Pembangkit Listrik Tenaga Air

  • Uploaded by: Debby Rosdiana Virgiawati
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembangkit Listrik Tenaga Air as PDF for free.

More details

  • Words: 3,552
  • Pages: 30
Loading documents preview...
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR ( PLTA )

Oleh :

DEBBY ROSDIANA VIRGIAWATI 136712152028

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDONESIA 2015

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pembangkit Tenaga Listrik ( PLTA )”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pembangkit Daya Listrik. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari kekurangan dalam penyusunan. Kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis agar makalah ini bermanfaat untuk memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca yang membaca makalah ini nantinya.

Jakarta, Desember 2015

Penulis

1

Daftar Isi : Kata Pengantar ....................................................................................................... 1 Daftar Isi ................................................................................................................. 2 Daftar Gambar ....................................................................................................... 4 BAB I

: PENDAHULUAN ............................................................................. 5

1.1

: Latar Belakang ………………........................................................... 5

1.2

: Rumusan Masalah .............................................................................. 6

1.3

: Tujuan Pembahasan . .......................................................................... 6

1.4

: Pembatasan Masalah . ........................................................................ 7

1.5

: Sistematik Penulisan ........................................................................ 7

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 8

2.1

: Waduk………..................................................................................... 8

2.2

: Bendungan….. .................................................................................... 8

2.3

: Turbin……….. ................................................................................... 9

2.4

: Generator………. ............................................................................... 9

2.5

: Transformator……………………….. ............................................... 10

2.6

: Jaringan Transmisi…………………….............................................. 12

BAB III

: METODE PEMBAHASAN ............................................................. 14

BAB IV

: POKOK DAN BAHASAN ............................................................... 15

4.1

: Pengertian PLTA…….. ...................................................................... 15

4.2

: Prinsip PLTA dan Konversi Energi ................................................... 16

4.3

: Skema PLTA………………. ............................................................. 18

4.4

: Komponen-komponen PLTA ............................................................. 19

2

4.5

: Jenis PLTA……………… ................................................................. 22

4.6

: Klasifikasi PLTA…………. ............................................................... 23

4.7

: Kelebihan dan Kekurangan PLTA…………. .................................... 26

BAB V

: PENUTUP ......................................................................................... 28

5.1

: Kesimpulan ......................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 29

3

Daftar Gambar : Gambar 2.1

: Waduk Gondang

8

Gambar 2.2

: Bendungan Jatiluhur

9

Gambar 2.3

: Turbin

9

Gambar 2.4

: Generator

10

Gambar 2.5

: Transformator

11

Gambar 2.6

: Jaringan Transmisi

13

Gambar 4.3

: Skema PLTA

18

Gambar 4.4.1 :Turbin Kaplan

20

Gambar 4.4.2 :Turbin Francis

20

Gambar 4.4.3 :Turbin Pelton

22

4

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang

memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia. Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang berasal dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak dikembangkan. Hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah. Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain digunakan untuk penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik. Pilihan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah, dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik. Hal ini ditujukan untuk menciptakan biaya produksi yang murah pada listrik di Indonesia. Pembangkit listrik tenaga air termasuk salah satu sumber pembangkit listrik tertua yang pernah ditemukan. Selain pembangkit ini, masih ada pula beberapa jenis pembangkit listrik yang ada di dunia. Seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga pembangkit listrik tenaga nuklir. Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau a i r t e r j u n ) m e n j a d i e n e r g i m e k a n i k ( d e n g a n b a n t u a n t u r b i n a i r ) d a n d a r i e n e r g i mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau samadengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang

5

digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan air untuk kerjanya. PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900. Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) pertama terdapat di Madiun pada tahun 1917, kemudian PLTA Bengkulu pada tahun 1920, PLTA Dago di Bandung pada tahun 1923. Pada tahun 1961 dibentuklah PLN, kemudian 30 tahun lebih diberlakukan undang-undang no. 15 / 1985 mengenai ketenagalistrikan.

1.2.

Rumusan Masalah Adapun hal yang akan dibahas mengenai PLTA pada makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud PLTA ? 2. Bagaimana PLTA beroperasi ? 3. Bagaimana prinsip kerja PLTA ? 4. Apa saja komponen-komponen PLTA ? 5. Apa Kelebihan dan kekurangan PLTA ?

