Pengantar Perjanjian Baru 1 (survey Of The New Testament 1): Bahan Ajar

  • Uploaded by: Suryanti
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengantar Perjanjian Baru 1 (survey Of The New Testament 1): Bahan Ajar as PDF for free.

More details

  • Words: 16,441
  • Pages: 73
Loading documents preview...
PENGANTAR PERJANJIAN BARU 1 (Survey of The New Testament 1) BAHAN AJAR

KELUARGA ALLAH BIBLE COLLAGE SURAKARTA 2018

1

Tinjauan Mata Kuliah

A. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini akan memberikan kepada mahasiswa studi tentang pengetahuan dasar Perjanjian Baru dengan penekanan latar belakang sejarah pada masa Perjanjian Baru dan survei kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul. Pembahasan diawali dengan latar belakang Perjanjian Baru yang meliputi tujuan kedudukan dan manfaat mempelajari

Pengantar

Perjanjian

Baru

I.

Dilanjutkan

mempelajari

zaman

Intertestamental yang meliputi zaman Persia, zaman Aleksander Agung, zaman Wangsa Ptolomeus, zaman Siria, zaman Wangsa Makabeus, dan zaman Romawi. Langkah berikutnya mempelajari golongan-golongan yang muncul pada zaman pra PB, kanonisasi Perjanjian Baru, hubungan antara Kitab-kitab Perjanjian Baru, teori sumber Injil Sinopsis serta lakang belakang dan garis besar isi Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul, serta membuat struktur kitab-kitab tersebut. Mahasiswa akan semakin kaya wawasannya untuk mendalami teologia, karena akan disertai dengan gambar-gambar keadaan (yang mendekati) pada masa pra Perjanjian Baru. Dan diakhir perkuliahan akan dibuat bersama-sama struktur masingmasing kitab untuk melihat bahwa pembuatan struktur masing-masih kitab akan menolong mahasiswa melihat keseluruhan perjalanan sejarah dalam satu kitab tersebut dalam satu bagan (satu lembar A4).

B. Kegunaan Mata Kuliah

Banyak hamba Tuhan yang sudah mengkotbahkan kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul tetapi tidak mengetahui atau kurang memahani sejarah atau latar belakang dunia Perjanjian Baru. Karena keadaan seperti itu maka kotbah yang disampaikan kadang terjadi kesenjangan antara konteks jaman sekarang dan konteks dunia Perjanjian Baru. Bahkan kadang-kadang penafsiran menjadi kurang tepat karena kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul sarat dengan keadaan budaya masa itu, jadi jika pemahaman akan latar belakang dunia Perjanjian Baru tidak ada atau minim, pasti akan mengakibatkan 2

kesalahan tafsir pada bagian-bagian teks tertentu dalam kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul. Mata Kuliah ini diberikan untuk membantu mahasiswa calon hamba Tuhan untuk memperoleh pemahaman yang tepat tentang latar belakang dunia Perjanjian Baru dan latar belakang penulisan masing-masing kitab Injil dan Kisah Para Rasul, hingga bermanfaat dalam memperlengkapi pelayanan sebagai hamba Tuhan. Selain itu mata kuliah ini diberikan diawal semester karena mata kuliah ini menjadi dasar atau pondasi yang kuat bagi bangunan teologia di atasnya.

C. Standar Kompetensi Mata Kuliah 1.

Standar Kompetensi Mahasiswa mampu mendiskripsikan Latar Belakang Dunia Perjanjian Baru dan Latar belakang kitab-kitab Kitab Injil dan Kisah Para Rasul.

2.

Kompetensi Dasar a. Mahasiswa mampu mendeskripsikan latar belakang Perjanjian Baru dilihat dari pengertian dasar, pembagian kitab dan kegunaan dalam seluruh pengertian berteologi b. Mahasiswa mampu mendeskripsikan dunia Pra Perjanjian Baru pada zaman Intertestamental yang dilihat dari sudut sosial, ekonomi, budaya dan agama. c. Mahasiswa mampu mengenali golongan-golongan yang muncul pada zaman Yudaisme yang meliputi nama, latar belakang munculnya golongan tersebut dan isi ajarannya. d. Mahasiswa mampu mendeskripsikan kanonisasi Perjanjian Baru, hubungan antar kitab-kitab Perjanjian Baru dan teori sumber Injil Sinoptis. e. Mahasiswa mampu menjelaskan latar belakang dan garis besar isi kitab Matius, Markus, Lukas Yohanes dan Kisah Para Rasul serta membuat struktur masingmasing kitab dari Matius sampai Kisah Para Rasul.

3

D. Susunan Urutan Bahan Ajar

No. 1

Kompetensi Dasar

Topik Pembelajaran

Sub Topik Pembelajaran

Mahasiswa mampu

Ilmu Pembimbing

1. Latar Belakang

mendeskripsikan latar

Perjanjian Baru

2. Definisi

belakang PB dilihat dari

3. Tujuan

pengertian dasar,

4. Kedudukan dan peran Pengantar PB I dalam

pembagian kitab dan

keseluruhan berteologi

kegunaan dalam seluruh pengertian berteologi

Perjanjian Baru : Suatu Masa Baru

1. Sejarah Pra Perjanjian Baru 2. Nama dan Isi 3. Pembagian Kitab-kitab dalam PB 4. Periode dalam PB

2.

Mahasiswa mampu

1. Periode yang muncul

mendeskripsikan dunia

dalam zaman

Pra Perjanjian Baru

Intertestamental

1. Zaman Persia 2. Zaman Aleksander Agung 3. Zaman wangsa

pada zaman

Ptolomeus

Intertestamental yang

4. Zaman Siria

dilihat dari sudut sosial

5. Zaman wangsa

budaya, ekonomi, dan

Makabeus

agama.

6. Dominasi Romawi hingga Bar-Cokhba 2. Latar Belakang Sosial dan Budaya

1. Masyarakat Yahudi 2. Masyarakat Kafir 3. Hasil Kebudayaan 4. Patokan Moral

4

No.

Kompetensi Dasar

Topik Pembelajaran 3. Latar belakang Ekonomi

Sub Topik Pembelajaran 1. Pertanian 2. Industri 3. Keuangan 4. Pengangkutan dan Perjalanan

4. Latar Belakang Agama

1. Pantheon RomawiYunani 2. Pemujaan Kaisar 3. Agama-agama Rahasia 4. Filsafat-Filsafat 5. Agama Yahudi

3.

Mahasiswa mampu

1. Sejarah Sinagoga

1. Makna Sinagoga

mengenali golongan-

2. Asal mula sinagoga

golongan yang muncul

3. Tujuan Sinagoga 4. Alamat di Alkitab

pada zaman Pra PB yang meliputi nama, latar belakang

2. Golongan Sanhedrin

1. Tahun terbentuknya dan keanggotaan

munculnya golongan

2. Tujuan Sanhedrin

tersebut dan isi

3. Syarat dan tugas

ajarannya.

4. Alamat di Alkitab 3. Golongan Farisi

1. Asal Farisi 2. Ajaran Farisi 3. Alamat di Alkitab

4. Golongan Saduki

1. Asal Saduki 2. Ajaran Saduki 3. Alamat di Alkitab

5. Golongan Zelot

1. Asal Zelot 2. Ajaran Zelot 3. Alamat di Alkitab

5

No.

Kompetensi Dasar

Topik Pembelajaran 6. Golongan Eseni

Sub Topik Pembelajaran 1. Asal Eseni 2. Ajaran Eseni 3. Alamat di Alkitab

7. Golongan Helenis

1. Asal Helenis 2. Ajaran Helenis

3. Alamat di Alkitab 8. Golongan Herodian

1. Asal Herodian 2. Ajaran Herodian 3. Alamat di Alkitab

4.

Mahasiswa mampu mendeskripsikan

1. Kanonisasi Perjanjian Baru

1. Pengertian Kanon 2. Sejarah dan daftar

kanonisasi Perjanjian

kanon

Baru, hubungan antar

3. Pembagian Kitab-kitab

kitab-kitab Perjanjian

Perjanjian Baru

Baru dan teori sumber

4. Hubungan antar kitab

Injil Sinoptis. 2. Kitab-kitab Injil

1. Asal-usul Injil 2. Injil Sinoptik 3. Teori Sumber

5.

Mahasiswa mampu

1. Kitab Matius

menjelaskan latar

1. Pengantar dan judul 2. Penulis dan

belakang dan garis

penanggalan

besar isi kitab Matius,

3. Tujuan dan alamat

Markus, Lukas

4. Kata kunci dan Berita

Yohanes dan Kisah

5. Outline

Para Rasul serta

6. Kristus dalam Injil

membuat struktus

Matius

masing-masing kitab

7. Struktur Kitab Matius

6

No.

Kompetensi Dasar

Topik Pembelajaran 2. Kitab Markus

Sub Topik Pembelajaran 1. Pengantar dan judul 2. Penulis dan penanggalan 3. Tujuan dan alamat 4. Kata kunci dan Berita 5. Outline 6. Kristus dalam Injil Markus 7. Struktur Kitab Markus

3. Kitab Lukas

1. Pengantar dan judul 2. Penulis dan penanggalan 3. Kata kunci dan Berita 4. Tujuan dan alamat 5. Outline 6. Kristus dalam Injil Lukas 7. Struktur Kitab Lukas

4. Kitab Yohanes

1. Pengantar dan judul 2. Penulis & penanggalan 3. Tujuan dan alamat 4. Kata kunci dan Berita 5. Outline 6. Kristus dalam Injil Yohanes 7. Struktur Kitab Lukas

5. Kitab Kisah Para Rasul

1. Pengantar dan judul 2. Penulis & penanggalan

7

No.

Kompetensi Dasar

Topik Pembelajaran

Sub Topik Pembelajaran 3. Tujuan dan alamat 4. Kata kunci dan Berita 5. Outline 6. Kristus dalam Injil Kisah Para Rasul 7. Struktur Kitab Kisah Para Rasul

E. Petunjuk Menggunakan Bahan Ajar

Untuk dapat mengikuti dengan baik dan akhirnya nanti berguna bagi bekal pelayanan dan berteologi, maka sangat disarankan bagi mahasiswa untuk studi kepustakaan yang berhubungan dengan Pengantar Perjanjian Baru I dan mencari-datadata yang diperlukan lewat studi kepustakaan. Mahasiswa mengikuti semua perkuliahan dan mengikuti seluruh kontrak pembelajaran yang sudah disepakati. Sedangkan standar pencapaian nilai dapat dilihat dalam kontrak pembelajaran, dan jika mahasiswa mengikuti seua petunjuk yang sudah dituangkan dalam kontrak pembelajaran, maka mahasiswa akan memperoleh pencapaian nilai yang maksimal.

8

BAB I PENDAHULUAN

Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu mendekripsikan latar belakang Perjanjian Baru dilihat dari pengertian dasar, pembagian kitab dan kegunaan dalam seluruh pengertian berteologi. Indikator : 1.

Dapat menjelaskan pembimbing Perjanjian Baru sebagai ilmu yang penting dalam konteks berteologi.

2.

Dapat menjelaskan Perjanjian Baru sebagai suatu masa yang baru.

B. Deskripsi Singkat Bab ini akan memberikan kepada mahasiswa studi tentang pengetahuan dasar Perjanjian Baru dengan penekanan latar belakang mengapa mahasiswa mempelajari pengantar Perjanjian Baru. Bertitik tolak dari latar belakang itulah materi bab ini akan menyajikan bahwa Pengantar Perjanjian Baru ini merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat penting bagi pemahaman seluruh pengertian berteologi dan menjadi dasar yang penting dalam penafsiran Alkitab, yang mana ilmu tafsir Alkitab adalah bagian terpenting untuk manjadi seorang sarjana Teologi. Dalam materi bab satu ini juga dijelaskan tentang Perjanjian Baru adalah suatu masa yang baru tanpa meninggalkan masa yang lama. Dan masa yang baru ini menjadi dasar pemahaman untuk mengerti pelajaran keseluruhan dari mata kuliah “Pengantar Perjanjian Baru” ini.

9

C. Materi

Ilmu Pembimbing Perjanjian Baru

Ilmu pengetahuan pembimbing PB, yang kadang disebut juga ilmu Pengantar PB, adalah bagian dalam ilmu Theologia Biblika yang baru dikenal secara umum pada abad ke 19, sumbangan ilmu ini sangat besar khususnya dalam penyediaan bahan-bahan penting yang dapat menolong kita menyelidiki menafsirkan Alkitab secara bertanggung jawab. 1.

Latar belakang Mengapa diperlukan pengetahuan khusus untuk dapat mengiterpretasikan Alkitab dengan tepat? Orang Kristen sering mendapati bahwa mengerti isi Alkitab tidaklah mudah, karena ada jurang pemisah yang cukup besar baik dalam waktu penulisan maupun dalam latar belakang dan budaya antara jaman PB dan pembaca sekarang. Oleh karena itu, dengan mengetahui informasi yang cukup tentang segala sesuatu sekitar latar belakang penulis dan penulisannya, maka hal ini akan dapat membantu kita menjembatani jurang pemisah itu.

2.

Definisi Secara umum dapat disimpulkan bahwa Pembimbing PB adalah ilmu yang menyelidiki dan mempelajari latar belakang sejarah dan budaya sekitar jaman Perjanjian Baru, yaitu jaman ketika Tuhan Yesus dan Rasul-rasul masih hidup. Secara khusus akan dipelajari pula latar belakang penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru, yaitu tentang penulis, penerima. Tahun dan tempat penulisan, dan hal-hal yang penting sehubungan dengan tema dan tujuan penulisan menuliskan kitab-kitab PB.

3.

Tujuan Tujuan mempelajari Ilmu Pembimbing PB adalah untuk mendapatkan informasi tentang latar belakang dunia PB dan penulisan kitab-kitab PB sehingga dapat memperkaya wawasan kita dalam memberikan interpretasi (penafsiran) yang tepat terhadap isi dan pengertian Firman Tuhan yang diinspirasikan kitab-kitab PB.

10

4. Kedudukan dan Peran Pengantar PB dalam Keseluruhan Berteologi Setelah zaman perjanjian lama berakhir, setelah itu masa transisi yang terlalu panjang yaitu selama 400 tahun, atau yang disebut zaman intertestamental. Masa antara inilah yang banyak menyebabkab banyak orang Kristen tidak dapat menemukan kesinambungan sejarah Perjanjian Lama dan sejarah Perjanjian Baru. Jika ada kasuskasus yang berhubungan dengan budaya dalam kitab Perjanjian Baru, maka hal itu menjadi kesenjangan dalam menafsirkan keseluruhan kebenaran Alkitab. Pengantar Perjanjian Baru I ini memberikan kepada kita jembatan untuk memahami dan menafsirkan

keseluruhan kebenaran Alkitab. Tanpa mempelajari Pengantar

Perjanjian Baru maka kebutaan dalam penafsiran kebnaran Alkitab akan terjadi dan hal itu akan menyesatkan umat Tuhan. Seorang teolog yang berkotbah tetapi ia salah menafsir karena ketidaktahuan akan pengetahuan Pengantar Perjanjian Baru, maka ia sudah masuk ke dalam penyesatan umat akan kebenaran Firman Tuhan. Oleh sebab itulah mempelajari Pengantar Perjanjian Baru merupakan pondasi yang kuat dalam berteolog. Mata kuliah ini menjadi sangat penting peranannya dalam membimbing kita untuk mengerti seluruh kebenaran Alkitab.

Perjanjian Baru : Suatu Masa Baru

1.

Sejarah Pra Perjanjian Baru Sejarah Perjanjian Baru telah dimulai jauh sebelum kelahiran Yesus Kristus. Dan pada kenyataannya, banyak peristiwa yang terdapat dalam Perjanjian Baru hanya dapat dimengerti dengan baik bila sejarah yang panjang itu diketahui (Sejarah Perjanjian Lama) Awalnya adalah penciptaan dunia ini, termasuk Adam dan Hawa, manusia-manusia pertama. Ketika mereka jatuh dalam dosa karena ketidaktaatan terhadap perintah Allah, alam semesta, ciptaan yang sempurna tempat mereka berada, menjadi rusak. Dari sinilah kisah penyelamatan Allah terhadap umat manusia yang mencapai puncaknya pada kehidupan, kematian dan kebangkitan orang Nasaret itu dimulai.

11

Kisah ini berlanjut dengan pemanggilan Allah terhadap Abraham pada sekitar tahun 2000 SM. Abraham dipanggil untuk meninggalkan rumahnya, berjalan ke suatu negeri yang baru, dan menjadi bapa dari suatu “bangsa yang besar” (Kej 12:2-3), bangsa Israel. Namun tidak lama kemudian orang-orang keturunan Abraham tersebut ternyata berada di Mesir. Segera jumlah mereka menjadi ancaman terhadap Firaun, penguasa Mesir waktu itu. Firaun pun memerintahkan agar orang-orang Israel dijadikan budak. Pada masa itulah Musa, tokoh utama dalam sejarah Perjanjian Lama itu, dipanggil untuk memimpin orang Israel keluar dari perbudakan di Mesir menuju ke Tanah Perjanjian, tanah Kanaan. Setelah keluar dari Mesir (sekitar tahun 1450 SM), Israel menerima

Hukum

Taurat,

yaitu

hukum-hukum

dan

peraturan-peraturan

kemasyarakatan yang harus dijalankan di tengah-bangsa yang baru terbentuk itu, termasuk Kesepuluh Hukum. Ketika ternyata orang-orang Israel yang pengecut itu menolak untuk memasuki tanah Kanaan seperti yang Tuhan perintahkan, Tuhan menghukum mereka untuk mengembara selama 40 tahun di daerah gurun pasir di selatan Kanaan. Yosua, pengganti Musa itulah, yang kemudian memimpin Israel memasuki tanah Kanaan. Penaklukan tersebut sangat dasyat – kitab Yosua mengisahkannya secara terinci. Setelah Yosua mati, … setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri” (Hakim- 21:25), sehingga Tuhan perlu menetapkan hakim-hakim. Tokohtokoh yang penuh semangat ini memimpin Israel kepada pertobatan serta membebaskan bangsa itu dari dari musuh-musuh mereka, - kisah mereka dipaparkan dalam kitab Hakim-hakim. Raja Israel yang pertama adalah Saul. Penggantinya, Daud, memilih Yerusalem sebagai ibukotanya, dan menjadikan kota itu sebagai pusat kegiatan politik serta ibadah Israel. Pengganti Daud adalah Salomo, anaknya. Salomo berhasil menggalang kesatuan dalam kerajaan ayahny dan membangun Bait Allah di Yerusalem. Terkenal dengan hikmatnya yang luar biasa, Salomo juga ternyata dikemudian hari menjadi seorang pemimpin yang bodoh; kecintaannya terhadap kemewahan, wanita-wanita cantik, serta persengkokolan politik dengan bangsa-bangsa lain ternyata membawa akibat yang fatal bagi Israel.

