Peran Bioetika Dalam Kedokteran Gigi

  • Uploaded by: Vembri Irawati
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peran Bioetika Dalam Kedokteran Gigi as PDF for free.

More details

  • Words: 3,777
  • Pages: 80
Loading documents preview...
PERAN BIOETIKA DAN HUMANIORA DALAM KEDOKTERAN GIGI

Dirwan Suryo Sularto

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah YOGYAKATA

Human as Biopschycosocial Creature

Ethics Ethics & Physician Medical Research Colleague Ethics Physicia s Basic nprinciples of Society medical Ethics ethics Physician -Patients

BIOETHICS

MEDICAL ETHICS Ethical code KODEKI

Environment al Health Law

Legislations

Hospital Law

Regulations

Works Health Law

Medicoethicolegal conflict

MEDICAL LAW KUHAP, KUHP, Administration

Medical Forensic

MEDICAL SCIENCE

DENTISTRY SCHOOL

Profession standard, Standard Operating Procedures

Professional Denstistry

HEALTH LAW

Kelahiran Bioetika (Etika Biomedis) Perubahan sejak 1950 Lingkungan umum global

Lingkungan khusus kesehatan

Perombakan tatanan dunia

Revolusi biomedis

Pemaduan ilmu, teknologi & bisnis global

Perkembangan profesi dokter

Perkembangan komunikasi, informasi & transportasi

Dilema baru bagi para dokter Biaya pemeliharaan kesehatan terus meningkat

Revolusi demografi Dominasi budaya

Peran swasta & masyarakat dalam upaya kesehatan

Krisis moral

Epidemi global

Situasi konflik

Penelitian yang melibatkan manusia

Degenerasi lingkungan hidup

Pasar bebas untuk jasa kesehatan Bioetika

Kelahiran Bioetika

Revolusi biomedis Perkembangan biologi baru Perkembangan ilmu kedokteran baru Perkembangan teknologi alat-alat medis Perkembangan bioteknologi modern

Perkembangan IPTEK-Dok & Biologi

Pemicu

Perkembangan Hak-Hak Azasi manusia (HAM) : • Liberalisme • Otonomi • Emansipasi • Anti kemapanan (Establishment) dan Otoritas (Authority)

Community

Family Human being Individu

Human body

Anatomy Physiology Biochemistry etc

Organs

EYE, ENT, etc

Departments

OLD BIOMEDICAL SCIENCES

Tissues Cells Moleculars

Sub Molleculars FUTURE BIOMEDICAL SCIENCES

Biomellecular Technology Cloning technology Stem Cels Studies Bioetechnology - Bioethics Fig. 1. Biomollecular & Cloning technology, Stem cells studies Bioetechnology- Bioethics

NEW BIOMEDICAL SCIENCES

New Biomedical Sciences

Molecular &Cellular Texture

Natural Sciences

Human being

as a living organism Social sciences

Other Organism

 Medical anthropology  Social medicine  humanities

Gambar 2. Hubungan New Biomedical sciences dengan Social Sciences.

New Biomedical Sciences

New Technology Methods of Medical Techoniques

Methods of Medical Sciences

Drugs Divices Physical Setting Medical Technology

Scholar Physicians Economics of Medical Care

Ethical Issues

Gambar 3. Perkembangan Teknologi biomolekular dan munculnya masalah-masalah Etika Kedokteran dan Kesehatan

INTERDISIPLINER

KINI DAN MASA MENDATANG

BIOETIKA

MASYARAKAT LUAS & SISTEM NILAI

DAMPAK PERKEMBANGAN IPTEKDOK & BIOLOGI

BIOETIKA

?

Studi sistematik tentang perilaku manusia dalam lapangan ilmuilmu tentang kehidupan (life sciences) & pemeliharaan kesehatan (healt care), dikaju dari aspek nilai-nilai dan asas-asas moral (W.T. Reich) Penyelidikan kritis tentang demensi moral dari pengambilan keputusan dalam konteks yang melibatkan ilmu-ilmu biologis (S. Gorovitch) Menyelidiki dimensi etis dari masalah teknologi, ilmu kedokteran dan biologi sejauh diterapkan dalam kehidupan (Shannon)

BIOETIKA

?

Studi interdisipliner tentang problem yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, baik pada skala mikro maupun makro, lagi pula tentang dampaknya atas masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan masa akan datang. (F. Abel) Tidak hanya berurusan dengan hubungan dokter-pasien dari sudut pandangan moral, tetapi juga ikut peduli dengan profesi terkait, seperti kesehatan mental. (F.J.E. Basterra) Studi tentang isu-isu etis, sosial, hukum dan isu lain yang timbul dalam peleyanan kesehatan & ilmu biologi (International association of bioethics)

Pengertian Pokok Bioetika Bioetika merupakan studi atau kajian kritis yang bersifat interdisipliner (forum dialog bagi ahli dari berbagai disiplin ilmu, al: biologi, kedokteran, ilmu kesehatan lain, etika, teologi, psijokogi, hukum, ekonomi, sosiologi, politik, kependudukan, ilmu pemerintahan dll.