1.3.

Tujuan Pembahasan Tujuan dari pembahasan mengenai PLTA pada makalah ini adalah : 1.

Mengetahui tentang pembangkitan listrik, khususnya PLTA.

2.

Mengetahui prinsip kerja PLTA.

3.

Mengetahui bagian – bagian dari PLTA.

4.

Mengetahui kelebihan dan kekurangan PLTA

5.

Menambah wawasan mengenai PLTA.

6.

Mengetahui factor penting dalam pembangunan PLTA dan dampaknya.

6

1.4.

Pembatasan Masalah Dalam pembuatan makalah ini perlu dibatasi agar pembahasan lebih terfokus,

maka diberikan batasan sebagai berikut:

1.5.

1.

Pengertian Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Air (PLTA).

2.

Prinsip kerja PLTA

3.

Bagian – bagian PLTA

4.

Kelebihan dan kekurangan

Sistematik Penulisan

1. BAB I

Pendahuluan

Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah dan sistimatika penulisan makalah. 2. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini membahas teori-teori dasar dari makalah yang dibuat. 3. BAB III Metode Pembahasan Bab ini membahas metode yang digunakan untuk pembuatan makalah. 4. BAB IV Pokok dan Bahasan Bab ini membahas tentang pokok & bahasan makalah. 5. BAB V Penutup Bab ini berisi kesimpulan makalah yang dibuat.

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Waduk Waduk atau reservoir adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan

atau pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air. Waduk dapat dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan sebuah bendungan / penggalian tanah / teknik konstruksi konvensional seperti pembuatan tembok.

Gambar 2.1 : Waduk Gondang

2.2.

Bendungan Bendungan atau dam adalah konstruksi yang di bangun untuk menahan laju air

menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

8

Gambar 2.2 : Bendungan Jatiluhur

2.3.

Turbin Turbin adalah sebuah mesin berputar yamg mengambil energi dari aliran fluida.

Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, “ asembli rotor – blade “. Fluida yang bergerak menjadikan baling – baling berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor.

Gambar 2.3 : Turbin

2.4.

Generator Generator merupakan suatu jenis pembangkit listrik yang diperoleh melalui

perubahan energi mekanik menjadi energi listrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari

9

banyak sumber, antara lain air, uap, angin ataupun diesel. Generator sebagai suatu pembangkit bekerja berdasarkan prinsip hukum faraday. “apabila sepotong kawat penghantar listrik berada dalam medan magnet berubah-ubah, maka dalam kawat tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik” Bila sebatang logam panjang berada di dalam medan listrik, maka akan menyebabkan elektron bebas bergerak ke kiri berlawanan dengan arah medan listrik yang akhirnya akan menimbulkan medan listrik induksi yang sama besarnya dengan medan listrik pada logam. Hal ini menyebabkan elektron berhenti bergerak dan kedua ujung logam terdapat muatan listrik. Agar elektron bergerak terus maka muatan induksi harus diambil sehinggal muncul gaya gerak listrik (ggl). Ggl inilah yang menjadi tegangan pada generator.

Gambar 2.4 : Generator

2.5.

Transformator Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan

masukan bolak-balik yang membentangi belitan primer menimbulkan fluks magnetik yang idealnya semua tersambung dengan belitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan gaya gerak listrik (ggl) ke dalam belitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada belitan primer akan dilimpahkan ke belitan sekunder.

10

Untuk menentukan besarnya fluks magnet yang ditimbulkan oleh belitan primer dapat digunakan persamaan dibawah ini.

Keterangan : : fluks magnetik : perubahan fluks terhadap waktu : gaya gerak listrik (ggl) N

: jumlah belitan primer Karena kedua belitan dihubungkan oleh fluks magnetik yang sama, maka :

Gambar 2.5 : Transformator Berdasarkan rasio belitannya, transformator dibagi menjadi 2 jenis, yaitu transformator ste-up dan transformator step-down. Pada transformator step-up jumlah belitan sekunder lebih banyak dibandingkan jumlah belitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Sedangkan transformator step-down merupakan transformator

11

yang memiliki jumlah lilitan sekunder lebih sedikit dibandingkan lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Selain berdasarkan rasio belitannya, transformator juga dapa dibagi berdasarkan pengaturan

tegangannya,

yaitu

autotransformator

dan

transformator

variabel.

