Loading documents preview...
FAHRI FAISAL 121134012 D4 TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN Page 1
PENDAHULUAN
Page 2
Latar Belakang
Adanya kebanggaan diri akan kemajuan Negara atau bangsa, perlu bukti fisik dengan adanya bangunan besar dan megah. Hal ini sudah terjadi sejak awal mula peradaban.
Page 3
Latar Belakang
Adanya bangunan kuno di tiap-tiap peradaban maju yang dianggap pernah ada, missal bangunan Piramid dari jama Mesir kuno dan Maya (Meksiko Kuno), ataupun Tembok Besar China. Itu semua menjadi petunjuk betapa tingginya tingkat kemajuan peradaban bangsa-bangsa tersebut. Page 4
Latar Belakang
Negara-negara kaya baru, mereka juga tidak mau ketinggalan membuat bangunan besar dan megah, baik berupa gedung tinggi maupun jembatan bentang panjang.
Page 5
Latar Belakang
Negara Uni Emirat Arab, yang dahulu hanya dikenal dengan akan padang pasirnya, onta dan buah kurmanya. Saat ini, karena hasil minyak telah menjadikannya negara maju (kaya), mereka membuat gedung pencakar langit tertinggi di Dubai, Burj Khalifa. Page 6
Latar Belakang
Banyak permasalahan yang dihadapi pada bangunan tinggi terutama menghadapi malasah gempa dan angin. Semakin tinggi bangunan, semakin tinggi pula tekanan anginnya. Tidak hanya itu, gempa menjadi ancaman nyata terhadap kekokohan bangunan tersebut. Terjadinya gempa tidak dapat diprediksi sebelumnya membuat para ahli untuk mencari solusi masalah-malsah tersebut.
Page 7
Identifikasi Masalah
Page 8
Tujuan
Page 9
LANDASAN TEORI
Page 10
Pengertian Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Page 11
Pengertian Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.
Page 12
Pengertian Bangunan Tinggi
Bangunan dapat menunjukkan unsur ketinggian melalui beberapa aspek atau kategori berikut.
Kriteria tinggi relatif terhadap lingkungannya Kriteria tinggi berdasarkan proporsinya. Kriteria tinggi brdasarkan teknologi yang digunakan
Sumber : CTBUH 2012
Page 13
Pengertian Bangunan Tinggi Kriteria tinggi relatif terhadap lingkungannya
Ketinggian absolut bukan kriteria satu‐satunya, tergantung bangunan sekitarnya. Bangunan 14 lantai, bukan bangunan tinggi jika ada di kota Chicago atau Hong Kong, tetapi akan menjadi bangunan tertinggi jika berada di kota kecil, di Jawa misalnya.
Page 14
Pengertian Bangunan Tinggi
Gedung tinggi ternyata bukan hanya tentang tinggi tetapi juga tentang proporsi. Ada banyak bangunan yang tidak terlalu tinggi, tetapi cukup ramping untuk memberikan tampilan sebuah gedung tinggi, terutama terhadap lingkungan gedung disekitarnya. Sebaliknya, ada banyak tapak bangunan yang besar atau cukup tinggi tetapi karena proporsi ukuran luas lantainya dan tingginya maka tidak termasuk bangunan tinggi. Page 15
Pengertian Bangunan Tinggi
Meskipun jumlah lantai tidak cukup baik digunakan sebagai indikator ketinggian suatu gedung, karena tinggi lantai kadang tergantung dari fungsi dan dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya (misal, kantor berbeda dengan perumahan), tapi bangunan lebih dari 14 atau lebih dari 50 meter tingginya ‐ dapat dipakai sebagai indikator batas untuk disebut sebagai gedung tinggi. Page 16
Karakter Bangunan Tinggi dan Bentang Panjang No Item Gedung tinggi 1 Orientasi fisik Vertikal 2 Profesional penentu Multidisiplin, arsitek sebagai leader, dibantu insinyur sipil, M&E, dll.
