Peraturan Direktur Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang

Nomor

:

Tanggal

: 06 Desember 2019

BAB I PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, bahkan berhubungan dengan keselamatan pasien. Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera atau kejadian tidak diinginkan yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Proses identifikasi pasien perlu dilakukan sejak awal pasien masuk rumah sakit yang kemudian identitas tersebut akan selalu di konfirmasi dalam segala proses di rumah sakit, seperti saat sebelum memberikan obat, diet, produk darah serta sebelum mengambil darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan, dan sebelum memberikan pengobatan dan tindakan atau prosedur diagnostik. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan identifikasi pasien yang nantinya bisa berakibat fatal jika pasien menerima prosedur medis yang tidak sesuai dengan kondisi pasien seperti, salah pemberian obat, salah pengambilan darah bahkan salah tindakan medis. Identifikasi ini bertujuan untuk menyelaraskan pelayanan yang diterima oleh setiap individu pasien yang ada di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang, sehingga dapat mencegah terjadinya KTD, KNC, ataupun Kejadian Sentinel. Mengingat pentingnya keselamatan pasien (patient safety ) maka dipandang perlu adanya kebijakan dan panduan yang memuat aturan-aturan yang ada dalam identifikasi pasien di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang. Penyusunan kebijakan dan atau prosedur ini harus dikerjakan untuk berbagai pihak agar hasilnya dipastikan dapat mengatasi semua permasalahan identifikasi yang mungkin terjadi.

II.

Tujuan 1. Tujuan Umum a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien 2. Tujuan Khusus a. Untuk memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau tindakan b. Untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan oleh pasien c. Mencegah terjadinya KTD,KNC,dan Kejadian Sentinel

III.

Definisi 1. Identifikasi adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti – bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan keterangan tersebut dengan individu seseorang. 2. Pasien adalah seorang individu yang mencari atau menerima perawatan medis 3. Identifikasi pasien adalah suatu sistem identifikasi yang dilakukan kepada pasien untuk membedakan antara pasien satu dengan yang lain secara tepat dan benar, sehingga memperlancar atau mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien. Identifikasi pasien dilakukan menggunakan stiker identitas yang berisi 3 penanda identitas yaitu: a. Nama psien b. Tanggal lahir pasien c. Nomor rekam medis pasien 4. Stiker identitas pasien merupakan sebuah stiker yang berisikan identitas pasien meliputi minimal 2 kata dari nama pasien, tanggal lahir, dan nomor rekam medis. Stiker identifikasi hanya untuk 1 pasien selama dilayani di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang Nama “Tn. X” , “Ny. X”, “An. X”, atau “By. Ny. X” adalah pencantuman nama pada seseorang pasien yang mendapat pelayanan di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang dalam kondisi : a. Pasien dalam keadaan koma b. Tidak sadar sehingga tidak bisa menyebutkan nama dan identitas lainnya c. Tidak ada keluarga/seseorang yang mampu memberikan keterangan identitas Lakukan pencatatan tanda-tanda fisik yang khusus serta baju atribut yang dipakai. 5. Tanggal lahir mempunyai arti tanggal seseorang dilahirkan sebagaimana tercantum dalam surat identitas yang dimilikinya atau surat lain yang mencantumkan data tersebut. 6. Nomor Rekam medis adalah penomoran yang diberikan pada berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien selama pasien berada di Rumah Sakit, dalam hal ini semua pasien yang dilayani di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang harus memiliki nomor rekam medis yang baku, dan tidak sama antara satu dengan yang lainnya. 7. Ketepatan identifikasi pasien adalah tidak tertukarnya identitas diri seorang pasien terhadap seorang pasien lainnya. 8. Gelang identifikasi pasien merupakan suatu alat yang digunakan sebagai sarana dalam proses identifikasi pasien, berupa gelang identifikasi yang dipasangkan kepada pasien secara individu dan digunakan sebagai identitas pasien selama di rumah sakit.

