Paradigma Sakit Vs Paradigma Sehat

  • Uploaded by: Khuzaiyah Nasima
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Paradigma Sakit Vs Paradigma Sehat as PDF for free.

More details

  • Words: 1,857
  • Pages: 8
Loading documents preview...
Sudahkah Pelayanan Kesehatan Mengubah "Paradigma Sakit" Menjadi "Paradigma Sehat"? Siti Khuzaiyah

Pendahuluan Sehat adalah kebutuhan setiap orang. Sehat memiliki cakupan yang luas. WHO mendefinisikan sehat sebagai "Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity". sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Sehat tida hanya diartian sebagai tida sait. Akan tetapi penyakit yang datang pada akhir-akhir ini semakin mengancam kesehatan, khususunya kesehatan rakyat Indonesia. Penyakit menular yang sejak dahulu sudah ada di Indonesia sampai saat ini belum hilang, sementara penyakit menurun yang dahulu tidak ada di Indonesia sekarang justru semakin berkembang pesat. Ditambah lagi penyakit-penyakit 'aneh' yang dahulu terdengar asing sekarang semakin banyak. Semua ini menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat semakin takut dan khawatir akan kehadiran penyakit tersebut. Menkes dalam sebuah pidatonya di Maluku (2013) menyampaian bahwa “Kasus-kasus penyakit infeksi saat ini sudah mengalami penurunan tapi muncul penyakit-penyakit yang disebut tidak menular karena gaya hidup, terutama hipertensi atau tekanan darah tinggi yang mengarah pada stroke dan serangan jantung. Selain itu masalah berat badan yang berlebihan mulai dari anak-anak yang berkembang hingga usia tua dan mencapai di atas 50 tahun mulai terserang diabetes, serangan jantung dan tekanan darah tinggi. Jenis penyakit lainnya seperti kanker juga makin meningkat, sehingga sekarang perlu melakukan upaya-upaya pencegahan, sebab semua penyakit ini sebagian besar bisa dicegah,” Kenyatan ini tentu perlu disikapi dengan pelayanan kesehatan yang baik. Pelayanan kesehatan yang diwujudkan oleh masyarakat dan pemerintah, sinergi dan berjalan bersama. Pelayanan kesehatan yang mampu menyiapkan masyarakat untuk menghadapi ancaman penyakit, sehingga masyarakat tidak lagi khawatir/takut, dan lebih siap melawan datangnya penyakit dengan upaya-upaya penting untuk meningatkan kesehatannya.

Apa itu Pelayanan Kesehatan? Secara usul kata, Pelayanan Kesehatan berasal dari dua kata yaitu Pelayanan dan Kesehatan. Pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan. Kesehatan adalah keadaan sehat (KBBI, 2012). Notoatmodo mendefinisian Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat. hal ini tentu berbeda dengan Pelayanan dokter atau medis, yang mana pelayanan medis adalah pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya dengan pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu (KBBI, 2012). Dari sini hendaknya pelayanan kesehatan lebih mengacu pada tugas utama 'Bagaimana Mewujudkan Kesehatan Masyarakat?' bukan pada 'Bagaimana Mengobati Masyarakat yang Tidak Sehat?' Meskipun muara dari dua hal tersebut adalah sama, yaitu tercapainya kesehatan masyarakat, tetapi muatan pesan, inti dan hakikat dari keduanya jelas berbeda.

