Pedoman Kti 2019-2020.docx

  • Uploaded by: Ferguso
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pedoman Kti 2019-2020.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,982
  • Pages: 35
Loading documents preview...
PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS KELAS XII SMA YAPPENDA TAHUN PELAJARAN 2019/2020

YAYASAN PENDIDIKAN PENGAJARAN DEWASA

SMA YAPPENDA Jalan Swasembada Timur V No. 10 RT.6/RW.10, Kb. Bawang, Tj. Priok, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14320

DAFTAR ISI

I. PENGANTAR

.............................................................................

II. TEMA KARYA ILMIAH

........................................................

III. FORMAT KARYA ILMIAH

1 1

.................................................

1

A. BAGIAN AWAL ...............................................................

2

1. Halaman Sampul

.........................................

2

.................................

2

........................................

2

4. Pernyataan Keaslian Karya ................................

2

5. Kata Pengantar / Prakata

...............................

2

...........................................................

3

7. Daftar Tabel ...........................................................

3

8. Daftar Gambar .....................................................

3

9. Daftar Lampiran

3

2. Lembar Halaman Judul 3. Halaman Persetujuan

6. Daftar isi

B. BAGIAN INTI

...............................................

...................................................

4

1. BAB I Pendahuluan ...........................................

4

2. BAB II Landasan Teori

.............................

4

......................

4

3. BAB III Metode Penelitian C. BAGIAN AKHIR

...........................................

11

IV. TEKNIK PENULISAN ........................................................

11

A. BAHAN ........................................................................

11

1. Sampul Penjilidan ..........................................

11

2. Kertas ................................................................

11

B. PENGETIKAN ........................................................

11

1. Teknik Pengetikan ..........................................

12

2. Jarak Spasi

.................................................

12

3. Margin

..................................................

12

4. Letak Nomor Halaman ...................................

12

5. Penggunaan Nomor Urut ............................

12

C. CARA MERUJUK KUTIPAN

.....................

13

D. CARA MENULIS DAFTAR RUJUKAN / DAFTAR PUSTAKA

..........................................

15

1. Sumber Berupa Buku ....................................

16

2. Sumber Berupa Artikel

............................

18

3. Sumber Lain-lain ..........................................

18

4. Sistem Paragraf

..........................................

20

5. Bahasa Karya Tulis Ilmiah ............................

20

V .KARTU BIMBINGAN

........................................................

29

VI . RUBRIK PENILAIAN KTI ..................................................

30

PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS I.

PENGANTAR Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodelogi penulisan dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Fakta yang disajikan dapat berasal dari pengamatan, uji laboratorium, studi pustaka, penyebaran angket, wawancara, ataupun dari pengalaman. Penulisan karya ilmiah menjadikan siswa berlatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan yang sistematis dan metodelogis sehingga hal ini menjadi bekal yang baik di tingkat peguruan tinggi. Oleh karena itu, SMA YAPPENDA menugasi siswa-siswi kelas XII SMA Yappenda untuk membuat karya tulis. Pembuatan karya tulis ini bersifat wajib karena untuk melengkapi tugas siswa-siswi kelas XII semester satu. Dalam penulisan karya ilmiah ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai pedoman pembuatannya. Berikut ini merupakan pedoman yang harus diperhatikan.

II. TEMA KARYA ILMIAH Tema Karya Ilmiah dapat dipilih sesuai dengan bidang studi siswa yaitu IPA/IPS. Pemilihan Tema memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Kegunaan/manfat. 2. Bahan penulisan yang mungkin sudah dimiliki sebelumnya oleh siswa. 3. Tingkat kesulitan yang mungkin dapat diselesaikan. 4. Tema harus spesifik.

III. FORMAT KARYA TULIS SMA KELAS XII Format karya tulis yang dimaksud dalam pedoman ini adalah menyangkut susunan, tata letak, tata urutan dan tata cara penulisan termasuk ejaan, ukuran serta jenis huruf untuk penulisan karya tulis kelas XII.

1

A. Bagian Awal Bagian ini terdiri atas halaman sampul, halaman judul, lembar persetujuan (pembimbing), surat pernyataan keaslian karya, kata pengantar/prakata, daftar isi, daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika ada), daftar lampiran, dan daftar-daftar lain (jika ada). Ciri khas dari bagian awal ini ialah penggunaan angka romawi kecil (i,ii,iii,dst), untuk menandai halaman persetujuan dianggap sebagai halaman berurutan tetapi tidak diberi nomor urut. 1. Halaman Sampul Halaman sampul berisi: judul karya tulis secara lengkap, teks Karya Tulis, Logo/lambang SMA YAPPENDA, nama dan nomor induk siswa (NIS), nama Yayasan Pendidikan Pengajaran Dewasa (YAPPENDA), nama sekolah, nama kota, dan tahun. Semua huruf judul dicetak dengan huruf kapital. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur simetris, rapi dan serasi. 2. Lembar Halaman Judul Format dan isi halaman judul sama dengan halaman sampul, tetapi setelah tulisan karya tulis di bawahnya terdapat tulisan “Disusun untuk memenuhi tugas semester satu Kelas XII SMA YAPPENDA” 3. Halaman Persetujuan Halaman persetujuan memuat persetujuan dari pembimbing karya tulis. Hal-hal yang dicantumkan dalam lembar persetujuan adalah: (1) teks “Karya ilmiah oleh….. ini telah diperiksa dan disetujui ”, (2) tanda tangan dan nama lengkap pembimbing 1 dan pembimbing 2, (3) Tanda tangan dan nama lengkap kepala sekolah. 4. Pernyataan Keaslian Karya Untuk menghindari terjadinya praktik akademis yang melanggar kaidah dan academic yurisdiction, pada saat penyusunan proposal karya tulis/ BAB I PENDAHULUAN oleh siswa, maka kepada setiap siswa harus melampirkan surat pernyataan keaslian karya yang telah ditandatangani oleh siswa bersangkutan. (contoh format dapat dilihat pada lampiran )

