Pengertian Imunisasi

  • Uploaded by: Eulis Nani R
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengertian Imunisasi as PDF for free.

More details

  • Words: 4,342
  • Pages: 19
Loading documents preview...
Pengertian Imunisasi Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi. Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau diminum (oral). Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk antibodi. Reaksi ini sama seperti jika tubuh kemasukan virus atau bakteri yang sesungguhnya. Antibodi selanjutnya akan membentuk imunitas terhadap jenis virus atau bakteri tersebut. Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit-penyakit menular yang bahkan bisa membahayakan jiwa. (Baca juga: 7 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi). Di Indonesia, imunisasi bayi dan anak dikelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama berisi jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah melalui program pengembangan imunisasi (PPI). Kelompok imunisasi yang diwajibkan ini dibiayai seluruhnya oleh pemerintah. Oleh karena itu vaksin-vaksin tersebut bisa diperoleh masyarakat luas secara gratis di Puskesmas dan Posyandu. Kelompok kedua adalah vaksin-vaksin yang dianjurkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jenis vaksin dalam kelompok ini belum diwajibkan pemerintah. Jenis-jenis Imunisasi Berikut jenis-jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan bisa didapat secara gratis di Puskesmas atau Posyandu: Jenis Vaksin

BCG

Hepatitis B

Polio

Keterangan Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) dapat diberikan sejak lahir. Imunisasi ini betujuan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit tubercolocis (TBC). Apabila vaksin BCG akan diberikan pada bayi di atas usia 3 bulan, ada baiknya dilakukan dulu uji tuberkulin. BCG boleh diberikan apabila hasil tuberkulin negatif. Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 hingga 6 bulan. Jarak antara dua imunisasi Hepatitis B minimal 4 minggu. Imunisasi ini untuk mencegah penyakit Hepatitis B. Imunisasi Polio diberikan untuk mencegah poliomielitis yang bisa menyebabkan kelumpuhan.

DPT

Campak

Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Ketiga penyakit ini sangat mudah menyerang bayi dan anak. Imunisasi DPT diberikan pada bayi umur lebih dari 6 minggu. Vaksin DPT dapat diberikan secara simultan (bersamaan) dengan vaksin Hepatits B. Ulangan DPT diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Usia 12 tahun mendapat vaksin TT (tetanus) melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Vaksin Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak-2 pada usia 6 tahun melalui program BIAS.

Dan berikut beberapa jenis vaksin penting namun belum diwajibkan oleh pemerintah: Jenis Vaksin

Hib

MMR

Hepatitis A Tifoid Pneumokokus (PCV)

Influenza

Keterangan Pemberian Vaksin Hib (Haemophilus influenzae tipe B) ditujukan untuk mencegah penyakit meningitis atau radang selaput otak. Vaksin Hib diberikan mulai usia 2 bulan dengan jarak pemberian dari vaksin pertama ke vaksin lanjutannya adalah 2 bulan. Vaksin ini dapat diberikan secara terpisah ataupun kombinasi dengan vaksin lain. Vaksin MMR diberikan untuk mencegah penyakit gondongan (mumps), campak (measles), dan campak jerman (rubela). MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan apabila belum mendapat imunisasi campak di umur 9 bulan. Umur 6 tahun diberikan imunisasi ulangannya. Vaksin ini direkomendasikan pada usia diatas 2 tahun, diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 6 sampai 12 bulan. Vaksin Tifoid direkomendasikan untuk usia diatas 2 tahun. Imunisasi ini diulang setiap 3 tahun. Apabila hingga usia di atas 1 tahun belum mendapatkan PCV, maka vaksin diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 2 bulan. Pada umur 2 hingga 5 tahun diberikan satu kali. Anak usia dibawah 8 tahun yang diimunisasi influenza untuk yang pertama kalinya direkomendasikan 2 dosis dengan jarak minimal 4 minggu.