BAB II RUANG LINGKUP

1.

Panduan ini diterapkan kepada semua pasien, meliputi: a. Pasien Rawat Inap b. Pasien Unit Gawat Darurat c. Pasien Poli Rawat Jalan d. Pasien Unit Kamar Bersalin e. Pasien Unit Kamar Bedah f. Laboratorium dan Radiologi g. Pasien yang akan menjalani suatu prosedur: 1)

sebelum pemberian obat,

2)

sebelum pemberian tranfusi darah dan produk darah,

3)

sebelum pemberian diet

4)

sebelum pengambilan sample darah /specimen untuk pemeriksaan klinik

5)

sebelum melakukan tindakan diagnostik / therapeutic

2. Pelaksana panduan ini adalah semua tenaga kesehatan (medis, perawat, bidan, farmasi, nutrision, dan tenaga kesehatan lainnya); staf di ruang rawat, staf administratif, dan staf pendukung yang bekerja di rumah sakit

BAB III TATA LAKSANA Proses identifikasi pasien ini berlaku untuk semua staf rumah sakit yang terkait dalam memberi layanan kepada pasien. Ketepatan mengidentifikasi pasien harus dimulai pada saat kontak pertama dengan pasien dan merupakan tanggung jawab semua staf rumah sakit baik klinis atau admin (Petugas Penerimaan Pasien). Identifikasi pasien adalah proses pengecekan identitas pasien menggunakan minimal 2 identitas dari 3 identitas yang tercantum pada gelang, stiker identifikasi atau bentuk identitas lainnya sebelum memberikan pelayanan sesuai dengan regulasi yang berlaku di rumah sakit. Disebut patuh bila proses identifikasi pasien dilakukan dengan benar oleh petugas pada saat memberikan tindakan antara lain: pemberian obat, pemberian pengobatan termasuk nutrisi, pemberian tranfusi atau produk darah, pengambilan specimen atau sampel darah, serta sebelum melakukan tindakan diagnostik / therapeutic. 1.

Identifikasi dengan benar yang dimaksud meliputi tiga identifikasi yaitu nama lengkap (sesuai dengan KTP - el/ SIM/ Paspor/ tanda bukti identitas lainnya), tanggal lahir, dan nomer rekam medis

2.

Identifikasi pasien dengan menggunakan : a. Nama dan tanggal lahir: apabila pasien tahu secara pasti tanggal lahirnya, dan bagi yang tidak tahu tanggal lahirnya menggunakan perkiraan tahun lahir b. Nama yang dipakai sesuai dengan kartu tanda pengenal yang resmi.

3.

Pasien BPJS yang namanya tidak sesuai dengan KTP-el maka identitas yang digunakan sesuai dengan SEP BPJS

4.

Identifikasi pasien tidak boleh menggunakan nomor kamar pasien atau lokasi tempat pelayanan/ ruang rawat, proses identifikasi dilakukan sebelum tindakan pelayanan di Rumah Sakit, meliputi tindakan, prosedur diagnostik, dan terapeutik oleh petugas rumah sakit yang terlibat dalam pelayanan pasien

5.

Proses identifikasi pasien dilakukan pada saat : a. Pemberian obat-obatan termasuk cairan intravena b. Pemberian tranfusi darah atau produk darah c. Pemberian diet d. Sebelum Pengambilan sampel darah atau specimen untuk pemeriksaan klinis e. Sebelum melakukan tindakan diagnostic/ terapeutik

6. Verifikasi identitas dilakukan oleh petugas kepada : a. Pasien b. Keluarga, bila kondisi pasien tidak memungkinkan, atau bayi sampai balita c. Perawat yang bertugas pada shift tersebut, bila pasien dirawat di Pelayanan Intensif 7.