2

5. Kata Pengantar/Prakata Kata pengantar berisi : a. Ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah meyelesaikan penulisan karya tulisnya. b. Penjelasan mengenai alasan penulisan karya tulis ini. c. Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan karya tulis ini. d. Harapan-harapan e. Kesediaan untuk menerima kritik maupun saran dari pembaca. Tulisan Kata Pengantar diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikkan tanpa tanda titik. Teks Kata Pengantar/prakarta diketik dengan spasi ganda (dua spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran A4. Kemudian, pada akhir teks dicantumkan kata “Penulis” yang menggantikan nama terang, dan ditempatkan di pojok kanan bawah. 6. Daftar Isi Di dalam halaman daftar isi dimuat: judul lembar pengesahan, surat pernyataan, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar-daftar lain (jika ada), judul bab, judul anak sub bab, dan judul anak sub bab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan sub bab dan anak sub bab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis organisasi keseluruhan isi karya tulis. 7. Daftar Tabel (jika ada) Halaman Daftar Tabel memuat nomor tabel, judul tabel, dan nomor halaman untuk setiap tabel yang harus sama dengan judul tabel yang terdapat dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara tabel yang satu dengan tabel yang lainnya diberi jarak dua spasi.

3

8. Daftar Gambar (jika ada) Pada daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pembuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar dan judul gambar lainnya diberi jarak dua spasi. 9. Daftar Lampiran (jika ada) Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, dan halaman tempat lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dan judul lampiran lainnya diberi jarak dua spasi.

B. Bagian Inti Bagian inti karya tulis terdiri atas sekurang-kurangnya lima bab, yakni pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan penutup. Bagian inti ditandai dengan penggunaan nomor/ angka Romawi besar (I,II,dst) untuk menomori urutan bab, untuk menandai urutan sub judul dan sub-subnya (paling banyak 4 digit) digunakan angka arab/biasa, kemudian no angka arab (1,2,3,dst) untuk menandai halaman. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Masalah 1.4 Manfaat Penelitian BAB II LANDASAN TEORI BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.2 Sumber Data 3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.4 Analisis Data

4

Bagian inti dari karya tulis di atas, masing-masing dapat dijelaskan seperti pada paparan berikut ini. 1. Latar Belakang Penelitian Latar belakang karya ilmiah diperlukan agar orang dapat memahami konteks atau lingkungan, faktor-faktor yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Jadi segala informasi yang berhubungan dengan permasalahan tersebut dikemukakan dengan maksud agar orang lebih mudah menghayati situasi dan kondisi di mana masalah-masalah tersebut timbul atau terjadi. Pada bagian latar belakang hendaknya dikemukakan secara jelas dan obyektif, rasional mengapa masalah atau pokok persoalan tersebut penting dikaji dalam penelitian. Pernyataan urgenitas tersebut harus didukung oleh argument-argumen terkait, yang melatarbelakangi pentingnya kajian dilakukan. Pada bagian ini juga penting untuk dikemukakan logika konseptual dan praktis atas pokok persoalan, termasuk penggambaran terjadinya kesenjangan antara (harapan dan kenyataan), baik secara teoretik maupun secara praksis. Pernyataan kesenjangan yang dimaksud hendaknya didukung oleh fakta, data, dokumen, dan bukti-bukti ilmiah lainnya yang bertalian dengan pokok permasalahan, sehingga siapapun yang membaca menjadi mengerti mengapa hal tersebut perlu dikaji atau diteliti secara ilmiah. 2. Rumusan Masalah/Permasalahan Masalah penelitian sebaiknya berupa pernyataan yang menunjukkan keterkaitan antara variabel-variabel yang akan diteliti, baik untuk penelitian yang bersifat deskriptif maupun yang bersifat eksperimen. Dengan perkataan lain, masalah penelitian merupakan pernyataan penelitian dan diikuti pertanyaan penelitian yang mendorongnya untuk mengadakan penelitian. Karena itu, masalah penelitian harus dirumuskan secara spesifik agar dapat menjadi penuntun bagi penelitian di lapangan. Masalah penelitian yang secara sepintas telah tersirat dalam latar belakang penelitian, penting untuk dinyatakan secara lebih jelas, operasional, dan terukur dalam rumusan kalimat-kalimat pertanyaan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti, memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan.

5

3. Tujuan penelitian Secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian adalah menemukan informasi empiris, objektif, logis mengenai sesuatu atau menentukan keterkaitan di antara variabel-variabel yang dipermasalahkan. Dengan demikian, maka tujuan penelitian yang dirumuskan harus mencermikan dan konsisten dengan masalahmasalah yang dikemukakan sebelumnya. Jelaslah bahwa penelitian yang akan dilaksanakan mengarah pada jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang telah dinyatakan dalam masalah penelitian (rumusan masalah). Tujuan penelitian menyatakan secara jelas, sasaran yang ingin dicapai setelah pelaksanaan penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, yang bersifat ringkas, jelas, padat, dan terukur. Tujuan penelitian biasanya diformulasikan (dirumuskan) dalam bentuk kalimat pernyataan. 4. Manfaat Penelitian Pada bagian ini ditunjukkan pentingnya penelitian terutama yang bertalian dengan pengembangan disiplin keilmuan, pembangunan dalam arti luas dan kepentingan praksis sebuah bidang kajian. Dengan kata lain, uraian dalam subbab manfaat penelitian berisi alasan kelayakan akademis dan praksis atas masalah yang diteliti. Kebermanfaatan penelitian harus dinyatakan dengan mengacu kepada siapa, dalam hal apa, dan untuk apa nilai manfaat tersebut. 5. Kajian Pustaka Bagian ini terdiri atas kajian teori, kajian penelitian yang relevan. Kajian pustaka memuat kajian referensi yang relevan dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Pemilihan dan penetapan kajian teori dilakukan dengan pertimbangan azas relevansi dan kemutakhiran. Bagian ini tidak boleh hanya merupakan rangkaian teori-teori atau kumpulan teori tanpa pemaknaan yang sistematis oleh peneliti. Penetapan dan penggunaan teori-teori ini seyogyanya mengarah kepada teori yang hendak digunakan dalam mengkaji masalah yang dirumuskan dan secara eksplisit harus mampu dirumuskan dan ditetapkan suatu teori