Potret Pelayanan Kesehatan Masa Lalu Indonesia adalah negara yang sudah merdeka sejak 69 tahun yang lalu. Dengan status Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, maka Indonesia bertanggung jawab dalam menentukan nasib bangsanya sendiri, termasuk di dalamnya adalah tanggung jawab dalam hal kesehatan. Pemerintah Indonesia berusaha mewujudkan berbagai upaya untuk mencapai kesehatan masyarakat. Program-program terkait kesehatan bermunculan. Sejak tahun 1958 muncul sekolah bidan, program penempatan bidan desa, muncul BKIA, berubah menjadi puskesmas pada 1969, dst. Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Notoatmodo). Pelayanan pada waktu dulu cenderung fokus pada upaya pengobatan penyakit karena memang kejadian penyakit pada waktu itu cendeurung tinggi. Angka kematian.... Upaya pengobatan mungkin dirasa efektif karena pada waktu itu tingkat pendidikan

masyarakat masih rendah, kesadaran akan kesehatan juga masih rendah. Praktik-praktik yang mengarah ke 'faktor munculnya penyakit masih banyak. Semua masih terfokus pada bagaimana mengobati prnyakit. Hingga pada tahun1999 muncul sebuah paradigma baru yang menitikberatkan pada kesehatan, buka lagi pada penyakit. Paradigma itu adalah paradigma sehat.

Paradigma Sakit VS Paradigma Sehat? Apakah perbedaan dari kedua paradigma tersebut? Ya. Paradigma Sakit adalah Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan yang mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan Paradigma sehat, dengan jargon “Gerakan Pembangunan yang Berwawasan Kesehatan”, dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 1 Maret 1999. Secara makro, berarti bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilatif. Paradigma sakit lebih fokus pada bagaimana mengobati orang sakit, sementara paradigma sehat adalah berfokus bagaimana menjaga agar masyarakat tetap sehat. Pada ranah masyarakat, maka paradigma sakit berarti masyarakat datang ke pelayanan lesehatan untuk mengobati/menghilangkan penyakitnya, sementara paradigma sehat berarti masyarakat datang untuk mendapatkan ilmu bagaimana agar tetap sehat, istilah lain bagaimana mencegah penyakit. Masyarakat merasa bahwa mereka membutuhkan sehat itu. Walaupun muara akhirnya adalah sama, yaitu meweujudkan masyarakat yang sehat, tetapi keduanya memiliki nilai yang berbeda.

Sudahkah Beralih ke Paradigma Sehat? Nah, pertanyaannya adalah sudahkah pelayanan kesehatan kita beralih ke paradigma sehat? Sudahkah pelayanan kesehatan kita menjadikan aspek promotif dan preventif sebagai program unggulan? Baik, mari kita perhatikan beberapa kondisi sebagai berikut:  Pertanyaan Pertama

Apaah Anda pernah sakit? Apakah Anda pernah datang ke peayanan kesehatan? jika jawabnya iya, maka pertanyaannya adaIah, pertanyaan pertama apa yang ditanyakan oIeh petugas kesehatan ke kita? Ya, benar, iniah pertaanyaanya = “keuhannya apa pak? Sakitnya apa Bu?” pertanyaan ini menggambaran bagaimana poa pikir kita masih menganggap bahwa setiap yang datang ke peayanan kesehatan adaah orang sakit. Pertanyaan ini juga yang barangkai turut membangun mindset masyarakat bahwa jika tidak sakit buat apa ke rumah sakit? jika tidak ada keIuhan untuk apa ke puskesmas? Bahkan masyarakat terbiasa mengatakan “Saya mau berobat” ketika hendak ke peIayanan kesehatan. IniIah yang kemudian menjadikan pusat peIayanan kesehatn isinya penuh dengan orang sakit, tidak ada yang ingin meIakukan deteksi dini, semuanya hanya ingin berobat. AIangkah indahnya ika kaimat pertanyaan tadi diubah menadi “Baik Bapak, Ibu ada yang bisa saya bantu? Bagaimana keadaan sekarang? Sehat” ha ini mungkin Iebih membangun.  Pemberian Konseling Peayanan kesehatan seIama cenderung fokus pada konseIing terkait bagamiana agar penyakit itu cepat sembuh, beIum mengarah pada bagaimana agar masyarakat sehat dan tidak mengaIami sait agi.  Pemberian Terapi Sejauh pengamatan penuIis di beberapa peIayanan kesehatan dasar (seperti di puskesmas, poIikIinik, BaIai pengobatan) Iebih senang memberikan terapi yang sifatnya obat, buka ke arah supIermen. Obat-obata „dewa‟ yang senantiasa ada di peIayanan kesehatan dasar Iebih bersifat membunuh agen penyakit, bukan ke usaha mempertahankan kekebaan tubuh. Sebut saja antibiotic, dexametason, CTM adaIah obat-obatan yang rutin diberikan di peIayanan kesehatan tingkat dasar. keIuahannya apapun, sakit sedikit saja sudah Iangsung ditembaI dengan obat dewa tersebut. HaI ini tentu akan meruguikan pasien karena tubuh semakin resisten terhadap pathogen dan semakin mudah terserang penyakit. PerIu ditingatkan ke pemberian peningkat kekebaIan (immunobooster) dan minimaIisir pemberian obat-obat yang tidak perIu. Karena tidak semua keIuhan harus diberi obat-obat, hanya yang infeksi saja yang semestinya mendapatan antibiotic, tidak semua disamaratakan. AIokasi beIana obat-obatan di peIayanan dasar peru ditinjau uIang.

