Loading documents preview...
Bed Site Teaching
Parese Nervus Abdusen Oleh: Meiustia Rahayu 07120141 Milla Silvia 0810312046
Preseptor: dr. Fitratul Ilahi, Sp.M
Kepustakaan
Jalur Visual
jaras saraf impuls sensoris penglihatan
mata
otak
Otot-otot Mata pergerakan inervasi
OD
Fisiologi Gerak Bola Mata keseimbangan gerak otot
orthoforia bayangan jatuh ke fovea sentralis fusi bayangan di retina
1.Visus ~ sama 2.Otot mata bekerja sama dengan baik 3.Susunan saraf baik
Single binocular vision
Hukum Sherrington Otot sinergik
Otot antagonistik
m. rektus superior & m. obliq inferior (elevasi)
m. rektus superior & m. rektus inferior
Dekstroversi
Stimulasi: * m. rektus lateral D * m. rektus medial S
Inhibisi: * m. rektus medial D * m. rektus lateral S
Hukum Hering Agar gerak kedua mata ke arah yang sama, persyarafan otot-otot agonis harus sama
RSR LIO
RSR LSR
RLR LMR RIR LSO
LSR RIO LLR RMR
LIR RIR
LIR RSO
Parese Nervus Optikus (N.II) Visus berkurang Lapangan pandang berkurang Skotoma Fotofobia Papil edema (inflamasi / bendungan)
Parese N. Okulomotorius (N.III) Klasifikasi : 1. Komplit : kelemahan elevasi, depresi, aduksi, ptosis, midriasis ipsilateral 2. Parsial 3. Bilateral : lesi pada nukleus okulomotorius Sebab : Post trauma, tumor, inflamasi, vaskulopati
Parese N. Troklearis (N.IV) Klasifikasi : 1. Sukar melihat ke bawah 2.Diplopia Sebab : Orbita, puncak orbita, sinus kavernosus
Strabismus visual axis kedua mata tidak sama
Sebab kelainan: 1. Sensorik nonparalitik 2. Sentral 3. Motorik paralitik
Klasifikasi Strabismus 1.Manifestasi
Heterotropia (manifes)
Heteroforia
(laten)
• • • •
Esotropia Eksotrofia Hipertropia Hipotropia
• Esoforia • Eksoforia
Klasifikasi Strabismus 2. Jenis Deviasi Horizontal
• Esodeviasi • Eksodeviasi
Vertikal
• Hiperdeviasi • Hipodeviasi
Torsional Kombinasi
• Ensiklodeviasi • Eksiklodeviasi
Klasifikasi Strabismus 3. Kemampuan Fiksasi Mata
4. Usia
Monokular
Kongenital
• 1 mata deviasi konstan
• < 6 bulan
Alternan
Didapat
• 1 mata deviasi bergantian
• > 6 bulan
Klasifikasi Strabismus 5. Sudut Deviasi
Strabismus Paralitik Esotropia Paralitikus Gejala • Trauma kepala • Tumor • Inflamasi SSP
Etiologi
• Gangguan pergerakan mata ke arah • Diplopia homonim, makin hebat saat mata digerakkan ke arah luar • Kepala miring ke arah otot yang lumpuh • Deviasi menghilang bila mata digerakkan berrlawanan dengan otot yang lumpuh
• < 6th supresi diplopia (-) • Dewasa pola sensoris tetap
Anak vs Dewasa
Strabismus Nonparalitik Esotropia Nonparalitik Akomo datif
Kongenital Didapat -
- Refraktif - Nonrefraktif
Nonakomo datif Gabun gan
- Akomodatif
- Nonakomodatif
Nonkomodatif Gambaran Klinik
Akomodatif Kongenital
Didapat
Usia timbul deviasi
2-7 tahun
< 6 bulan
6 bulan kelainan
Besar sudut
20-25 prisma D
> 50 prisma D
20-25 prisma D
Ambliopia
sering
jarang (cross fixation)
tergantung usia
Faktor herediter
ada
ada
tidak ada
Kelainan refraksi
Refraktif : hiperopia Nonrefraktif : AV/V
kecil / tidak ada
kecil / tidak ada
Deviasi jauh – dekat
Refraktif : sama Nonrefraktif : dekat > jauh
sama
sama
Pola fiksasi
satu mata (sehat)
bergantian
satu mata (sehat)
Strabismus Nonparalitik Eksotropia Nonparalitik Intermiten - Eksoforia eksotropia - Kelelahan, konsentrasi berkurang, usia
Konstan - Sejak lahir / intermitten konstan - Esotropia periodik menetap hilang saat remaja
AV Pattern / AV Syndrome
Manifestasi Klinis Strabismus Mata kabur Diplopia