6

dasar yang nantinya digunakan untuk menakar, membedah, dan memformulasikan pengujian dan/atau penelaahan variabel penelitian. Jenis teori, batasan teori, prosedur penggunaan, menentukan arah penelitian tersebut, baik menyangkut instrumentasi yang digunakan (dalam proses perancangan maupun validasinya), perumusan hipotesisnya, maupun tahapan verifikasinya. Pada bagian ini, secara jelas dan objektif harus dipaparkan tentang gagasan, konsep, pemikiran, teori, prinsip, dalil, dan temuan dalam penelitian terdahulu yang bertautan secara langsung maupun tidak langsung dengan focus masalah yang akan diteliti. Penelitian dapat memulai dengan mengemukakan penelitian-penelitian yang relevan dengan apa yang akan diteliti secara kronologis, atau disistematisasikan menurut masalahnya. Berdasarkan kajian dan telaah terhadap berbagai temuan penelitian tersebut, maka penelitian dapat memetik hal-hal yang bertalian dengan masalah, teori yang akan digunakan, metode yang digunakan, dan temuan-temuannya dengan memberikan penguatan, atau komentar, kritik, evaluasi, dan sebagainya, sehingga tidak memunculkan atau menyiratkan kesan bahwa bagian ini adalah kumpulan atau penumpukan rangkaian teori semata. Penelitian dituntut untuk mampu “membahasakan” bagian setiap bagian dari temuan penelitian yang relevan untuk mendukung gagasan utama atau pokok permasalahan penelitiannya, sehingga jelas “posisi peneliti” di antara teori atau temuan penelitian yang telah dihasilkan oleh orang lain pada kajian yang sejenis. Berdasarkan pola seperti di atas, peneliti dengan tegas dapat mengemukakan bagian-bagian atau aspek-aspek mana yang berhubungan dan yang tidak berhubungan dengan bagian-bagian atau aspek-aspek yang akan dikaji sekarang, masalah-masalah mana yang sudah diteliti orang dan masalah-masalah mana yang belum digarap sehingga peneliti bisa menempatkan di mana posisi masalah yang akan ditelitinya. Bisa saja terjadi, bahwa fokus masalah yang akan dikajinya sama atau telah dikaji oleh peneliti lain lebih dulu, namun bilamana metode, pelibatan dan jumlah variabel, objek atau subjek penelitian, serta lokasi atau latar penelitiannya berbeda, maka penelitian tersebut layak untuk dilanjutkan. Pada konteks inilah, kejujuran akademis, kedirian akademis siswa, dan gradasi karya yang akan dihasilkannya dipertaruhkan (dinilai dan ditempatkan pada level tertentu). Kajian teori dan kepustakaan setiap variabel ditunjang minimal tiga sumber primer

7

dengan menunjukkan bukti fisik (hard copy) .mekanisme pengujian, dan yang lainnya harus mampu dirumuskan dan dinyatakan secara jelas pada bagian ini. Penting dipahami dan dilakukan pada bagian ini, bahwa dalam mengutip, memaknai, menyenerai, sumber-sumber kepustakaan pada bagian ini hendaknya menggunakan kata-kata sendiri, dengan menjauhkan kesan menjiplak aslinya. Sesekali memang diperkenankan untuk mengutip secara utuh sebuah teori, prinsip, generalisasi, konsep, dan fakta dari sumber aslinya, dengan cara menuliskannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibenarkan secara akademis. Pengutipan sebuah sumber atau kepustakaan wajib hukumnya untuk mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan sumber kepustakaan tersebut. Bilamana kutipan langsung lebih dari 4 baris, maka penulisannya harus diketik satu spasi dengan mencantumkan nama penulis, tahun penerbit, dan halaman tempat kutipan di buku atau sumber aslinya. 6. Metode Penelitian Kandungannya mencakup antara lain: jenis penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan indikator/parameter penelitian, waktu dan tempat penelitian dan prosedur/tahapan penelitian. 7. Jenis Penelitian Jenis penelitian, ada 2 jenis yang dipergunakan yaitu deskripsi kualitatif dengan data pembahasan dan hasil penelitian berupa pendeskripsian dalam bentuk kata-kata. Deskripsi kuantitatif, data pembahasan dan hasil penelitian berupa angka. 8. Sumber Data Sumber data adalah asal atau tempat data penelitian dapat diperoleh. 9. Metode Pengumpulan Data Pada bagian ini, yang perlu dirumuskan lebih dulu adalah data apa yang hendak dikumpulkan dengan mengacu pada fokus masalah dan rumusan masalah yang telah diformulasikan sebelumnya. Setelah kepastian yang bertalian dengan jenis data yang diperlukan telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan cara atau metode yang akan digunakan untuk menjaring atau mengumpulkan data.

8

Ketepatan pemilihan metode dan alat pengumpulan data sangat menentukan kualitas data yang didapatkan, dan pada akhirnya akan menentukan kualitas hasil suatu penelitian. Oleh karena itu, instrumentasi ini harus mendapatkan penggarapan yang cermat, sehingga memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik. Untuk itu biasa dituntut validasi instrument atas alat pengumpulan data yang akan digunakan. Peneliti harus cermat memilih dan menggunakan prosedur itu sesuai dengan karakteristik alat ukurnya. Contoh, misalnya masalah penelitian yang akan diteliti adalah mengenai “hasil belajar siswa”, maka data yang diperlukan ialah “skor” siswa dalam tes atau ujian, sehingga metode pengumpulan data yang relevan adalah dengan melaksanakan tes hasil belajar. Contoh lainnya, peneliti hendak mengumpulkan data tentang “sikap siswa”, maka jenis data yang diperlukan adalah “pernyataan” atau “perilaku” siswa, sehingga metode pengumpulan data yang relevan untuk ini adalah dengan wawancara atau dengan menyebarkan kuesioner. Metode pengumpulan data semacam itu tentu memerlukan instrumen atau alat pengumpulan data penelitian, yang biasa berupa: perangkat tes, pedoman wawancara, lembar observasi, catatan lapangan terstruktur, dan kuesioner. Masing-masing instrumen itu harus sudah dilampirkan ketika mengajukan usulan penelitian. Di dalam karya tulis harus dijelaskan, misalnya, siapa dan berapa jumlah subjek yang dites, kapan dan dimana, apa yang diteskan, dsb. Tentang wawancara dijelaskan siapa yang akan diwawancarai, cara mewawancarai, kapan, dan dimana. Dijelaskan isi kuisioner, siapa yang diberi kuesioner, berapa jumlah yang disebarkan dan berapa jumlah yang dikembalikan, dsb. Data yang sudah dikumpulkan itu kemudian ditata dan diorganisasikan agar mudah diolah dan dianalisis. Wawancara yang direkam harus ditranskripsikan dulu melalui bahasa tulis. Data tersebut, misalnya, diklasifikasikan, ditabelkan, diurutkan, dan sebagainya. Metode pengumpulan data yang sering digunakan yaitu sebagai berikut. a. Metode observasi Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung. Yang harus peneliti perhatikan dalam metode ini yaitu:

9

1) Peneliti mengetahui pengetahuan tentang apa yang diobservasi. 2) Menentukan cara untuk melakukan observasi. 3) Menentukan variabel yang akan diamati. 4) Menentukan alat pencatat dan cara penggunaannya.

b. Metode kuesioner Pengumpulan data dengan menggunakan suatu daftar pertanyaan yang isinya sesuai dengan tujuan penelitian. c. Metode wawancara Pengumpulan data melalui proses tanya jawab dengan responden. d. Metode uji laboratorium e. Metode studi pustaka.

C. Bagian Akhir Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran. Daftar pustaka disusun secara alfabetis dan diberi nomor halaman sebagaimana bagian inti, sedangkan lampiran yang terdiri atas surat ijin penelitian, instrument penelitian (pedoman wawancara, kuesioner, dsb), peta gambar, dsb, tidak perlu diberi nomor halaman.

10

IV. TEKNIK PENULISAN Bagian ini memuat ketentuan tentang jenis, warna, ukuran, berat kertas, tata cara pengetikan, penggunaan nomor urut, penyajian tabel dan gambar, cara merujuk kutipan, cara menulis daftar pustaka, bahasa karya tulis ilmiah, dan beberapa catatan penting dalam penulisan tugas akhir. A. Bahan 1. Sampul Penjilidan Karya tulis harus dijilid lakban dengan sampul berwana bening dan sampul belakang berwarna hijau jurusan IPS, sedangkan dijilid lakban dengan sampul berwana bening dan sampul belakang berwarna biru jurusan IPA.

depan untuk depan untuk

Setelah halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan keaslian karya, kata pengantar, daftar isi, setiap akhir bab, dan akhir lampiran harus diselingi kertas warna hijau dengan logo YAPPENDA untuk IPS dan kertas warna biru untuk IPA. 2. Kertas Jenis kertas yang digunakan adalah kertas HVS, warna putih, ukuran A4 (21 x 29,7 cm) dengan berat 70 gram. B. Pengetikan 1. Teknik Pengetikan Pengetikan menggunakan komputer, dengan paket aplikasi Word, jenis huruf Times New Roman (TNR), ukuran font 12, dengan tinta hitam dan spasi 1,5. Pada bagian sampul dan halaman judul boleh digunakan ukuran font yang lebih besar sepanjang tidak merusak tatanan pemenggalan kata atau kelompok kata. Huruf miring (italic) digunakan untuk kata-kata serapan dari bahasa asing, istilah asing, dan hal-hal lain yang dianggap penting. Huruf tebal (bold) digunakan untuk menuliskan subjudul, dan istilah. Judul bab diketik dengan huruf capital-bold. Lambang atau huruf non-Latin (Jawa,Bali,Arab, Sansekerta, dll.) yang tidak dapat dikerjakan oleh komputer boleh ditulis tangan dengan tinta hitam.

11

2. Jarak Spasi 1) Jarak 4 spasi digunakan pada jarak antara judul bab dengan teks di bagian bawahnya. 2) Jarak 3 spasi digunakan pada jarak antara judul subbab atau sub-subbab dan baris di atasnya. 3) Jarak 1,5 spasi digunakan untuk jarak antar baris dalam naskah, jarak antara awal paragraf dan baris di atasnya dan antara subjudul atau subjudul-subjudul dengan baris berikutnya. 4) Jarak 1 spasi digunakan (a) jarak antar baris dalam abstrak, (b) jarak antar baris dalam satu sumber bacaan dalam daftar pustaka, (c) jarak antar baris pada judul tabel atau judul gambar (jika judul lebih dari satu garis). 3. Margin Margin atau baris tepi pengetikan diatur dengan jarak sebagai berikut: (1) atas: 4 cm, (2) bawah: 3 cm, (3) kiri: 4 cm, dan (4) kanan: 3 cm. 4. Letak Nomor Halaman Nomor halaman, dengan angka Arab, diletakkan di tengahbawah pada halaman judul/BAB, kanan-atas pada halaman selain halaman judul . Adapun jarak antara baris teks dan nomor halaman tersebut adalah 2 cm, dengan catatan bahwa nomor halaman harus terletak di bawah bagi halaman BAB (Halaman awal setiap bab). 5. Penggunaan Nomor Urut Karena karya tulis itu bersistem, maka penulis tidak mungkin menghindari adanya urutan. Paling tidak, di dalam karya tulis ada lima bab berturut-turut yang memerlukan nomor urut. Di dalam sebuah bab juga terdapat sebuah bagian dan ini pun memerlukan nomor urut. Mungkin juga di dalam paparan diperlukan urutan itu. Menurut tradisi akademis, untuk menunjukkan urutan tadi kita dapat menggunakan lambang angka, baik angka arab (1,2,3 dst) maupun angka romawi, baik romawi besar (I, II, III dst), maupun romawi kecil (i, ii, iii, dst), atau lambing huruf Latin, baik huruf biasa (a, b, c, dst) maupun yang capital (A, B, C, dst)

12

1) Huruf a) Huruf Kapital digunakan untuk urutan bab. b) Huruf kecil digunakan untuk sub-sub-sub judul c) Huruf kecil dalam kurung untuk seterusnya 2) Angka a) Angka digunakan untuk sub-sub judul b) Angka dalam kurung digunakan untuk judul bawahan

Contoh: A.Sub judul 1. Sub-sub judul a. Sub-sub-sub judul 1) Judul bawahan a) .................... (1) .......................