12

Menyusul kematian Salomo, pecah perang saudara yang menuntut pertumpahan darah dengan akibat terkoyaknya bangsa itu menjadi dua bagian, Israel di utara dan Yehuda di selatan. Baik Israel maupun Yehuda kemudian terjerumus dalam dosa dan penyembahan berhala. Allahpun menetapkan nabi-nabi, yaitu orang-orang yang menyampaikan kehendak Allah bagi umatNya, untuk memanggil mereka bertobat, kembali kepada Allah. Baik Israel maupun Yehuda menutup telinga mereka terhadap peringatan para nabi tersebut, sehingga akhirnya mereka harus bertekuk lutut terhadap serbuan musuh-musuh mereka – Israel takhluk di bawah Asyur pada tahun 723 SM dan Yehuda takluk dibawah Babilonia pada tahun 568 SM. Para pemimpin Israel dan Yehuda dibawa sebagai tawanan dan dibuang ke pengasingan. Di kemudian hari banyak dari keturunan orang-orang yang dibuang ke pengasingan itu kembali ke Palestina. Kelompok pertama kembali pada tahun 538 SM dan membangun kembali Bait Allah; kelompok berikutnya kembali pada tahun 444 SM dan membangun kembali

tembok kota Yerusalem di bawah pimpinan Ezra dan

Nehemia. Sifat lama Israel yaitu berkubang dalam praktek-praktek dosa serta bentukbentuk kehidupan yang tak senonoh kembali muncul, sehingga pada akhir zaman Perjanjian Lama, dapat kita dengar seruan Maleakhi yang mencela dengan keras sifat bengkok mereka. 2.

Nama dan isi a.

Nama Nama perjanjian Baru berasal dari bahasa latin Novum Testamentum. Istilah Testament atau covenant (bahasa Inggris) ini artinya persetujuan antar dua pihak yang mengikat, lebih kuat dari hanya sekedar janji. Bahasa Yunani dari Perjanjian Baru adalah He Kaine Diatheke, artinya pesan atau wasiat terakhir yang melibatkan dua belah pihak dan sifatnya mengikat dan tidak dapat diubah. Oleh karena itu makna kata “Perjanjian Baru” disimpulkan sebagai perjanjian tertulis yang merupakan wujud persetujuan/ kesepakatan yang baru antara Allah dan manusia melalui Kristus.

b.

Isi Isi dari Perjanjian Baru adalah peryataan rahasia janji Allah yang baru diwujudkan dalam cacatan tentang kata-kata/ pengajaran Yesus dan pada 13

pengikut-Nya. Catatan ini terdiri dari 27 buku, yang ditulis dalam kurun waktu 45-50 tahun, ditulis oleh 8-9 orang penulis (berbangsa Yahudi kecuali Lukas). Pengelompokan isi Perjanjian Baru dapat dibagi sebagai berikut. b.1. Buku-buku yang berisi sejarah Kitab Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul, menceritakan tentang kehidupan dan kematian Yesus dan riwayat para pengikut-Nya setelah Yesus diangkat ke Surga. b.2. Buku-buku yang berisi pengajaran doktrin Semua surat-surat kiriman Rasul Paulus dan rasul-rasul lain, surat-surat itu khususnya ditujukan kepada jemaat untuk mengajarkan tentang pokok-pokok iman Kristen serta pelaksanaan hidup Kristen. b.3. Buku yang berisi nubuat Kitab Wahyu mengungkapkan nubuat masa kini dan masa yang akan datang melalui penglihatan dan pengalaman supranatural.

3.

Pembagian Kitab-kitab dalam PB Jumlam kitab dalam Perjanjian Baru ada 27 kitab itu, disusun tidak berdasarkan urutan tahun ditulis, melainkan berdasarkan kronologis sejarah kisahnya dan sebagian karena sifat-sifat sastranya. Susunan tersebut adalah sebagai berikut:

Jenis

Judul

Kitab Sejarah

Matius Markus Lukas Yohanes Kisah Para Rasul

Surat Kiriman

Roma I Korintus II Korintus Galatia Efesus Filipi

Penulis Matius Markus Lukas Yohanes Lukas

Paulus

14

Kolose I Tesalonika II Tesalonika I Timotius II Timotius Titus Filemon

4.

Surat Kiriman

Ibrani Yakobus I Petrus II Petrus I Yohanes II Yohanes III Yohanes Yudas

Anonim Yakobus Petrus Petrus Yohanes Yohanes Yohanes Yudas

Kitab Nubuatan

Wahyu

Yohanes

Periode dalam PB Penempatan susunan kitab-kitab dalam Alkitab tidaklah sesuai dengan urutan usia penulisannya, tetapi kronologis peristiwanya. Untuk memudahkan penyelidikan, masa dalam PB dapat dibagi menjadi 3 periode waktu: a. Periode Kelahiran (5 SM – 30 M) Masa kehidupan Yesus diuraikan dalam kitab-kitab Injil b. Periode perkembangan (30 M – 60 M) Masa perkembangan karya kerasulan, khususnya pelayanan Rasul Paulus kepada jemaatn Non- Yahudi. c. Periode Pemantapan (60 M – 100 M) Masa ini (60 – 100 M) tidak banyak diketahui, tetapi yang jelas banyak tulisantulisan para Rasul dan juga kitab Injil yang baru beredar pada tahun-tahun ini. d. Bagan Kronologi PB (lihat di halaman berikutnya)

15

Bagan Kronologi PB Periode Kelahiran

Tahun

Kejadian

Sejarah

6 SM 4 SM

Kelahiran Yesus Kematian Herodes

Publikasi

6SM-th 30 Matius Lukas Th. 27 Th. 30

Pembabtisan Penyaliban

Markus Yohanes

Perkembangan Th. 31-33 Pertobatan Paulus Tahun 30-60 Th. 45 Th 49

Yakobus Galatia (Markus)

Sidang di Yerusalem

Th 52 Kisah Para Rasul Th. 54 Th. 55 Th. 56 Paulus dipenjarakan Untuk pertama kaTh. 60 linya Pemantapan

Th. 60-100

Suratsurat Paulus kepada Jemaat

Paulus dipenjarakan Untuk kedua kalinya Th. 68 Th. 70 Kehancuran Yerusalem

I & II Tesalonika Matius (?) I Korintus II Korintus Roma Kolose Efesus Filemon Filipi Kisah-Lukas I Timotius Titus I Petrus II Timotius II Petrus Ibrani Matius Yudas

Suratsurat Jemaat Umum Th. 85

I,II,III Yoh. Yohanes

Th. 95

Wahyu

16

Wahyu

BAB II ZAMAN INTERTESTAMENTAL

A. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu mendeskripsikan dunia Pra Perjanjian Baru pada Zaman Intertestamental yang dilihat dari sudut sosial budaya, ekonomi dan agama. Indikator : Dapat menjelaskan periode yang muncul dalam zaman Intertestamental Dapat menjelaskan latar belakang sosial budaya pada zaman Intertestamental. Dapat menjelaskan latar belakang ekonomi dalam zaman Intertestamental. Dapat menjelaskan latar belakang agama pada zaman Intertestamental.

B. Deskripsi Singkat

Bab ini menjelaskan tentang tenggang waktu yang panjang antara periode Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam teks Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara budaya, kehidupan sosial budaya serta hidup keagamaan yang terdapat antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kapan perubahan itu terjadi ? Jawabannya terletak pada zaman Intrtestamental, yaitu zaman yang membentang antara zaman Perjanjian Lama dan zaman Perjanjian Baru, dimana jarak itu dipisahkan oleh sela waktu selama 450 (empatraus limapuluh) tahun ! Tidak ada catatan dalam Alkitab setelah Perjanjian Lama, lalu masa 450 tahun (masa gelap) tanpa keterangan, lalu muncul masa Perjanjian Baru ! Apa yang terjadi selama 450 tahun masa gelap ? Bab ini menguraikan apa yang terjadi pada masa gelap itu yang terentang selama 450 tahun, yang akan kita sebut masa Intertestamental.

17

C. Materi

SEJARAH PRA INTERTESTAMENTAL

Sejarah Perjanjian Baru telah dimulai jauh sebelum kelahiran Yesus Kristus. Dan pada kenyataannya, banyak peristiwa yang terdapat dalam Perjanjian Baru hanya dapat dimengerti dengan baik bila sejarah yang panjang itu diketahui. Awalnya adalah penciptaan dunia ini, termasuk Adam dan Hawa, manusiamanusia pertama. Ketika mereka jatuh dalam dosa karena ketidaktaatan terhadap perintah Allah, alam semesta, ciptaan yang sempurna tempat mereka berada, menjadi rusak. Dari sinilah kisah penyelamatan Allah terhadap umat manusia yang mencapai puncaknya pada kehidupan, kematian dan kebangkitan orang Nasaret itu dimulai. Kisah ini berlanjut dengan pemanggilan Allah terhadap Abraham pada sekitar tahun 2000 SM. Abraham dipanggil untuk meninggalkan rumahnya, berjalan ke suatu negeri yang baru, dan menjadi bapa dari suatu “bangsa yang besar” (Kej 12:2-3), bangsa Israel. Namun tidak lama kemudian orang-orang keturunan Abraham tersebut ternyata berada di Mesir. Segera jumlah mereka menjadi ancaman terhadap Firaun, penguasa Mesir waktu itu. Firaun pun memerintahkan agar orang-orang Israel dijadikan budak. Pada masa itulah Musa, tokoh utama dalam sejarah Perjanjian Lama itu, dipanggil untuk memimpin orang Israel keluar dari perbudakan di Mesir menuju ke Tanah Perjanjian, tanah Kanaan. Setelah keluar dari Mesir (sekitar tahun 1450 SM), Israel menerima Hukum Taurat, yaitu hukum-hukum dan peraturan-peraturan kemasyarakatan yang harus dijalankan di tengah-bangsa yang baru terbentuk itu, termasuk Kesepuluh Hukum. Ketika ternyata orang-orang Israel yang pengecut itu menolak untuk memasuki tanah Kanaan seperti yang Tuhan perintahkan, Tuhan menghukum mereka untuk mengembara selama 40 tahun di daerah gurun pasir di selatan Kanaan. Yosua, pengganti Musa itulah, yang kemudian memimpin Israel memasuki tanah Kanaan. Penaklukan tersebut sangat dasyat – kitab Yosua mengisahkannya secara terinci. 18

Setelah Yosua mati, … setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri” (Hakim- 21:25), sehingga Tuhan perlu menetapkan hakimhakim. Tokoh-tokoh yang penuh semangat ini memimpin Israel kepada pertobatan serta membebaskan bangsa itu dari dari musuh-musuh mereka, - kisah mereka dipaparkan dalam kitab Hakim-hakim. Raja Israel yang pertama adalah Saul. Penggantinya, Daud, memilih Yerusalem sebagai ibukotanya, dan menjadikan kota itu sebagai pusat kegiatan politik serta ibadah Israel. Pengganti Daud adalah Salomo, anaknya. Salomo berhasil menggalang kesatuan dalam kerajaan ayahny dan membangun Bait Allah di Yerusalem. Terkenal dengan hikmatnya yang luar biasa, Salomo juga ternyata dikemudian hari menjadi seorang pemimpin yang bodoh; kecintaannya terhadap kemewahan, wanita-wanita cantik, serta persengkokolan politik dengan bangsa-bangsa lain ternyata membawa akibat yang fatal bagi Israel. Menyusul kematian Salomo, pecah perang saudara yang menuntut pertumpahan darah dengan akibat terkoyaknya bangsa itu menjadi dua bagian, Israel di utara dan Yehuda di selatan. Baik Israel maupun Yehuda kemudian terjerumus dalam dosa dan penyembahan berhala. Allahpun menetapkan nabi-nabi, yaitu orang-orang yang menyampaikan kehendak Allah bagi umatNya, untuk memanggil mereka bertobat, kembali kepada Allah. Baik Israel maupun Yehuda menutup telinga mereka terhadap peringatan para nabi tersebut, sehingga akhirnya mereka harus bertekuk lutut terhadap serbuan musuh-musuh mereka – Israel takhluk di bawah Asyur pada tahun 723 SM dan Yehuda takluk dibawah Babilonia pada tahun 568 SM. Para pemimpin Israel dan Yehuda dibawa sebagai tawanan dan dibuang ke pengasingan. Di kemudian hari banyak dari keturunan orang-orang yang dibuang ke pengasingan itu kembali ke Palestina. Kelompok pertama kembali pada tahun 538 SM dan membangun kembali Bait Allah; kelompok berikutnya kembali pada tahun 444 SM dan membangun kembali

tembok kota Yerusalem di bawah pimpinan Ezra dan

Nehemia. Sifat lama Israel yaitu berkubang dalam praktek-praktek dosa serta bentukbentuk kehidupan yang tak senonoh kembali muncul, sehingga pada akhir zaman Perjanjian Lama, dapat kita dengar seruan Maleakhi yang mencela dengan keras sifat bengkok mereka.

19

ZAMAN INTERTESTAMENTAL

Zaman sepanjang empat ratus lima puluh tahun antara Maleakhi sampai kelahiran Kristus dikenal dengan zaman Intertestamental. Sumber-sumber informasi utama untuk zaman ini adalah kitab-kitab Makabe yang menceritakan tentang pemberontakan yang dipimpin oleh wangsa Makabeus serta kekacauan yang terjadi di tanah Palestina waktu itu dan tulisan-tulisan Yosefus, sejarahwan Yahudi abad pertama. Kitab Daniel memuat penglihatan tentang zaman ini. Lewat nubuatnya, Daniel memberikan garis besar pergolakan politik yang kelak terjadi dalam zaman empat ratus limapuluh tahun itu. Daniel sendiri hidup dalam zaman kebangkitan Babilonia sebagai suatu kekuatan dunia. Tetapi ia melihat bahwa kerajaan yang sangat kuat itu akan berlalu, digantikan oleh suatu kekuatan baru, Media-Persia. Selanjutnya akan muncul kekuatan-kekuatan lainnya yang akan berjaya dalam zaman intertestamental itu, yaitu: Aleksander Agung dari Yunani, wangsa Ptolomeus dari Mesir, wangsa Seleukus dari Siria, wangsa Makabeus, dan Romawi. 1.

Zaman Persia yang Belakangan (sampai tahun 331SM) Perjanjian Lama ditutup dengan Persia masih berada di pentas kekuatan politik. Dalam zaman Persia ini, Raja Koresy mengizinkan orang Yahudi untuk pulang ke tanah mereka dan kembali membangun Bait Allah (538 SM). Ester, seorang wanita Yahudi, menjadi permaisuri di istana raja Persia (470 SM). Ezra (456 SM) dan Nehemia (443 SM) pulang ke tanah mereka dan membangun kembali negeri itu. Setelah itu tidak ada lagi peristiwa internasional penting yang berlangsung di Palestina. Bangsa Yahudi dipimpin oleh imam besar, dan jabatan imam besar ini kemudian menjadi rebutan. Beberapa kejadian memalukan sekitar perebutan kepemimpinan ini pun tak tercegahkan lagi. Bahkan pernah seorang imam besar membunuh saudaranya demi jabatan itu. Peristiwa tersebut membuat wali negeri Persia begitu terkejut sehingga ia menjatuhkan hukuman denda yang berat bagi penduduk Israel.

20

2.

Zaman Yunani a. Pemerintahan Aleksander Agung (335-323 SM) Tenggelamnya Persia ditandai dengan bangkitnya Aleksander Agung ke pentas kekuasaan atas suatu kerajaan raya yang luas, yang juga mencakup tanah Palestina.

Ayahnya,

Filipus

dari

Makedonia,

telah

melebarkan

sayap

pemerintahannya meliputi seluruh tanah Yunani, dan ia sedang mempersiapkan suatu serbuan besar-besaran terhadap Persia ketika ia mati dibunuh. Anaknya Aleksander yang baru berusia 20 tahun menggantikan dia dan dalam waktu singkat sanggup memporak-porandakan kekuatan Persia. Pada tahun 335 SM, Aleksander memulai pemerintahan 12 tahunnya yang sangat mengesankan itu. Setelah mengukuhkan cengkeraman kekuasaannya atas seluruh negerinya, ia bergerak ke arah utara menaklukkan Siria, Palestina, Mesir, dan pada akhirnya Persia. Ia masih berkehendak untuk bergerak makin jauh ke arah timur, tetapi tentaranya menolak untuk berperang lebih lanjut lagi. Aleksander Agung mati di Babel pada tahun 323 SM. Dalam usianya yang hanya 32 tahun itu ia telah membuat guratan sangat mencolok yang tak terhapuskan dalam sejarah. Setelah kematian Alexander Agung, penerusnya adalah jendral-jendralnya, yang dibagi menjadi 4 (empat) wilayah : 

Bagian barat : Cassander, menguasai tanah Makedonia dan Yunani



Bgian Timur : Lysimachus, disebut sebagai raja di daerah Turki dan Asia Kecil yang disebut Armenia



Bagian Utara : Seleucus menguasai Syria, termasuk Palestina, Babel, dll.