Jembatan panjang Horizontal Insinyur sipil, sangat jarang arsitek terlibat.
3 Tujuan pemakaian Hunian, baik sementara atau tetap. Interaksi manusia banyak, factor kenyamanan dan rasa terlindung menjadi penting. Ini gunanya arsitek. Insinyur beri jaminan keselamatan.
Bukan hunian, hanya sebagai penghubung dan karena tempatnya terbuka (terpapar cuaca) maka kesan keselamatan jadi utama. Arsitek tidak punya peran yang signifikan.
4 Tampak visual luar Material penutup, bahan finishing bangunan yang berupa non‐struktur.
Struktur terlihat langsung. Penutup, pelindung pengaruh lingkungan luar.
Sistem struktur terlihat jelas, Sistem struktur tidak menonjol, perlu pengamatan dapat digolongkan dari sistem strukturnya. khusus mendalam. Sumber : Dewabroto, 2012,16
Page 17
Karakter Bangunan Tinggi dan Bentang Panjang
5 Beban yang Beban gempa (sementara). Beban gravitasi (tetap). menentukan dalam perencanaan. Gedung sudah berdiri, tapi Kondisi pelaksanaan kadang belum teruji gempa paling menentukan. Sering sesungguhnya. Resiko runtuh dijumpai runtuh saat saat konstruksi relatif jarang, pelaksanaannya belum peran insinyur tidak selesai. menonjol. 6 Kepemilikan dan pemakaian
Sumber : Dewabroto, 2012,16
Sifatnya pribadi atau private, Dimiliki pemerintah dan dan dipakai oleh pemakaiannya bersifat publik (masyarakat). tertutup.
Page 18
Karakter Bangunan Tinggi dan Bentang Panjang 7 Sifat beban
Beban hidup relatif terkontrol, sebab bangunan gedung sifatnya tertutup.
Beban hidup dari publik, pelanggaran yaitu kelebihan beban.
Beban hidup bergerak, resiko Beban hidup bersifat statik, terjadi fatik. kecuali gempa yang dinamik. 8 Metode konstruksi Metode konstruksi dan menentukan proses desain. dalam perencanaan.
tidak Metode konstruksi bagian desain, bisa menentukan sistem strukturnya. Untuk menghindari monopoli, maka sistem Pekerjaan desain dan struktur yang didesain harus konstruksi harus sinkron dan bersifat umum. tergantung teknologi yang tersedia.
Sumber : Dewabroto, 2012,16
Page 19
Dasar Perencanaan
Page 20
Dasar Perencanaan
Struktur rangka pemikul yang terdiri dari struktur rangka sederhana dengan dinding pengisi untuk menahan beban lateral (beban gempa) secara bersama-sama, dan struktur rangka balok dan kolom kaku untuk menahan beban lateral (dinding pengisi tidak diperhitungkan memikul beban).
Page 21
Dasar Perencanaan
Kadar kecocokan sistem struktur terhadap gempa yang dinyatakan:
Sangat cocok, bila bangunan gedung dan rumah dibuat dengan mengunakan sistem struktur rangka kaku, baik menggunakan bahan beton bertulang, baja, dan kayu dengan perkuatan silang. Page 22
Dasar Perencanaan Cukup cocok, bila bangunan gedung dan rumah dibuat dengan mengunakan sistem struktur rangka sederhana dengan dinding pengisi, baik rangka yang dibuat dari bahan kayu maupun beton bertulang dengan dinding pengisi dari bahan bata merah atau batako. Kurang cocok, bila bangunan gedung dan ru mah dibuat dengan menggunakan sistem struktur dinding pemikul: pasangan bata merah tanpa perkuatan tetapi memakai roollag horisontal; pasangan batako tanpa tulangan tetapi memakai roollag horisontal; dan pasangan batu kali dengan roollag horisontal.
Page 23
Dasar Perencanaan
Tidak cocok, bila bangunan gedung dan rumah dibuat dengan mengunakan sistem struktur dinding pemikul: pasangan bata merah tanpa perkuatan; pasangan batako tanpa tulangan; dan pasangan batu kali.