C. Cara Merujuk Kutipan Ada dua cara mengutip sumber bacaan, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah cara seorang penulis mengutip secara utuh isi sebuah pendapat ataupun teori yang termuat dalam buku, jurnal, koran, majalah, dan sumber lainnya. Kutipan tidak langsung adalah cara seorang penulis memakai kembali sebuah pendapat, teori, atau generalisasi menurut bahasanya sendiri, tanpa mengurangi makna awal yang terdapat dalam tulisan itu sendiri. Untuk kutipan langsung, maka penulis harus mencantumkan nama penulis dan/atau buku, kemudian tahun penerbitan, dan halaman dimana kutipan tersebut berada pada sumber yang dikutip. Untuk penulisan karya tulis, sangat dianjurkan untuk melakukan kutipan tidak langsung karena akan menjadi penanda seberapa paham penulis terhadap apa yang dibaca atau ditelaah dari sebuah

13

sumber. Disisi lain kutipan tidak langsung akan memberikan warna “ketokohan akademis” penulis, karena mampu merekonstruksi kembali struktur kalimat sebuah kutipan dengan bahasanya sendiri, tanpa mengurangi makna dasar atas apa yang dikutipnya. Untuk kutipan tidak langsung, nama penulis sumber dapat disebut di depan, di tengah, ataupun di belakan gagasan yang dikutip, seperti contoh berikut. 1) Dantes (2009: 221-225) menyatakan bahwa ……………………… 2) Bertalian dengan konsepsi assesmen, Koyan (2011: 21) menyatakan 3) ………………………. Sebagaimana dikatakan oleh Bawa (2009: 31) Realitasnya, dalam penulisan sebuah karya akademis, termasuk di dalamnya penulisan karya tulis, pengutipan secara langsung tidak dapat dihindari. Kutipan langsung dapat saja pendek ataupun kutipan panjang. Kutipan pendek langsung ialah kutipan yang sebanyak-banyaknya berisi 4 baris, atau 40 kata. Kutipan ini ditulis diantara dua tanda petik rangkap (“………”), tetap masuk ke dalam baris-baris teks karena masih dianggap sebagai bagian terpadu dari teks. Nama penulis yang diikuti dapat di depan ataupun di belakang kutipan, seperti contoh berikut: 1)

Mengacu pada beberapa generalisasi dan temuan penelitian tenatang pendidikan multikultur tersebut. Dantes (2009: 29) menegaskan, bahwa konsep multikultur merupakan “sebuah lukisan social yang senantiasa melekat pada kedirian sebuah komunitas yang harus dikelola sebagai modalitas sosial menuju kehidupan yang lebih harmoni”.

2)

Simpulan dari kajian empiris di atas adalah bahwa “terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pemahaman hukum Negara terhadap perilaku melanggar hukum yang dilakukan oleh masyarakat di daerah perkotaan” (Lasmawan, 2007: 212).

Jika kutipan panjang-panjang lebih dari empat baris, maka kutipan itu ditulis “terpisah” dari teks, ditulis agak menjorok ke dalam (5 ketukan), jarak satu spasi, tanpa tanda petik rangkap. Contoh:

14

Sebagaimana dikatakan Goleman (1999: 46) bahwa: IQ hanya menyajikan sedikit penjelasan tentang perbedaan nasib orang-orang yang bakat, pendidikan dan peluangnya kurang lebih sama. Ketika 95 mahasiswa Harvard dari angkatan 1940an… Dilacak sampai mereka berusia setengah baya, maka mereka yang memperoleh tesnya paling tinggi di perguruan tinggi tidaklah terlampau sukses dibandingkan rekan-rekannya yang IQ-nya lebih rendah jika diukur menurut gaji, produktivitas, atau status di bidang pekerjaan mereka. Nama penulis, berikut tahun penerbitan dan halaman buku dapat juga ditempatkan di belakang kutipan langsung panjang tersebut, seperti contoh: Sebagaimana kita ketahui, IQ merupakan ………….. hanya pekerjaan mereka (Goleman, 2010: 46) Jika penulis karya tulis tidak memperoleh buku asli atau tidak membacanya sendiri, tetapi mengutipnya dari buku atau karya orang lain, misalnya mengutip tentang konsepsi pendidikan multikultur dari Prof. Dr. Nroman Dantes, yang dimuat dalam buku karangan Lasmawan, maka penyebutan nama penulisan asli menjadi sebagai berikut: sebagaimana dikatakan oleh Dantes (dalam Lasmawan, 2010: 175) Jika mengenai gagasan tertentu pengutip mendapatkannya dari beberapa sumber, maka semua sumber itu dapat disebut dengan cara sebagai contoh di bawah ini. Pendidikan multikultur sudah menjadi kebutuhan bagi setiap bangsa yang menyatakan dirinya sebagai bangsa yang berbhineka, oleh sebab itu, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran logikanya mengedepankan pada elaborasi kemultikulturan, sehingga apa yang diperoleh oleh siswa di sekolah dengan apa yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari tidak stagnan (Dantes, 2009: 221; Marhaeni, 2009: 93; Lasmawan, 2008: 121 ). D. Cara Menulis Daftar Rujukan /Daftar Pustaka Mengenai Daftar Pustaka sudah disinggung sepintas pada bagian C. Bagian ini merupakan paparan yang lebih rinci tentang bagaimana menulis daftar pustaka. Daftar Pustaka merupakan daftar buku, makalah, artikel, bulletin, jurnal, atau sumber lain yang ditulis baik secara langsung maupun tidak langsung