Bagian Selatan : Ptolomeus menguasai seluruh tanah Mesir.

b. Pemerintahan Wangsa Ptolomeus (323-199 SM) – menguasai Mesir Tak ada seorangpun yang naik menggantikan Aleksander Agung. Karena itu pada akhirnya empat orang jendralnya membagi-bagi kerajaan raya itu. Dua diantara mereka yaitu Ptolomeus dan Seleukus I, di kemudian hari berkuasa atas tanah Palestina. Setelah sedikit ribut-ribut diantara jenderal-jenderal ini, Mesir pun jatuh dibawah Ptolomeus Soter. Palestina juga masuk menjadi wilayahnya. Mula-mula Ptolomeus Soter berlaku keras dan kasar terhadap orang Yahudi. Namun kemudian, 21

ia menggunakan mereka dalam berbagai tempat dan posisi dalam kerajaannya, bahkan ada yang menempati jabatan-jabatan sangat tinggi. Penggantinya, Ptolomeus Filadelfus, adalah salah satu dari wangsa Ptolomeus yang paling ulung. Ia bersahabat baik dengan orang Yahudi, dan ia memajukan dunia seni serta membangun kerajaannya dalam segala bidang. Dalam masa pemerintahannyala di Aleksandria, salah satu kota terkemuka di Mesir, kitab-kitab suci dalam bahasa Ibrani – seluruh Perjanjian Lama yang kita kenal sekarang serta beberapa kitab lainnya – diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Lewat terjemahan itu, yang lebih dikenal dengan nama Septuaginta, kitab-kitab suci tersebut dapat dibaca secara luas di seluruh kerajaan. Suatu ketika, pertentangan muncul di antara penguasa-penguasa di Mesir (wangsa Ptolomeus) dan penguasa-penguasa di Siria (wangsa Seleukus). Pertentangan tersebut mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Ptolomeus Filopater di Mesir (222-204 SM) dan Antiokhus Agung dari Siria (223-187 SM). Dalam pertempuran dekat Gaza, Filopater mengalahkan Antiokhus. Ketika pulang dari medan laga, Filopater menyempatkan diri berkunjung ke Yerusalem dan bersikeras untuk masuk ke dalam Ruang Mahakudus di Bait Allah. Walaupun imam besar telah berusaha mencegah, ia tetap saja tak mau mengalah. Yosefus menulis bahwa ketika Filopater sudah berada di Ruang Mahakudus, ia tiba-tiba dicekam rasa takut yang sangat dahsyat sehingga ia keluar dari sana dan meninggalkan ruang ibadat itu. Karena orang-orang Yahudi telah memusuhi dia, Filopater mencabut hak-hak istimewa mereka, memdenda serta menganiaya mereka. Ia menangkap setiap orang Yahudi yang dapat ditemuinya di Aleksandria, mengurung mereka dalam stadion yang tertutup, dan memasukkan ke dalam stadion itu sejumlah gajah yang sedang mabuk. Maksudnya, agar gajah-gajah itu menyerang orang-orang Yahudi itu. Tetapi yang terjadi, gajah-gajah yang sedang mengganas tersebut justru terlepas, dan membunuh sejumlah besar penonton yang hadir untuk menyaksikan acara maut itu. Filopater melihat ini sebagai petunjuk bagi kasih dan pemeliharaan Allah terhadap orang Yahudi, karenanya ia berhenti menganiaya umat pilihan tersebut. Ketika ia mati pada tahun 204 SM, putranya Ptolomeus Epifanes yang baru berusia

22

5 tahun menggantikan dia. Antiokhus Agung dari Siria menggunakan kesempatan tersebut untuk merebut kekuasaan atas Palestina dari tangan Mesir. c. Pemerintahan Seleucus (198-167 SM) – menguasai Siria Mesir mengirim seorang utusan ke Roma untuk meminta bala bantuan melawan Antiokhus. Setuju terhadap permintaan ini, Roma mengirimkan tentaranya. Pada permulannya bantuan dari Roma ini kurang berhasil. Namun akhirnya ternyata mereka sanggup memaksa Antiokhus angkat kaki dari seluruh daerah barat dan utara pegunungan Taurus. Dalam suatu serbuan ke arah timur guna mencari dana perang, Antiokhus terbunuh oleh para penduduk propinsi Elimais ketika ia sedang merampok sebuah kuil Yupiter. Dalam masa pemerintahan penggantinya, Seleukus Filopater, tidak ada hal yang menonjol. Tetapi dengan munculnya Antiokhus Epifanes (arti namanya : perwujudan diri Allah), salah satu masa paling kelabu dalam sejarah Israel pun dimulai. Onias, seorang yang sangat disegani, memangku jabatan imam di Yerusalem ketika

Epifanes

mulai

memerintah.

Karena

orang-orang

Yunani

ingin

menghelenisasikan (menyatukan budaya barat dan timur dalam budaya Yunani) orang-orang Yahudi, Epifanes menjual jabatan imam besar kepada saudara Onias dengan harga tiga ratus enam puluh talenta, Onias melarikan diri dari Yerusalem, sedangkan saudaranya yang merebut kekuasaan dari tangannya itu berganti nama dari Yesus menjadi Yason, nama Yunani, sejalan dengan usaha Antiokhus yang memaksakan masuknya kebudayaan dan agama Yunani ditengah-tengah orang Yahuni. Segala tradisi dan praktek keagamaan Ibrani dicegah, orang-orang Yahudi. Segala tradisi dan praktek keagamaan Ibrani dicegah, orang-orang Yahudi dikirim ke Tirus untuk mengambil bagian pada perlombaan-perlombaan yang diadakan dalam rangka penyembahan terhadap dewa Herkules, dan persembahanpersembahan juga dikorbankan di atas mezbah

bagi dewa itu. Pada akhirnya

Menelaus, saudara lainnya dalam kakak beradik itu, merebut posisi imam besar dari tangan Yason dan makin meningkatkan serangannya terhadap agama Yahudi. Ketika

Antiokhus

Epifanes

pergi

ke

Mesir

untuk

memadamkan

pemberontakan yang muncul di sana, desas-desus bahwa ia telah terbunuh tersebar luas, dan orang-orang Yahudi dengan sukacita mulai merayakan kematiannya. 23

Namun, begitu berita tentang perayaan terhadap kematiannya tersebut sampai ke telinga Epifanes, ia segera berbalik menuju Yerusalem dan menghantam kota itu. Dalam peristiwa itu 40.000 orang Yahudi mati dibunuhnya. Dan untuk menunjukkan kebenciannya terhadap agama Yahudi, ia masuk ke dalam Ruang Mahakudus di Bait Allah, mempersembahkan seekor babi betina di atas mezbah yang ada di situ, memercikkan darah babi itu ke dinding seluruh bangunan tersebut. Atas perintahnya, Bait Allah diubah fungsinya menjadi kuil Zeus, dewa gunung Olimpus. Upacara persembahan kurban dan kebaktian cara Yahudi tidak diperbolehkan. Sebagai gantinya diadakan upacara-upacara penyembahan berhala. Sunat juga dilarang, dan memiliki Kitab Taurat dapat dikenakan hukuman mati. Orang-orang Yahudi membangkang. Seorang pria bernama Eleazar, seorang ahli Taurat yang sudah berumur dan berkedudukan tingi, dibunuh karena menolak makan daging babi. Menyusul setelah itu, seorang wanita dengan tujuh orang anaknya mengalami peristiwa yang mengerikan. Lidah dan jari-jari mereka baik jari tangan maupun jari kaki semuanya dipotong, dan mereka diceburkan ke dalam bejana yang airnya sedang mendidih. Sekumpulan pembangkang yang berjumlah lebih kurang 1.000 orang diserbu pada suatu hari sabat; mereka dibunuh tanpa ada perlawanan sama sekali. Wangsa Hasmoneus, suatu rumpun keturunan imam, menolak keras ketentuan-ketentuan pemerintah yang berlaku itu. Pada waktu utusan-utusan dari Siria berusaha memaksakan ketntuan-ketentuan Epifanes tersebut, Matatias, kepala wangsa Makabeus, menolak menyembah berhala. Ketika seorang penduduk maju ke mezbah untuk membawa kurban bagi berhala, Matatias membunuh orang itu. Lalu ia memimpin sekelompok pemberontak lari ke padang gurun, ketempat yang dahulu Daud gunakan ketika melarikan diri dari Saul selama bertahun-tahun. Hari demi hari jumlah orang yang bergabung dengan wangsa Makabeus makin meningkat. Orang-orang Siria menyelenggarakan tiga buah kampanye melawan orang-orang Yahudi yang setia tersebut. Satu diantaranya diselenggarakan langsung oleh Antiokhus Epifanes, tetapi tidak ada satupun dari ketiga kampanye itu berhasil. Akhirnya Epifanes meninggal dunia, dan perang saudara pun berkobar. Yudas Makabeus yang menggantikan ayahya Matatias, melebarkan sayap pengaruhnya makin luas lagi di Palestina, termasuk ke wilayah Yerusalem. Tiga 24

tahun setelah penajisannya, Bait Allah dibersihkan lagi dan Siria berdamai dengan orang-orang Yahudi. 2.

Zaman Romawi a. Dinasti Makabeus (116-37 SM) Yudas Makabeus tidak memperpanjang kedamaian yang ada. Ia segera menghubungi Roma, meminta bantuan untuk melawan Siria, Dalam pertempuran, Yudas tewas sebelum bantuan Roma tiba. Ia digantikan saudaranya Yonatan. Karena kelemahan Siria, Yonatan berhasil menguasai Yudea. Setelah Yonatan meninggal, ia digantikan saudaranya yang lain. Simon, yang juga meminta bantuan dari Roma. Roma menjadikan Simon penguasa atas Yudea, dan tahtanya dikukuhkan turun-temurun. Pada waktu itu golongan Farisi dan Saduki sudah menunjukkan persaingan. Ketika Simon digantikan anaknya, Yohanes Hirkanus, Simon bergabung dengan kedua golongan itu secara bergantian. Tidak lama kemudian pecah perang saudara karena kedua cucu Simon, Hirkanus dan Aristobulus, berebut kekuasaan setelah kematian ayah mereka, Yohanes Hirkanus. Orang Romawi memilih Hirkanus. Dan Pompeius, seorang jenderal Romawi merebut Yerusalem dari Aristobulus. Berbagai

pengepungan,

peperangan,

pembunuhan,

dan

pembantaian

berikutnya menandai suatu periode kelabu dalam sejarah Israel. Walaupun sebetulnya ada kesempatan bagi Israel untuk bangkit menjadi suatu bangsa yang berkuasa dan berpengaruh, kesempatan tersebut telah dibuang dan disia-siakan saja dalam berbagai pertikaian keluarga. b. Dinasti Hasmoneans 

Masa pemerintahan Hycarnus Setelah kematian Simon maka tamatlah dinasti Makabe, generasi selanjutnya dimasukkan ke dalam dinasti Hasmoneans. Penerusnya adalah Yohanes Hycarnus (John Hycarnus) yang menjabat sebagai Raja dan Imam besar. Pada tahun pertama pemerintahannya Antiochus VII, raja Syria mengobarkan peperangan dan mengepung Yerusalem selama setahun, hingga menyebabkan kelaparan dalam kota. Dan walaupun sangat gigih 25

pertahanan Hycarnus, akhirnya mengalami kekalahan. Bantuan dari Roma menyebabkan Syria mundur, tetapi mengakibatkan Yerusalem dalam penghinaan Roma dan menyetujui perjanjian yang tidak adil. Jabatan Imam besar Hycarnus terabaikan karena jabatannya sebagai raja akhirnya meyibukkan Hycarnus dalam urusan perang. Hal ini menyebabkan golongan keagamaan, yaitu golongan Hasidim menjadi tidak puas dan melakukan pemberontakan dan menentang perserikatan dengan Roma. Golongan keagamaan ini akhirnya berubah haluan menjadi gerakan politik, yang mempertahankan Yahudi harus menjadi sebuah negara yang mengisolasi diri demi agama. Kuatnya gerakan keagamaan ini maka mereka kemudian berkembang menjadi orang Farisi dalam Perjanjian Baru. Karena Hycarnus kehilangan dukungan dari kelompok Hasidim (yang dulunya pendukung dan pembela dinasti makabe dan ddinasti Hasmoneans), maka Hycarnus pro dengan kaum Helenis (pro Yunani) yang mayoritas dari golongan menengah ke atas dan para bangsawan. Kaum Helenis inilah yang dikemudian hari dalam masa Perjanjian Baru disebut kelompok Saduki. Kelompok Saduki yang sangat bebas di bidang keagamaan dan

partai imperial Istana

berhadapan dengan oposisi yaitu kelompok Farisi yang ketat beragama dan diluar istana. Walau jumlan Saduki tidak sebanyak jumlah Farisi, tetapi kekuasaan kelompok Saduki sangat kuat dalam keputusan pemerintahan. Akhirnya Kelompok Saduku dan kelompok Farisi inilah yang meruntuhkan dinasti Hasmoneans. Hycarnus mangkat tahun 105 S.M. saat pertikaian orang Farisi dan orang Saduki berlangsung sangat seru. Pengganti Hycarnus adalah Aristobulus I, putranya, yang menjabat Raja dan Imam Besar, memiliki sifat sadis dan ganas. Aristobulus I membunuh semua saudaranya dan memenjarakan ibunya sampai mati kelaparan. Dia hanya memerintah satu tahun karena mati diracun istrinya, Alexandra. 

Salome Alexandra dan Kedua Putranya. Setelah kematian Aristobulus I, adiknya, Alexandra Janneus naik tahta dan menikahi janda kakaknya. Orang Farisi sangat menentang hal ini. Tetapi Janneus memperalat orang Saduki hingga perang saudara antara Farisi dan Saduki, yang memakan korban 50.000 orang mati. Setelah Janneus mati Alexandra menjadi Ratu yang menjalankan politik dan mengangkat 26

Hycarnus II, putra sulungnya sebagai Imam Besar. Putra bungsunya, Aristobulus II, yang cakap di berbagai hal dibiarkan menganggur. Alexandra dan putra sulungnya memihak kepada orang Farisi. Dengan kekuasaannya, orang Saduki ditindas, membantai praa pemimpinnya dan membuang ke pengasingan. Tatkala Ratu sakit keras, putra bungsunya, Aristobulus II mengontak orang Saduki untuk memberontak. Tetapi wasiat Ratu menunjuk Hycarnus II untuk menjadi Raja. Akibat dua saudara kandung ini saling berebut tahta. Hycarnus tidak berdaya menandingi kekuatan adiknya. Tapi Hycarnus II tidak mau mengalah, dia minta bantuan Aretes, raja Arab untuk berperang dengan adiknya Aristobulus II. Saat mereka sedang asyik perang, datang Jendral Pompey dari Roma. Demi mendapatkan tahta, mereka merendahkan diri untuk mendapat belas kasihan Pompey. Akhirnya Hycarnuslah yang dipilih untuk medapatkan bantuan dari Roma.