Autotransformator merupakan transformator yang hanya memiliki satu belitan dan terdapat sadapan ditengah. Sedangkan autotransformator variabel memilik sadapan yang posisinya dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Transformator yang biasa digunakan dalam suatu sistem jaringan tenaga listrik memiliki nilai impedansi yang tercantum dalam persen (%). Sehingga untuk menentukan impedansi dalam ohm diperlukan suatu persamaan yang bisa menentukan nilai impedansi yang sebenarnya. Persamaan berikut ini menunjukkan cara menentukan nilai impedansi yang sebenarnya pada suatu transformator. Nilai impedansi ini nantinya akan berguna untuk menentukan jatuh tegangan yang diakibatkan oleh transformator tersebut.

Keterangan : Z

: impedansi trafo (ohm)

Vp

= tegangan primer (V)

S

= daya semu (VA)

%Z

= impedansi (%)

2.6.

Jaringan Transmisi Jaringan penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik hingga

saluran distribusi listrik sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik.

12

Gambar 2.6 : Jaringan Transmisi

13

BAB III METODE PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai metode yang digunakan untuk pembahasan makalah ini.

Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam proses penelitian, yaitu: 1. Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan cara pengumpulan materi- materi yang dibutuhkan dalam membuat makalah PLTA. 2. Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan dengan cara mendatangi PLTA dan menganalisa di lapangan. Dalam pembuatan makalah ini saya menggunakan metode studi literatur yang bersumber dari referensi – referensi jurnal yang bahasannya meliputi tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), tidak hanya itu digunakan juga metode searching melalui internet. Sehingga materi – materi yang di dapat tidak hanya dari 1 sumber saja, melainkan kumpulan dari point – point penting dari setiap jurnal dan artikel..

14

BAB IV POKOK DAN BAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai pokok dan bahasan makalah “Pembangkit Listrik Tenaga Air”.

4.1.

Pengertian PLTA PLTA atau kepanjangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah pembangkit

yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut hidroelektrik. PLTA bekerja dengan cara merubah energy potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energy mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energy mekanik menjadi energy listrik (dengan bantuan generator) dengan memanfaatkan ketinggian air dan kecepatan aliran air. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh air. PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk memenuh kebutuhan dalam pengoperasian PLTA tersebut. Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi pembangkitan tanaga listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu: a.

Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju.

15

b.

Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi daerah tersebut.

c.

Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau jaringan transmisi.

4.2.

Prinsip PLTA dan Konversi Energi Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi

kinetik dengan adanya head / ketinggian, lalu energi kinetik ini berubah menjadi energi mekanik dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit). Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan perubahan energi, yaitu: a. Energi Potensial Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu akibat adanya perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu: Ep = m.g.h Dimana : Ep : Energi Potensial (joule) m : Massa (kg) g : Gravitasi (9.8 kg/m2) h : Head / Ketinggian (m) b. Energi Kinetik

16

Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan : Ek = 1/2m.v2 Dimana : Ek : Energi Kinetik (joule) m : massa (kg) v : Kecepatan (m/s) c. Energi Mekanik Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin. Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis. Besarnya energi mekanis dirumuskan: Em = T.ω.t Dimana : Em : Energi Mekanik (joule) T : Torsi ω : Sudut Putar t

: Waktu (s)

d. Energi Listrik Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi listrik sesuai persamaan: El = V.I.t Dimana : El : Energi Listrik (joule) V : Tegangan (volt) I

: Arus (ampere)

17

t

: Waktu (s)

-

Untuk debit air dapat ditulis dengan rumus :

Q = dm / dt Dimana : Q

: Debit Air

dm

: Elemen massa air

dt

: Elemen waktu

-

Daya dapat dirumuskan :

P = Q.g.h Dimana : P : Daya Q : Debit air g : Gravitasi h : tinggi terjun

4.3.

Skema PLTA

Gambar 4.3 : Skema PLTA

18

4.4.