15

(semua sumber yang dicantuman di dalam tulisan atau batang tubuh karya tulis, wajib ditulis di daftar pustaka). Bahan yang dibaca sendiri, tapi tidak dikutip seyogyanya tidak dicantumkan dalam daftar. Bahan yang tidak dibaca sendiri, tetapi dipetik dari sumber bacaan yang dibaca, juga tidak perlu ditulis dalam daftar pustaka. Pada hakikatnya ada lima unsur yang harus dituliskan dalam daftar pustaka. Urutan kelima unsur yang dibakukan oleh Pusat Bahasa, sebagaimana tampak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ke-3, 2001), dan buku-buku lain terbitan lembaga tersebut, adalah sebagai berikut: 1) Nama pengarang tanpa gelar akademik dengan urutan: nama akhir (diakhiri dengan titik), dan (kalau ada) nama depan dan nama tengah (diakhiri dengan titik): Hasan, Said Mahid. Budisantosa Sukamto, Katharina Endriati (ed.) 2) Tahun Penerbitan, menggunakan angka arab, diakhiri dengan titik: 2009. 2010a 2010b 3) Judul sumber berupa buku, semua dicetak miring (italic), tiap kata diawali dengan huruf kapital kecuali kata tugas (kata sambung, dsb), diakhiri dengan titik. Contoh: Educational Psychology in the Classroom. Untuk sumber yang sumber berupa artikel, makalah, dsb. Judul diletakkan di antara tanda petik rangkap (“…….”), huruf dicetak biasa, tiap kata diawali dengan huruf kapital kecuali kata tugas, diakhiri dengan titik. Contoh: “identifikasi Faktor-faktor Pendorong Timbulnya Sikap Progresif Siswa di Daerah Perkotaan.” 4) Kota penerbitan, diakhiri dengan titik dua. Contoh: Bandung: 5) Penerbit, dapat nama penerbit atau nama lembaga, akhiri dengan titik. Contoh: Gramedia.

16

Kementrian Pendidikan Nasional. Universitas Pendidikan Ganesha. Kalau penulisan kelima unsur itu melebihi satu baris, maka baris kedua dan seterusnya diawali pada ketukan ke-5 dari tepi kiri, dan jarak antarbaris adalah satu spasi. Jarak antara sumber yang satu dan sumber yang lain adalah 1.5 spasi. a. Sumber Berupa Buku Buku atau sumber lain, dapat ditulis oleh satu orang atau lebih. Orang atau orang-orang tersebut dapat betul-betul merupakan penulis, dapat pula editor sekian banyak artikel dalam sebuah buku. Semua itu menyebabkan perbedaan cara penulisan sumber bacaan, sebagaimana tampak pada contoh-contoh berikut. 1) Penulisan satu orang, menulis hanya satu buku atau artikel: Dantes, Nyoman. 2010. Statistik Multivariat. Singaraja: Unit Penerbitan Undiksha 2) Penulisan satu orang, menulis lebih dari satu buku dalam satu tahun yang sama Tilaar, H.R. 2009a. Reformasi Sistim Pendidikan Nasional di Era Otonomi Daerah. Bandung: Rosdakarya Tilaar, H.R. 2009b. Menggagas Pembaharuan Managemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosdakarya Jika dua buku tersebut terbit dalam tahun yang berbeda, maka huruf di belakang tahun (a,b) dihilangkan 3) Penulis dua orang: nama orang kedua ditulis menurut urutan biasa, tidak ada pembalikan nama. Contoh: Mulyasa, E dan Encep Supriadi.2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosdakarya 4) Penulisan 3 orang atau lebih yang ditulis hanya nama orang pertama. Nama-nama penulis lainnya diganti dengan et.al atau dkk. (dengan kawan-kawan)

17

Contoh: Shaver, Robert et.al. 2003. The New Paradigm of Learning. Washington DC. Singapore. Helsinki: McMonash and Sons. 5) Penulis buku adalah editor: Jika editornya satu orang, di belakang namanya ditambahkan dengan (ed), jika dua orang atau lebih, tambahannya ialah (eds). Contoh : Al Muktar, Suwarma (ed.). 2009. Inovasi Pemikiran Pendidikan IPS dan Konstelasi Keilmuan Disiplin Ilmu-ilmu Sosial. Bandung: UPI Press. Pederson, James and Mika Milkiapple (eds.). 2008. Handbook of Social Studies. NY: McMilland.

b. Sumber Berupa Artikel Sebuah artikel dapat terdapat dalam buku kumpulan karangan, atau bisa juga ada dalam jurnal, majalah, bulletin, atau koran. Dalam hal ini, judul artikel ditempatkan di antara tanda petik rangkap (“.......”), hurupnya dicetak biasa. Contoh : Dantes, Nyoman. 2007. “Pengembangan Materi dan Model Pendidikan Multikultur dalam Pembelajaran IPS SMP” (halaman 21-26). Jurnal Penelitian Pendidikan dan Humaniora. Singaraja: Lembaga Penelitian Undiksha. Lasmawan, Wayan dkk. 2009. “Vonis Mati Terhadap Mayat: Rekonstruksi Pemaknaan Adat Istiadat pada Masyarakat Hindhu Bali”. Media Komunikasi Sosial, Volume 3, Tahun ke XVII (halaman 75-79). Wibisono, Encep. 2009. “Meretas Nilai-nilai Demokrasi dalam Praktek Pendidikan di Era Otonomi”. Pikiran Rakyat, 21 Januari 2009, halaman 5, kolom 2-6. Bentuk sumber yang ditulis mirip dengan artikel ialah makalah. Dalam hal makalah, yang perlu ditambahkan adalah nama temu ilmiah dimana makalah itu disajikan, kota, dan tanggal penyelenggaraan.