Identifikasi pasien rawat jalan a. Identifikasi pasien rawat jalan dilakukan di tempat pendaftaran pasien rawat jalan (admisi) b. Identifikasi pasien dilakukan dengan cara, Saat pasien mendaftar untuk pemeriksaan di rumah sakit, petugas pendaftaran menanyakan nama lengkap pasien mencocokkan dengan identitas diri yang berupa KTP - el /SIM/Passport/ kartu BPJS/kartu pendaftaran rumah sakit/ kartu identitas yang lain. Sedangkan untuk Pasien Anak dan Bayi menggunakan Kartu BPJS, KK, atau Surat Kelahiran, selanjutnya disesuaikan dengan berkas rekam medis pasien

8. Macam – macam gelang atau tanda identifikasi yang digunakan di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang a. Gelang berwarna merah muda untuk pasien berjenis kelamin perempuan b. Gelang berwarna biru muda untuk pasien berjenis kelamin laki-laki 9. Gelang identifikasi pasien tertempel skiter identifikasi pasien tercantum identitas pasien, yaitu : nama, tanggal lahir, nomor rekam medis sesuai dengan rekam medis pasien 10. Stiker identifikasi pasien harus dicetak, tulisan tangan boleh dilakukan jika terdapat kondisi yang memungkinkan jika stiker tidak dapat dicetak (printer pencetak stiker sedang rusak, kertas untuk mencetak stiker habis, atau dsb), serta mengikuti kebijakan Rumah Sakit yang ada 11. Selain gelang identitas di atas untuk pasien tertentu ditambahkan tanda resiko/ kancing yang direkatkan pada gelang identitas: a. Tanda resiko warna merah bertuliskan ALERGI untuk pasien yang mempunyai riwayat alergi atau mengalami alergi b. Tanda resiko warna kuning, bertuliskan Fall Risk, untuk pasien yang berisiko jatuh di rawat inap, HCU, unit Kamar Bersalin dan unit Kamar Operasi c. Pemberian tanda pada rekam medis pasien dilakukan dengan memberi tanda centang pada stiker yang tersedia, stiker warna kuning tanda untuk pasien resiko jatuh (sedang dan tinggi), sedangkan stiker warna merah tanda untuk pasien yang mempunyai riwayat alergi 12. Pemasangan gelang identitas: a. Pasien Rawat Inap pemasangan gelang dan penjelasannya diberikan di UGD saat pasien dilakukan pemeriksaan oleh petugas UGD, sedangkan pasien rawat inap dari poli rawat jalan pemasangan gelang dilakukan di rawat inap b. Pasien dari UGD atau dari Poli rawat jalan yang langsung dilakukan tindakan Operasi (yang pulang pada hari itu/ one day care dan atau yang dirawat inapkan) pemasangan gelang dilakukan oleh petugas UGD atau poli beserta penjelasaannya saat timbang terima 13. Teknis Pelaksanaan Prosedur pemasangan gelang identitas pasien sebagai berikut : a. Petugas menyiapkan gelang identifikasi pasien dan berkas rekam medis b. Mengucapkan salam c. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan unit kerja d. Menjelaskan maksud dan tujuan pemasangan gelang identifikasi kepada pasien, yaitu untuk memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau tindakan e. Melakukan verifikasi untuk mengetahui bahwa pasien dan atau keluarga paham atas informasi tersebut f. Pemasangan gelang identifikasi pasien ditentukan pada pergelangan tangan kiri kecuali jika terdapat kecacatan ataupun tindakan yang akan dilakukan pada tangan kiri maka pemasangan gelang dilakukan pada ekstermitas lainnya, namun apabila terdapat kecacatan pada ekstermitas pasien maka gelang ditempelkan di baju pasien yang mudah terlihat g. Pemasangan gelang identitas disertai penjelasan tentang tujuan dan fungsi pemasangan gelang. Gelang identitas tidak boleh dilepas dan dirusak selama dirawat, bila gelang rusak atau tidak

