Pengujian Tarik

  • Uploaded by: chandrajuliyana
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengujian Tarik as PDF for free.

More details

  • Words: 3,063
  • Pages: 21
Loading documents preview...
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

BAB II MODUL I PENGUJIAN TARIK

2.1 TUJUAN Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dari suatu logam atau paduannya, yaitu antara lain : 

Kekuatan tarik ( Tensile Strength )

: Su



Kekuatan luluh ( Yield Strength )

: Sy



Modulus Elastisitas

:E



Perpanjangan

:e



Reduksi penampang

:q

Selain itu pengujian tarik dilakukan untuk megetahui : 

Persamaan tegangan alir

:σ=Kεn



Koefisien penerasan regangan

:n



Perbandingan regangan plastis

:R

2.2 TEORI DASAR Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu . Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

4

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

Gambar 2.1 Gambaran Singkat Uji Tarik

Seperti pada gambar 2.1 benda yang di uji tarik diberi pembebanan pada kedua arah sumbunya. Pemberian beban pada kedua arah sumbunya diberi beban yang sama besarnya. Pengujian tarik adalah dasar dari pengujian mekanik yang dipergunakan pada material. Dimana spesimen uji yang telah distandarisasi, dilakukan pembebanan uniaxial sehingga spesimen uji mengalami peregangan dan bertambah panjang hingga akhirnya patah. Pengujian tarik relatif sederhana, murah dan sangat terstandarisasi dibanding pengujian lain. Dari pengujian tarik dapat diperoleh kurva mesin. Kurva mesin adalah kurva yang langsung diperoleh dari mesin yang menyatakan hubungan antara gaya tarik dengan perubahan panjang.

Gambar 2.2 Diagram Gaya Tarik Terhadap Perubahan Panjang

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

5

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

Dari kurva tersebut kemudian dihitung besarnya tegangan teknis dan regangan teknis, sehingga didapatkan kurva teknis.

Gambar 2.3 Kurva Tegangan - Regangan

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar penguijian menghasilkan nilai yang valid adalah bentuk dan dimensi spesimen uji, pemilihan grips dan lain-lain. 1. Bentuk dan Dimensi Spesimen Uji Spesimen uji harus memenuhi standar dan spesifikasi dari ASTM E8 atau D638. Bentuk dari spesimen penting karena kita harus menghindari terjadinya patah atau retak pada daerah grip atau yang lainnya. Jadi standarisasi dari bentuk spesimen uji dimaksudkan agar retak dan patahan terjadi di daerah gage length.

Gambar 2.4 Spesimen Uji Tarik

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

6

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

Gambar 2.5 Ilustrasi Pengukur Regangan pada Spesimen

2. Grip and Face Selection Face dan grip adalah faktor penting. Dengan pemilihan setting yang tidak tepat, spesimen uji akan terjadi slip atau bahkan pecah dalam daerah grip (jaw break). Ini akan menghasilkan hasil yang tidak valid. Face harus selalu tertutupi di seluruh permukaan yang kontak dengan grip. Agar spesimen uji tidak bergesekan langsung dengan face. Beban yang diberikan pada bahan yang di uji ditransmisikan pada pegangan bahan yang diuji. Dimensi dan ukuran pada benda uji disesuaikan dengan standar baku pengujian. 2.2.1 Kekuatan Tarik Kekuatan yang biasanya ditentukan dari suatu hasil pengujian tarik adalah kuat luluh (Yield Strength) dan kuat tarik (Ultimate Tensile Strength). Kekuatan tarik atau kekuatan tarik maksimum (Ultimate Tensile Strength / UTS), adalah beban maksimum dibagi luas penampang lintang awal benda uji.