18

Contoh : Dantes, Nyoman. 2009. “Penelitian Kuantitatif” (Makalah). Disajikan pada Worshop Penelitian bagi Dosen UNHI Bali, Tanggal 23-24 Oktober 2009.

c. Sumber Lain-lain Sumber lain yang dimaksud, dapat saja berupa dokumen resmi, seperti: Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Awig-awig Desa Adat, Bisama, Patwa, Anggaran Dasar, dan dokumen lain yang dibukukan. Dalam hal ini kadangkadang penerbitnya tidak disebutkan, atau ada lembaga yang bertanggung jawab menerbitkan, tetapi pasti bukan penulis perorangan. Untuk itu, cara penulisannya dapat dilakukan sebagaimana contoh berikut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pengelolaan Keuangan Negara. 2009. Jakarta: Kementrian Keuangan RI. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2008. Pedoman Umum Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional RI. Sumber lain yang khas adalah karya tulis terjemahan. Dalam hal ini terjemahan, nama pengarang yang disebut adalah nama pengarang asli, tahun penerbitannya adalah tahun penerbitan naskah terjemahan, ditambahkan kata terjemahan diikuti nama penerjemah serta judul naskah asli dan tahun terbitnya, terakhir adalah kata penerbitan dan penerbit terjemahan. Polumin, Ivant et.eal. 1979. Kehidupan di dalam Air: Khasanah Pengetahuan Bagi Anak-Anak. Terjemahan Waluta Subani, Underwriter Life. 1979. Jakarta: Tira Pustaka. Untuk materi atau sumber yang diambil dari internet, maka penulisannya dapat dilakukan dengan mengacu pada contoh berikut. Caims, Len. 2008. “Capability Going Beyond Competence”. http://www.lle.mdx.ac.uk/hec/ journal/2-2/3-5.htm. Diunduh tanggal 21 Februari 2009.

19

Lasmawan, Wayan. 2009. Spektrum Pendidikan IPS. http:www.google.ac.id.lasmawanblogs/2-6/3-6.htm. Diunduh tanggal 10 September 2010. Untuk materi atau sumber yang diambil dari jurnal, maka penulisannya dapat dilakukan dengan mengacu pada contoh berikut. Clark, Cathy Bishop. 1995. Cognitive Style and it’s Effect on the Stages of Programming. Journal of Research on Computing in Education, Volume 27, Number 4, Summer 1995. Natajaya, I Nyoman, Faktor Biaya Sebagai Masukan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 Tahun XXXVI Januari 2003. Untuk materi atau sumber yang diambil dari makalah, maka penulisannya dapar dilakukan dengan mengacu pada contoh berikut. Candiasa, I Made, Policy Analysis On the Improvement Of Educational Quality, Paper, disajikan pada Seminar Internasional “Succeeding in a Globalizing World” Tanggal 6-8 November 2007 di Jakarta. Sadia, Wayan. 2009. Inovasi Pembelajaran dan Pembelajaran Bermakna. Makalah. Disajikan pada Seminar Sehari Dies Natalis Universitas Mahasaraswati Bali, Tanggal 23 Oktober 2009 di Denpasar. Untuk materi atau sumber yang diambil dari tesis dan/atau disertasi, maka penulisannya dapat mengacu pada contoh berikut. Atmadja, Bawa I Nengah. 1998. Memudarnya Demokrasi Desa. Disertasi. (tidak diterbitkan). Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

d. Sistem Paragraf Untuk penyusunan karya tulis ilmiah, sebenarnya ada beberapa model atau sistem penulisan paragraf, tetapi yang digunakan dalam pedoman ini ialah sistem Eropa,

20

sebagaimana yang diterapkan dalam penulisan pedoman ini. Intinya, awal paragraf atau alinea ditulis agak menjorok ke dalam, setelah ketukan ke-5, dan jarak antar paragraf sama dengan jarak antarbaris. Jika dibagankan menjadi sebagai berikut: .......................................................................................................... .......................................................................................................... .......................................................................................................... ..................................................... .......................................................................................................... .......................................................................................................... ........................................................................................................ e. Bahasa Karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah, termasuk tesis, harus ditulis dalam ragam bahasa baku, termasuk jika tesis ditulis dalam bahasa Indonesia, tidak peduli apa pun latar belakang akademis penulisnya. Dalam hal bahasa Indoesia baku, ada tiga pedoman yang wajib digunakan yakni (1) Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (EYD); (2) Tata Bahasa Baku Bahasa Indoensia (TBB), Edisi Ketiga; (3) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi Ketiga. Buku EYD mencakupi lima hal pokok, yaitu (1) Pemakaian Huruf; (2) Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring; (3) Penulisan Kata; (4) Penulisan Unsur Serapan; (5) Pemakaian Tanda Baca.

21

Halaman Judul Contoh. BAHAYA YANG MENGANCAM DI SEKITAR PRODUK MINUMAN KEMASAN KARTON Karya Tulis Diajukan untuk melengkapi tugas akhir kelas XII di SMA YAPPENDA JAKARTA

Disusun Oleh : Amanada Putri Ari Dwi Andhika

(1123) (1158)

XII IPA 3

YAYASAN PENDIDIKAN PENGAJARAN DEWASA SMA YAPPENDA JAKARTA 2019

22

Contoh lembar persetujuan Karya Tulis yang akan diajukan sidang

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

Judul

:

Bahaya Yang Mengintip Di Sekitar Produk Minuman Kemasan Karton

Nama dan NIS Praktikan

:

Amanada Putri Ari Dwi Andhika

Jurusan / Kelas

:

XII IPA 3

(1123) (1158)

Karya Tulis ini telah diperiksa dan disetujui serta dinyatakan memenuhi syarat untuk dapat mengikuti sidang Karya Tulis Ilmiah (KTI) sebagai salah satu tugas wajib siswa kelas XII oleh :

Guru Pembimbing

........................

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Yappenda

23

Kristiawan, S.Sos

Contoh lembar pengesahan Karya Tulis yang dilampirkan setelah revisi

LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

Karya Tulis ini diajukan oleh

:

Nama dan NIS Praktikan

:

Amanada Putri Ari Dwi Andhika

Jurusan / Kelas

:

XII IPA 3

Judul

:

Bahaya Yang Mengintip Di Sekitar Produk Minuman Kemasan Karton

(1123) (1158)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk melengkapi tugas akhir kelas XII di SMA YAPPENDA JAKARTA Penanggung Jawab Kepala Sekolah SMA Yappenda

Wahyu Dawam Budi Utomo, S.Pd

24

Nama

Jabatan Ketua Penguji

Tanda Tangan

Tanggal

……………..

………

1.

….………………

2.

….……………… Penguji Ahli

………………

3.

….………………

Sekretaris

………………

………

4.

….………………

Guru Pembimbing

………………

.............