Arah mata ≠ Gerakan mata tidak terkoordinasi
Mata lelah
Esotropia Klinis Esotropia Gerak mata terbatas
Deviasi
Diplopia horizontal
Proyeksi yang salah
Ocular torticolis
Vertigo, mual, muntah
Pemeriksaan Strabismus 1. Tajam Penglihatan (Visus) Dengan siklopegik menghilangkan efek akomodasi Anak-anak : SA 1 tts/hari selama 3 hari H4 diperiksa Dewasa: Homatropin 1 tts/15’ 3x 1 jam setelah tetes terakhir
Pemeriksaan Strabismus 2. Cover and Uncover Test
Pemeriksaan Strabismus 3. Pengukuran Derajat Deviasi
Hirscberg Test
Pemeriksaan Strabismus 3. Pengukuran Derajat Deviasi
Krimsky Test
Pemeriksaan Strabismus 3. Pengukuran Derajat Deviasi
Prisma Cover and Uncover Test
Pemeriksaan Strabismus 3. Pengukuran Derajat Deviasi
Hess Screen Test
Pemeriksaan Strabismus 3. Pengukuran Derajat Deviasi
MaddoxTest
Pemeriksaan Strabismus 4. Tes Diplopia
Pemeriksaan Strabismus 4. Tes Diplopia
Pemeriksaan Strabismus 4. Tes Pergerakan Bola Mata
5. Konfrontasi
Penatalaksanaan
Identifikasi dan terapi etiologi dasar Kacamata prisma Gunakan patching mencegah ambliopia Toksin Botulinum mencegah kontraktur Operasi
Operasi 1. Reseksi Otot dilepas dari mata, diregangkan lebih panjang secara terukur, jahit ke mata pada insersi semula
2. Resesi Otot dilepas dari mata, dilepaskan dari perlengketan fasia, dibiarkan mengalami retraksi, dijahit kembali ke mata di belakang insersi semula.
Laporan Kasus
Anamnesis Seorang pasien laki-laki berusia 10 tahun datang ke Poliklinik Mata RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 9 Februari 2013 dengan: Identitas Pasien Nama : Jenis Kelamin : Usia : Pekerjaan : Alamat : Status Perkawinan : No RM :
T Laki-laki 10 tahun Pelajar SD Kubang Putih, Bukittinggi Belum Menikah 817377
Anamnesis Keluhan Utama: Pandangan ganda sejak 5 hari yang lalu. Riwayat Penyakit Sekarang: Pandangan ganda sejak 5 hari yang lalu. Sebelumnya pasien terjatuh ke dalam kolam ikan dari ketinggian ± 2 m ketika sedang bermain dengan temannya 5 hari yang lalu dengan posisi kepala dan bahu sebelah kanan pasien membentur batu. Pasien lalu tidak sadarkan diri selama ± 10 menit.
Anamnesis Sewaktu tersadar, pandangan mata menjadi ganda ketika melihat ke arah depan, bawah, dan kanan luar yang menyebabkan rasa pusing. Padangan ganda dirasakan terus-menerus. Pandangan ganda tidak ada ketika pasien menutup mata kanan dengan tangan pada saat melihat, sehingga sampai saat ini pasien menutup mata kanannya dengan verban. Nyeri pada mata kanan saat melihat ke sisi luar, luar atas, dan luar bawah yang berhenti saat melihat ke sisi dalam.
Anamnesis Keluarga pasien mengamati bahwa mata kanan pasien tidak bisa digerakkan ke sisi sebelah luar, luar atas, dan luar bawah. Saat melihat ke depan, mata kanan terlihat sedikit tertarik ke sisi dalam. Pandangan kabur tidak ada. Pandangan terhalang tidak ada. Pandangan seperti melihat benda-benda melayang tidak ada. Silau tidak ada. Mata merah tidak ada. Keluar sekret dari mata tidak ada. Banyak keluar air mata tidak ada.
Anamnesis Lebam di sekitar mata tidak ada. Keluar darah dari hidung, mulut, dan telinga tidak ada. Nyeri kepala hebat disertai nyeri pada mata tidak ada. Mual muntah tidak ada. Pasien sebelumnya telah berobat rawat jalan ke Rumah Sakit di Bukittinggi dan didiagnosis sebagai parese nervus VI. Pasien tidak diberi terapi apapun, kemudian pasien dirujuk ke RSUP. Dr. M. Djamil, Padang.
Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada yang berhubungan.
Pemeriksaan Oftalmologi Status
Okuli Dekstra
Okuli Sinistra
5/6
5/5
5/6 cc P (15o) 5/5
-
(+)
(+)
Oftalmologikus Visus: tanpa koreksi dengan koreksi Refleks fundus Supersilia / silia
madarosis (-), trikiasis (-)
madarosis (-), trikiasis (-)
Pemeriksaan Oftalmologi SO
Okuli Dekstra
Okuli Sinistra
Palpebra:
superior
edema (-), hiperemis (-),
edema (-), hiperemis (-),
ptosis (-)
ptosis (-)
inferior
edema (-), hiperemis (-),
edema (-), hiperemis (-),
margo
bengkak (-), nyeri (-)
bengkak (-), nyeri (-)
hiperlakrimasi (-)
hiperlakrimasi (-)
Aparat lakrimalis Konjungtiva:
tarsalis
folikel (-), papil (-), hiperemis (-)
folikel (-), papil (-), hiperemis (-)
forniks
folikel (-), papil (-), hiperemis (-)
folikel (-), papil (-), hiperemis (-)
bulbi
folikel (-), papil (-), hiperemis (-)
folikel (-), papil (-), hiperemis (-)
Pemeriksaan Oftalmologi SO
Okuli Dekstra
Okuli Sinistra
Sklera
putih
putih
Kornea
bening
bening
Kamera Okuli Anterior
cukup dalam
cukup dalam
Iris
coklat, rugae (+)
coklat, rugae (+)
Pupil
bulat, refleks cahaya bulat, refleks cahaya
(+/+), diameter 3 mm, (+/+), diameter 3 mm, RAPD (-)
RAPD (-)
Lensa
bening
bening
Korpus Vitreum
bening
bening
Pemeriksaan Oftalmologi SO
Okuli Dekstra
Okuli Sinistra
Fundus: media
bening
bening
papil
bulat, batas tegas,
bulat, batas tegas,
c/d =0,3
c/d =0,3
arteri : vena =2:3
arteri : vena =2:3
pembuluh darah retina
perdarahan (-), eksudat (-) perdarahan (-),eksudat (-) reflek fovea (+)
refleks fovea (+)
palpasi
normal
normal
tonometri
tidak dilakukan
tidak dilakukan
makula Tensi bulbus okuli
Pemeriksaan Oftalmologi SO Posisi bulbus okuli
Okuli Dekstra
Okuli Sinistra
esotropia 15o
ortho
Gerak bulbus okuli
Diplopia
Konfrontasi
Gambar Pasien
Pemeriksaan Penunjang Hess screen
Rencana: CT Scan + darah lengkap + GDP/GD2PP
Diagnosis Parese Nervus Abdusens (N.VI) OD Parese Nervus Okulomotorius (N.III) parsial OD Strabismus esotropia paralitik
Terapi Metilprednisolon 16 mg 1 x 1½ tab Metil kobalat 500 mg 2 x 1 tab Patching pada mata kiri (yang normal)
Diskusi
Diplopia
• Post trauma inflamasi / iskemik (ada fase tidak sadar) tanda peningkatan TIK, fraktur basis kranii (-) • Diplopia horizontal m. rektus lateral / medial • Gerak lateral (II), lateral atas (I) & bawah (I) OD terbatas lesi m. rectus lat + m. rectus sup-inf + m. obliq inferior
Esotropia
• • • •
Visus & Konfrontasi
• Fiksasi mata terganggu visus OD 5/6 cc P 15o 5/5 • Terbatas ke lateral, lateral atas, dan bawah
Gerakan mata kanan terbatas ke lateral, lat atas-bawah Diplopia, hilang saat mata sakit ditutup Posisi bulbus deviasi 15o Paralitik lesi pada N.VI dan III parsial
Deviasi 15o
Diagnosis
Terapi
• Hirscberg test : refleks cahaya (+) pada margo pupil • Krimsky test : prisma 15o • Hess screen test: aktivasi m. rectus medial OD >> fiksasi penglihatan akibat lumpuh m. rektus lateral
• Parese N VI OD gerak lateral OD tidak bisa • Parese N III parsial OD • Strabismus esotropia paralitik • • • •
Metilprednisolon inflamasi + nyeri Metil kobalat (metilkobalamin) suplemen vitamin B12 Patching mencegah ambliopia Cari etiologi dasar CT scan, darah lengkap, gula darah