 Tidak adanya Klinik Promosi Kesehatan Klinik Promosi Kesehatan yang terdiri dari berbagai SDM (Sanitarian, Nutrisionis. Bidan, Perawat, Doter) meIuangkan waktu untuk menggodok program-program promosi kesehatan sesuai dengan kondisi IokaI di wiIayah kerja puskesmas tersebut. Merancang media-media dan modeI promosi kesehatan yang efektif efisien untuk meningatkan derajat kesehatan masyarakat.  Minimnya program Promosi Kesehatan Saat ini peIayanan kesehatan seakan kurang peduIi dengan upaya promosi kesehatan. Anggaran dan program Iebih fokus pada upaya kuratif dan rehabiIitatif, sementara anggaran dan program ke arah promotif kuratif yang membantu meningatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dirasa sangat minim.  Semua masih berjalan sendiri-sendiri PeIayanan kesehatan saat ini kurang maksimaI daIam menjaIin kerjasama Iintas program dan Iintas sektoraI. Dinas kesehatan membuat program mereka sendiri, dinas pendidian membuat program sendiri, dinas perindustrian membuat program sendiri, dsb. Meskipun pada sebagian program pemerintah ada yang meIibatkan Iintas sektoraI, tetapi masih minim, terutama kaitannya dengan peIayanan kesehatan. Dengan memperhatikan beberapa point di atas, maka bisa disimpuIkan bahwa secara umum peIayanan kesehata kita beIum beraIih ke paradigma sehat. LaIu, apa yang seharusnya dilakukan?

Berapa Alternatif Solusi  Merubah Mindset Langkah awal untuk bisa beralih ke paradigma sehat adalah merubah mindset. Baik itu masyarakat umum maupun mindset tenaga kesehatan. Merubah mindset tentang apa sesungguhnya sehat? Apa sebenarnya tugas utama pusat pelayanan kesehatan? Merubah mindset ini memerlukan waktu yang lama dan bertahap, sehingga butuh kesabaran dari para aktivis kesehatan.  Pelayanan Terintegrasi Promosi kesehatan Dalam memberikan pelayanan kesehatan hendaknya memasukkan aspek promotif dan preventif sebagai upaya terintegrasi untuk meningatkan kesehatan masyarakat.