Contoh Lembar Pernyataan

LEMBAR PERNYATAAN Kami menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa karya tulis yang kami susun sebagai syarat untuk memenuhi tugas akhir kelas XII di SMA YAPPENDA seluruhnya merupakan hasil karya kami sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir yang kami kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas dan sesuai dengan norma, kaidah, serta etika akademis. Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya tulis ini bukan hasil karya kami sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi-sanksi dari SMA YAPPENDA sesuai peraturan yang berlaku di SMA YAPPENDA.

Jakarta, (tanggal, bulan, tahun) Yang membuat pernyataan,

25

(Nama Siswa)

(Nama Siswa)

Contoh Format Daftar Tabel

DAFTAR TABEL

Tabel

(halaman)

1.1 Komponen dan Indikator untuk Mengukur Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah ...................................................................................

11

1.2 Komponen dan Indikator untuk Mengukur Motivasi Kerja Guru .......

12

2.1 Komponen dan Indikator untuk Mengukur Disiplin Kerja Guru .........

25

3.1 Komponen dan Indikator untuk Mengukur Kinerja Guru ....................

29

26

Contoh Format Daftar Gambar

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(halaman)

2.1 Segi Empat Kepemimpinan dari Universitas Ohio ........................

11

3.1 Perilaku Kontinum Pemimpin .......................................................

24

4.1 Managerial Grid ............................................................................

34

4.2 Tiga Dimensi Kepemimpinan .......................................................

35

27

Contoh Format Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

(halaman)

1 Cover Instrumen Penelitian ................................................................................... 2 Kata Pengantar Permohonan Pengisian Instrumen Peneliti................................... 3 Kuisioner Penelitian .............................................................................................. 4 Analisis Uji Coba Instrumen .................................................................................

28

NO.

Aspek yang dinilai

Skor maks

Penil aian

RUBRIK PENILAIAN KARYA ILMIAH (KI) SMA YAPPENDA 2019/2020

29

I. Orisinalitas Penelitian 1 Judul Penelitian 2 Inovasi KI yang dipilih II. Bagian Utama KI BAB 1

3

4

5 2

1) Berisikan informasi yang melatarbelakangi permasalahan yang dibahas secara teoretik maupun empirik 2) Mendeskripsikan masalah atau tujuan penulisan KI 3) Menuliskan manfaat dari hasil penelitian BAB 2

10

1) Berisikan teori yang relevan dengan masalah yang telah dipaparkan pada BAB 1

10

2) Eksplorasi konsep penelitian dari berbagai sumber (sumber buku, jurnal, artikel, dll)

10

3) Penelitian diperjelas/didukung dengan data (foto, diagram maupun gambar yang mendukung sesuai dengan pembahasan dalam KI BAB 3

5 5

5

1) Memberikan kesimpulan/ penegasan/ ringkasan pembahasan pemecahan masalah

10

2) Saran/ rekomendasi sehubungan dengan masalah yang dibahas III. Sistematika Penulisan KI Makalah terorganisasi dengan baik dan lengkap 1) Kata pengantar, daftar isi/ tabel/ gambar 2) Pendahuluan, berisi: LBM, tujuan dan manfaat 6 3) Bagian inti berisi paparan topik-topik bahasan 4) Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran

5

5

5) Memuat daftar rujukan/ pustaka dan lampiran (jika ada) IV. Lain-lain 1) Ketepatan waktu pengumpulan hasil KI 7 2) Tata cara penulisan yang tepat sesuai eyd JUMLAH SKOR MAKSIMAL

5 5 5 5 5 3 5 100

KARTU KONSULTASI PEMBIMBINGAN PENULISAN KARYA ILMIAH SMA YAPPENDA TAHUN 2019/20120

30

1. Nama Siswa

: ...................................

2. NIS

: ...................................

3. Kelas

: ...................................

4. Guru Pembimbing

: ...................................

5. Judul KTI

: .............................................................................

FOTO UK. 2 x 3

..............................................................................

NO

HARI/ TGL

MATERI KONSULTASI

SARAN PEMBIMBING

TANDA TANGAN PEMBIMBING

Catatan : 1. Kartu ini dibawa dan ditandatangani oleh Pembimbing pada saat konsultasi 2. Kartu ini dibawa pada saat Ujian Karya llmiah, apabila diperlukan dapat dipergunakan sebagai bukti pembimbingan

Catatan :

1. Siswa membuat KTI sesuai dengan pedoman KTI 2. Siswa

mengisi

kartu

bimbingan

setiap

tatap

muka

pembimbing sebagai syarat pemberkasan mengajukan sidang

31

dengan

3. Cover, lembar persetujuan sidang, lembar pengesahan, lembar persyataan akan disamakan formatnya (dibagikan oleh masing-masing pembimbing) 4. Untuk pengajuan sidang, KTI harus di jilid sesuai dengan pedoman dan di copy sebanyak 3 rangkap, setiap KTI harus disisipkan kertas pembatas dengan logo yappenda sesuai dengan pedoman. Kertas pembatas hanya disisipkan pada setiap awal bab. 5. untuk sidang, KTI harus sudah di tanda tanganin oleh pembimbing dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum pada lembar persetujuan 6. Setelah pelaksanaan sidang, siswa melakukan revisi yang diberikan penguji 7. Hasil revisi yang telah rampung ditunjukkan kepada pembimbing dan penguji untuk di tanda tangani pada bagian lembar pengesahan, sebagai syarat siswa telah menyelesaikan tugas akhir berupa KTI. 8. Tahap terakhir yaitu siswa menyerahkan 1 rangkap KTI berupa hardcopy dan sudah lengkap dengan lembar pengesahan, pambatas dan jilid sesuai pedoman, setelah menyerahkan KTI siswa akan mendapat tanda terima untuk ditukarkan dengan sertifikat. 9. Sertifikat tersebut sebagai persyaratan siswa mengikuti ujian akhir semester dan persyaratan kelulusan.

32

Related Documents

Kti Diare
January 2021 1
Kti Bismillah
January 2021 1
Kti ,pengkajian Askep
February 2021 1
Pedoman Kaderisasi
February 2021 1
Pedoman Wawancara
February 2021 1

More Documents from "Ryzal EL-Qudsyy"