Aristobulus

terpaksa

Mundur

untuk

mempertahankan

Yerusalem. Setelah dikepung tiga hari oleh Jendral Pompey dan Hycarnus II, Aristobulus II dan pengikutnya dikalahkan, dibelenggu dan menjadi tawanan. Sejak saat itu walau Hycarnus sebagai Imam Besar dan menjalankan sebagian politik kepada Yahudi, kenyataannya Yahudi kehilangan kebebasannya. Kemerdekaan Yahudi menjadi sirna dan tamat sejak itu. c. Dominasi Romawi (Sepanjang Periode Perjanjian Baru, dimulai dari tahun 37 SM). Pompey, Crasus, dan Julius Caesar memerintah Roma sebagai tiga serangkai pertama, tetapi Julius Caesar kemudian menjadi penguasa tunggal. Ia mengembalikan Hirkanus ke tahtanya di Yerusalem dan menunjuk Antipater, seorang penduduk Idumea, sebagai prokurator di bawah Hirkanus. Kedua anak Antipater, Fasael dan Herodes, menjadi gubernur Yudea dan Galilea. Tahun berikutnya Antipater diracuni dan tiga tahun kemudian Julius Caesar mati dibunuh di Roma. Roma ganti dikuasai tiga serangkai berikutnya, yaitu Octavianus (kemenakan Caesar), Markus Antonius, dan Lepidus. Antonius menguasai Siria dan wilayah Timur, dan ia senang dengan Herodes, Persahabatan mereka 27

mengangkat keluarga Idumea itu ke atas pentas kekuasaan. Herodes kawin dengan Mariamne, cucu Hirkanus, dan menjadi anggota wangsa Makabeus. Pada masa itu, muncul gejolak baru di Tanah Palestina. Antigonus, anak Aristobulus,

meraih

keberhasilan

sejenak

sebab

dapat

menyebabkan

terpotongnya telinga Hirkanus – imam besar yang berkuasa pada masa itu – sehingga Hirkanus menjadi tak pantas lagi memduduki jabatan imam. Dalam sengketa selanjutnya Herodes mendapat tekanan hebat dari Antigonus sehingga ia harus melarika diri ke tempat perlindungan bernama Masada. Selanjutnya Herodes menuju Roma dan mengadukan masalahnya di sana. Roma mengangkatnya menjadi raja di Yudea. Antigonus dihukum mati. Maka berakhirlah sudah seluruh kekuasaan wangsa Makabeus atau Hasmoneus. Segera setelah Antonius mati bunuh diri di Mesir, Herodes memperluas kekuasaannya di Yudea. Ia hidup dalam ketakutan kalau-kalau ada seorang dari wangsa Makabeus yang akan bangkit berkuasa dan merampas tahtanya. Ketika Aristobulus, seorang saudara Mariamne, diangkat memjadi imam besar, kepopulerannya membuat Herodes bertindak kejam. Aristobulus dibunuh (mengalami mati lemas) atas perintah Herodes. Ketika Mariamne menjadi sangat marah oleh peristiwa itu, Herodes pun tanpa ragu-ragu memerintahkan Mariamne dihukum mati. Dalam tahun-tahun setelah itu Herodes makin merajalela melampiaskan dendamnya. Kekejamannya yang selalu memuntut darah itu membangkitkan kemarahan besar orang-orang Yahudi. Untuk meredakan sifat bermusuhan yang ditujukan orang Yahudi terhadapnya, Herodes kemudian merencanakan suatu proyek kemasyarakatan. Ia membangun kembali Bait Allah di Yerusalem. Tetapi masalah Herodes dan bangsa Yahudi belum berakhir. Ia dikelilingi oleh sekelompok orang yang memanfaatkan penyakit kejiwaan karena ketakutan (paranoid) yang diidapnya. Kedua anaknya, seperti ibu mereka Mariamne, menjadi korban berikutnya. Mereka mati dicekik. Pada saat yang sama sejumlah orang Farisi juga menemui ajalnya di tangan penguasa bengis ini. Sejarah pemerintahannya setelah itu terus menerus diwarnai dengan kekejaman yang tak kepalang tanggung. Pada akhir pemerintahannya, penguasa yang senantiasa diteror perasaan takut ini memerintahkan pembunuhan masal terhadap bayi-bayi 28

di Betlehem ketika saingannya, Raja Orang Yahudi, yaitu Yesus, diberitakan telah lahir di kota itu.

LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya sebagai umat pilihanAllah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Namun justru dengan cara itu Allah menggunakannya untuk maksud baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh dunia. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monotheisme dan mentaati hukum Taurat, melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk memelihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia. Bangsa Yunani melalui Alexander memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani.

Hal ini

memberikan pengaruh yang besar, karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab PB dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan benar dan akurat. Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh orangorang Romawi baik dalam bidang hukum maupun filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab PB. Dikalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan kelompok mayoritas penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain: petani, peternak, nelayan dan wiraswastawan kecil lainnya. 29

Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sebagai berikut: kaum ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat. Di bawah pemerintahan kaisar Augustus, kesusasteraan Romawi dibangkitkan lagi. Tulisan-tulisan mereka berupa drama-drama dan cerita-cerita mitos Yunani. 1.

Ilmu Pengetahuan Dalam hal ilmu pengetahuan sudah dikenal ilmu alam sederhana, ilmu pengobatan umum, ilmu bahasa dan pidato. Seni dan olmu arsitektur adalah yang paling maju pesat.

Banyak dibangun jembatan, saluran air, gedung-gedung kesenian dan

patung-patung. Ilmu perbintangan banyak dinikmati masyarakat. 2.

Hiburan Untuk hiburan banyak dipertunjukkan pertunjukan-pertunjukan musik untuk menghibur kaum jelata, (tambur, kecapi, seruling dan harpa). Sedangkan hiburan untuk kaum nigrat (kaya) adalah pertarungan berdarah antara manusia dan hewan (gladiator) di arena-arena pertunjukan.

3.

Bahasa Bahasa yang dipakai bermacam-macam: latin, Yunani, Aramik,

dan Yahudi

(Ibrani), masing-masing bahasa mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan untuk tujuan yang berbeda. 4.

Sistem Pendidikan Sistem pendidikan sudah lama dikenal, baik di kalangan masyarakat Yahudi ataupun non Yahudi. Masyarakat Yahudi, terutama keluarga memberikan perhatian yang sangat besar dalam pendidikan terhadap generasi penerusnya. Tujuan utama adalah agar mereka memelihara budaya dan agama nenek moyang, ketika ada di tanah pembuangan pendidikan dilaksanakan di tempat ibadah Sinagoge.

LATAR BELAKANG EKONOMI Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian menjadi sumber hasil utama.

Industri belum berkembang, hanya untuk

menghasilkan kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang rumah tangga. Barang-barang mahal adalah hasil impor negara lain. 30

1.

Mata uang Masa uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas aureus (pound). Satu dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Mat 20:2). Tetapi karena pemerintahan provisi diijinkan mencetak uang sendiri, maka tidak heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang berbeda (Mat 21:12). Usaha pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.

2.

Arus Perjalanan Arus perjalanan sangat lancar jaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat baik. Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerahdaerah jajahan yang terbentang luas.

3.

Arus perdagangan Arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut.

Pelabuhan

Aleksandria adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar berlayat dari sini. Hasil perdagangan yang banyak didatangkan adalah biji-bijian.

LATAR BELAKANG AGAMA 1.

Agama primitif Agama primitif orang Romawi adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Yunani, walaupun tidak berlangsung lama, (hanya sampai abad pertama) karena rakyat tidak lagi melihat manfaatnya. Bahkan justru sebaliknya, cerita dewa-dewi itu merusak moral dan kehidupan kaum muda. Pemujaan kepada kaisar sangat mengutungkan negara karena mendatangkan penganiayaan bagi orang Kristen.

Selain pemujaan-pemujaan itu ada juga

pemujaan kepada agama-agama rahasia dan alam gaib.

Namun inipun kurang

memuaskan kehidupan rohani mereka. Untuk mengatasi itu lahirlah banyak filsafat-filsafat pemikiran yang sistematis yang lebih disukai karena sanggup memuaskan intelektual yang mereka puja. Contoh aliran-aliran filsafat yang ada pada saat itu: Platonisme, gnostisisme, Neoplatonisme, Epikurianisme, Stoicisme, Skeptisisme dan lain-lain. 31

2. Agama Yahudi (Yudaisme) Bangsa Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua sisi mata koin yang tidak dapat dipisahkan, keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk dunia Perjanjian Baru, karena dari sanalah kekristenan lahir.

Hampir semua

penulis-penulis PB adalah orang-orang Yahudi yang mempunyai latar belakang agama Yudaisme. Oleh karena itu, untuk memahami tulisan-tulisan PB dengan baik akan ditentukan dari seberapa jauh kita mengerti tentang bangsa Yahudi dan agama Yahudi. a. Latar Belakang Untuk memahami sejarah bangsa Yahudi, kita harus kembali melihat jauh ke belakang kepada panggilan Allah terhadap Abraham, karena dari Abrahamlah bangsa “pilihan” ini berasal. Namun demikian, agama Yudaisme sebenarnya baru dimulai pada amasa “penyebaran” (diaspora) yang terjadi sejak tahun 734 SM, ketika puluhan ribu orang Yahudi dibuang keluar dari tanah kelahiran mereka. Di tanah pembuangan itulah orang-orang Yahudi yang setia kepada Taurat mulai merasakan kesulitan besar untuk tetap beribadah dan mentaati hukum dan Taurat mereka. Sebagian dari mereka yang dibuang ini mulai tergoda untuk mengadopsi caracara hidup kafir, bahkan juga agama kafir. Melihat tantangan yang besar ini mulailah memikirkan tentang bagaimana mempelajari agama nenek moyang mereka yang berisi hukum Taurat itu dengan sungguh-sungguh suapya mereka tidak dicemari dengan budaya dan dunia kafir dari sinilah Yudaisme secara resmi lahir. Salah seorang pelopor utama gerakan ini adalah Ezra, ia mengetuai badan yang disebut Sinagoge Agung. Badan yang terdiri dari 120 orang ini bertugas untuk menghidupkan, memulihkan dan menggolong-golongkan kitabkitab PL, tapi akhirnya badan ini diganti dengan dewan Sanhedrin (Lihat: Dan 1:5-8; 3:4-1; Ezr 7:1-6). b. Pusat Ibadah Yahudi di Yerusalem Sebelum masa penyebrangan / pembuangan, Bait Suci di Yerusalem (yang dibangun oleh Raja Salomon) adalah satu-satunya pusat ibadah bagi orang Yahudi. Isi ibadah mereka adalah melakukan perjalanan ke Yerusalem secara 32

teratur dan mengadakan upacara korban sembelih di sana.

Setelah mereka

dibuang ke tanah asing, mereka tidak mungkin lagi ke Bait Suci untuk beribadah, apalagi setelah Yerusalem dihancurkan (586). Upaya yang mereka lakukan untuk menggantikan ibadah adalah dengan menggiatkan kembali pengajaran tentang hukum dan Taurat sebagai pusat ibadah mereka yang baru. Walaupun Bait Suci kemudian dibangun kembali, ada banyak orang Yahudi yang masih tinggal di tanah asing dan tidak kembali ke Palestina, bahkan ternyata lebih banyak orang Yahudi yang tinggal di luar negara mereka. Untuk memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah mereka maka dibangunlah sinagogesinagoge di kota-kota dimana orang Yahudi tinggal. Sinagoge (artinya rumah ibadah orang Yahudi) tidak bisa dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem , karena selain ukuran yang jauh lebih kecil, juga tidak disediakan tempat untuk membakar korban.

Sebagai gantinya dilakukan doa, membaca Taurat,

memelihara hari sabat, sunat dan memelihara hukum-hukum PL yang mengatur soal makanan. Inilah yang akhirnya menjadi pusat ibadah Yudaisme. (Lihat Mzr 137:1-5). c. Tempat Ibadah Yahudi - Sinagoge Sejak jaman penyebaran/ pembuangan peranan sinagoge dalam melestarikan agama dan budaya Yahudi sangat besar. Di sinilah Yudaisme bertumbuh dan mengalami kedewasaan.

Di setiap kota besar dimana ada kelompok orang

Yahudi tinggal didirikanlah sinagoge. Akhirnya sinagoge juga menjadi balai sosial dimana penduduk Yahudi di kota itu berkumpul setiap hari minggu untuk belajar tentang tradisi dan agama Yudaisme. Kesuksesan pemakaian rumah ibadah orang Yahudi ini sangat mengesankan, sehingga pada waktu orang-orang Yahudi perantauan pulang ke tanah airnya, sistem ibadah di sinagoge ini dibawa dan tetap dipraktekkan sampai jaman Yesus dan para Rasul. Pemimpin Sinagoge disebut “kepala rumah ibadat” yang diangkat dari antara penatua berdasarkan hasil pemungutan suara. memimpin

kebaktian,

menjadi

penegah

dalam

Tugasnya adalah

suatu

perkara

dan

memperkenalkan pengunjung pada jemaat. Penjaga sinagoge disebut: hazzan. Tugasnya menjaga dan memelihara bangunan dan juga harta benda yang ada di sinagoge. 33

Dalam sinagoge ada lemari untuk menyimpan gulungan kitab Taurat, sebuah podium dengan sebuah meja untuk meletakkan Kitab Suci yang sedang dibaca, dan juga lampu dan bangku serta kursi duduk jemaat. (Lihat Mar 5:22; Luk 13:14; Kis 13:5; 14:1; 15:43, dst) d. Bentuk Ibadah Dalam sinagoge kebaktian dilakukan sebagai berikut: 

Pembacaan pengakuan iman Yahudi yang disebut Shema (Ul 6:4-5)



Diikuti dengan puji-pujian kepada Allah yang disebut

beraktor

(“diberkatilah...”) 

Pembacaan Doa, dan juga pembacaan doa pribadi oleh jemaat (dalam hati)



Selanjutnya adalah pembacaan Kitab Suci (kitab Taurat dan Pentateukh, juga kitab Nabi-nabi)



Kemudian diikuti dengan khotbah untuk menjelaskan bagian yang baru saja dibacakan.



Kebaktian diakhiri dengan berkat yang dilakukan oleh imam.

e. Hari-hari Raya Yahudi Orang-orang Yahudi banyak merayakan hari-hari penting yang pada umumnya dihubungkan dengan perayaan keagamaan yang memiliki latar belakang erat dengan sejarah kehidupan bangsa Israel. Hari-hari raya tersebut antara lain: perayaan paskah, hari raya roti tak beragi, hari raya pentakosta, Hari raya Tahun baru, Hari Perdamaian, Hari Raya Pondok Daun. Lima hari raya ini diadakan berdasarkan aturan dalam hukum muda. Sesudah masa pembuangan mereka menambah perayaan hari raya meniup serunai, hari raya Purin.

34

BAB III GOLONGAN-GOLONGAN PRA PERJANJIAN BARU

A. Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu mengenali golongan-golongan yang muncul pada zaman Yudaisme yang meliputi nama, latar belakang munculnya golongan tersebut dan isi ajarannya.

Indikator : 1.

Dapat menjelaskan sejarah Sinagoga dan segala sesuatu yang menyangkut Sinagoga.

2.

Dapat menjelaskan secara rinci seluk beluk golongan dalam dunia Pra Perjanjian Baru yang meliputi sebab-sebab munculnya golongan tersebut dan isi ajarannya isi ajarannya.

B. Deskripsi Singkat Materi ini menolong kita untuk memahami bagaimana pusat keagamaan orang Yahudi terbentuk dan berkembang bahkan sampai saat ini. Juga memahai berbagai golongan yang muncul karena berbagai gejolak yang terjadi di negara Yahudi yang melatar belakangi terbentuknya berbagai golongan. Memahami tentang golongan itu dan berbagai ajarannya. Nantinya ketika kita mempelajari Perjanjian Baru, golongan-golongan itu muncul dalan teks Perjanjian Baru. Hidup dalam masyarakat Perjanjian Baru dan bahkan Yesus banyak bersinggungan dengan golongan-golongan ini, bersinggungan dalam arti menentang. Mengapa Yesus menentang ? Lewat mempelajari golongangolongan ini kita akan mengerti mengapa Yesus bersikap demikian kepada golongangolongan ini.

35

C. Materi

Nama Golongan yang Muncul dalam Perjanjian Baru

SINAGOGA Pengertian dasarnya yaitu tempat berkumpul. Pengertian dalam Alkitab yaitu kumpulan sekelompok orang dari suatu tempat beribadah atau gerakan bersama (Lukas 12:11; 21:12). Makna Sinagoga : 

Dari bahasa Ibrani : merupakan tempat kudus dalam ukuran mini sebagai pengganti Bait Suci yang hilang (Yeh 11:16).



Dari bahasa Yunani : perserakan di seluruh dunia. Sinagoga menjadi tempat lahirnya sejenis kehidupan sosial dan agama yang baru dan meletakkan dasar bagi suatu persekutuan agama yang melingkupi seluruh dunia. Doa dan pembacaan hukum Taurat menggantikan upacara penyerahan korban.

Asal Mula Sinagoga : Sebelum pembuangan ke Babel, ibadah keagamaan berpusat di Bait Suci di Yerusalem. Selama pembuangan, tatkala peribadatan di Yerusalem tidak mungkin dapat dilakukan, maka timbullah Sinagoge sebagai tempat pengajaran Kitab Suci dan doa (Yeh 20:1). Tujuan Sinagoge : Tujuan utama perkumpukan Sinagoge adalah mengajar orang banyak supaya mengerti hukum Taurat. Tujuannya dijabarkan dalam tiga fungsi, yaitu : 

Untuk Ibadah



Untuk Pendidikan



Pemerintahan atas kehidupan umum masyarakat.

