Pengamen

  • Uploaded by: Tengku Adinda Meutia
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengamen as PDF for free.

More details

  • Words: 1,201
  • Pages: 5
Loading documents preview...
Tugas Mata kuliah Pengantar Manajemen

BAB 6 MANAJER SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN & BAB 11 MENGELOLA TIM

Disusun oleh Kelompok 6

1. Djamaluddin

(080503003)

2. Tengku Apriansya Ramadhan

(080503082)

Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2012

Bab 6. Manajer Sebagai Pembuat Keputusan 1. Apakah Anda akan menggolongkan keputusan desain produk sebagai masalah terstruktur atau tak terstruktur ? Untuk menjawab pertanyaan pertama, sebelumnya kita harus memahami perbedaan antara masalah terstruktur dan tidak terstruktur. Pertama, keputusan terstruktur didefinisikan sebagai masalah yang jelas, dikenal, dan mudah didefinisikan. Artinya masalah yang kemungkinan terjadinya rutin atau berulang kali sehingga tidak diperlukan proses pembuatan keputusan. Keputusan tidak terstruktur didefinisikan sebagai masalah yang baru atau tidak biasa dan untuk informasi yang ada tidak jelas atau tidak lengkap. Artinya masalah yang kemungkinan terjadinya sangat jarang dan biasanya mempunyai pengaruh yang cukup kuat bagi perusahaan. Dalam kasus ini, perusahaan Whirlpool tidak memiliki pengetahuan masa lalu atau prosedur yang ditetapkan untuk pertimbangan pengembalian nilai pada perubahan desain. Chuck berinisiatif untuk menciptakan proses ini dengan membentuk kelompok yang berfokus untuk meninjau perubahan serta pertimbangan pemasaran lainnya, oleh karena itu kami berpendapat masalah ini adalah masalah tak terstruktur.

2. Gambarkan dan evaluasi proses yang ingin dilalui Chuck untuk mengubah cara keputusan desain dibuat. Gambarkan dan evaluasi proses keputusan desain perusahaan yang baru. Hal yang pertama kali dilakukan Chuck Jones adalah ia ingin mengubah proses desain untuk pendekatan yang didukung oleh data, bukan kembali pada pendekatan investasi. Lalu tim meminta Chuck memberikan bukti bahwa ide desain yang baru akan membuat keuntungan tetapi ia tidak mampu memberikan data keuangan untuk membuktikan ide desainnya akan mengembalikan hasil. Langkah pertama Chuck adalah untuk melakukan survei pada perusahaan lain yang mirip dalam hal produksi dan pembuatan produk. Ia menemukan bahwa hanya sedikit perusahaan lain yang memiliki sistem untuk mencari tahu pengembalian masa depan atas desain dengan kinerja sebelumnya. Chuck perlu membuat rencana baru untuk mengukur bagaimana pelanggan akan bereaksi pada perubahan baru. Umpan balik yang baik dari publik akan mengembalikan hasil yang sama di masa depan pada investasi seperti yang diinginkan oleh tim peneliti. Oleh karena itu Whirlpool bisa dan akan fokus pada kebutuhan pelanggan. Perusahaan Whirlpool sekarang menempatkan pelanggan pada fokus paling utama.

3. Kriteria apa yang digunakan tim desain Whirlpool dalam keputusan desain ? Apa yang anda pikir tentang setiap kriteria yang terlibat ? Tim desain Whirlpool menggunakan preferensi pelanggan pada mereka sebagai dasar kriteria perusahaan. Whirlpool menyadari bahwa untuk menemukan preferensi pelanggan mereka harus membuat ide yang jauh di atas wilayah fokus tradisional, yang akan menjadi "bottom line". Ketaatan dari "bottom line" adalah bagian intrinsik untuk mengukur stabilitas dan kesehatan struktur inti perusahaan, namun apa yang Chief Whirlpool inginkan dari Chuck Jones adalah sistem yang dapat meramalkan laba atas investasi. Setelah penyelidikan yang cukup signifikan dari beberapa industri terkemuka yang dianggap perusahaan yang berorientasi pada "desain centric“, Chuck menemukan bahwa banyak organisasi/industri (termasuk mereka yang yang beroperasi pada skala global) yang menghadapi situasi yang sama atau serupa seperti yang dialaminya, mereka semua membutuhkan suatu sistem yang dapat meramalkan profitabilitas berdasarkan desain. Chuck dan tim desainnya menciptakan sebuah proses keputusan desain terstandarisasi bagi perusahaan yang menempatkan prototip desain bersamaan kelompok fokus pelanggan dan kemudian mendapatkan pengukuran rinci dari preferensinya tentang estetika, keahlian/karya tangan, kinerja teknis, ergonomis, dan kegunaan. Pendekatan ini akan memberikan para eksekutif Whirlpool dasar bukti objektif untuk membuat keputusan investasi. Karena dengan pendekatan yang inovatif, perusahaan kini bisa membuat "keputusan investasi desain" yang didasarkan pada fakta dan bukan opini. Menurut kami, kriteria yang terlibat dalam proses pembuatan keputusan desain Chuck Jones sudah sangat tepat. Karena setiap pelanggan tidak hanya menginginkan produk yang mempunyai tampilan yang menarik namun juga mempunyai kualitas dan nilai kegunaan yang juga tidak kalah baik.