Jadwal Imunisasi Yang perlu diperhatikan bagi ibu adalah agar mengimunisasi anak sedini mungkin. Sebelum melahirkan, berkonsultasilah dengan dokter atau bidan mengenai jadwal imunisasi sehingga segera setelah bayi lahir dapat memperoleh imunisasi yang tepat. Selain itu, selalu tepat jadwal dalam mengimunisasi anak, ini untuk mendapatkan hasil yang efektif. Berikut diagram jadwal imunisasi yang tepat bagi bayi Anda: (Klik pada gambar untuk memperbesar)

A.

Konsep Dasar Imunisasi dan pengertian Penyakit Hepatitis B

1.

Pengertian Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit serius yang paling efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2000). Atau pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. (Depkes RI, 2005). Hepatitis B (penyakit kuning) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan pengerasan hati (Cirrhosis Hepatis), kanker hati (Hepato Cellular Carsinoma) dan menimbulkan kematian. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala. Penyakit hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya yang dapat menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia. Penyakit hepatitis B

diderita lebih 300 juta penduduk dunia dari lebih dari 200 juta tinggal di negara berkembang seperti Asia. Makin tinggi prevelensi infeksi hepatitis B pada suatu tempat, maka makin banyak anak – anak dan bayi yang akan terinfeksi oleh virus tersebut karena sistem imun tubuh yang belum berkembang sempurna. Sampai saat ini penyakit hepatitis B belum ada obatnya sehingga perlu dioptimalkan upaya pencegahan. Salah satu pencegahan yang sangat efektif adalah dengan cara imunisasi hepatitis B. Imunisasi sangat penting untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit hepatitis B di Indonesia melalui imunisasi hepatitis B terhadap semua

bayi

yang

baru

lahir

sedini

mungkin

(0-7

hari)

setelah

kelahirannya. Imunisasi hepatitis B adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat timbul kekebalan terhadap penyakit hepatitis B (Depkes RI, 2004). Pelaksanaan program imunisasi merupakan program penting dalam upaya pencegahan primer bagi individu dan masyarakat terhadap penyebaran penyakit menular. Pelaksanan program imunisasi merupakan program penting dalam upaya pencegahan primer bagi individu dan masyarakat

terhadap

penyebaran

penyakit

menular.

Pelaksanaan

imunisasi menjadi kurang efektif bila banyak bayi yang tidak diimunisasi. 2.

Gejala

a)

Selera makan hilang.

b)

Rasa tidak enak di perut.

c)

Mual sampai muntah.

d)

Demam ringan.

e)

Kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas.

f)

Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning.

1)

Air seni berwarna seperti teh.

2)

Kotoran menjadi pucat.

3.

Penularan Hepatitis

B

merupakan

bentuk

Hepatitis

yang

lebih

serius

dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular. Ada dua macam cara penularan virus hepatitis B yaitu: a)

Secara vertical, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan, penularan bukan didapat dari darah bayi yang terhubung kepada ibu melalui plasenta bayi atau dari air susu ibu . Tapi bisa terjadi saat persalian atau juga ketika menyusui di mana terjadi kontak antara luka kecil pada puting susu ibu dengan mulut bayi.

b)

Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama serta hubungan seksual dengan penderita.

4.

Cara Pencegahan

a.

Imunisasi Usaha untuk memberikan kekebalan aktif pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu dengan cara pemberian vaksin yaitu kuman penyebab penyakit yang telah dilemahkan. Untuk mencegah penularan ini, setiap bayi diwajibkan mendapat vaksin hepatitis B pada usia 0-7 hari.

b.

Hindari aktivitas sex dengan berganti-ganti pasangan.

c.

Hindari mendapat donor darah yang tidak resmi.

d.

Hindari menggunakan jarum suntik bekas.

5.

Imunisasi Hepatitis B

Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-infecious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan

dalam

sel

ragi

(Hansenula

polymorpha)

menggunakan

teknologi DNA rekombinan. (vademecum Bio Farma Jan 2002). Pemberian vaksin bagi bayi pada awal masa kehidupannya sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya. Salah satu yang paling penting untuk diberikan adalah vaksinasi hepatitis B. Dari pengidap hepatitis kronik yang berada di masyarakat, sekitar 90 persen di antaranya mengalami infeksi mereka masih bayi. Infeksi dari ibu yang mengidap virus hepatitis bisa terjadi sejak masa persalinan hingga bayi mencapai usia balita a.) Jadwal imunisasi hepatitis B 1.) Saat lahir HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari. 2.) 1 bulan Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan. 3.) 6 bulan HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. b.) Kemasan 1.