Keterangan : Su

= Kuat tarik

Pmaks = Beban maksimum A0

= Luas penampang awal

Untuk logam-logam yang liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban maksimum dimana logam dapat menahan sesumbu untuk keadaan yang LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

7

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

sangat terbatas. Tegangan tarik adalah nilai yang paling sering dituliskan sebagai hasil suatu uji tarik, tetapi pada kenyataannya nilai tersebut kurang bersifat mendasar dalam kaitannya dengan kekuatan bahan. Untuk logam-logam yang liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban maksimum, di mana logam dapat menahan beban sesumbu untuk keadaan yang sangat terbatas. Akan ditunjukkan bahwa nilai tersebut kaitannya dengan kekuatan logam kecil sekali kegunaannya untuk tegangan yang lebih kompleks, yakni yang biasanya ditemui. Untuk berapa lama, telah menjadi kebiasaan mendasarkan kekuatan struktur pada kekuatan tarik, dikurangi dengan faktor keamanan yang sesuai. Kecenderungan yang banyak ditemui adalah menggunakan pendekatan yang lebih rasional yakni mendasarkan rancangan statis logam yang liat pada kekuatan luluhnya. Akan tetapi, karena jauh lebih praktis menggunakan kekuatan tarik untuk menentukan kekuatan bahan, maka metode ini lebih banyak dikenal, dan merupakan metode identifikasi bahan yang sangat berguna, mirip dengan kegunaan komposisi kimia untuk mengenali logam atau bahan. Selanjutnya, karena kekuatan tarik mudah ditentukan dan merupakan sifat yang mudah dihasilkan kembali (reproducible). Kekuatan tersebut berguna untuk keperluan spesifikasi dan kontrol kualitas bahan. Korelasi empiris yang diperluas antara kekuatan tarik dan sifat-sifat bahan misalnya kekerasan dan kekuatan lelah, sering dipergunakan. Untuk bahan-bahan yang getas, kekuatan tarik merupakan kriteria yang tepat untuk keperluan perancangan. Tegangan di mana deformasi plastik atau batas luluh mulai teramati tergantung pada kepekaan pengukuran regangan. Sebagian besar bahan mengalami perubahan sifat dari elastik menjadi plastik yang berlangsung sedikit demi sedikit, dan titik di mana deformasi plastik mulai terjadi dan sukar ditentukan secara teliti.

Telah digunakan berbagai kriteria permulaan batas luluh yang tergantung pada ketelitian pengukuran regangan dan data-data yang akan digunakan. LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

8

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

1. Batas elastik sejati berdasarkan pada pengukuran regangan mikro pada skala regangan 2 X 10-6 inci/inci. Batas elastik nilainya sangat rendah dan dikaitkan dengan gerakan beberapa ratus dislokasi. 2. Batas proporsional adalah tegangan tertinggi untuk daerah hubungan proporsional antara tegangan-regangan. Harga ini diperoleh dengan cara mengamati penyimpangan dari bagian garis lurus kurva tegangan-regangan. 3. Batas elastik adalah tegangan terbesar yang masih dapat ditahan oleh bahan tanpa terjadi regangan sisa permanen yang terukur pada saat beban telah ditiadakan. Dengan bertambahnya ketelitian pengukuran regangan, nilai batas elastiknya menurun hingga suatu batas yang sama dengan batas elastik sejati yang diperoleh dengan cara pengukuran regangan mikro. Dengan ketelitian regangan yang sering digunakan pada kuliah rekayasa (10-4 inci/inci), batas elastik lebih besar daripada batas proporsional. Penentuan batas elastik memerlukan prosedur pengujian yang diberi beban-tak diberi beban (loadingunloading) yang membosankan.

Gambar 2.6 Profil Data Hasil Uji Tarik

2.2.2

Kekuatan Luluh (Yield Strength)

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

9

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

Salah satu kekuatan yang biasanya diketahui dari suatu hasil pengujian tarik adalah kuat luluh (Yield Strength). Kekuatan luluh (Yield Strength) merupakan titik yang menunjukan perubahan dari deformasi elastis ke deformasi plastis. Besar tegangan luluh dituliskan seperti pada persamaan 2.4, sebagai berikut.