Bab 11. Mengelola Tim 1. Manfaat apa yang dihasilkan oleh adanya tim lintas fungsional terhadap General Mills ? Manfaat yang paling nyata dari adanya tim lintas fungsional di General Mills adalah para karyawan merasa terbantu dalam memahami dan mengapresiasi sudut pandang yang beragam. Manfaat lainnya adalah komunikasi para karyawan dari berbagai bidang di perusahaan terjalin lebih baik, karyawan tidak lagi mengeluhkan tentang apa yang dikerjakan orang-orang dari bidang fungsional lainnya. Para karyawan memahami bagaimana karyawan dari bidang fungsional lain bekerja dan bagaimana kontribusi masing-masing bidang terhadap keberhasilan perusahaan secara utuh.

2. Tantangan apa yang ada dalam menciptakan tim lintas fungsional yang efektif ? Bagaimana penanganan manajer dalam menghadapai tantangan-tantangan tersebut ? Tantangan yang dihadapi manajer dalam menciptakan tim lintas fungsional adalah bagaimana mengubah paradigma karyawan yang terbiasa bekerja sendiri menjadi bekerja dalam tim menuntut para karyawan bekerja sama dengan orang lain, berbagi informasi, menghadapi perbedaan dan mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan tim. Namun manajer juga juga menghadapi tantangan yang terkait dengan pengelolaan tim global dan pemahaman tentang jaringan sosial organisasi. Manajer harus mampu mengenal pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan kepribadian para anggota tim, juga manajer harus mampu mengakrabi dan memahami dengan jelas karakter budaya dari kelompok serta anggota kelompok yang dikelola. Manajer harus sensitif terhadap perbedaan unik dari masing-masing anggota tim dan memahami jaringan sosial dan hubungan sosial dari kelompok kerja.

3. Bahaslah bagaimana masing-masing komponen dari model kinerja/kepuasan kelompok (lihat peraga 11-3) mempengaruhi tim-tim ini. Model kepuasan kinerja kelompok terdiri atas : a. Kondisi eksternal yang dibebankan terhadap kelompok b. Sumber daya anggota kelompok c. Struktur kelompok d. Proses kelompok e. Tugas-tugas kelompok f. Kinerja dan kepuasan

Tim lintas fungsional di General Mills dibentuk untuk menyatukan atau menyelaraskan kinerja dari dua perusahaan yang bergabung (dalam hal ini General Mills mengakuisisi Philsbury). Sumber daya anggota kelompok yang ada pada tim lintas fungsional tidak hanya terdiri dari spesialis pemasaran, tetapi juga dari seluruh karyawan dari berbagai bidang fungsional yang menangani merek-merek tertentu. Tim lintas fungsional ini menjalani pelatihan internal perusahaan sebagai kelompok tunggal dan melakukan pelatihan untuk mengembangkan produk-produk baru agar dapat diterima oleh masyarakat. Program pelatihan yang diadakan oleh General Mills meraih sukses besar sehingga pabrik-pabrik General Mills kini telah meminta untuk diadakan kursus serupa dengan versi yang lebih ringkas di pabrik masing-masing

4. Jelaskan bagaimana masing-masing karakteristik dari tim yang efektif (lihat peraga 11-10) menjadi hal yang penting bagi tim lintas fungsional yang efektif. a. tujuan yang jelas : para anggota berkomitmen terhadap tujuan tim, mengetahui apa yang harapkan untuk dikerjakan, dan memahami bagaimana mereka akan bekerja sama untuk meraih tujuan tersebut. b. keahlian yang relevan : tim harus terdiri dari individu-individu kompeten yang memiliki kemampuan teknis dan interpersonal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. c. rasa saling percaya : para anggota harus percaya akan kemampuan, karakter dan integritas anggota lain untuk dapat bekerja sama secara utuh. d. komitmen bersama : anggota tim memperlihatkan loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap tim serta bersedia melakukan apa saja yang dibutuhkan oleh tim. e. komunikasi yang baik : komunikasi yang baik dapat membuat para anggota tim dapat menyampaikan pesan, secara verbal dan non verbal, satu sama lain untuk berbagi gagasan secara cepat dan efisien f. kemampuan bernegosiasi : permasalahan dan perselisihan dalam hubungan anggota tim selalu ada, maka para anggota harus mampu menghadapi dan merekonsiliasi perbedaan. g. kepemimpinan yang sesuai : pemimpin harus bisa memotivasi anggota tim untuk menambah rasa percaya diri anggota dan membantu anggota untuk menyadari potensi maksimal mereka. h. dukungan internal dan eksternal : tim harus memiliki infrastruktur yang layak, sistem yang jelas dan manajer harus mampu menyediakan tim sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

Related Documents

Pengamen
January 2021 1

More Documents from "Tengku Adinda Meutia"