Komponen – komponen PLTA a. Dam berfungsi menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir. Pada PLTA terdapat 2 jenis penampungan, yaitu : o Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik. o Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di lower reservoir sebelum dibuang disungai. b. Pipa Pesat berfungsi untuk menghubungkan dam dengan turbin. Memiliki diameter tertentu yang menyesuaikan debit air yang dialirkan. c. Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan memukul sudu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll. o Turbin Kaplan Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu di bawah20 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik roda air turbin dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air. Roda air turbin Kaplan menyerupai baling-baling dari kipas angin.

19

Gambar 4.4.1 : Turbin Kaplan o Turbin Francis Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini digunakan untuk tinggi terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses reaksi sehingga turbin Francis juga disebut sebagai turbin reaksi.

Gambar 4.4.2 : Turbin Francis

20

o Turbin Pelton Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses impuls sehingga turbin Pelton juga disebut sebagai turbin impuls. Untuk semua macam turbin air tersebut di atas, ada katup pengatur yang mengatur banyaknya air yang akan dialirkan ke roda air. Dengan pengaturan air ini, daya turbin dapat diatur. Di depan katup pengatur terdapat katup utama yang harus ditutup apabila turbin air dihentikan untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan pada turbin. Apabila

terjadi

gangguan

listrik

yang

menyebabkan

PMT

generator trip, maka untuk mencegah turbin berputar terlalu cepat karena hilangnya beban generator yang diputar oleh turbin, katup pengatur air yang menuju ke turbin harus ditutup. Penutupan katup pengatur ini akan menimbulkan gelombang air membalik yang dalam bahasa Inggris disebut water

hammer (palu

air).Water

hammer ini

menimbulkan

pukulan mekanis kepada pipa pesat ke arah atas (hulu) yang akhirnya diredam dalam tabung peredam (surge tank).

21

Gambar 4.4.3 : Turbin Pelton

d. Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan jangkar didalam generator sehingga terjadi perubahan fluks yang membangkitkan arus AC pada sisi statornya. e. Trafo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak banyak terbuang saat ditransmisikan. Trafo yang digunakan adalah trafo step up. f. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan trafo step down.

4.5.

Jenis PLTA a. PLTA jenis terusan air (water way) Pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient)

22

yang agak kecil. Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan kemiringan sungai. b. PLTA jenis DAM / bendungan Pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang di sungai, pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air dibagian hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih besar sebagai pembangkit listrik. c. PLTA jenis DAM dan terusan Pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.

4.6.

Klasifikasi PLTA a. Berdasarkan tujuan Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk mensuplai air, irigasi, kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi utamanya yaitu tenaga listrik. b. Berdasarkan keadaan hidraulik Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah memperhatikan prinsip dasar hidraulika saat perencanaannya. Ada empat jenis pembangkit yang menggunakan prinsip ini. Yaitu: o Pembangkit listrik tenaga air konvensional yaitu pembangkit yang menggunakan kekuatan air secara wajar yang diperoleh dari pengaliran air dan sungai. o Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke kolam penampungan yaitu pembangkitan menggunakan konsep perputaran

23

kembali air yang sama denagn mempergunakan pompa, yang dilakukan saat pembangkit melayani permintaan tenaga listrik yang tidak begitu berat. o Pembangkit listrik tenaga air pasang surut yaitu gerak naik dan turun air laut menunjukkan adanya sumber tenaga yang tidak terbatas. Gambaran siklus air pasang adalah perbedaan naiknya permukaan air pada waktu air pasang dan pada waktu air surut. Air pada waktu pasang berada pada tingkatan yang tinggi dan dapat disalurkan ke dalam kolam untuk disimpan pada tingkatan tinggi tersebut. Air akan dialirkan kelaut pada waktu surut melalui turbin-turbin. o Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan yaitu dengan mengalihkan sebuah sumber air yang besar seperti air laut yang masuk ke sebuah penurunan topografis yang alamiah, yang didistribusikan dalam pengoperasian ketinggian tekanan air untuk membangkitkan tenaga listrik. c. Berdasarkan sistem pengoperasian Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai dengan permintaan, atau pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem kisi-kisi yang mempunyai banyak unit. d. Berdasarkan lokasi kolam penyimpanan dan pengatur Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut diperlukan ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu tahun. Tanpa kolam penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam pengaliran keadaan normal.