Keterangan : Sy : Besarnya tegangan luluh (kg/mm2) Fy : Besarnya beban di titik yield (kg) Ao : Luas penampang awal benda uji (mm2) Tegangan di mana deformasi plastis atau batas luluh mulai teramati tergantung pada kepekaan pengukuran regangan. Sebagian besar bahan mengalami perubahan sifat dari elastik menjadi plastis yang berlangsung sedikit demi sedikit, dan titik di mana deformasi plastis mulai terjadi dan sukar ditentukan secara teliti. Kekuatan luluh adalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan. Definisi yang sering digunakan untuk sifat ini adalah kekuatan luluh ditentukan oleh tegangan yang berkaitan dengan perpotongan antara kurva tegangan-regangan dengan garis yang sejajar dengan elastis ofset kurva oleh regangan tertentu. Di Amerika Serikat offset biasanya ditentukan sebagai regangan 0,2 atau 0,1 persen (e = 0,002 atau 0,001)

Cara yang baik untuk mengamati kekuatan luluh offset adalah setelah benda uji diberi pembebanan hingga 0,2% kekuatan luluh offset dan kemudian pada saat beban ditiadakan maka benda ujinya akan bertambah panjang 0,1 sampai dengan 0,2%, lebih panjang daripada saat dalam keadaan diam.

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

10

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

Tegangan offset di Britania Raya sering dinyatakan sebagai tegangan uji (proff stress), di mana harga ofsetnya 0,1% atau 0,5%. Kekuatan luluh yang diperoleh dengan metode ofset biasanya dipergunakan untuk perancangan dan keperluan spesifikasi, karena metode tersebut terhindar dari kesukaran dalam pengukuran batas elastik atau batas proporsional.

Gambar 2.7 Metoda Offset

Untuk material yang tidak menunjukkan batas luluh yang jelas (material selain baja karbon rendah) maka kekuatan luluhnya dicari dengan menggunakan metoda offset yaitu : σ0,2% atau σ0,5%.  Perpanjangan (Elongation) : e

L f  L0 L0

 100%

 Reduksi penampang (reduction in area) : q

A0  A f A0

 100%

 Modulus elastisitas : E

Sy ey

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

11

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

Gambar 2.8 Necking (pengecilan setempat)

Pada diagram tegangan teknis – regangan teknis dapat dilihat daerah elastis yaitu bagian kurva dari titik awal batas luluh (O - A) dan daerah plastis yaitu mulai dari batas luluh sampai titik patah (A - C). Selanjutnya pada diagram tersebut dapat dilihat juga daerah deformasi seragam yaitu dari titik awal sampai titik akhir maksimum/kekuatan tarik (O - B) dan daerah deformasi tidak seragam yaitu mulai titik maksimum sampai titik patah (B - C), artinya mulai titik maksimum spesimen mengalami pengecilan penampang setempat (necking). Selama proses penarikan terhadap spesimen uji tarik, panjang spesimen selalu bertambah dan luas pemampang selalu berkurang, sehingga kurva teknis tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Oleh karena itu diperlukan kurva tegangan – regangan sebenarnya. Jika kurva sebenarnya diplot pada suatu sisitem koordinat maka hasilnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

12

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

Gambar 2.9 Kurva Sebenarnya

Tegangan sebenarnya (True Stress) ditentukan dengan membagi beban dengan luas penampang sebenarnya (sesaat pembebanan langsung). Sedangkan tegangan sebenarnya (True Strain) didapat dari hasil perubahan panjang dibagi panjang yang terjadi.  

  ln

F Ai

Li L0

Karena luas penampang sesaat dan panjang sesaat selama pengujian sukar dilakukan, makan tegangan sebenarnya dan regangan sebenarnya diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut : a. Untuk daerah deformasi plastis seragam, berlaku hubungan volume tetap. Ao .L0  Ai .Li 

