Pemeriksaan Foto Polos Abdomen

  • Uploaded by: ellyn fajriah
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pemeriksaan Foto Polos Abdomen as PDF for free.

More details

  • Words: 1,470
  • Pages: 8
Loading documents preview...
2.2

Pemeriksaan Radiologis Sistem Bilier

2.2.1 Pemeriksaan foto polos abdomen Pemeriksaan foto polos abdomen ini dilakukan tanpa persiapan. Pemeriksaan ini untuk melihat gambaran distribusi dari gas dalam usus serta kelainannya seperti udara bebas, fluid sinks, kidneys drop, transverse colon drops, small bowel drops, breasts drop, lower abdomen bulges, dan diaphragm descends. Foto polos abdomen dapat dilakukan dalam 3 posisi, yaitu: 1. Berdiri, duduk, atau setengah duduk (erect) Sinar horizontal, proyeksi AP. Yang dinilai adalah gambaran udara, ciran dalam usus atau diluar usus, misalnya abses; gambaran udara bebas dibawah diafragma; dan gambaran cairn di rongga pelvis atau abdomen bawah. 2. Tidur terlentang (supine) Sinar dari arah vertical dengan royeksi antero posterior. Yang dinilai adalah dinding abdomen, yang penting yaitu lemak preperitoneal kanan dan kiri baik atau menghilang; garis psoas kanan dan kiri, baik, menghilang atau bulging; batu yang radioopak, kalsifikasi atau benda asing yan radioopak; gambaran udara dalam usus dapat menendakan berbagai hal yaitu normal; pelebaran lambung, usus halus, dan kolon; penyebaran dari usus yang melebar; keadaan dinding usus; jarak antara 2 dinding usus yang berdampingan; dan kesuraman yang disebabakan oleh cairan diluar usus atau massa tumor. 3. Left lateral decubitus (LLD) atau Sinar horizontal, proyeksi AP. Yang dinilai hampir sama pada posisi duduk, hanya udara bebas letaknya antara hati dengan dinding abdomen atau antara pelvis dengan dinding abdomen. 2.2.2

Pemeriksaan dengan Kontras Pada pemeriksaan dengan kontras, ada dua macam kontras yang digunakan, yaitu kontras

positif dan kontras negatif. Kontras positif yang biasa digunakan adalah barium sulfat (BaSO 4). Kontras positif lainnya yang sering dipakai adalah zat yang mengandung

iodium. Untuk

pemeriksaan ginjal, kandung empedu, pembuluh darah, limfe, dan sumsum tulang belakang digunakan zat yang mengandung iodium. Pada beberapa penyakit seperti morbus Hirschsprung dan atresia esofagus sering digunakan kontras yang mengandung iodium.2

Pada pemeriksaan dengan kontras negatif yang digunakan adalah udara, karena paling murah, bagus, alamiah, dan mudah didapat. Sebagai kontras negatif pengganti dalam hal demikian adalah CO2.2 Barium x-ray merupakan pemeriksaan radiografi dari saluran pencernaan. Barium x-ray digunakan untuk mendiagnosis kelainan pada saluran cerna bila dijumpai

nyeri abdomen,

perdarahan dari rektum, muntah yang belum dapat dijelaskan penyebabnya, perubahan pergerakan usus, konstipasi atau diare kronik, kesulitan atau nyeri saat menelan, penurunan berat badan yang belum jelas penyebabnya5 dan untuk melihat adanya kelainan anatomi seperti tumor, ulkus, kondisi inflamasi lainnya, polip, hernia, dan striktur. Penggunaan barium dengan x-ray standard memberikan variasi karakteristik dari saluran cerna. Barium merupakan bahan kering, putih, seperti kapur yang dicampur dengan air untuk membuat larutan barium. Barium merupakan penghisap x-ray dan terlihat berwarna putih pada film x-ray. Ketika barium masuk ke saluran cerna, maka barium akan membentuk lapisan pada dinding dari esofagus, lambung, usus besar, dan atau usus kecil sehingga kontur, ukuran, bentuk dinding dan patensi akan terlihat pada x-ray.8 Pemeriksaan dengan kontras dapat menggunakan dua cara yaitu kontras tunggal dan kontras ganda, yaitu : 1. Pemeriksaan dengan kontras tunggal Pasien harus datang dalam keadaan puasa, agar pemeriksaan tidak terganggu oleh sisa makanan. Setelah minum barium sulfat, maka dengan fluoroskopi diikuti kontras sampai masuk ke dalam lambung, kemudian dibuat foto-foto dalam berbagai posisi.2 2. Pemeriksaan dengan kontras ganda Pada pemeriksaan dengan kontras ganda, pasien juga harus dalam keadaan puasa. Sebelum dimulai, diberikan suntikan antispasmodik agar lambung dan usus tenang dan lemas. Hal ini akan membantu membuat gambaran lambung dan usus menjadi bagus dan halus. Pasien diminta untuk meminum barium sulfat. Kemudian dilanjutkan dengan kontras ganda. Kontras negatif yang paling bagus adalah udara. Sebuah karet tabung nasogastrik dimasukkan lewat hidung dan esofagus ke dalam lambung, kemudian dipompakan udara. Dengan demikian lambung dan bulbus duodeni menjadi kembung dan selaput lendir menjadi jernih dan transparan.