36

SANHEDRIN Sanherin dari kata Ibrani, dari kata Yunani adalah synedrion. Sebelum dan pada masa Kristus nama itu dipakai untuk majelis tinggi dan majelis lain yang lebih rendah tingkatannya. Dalam PB istilah itu mengacu pada pengadilan Yahudi yang tertinggi. Dalam beberapa kasus kata-kata lain digunakan sebagai pengganti Synedrion, misalnya : presbyterion, majelis tua-tua, gerouisa, mahkamah agama. Kapan terbentuknya Sanhedrin sebenarnya tidak jelas. Secara tradisionil dimulai dari ke-70 orang pembantu Musa. Lalu Ezra menata kembali setelah dari pembuangan dengan tujuan untuk menyelesaikan urusan lokal. Selanjutnya orang Yunani mengijinkan mendirikan adanya suatu lembaga yang bernama gerousia (mahkamah). Anggotanya adalah para tua-tua bangsawan dan bisa berhubungan dengan penguasa. Dibawah Romawi gerousia memiliki pengaruh yang luas. Menjelang akhir abad pertama SM, dewan ini dikenal sebagai synedrion. Kuasa Mahkamah Agama ini hanya sampai Yudea saja, terbukti majelis ini tidak berkuasa atas Yesus ketika Ia berada di Galilea. Sesudah tahun 70 Masehi, Mahkamah Agama ditiadakan dan diganti dengan Beth Din (Mahkamah Pengadilan). Anggota Sanhedrin adalah imam-imam dari golongan Saduki. Sejak jaman Ratu Aleksandra (76-67 SM) golongan Farisi dan Ahli Taurat dimasukkan sebagai anggota. Dibawah Herodes golongan Farisi semakin kuat. Anggota Mahkamah Agama terdiri dari Imam Besar (yang masih aktif dan mantan), keluarganya Imam Besar, para tua-tua (kepala suku, tokoh masyarakat dan imam), para ahli Taurat yaitu para pakar hukum, dengan Imam Besar sebagai kepalanya. Demikianlah Imam Besar Kayafas menjadi ketua pada pengadilan Yesus. Cara pengangkatan tidak lagi secara keturunan tetapi siapa yang dekat dengan Imam Besar, dialah pemimpinnya. Pada jaman Tuhan Yesus, jangkauan MA tidak hanya urusan agama, tetapi juga masalah hukum sipil dan hukum kriminal. Juga memiliki kuasa administratif, MA diberi kuasa menangani perkara-perkara yang tidak mengakibatkan hukuman mati. Perkara hukuman mati harus mendapat persetujuan dari Romawi, walaupun persetujuan itu berdasarkan permintaan dari MA. Tujuan semula Mahkamah ini adalah ingin memelihara segala kebenaran Tuhan dan untuk melakukan sarikat Taurat dengan seteliti-telitinya agar menjadi bangsa yang suci, dengan kegiatan yang rutin dilakukan yaitu membaca Firman Tuhan dan 37

gulungan-gulungan kitab Taurat lalu diterangkan (bersamaan dengan sinagoge). Namun langkah baik ini sayangnya diikuti dengan suatu cara menafsir yang tertentu dan berbagai peraturan tambahan sehingga agama Yahudi menjadi agama lahiriah saja. Susunan keanggotan : 

Imam Besar

1 orang



Imam Kepala

24 orang



Tua-tua (Imam)

24 orang



Ahli Taurat

22 orang

Syarat-syarat menjadi Anggota Sanhedrin : 

Usia setengah baya



Berperawakan Tinggi



Tampan, terpelajar



Sehat jasmani dan rohani

Tugas-tugasnya : 

Mengawasi keimanan seseorang



Memutuskan perkara moral



Mengawasi hidup keagamaan bangsa



Menangkap bidat/ajaran palsu



Mengawasi Raja untuk tetap melakukan Taurat



Menentukan boleh perang atau tidak



Menentukan batas suci kota



Mengangkat sinagoge lokal



Menentukan kalender kehidupan menurut Solar maupun Lunar

KELOMPOK ZELOT Mereka adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan diri dari penjajahan Romawi. mereka.

Mereka percaya bahwa Allah adalah satu-satunya pemimpin

Oleh karena itu mereka sering mengadakan pemberontakan melawan

pemerintah Romawi. (Lihat Kis. 5:37; Mar 12:14)

38

Zelot berasal dari kata “Zelos” yang berarti Semangat besar. Zelot merupakan gerakan partai nasional yang radikal, didirikan oleh Yudas orang Galilea yang menuntut pembebasan Yunani dari penjajahan Romawi. Gerakan ini lebih berbentuk perjuangan, hanya pada akhirnya bergeser arahnya menjadi alat legitimasi untuk melakukan tindakan kekerasan. Gerakan ini dilatarbelakangi adanya kewajuban untuk membayar pajak kepada raja yaitu Kaisar Romawi. Hal ini dianggap menghianati Allah karena menurut mereka yang dianggap sebagai Raja Israel adalah Allah. Oleh karena itu akhirnya mereka melakukan pemberontakan untuk melepaskan diri dari penjajahan Romawi.

KELOMPOK SADUKI Nama dan asal usul golongan Saduki masih diperdebatkan. Kemungkinan Nama Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar) atau sejaman dengan Salomo yang keturunannya dipandang sebagai garis keimaman murni (band. Yeh 44:15; 48:11) atau seseorang yang diduga pendiri atau pemimpin mula-mula golongan itu. Mereka berjumlah kecil tetapi sangat berpengaruh dalam pemerintahan, karena anggota mereka adalah para imam di bait Allah di Yerusalem. Pengajaran PL yang mereka terima hanyalah 5 kitab Pentatuekh, tidak percaya pada kebangkitan dan hal-hal supranatural atau kehidupan sesudah kematian, tetapi mereka berpegang ketat hanya pada tafsiran-tafsiran harafiah Taurat. (lihat : 2 Sam. 15:24-29; Kis 23:8). Empat macam teori mengenai asal usul golongan Saduki : 1. Suatu partai politik, berasal dari kaum Helenis Yahudi. 2. Partai agama dan bahwa beberapa dari ahli Taurat dalam kitab Injil adalah ahli kitab Saduki 3. Dulunya adalah suatu badan ningraat pedesaan, sebagai lawan bagi Farisi yang urban. 4. Berasal dari pejabat-pejabat negara. Dari sudut tingkah laku orang-orang Saduki memiliki karakter : 1. Agak tidak berbudi, kasar terhadap bangsawan seperti terhadap orang asing. 2. Bila dapat berdebat dengan guru-guru mereka, dianggap kebajikan. 39

3. Pengikut terbatas pada kaum kaya dan tidak di kalangan rakyat. 4. Dalam masalah penghakiman lebih keras daripada Yahudi lainnya. 5. Banyak dari para imam berasal dari Saduki ternyata menjadi imam, terutama dari keluarga-keluarga imam yang amat berkuasa. Dibawah Herodes dan orang Romawi kaum Saduki menguasai Sanhedrin. Partai itu surut bersamaan dengan penghacuran Bait Allah pada tahun 70. Bahkan menurut seorang ahli sejarah Yosefus dikatakan, bahwa ketika masih berkuasa, kaum Saduki karena takut terhadap rakyat terpaksa bekerja sama dengan kaum Farisi. Dalam agama kaum Saduki ditangani oleh konservatisme mereka. Mereka menyangkal keberlakuan yang mantap dari apapun kecuali hukum-hukum tertulis dari Pentateukh. Mereke menolak ajaran-ajaran yang kemudian tentang jiwa dan kehidupan sesudah kematian, kebangkitan, pahala dan imbalan, malaikat dan setan-setan. Mereka percaya bahwa nasib tidak ada, karena manusia memiliki pilihan bebas tentang baik dan jahat, kemakmuran dan nasib malang merupakan hasil perbuatan sendiri.

KELOMPOK FARISI Berasal dari kata parash, artinya “memisahkan”.

Aliran yang paling

berpengaruh dan banyak pengikutnya dalam masyarakat. Mereka adalah para ahli tafsir PL, yang menjunjung tinggi hukum lisan atau adat istiadat nenek moyang yang mereka taati sampai pada hal yang sekecil-kecilnya, karena keahliannya inilah mereka disebut sebagai ahli Taurat. Kelompok inilah yang paling banyak dijumpai berselisih paham dengan Yesus. Namun demikian tidak semua orang Parisi munafik ada juga yang sungguh-sungguh (lihat: Mat 23:13-15) Nama Farisi pertama-tama nampak di dalam naskah para raja-imam orang Hasmon, yang mula-mula artinya “yang memisahkan diri”. Pada Zaman Ezra, orang Hasidim (yang dikasihi Allah) adalah kaum minoritas dan mereka hidup beraskese (beraskese : penderitaan membawa kesucian). Sedangkan Farisi adalah kaum mayoritas sehingga mereka menguasai negara. Pada zaman Yohanes Hiskanot (134-104 SM), kaum Farisi mempunyai pengaruh besar dan mendapat dukungan rakyat sehingga sampai menjelang tahun 200M, Yudaisme dan ajaran Farisi menjadi sinonim.

40

Hubungan dengan Kelompok Lain 

Mereka menjadi partai minoritas pada zaman Herodes yang berjumlah sekitar 6000 orang. Itulah sebabnya mereka takut kepada Yesus yang mempunyai banyak pengikut.



Hubungan dengan rakyat buruk



Sangat kaku dan keras dalam memegang tafsiran Hukum Taurat sehingga tidak ada daya tarik.



Kebanyakan berasal dari masyarakat bagian menengah bagian bawah dan perajin, itulah sebabnya mereka sangat mengerti keadan rakyat umum sehingga berusaha membuat hukum Taurat terpikul oleh rakyat dan mereka duduk di jabatan-jabatan penting.

Keyakinan 

Mempercayai bahwa jiwa manusia tak dapat mati dan akan dijelmakan kembali (bangkit kembali) pada masa kebangkitan (Kis 23:8)



Mempercayai takdir



Mengharuskan setiap orang menggenapi segi hukum Taurat



Mempertahankan kemutlakan keesaan dan kekudusan Allah, pemilihan umat Israel dan kemutlakan hukum Taurat atas orang Israel.



Menekankan etika dan bukan teologia



Taat persepuluhan sebagai bukti taat kepada Allah



Percaya adanya malaikat dan roh.

KELOMPOK ESENI Eseni artinya “saleh” atau suci”. Mereka ini tidak secara resmi disebut kitab-kitab PB, tetapi keberadaan mereka diakui oleh tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang hidup membujang.

Mereka juga menjalankan hidup sederhana dan bekerja untuk

memenuhi kebutuhan hidup bersama.

Kelompok ini sering dihubungkan dengan

penemuan-penemuan naskah qumran, walaupun tidak ada bukti kuat.

41

KELOMPOK HELENIS Kelompok ini disebut kaum Helenis karena mereka adalah orang-orang keturunan Yahudi tetapi telah mengadopsi kebudayaan dan bahasa Yunani dan tidak lagi mengikuti tradisi dan adat istiadat Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.

KELOMPOK HERODIAN Dalam satu atau dua kesempatan orang Farisi dan Herodian ditampilkan sebagai pembuat gara-gara untuk melawan Yesus. Namun pada umumnya orang Farisi dan orang Herodian tidak memiliki kesamaan. Jika mereka bersama-sama melawan Yesus rupanya itu hanya suatu persekutuan yang sementara dan tendensius. Kaum Herodian rupanya lebih bersifat politis dari pada relegiua. Seperti terlihat dari namanya, keberadaan mereka adalah untuk menjaga kepentingan-kepentingan keluarga Herodes. Selama pelayanan Yesus, dua anggota keluarga itu menjabat sebagai kuasa atas daerahdaerah di tanah Israel dan sekitarnya. Herodes Antipas menguasai daerah Galilea dan Perea, sedangkan kakaknya Filipus menguasai daerah timur dan timur laut dari danau Galilea. Kaum Herodian yang kita temui di Alkitab adalah pendukung Herodes Antipas. Jika ada gerakan muncul melawan posisinya, maka kaum Herodian inilah yang akan menghadapinya. Gerakan serupa muncul pada saat misi Galilea oleh para Rasul. Kaum Herodian serta merta menganggap bahwa itu adalah bagian tugas mereka untuk mengurangi gerakan yang tampaknya disebabkan oleh Yesus dan para muridNya. Pada masa-masa ini Yesus dikatakan Yesus telah memperingatkan para muridNya supaya berhati-hati terhadap ragi Farisi dan ragi Herodes (Mark 8:15). MuridmuridNya tidak dapat menangkap maksud Yesus. Yesus pada kesempatan ini tidak menganggap bahwa kaum ini akan mencemari secara teologis berupa doktrin-doktrin yang sesat, namun lebih berat Ia menekankan bahwa kaum ini akan menghambat secara politis. Ketika Yesus diperingatkan supaya menyingkir dari Galilea karena Herodes akan membunuhnya Yesus menyebut Herodes sebagai srigala (Luk 13:32) – suatu kesempatan yang jarang sekali terjadi bahwa Yesus membuat referensi untuk seorang penguasa. 42

BAB IV KANONISASI PERJANJIAN BARU

A. Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu mendeskripsikan kanonisasi Perjanjian Baru, hubungan antar kitabkitab Perjanjian Baru dan teori sumber Injil Sinoptis. Indikator : 1.

Dapat menjelaskan seluk beluk kanoninasi Perjanjian baru yang meliputi pengertian, sejarah, daftar, pembagian dan hubungan antar kitab.

2.

Dapat menjelaskan seluk beluk kitab-kitab Injil yang meliputi asal usul, Injil Sinoptik dan teori sumber.

B. Deskripsi Singkat Materi akan menjelaskan bagaimana Perjanjian dikanonisasikan. Dan terutama bagaimana kitab Injil dikanonisasi, ditulis dan bagimana para penulis Injil ini menulis. Kita juga akan mempelajari kesulitan-kesulitan dan masalah yang timbul dalam kanonisasi serta penuisan kitan Injil. Termasuk di dalamnya pertanyaan-pertanyaan, mengapa Injil Matius, Markus, dan Lukas banyak kesesuaiannya dan darimana sumber penulisan mereka ?

C. Materi INJIL SYNOPTIK Kata Synoptik berasal dari bahasa Gerika (Yunani) : ‘Syn’ = bersama dan ‘optanomai’ = melihat, artinya melihat secara bersama. Jadi penulisnya mempunyai pandangan yang sama terhadap kehidupan Kristus.

43

Yang disebut Injil Synoptik ialah ketiga Injil yang pertama dari Perjanjian Baru, yaitu Matius, Markus, dan Lukas, karena mempunyai hubungan yang dekat dalam isi, pengungkapan kata-katanya serta cara pengekspresiannya. Tetapi justru kedekatan hubungan ini menimbulkan suatu pertanyaan yang disebut masalah sinoptik.

Masalah tersebut adalah : 1.

Bila ketiga Injil

ini sepenuhnya

berdiri

sendiri dalam

asal

maupun

perkembangannya, mengapa mereka begitu mirip satu dengan yang lainnya bahkan dibanyak tempat ungkapan lisan dikutip sama persis ? 2.

Tetapi bila ketiganya memang mempunyai hubungan kepustakaan satu dengan yang lainnya, mengapa mereka membentuk 3 kesaksian yang berdiri sendiri tentang perbuatan dan ajaran Tuhan Yesus ?

Sebagai contoh, peristiwa penyembuhan orang kusta dalam Matius 8:1-4; Markus 1:4045 dan Lukas 5:12-16. Semuanya mengisahkan peristiwa, urutan kejadian dan pemilihan kutipan ajarannya sama. Masing-masing dibuka dengan kalimat yang berbeda untuk menyesuaikan dengan isi keseluruhan cerita cerita, namun kata-kata Yesus yang dikutip hampir sama. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah penulis Injil saling mencontoh satu dengan yang lain, memakai sumber yang sama atau mereka telah bekerja sama? Dipihak lain, kendatipun ada kesamaan-kesamaan yang mencolok, ada pula perbedaanperbedaan yang jelas, misalnya pada bagian awal dan akhir Injil Matius dan Lukas diberi rincian yang lebih dalam daripada Markus, tetapi bagian ini tidak bersesuaian satu dengan yang lain. Juga dibagian lain Matius dan Lukas menggunakan bahan yang hampir sama yang kesejajarannya tidak terdapat dalam Markus (Matius 6:25-34 = Lukas 12:22-31; Matius 12:43-45 = Lukas 11:24-26). Beberapa jawaban yang ditawarkan : 1.

Teori Tradisi Lisan Teori ini adalah yang tertua diantara ketiganya. Papias dan Irenius adalah saksi langsung yang pertama dari penulisan kitab Injil, berpendapat bahwa : pengetahuan penulis Injil tentang karya pelayanan dan ajaran Yesus diperoleh dari 44

kotbah yang didengar beberapa kali dari tokoh apostolik. Teori ini menyatakan bahwa fakta mengenai Yesus dikumpulkan dan disusun, dihafalkan dan disampaikan secara lisan dalam suatu bentuk yang hampir pasti. Faktor pendukung teori ini adalah : kepastian bahwa pesan yang terkandung dalam Injil dikotbahkan beberapa kali sebelum ditulis. Pengulangan ini terjadi pada waktu menghadapi kelompok pendengar yang berbeda. Papias mengatakan : Matius mencatan ajaran Yesus dalam bahasa Aram (dialek bahasa Ibrani). Sedangkan Markus adalah ahli kitab serta penerjemah Paulus, yang mencatat segala sesuatu yang diingatnya dengan tepat, tetapi tidak selalu menempatkannya dalam urutan peristiwa dan percakapan yang sesuai dengan alinya. Irenius mengatakan : Lukas sebagai suatu reproduksi dari khotbah-khotbah Paulus, dan menghubungkan Injil keempat dengan murid Yesus yang bersandar padaNya pada perjamuan malam terakhir. 2.

Teori Ketergantungan Timbal Balik Teori ini mengatakan bahwa dua diantara kitab-kitab Injil itu meminjam dari yang lainnya. Teori semacam ini apabila diterima akan menyangkal keaslian kedua Injil yang dikatakan telah menyalin dari yang ketiga. Lagipula, semisal Matius menyalin dari Lukas, mengapa Matius menciptakan urutan peristiwa yang berbeda dari Injil Lukas ?

3.

Teori Sumber Hipotesis Dokumentaris (hipotesis dua dokumen) Teori ini mengatakan bahwa Matius dan Lukas menulis Injil mereka berdasarkan Injil Markus ditambah sebuah kumpulan ajaran Yesus yang disebut Q (Bahasa Jerman : Quelle yang artinya sumber) yang berarti sumber-sumber ini kemungkinan berisi dokumen tentang ajaran Yesus (band Lukas 1:1-2). Sumber Q ini berisi koleksi ucapan-ucapan Yesus langsung dan yang sudah tertulis di papyrus Kelemahan teori ini adalah menekankan pada hubungan dengan dokumen atau berita dari mulut ke mulut tentang ajaran Yesus daripada hubungan pribadi antara pengarang Injil. 45

4.

Teori Redaksional Teori ini mengatakan bahwa para penulis Injil memeriksa dan menyusun bahanbahan mengenai kehidupan Yesus menurut caranya sendiri-sendiri yang mereka terima dari berita mulut . Menurut teori ini teologi masing-masing penginjil ditekankan dalam tulisannya. Para penulis menyajikan tidak hanya cerita tetapi sebagai pandangan “historis teologis” dari kehidupan dan ajaran Yesus Kristus. Tidak satupun dari teori di atas yang dapat memberi jawab secara memuaskan

mengenai problem sinoptis. Tetapi ada beberapa fakta yang cukup pasti. 