terbaca, pasien atau keluarga pasien harus segera lapor kepada perawat/ petugas, dan petugas/ perawat harus segera menggantinya dengan gelang yang baru h. Mengucapkan terima kasih 14. Pemasangan gelang atau tanda pasien dengan alergi tertentu: a. Memastikan bahwa pasien tersebut mengalami alergi terhadap golongan obat atau jenis makanan yang menyebabkan alergi b. Memasang tanda alergi berupa kancing warna merah pada gelang identitas pasien yang telah terpasang pada pergelangan tangan pasien c. Mencatat atau mendokumentasikan jenis obat atau makanan yang menyebabkan alergi pada pasien tersebut pada rekam medis d. Petugas yang mendokumentasikan atau menuliskan jenis obat atau makan tersebut pada rekam medis pasien adalah perawat yang mengetahui atau menemukan bahwa pasien tersebut mengalami alergi e. Memberi tanda centang pada stiker warna merah, di pojok kiri atas sampul rekam medis pasien 15. Pemasangan tanda alergi segera dilakukan setelah pasien tersebut diketahui mengalami alergi tertentu dengan prosedur sebagai berikut: a. Perawat memberi salam b. Memastikan pasien mengalami alergi terhadap golongan obat atau makanan tertentu dengan menanyakan langsung riwayat alergi kepada pasien atau keluarga atau menemukan reaksi alergi pada pasien setelah terpapar obat atau makanan tertentu c. Perawat memperkenalkan diri : nama dan unit kerja d. Perawat menjelaskan maksud dan tujuan pemasangan tanda alergi e. Mengkonfirmasi ulang kepada pasien tentang obat atau makanan yang menyebabkan bapak atau ibu alergi, setiap kali akan melakukan pemberian obat atau makanan f. Mengucapkan terima kasih atas pengertian dan kerjasamanya 16. Pemasangan gelang atau tanda pasien yang beresiko jatuh: a. Perawat melakukan pengkajian awal di unit rawat inap setelah pasien tiba di ruang perawatan rawat inap dengan batas waktu maksimal 2 jam b. Pengkajian resiko jatuh pada pasien anak-anak dengan menggunakan scoring Humpty Dumpty sedangkan pada pasien dewasa menggunakan scoring Morse c. Pasang tanda risiko jatuh dengan kancing warna kuning pada gelang identitas pasien yang telah terpasang pada pergelangan tangan pasien d. Pemasangan tanda risiko jatuh dengan kancing warna kuning diberikan pada pasien dengan resiko sedang dan tinggi untuk pasien dewasa, sedangkan untuk pasien anak kancing dipasang pada anak dengan resiko tinggi sesuai skoring penilaian, untuk bayi semua diberi kancing kuning (Fall Risk) karena semua bayi termasuk resiko jatuh e. Pemasangan kancing pasien resiko jatuh dilakukan oleh perawat yang melakukan pengkajian pada pasien tersebut f. Mengucapkan terima kasih