Meskipun udara merupakan kontras negatif yang paling baik, namun tidak disukai pasien Sehingga, udara dapat diganti dengan bubuk effervescent. Pada prinsipnya, serbukan ini terdiri atas natrium bikarbonat dan asam lemah. Terjadi reaksi kimiawi antara kedua bahan tersebut yang menghasilkan gas cukup banyak untuk pemeriksaan kontras ganda.2 Fluoroskopi sering digunakan saat barium x-ray. Fluoroskopi dapat melihat gambaran saluran cerna. Sinar x-ray secara kontinu akan dilewatkan ke bagian tubuh yang diperiksa, dan ditransmisikan ke monitor sehingga bagian tubuh dan gerakannya dapat terlihat secara jelas. Fluoroskopi dapat membantu radiolog untuk melihat pergerakan barium pada saluran cerna saat dimasukkan ke mulut atau rektum.

2.2.3

Cholecystography oral Oral cholecystography ditemukan pertama kali 70 tahun yang lalu dan banyak diadakan

perubahan kontras nontoxiciodinated organic compound diberikan oral yang diserap di dalam usus kecil, diekskresi oleh hati dan dipekatkan di dalam empedu memberikan kesempatan untuk menemukan batu kandung empedu yang tidak mengapur sebelum operasi. Intravenous cholecystography dikerjakan sebagai pengganti oral cholecystography. Bahan kontras dipergunakan adalahiodipamide (biligrafin yang mengandung iodine 50%). Kolesistografi dengan kontras cukup baik karena relatif murah, sederhana, dan cukup akurat untuk melihat batu radiolusen sehingga dapat dihitung jumlah dan ukuran batu. Kolesistografi oral akan gagal pada keadaan ileus paralitik, muntah,kadar bilirubin serum diatas

2 mg/dl, okstruksi pilorus, dan hepatitis karena pada keadaan-keadaan tersebut kontras tidak dapat mencapai hati. Pemeriksaan kolesitografi oral lebih bermakna pada penilaian fungsi kandung empedu. Natrium tiropanoat atau asam iopanoik dimasukan melalui mulut pada malam hari sebelum pemeriksaan, digabung dengan makan ringan. Obat diabsorpsi, mengikat albumin dalam darah portal, diekstraksi oleh hepatocit, dan disekresi dalam empedu. Opasifikasi terjadi hanya dengan konsentrasi dalam kandung empedu dan rata-rata optimal 10 jam setelah masuknya tiropanoat. Posisi posteroanterior dan oblik sehingga film tegak lurus atau lateral decubitus diperoleh. Kolesistogram oral tidak memuaskan bila kontras diabsorpsi usus dan diekskresi hati dengan tidak baik. Absorpsi sering kacau pada penyakit akut abdomen dengan ileus, muntah, atau diare. Bila nilai bilirubin lebih dari 3 mg/dL, ekskresi hepar kemungkinan besar akan inadekuat. Hasil false-negatif ditemukan pada 5% tes. Nonopasifikasi terjadi pada 20% pasien setelah pemberian regimen single-dose. Ketika dosis kedua diberikan, dan x-ray diulang hari berikutnya, opasifikasi ditemukan pada 25% pasien. Nonopasifikasi yang persisten dapat dipercaya (>95% positif) mengindikasikan penyakit kandung empedu. Disamping melakukan kolesistogram oral double-dose sebagai langkah selanjutnya ketika single-dose gagal, lebih mudah untuk melakukan ultrasound 2.2.3 2.2.3.1