Injil Matius ditulis oleh Matius dalam rangka cerita yang hampir mirip dengan Markus.



Injil Markus merupakan jalur induk dari kisah pengajaran Yesus yang ditulis Markus, yang mempunyai hubungan dengan para rasul sejak kelahiran gereja, ditulis ketika mereka masih hidup.



Injil Lukas merupakan catatan bebas dari Lukas, rekan perjalanan Paulus yang menggabungkan dari kotbah apostolik dengan hasil pengamatannya sendiri. Bertolak dari hal-hal di atas, Kitab Injil tetap harus dianggap sebagai suatu usaha

yang tulus untuk menyusun kehidupan Yesus Kristus. Injil merupakan inti pengajaran apostolik karena muncul dari kotbah para rasul. Akhirnya tujuan pemberita Injil harus diperhatikan, meskipun mereka memiliki bahan yang sama, mereka menggunakan untuk tujuana yang berbeda, menyusunnya dalam kerangka yang berbeda dibawah pimpinan Roh Kudus. Perbedaan yang ada diantara

para

penulis

mengungkapkan

kebebasan

mereka

dalam

berkarya.

Persamaannya mencerminkan latar belakang informasi yang sama, tema utama yang sama dan ilham yang sama dari Allah.

Sedikit tentang Persoalan Integritas Injil Markus Ps. 16:9-20 Dua belas (12) ayat terakhir dari Injil Markus mulai diragukan keasliannya pada abad ke empat (4). Hal itu disebabkan dalam naskah tertua, yakni Naskah Sinai dan Naskah Vatikan, dua belas ayat tersebut tidak ada, dan dalam naskah-naskah salinan 46

lainnya ada ayat yang ditiadakan dan diubah bunyinya. Penjelasan untuk menolak tuduhan tidak asli itu antara lain : 1. Tidak masuk akal jika naskah berhenti di ayat 8 yang berbunyi “karena takut” lalu cerita kebangkitan dihentikan dan tidak dilengkapi yang menyebabkan seolah-olah ciri khas injil hilang yaitu berita sukacita. 2. Menurut tata bahasa Yunani maka tidak mungkin ada cerita yang diakhiri dengan anak kalimat “karena” (gar = gar). 3. Dalam naskah vatikan setelah ayat 8 terdapat “halaman yang dikosongkan”. Itu artinya masih ada hal-hal lagi yang belum dituliskan atau diungkapkan. 4. Berdasarkan kepercayaan bahwa rasul-rasul sendiri mencatat perkataan dan perbuatan Tuhan Yesus, Baxter meyakini bahwa sampai ayat 8 Markus selesai mengutip peristiwa-peristiwa menurut catatan Petrus, lalu ayat 9 sampai selesai cerita itu dilanjutkan sendiri oleh Markus. 5. Ada kemungkinan sebelum Markus menuliskan 12 ayat terakhir naskah pertama telah beredar sebelum Markus menuliskannya, hingga demikian naskah yang telah beredar itu hanya sampai pasal 16 ayat 8. 6. LAI mencantumkan bagian kecil diantara ayat 8 dan 9. Kutipan ini terdapat dalam salinan naskah paling tua dari abad ke delapan (8). (Bagian ini memang masih cukup muda, oleh sebab itu terjemahan yang lama tidak mencantumkan bagian ini). 7. Menurut Angus dalam Bible Handbook : “Kebanyakan naskah-naskah, salinansalinan Bapa-bapa Gereja menyatakan bagian ayat 9-20 itu asli”.

KESIMPULAN : Argumentasi di atas mengisyaratkan kepada kita bahwa memperdebatkan masalah di atas tidak akan ada akhirnya. Oleh sebab itu kita pegang satu keyakinan bahwa Alkitab tidak salah dalam penulisan. Kekeliruan mungkin terjadi karena kesalahan penyalinan, terjemahan dan karena terbatasnya suatu bahasa. Dengan demikian kita yakin bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan tanpa kesalahan seperti yang kita terima saat ini.

47

BAB V LATAR BELAKANG DAN GARIS BESAR ISI KITAB

A. Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu menjelaskan latar belakang dan garis besar isi kitab Matius, Markus, Lukas Yohanes dan Kisah Para Rasul serta membuat struktur masing-masing kitab dari Matius sampai Kisah Para Rasul.

Indikator : 1.

Dapar menjelaskan garis besar isi kitab Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul.

2.

Dapat membuat struktur kitab Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan Kisah Para Rasul.

B. Deskripsi Singkat

Materi akan menjelaskan kepada kita tentang latar belakang kitab Injil dan Kisah Para Rasul serta garis besar isi masing-masing kitab. Secara singkat akan kita lihat apa isi ajaran masing-masing kitab. Untuk struktur kitab akan dibuat bersama-sama untuk memperjelas isi Kitab-kitab tersebut.

48

C. Materi INTRODUKSI INJIL MATIUS

Pengantar & Judul Matius adalah Injil yang ditulis oleh seorang Yahudi (Matius). Untuk orangorang Yahudi (orang-orang sebangsanya sebagai pembaca), tentang seorang Yahudi (Yesus Kristus sebagai subyek). Matius dirancang untuk menampilkan Yesus sebagai Sang Raja Yahudi, Mesias yang telah lama dinantikan. Melalui serangkaian kutipan Perjanjian Lama yang terseleksi secara hati-hati, Matius mendokumentasikan klaim Yesus Kristus sebagai Mesias. Silsilah, babtisan, pesan-pesan, dan mujizat-mujizatNya, semua menunjuk pada kesimpulan yang pasti : YESUS KRISTUS ADALAH RAJA. Bahkan dalam kematianNya, apa yang tadinya seperti kekalahan berbalik menjadi kemenangan oleh kebangkitanNya. Dan semakin kuat lagi gema berita :Raja Orang Yahudi Hidup. Dari semua penulis kitab Injil tidak ada yang mencatat namanya sendiri dalam judul kitabnya. Judul ini ditambahkan kemudian. Pada abad permulaan Injil ini diberi judul KATA MATTHAION, The Gospel According to Matthew, Injil Menurut Matius (Injil Matius). Penulis Meskipun tidak diterangkan secara langsung dalam Injil itu sendiri siapakah penulisnya, tidak ada sesuatu yang meragukan bahwa kitab ini ditulis oleh Matius (nama Yunani yang artinya “the gift of Yahweh”), yang kadang-kadang di sebut Lewi (nama Yahudi), anak Alpius, seorang pemungut cukai yang kemudian dipanggil menjadi salah seorang muris Yesus Penanggalan Injil Matius ditulis antara tahun 52 – 68 M. sebelum kejatuhan Yerusalem. Isi Injil ini meliputi rentang waktu sekitar 34 tahun, dari kelahiran Yesus sampai kenaikanNya ke Sorga. 49

Tujuan 1.

Menunjukkan kepada bangsa Yahudi, melalui nubuatan dan penggenapannya, bahwa Yesus orang Nazareth adalah Raja Mesias yang dijanjikan.

2.

Menunjukkan penolakan bangsa Yahudi terhadap Raja mereka dan Kerajaan-Nya.

3.

Memberikan gambaran lebih dulu tentang peristiwa-peristiwa masa kini dari kenaikan Kristus sampai kedatangan-Nya yang kedua.

Berita / Pesan 1.

Kerajaan Sorga bukanlah suatu kerajaan yang bersifat materialistik yang diperintah dengan prinsip-prinsip duniawi, dan juga bukan suatu kerajaan nasionalistik yang terbatas di bumi ini.

2.

Kerajaan Allah adalah suatu kerajaan rohani dengan karakter, sifat dan aturan sorgawi, di mana hukum dan pemerintahan Allah diberikan dengan ketaatan pada prinsip-prinsip rohani dari Sanga Raja.

Kunci Dalam Matius Kata kunci

: Yesus Sang Raja; Kerajaan Sorga; Kebenaran; Penggenapan

Ayat kunci

: 1:1; 5:17-18; 16:16-19; 24:14; 28:18-20

Outline 1.

Persiapan Sang Raja (ps 1 – 4)

2.

Penampilan Kerajaan (ps. 5 – 10)

3.

Pemberitaan/Kotbah dari Kerajaan (ps. 11 – 25)

4.

Penderitaan Sang Raja (ps 26 – 28)

Kristus Dalam Injil Matius Dalam Injil Matius, Kristus terlihat sebagai : 1.

Raja (2:2)

2.

Pemberi hukum (ps. 5-7; Yes 33:22)

3.

Yang Diurapi (3:16,17)

4.

Anak Daud (1:1)

5.

Penggenapan dari Hukum Taurat dan Nabi-nadi (5:17) 50

Ringkasan Karakteristik yang unik dari Injil Matius ialah pada daya bagi pola pikir Yahudi. Kemungkinan Matius semula ditulis dalam bahasa Ibrani dan berisi jauh lebih banyak kutipan PL daripada Injil yang lain. Hal itu untuk meyakinakn bangsa Yahudi bahwa Yesus dari Nazareth adalah Mesias yang dijanjikan untuk mereka. Matius menampilkan Sang Raja dan Kerajaan-Nya. Tetapi karena konsep mereka tentang Kerajaan yang materialistik dan nasionalistik, mereka menolak Sang Raja. Maka Kerajaan itu diambil dari mereka dan menjadi tugas pelayanan gereja (hanya disebut dalam Matius) untuk memberitakan Injil Kerajaan ke seluruh dunia. Disini terlihat bahwa sekalipun Injil Matius sangat khas Yahudi tetapi juga sangat menekankan misi.

INTRODUKSI INJIL MARKUS

Pengantar & Judul Diantara keempat Injil, Markus adalah yang paling pendek dan simpel melukiskan kehidupan Yesus secara ringkas dan gerak cepat. Yesus digambarkan sebagai seorang Hamba yang sedang bergerak dan bekerja yang segera menanggapi kehendak Bapa. Dengan berkhotbah, mengajar, dan menyembuhkan, Ia melayani kebutuhan orang lain bahkan sampai kematianNya. Setelah kebangkitanNya, Ia memerintahkan pengikutNya untuk melanjutkan pekerjaanNya dalam kuasaNya – hamba-hamba mengikuti jejak Sang Hamba yang sempurna. Judul dari Injil ini ialah KATA MARKON, According to Mark, Injil Markus; disebut juga sebagai Kitab Sang Hamba (The Book of The Servant). Penulis Nama penulis tidak disebut dalam Injil Markus, namun tradisi gereja nula-mula menegaskan dengan suara bulat bahwa si penulis adalah Markus (nama Latin) atau disebut juga Yohanes Markus. Bapa-bapa gereja yang memberi kesaksian bahwa

51

markuslah

penulis Injil ini, diantaranya ialah : Papias, Justinus, Martyr, Ireneus,

Clemen dari Aleksandria, dsb. Markus adalah teman sekerja Petrus dan bertobat melalui pelayanan Petrus (I Pet 5:13). Anak dari seorang bernama Maria yang rumahnya dipakai tempat berhimpun murid-murid Yesus (Kis 12:12). Kemungkinan besar dia juga yang ‘lari telanjang’ ketika Yesus ditangkap di Getsemani (Mar 14:51-52). Ia pernah ikut bersama Barnabas dan Paulus dalam perjalanan pekabaran Injil yang pertama, tetapi kemudian berbalik. Ketika ia ingin bergabung lagi dalam perjalanan kedua, Paulus menolaknya sehingga mengakibatkan perpisahan antara Paulus dan Barnabas (Kis 13:5; 13:15, 37-39). Markus kemudian mengikuti Barnabas ke Siprus. Dua belas tahun kemudian (th 62) Markus berada di Roma bersama Paulus (Kol 4:10; Fil 24). Dan diakhir hidup Paulus, mati syahid, Ia memanggil Markus (II Tim 4:11). Rupanya dalam saat-saat terakhir Paulus, Markus menjadi penolong yang setia. Alamat Injil Markus mula-mula ditujukan kepada pembaca non-Yahudi pada umumnya dan orang Roma pada khususnya. Pola pikir Roma lebih terkesan pada tindakan dan kuasa daripada percakapan dan dialog. Oleh karena itu style penulis Injil Markus lebih menekankan pada tindakan ipada kotbah atau percakapan Yesus. Beberapa bukti internal, bahwa penerima atau pembaca Injil Markus adalah nonYahudi (Roma) : 1. Kutipan PL sedikit (bandingkan dengan Matius yang mengutip begitu banyak) 2. Idiom (perumpamaan) dalam bahasa Aram diberi penjelasan (5:41; 7:34) 3. Adat istiadat Yahudi dijelaskan (7:2, 3, 11) 4. Sering memakai istilah Latin (15:16, istana, aula) 5. Satu-satunya kitab Injil yang menyebut rufus & Aleksander, anak-anak Simon orang Kirene (dalam Roma 16:13, Rufus disebut sebagai orang Roma) Penanggalan Tanggal penulisan Injil Markus tidak dapat dipastikan. Klemens dan Origenes mengatakan bahwa Injil Markus ditulis pada waktu Petrus masih hidup, yaitu sebelum tahun 65, sedangkan Ireneus mengatakan bahwa Injil Markus ditulis baru sesudah 52

Petrus mati syahid di Roma. Semuanya ini menunjukkan bahwa semua bahan dikumpulkan dan disusun antara tahun 50 dan 68. Injil Markus meliputi rentang waktu kurang lebih 4 tahun, dari pelayanan Yohanes Pembabtis sampai pelayanan gereja mulamula. Tujuan 1. Untuk memberi dorongan kepada iman jemaat di Roma untuk mengantisipasi penganiayaan yang akan datang. 2. Untuk menampilkan Yesus dari Nazaret sebagai Hamba Allah yang setia dan sempurna 3. Untuk menunjukkan kepada orang Roma bahwa Yesus adalah Sang Hamba yang bertindak bahwa otoritas Allah dan memberiikan ketaatan yang penuh dan segera kepada setiap perintah. Berita / Pesan 1. Yesus Kristus adalah Anak Allah (1:1) yang berkuasa atas segala penyakit, setan, alam. 2. Cara untuk menjadi besar dalam Kerajaan Allah ialah menjadi pelayan bagi semua. 3. Barangsiapa merendahkan diri di bawah tangan Allah akan ditinggikan pada waktunya (I Pet 5:6)

Kunci Dalam Markus Kata Kunci

: Yesus adalah Hamba; ‘segera’.

Ayat Kunci

: 10:43-45; 8:34-37

Outline I :

Outline II :

1. Persiapan Sang Hamba (1:1-13)

1. Pendahuluan (1:1-13)

2. Pelayanan Sang Hamba

2. Pelayanan Yesus di Galilea

(1:14-8:30)

(1:14- 9:50)

53

3. Pengorbanan Sang Hamba

3. Pelayanan Yesus di Yudea

(8:31-15:47) 4. Kemenangan Sang Hamba

4. Pemberitaan Kebangkitan

(16:1-20)

Kristus Dalam Injil Markus Dalam Injil Markus ini Yesus Kristus terlihat sebagai : Anak Allah (1:1) yang menjadi Anak Manusia (10:45), Yang Diutus (9:37), dan Hamba yang sesudah menyerahkan hidupNya sebagai tebusan bagi orang banyak menjadi Tuhan yang ditinggikan (16:19). Secara khusus Yesus ditampilkan sebagai seorang Hamba yang aktif, penuh belas kasihan dan taat secara konsisten dan konstan Ia melayani untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun rohani orang lain. Yesus dengan mantap bergerak menuju suatu tujuan yang pasti, yang bagi orang lain tersembunyi. Markus dengan jelas memperlihatkan kuasa dan otoritas dari Hamba yang unik ini, mengidentifikasikan diriNya sebagai tidak lain dari Sang Anak Allah (1:1, 11; 3:11; 5:7; 9:7; 14; 15:39) Ringkasan Karakteristik dari Injil Markus ialah daya tariknya bagi pola pikir Romawi. Kemungkinan Injil ini ditulis di Roma dan mengandung lebih banyak hal yang bersifat Latin dibanding Injil yang lain. Adat Yahudi, tempat-tempat, mata uang, dan ungkapan bahasa Aram diberi penjelasan, hal ini diperlukan agar dapat dipahami oleh orang Roma. Markus

melukiskan

Yesus

sebagai

HAMBA,

dengan

menekankan

tindakan/pelayanan-Nya lebih daripada perkataanNya. Ia adalah Hamba Allah yang senantiasa bekerja, bahkan sesudah Ia naik ke Sorga, Iapun terus bekerja “… Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala Penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya” (16:19-20).

54

Markus dengan tepat menjaga keseimbangan antara pengabdian Tuhan Yesus sebagai hamba dengan ketuhananNya. Ketuhanan Yesus terdapat pada setiap halaman. Tetapi di mana-mana juga dinyatakan bahwa Tuhan itu sebagai Hamba, baik terhadap kehendak Allah maupun terhadap kebutuhan manusia. Ia menjadi Utusan yang diberi kuasa dan kekuatan (9:37), yang bekerja dengan cepat dan tepat serta dapat menguasai segala keadaan. Ia senantiasa tidak memegahkan diri, penuh belas kasihan dan taat kepada kehendak Allah.