17. Prosedur pemasangan tanda pasien risiko jatuh adalah sebagai berikut : a. Perawat mengucapkan salam b. Perawat memperkenalkan diri : nama dan unit kerja c. Perawat menjelaskan maksud dan tujuan pemasangan tanda risiko jatuh, yaitu untuk memastikan bahwa pasien benar mempunyai risiko jatuh cukup tinggi dan mengingatkan petugas agar selalu waspada pada kondisi pasien dalam memberikan pelayanan dan pengobatan selama berada di ruang rawat inap d. Menggantungkan label tanda resiko jatuh pada tempat tidur pasien pada sisi yang mudah terlihat e. Mengkonfirmasi ulang kepada perawat, pasien dan keluarga dilakukan pada setiap shift tentang kondisi pasien f. Ucapkan terima kasih atas pengertian dan kerjasamanya. 18. Prosedur identifikasi pasien, yaitu: a. Mengucapkan salam b. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan unit kerja c. Melakukan identifikasi pasien dengan menggunakanpaling sedikit 2 (dua) dari 3 (tiga) bentuk identifikasi, yaitu nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis d. Menanyakan nama, tanggal lahir atau nomor rekam medis kepada pasien/keluarga (identifikasi secara verbal) kemudian mencocokkan dengan gelang identitas pasien dengan rekam medik (identifikasi secara visual) pada pertemuan pertama e. Melakukan identifikasi secara visual untuk pertemuan berikutnya hanyan dengan mengkonfirmasi pada pasien atau keluarga saja f. Mengidentifikasi pasien dalam setiap keadaan yang terkait intervensi kepada pasien, seperti sebelum pemberian obat- obatan, pemberian tranfusi darah, pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi diagnostik, pemberian diet, pemberian cairan intravena, hemodialisis, kateterisasi jantung, transfer pasien g. Mengucapkan terima kasih 19. Prosedur identifikasi pada bayi: a. Keluarga mengurus mendaftarkan bayi baru lahir di admisi sekaligus menanda tangani General Concent b. Semua bayi baru lahir harus diidentifikasi dengan pemberian gelang identitas dan cap telapak kaki bayi, serta cap ibu jari tangan ibu di dalam berkas rekam medis bayi. Nomor rekam medis bayi baru lahir ditambahkan selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam c. Identifikasi bayi baru lahir kembar/ kembar siam dilakukan dengan cara : petugas memasang gelang identifikasi bayi sesuai waktu lahir dengan menuliskan nama ibu bayi dan Nomor Rekamm Medis bayi ditambah Nomor urut kelahiran, contoh Poniyem bayi Ny 1 tgl 16-62013 jam 01.00 WIB, poniyem Bayi Ny 2 tgl 18-6-2013 jam 01.15 WIB dan seterusnya 20. Prosedur identifikasi pada pasien koma, pasien dalam keadaan terbius dan mengalami disorientasi yang memiliki keluarga/penunggu: a. Mengucapkan salam kepada keluarga/penunggu

b. Mencocokkan identitas yang disebutkan keluarga/ penunggu dengan identitas yang tercatat pada gelang pengenal pasien tersebut serta data yang tercatat pada berkas rekam medis pasien/ lembar permintaan tindakan/ label pada botol sampel yang akan diambil c. Mengkonfirmasi

akan selalu dilaksanakan pada saat pemberian cairan intravena, obat,

transfusi darah, pengambilan sampel untuk pemeriksaan labolatorium, pemeriksaan radiologi, transfer pasien, dan pada saat konfirmasi kematian d. Memberitahu kepada keluarga pasien bahwa gelang identitas harus selalu dipakai sampai pasien diperbolehkan pulang e. Mengucapkan terima kasih atas pengertian dan kerjasamanya 21. Prosedur identifikasi pada pasien koma, pasien dalam keadaan terbius dan mengalami disorientasi yang tidak memiliki keluarga/ penunggu: a. Melakukan verifikasi dengan Double Check, yaitu dua petugas ruangan yang akan melakukan tindakan secara bersama melihat data identitas pasien pada gelang pasien dan mencocokkan dengan data identitas pasien yang tercantum pada berkas rekam medis pasien/ lembar permintaan tindakan/ label pada botol sampel yang akan diambil b. Identifikasi akan selalu dilaksanakan pada saat pemberian cairan intravena, obat,transfusi darah, pengambilan sampel untuk pemeriksaan labolatorium, pemeriksaan radiologi, transfer pasien, dan pada saat konfirmasi kematian c. Identitas diberi nama X1, X2, dan seterusnya sesuai dengan urutan nama di catatan medik dan nomor rekam medik, catat tanda-tanda fisik yang khusus serta baju atribut yang dipakai 22. Pelaksanaan melepas gelang identitas pasien: a. Gelang identitas hanya dilepas pada saat pasien pulang atau keluar dari rumah sakit b. Gelang identitas dilepas setelah semua proses selesai dilakukan Proses ini meliputi : pemberian obat-obatan kepada pasien dan pemberian penjelasan mengenai rencana perawatan selanjutnya kepada pasien dan keluarga c. Petugas yang melepas gelang identitas adalah perawat yang memulangkan pasien tersebut, yaitu pada unit terakhir saat pasien diberikan pelayanan d. Semua pasien yang dinyatakan keluar dari rumah sakit dan siap pulang, gelang identitas harus dilepas dengan cara digunting, dihancurkan dan dibuang ke tempat sampah medis e. Jika Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan pelepasan gelang identitas sementara (saat masih dirawat dirumah sakit), misalnya lokasi pemasangan gelang pengenal menganggu suatu prosedur. Segera setelah prosedur selesai dilakukan, gelang pengenal dipasang kembali f. Pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain gelang identitas dilepas oleh perawat yang mengirim pasien, pelepasan gelang identitas dilakukan setelah pasien diserah terimakan kepada pihak rumah sakit yang dituju. g. Pelepasan gelang pasien yang meninggal di UGD, Unit Rawat Inap, Unit kamar Baersalin, dan atau Unit Kamar Bedah, gelang dilepas di kamar jenazah dengan disaksikan keluarga sesaat sebelum jenazah dikafani atau sebelum diserahkan kepada keluarga 23. Hambatan pemasangan gelang identitas: a. Alergi terhadap bahan gelang identitas

