Pengaruh Penerapan Gcg Dan Engungkapan Tanggung Jawab Sosial

  • Uploaded by: alimatul farida
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengaruh Penerapan Gcg Dan Engungkapan Tanggung Jawab Sosial as PDF for free.

More details

  • Words: 1,679
  • Pages: 5
Loading documents preview...
Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip GCG dan Pengungkapan Tanggungjawab Sosial terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Tergabung dalam IICG

Alimatul Farida Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang Jl. MT. Haryono No.193 Malang Email : [email protected]

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan mengadakan pengujian secara empiris mengenai pengaruh penerpan prinsip – prinsip GCG dan Pengungkapan Tanggungjawab Sosial terhadap kinerja perusahaan perbankan, baik pengaruh secara parsial maupun pengaruh secara simultan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang konsisten menerapkan dan malaporkan GCG ke IICG serta mengungkapkan CSR dalam laporan tahunan periode 2006-2012. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan GCG dan Pengungkapan Tanggungjawab Sosial secara bersama-sama mempengaruhi kinerja perusahaan. Akan tetapi secara parsial GCG tidak mempengaruhi kinerja perusahaan sedangkan pengungkapan Tanggungjawab Sosial secara parsial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kata kunci : Good Corporate Governance (GCG), Pengungkapan Tanggungjawab Sosial/Corporate Social Responbility (CSR), kinerja perusahaan.

ABSTRACT The purpose of this study was to determine and conduct test empirically the effect of Good Corporate Governance and Social Responsibility Disclosure on the performance of the banking company, either partially or influence effect simultaneously. The sample used in this study is a banking company listed on the Indonesia Stock Exchange who routinely apply the GCG and CSR revealed in the annual report 2006-2012 period. The results showed that the implementation of good corporate governance and CSR Disclosure jointly affect firm performance. However, the partial GCG does not affect the performance of the company, while the partial disclosure of CSR affect company performance. Keywords: Good Corporate Governance (GCG), Disclosure of Social Responsibility / Corporate Social Responsibility (CSR), corporate performance.

I. PENDAHULUAN Kondisi perekonomian Indonesia diperkirakan masih tetap stabil dan mampu bertahan dari gejolak ekonomi yang melanda Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2012 dan 2013 masingmasing tumbuh pada kisaran 6,1 - 6,5 persen dengan kecenderungan di tengah 6,3 persen. Menurut BPKP, hasil pemeriksaan kinerja Semester II Tahun 2012 ditemukan 1.440 kasus ketidakefektifan senilai Rp1,22 triliun, dan 36 kasus ketidak hematan/ketidakekonomisan senilai Rp56,73 miliar, serta 12 kasus ketidakefisienan senilai Rp141,34 miliar. Hasil pemeriksaan kinerja juga mengungkapkan adanya 1.411 kasus kelemahan pengendalian intern yang mempengaruhi kehematan/ekonomi, efisiensi, dan efektivitas sesuai dengan tujuan pemeriksaan kinerja. Kelemahan tersebut terdiri atas 36 kasus kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, 331 kasus kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, serta 1.044 kasus kelemahan struktur pengendalian intern. Selain itu, pemeriksaan kinerja juga mengungkapkan adanya 108 kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan senilai Rp408,37 miliar. Selama proses pemeriksaan kinerja entitas telah menindaklanjuti temuan ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan dengan melakukan penyerahan aset dan/atau penyetoran ke kas negara/ daerah/perusahaan senilai Rp2,97 miliar. Berbagai kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah akan terus dievaluasi dan disesuaikan dengan dinamika perekonomian tersebut. Seiring

dengan pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil dan mampu bertahan dari gejolak krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat (AS) dan Eropa, sudah banyak perusahaan di Indonesia yang menyadari akan arti pentingnya Penerapan PrinsipPrinsip Good Corporate Governance (GCG) dan program Corporate Social Responbility (CSR) atau pengungkapan tanggung jawab sosial. istilah Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responbility (CSR) bukan merupakan hal yang baru di Indonesia. Namun, isu mengenai Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responbility (CSR) semakin mencuat dan menjadi topik bahasan penting yang disebabkan karena bangkitnya kesadaran dan tanggung jawab secara nasional dalam ragka mendukung pemulihan kondisi perekonomian di Indonesia. Banyak perusahaan yang sebelumnya dikatakan sehat, namun kemudian berguguran karena tidak menerapkan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan program Corporate Social Responbility (CSR). Konsep Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responbility (CSR) banyak memberikan manfaat yang berarti bagi perusahaanperusahaan. Menurut BPKP, latar belakang kebutuhan atas GCG, dari latar belakang praktis, dilihat dari pengalaman Amerika Serikat yang harus melakukan restrukturisasi corporate governance akibat market crash pada tahun 1929. Dari latar belakang akademis, kebutuhan GCG timbul berkaitan dengan principal-agency theory. Implementasi dari GCG diharapkan bermanfaat untuk menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan. GCG diharapkan mampu mengusahakan keseimbangan antara berbagai kepentingan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh.

CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan. Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya, image perusahaan menjadi meningkat. Investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin baiknya citra perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga dalam waktu lama penjualan perusahaan akan membaik dan profitabilitas perusahaan juga meningkat. Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Good Corporate Governance berpengaruh secara positif terhadap kinerja perusahaan? 2. Apakah pengungkapan tanggung jawab sosial berpengaruh secara positif terhadap kinerja perusahaan? 3. Apakah Good Corporate Governance dan pengungkapan tanggung jawab sosial berpengaruh secara simultan positif terhadap kinerja perusahaan?

perilaku para eksekutif puncak perusahaan untuk melindungi kepentingan pemilik perusahaan (pemegang saham). Isu corporate governance muncul karena terjadi pemisahan antara kepemilikan dengan pengendalian perusahaan, atau seringkali dikenal dengan istilah masalah keagenan (Hastuti, 2005). Pemilik sebagai pemilik modal perusahaan mendelegasikan kewenangan untuk menggunakan perusahaan kepada manager. Namun, yang sering terjadi adalah keputusan yang diambil oleh manajemen tidak sematamata untuk kepentingan perusahaan tapi juga untuk kepentingan para eksekutif. Istilah corporate governance untuk pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee (Komite Cadbury) di tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam laporan mereka yang kemudian dikenal sebagai Cadbury Report. Laporan ini dipandang sebagai turning point (titik balik) yang sangat menentukan bagi praktik corporate governance di seluruh dunia, Surya dan Ivan (2006).

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui dan mengadakan pengujian secara empiris mengenai pengaruh penerapan prinsip-prinsip GCG terhadap kinerja perusahaan dengan variabel control size dan leverage perusahaan, untuk mengetahui dan mengadakan pengujian secara empiris mengenai pengaruh Pengungkapan Tanggunjawab Sosial terhadap kinerja perusahaan dengan variabel control size, leverage dan profitabilitas perusahaan, dan untuk mengetahui dan mengadakan pengujian secara empiris mengenai pengaruh simultan antara penerpan prinsip-prinsip GCG dan Pengungkapan Tanggungjawab Sosial terhadap kinerja perusahaan.

Kaen (2003) dalam Nurkhin (2009) mendefinisikan corporate governance sebagai sesuatu tentang siapa yang mengontrol perusahaan dan mengapa dia mengontrol. Cadburry Committee pada tahun 1992, mendefinisikan corporate governance sebagai prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada shareholder khususnya, dan stakeholder pada umumnya. Sementara itu Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan corporate governance sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.

Corporate governance pada dasarnya menyangkut masalah pengendalian

Corporate Governance mensyaratkan adanya struktur perangkat

untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Corporate Governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya dengan lebih efisien (Surya dan Ivan 2006, h.25). Penerapan corporate governance mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu diterapkannya corporate governance oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Berbagai definisi di atas mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan kemampuan operasional perusahaan dan pertanggungjawaban kepada publik sehingga produktivitas dan efisiensi dapat tercapai, serta adanya perlindungan terhadap kepentingan stakeholders. Anggraini (2006) dalam Nurkhin (2010) menyatakan bahwa tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi. Oleh karena itu dalam perkembangan sekarang ini akuntansi konvensional telah banyak dikritik karena tidak dapat mengakomodir kepentingan masyarakat secara luas, sehingga kemudian muncul konsep akuntansi baru

yang disebut sebagai Social Responsibility Accounting (SRA) atau Akuntansi Pertanggung jawaban Sosial. Di Indonesia praktek pengungkapan tanggung jawab sosial di atur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Paragraf 9, yang menyatakan bahwa: “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang laporan penting”. Selain itu, pengungkapan tanggung jawab sosial ini juga terdapat dalam keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. kep38/PM/1996 peraturan No. VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan. Peraturan ini berisi mengenai kebebasan bagi perusahaan untuk memberikan penjelasan umum mengenai perusahaan, selama hal tersebut tidak menyesatkan dan bertentangan dengan informasi yang disajikan dalam bagian lainnya. Penjelasan umum tersebut dapat berisi uraian mengenai keterlibatan perusahaan dalam kegiatan pelayanan masyarakat, program kemasyarakatan, amal, atau bakti sosial lainnya, serta uraian mengenai program perusahaan dalam rangka pengembangan SDM, (Almalia, Dewi & Is Hartono :2011). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1: Good Corporate Governance berpengaruh secara positif terhadap kinerja perusahaan dengan variabel kontrol size/ukuran perusahaan dan leverage pada perusahaan. H2: Pengungkapan tanggung jawab sosial berpengaruh secara positif terhadap kinerja perusahaan dengan variabel

kontrol size/ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas pada perusahaan. H3: Good Corporate Governance dan pengungkapan tanggung jawab sosial berpengaruh secara positif terhadap kinerja perusahaan. II. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada bulan Juni 2013 dengan menggunakan data laporan tahunan periode tahun 2006 – 2012 dengan cara mengambil data dari internet. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: 1. Kelompok perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 - 2012 yang konsisten menerapkan GCG dan melaporkan ke IICG. 2. Perusahaan perbankan tersebut mengungkapkan laporan CSR dalam laporan tahunan untuk periode akuntansi tahun 2006 - 2012 yang dapat diakses melalui website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Artinya, informasi yang terdapat dalam laporan tahunan tersebut adalah accestable. 3. Perusahaan tersebut mengungkapkan informasi mengenai corporate governance, struktur kepemilikan, rasio keuangan, dan auditor eksternal dalam laporan tahunannya. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian menurut metodenya dengan pendekatan eksperimen, karena berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Sugiyono, 2006:7). Pengujian analisis data menggunakan metode regresi linier berganda.

Sedangkan untuk pengujian analisis data menggunakan uji metode regresi linier berganda

Related Documents


More Documents from "dina diana"