Penyakit Sistem Bilier Kolelithiasis

Istilah kolelitiasis dimaksudkan untuk penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam duktus koledokus, atau di kedua-duanya. Sebagian besar batu empedu, terutama batu kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu (kolesistolitiasis). Jika batu empedu ini berpindah ke dalam saluran ekstrahepatik, disebut batu saluran empedu sekunder atau koledokolitiasis sekunder

Gambar Rontgen dan USG pada kolelitiasis Foto Polos Abdomen Foto polos abdomen biasanya tidak memberikan gambaran yang khas karena hanya sekitar 1020% batu kandung empedu bersifat radioopaque. Kadang kandung empedu yang mengandung cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos. Pada peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar atau hidrops, kandung empedu kadang terlihat sebagai massa jaringan lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam usus besar, di fleksura hepatica USG Abdomen USG mempunyai derajat spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi untuk mendeteksi batu kandung empedu dan pelebaran saluran empedu ekstrahepatik dan intrahepatik. Dengan USG juga dapat dilihat dinding kandung empedu yang menebal karena fibrosis atau udem yanng diakibatkan oleh peradangan maupun sebab lain. Batu yang terdapat pada duktus koledokus

distal kadang sulit dideteksi karena terhalang oleh udara di dalam usus. Dengan USG punctum maksimum rasa nyeri pada batu kandung empedu yang ganggren lebih jelas daripada dengan palpasi biasa. Kolesistografi Oral kolesistografi adalah suatu prosedur untuk melihat atau memvisualisasikan kandung empedu dengan bantuan kontras radioopaque yang akan dieksresikan melalui liver. Kontras tersebut akan terkumpul di kandung empedu. Kolesistografi oral akan gagal pada keadaan ileus paralitik, muntah, kadar bilitubin serum diatas 2 mg/dl Dari pemeriksaan x-ray biasanya hanya 10% yang menunjukkan adanya batu radioopaque dan 90% terlihat batu radioluscent oleh karena itu pemeriksaan kolesistografi oral jarang dilakukan dan lebih memilih USG abdomen.

Gambar 3 : Foto polos abdomen, tampak batu – batu empeduberukuran kecil (sumber: http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview

Gambar 10 Intraoperative cholangiogram confirming the presence of common bile ductstones. Calculi are indicated with arrows. (Courtesy of Michael D. Holzman, MD.

KOLESISITITIS Kolesistitis akut (radang kandung empedu) adalah reaksi inflamasi akutdinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekandan demam. Hingga kini patogenesis penyakit yang cukup sering dijumpai inimasih belum jelas (Isselbacher, K.J,et al , 2009) Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut adalahstasis cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia dinding kandung empedu.Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) sedangkansebagian kecil kasus (10%) timbul tanpa adanya batu empedu (kolesistitis akutakalkulus) (Huffman JL , et al,2009). Batu biasanya menyumbat duktus sistikus yang menyebabkan stasis cairanempedu dan terjadi distensi kandung empedu. Distensi kandung empedumenyebabkan aliran darah dan limfe menjadi terganggu sehingga terjadi iskemiadan nekrosis dinding kandung empedu

Gambar 3 : Foto polos abdomen, tampak batu – batu empeduberukuran kecil (sumber: http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview Foto polos abdomen tidak dapat memperlihatkan gambaran kolesistitisakut. Hanya pada 15 % pasien kemungkinan dapat terlihat batu tidak tembus pandang (radiopak) oleh karena mengandung kalsium cukup banyak

Gambar 15 : Intra-operative cholangiogram by injection of contrast into

thegallbladder demonstrating a long cystic duct, dilated common bile duct, but noevidence of biliary obstruction in a 12-year-old with acute cholecystitis.

Related Documents

Baca Foto Polos Abdomen
February 2021 1
Pemeriksaan Fisik Abdomen
January 2021 1
Colecao Foto
February 2021 0
Foto Thorak
March 2021 0

More Documents from "Latoya Shop"