b. Pemakaian gelang identitas pada pasien yang mengalami alergi pada gelang tersebut dilakukan dengan melapisi pergelangan tangan dengan kassa c. Jika masih timbul reaksi alergi gelang identitas dapat direkatkan pada bagian atas baju pasien 24. Pasien menolak pemasangan gelang dengan alasan apapun: a. Jelaskan terlebih dahulu tentang pentingnya pemasangan gelang identitas dan resiko yang mungkin terjadi jika pasien tidak dipasang gelang identitas b. Jika pasien tetap menolak pemasangan gelang, maka pasien harus menandatangani surat penolakan tindakan (Pemasangan Gelang) 25. Jika dalam satu ruangan terdapat pasien dengan nama yang sama, maka pada cover rekam medik pasien dan semua formulir permintaan penunjang harus diberi tanda “HATI-HATI NAMA SAMA” 26. Pelaksanaan identifikasi dilakukan secara konsistensi pada semua situasi dan dilakukan di semua lokasi di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang.

BAGAN ALUR IDENTIDIKASI PASIEN

BAB IV DOKUMENTASI

1. Dokumentasi tertulis Pencatatan dilaksanakan di seluruh unit pelayanan, baik rawat jalan dan rawat inap, dokumentasi dilakukan secara manual (ditulis pada buku catatan atau rekam medis pasien) dan terus menerus (continue), serta berulang 2. Form Permintaan/ rujukan Minimum dari 3 penanda identitas pasien harus ada pada semua form permintaan/rujukan. Sebelum dimulainya pemeriksaan/ pengobatan, semua form permintaan/ rujukan harus diperiksa dan dicocokkan dengan stiker identifikasi pasien.

BAB V PENUTUP

Proses identifikasi pasien ini berlaku untuk semua staf rumah sakit yang terkait dalam pelayanan pasien. Ketepatan identifikasi pasien harus dimulai pada saat kontak pertama dengan pasien dan itu merupakan tanggung jawab semua staf rumah sakit, apakah itu klinis atau admisi. Sehingga diharapkan proses identifikasi pasien berjalan dengan baik dan lancar di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Jombang.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall (2000). Aplikasi Pada Praktek Klinis.Diagnosa Keperawatan. Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.EGC Republik Indonesia. (2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Pasient Safety),Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Republik Indonesia. (1998). Petunjuk Pelaksanaan Indokator Mutu Pelayanan Rumah Sakit, Jakarta : Direktur Jendral Layanan medis.

Related Documents


More Documents from "Lubertuz Wahyu"