 

A0 Li   e 1 Ai L0

F F A0 F A0     S (e  1) = Ai A0 A0 A0 A0

  ln

Li = ln(e+1) L0

b. Untuk daerah deformasi plastis tidak seragam, hubungan volume konstan sudah tidak berlaku lagi karena terjadi pengecilan penampang setempat (necking), maka :  

F 2 ; Ai  d Ai

  ln

A0 Ai

Dimana : LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

13

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN σ

= kekuatan tarik sebenarnya

ε

= regangan sebenarnya

A0

= luas penampang awal

Ai

= luas penampang sesaat (sebenarnya)

KELOMPOK 1

Secara umum mesin uji tarik dibagi dalam 3 kelompok yang didasarkan pada sistem kendalinya yaitu :  Mesin uji tarik kendali beban (mesin hidrolik)  Mesin uji tarik kendali gerak (mesin ulir penggerak/mekanik)  Mesin uji tarik kendali gerak dan beban (mesin servo hidrolik) Semua mesin uji tarik selama pengujian berlangsung, kecepatan kepala silang konstan yang menyatakan laju regang total (ε) dengan kecepatan kepala silang 2 - 5 mm/menit. Semua mesin uji mempunyai pengaruh yang besar terhadap bentuk diagram gaya, perubahan panjang dan terhadap perilaku perpatahan. Mesin ulir mekanik akan menampilkan titik luluh atas dan bawah serta titik-titik tersebut tidak akan tampak pada mesin hidrolik hanya besarnya perpanjangan pada beban tertentu dapat ditampilkan.

Gambar 2.10 Universal Testing Machine

2.3 ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

14

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN 2.3.1

KELOMPOK 1

Alat  Universal Testing Machine  Jangka sorong  Penggaris

2.3.2

Bahan  Spesimen uji berbentuk silinder (JIS Z220)  Kertas milimeter block

2.4 TATA CARA PRAKTIKUM 2.4.1 Skema Proses

Gambar 2.11 Skema Proses Pengujian Tarik

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

15

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

2.4.2 Penjelasan Skema Proses 1. Siapkan spesimen uji, kemudian ukur dimensinya. 2. Pasang spesimen uji dan atur posisinya agar tegak lurus pada penjepit. 3. Pasang kertas milimeter block pada mesin uji untuk mendapatkan kurva mesin. 4. Nyalakan mesin uji dan gerakkan balok palang mesin uji (cross head) dengan kecepatan konstan. 5. Pengujian dilakukan sampai spesimen uji mengalami patah. 6. Catat berapa beban maksimum setelah patah pada skala yang terdapat pada mesijn uji. 7. Matikan mesin setelah spesimen uji patah. 8. Amati perubahan yang terjadi pada spesimen uji. 9. Lakukan analisa dan pembahasan terhadap mesin uji yang telah dilakukan pengujian tarik. 10. Ambil kesimpulkan dari data pengujian tarik.

2.5

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 2.5.1 Pengumpulan Data Pengujian tarik dilakukan dengan menggunakan spesimen yang simetris, rata/seragam. Spesimen yang digunakan dalam praktikum ini adalah jenis material baja karbon rendah dengan spesifikasi sebagai berikut: Tabel 2.1 Data Pengujian Tarik Sebelum Penarikan

No 1 2

3

4

Data Jenis Material Panjang Awal (lo) Diameter Awal (do) Luas Penampang Awal (Ao)