INTRODUKSI INJIL LUKAS

Pengantar & Judul Injil Lukas merupakan yang paling panjang dan komprehensif diantara keempat Injil. Kehidupan Yesus diceritakan secara kronologis dan ditulis dalam gaya bahasa seorang ahli sejarah. Penulis berusaha menegakkan dasar historis yang kokoh bagi iman pembacanya. Kalau dalam Matius, Yesus digambarkan sebagai Sang Raja dalam Markus sebagai Sang Hamba, maka dalam Lukas Yesus ditampilkan sebagai Sang Manusia Sejati. Dialah Anak Manusia yang datang untuk mencari dan menyelamatkan manusia hilang berdosa. Karena semua orang pada hakekatnya adalah terhilang, maka Yesus juga datang bagi seluruh umat manusia. Lukas menunjukkan ke-universalitas-an berita Kristen ini dengan menggambarkan Anak Manusia sebagai Juruselamat bagi semua orang : Yahudi, Samaria, non-Yahudi lainnya, kaya, miskin, pemungut cukai, pemimpin agama, dsb. Dalam merespon kedatangan Anak Manusia, kepercayaan dan penolakan tumbuh bersama, berdampingan. Mereka yang percaya ditantang untuk membayar harga pemuridan. Dan mereka yang menolak Dia tidak pernah puas sampai Anak Manusia tergantung di kayu salib. Tetapi kebangkitanNya menjamin bahwa pelayananNya untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang akan terus dilanjutkan oleh para muridNya yang telah dilengkapi dengan kuasaNya. Judul dari kitab ini ialah Kata Loukon, Gospel According to Luke, Injil Lukas, atau disebut juga Kitab Sang Manusia Sempurna.

55

Penulis Injil ini ditulis oleh Lukas; ia tidak termasuk keduabelas murid Yesus tetapi merupakan sahabat/teman seperjalanan Paulus (Kis 16:10, 11; 20:5; 21:1; Kol 4:14; Fil 24; II Tim 4:11). Ia juga penulis dari Kisah Para Rasul (keduanya dialamatkan pada seorang pribadi yaitu Theofilus). Lukas juga dikenal sebagai seorang dokter (Kol 4:14). Ia adalah seorang non-Yahudi, dan satu-satunya penulis Alkitab yang bukan Yahudi. Alamat Dalam Lukas 1:1 dikatakan bahwa Injil ini dialamatkan kepada ‘Theofilus yang mulis’. Hal itu tidak berarti bahwa Lukas bermaksud menulis untuk satu orang saja. Injil ini ditujukan untuk orang lain juga, orang-orang non-Yahudi pada umumnya dan orang Yunani pada khususnya. Ada beberapa bukti bahwa Injil ini terutama ditulis untuk orang non-Yahudi, yaitu : 1. Lukas berulangkali menjelaskan geografi (2:4; 4:31; 8:26; 21:37; 23:31; 24:13); hal itu tidak perlu untuk orang Yahudi. 2. Lukas menelusuri silsilah Yesus sampai Adam (bandingkan Matius yang hanya sampai Abraham) 3. Lukas menghubungkan peristiwa-peristiwa penting dengan sejarah umum/Romawi sebagai referensi penanggalan (1:5; 2:1-2; 3:1) 4. Lukas menggunakan sejumlah kata yang lebih familiar bagi orang non-Yahudi (mis: untuk kata ‘guru’ digunakan ‘didaskalos’ bukan ‘rabbi’) 5. Lukas menggunakan Septuaginta untuk kutipan-kutipan PL.

Penanggalan Dapat dipastikan bahwa Injil Lukas ditulis sebelum KPR (band KPR 1:1). KPR ditulis pada waktu Paulus dipenjara di Roma pertama kali (band. KPR 28). Jadi Lukas ditulis sebelum ini. Perlu diperhatikan bahwa pada waktu Injil Lukas ditulis maka banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita (1:1). Hal ini menunjukkan bahwa sudah lewat beberapa tahun

sejak

Tuhan

Yesus

terangkat

ke

sorga.

Oleh

sebab

itu

dipertanggungjawabkan bila dikatakan bahwa Injil ini ditulis sekitar tahun 60.

56

dapat

Injil Lukas meliputi rentang waktu kurang lebih 35 tahun, mulai dari kelahiran Yohanes Pembabtis sampai kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga. Tujuan 1. Menguatkan iman Theofilus (dan orang percaya lainnya), dengan menunjukkan bahwa imannya kepada Kristus didasarkan pada fakta historis (1:3-4) 2. Menampilkan Yesus sebagai Anak Manusia yang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. 3. Menunjukkan kepada orang Yunani bahwa Yesus adalah manusia ideal Allah, satusatunya juruselamat. Berita/Pesan 1. Yesus adalah Anak Manusia yang

untuk mencari dan menyelamatkan orang

berdosa, bukan hanya dari bangsa Yahudi saja melainkan dari seluruh bangsa. 2. Yesus adalah satu-satunya teladan yang sempurna. Pola kemanusiaanNya ialah pola kemanusiaan kita. Hidup yang berkenan kepada Allah ialah meneladani Yesus. 3. Segala kotbah tentang Injil harus dilakukan dalam kuasa Roh Kudus. Kunci Dalam Markus Kata kunci : Yesus Anak Manusia (24 x) Ayat Kunci : 3-4; 19:10 (“Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”) Pasal Kunci : Pasal 15 (dalam tiga perumpamaan: domba ynag hilang, dirham yang hilang dan anak yang hilang. Terlihat bahwa inti Injil yaitu : Allah dalam Kristus telah datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Outline 1. Persiapan Anak Manusia (1:1 - 4:15) 2. Pelayanan Anak Manusia (4:16 – 21:38) 3. Penderitaan Anak Manusia (22:1 – 23:56) 4. Peninggian Anak manusia (24: 1 – 53) 57

Kristus Dalam Injil Markus Dalam Lukas, Kristus terlihat sebagai Anak Manusia, Pengajar yang Diurapi, dan Juru Selamat manusia yang terhilang (4:18, 19; 19:10). Berulangkali kemanusiaan dan kemurahan Yesus ditekankan. Ia adalah Manusia Sejati yang ideal, yang rela merendahkan diri dan menjadi sama dengan manusia agar dapat mengambil kelemahan kita dan memberikan anugerah keselamatan yang tak ternilai harganya. Hanya Yesus saja yang dapat memenuhi gambaran ideal orang Yunani mengenai manusia sejati/sempurna. Keunikan 1.

Lebih dari 50% Injil Lukas adalah unik, berisi materi yang tidak terdapat dalam Injil lain : 

Ada 35 mujizat yang disebut secara detail dalam Injil, 20 ada dalam Lukas. Diantara keduapuluh itu 7 hanya terdapat dalam Lukas.



Kurang lebih 51 perumpamaan Yesus dicatat dalam Injil. 35 terdapat dalam Lukas. Diantara 35 itu, 19 hanya terdapat dalam Lukas.

2.

Lukas adalah Injil yang Universal (ciri yang paling khas). Tembok-tembok yang mengkhususkan umat Israel runtuh dalam Injil Lukas.

3.

Menonjolkan pribadi-pribadi )Zakaria, orang Samaria yang murah hati, Anak yang terhilang, dsb.)

Ringkasan Karakteristik Injil Lukas ialah daya tariknya bagi pola pikir Yunani, yang sangat meningikan hikmat pikiran dan terus menerus mencari manusia ideal (berbeda dengan orang Romawi yang mengagungkan kekuatan dan tindakan). Lukas mencatat perumpamaan-perumpamaan Yesus lebih banyak daripada Injil lainnya. Lukas menggambarkan Yesus sebagai Manusia Sejati/Sempurna, hikmat Allah, satu-satunya yang memenuhi bahkan melebihi gambaran manusia ideal bagi orang Yunani. Yesus itulah Anak Manusia yang datang untuk mencari dan menyelamatkan orang berdosa dari segala bangsa.

58

Lukas juga menunjukkan relasi Yesus dengan Roh Kudus. Dimulai dengan kelahiranNya oleh Roh Kudus, dilanjutkan dengan pelayananNya dengan kuasa Roh Kudus, dan ditutup dengan janjinya untuk mengutus Roh Kudus.

INTRODUKSI INJIL YOHANES

Pengantar & Judul Injil Yohanes adalah yang paling berbeda di antara keempat Injil kanonik. Matius, Markus, dan Lukas disebut Injil Sinoptik, karena sekalipun masing-masing memiliki tekanan yang berbeda, ketiganya menggambarkan banyak peristiwa yang sama dari kehidupan Yesus Kristus. Yohanes terutama menampilkan peristiwa dan percakapan yang tidak terdapat dalam Injil yang lain. Injil Yohanes juga sangat berbeda dalam struktur dan gaya penulisan. Ia tidak memuat kisah perumpamaan, dan hanya tujuh mujizat, lima diantaranya tidak termuat dalam ketiga Injil lainnya. Pengajaran Yesus yang dikutip di dalamnya lebih banyak menyangkut pribadi-Nya daripada ajaran etika tentang Kerajaan. Percakapan pribadi jauh lebih banyak, dan hubungan pribadi Yesus lebih ditekankan daripada hubungan umum-Nya dengan masyarakat. Injil ini sangat bercorak teologis, dan terutama membahas sifat-sifat priadi Yesus serta makna iman kepadaNya. Yohanes menampilkan keilahian Yesus sebagai Anak Allah. Yohanes membuktikan kepada para pembaca bahwa Yesus adalah Allah, Firman Allah yan kekal yang datang ke dunia menjadi daging, lahir di dunia untuk mati sebagai korban bagi dosa manusia. Ketujuh tanda mujizat membuktikan bahwa “Yesus adalah Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (20:31). Judul dari kitab ini ialah Kata Ioannem, Gospel According to John, Injil Yohanes, atau disebut juga Kitab Sang Anak Allah. Yohanes berasal dari nama Ibrani Johanan (Yahweh Has Been Gracious). Penulis Injil ini ditulis oleh Yohanes, anak Zebedeus dan saudara Yakobus. Dia salah seorang dari antara keduabelas murid dan sangat akrab dengan yesus. Ia dikenal sebagai 59

murid yang dikasihi (13:3; 18:15,16; 19:26,27). Ia juga penulis dari ketiga surat Yohanes dan Kitab Wahyu. Alamat Ketika Yohanes menulis Injil ini gereja telah berkembang dalam transisi dari eksklusivisme Yahudi (Kis 10) menuju penjangkauan universal. Dengan mengingat waktu kehadiran Injil Yohanes ini, maka sangat beralasan jika berita dari Injil ini ditujukan kepada dunia secara luas. Ada banyak bukti internal dari keuniversalan Injil ini. Contoh : Kata-kata Ibrani dan Aramik diterjemahkan (Siloam, 9:7; Gabbatha, 19:13; Golgota, 19:17); praktek adat Yahudi dijelaskan (adat penguburan, 19:40). Walaupun nuansa universal sangat kuat, namun Injil ini juga penuh dengan pemikiran, gambaran dan bahasa dari PL. Hal ini menunjukkan kesatuan dua Perjanjian dari Alkitab. Penanggalan Injil ini kemungkinan ditulis di Efesus antara tahun 85 – 95 AD, ketika pertumbuhan gereja sudah mencapai kematangannya dan ketika sudah timbul kebutuhan akan ajaran yang lebih lanjut tentang kaidah iman. Injil Yohanes meliputi rentang waktu kurang lebih 4 tahun, mulai dari pelayanan Yohanes Pembabtis sampai menjelang kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Tujuan 1. Menampilkan Yesus sebagai Anak Allah Yang Tunggal dan menunjukkan relasiNya dengan Bapa. 2. Sesuai dengan Yoh 20:30-31, semua yang tercantum dalam Injil ini dicatat agar dunia percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan oleh imannya setiap orang memperoleh hidup dalam nama-Nya. 3. Memberikan penafsiran Ilahi tentang pribadi Yesus Kristus (Keilahian & Kemanusiaan-Nya), sehingga membuktikan kekeliruan pandangan bidat pada waktu itu. Berita/Pesan 1. Satu-satunya cara datang kepada Allah Bapa adalah melalui Anak-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus (14:6) 60

2. Tidak ada kehidupan kekal di luar Sang Anak Allah. 3. Barangsiapa percaya, masuk dalam relasi Bapak-anak dengan Allah. 4. Iman membawa kehidupan; ketidakpercayaan membawa kematian. Kunci Dalam Yohanes Kata Kunci

: Yesus Anak Allah

Ayat Kunci

: 1:11-13; 20:30-31

Pasal Kunci

: Pasal 3 (3:16 – merupakan ayat yang paling banyak dikutip dan

dikotbahkan; Injil digambarkan dengan sangat jelas dan sedehana : keselamatan adalah anugerah Allah dan hanya dapat diperoleh dengan iman; Kelahiran kembali adalah satusatunya cara masuk dalam Kerajaan Allah. Outline 1. Prolog – Sang Anak Allah

1:1-18

2. Pelayanan Umum/Masyarakat – kepada orang Yahudi

1:19 – 12:50

3. Pelayanan Pribadi – kepada murid-murid

13 – 17

4. Pelayanan Penderitaan – bagai dunia

18 – 20

5. Epilog

21

Kristus Dalam Injil Yohanes Dalam Yohanes Kristus terlihat antara lain sebagai Sang Firman yang berinkarnasi (1:1,14), Anak Allah (3:16). Kehidupan (1:4), Terang (1:5), Sang AKU (The I AM – YAHWEH, 8:56-58), dan satu-satunya Jalan Keselamatan (14:6)

61

Beberapa Tema Penting A. Tanda-tanda Kata “tanda-tanda” adalah istilah Yohanes untuk mujizat Yesus. Dengan istilah tersebut dia ingin menanamkan kesan kepada pembacanya tentang arti mujizat, dan terutama tentang kenyataan siapa Yesus itu sebenarnya. Semua tanda itu dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah “Kristus, Anak Allah”. Dari sekian banyak tanda yang dilakukan Yesus, Yohanes hanya memilih tujuh buah untuk menunjukkan sifat Kristus. Tiap tanda itu mempunyai berita yang khusus. 1. Air berubah menjadi anggur (2:1-11) – Yesus Penguasa atas KUALITAS 2. Anak seorang pengawal istana disembuhkan (4:46-54 – Yesus Penguasa atas JARAK & RUANG. 3. Orang yang lumpuh disembuhkan (5:1-9 – Yesus Penguasa atas WAKTU 4. Lima ribu orang diberi makan (6:1-14) – Yesus Penguasa atas KUANTITAS 5. Berjalan di atas air (6:1-14) – Yesus Penguasa atas ALAM 6. Orang buta sejak lahir disembuhkan (9:1-12) – Yesus Penguasa atas KEMALANGAN (keadaan yang tidak berdaya). 7. Membangkitkan Lazarus dari antara orang mati (11:1-46) – Yesus Penguasa atas KEMATIAN/MAUT. Lima dari ketujuh mujizat ini terdapat dalam Injil Yohanes saja. Pemberian makan lima ribu orang adalah satu-satunya mujizat yang dicatat oleh semua penulis Injil; peristiwa berjalan di atas air terdapat juga dalam Injil Matius dan Markus. B. Percaya Salah satu kata yang paling sering muncul dalam kitab ini ialah kata “percaya”, yang disebut kita-kira 98 x. Kata tersebut selalu dipakai dalam bentuk kata kerja dan 62

tidak pernah dalam bentuk kata benda (percaya bukan kepercayaan). Hal ini memberi kesan bahwa selalu ada sesuatu yang terjadi. Yohanes sedang mengajarkan arti percaya kepada Yesus selalu ada sesuatu yang terjadi. Yohanes sedang mengajarkan arti percaya kepada Yesus itu bukan dengan memberi definisi kata percaya, melainkan dengan memberi contoh-contoh. Kata itu dipakai untuk menjunjukkan tanggapan orang akan Yesus. Jika mereka percaya kepadaNya, mereka menjadi pengikutNya; jika mereka tidak percaya, mereka menentang Dia. Bagaimanapun juga, setelah mereka berjumpa dengan Kristus, mereka tidak bisa tinggal netral. Di samping kata “percaya”, Yohanes memakai sejumlah kata sinonim untuk menjelaskan maksudnya. Beberapa di antaranya ialah “menerima” (1:12), “minum” (4:14), “datang” (6:35), “makan” (10:9). Semua kata ini dipakai dalam percakapan sehari-hari dan akan menjadi sangat berarti jika diterapkan pada hubungan rohaniah antara manusia dengan Kristus. Percaya kepadaNya sama seperti menerima sebuah pemberian, minum air yang menyegarkan, masuk melalui pintu ke dalam kandang domba. Keperluan dipenuhi, dahaga dipuaskan, rasa lapar dikenyangkan. C. Hidup Istilah ini menyatakan akibat hal percaya kepadaNya. Menerima hidup berarti menjadi anak Allah dengan jalan dilahirkan dalam keluargaNya. Itulah sifat ilahi yang diberikan kepada orang percaya. Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus, orang Farisi itu, “Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (3:3). Kehidupan ini diuraikan sebagai hidup yang kekal (3:15) dan karenanya merupakan lawan dari keadaan mati rohaniah yang berarti dibinasakan (3:16).

