Pengaruh Bencana Terhadap Kesehatan

  • Uploaded by: Linda
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengaruh Bencana Terhadap Kesehatan as PDF for free.

More details

  • Words: 722
  • Pages: 3
Loading documents preview...
PENGARUH BENCANA TERHADAP KESEHATAN

Pada umumnya masalah kesehatan pasca bencana dapat dibagi dalam 3 fase: 1. Penyakit akut pasca bencana. Yaitu penyakit yang berhubungan langsung dengan bencana yang terjadi. Misalnya, kasus gempa bumi di Padang tanggal 30 September 2009, penyakit yang berhubungan langsung dengan gempa adalah cedera akibat reruntuhan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa cedera utama akibat gempa adalah cedera kepala dan patah tulang. 2. Penyakit ikutan pada beberapa hari-minggu pasca bencana a. Malaria Penyakit malaria dapat timbul misalnya saat masyarakat berada di pengungsian ( tendatenda darurat ), nyamuk anopheles bisa menginfeksi korban-korban bencana. b. DBD Misalnya banjir, air yang tergenang dapat menyebabkan bersarangnya nyamuk aides aigypti. Kemudian menginfeksi korban-korban bencana. c. Diare dan penyakit kulit Penyakit ini bisa menginfeksi korban bencana karena sanitasi yang jelek. Misalnya kumankuman penyebab diare seperti ; Vibrio kolera, Salmonella dysentriae pada genangan banjir, diare akibat kurangnya asupan air bersih karena saluran air bersih dan sanitari yang rusak. Diare yang terus menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat seperti tipus, kolera dan kanker usus. Diare yang berat bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa. Gejala-gejalanya seperti frekuensi buang air besar melebihi normal, kotoran encer/cair, sakit/kejang perut, demam dan muntah. Penyebabnya bisa dari Anxietas (rasa cemas), keracunan makanan, infeksi virus dari usus, alergi terhadap makanan tertentu. Penanggulangannya adalah dengan minum banyak cairan, hindari makanan padat atau yang tidak berperasa selama 1-2 hari, minum cairan rehidrasi oral-oralit. d. ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Atas ) ISPA terjadi karena masuknya kuman atau mirkoorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Istilah ini diadaptasi dari istilah

dalam bahasa Inggris acute respiratory infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut: 1) Infeksi adalah masuknya kuman atau mirkoorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. 2) Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli. Secara anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernpasan bagian bawah (termasuk jaringan saluran pernapasan). 3) Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari, Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari. Selain ISPA sering juga ditemukan pnemonia yaitu proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia dua bulan sampai kurang dari satu tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia satu tajun sampai kurang dari lima tahun. Pada anak di bawah usia dua bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia. Pencegahannya dengan pengadaan rumah dengan ventilasi yang memadai, perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan gizi balita. e. Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira berbentuk spiral dan hidup di air tawar. Penyakit ini timbul karena terkontaminasinya air oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Biasanya penyakit ini terdapat pada korban banjir. f. Tipes Penyakit tipes sebenarnya juga berkaitan erat dengan faktor daya tahan tubuh seseorang. Oleh sebab itu, untuk mencegah terkena penyakit tipes, masyarakat harus menjaga kondisi tubuh dengan makan makanan bergizi dan jangan sampai kelelahan. 3. Masalah kesehatan mental akibat gempa. Penyakit psikologis / Trauma berkepanjangan akibat reaksi stres akut saat bencana bisa menetap menjadi kecemasan yang berlebihan. Akibat kehilangan rumah, kehilangan anggota keluarga atau bisa juga trauma karena ketakutan yang mendalam

Tabel 1.1. Pengaruh jangka pendek bencana besar. Pengaruh

Gempa bumi Angin ribut Gelombang Banjir Tanah Gunung (tanpa pasang/ perlahan longsor meletus/ banjir) banjir lahar bandang Kematian* Banyak Sedikit Banyak Sedikit Banyak Banyak Cedera berat Banyak Sedang Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit memerlukan perawatan ekstensif Peningkatan Risiko potensial yang muncul pasca-semua bencana besar risiko penyakit (Probabilitas meningkat seiring bertambahnya kepadatan penduduk menular dan memburuknya sanitasi) Kerusakan Parah Parah Parah tetapi Parah (hanya Parah, tetapi Parah (struktur dan terlokalisasi perlengkapan) terlokalisasi (struktur dan peralatan) perlengfasilitas kapan) Kesehatan Kerusakan Parah Ringan Parah Ringan Parah, tetapi Parah sistem penyediaan terlokalisasi air Kelangkaan Jarang (dapat terjadi Biasa Biasa Jarang Jarang akibat faktor ekonomi dan bahan pangan logistik) Perpindahan Jarang (dapat terjadi di Biasa (umumnya terbatas) wilayah perkotaan yang besar-besaran rusak berat) penduduk Pan American Health Organization. 2006. Bencana Alam, Perlindungan Kesehatan Masyarakat. Terjemahan oleh Munaya Fauziah. Jakarta: EGC.

Related Documents


More Documents from "Maesa Uswa Eastyqoma"