Page 24
Dasar Perencanaan Taraf keamanan minimum untuk bangunan gedung dan rumah tinggal yang masuk dalam kategori bangunan tahan gempa, yaitu yang memenuhi berikut ini: Bila terkena gempa bumi yang lemah, bangunan tersebut tidak mengalami kerusakan sama sekali Bila terkena gempa bumi sedang, bangunan tersebut boleh rusak pada elemen-elemen non-struktural, tetapi tidak boleh rusak pada elemen-elemen struktur.
Page 25
Dasar Perencanaan
Bila terkena gempa bumi yang sangat kuat: bangunan tersebut tidak boleh runtuh baik sebagian maupun seluruhnya; bangunan tersebut tidak boleh mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki; bangunan tersebut boleh mengalami kerusakan tetapi kerusakan yang terjadi harus dapat diperbaiki dengan cepat sehingga dapat berfungsi kembali.
Page 26
Karakteristik Penting Bangunan terhadap Angin dan Gaya Gempa Angin dan gempa pada gedung tinggi, efeknya sama, sehingga perlu sistem struktur penahan lateral. Meskipun demikian, proses terjadinya beban berbeda, sehingga karakternya juga berbeda. Beban gempa terjadi akibat adanya percepatan tanah pada pondasi yang diteruskan ke struktur atas. Ini terjadi, karena secara tradisionil bangunan bersatu dengan pondasinya. Hasilnya jika disederhanakan, pada pusat massa seakan‐akan ada beban lateral, sesuai hukum kedua Newton, yaitu F = m∙ a.
Page 27
Karakteristik Penting Bangunan terhadap Angin dan Gaya Gempa
Besarnya percepatan tanah (a) tergantung lokasi (tempat), karena Indonesia berada pada daerah ring of fire (Gambar 5), maka resiko terjadi gempa juga besar. Adapun parameter massa (m) tergantung jenis bangunan, yang ringan mengakibatkan beban gempa lebih yang kecil dibanding yang berat. Itulah mengapa bangunan tradisionil dari kayu relatif lebih tahan gempa (rusak sedikit) dibanding rumah batu. Page 28
PEMBAHASAN
Page 39
Page 40
BURJ KHALIFA Gedung Beton Tertinggi Burj Khalifa (828 m) di Dubai, saat ini (2013) menjadi bangunan tertinggi di dunia. Ketinggiannya melesat 60% lebih tinggi dari Taipei 101 (508 m), yang sebelumnya telah menduduki singgasana itu selama 6 tahun (2004 – 2010) setelah mengalahkan menara kembar Petronas Tower (452 m), di Kuala Lumpur. Konstruksi utama beton bertulang, dan baja untuk bagian menaranya. Penggunaan beton cukup menarik, sepertinya akan menjadi kecenderungan gedung super‐ tinggi yang lain.
Page 41
BURJ KHALIFA Gedung Beton Tertinggi Faktor‐faktor yang menyebabkannya (Dewasubroto 2012, 83), adalah : Besarnya massa dan rigiditas beton memperbesar redaman dibanding baja, yang akan mengurangi gaya akibat angin pada bangunan super‐tinggi. Peningkatan mutu campuran beton semakin baik, dari segi kekuatan (fc) dan modulus elastisitas (Ec), termasuk SCC (SelfConsolidating Concrete). Beton bertulang secara nature bersifat tahan api (fire resistant) Page 42
BURJ KHALIFA Gedung Beton Tertinggi
Tersedia selfclimbing formwork dinding otomatis dari Doka, Austria.
Tersedia teknologi pompa beton kapasitas 5500 psi padahal perlunya hanya 3000 psi, yaitu buatan Putzmeister, Jerman. Crane sudah tidak diperlukan lagi.