Keterangan Baja ST 37 lo = 80 mm

do = 7,3 mm

Ao = 41,83 mm2

Panjang gauge lenght awal Diameter gauge lenght awal 2

Luas Penampang Awal: Ao = 1/4 π do2

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

16

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

= 1/4 (3,14) (7,3)2 = 41,83 mm2 Tabel 2.2 Data Pengujian Tarik Setelah Penarikan

No 1 2

3

Data

Keterangan Fmax = 1.960 kg

Diperoleh dari hasil

F max = 20 kotak

pengujian pada mesin

1 kotak = 98 kg

Skala

Fy = 1.176 kg

Tentukan posisi Fy dari

Fmax Skala

Fy

kurva mesin, lalu hitung Fy = 12 kotak

bebannya Panjang gauge length akhir

4

Panjang Akhir (lf)

lf = 86,6 mm

5

Diameter Akhir (df)

df = 3,6 mm

6

Luas Penampang akhir (Af)

Af = 10,17 mm2 = 6,6 mm

7

Perubahan Panjang ( )

Kekuatan Tarik (σu)

9

Kekuatan Luluh (σy)

10 11 12

Keuletan ( Modulus Elastisitas (E) Reduksi Penampang (q)

akhir Ao= 1/4πdo2 = lf – lo ; lalu dibandingkan skalanya

= 41 kotak 8

Diameter gauge length

σu = 46,85 kg/mm2 = 468,5 Mpa σy = 28,11 kg/mm2 = 281,1 Mpa = 8,25 % E = 340,72 kg/mm2 = 3,4 Gpa Q = 75,68 %

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

pada kurva mesin Σu = Fmax / Ao

σy = Fy / Ao

/

lo x 100 %

E = σy / q = (Ao-Af) /Ao x 100%

17

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN 2.5.2

KELOMPOK 1

PENGOLAHAN DATA

Gambar 2.11 Kurva Mesin Pengujian Tarik

Diketahui: Fmax = 1.960 kg Fmax = 20 kotak Fy = 12 kotak lf = 86,6 mm df = 3,6 mm Dari keterangan di atas kita dapat perhitungan sebagai berikut:

Skala = = Fy

= 98 = Fy (kotak) x skala

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

18

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

Af

KELOMPOK 1

= 12 x 98 = 1.176 kg = 1/4 π df 2 = 1/4 (3,14) (3,6)2 = 10,17 mm2 = lf - lo

\

σu

= 86,6 – 80 = 6,6 mm = = = 46,85 kg/mm2 = 46,85 x 10 = 468,5 MPa

σy

= = = 28,11 kg/mm2 = 28,11 x 10 = 281,1 Mpa = =

x 100% x 100%

= 8,25 % E

= = = 340,72 kg/mm2 = 340,72 x = 3,4 Gpa

q

=

=

x 100%

x 100%

= 0,7568 x 100% LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

19

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

= 75,68 %

Tabel 2.3 Nilai Konversi Kurva Tarik Mesin

No

Data F max = 1.960 kg

1

F max F max = 20 kotak

2

Skala

1 kotak = 98 kg Fy = 1.176 kg

3

Fy Fy = 12 kotak

4

Panjang Akhir ( lf )

lf = 86,6 mm

5

Diameter Akhir ( df )

df = 3,6 mm

Luas Penampang Akhir Af = 10,17 mm2

6 ( Af )

= 6,6 mm 7

Perubahan Panjang (

) = 41 kotak

8

Kekuatan Tarik ( σu )

σu = 46,85 kg/mm2 = 468,5 Mpa

9

Kekuatan Luluh ( σy )

σy = 28,11 kg/mm2 = 281,1 Mpa

10

Keuletan (

= 23,7 %

11

Modulus Elastisitas ( E )

E = 340,72 kg/mm2 = 3,4 Gpa

12

Reduksi Penampang ( q )

Q = 75,68 %

2.6

ANALISA DAN PEMBAHASAN Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik suatu spesimen yang diujikan. Dengan pengujian tarik sifat-sifat mekanik suatu jenis material dapat diketahui. Pengujian tarik dilakukan dengan cara menguji spesimen dari material yang