Vaksin hepatitis B adalah vaksin yang berbentuk cairan.

2.

Vaksin hepatitis B terdiri dari dua kemasan:

3.

Kemasan dalam prefiil injection device (PID)

4.

Kemasan dalam vial

a.

Satu box vaksin hepatitis B PID terdiri dari 100 HB PID.

b.

Satu box vaksin hepatitis B vial terdiri dari 10 vial @ 5 dosis masingmasing

c.) Indikasi Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B. d.) Cara pemberian dan dosis untuk bayi dan anak-anak 1)

Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.

2)

Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID, pemberian suntikan secara intramuskuler, sebaiknya pada anterolateral paha.

a.

Pemberian sebanyak 3 dosis.

b.

Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan).

3)

Vaksin hepatitis B juga direkomendasikan untuk diberikan pada orang dewasa.

Dengan

tiga

kali

pemberian,

vaksin

hepatitis

B

dapat

memberikan perlindungan sebanyak 90 %. e.) Kontra idikasi Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat disertai kejang. f.)

Efek samping Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari. Imunisasi hepatitis B juga dapat menggunakan vaksin DPT-HB atau biasa disebut dengan combo.Vaksin mengandung DPT berupa toksoid difteri dan toksoid tetanus yang di murnikan dan pertusis yang inaktifasi

serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non infectious. Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis, tetanus dan hepatitisB Cara pemberian dan dosis: •

Pemberian dengan cara intramuskular, 0,5 ml sebanyak 3 dosis.



Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya denga interval 4

minggu (1 bulan). Jumlah Pemberian: Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga. Usia Pemberian Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi tsb dilakukan tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum usia 24 jam. Lokasi Penyuntikan: Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero= otot-otot bagian depan, lateral= otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tidak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin. Efek Samping: Umumnya tak terjadi. Jikapun ada (jarang) berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul demam ringan dan pembengkakan. Namun rekasi ini akan menghilang dalam waktu dua hari. Tanda Keberhasilan: Tak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di atas 1000, berarti daya tahanya 8 tahun; diatas 500, tahan 5

tahun; diatas 200 tahan 3 tahun. Tetapi kalau angkanya cuma 100, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya 0 berarti si bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi. Tingkat Kekebalan: Cukup tinggi, antara 94-96%. Umumnya setelah 3 kali suntikan, lbih dari 95% bayi mengalami respons imun yang cukup. Kontra indikasi: Tak dapat diberikan pada anak yang sakit berat 6.

Tujuan Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit hepatitis B

7.

Sasaran Program Imunisasi Imunisasi hepatitis B sangat dianjurkan untuk kelompok orang berikut:

a)

Bayi baru lahir Mencakup bayi usia 0-1 tahun untuk mendapatkan vaksinasi Hepatitis-B

b)

Anak dan remaja yang belum mendapat imunisasi hepatitis B

c)

Keluarga yang salah satu anggota keluarganya terinfeksi virus hepatitis B

d)

Pekerja medis

e)

Pekerja laboratorium

f)

Penderita gangguan penyakit yang sering cuci darah atau mendapat transfusi darah

8.

Manfaat a. Manfaat untuk anak Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh virus hepatitis B

b. Manfaat untuk keluarga Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila si orang tua yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa kanak-kanak dengan aman.

c. Manfaat untuk negara Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa Indonesia diantara segenap bangsa didunia. (Depkes RI, 2001) 9.