24

e. Berdasarkan Lokasi dan Topografi Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran. Pembangkit di pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan di daerah dataran berupa tanggul. f. Berdasarkan Kapasitas PLTA o Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan : 100 kW o Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan

: 1000 kW

o Kapasitas menengah PLTA sampai dengan

: 10000 kW

o Kapasitas tertinggi diatas

: 10000 kW

g. Berdasarkan ketinggian tekanan air o PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari

:dibawah 15 m

o PLTA dengan tekan air menengah berkisar

:15 m – 70 m

o PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar

:71 m – 250 m

o PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi

:diatas 250 m

h. Berdasarkan bangunan / konstruksi utama o Pembangkit listrik pada aliran sungai, pemiliahn lokasi harus menjamin bahwa pengalirannya tetap normal dan tidak mengganggu bahan-bahn konstruksi pembangkit listrik. Dengan demikian pembangkit listrik walaupun mempunyai kolam cadangan untuk penyimpanan air yang besar, juga mempunyai sebuah saluran pengatur jalannya air dari kolam penyimpanan itu. o Pembangkit listrik dengan bendungan yang terletak di lembah, maka bendungan itu merupakan lokasi utama dalam menciptakan sebauh kolam

25

penampung cadangan air, dan konstruksi bangunan terletak pada sisi tanggul. o Pembangkit listrik tenaga air dengan pengalihan terusan, aliran air yang dialirkan melalui sebauh terusan ke konstruksi bangunan yang lokasinya cukup jauh dari kolam penyimpanan. Air dari lokasi bangunan dikeringkan ke dalam sungai semula denagn suatu pengalihan aliran air. Pembangkt listrik tenaga air dengan pengalihan ketinggian, tekanan air dialirkan melalui sebuah sitem terowongan dan terusan yang menuju kolam cadangan diatas, atau aliran lain melalui lokasi bangunan ini.

4.7.

Kelebihan & Kerugian PLTA

a. Kelebihan -

Biaya operasi relatif ringan, karena PLTA tidak membeli bahan bakar seperti pada PLTU yang selalu membeli batubara atau minyak bumi. Hanya air yang diambil dari sungai untuk memutar turbin lalu dikembalikan lagi.

-

Ramah lingkungan, karena tidak dihasilkan gas atau limbah buangan dalam proses produksinya.

-

Perawatan mudah, hanya membersihkan sampah yang terdapat pada air bendungan.

-

Waktu startingnya cepat, untuk mencapai daya listrik keluaran yang diinginkan (nominal) sangatlah cepat.

-

Efisiensi yang tinggi

b. Kekurangan -

Biaya pembangunan relatif besar, sebagian besar untuk pembangunan infrastruktur PLTA.

26

-

Lokasi PLTA jauh dari beban atau jauh dari kota, dekat dengan sumber air.

-

Operasinya tergantung pada ketersediaan sumber air. Jika musim kemarau kadang kala tidak beroperasi.

-

Membutuhkan area yang luas, karena membutuhkan tempat untuk menampung air sementara (waduk)

27

BAB V PENUTUP

Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan makalah “Pembangkit Listrik Tenaga Air”.

5.1

Kesimpulan Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang

memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa

disebut hidroelektrik. Pembangkit ini merupakan salah satu sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia.

Komponen-komponen PLTA yaitu : Dam, pipa pesat, turbin, generator, trafo, transmisi. Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan perubahan energi yaitu : energi potensial, energi kinetic, energi mekanik, energi listrik.

28

DAFTAR PUSTAKA 1. Wikipedia Bahasa Indonesia 2. Uci Rizkina dan Trya Andayani, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), 2013 http://gang-listrik.blogspot.co.id/2013/06/post-12-pembangkit-listrik-tenagaair.html 3. Syah Muhammad Noor, Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Air, 2013 http://syahmuhammadnoor.blogspot.co.id/2013/10/makalah-pembangkit-listriktenaga-air.html 4. Wisnu Yoga, PLTA 242350121 - Sribd

29

Related Documents


More Documents from "oppie febriyanti"

January 2021 2
Konsep Manajemen
February 2021 1