63

Lagi pula, pemberian tersebut akan dinyatakan di dalam diri orang yang menerimanya. Roh Kudus yang mengerjakan pembaharuan itu akan menjadi seperti sungai air hidup yang memancar dari dalam diri orang yan minum air hidup itu (7:37-39). Dengan demikian hidup itu diberikan kepada orang-orang yang berada di sekeliling orang percaya itu, bagaikan tanah gersang yangdiairi oleh sebatang sungai. Dengan demikian Yohanes menyatakan tujuannya. Dengan menuliskan kisah Kristus, dia berusaha untuk membawa para pembacanya berhadapan muka dengan seorang Pribadi. Kata-kata dan pekerjaan Pribadi tersebut menantang pria dan wanita untuk mengambil keputusan yang penting. Dari awal hingga akhir Ia dikemukakan sebagai Allah (1:1; 20:28). Namun Ia telah datang dengan rupa manusia (1:14) supaya Ia dapat menyerahkan nyawaNya bagi mereka yang diam dalam naungan kematian (12:23, 24). Ia tidak saja mati, tetapi bangkit pula (ps. 20). Sebagai Tuhan yang hidup, Dia membangkitkan rasa pengabdian dan kesetiaan dalam diri pengikut-pengikutNya (21:15-19). D. Hubungan antara tanda-tanda dengan ajaran-ajaranNya Tanda-tanda itu memberi kesempatan kepada Yesus untuk mengajar, sehingga kita bisa mengharapkan akan menemukan susunan tersebut dalam Injil ini. Dalam pasal 5, Yesus menyembuhkan orang yang lumpuh di kota Betesda di Yerusalem. Setelah Ia melakukan tanda itu, orang Yahudi menentang Dia karena melakukan hal itu pada hari Sabat (5:16). Karena hal itu Yesus menyatakan persamaan hakNya dengan Allah dalam sifat (5:17-18), dalam kuasa (5:21) dan wewenang (5:26-27). Untuk menguatkan tuntutan ini, Dia mengemukakan beberapa

64

saksi termasuk Yohanes Pembabtis (5:33), pekerjaanNya sendiri (5:36), Allah Bapa (5:37), Kitab Suci (5:39), dan Musa (5:46). Dalam pasal 6, Yesus dihadapkan dengan tugas untuk memberi makan lebih dari lima ribu orang yang lapar. Setelah Filipus, muridNya, tidak dapat memecahkan masalah tersebut, datanglah Andreas kepada Yesus dengan membawa seorang anak yang membawa bekal makan siang berupa lima roti dan dua ikan (6:9). Yesus memakai bekal anak itu untuk memberi makan orangbanyak dan dengan demikian kebutuhan jasmani mereka terpenuhi (6:12). Ketika keesokan harinya orang banyak itu kembali lagi, dan sudah jelas mengharapkan makanan gratis lagi, Tuhan menasihatkan mereka agar “Bekerja, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa” (6:27). Kemudian Dia mengajar mereka tentang keperluan rohaniah mereka dan menandaskan, “Akulah Roti Hidup” (6:35). Dalam percakapanNya yang lama tentang roti hidup itu, Ia membedakan antara “daging” dan “roh” (6:63). Ia menyingkapkan kurangnya pengertian mereka akan kenyataan-kenyataan rohaniah. Mereka mempunyai motif-motif yang salah (6:26), ketika datang kepadaNya hanya karena roti jasmaniah; mereka tidak mengerti makna tanda itu. Mereka mempergunakan cara-cara yang tidak layak (6:28), karena mereka gagal melaksanakan pekerjaan Allah. Mereka mempunyai gambaran yang salah tentang warisan agama yang diturunkan oleh nenek moyang mereka (6:30-31), karena menempatkan Kristus pada tingkat yang sama dengan Musa. Dan mereka menunjukkan keinginan yang salah ketika minta “roti itu” (6:34), karena ketika Dia menerangkan apa artinya “makan roti hidup itu, mereka mulai bersungut-sungut” (6:41), saling bertengkar (6:52), dan akhirnya banyak pengikutNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia (6:66).

65

Di samping kedua contoh yang penting ini, maka tanda yang terdapat dalam ps. 9 merupakan lukisan yang indah sekali tentang pernyataanNya, “Akulah terang dunia” (8:12; 9:5), dan tanda yang terdapat dalam pasal 11 menjelaskan pernyataanNya “Akulah kebangkitan dan hidup” (11:25). E. Ketujuh pernyataan “Akulah” Dalam Injil ini Tuhan Yesus menyatakan hak-hak dengan memakai ungkapan “Akulah (Yunani : Ego Eimi). Ketujuh pernyataan Yesus itu ialah : 1. “Akulah Roti Hidup” (6:35) 2. “Akulah Terang Dunia” (8:12; 9:5) 3. “Akulah Pintu” (10:7,9) 4. “Akulah Gembala yang Baik” (10:11) 5. “Akulah Kebangkitan dan Hidup” (11:25) 6. “Akulah Jalah dan Kebenaran dan Hidup” (14:6) 7. “Akulah Pokok Anggur yang Benar” (15:1) Terlepas dari gambaran-gambaran yang jelas yang dipakai oleh Kristus untuk melukiskan diriNya sendiri, hal yang paling mencolok tentang tuntutan-tuntutan ialah sifatnya yang meniadakan segala yang lain.Pertama, bentuk asli “Akulah” adalah bentuk tatabahasa yang tegas. Kemudian, Dialah “satu-satunya jalan”, tidak ada seorangpun datang kepada Allah, kalau tidak melalui Dia (14:6). Dialah “pokok anggur yang benar” yaitu yang asli, untuk membedakannya dengan yang tiruan. Tidak makan “roti hidup” berarti kematian; jika seseorang menolak “terang” itu, dia akan tetap tinggal dalam kegelapan. Bersama dengan ungkapan-ungkapan ini, Yesus menandaskan kepada orang Yahudi, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham ada, Aku telah ada” (8:58). Dengan demikian Dia mengambil

66

gelar keallahan dari Perjanjian Lama untuk diriNya, karena gelar inilah yang dipakai Allah untuk menyatakan diriNya kepada Musa (Kel 3:14). F. Percakapan Pribadi Percakapan pribadi yang dipakai oleh Yohanes untuk menyampaikan beritanya itu sangat penting. Setelah perjumpaan pribadi-pribadi dengan Yesus, mereka tidak sama lagi. Mereka percaya dan mengikutiNya atau mereka tidak percaya dan berpaling daripadaNya. 1. Andreas (1:35-42; 6:8-9; 12:20-22) 2. Simon Petrus (1:42; 6:68,69; 13:6-68; 18:15-18, 25-27; 21:15-22) 3. Nikodemus (3:1-dst; 7:50-51; 19:39-42) 4. Filipus (1:43-46; 6:5-7; 14:8-12) 5. Perempuan Samaria (4:1-42) 6. Marta & Maria (11:1-46) 7. Tomas (11:16; 14:5-7; 20:24-28) 8. Pilatus (18:28-19:16) G. Pelayanan Yesus kepada Murid-murid sebelum ditangkap  Murid-murid harus saling mengasihi, meneladani Yesus (13:1-38; 15:9-17)  Yesus akan meninggalkan mereka, namun Dia akan kembali untuk menyambut mareka dalam Rumah Bapa (14:1-14)  Roh Kudus akan diutus, murid-murid tidak perlu takut ditinggal sendiri (14:1531; 16)  Murid-murid harus senantiasa siap diproses (penyucian) dengan rendah hati (15:1-8).

67

Ringkasan Injil Yohanes merupakan Injil universal, ditujukan kepada seluruh dunia, dan bersifat apologetis. Yohanes menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dialah Sang Firman (O Logoa) yang menjadi daging. Yohanes membuktikan keilahian Yesus dengan mengemukakan TANDA-TANDA (tujuh mujizat) yang dibuat oleh Yesus. Setiap orang yang berjumpa dengan Yesus menentukan responnya. Orang yang PERCAYA kepada-Nya beroleh HIDUP, sebaliknya yang tidak percaya mengalami maut.

INTRODUKSI KISAH PARA RASUL

Pengantar & Judul Kisah Para Rasul (KPR) boleh dikatakan merupakan buku pertama sejarah misi. Di dalamnya dapat ditelusuri permulaan dan pertumbuhan gereja jaman Perjanjian Baru. KPR mencatat penggenapan awal dari Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus (Mat 28:1920). Perkataan terakhir Tuhan Yesus sebelum kenaikanNya ke surga tergenapi secara sempurna sebagaimana terlihat dalam susunan kitab ini (KPR 1:8) : “… Kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem (Ps 1-7), dan di seluruh Yudea dan Samaria (ps 8-12) dan sampai ke ujung bumi (ps 13-28)”. Dalam kitab ini dikisahkan tentang orang-orang yang dengan sunguh-sungguh mengerjakan Amanat Agung dan mulai menyebarluaskan Kabar Baik dari Juru Selamat yang Bangkit, sampai ke ujung dunia yang dikenal. Setiap bagian dari kitab ini (ps 1-7; 8-12; 13-28) terfokus pada audiens tertentu, pribadi tertentu, dan tahap tertentu dari perluasan Injil. Sebagai buku jilid kedua dari karya Lukas yang terdiri dari dua jilid (jilid 1: Inil Lukas), kemungkinan kitab ini tidak memiliki judul tersendiri, tetapi semua naskah Yunani yang ada ditandai dengan judul ‘Praxeis’, ‘Acts’, atau dengan judul yang diperluas ‘The Acts of The Apostles’ (Kisah Para Rasul). Dalam literatur Yunani, istilah ‘praxeis’ pada umumnya dipakai untuk menunjukkan secara ringkas prestasi orang68

orang yang menonjol. Kata ‘kisah’ disini menunjukkan bahwa apa yang tertulis merupakan tindakan nyata, bukan mimpi, teori atau spekulasi. Kata ‘Para Rasul’ menunjuk pada rasul-rasul terutama Petrus dan Paulus. Ada juga yang menamakan Kitab ini ‘Kisah Roh Kudus’, karena memang kitab ini mencatat karya Roh Kudus yang bekerja melalui para Rasul. Penulis KPR ditulis oleh Lukas, sahabat/teman seperjalanan Paulus (Kis 16:10,11; 20:5; 21:1; Kol 4:14; Fil 24; II Tim 4:11) dan juga penulis dari Injil Lukas. Bukti internal terkuat tentang kepenulisan Lukas ialah kenyataan bahwa keduanya (KPR & Lukas) dialamatkan kepada orng yang sama, yaitu Teofilus (band. Luk 1:1-4 & KPR 1:1-5). Bukti internal lainnya, berdasarkan perbandingan kedua kitab : gaya penulisan dan bahasa yang sama; relasi yang wajar antara akhir Injil Lukas dan permulaan KPR; Lukas menunjuk Paulus sebagai sahabat/teman seperjalanan (menggunakan kata ‘kami’), diantara teman-teman dekat Paulus, Lukas yang paling jelas bersama-sama dalam perjalanan misi Paulus. Alamat Alamatnya sama dengan alamat Injil Lukas, yaitu Teofilus (1:1). Hal itu tidak berarti bahwa Lukas bermaksud menulis untuk satu orang saja. Sebenarnya alamatnya lebih luas. Seperti dalam Injil Lukas, ia mengalamatkan KPR kepada orang-orang nonYahudi yang berlatar belakang kafir, sehingga mereka akan melihat perbuatanperbuatan Allah dan melaluinya iman mereka dikuatkan. Penanggalan Tanggal penulisan KPR dapat ditetapkan kurang lebih tahun 62-63. Alasannya ialah peristiwa terakhir yang dilaporkan ialah tentang keadaan Paulus dalam penjara di kota Roma. Kita tahu bahwa kemudian ia dilepaskan dan melayani beberapa waktu. Kalau KPR ditulis sesudah tahun 63, yaitu saat Paulus dilepaskan, maka jelas bahwa hal itu disebut dalam kitab itu. Tetapi peristiwa itu tidak disinggung, maka dapat ditetapkan waktu penulisannya pada tahun 62 atau permulaan tahun 63. KPR meliputi rentang waktu kurang lebih 30 tahun, mulai dari kenaikan Tuhan Yesus ke sorga sampai waktu Paulus ditawan di Roma selama dua tahun. 69

Tujuan 1. Mencatat kelanjutan pelayanan Kristus dari surga atas segala sesuatu yang telah IA mulai kerjakan dan ajarkan di bumi (1:1). 2. Memberikan gambaran sekilas dan umum tentang kelahiran, pembentukan dan perkembangan gereja mula-mula. 3. Menunjukkan bagaimana pola Tuhan Yesus dalam membangun gerejaNya. Berita/Pesan 1. Gereja sebagai tubuh Kristus, tidak dapat berfungsi diluar pelayanan Roh Kudus. 2. Hanya dengan kuasa Roh Kudus, Amanat Agung dapat tergenapi (Zakaria 4:6) 3. Setiap orang percaya terpanggil untuk menjadi saksi bagi Kristus dengan kuasa Roh Kudus, dimanapun ia berada. Kunci Dalam Kisah Para Rasul Kata Kunci

: Saksi (20x)  “Bersaksi bagi Kristus”. (sebagai saksi: diutus, diberi kuasa, diberi daerah pelayanan).

Ayat Kunci

: 1:8 (“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”); 2:42-47.

Pasal Kunci

: Pasal 2 ( mencatat peristiwa hari Pentakosta yang mengubah dunia, ketika Roh Kudus datang, memenuhi janji Kristus kepada muridmurid agar mereka menanti sampai Roh Kudus datang untuk memberi kuasa dan memimpin saksi Kristus. Roh Kudus mengubah sekelompok kecil orang yang takut menjadi gereja berkembang pesat ke seluruh dunia yang terus maju utuk menggenapi Amanat Agung.

Outline 1. Saksi (PI) di Yerusalem …………………………………………… (1:1 – 8:4) 70

(Terutama pelayanan Petrus kepada orang Yahudi) 2. Saksi (PI) di Yudea dan Samaria ………………………………. (8:5 – 12:25) (Pelayanan Filipus, awal pelayanan Paulus, akhir pelayanan Petrus) 3. Saksi (PI) kepada Bangsa-Bangsa kafir ………………………….. (13:1 – 28:31) (Terutama pelayanan Paulus kepada orang-orang non Yahudi) a. Perjalanan Misi Pertama………………..(13:1 – 14:28) b. Sidang di Yerusalem………………………(15:1-35) c. Perjalanan Misi Kedua …………………..(15:36 – 18:22) d. Perjalanan Misi Ketiga …………………..(18:23 – 21:16) e. Perjalanan ke Roma ……………………….(21:17 – 28:31)

Kristus Dalam Kisah Para Rasul Dalam Lukas, Kristus terlihat sebagai Kepala Gereja, Ia memerintah, membimbing, memperlengkapi dan membangun Gereja melalui Roh Kudus. Yesus Kristus yang bangkit merupakan pusat dari pemberitaan (kotbah maupun apologetika ) para rasul (2:22-36; 4:12; 10:34-43).

Tema-tema Penting Dalam Kisah Para Rasul 1. Lahirnya Gereja (KPR 2) KPR 2 mencatat suatu pengalaman baru dalam sejarah umat Allah, melibatkanRoh Kudus. Peristiwa itu terjadi pada hari raya Pentakosta, salah satu dari tiga hari raya di Yerusalem yang dihadiri oleh orang Yahudi dari seluruh dunia. Dalam rancangan Allah hari itu telah tiba sebagai permulaan dari pelayanan yang lebih lanjut dari Roh Kudus dalam kehidupan umat percaya. Hari Pentakosta adalah hari lahirnya gereja, Dari pasal 2 sampai akhir, Lukas menunjukkan peran aktif ketiga Pribadi Allah Tirunggal selama tiga dekade pertama dari gereja Kristen.

71

2. Pelayanan Stefanus dalam ‘kehidupannya’ (6:1-7) dan ‘kematiannya’ (6:8 – 8:1 dst, Fil 1:20. Stefanus diingat sebagai martir. Kata ‘saksi’ dalam KPR 22:20 berarti ‘martir’. 3. Pelayanan Filipus (8:4-40) 4. Pelayanan Petrus (10:1 – 11:18) 5. Kehidupan dan Pelayanan Paulus. o Latar belakang kehidupan Paulus. o Pertobatan Paulus o Paulus di Tanah Arab o Perjalanan Misi Pertama (th. 47-48 AD) o Sidang di Yerusalem (th 49 AD) o Perjalanan Misi Kedua (th 49 – 52 AD) o Perjalanan Misi Ketiga (th 52 – 56 AD) o Paulus dalam Penjara di Kaisarea dan Roma (56 – 62 AD) o Beberapa pokok pengajaran Paulus. Ringkasan Keempat Injil menampilkan Kristus dalam pelayanan-Nya di bumi, sedangkan KPR menampilkan pelayanan sorgawi-Nya, membangun jemaat, seperti yang Ia janjikan (Mat 16:18), melalui karya & kuasa Roh Kudus. Dalam KPR perintah untuk bersaksi sesuai Amanat Agung tergenapi; pertama di Yerusalem, kemudian Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi. KPR terutama mengisahkan pelayanan dua tokoh utama : Petrus, rasul untuk orang Yahudi dan Paulus, rasul untuk orang non Yahudi (Gal 2:8). Dalam KPR dimulailah pembentukan dan pendirian gereja dengan prinsip dasar doktrin para rasul, sehingga menjadi suatu buku-pola bagi gereja baik lokal maupun universal.

72

Daftar Bacaan

Tenney, Merrill C., Survey Perjanjian Baru, Jakarta : Gandum Mas, 1997 Baxter, J. Sidlow, Menggali Isi Alkitab 3, Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1991. Sachius, Darto, New Testament Introduction, Semarang : STTIH, 2002 Tjandra, Lukas, Latar Belakang Perjanjian Baru I, Malang :SAAT, 2000 Tjandra, Lukas, Latar Belakang Perjanjian Baru II, Malang :SAAT, 2000 Tjandra, Lukas, Latar Belakang Perjanjian Baru III, Malang :SAAT, 2002 Vriezen, C., Agama Israel Kuno, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009 Packer, J.I., dkk, Dunia Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas,2004 Jagersma, H., Dari Aleksander Agung Sampai Bar Kokhba, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003 Ludwig, Charles, Para Penguasa Pada Perjanjian Baru, Bandung: Kalam Hidup Rowly, H., Ibadat Israel Kuno, akarta: BPK Gunung Mulia, 2002

73

Related Documents


More Documents from "Imannuel Setiawan"