Cara Pemberian dan Waktu Imunisasi Hepatitis Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus. Vaksin hepatitis B dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel virus) yang telah mengalami proses pemurnian. Vaksin hepatitis B akan rusak karena pembekuan dan pemanasan. Vaksin hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur 2,8°C. Imunisasi lengkap hepatitis B dapat mencegah infeksi virus hepatitis B (VHB) selama 15 tahun. Imunisasai hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi pertama dan kedua diberikan dalam jarak 1 bulan. Sedangkan imunisasi ketiga diberikan 5 bulan setelah imunisasi kedua. Pemberian imunisasi hepatitis B sebaiknya sedini mungkin yaitu saat bayi hendak pulang dari rumah bersalin. Bagi orang dewasa sebaiknya dilakukan pemeriksaan untuk melihat kadar anti HBs. Anti HBs adalah antibodi terhadap antigen permukaan VHB (HBs-Ag). Dengan begitu dapat dinilai apakan tubuh telah memiliki kekebalan terhadap hepatitis B atau tidak. Jika tubuh telah memiliki cukup kekebalan terhadap infeksi VHB maka imunisasi hepatitis B tidak diperliukan lagi. Namun pada kenyataannya pemeriksaan kadar anti-HBs lebih mahal daripada harga vaksin hepatitis B, dengan begitu bagi mereka yang beresiko tinggi tertular VHB imunisasi bisa langsung diberikan. Hepatitis B-1 HB-1

harus

diberikan

sedini

mungkin

setelah

lahir

atau

maksimal dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila

semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari. Hepatitis B-2 Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan. 0-2 bulan

Pengertian Imunisasi BCG

Imunisasi BCG

Imunisasi BCG adalah vaksinasi hidup yang diberikan pada bayi untuk mencegah terjadinya penyakit TBC. BCG berasal dari strain bovinum Micobakcterium Tuberculosis oleh Calmette dan Guerin yang mengandung sebanyak 50.000 – 1.000.000 partikel/ dosis. Vaksin ini dikembangkan pada tahun 1950 dari bakteri M. tuberculosis yang hidup, karenanya bisa berkembang biak dalam tubuh dan diharapkan bisa mengindus antibodi seumur hidup. Selain itu, pemberian 2 atau 3 kali tidak berpengaruh sehingga vaksinasi BCG hanya diperlukan sekali seumur hidup (Depkes RI, 2005: 3).

Manfaat dan Jadwal Pemberian Imunisasi BCG Tujuan dari pemberian imunisasi BCG terhadap anak balita 0-1 tahun adalah untuk mencegah penyakit TBC. Telah diketahui bahwa penyakit TBC mudah sekali menular, sedangkan pada masa bayi telah diketahui pula peka terhadap serangan penyakit, apalagi terhadap penyakit menular. Tentunya memberikan peluang yang sangat besar untuk terkena penyakit menular atau TBC kalau anak tersebut tidak diimunisasi BCG. Oleh karena itu, imunisasi BCG sangat baik diberikan pada saat bayi umur 0-7 hari. Keefektifan vaksin pada saat umur bayi 0-7 hari bisa mencapai 99% jika dibarengi cara penyuntikaannya juga tepat. Kesehatan anak di waktu kecil akan menentukan kesehatan dan kesejahteraan di waktu dewasa nantinya, misalnya TBC dapat menjadi TBC otak yang mengakibatkan anak menjadi bodoh dan cacat di waktu kecil yang pastinya pertumbuhan dan perkembangannya akan terganggu di masa dewasa nantinya. Selain itu kuman TBC juga dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti paru-paru, tulang, kelenjar getah bening, sendi, ginjal dan hati. Untuk itu pemberian imunisasi BCG secara dini sangatlah diperlukan. Sedangkan jadwal pemberian imunisasi imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada waktu

bayi baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi yang paling baik sebaiknya dilakukan pada bayi sebelum usia 2 bulan.

E. ALAT DAN BAHAN IMUNISASI  Spuit disposibel 2,5 cc dan jarumnya  Vaksin DPT dan pelarutnya dalam termos es  Kapas alcohol  Sarung tangan F. 1. 2. 3. 4. 5.