Tidak hanya bertanya keluhan, kemudian memberikan obat atas keluhan itu, tetapi meningatkan proses konseling agar keluhan itu tidak kembali muncul. Upaya-upaya apa yang hendaknya dilakukan masyarakat (si pasien dan keluarganya) agar bisa mempertahankan kesehatannya.  Jaminan Kesehatan yang Pro Paradigma Sehat Memberikan Jaminan yang pro paradigma sehat berarti berusaha mengupayakan kesadaran masyarakat untuk sehat. Jaminan kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS sebenarnya baik untuk merangsang masyarakat, Jika ingin sehat ya Jaga kesehatan, Jika sakit ya harus periksa dan Jika ingin mendapatkan Jaminan berarti harus mau iuran rutin ke BPJS. Yang perIu dievaIuasi adalah, Jangan sampai JKN meaui BPJS ini Justru meningkatan konsumerisme masyarakat akan obatobatan. Jangan sampai karena mereka merasa terJamin dengan JKN kemudian bergaya hidup seenaknya toh Jika sakit tinggaI berobat ke Rumah Sakit Gratis.  Upaya kesehatan lintas Program dan lintas Sektoral PeIayanan kesehatan hendaknya dapat meakukan kerasama lintas program dan lintas sektoral. Dalam paradigma sehat Pelayanan kesehatan tidak lagi terpecahpecah (fragmented), tetapi terpadu (integrated). Terpadu dalam semua aspek, menyeluruh, kesinambungan. Terpadu dengan berbagai sektor untuk mewuudkan masyarakat yang sehat sebenar-benarnya, yaitu yang sehat secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial. kEsehatan menyeluruh ini baru didapatkan Jika program kesehatan berJalan bersama dengan program lain. Mustahil peIayanan kesehatan ataupun dinas kesehatan dapat mewuJudkan masyarakat yang benar-benar sehat seorang diri.  MengoptimaIkan Program Promosi kesehatan Dinas kesehatan dan pelayanan kesehatan tentu sudah memiliki acuan program promosi kesehatan, akan tetapi pelaksanaannya perlu ditingkatkan. Jangan hanya tertulis sebagai program kerJa di atas kertas tanpa realisasi, tetapi harus benar-benar direalisasikan secara optimal. Memanfaatkan potensi Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut.

Apa yang Perlu dilakukan Bidan dalam Mewujudkan Paradigma Sehat? Bidan sebagai tenaga kesehatan strategis sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk membantu mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan adanya kebijakan setiap desa harus ada bidan sebenarnya bidan bisa menjadi lini terdepan dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh bidan yaitu: - Pemberian Asuhan Kebidanan yang Holistic sejak Awal Bertemu dengan pasien - Pemberdayaan Keluarga - Pemberdayaan Masyarakat - Pemberdayan Remaja - Klinik Sehat dan Konseling - Bersama masyarakat, terutama tokoh agama, tokoh masyarakat dan kader kesehatan turut serta melakukan promosi kesehatan pada tingkat keluarga.

Simpulan Kesehatan adaah kebutuhan semua masyarakat Indonesia, dan mewuudkan kesehatan adalah tanggung awab seluruh masyarakat Indonesia. semaksimal mungkin melakukan upaya promosi kesehatan dan mewujudkan masyarakat yang sadar akan paradigma sehat juga merupakan tanggung awab kita semua. Semua melaksanakan tugas semaksimal mungkin. Semua memasukkan upaya promotif dan preventif kesehatan dengan cara masing-masing serta, meningatkan kepejaan serta solidaritas akan kondisi kesehatan masyaraat.

Bacaan KBBI, 2012 Kamus Bahasa Indonesia Daniel Leonard, 2013 , Menkes: terjadi pergeseran jenis penyakit di Indonesia antaranews.com http://peterpaper.blogspot.com/2010, PELAYANAN KESEHATANc2012 KONSEP SEHAT DAN SAKIT 2013 http://www.mutupelayanankesehatan.net/index.php/publikasi/artikel/19-headline/550peningkatan-mutu-pelayanan-kesehatan-strategi-indikator-dan-upaya-tingkatnasional http://kisnawati.wordpress.com/2011/06/24/makalah-paradigma-sehat/ dinesende. Dinas Kesehatan - PROGRAM & KEGIATAN ichram.blogspot.com/2013/04/paradigma-sehat-dan-sakit.html

Chandra, Budiman. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta: EGC.

Related Documents


More Documents from "Letidebora Enjuvina"