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

20

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

akan diujikan, sebelum diujikan material diukur terlebih dahulu lalu pada saat proses penarikan material mengalami proses necking, yaitu suatu proses penurunan secara lokal diameter bahan yang dinamakan penyempitan. Hal ini terjadi karena kenaikan kekuatan yang disebabkan oleh pengerasan regangan yang akan berkurang, untuk mengimbanginya penyempitan

penurunan permukaan penampang melintang. Pembentukan

menimbulkan

keadaan

tegangan

triaksial

pada

daerah

yang

bersangkutan. Pada pengujian tarik ini, patahan yang terbentuk pada spesimen uji membentuk cup and cone dan berserabut, sehingga spesimen uji tersebut telah mengalami patah ulet. Profil patahan cup and cone terdapat pada baja. Selama proses pengujian tarik terhadap spesimen uji tarik, panjang spesimen uji bertambah tetapi luas penampangnya berkurang sampai akhirnya patah. Hal ini disebabkan karena adanya gaya atau beban yang diberikan pada spesimen uji mengalami pengecilan penampang setempat (necking). Penarikan dan pembebanan juga memberikan gaya untuk mendeformasi spesimen, terbukti dengan adanya necking yang mengindikasi terjadinya reduksi penampang. Melalui perhitungan diperoleh reduksi penampang sebesar 75,68 %. Pengujian tarik menghasilkan kurva mesin yang menyatakan hubungan antara gaya tarik dengan perubahan panjang. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada praktikum ini, kita dapat mengetahui adanya perubahan ukuran spesimen dari data sebelum dilakukan pengujian tarik dengan setelah dilakukan pengujian tarik sebagai berikut:      

lo = 80 mm do = 7,3 mm Ao = 41,83 mm2 lf = 86,6 mm df = 3,6 mm Af = 10,17 mm2

Dari data tersebut kita dapat mengetahui bahwa selama proses pengujian tarik, panjang spesimen uji bertambah. Panjang awal spesimen uji sebelum dilakukan pengujian tarik adalah sebesar 80 mm. Sedangkan, setelah dilakukan proses pengujian LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

21

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

KELOMPOK 1

tarik, panjang spesimen bertambah menjadi 86,6 mm. Dengan kata lain, terjadi perubahan panjang sebesar 6,6 mm.

2.7 KESIMPULAN DAN SARAN 2.7.1 Kesimpulan 1. Pengujian tarik menguji spesimen baja karbon rendah dengan beban maksimum yang diperoleh dari mesin uji tarik sebesar 1816 Kg. 2. Melalui pengujian tarik dapat diketahui sifat-sifat mekanik dari suatu material, yaitu kekuatan tarik dan kekuatan luluh. Disamping itu padat diketahui pula modulus elastisitas, perpanjangan dan reduksi penampangnya.

2.7.2



Kekuatan tarik (Su) dari spesimen uji adalah 46,85 kg/mm2



Kekuatan luluh (Sy) dari spesimen uji adalah 28,11 kg/mm2



Modulus elastisitas (E) dari spesimen uji adalah 340,72 kg/mm2



Perpanjangan (e) dari spesimen uji adalah 8,25 %



Reduksi penampang (q) dari spesimen uji adalah 75,68 %

Saran Setelah melakukan praktikum, penyusun menyarankan agar alat yang

digunakan (mesin uji tarik) untuk pengujian tarik harus dilengkapi dengan monitor yang langsung menampilkan kurva hasil uji tarik. Sehingga kesalahan dapat diminimalisasi dan agar lebih praktis.

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

22

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN

LABORATORIUM PENGUJIAN LOGAM 2013

KELOMPOK 1

23

I-1

Related Documents

Pengujian Tarik
January 2021 1
Pengujian Mekanik.pdf
January 2021 1
Pengujian Hipotesis.pdf
January 2021 1
Amalan Wirid Tarik Kekayaan
February 2021 0
Laporan Uji Tarik
January 2021 2
Amalan Wirid Tarik Kekayaan
February 2021 0

More Documents from "Angki Rizki"

Pengujian Tarik
January 2021 1