PROSEDUR KERJA IMUNISASI Cuci tangan Gunakan sarung tangan Jelaskan kepada orang tua prosedur yang akan dilakukan Ambil vaksin DPT dengan spuit sesuai dengan program /anjuran, yaitu 0,5 ml Atur posisi bayi (bayi dipangku ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi, meyangga kepala bahu, dan memegang sisi luar tangan kiri bayi. Tangan kanan bayi melingkar ke belakang

tubuh ibu dan tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat). 6. Lakukan desinfeksi 1/3 area tengah paha bagian luar yang akan diinjeksi dengan kapas alcohol 7. Regangkan daerah yang akan diinjeksi 8. Lakukan injeksi dengan memasukkan jarum ke intramuskular di daerah femur 9. Lepaskan sarung tangan 10. Cuci tangan 11. Catat reaksi yang terjadi

C. CARA PEMBERIAN IMUNISASI CARA PEMBERIAN: 1. Disuntikkan secara intramuskuler di anterolateral paha atas pada bayi dan lengan kanan pada anak usia 1,5 tahun 

Tidak dianjurkan pada : Bagian bokong anak karena dapat menyebabkan luka saraf siatik.



Pemberian intrakutan dapat meningkatkan reaksi lokal.

1.

Satu dosis adalah 0,5 ml

A.PENGERTIAN IMUNISASI POLIO Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan bayi dan anak dengan memasukan vaksin ke dalam tubuh agar membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.

Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio. Tujuan diberikan imunisasi adalah di harapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu

C.TUJUAN IMUNISASI POLIO Imunisasi polio digunakan untuk untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit polimielitis atau penyakit polio yang biasanya disebabkan oleh virus polio, yang terbagi menjadi tiga tipe yaitu tipe P1, P2 dan P3. Tujuan Imunisasi Campak Tujuan diberikannya imunisasi campak adalah untuk mencegah anak tidak tertular penyakit campak atau biasa juga disebut penyakit tampek yang disebabkan oleh virus morbili. Ciri-ciri penyakit campak bisa dilihat antara 7-14 hari setelah terinfeksi seperti gejala flu, yakni: panas/demam, pilek, dan batuk. Tanda-tanda campak selanjutnya diikuti dengan mata menjadi merah dan berair, sehingga silau jika terkena cahaya.

Pengertian Imunisasi Campak Sudah disinggung sebelumnya, bahwa Imunisasi campak merupakan suatu proses memasukkan virus campak yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh guna merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi atau kekebalan terhadap penyakit campak. Jadi manfaat imunisasi campak pada bayi sangatlah penting karena campak dapat menular dengan mudah. Ciri-ciri penyakit campak bisa dilihat antara 7-14 hari setelah terinfeksi seperti gejala flu, yakni: panas/demam, pilek, dan batuk. Tanda-tanda campak selanjutnya diikuti dengan mata menjadi merah dan berair, sehingga silau jika terkena cahaya. Kemudian, akan muncul bintik-bintik kecil berwarna putih di bagian dalam mulut. Setelah itu, yang paling memperlihatkan bahwa itu penyakit campak adalah munculnya bercak-bercak merah yang biasanya dimulai dari daerah telinga, leher, muka, dada, tangan, dan kaki. Campak dapat menular melalui perantara udara atau percikan ludah yang terhirup lewat hidung atau mulut. Cara Pemberian Imunisasi Campak Vaksin campak diberikan dengan cara disuntikkan di bagian lengan atas atau otot paha.

Pengertian Vaksin tetanus toksoid adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml alumunium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet.

Dosis Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 intra unit

Dosis Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 intra unit.

Kemasan 

1 bok vaksin terdiri dari 10 vial.



1 vial berisi 10 dosis.



Vaksin TT berbentuk cairan.

Manfaat 1. Mencegah tetanus pada bayi baru lahir (diberikan pada wanita usia subur atau ibu hamil). 2. Mencegah tetanus pada ibu bayi. 3. Dapat digunakan oleh siapa saja yang terluka seperti terkena benda berkarat, jatuh di jalan raya.

Indikasi Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.

Kontra Indikasi Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT.

Efek Samping Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejalanya seperti lemas dan kemerahan pada lokasi penyuntikan dan bersifat sementara. Terkadang terjadi demam.