Page 43
BURJ KHALIFA Gedung Beton Tertinggi
Page 44
BURJ KHALIFA Gedung Beton Tertinggi Keistimewaan yang lain, yang tercatat dari pembangunan gedung Burj Khalifa adalah: Tinggi arsitektur 828 m, jumlah lantai 160, konstruksi mulai 2004 sampai 2010, setara dengan kerja sebanyak 22 juta orang per jam. Tower beton bertulang seluas 280,000 m2 digunakan untuk tempat tinggal dan kantor, sebagian juga hotel. Adapun luas tower dan podium adalah 465,000 m2. Luas dasar (site area) adalah 104,210 m2, luasan proyek 454,249 m2.
Page 45
BURJ KHALIFA Gedung Beton Tertinggi
Mutu beton 60 – 80 MPa dan Ec 43,800 N/mm² (maks) sebanyak 250,000 m3 (setara 110,000 gajah), tulangan baja perlu 39,000 ton, dinding penutup 83,600 m2 kaca dan 27,900 m2 metal (ekivalen 17 lapangan bola). Aluminium yang dipakai setara lima pesawat A380, panjang baja stainless setara 293 kali tinggi menara Eiffel di Paris.
Page 46
BURJ KHALIFA Struktur Bangunan
Sistem struktur baru, yang dinamakan ”buttressed core”, terdiri dari dinding beton mutu tinggi membentuk tiga sayap yang saling menopang satu sama lain melalui enam sisi core tengah atau hub hexagonal. Page 47
BURJ KHALIFA Struktur Bangunan Idenya sederhana, core beton menghasilkan kekakuan torsi, sekaligus pelindung elevator. Tiga sayap menopang core beton terhadap angin. Untuk menghasilkan satu kesatuan diberikan outriggers di setiap ketinggian tertentu. Hasilnya denah berbentuk Y, yang ternyata ideal sekali untuk bangunan resident dan hotel, karena memberikan keleluasaan pemandangan luar yang terbaik. Page 48
BURJ KHALIFA Struktur Bangunan Terhadap Angin Untuk mendapatkan stabilitas bangunan terhadap pengaruh angin, maka perencana hanya mengandalkan pada bentuk dan berat sendiri dari bangunannya saja. Oleh sebab itu pemakaian beton SCC (self compacted conrete) pada proyek tersebut sangat membantu, mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan mempunyai massa atau berat yang memadai untuk menghasilkan pengimbangan terhadap angin. Page 49
PENUTUP
Page 50
Simpulan dan Saran Simpulan Struktur bangunan tinggi memiliki tantangan desain untuk pembangunan struktural dan geoteknis. Secara structural bangunan tinggi mempunyai tantangan besar terhadap angin dan gempa. Perencanaan struktur yang terbaik dengan memperhatikan kekuatan struktur terutama tehadap angin dan gempa merupakan hal utama dan penting dalam membangun sebuah bangunan tinggi.
Page 51
Simpulan dan Saran Saran Dalam membangun sebuah bangunan / gedung tinggi hendaknya bekerja sama dengan para insyinyur yang berpengalaman. Begitupun dalam memilih pekerja yang akan bekerja pada proyek besar tersebut. Pengalaman dalam bekerja menjadi salah satu rekomendasi penting untuk memilih pekerja dalam suatu proyek pembangunan.
Page 52
DAFTAR PUSTAKA
Page 53
Dewobroto, Wiryanto. 2012. “Menyongsong EraPembangunan Super Tinggi dan Mega Megah di Indonesia”. Jakarta. http://911research.wtc7.net/mirrors/guardian/WTC/WTC_c h2.html [23 April 2013] Putrohari, Rovicky. 2009. “Pedoman Teknis Rumah dan Gedung Tahan Gempa”. http://rovicky.wordpress.com/2009/09/09/pedoman-tekni s-rumah-dan-bangunan-gedung-tahan-gempa.html [23 April 2013] Indarwanto, Muji. 2010. “Teknologi Bangunan 6”. Jakarta.
Page 54
Page 55