Jadwal Pemberian

Jadwal pemberian imunisasi TT pada WUS (wanita usia subur)

1. TT 1, diberikan dengan dosis 0,5 cc. 2. TT 2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT 1, dapat memberikan perlindungan selama 3 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. 3. TT 3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT 2, masa perlindungan 5 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. 4. TT 4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 3, masa perlindungan 10 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. 5. TT 5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 4, masa perlindungan 25 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.

A.

Pengertian Imunisasi TT Imunisasi TT Pada ibu Hamil adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan pada ibu hamil terhadap infeksi tetanus yaitu dengan menyuntikan vaksin tetanus toxoid

B. 1.

Tujuan pemberian Imunisasi TT Memberikan kekebalan pasif kepada ibu hamil terhadap tetanus, karena

vaksinasi

selama

hamil

juga

ikut

membantu

bayinya

2.

menghindari tetanus selama beberapa minggu setelah lahir. Mencegah terjadinya penyakit tetanus pada ibu saat hamil, bersalin

3.

dan nifas Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum misalnya akibat infeksi tali pusat pada proses persalinan

C.

Jadwal pemberian Imunisasi TT TT1 : Diberikan pada kunjungan awal/ Trimester I TT2 : 4 Minggu setelah TT1 perlindungan 3 tahun TT3 : 6 Bulan setelah TT2 perlindungan 5 Tahun TT4 : 1 Tahun setelah TT3 perlindungan 10 Tahun TT5 : 1 Tahun setelah TT4 perlindungan 25 Tahun

D.

Interval Pemberian imunisasi TT Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil adalah 2 kali dengan selang

waktu pemberian minimal 4 minggu 1. Apabila sebelumnya ibu telah mendapatkan imunisasi TT pada masa calon pengantin, maka imunisasi TT cukup diberikan 1X saja.

2.

Bila ibu belum pernah TT atau masih ragu, perlu diberikan TT sejak kunjungan 1 sebanyak 2x dengan jadwal minimal 1 bulan atau 4

3.

minggu. Apabila pernah menerima TT 2 kali pada kehamilan terdahulu dengan jarak kehamilan tidak lebih dari 2 tahun, maka TT cukup di berikan 1 kali.(TT ulang)pada kunjungan kehamilan yang pertama.

E.

Tempat penyuntikan Imunisasi TT Imunisasi TT di berikan selama masa kehamilan pada 1/3 lengan kiri atas bagian luar dengan dosis 0,5 cc.

F. Efek samping penyuntikan Nyeri, kemerahan, bengkak selama 1- 2 hari pada tempat penyuntikan. G. H. 1.

Cara mengatasi efek samping Kompres dengan air hangat pada tempat penyuntikan. Akibat bila imunisasi TT tidak diberikan pada ibu hamil. Meningkatkan resiko terjadinya penyakit tetanus pada ibu hamil bila terluka

2.

I. 1. 2. 3. 4.

Meningkatkan resiko terkadinya tetanus neonatorum pada bayinya

Tempat pelayanan untuk mendapatkan Imunisasi TT Puskesmas RB BPS RS

Bias adalah bulan dimana seluruh kegiatan imunisasi dilaksanakan di seluruh Indonesia yang perencanaannya dilakukan pada tanggal 14 Nopember 1997 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan. Imunisasi dalah pemberian vaksin dengan tujuan agar mendapatkan perlindungan (kekebalan) dari penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Tujuan pelaksanaan BIAS adalah mempertahankan Eleminasi Tetanus Neonaturum, pengendalian penyakit Difteri dan penyakit Campak dalam jangka panjang melalui imunisasi DT, TT dan Campak pada anak sekolah. Imunisasi yang diberikan pada BIAS ada tiga jenis yaitu: 1. Campak pada anak kelas I 2. DT pada anak kelas I 3. TT pada anak kelas II dan III

Campak Sering disebut Tampek (Betawi), Gabagan (Jawa), Madewa (Bali), Mazelen (Belanda), Maesles (Inggris) dan Morbili (Latin) adalah penyakit yang sangat berbahaya untuk bayi dan anak karena sering disertai komplikasi bronchopneumonia yang banyak menyebabkan kematian pada bayi dan anak. Bahaya penyakit campak adalah panas tinggi, radang mulut dan tenggorokan, diare, radang otak, gizi memburuk, radang paru. Cara penularannya secara kontak langsung dan melalui pernafasan penderita. Siswa yang terkena campak sebaiknya tidak diijinkan sekolah sampai sembuh agar tidak terkaji penularan ke teman-temannya. Pencegahannya dengan pemberian imunisasi Campak pada waktu bayi (9 bulan) dan diulang (booster) kembali pada waktu kelas I SD untuk menambah kekebalan seumur hidup. DT Difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya dapat menyebabkan kematian anak hanya dalam beberapa hari saja. Tetanus adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka Cara penularan Difteri melalui percikan-percikan ludah penderita waktu batuk dan bersin, melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makanan yang dicemari kuman-kuman penyakit. Sedangkan Tetanus penuralannya melaui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku, beling). Difteri: kerusakan jantung, pernafasan tersumbat Tetanus: mulut terkancing, kaku, kejang, radang paru Pencegahannya dengan imunisasi DPT pada saat bayi dan Imunisasi DT pada kelas I SD serta Imunisasi TT pada kelas II dan III sebagai ulangan (booster) untuk menambah kekebalan seumur hidup. Tetanus Neonatorum adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka. Cara penularan Tetanus Neonatorum melalui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku, beling). Bahayanya: mulut terkancing, kaku, kejang, dan radang paru Pencegahannya dengan pemberian imunisasi DPT pada bayi, DT pada kelas I, TT pada kelas II dan III SD sebagai ulangan (booster) untuk menambah kekebalan seumur hidup dan imunisasi TT pada wanita usia subur (WUS) 15-39 tahun/Ibu hamil sampai dengan status T5. BIAS dilaksanakan 2 kali setahun yaitu pada :

1. Bulan September untuk pemberian imunisasi Campak pada anak kelas I 2. Bulan Nopember untuk pemberian imunisasi DT pada anak kelas I, TT pada anak kelas II dan III. BIAS dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok Pesantren, Seminari, SDLB). Sasaran kegiatan BIAS adalah seluruh anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok Pesantren, seminari, SDLB) laki-laki dan perempuan. Untuk anak yang tidak sekolah pada pelaksanaan BIAS agar diajak ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan imunisasi, sedangkan untuk anak yang sakit pemberian imunisasi ditunda dan apabila sembuh agar diajak ke puskesmas terdekat untuk diimunisasi. Jadwal Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

Bulan Kelas September

Nopember

I

Campak

DT



II





TT

III





TT

Kebijakan Dan Strategi Program Imunisasi Di Indonesia 1. 1. Kebijakan 1. Penyelenggaraan Imunisasi dilaksanakan oleh Pemerintah, swasta dan masyarakat, dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak terkait. 2. Mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi baik terhadap sasaran masyarakat maupun sasaran wilayah. 3. Mengupayakan kualitas pelayanan yang bermutu. 4. Mengupayakan kesinambungan penyelengaraan melalui perencanaan program dan anggaran terpadu.

5. Pehatian khusus diberikan untuk wilayah rawan social, rawan penyakit (KLB) dan daerah-daerah sulit secara geografis

IMUNISASI CATI Meningkat Kekebalan tubuh dari Infeksi Tetanus Suntik TT atau Vaksin Tetanus Toksoid merupakan suntik yang wajib dilakukan untuk perempuan yang akan menikah (sebaiknya dilakukan 1 bulan sebelum menikah). Setelah dilakukan penyuntikan nanti akan diberikan surat atau kartu suntik TT.

Pengertiannya

Related Documents

Pengertian Imunisasi
February 2021 1
Poa Imunisasi
February 2021 1
Ruk Imunisasi
February 2021 1
Pengertian Ejaan
January 2021 1
Pengertian Manajer
February 2021 0
Poa Imunisasi
February 2021 1

More Documents from "Nyoman Satriyawan"

Pengertian Imunisasi
February 2021 1
March 2021 0
Saxophone Jubilee
January 2021 2