Yang dikaji adalah perilaku manusia, dampak, masalah-masalah atau isu etis, sosial, hukum, kependudukan, lingkungan hidup, dll.

Hal yang dikaji timbul sebagai akibat perkembangan dan kemajuan dalam ilmu biologi serta teknologi kedokteran dan penerapan semua itu pada kehidupan dan pelayanan kesehatan

Etika Medis vs Bioetika : Persamaan & perbedaan Keduanya merupakan studi tentang moral Perbedaannyua : Etika medis :

Dikemukakan sejak era hipokrates Memberi pedoman praktis tentang hubungan keprofesian & hubungan sosial antara dokter-pasien secara individual, dokter-teman sejawat, dokter-masyarakat dan tentang kewajiban moral dokter thd dirinya Terbatas pada kepedulian dokter, ahli falsafah & peminat etika

Bioetika : “Kelanjutan” dari etika medis, ada yg beranggapan sbg disiplin tersendiri Cakupan lebih luas, berurusan dengan profesi lain yang ada kaitannya dengan kelahiran, kehidupan, kesehatan, penyakit dan kematian manusia hingga menjangkau jauh ke masa depan. Menjadi kepedulian banyak disiplin ilmu

Isu Bioetika dalam Pelayanan Kesehatan Cakupan lebih luas dari sekedar medical care, Mencakup health care ethics 1. Isu terkait pemberian pelayanan kesehatan Pemberian pelayanan kesehatan Hak & kewajiban pasien Etika profesi pemberi layanan Penolakan & penghentian yankes Mutu hidup Definisi kematian Definisi kesehatan & penyakit Paternalisme dalam yankes

Informed consent Konfidensialitas medik Truth telling Konflik kepentingan Kode etik keprofesian Advance directive and living will Etika penelitian Etika klinik

Isu Bioetika dalam Pelayanan Kesehatan

2. Isu terkait intervensi medis Awal hidup Pertumbuhan & perkembangan Kesehatan & penyakit \Mutu hidup Akhir hidup atau proses kematian manusia

3. Isu terkait dengan kelangkaan sumber daya kesehatan

Masalah (Dampak) Penerapan Teknologi Biomedis 

Hukum, Etika, Agama, Psikososiokultural (Abortus, Bayi Tabung, Transplantasi Organ, Eutanasia, Rekayasa Genetik, Electronic Life Suport : Respirator, Pacu Jantung) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Beaya Pelyanan Kesehatan Tinggi Komersialisasi Pelyanan Medis Pasien Bukan Lagi Sebagai Subyek Tetapi Obyek Swatanisasi Pelayanan Kesehatan Spesialisasi dan Subspesialisasi Fragmentasi Bukan Lagi Holistik : Pelayanan Medis Demoralisasi Pelayanan Medis Erosi Otonomi Profesi Dokter

Perubahan Peran dan Perilaku Dokter, Perawat, Institusi Rumah Sakit dll. 

Pola Hubungan Dokter dll dengan Pasien – HIPOCRATES : Paternalistik – PASCA IPTEKDOK : Konsumeristik (Otonomi dan keadilan, selain : beneficence, nonmaleficence, kejujuran) – POLEMIK (PRO-KONTRA) : Pasien dan Klien

perubahan peran dan perilaku…



EMANSIPASI (Kesamaan Hak) : NEOLIBERALISME – – –

Istilah : PASIEN – ORANG SAKIT – PENDERITA – KLIEN UNDANG-UNDANG KESEHATAN : No. 23 Tahun 1992 Pasal 53, Ayat 2 : Hak-hak Pasien (Informasi, Persetujuan Tindakan Medis, Rahasia dan Konsultasi Ke Dokter Lain) – UNDANG-UNDANG No 8 TAHUN 1999 : Perlindungan Konsumen – Pro dan Kontra : Pengertian Konsumen  

Pengacara : Setuju Konsumen (Ladang Subur) Dokter : Setuju Pasien

perubahan peran dan perilaku…



LEMBAGA KONSUMEN : Semua pemakai jasa dan barang (pembeli) disebut konsumen, sehingga pasien pemakai jasa dokter juga konsumen.



UNTUK PELAYANAN MEDIS : Istilah konsumer khusus, karena jasa medis yang telah diberikan kepada pasien tidak mungkin dikembalikan atau ditukar, demikian pula dokter tetap bertanggung jawab pasca transaksi jasa medis (bila ada komplikasi)

KONSUMERISME PELAYANAN KESEHATAN  KONSUMERISME adalah gerakan

terorganisasi untuk melindungi konsumen dengan memaksa perusahaan bertindak secara sosial yaitu : Produk atau jasa yang kualitas, kuantitas serta pemakainya (cara) sesuai dengan keinginan konsumer.



UNTUK DOKTER (Perawat, Rumah Sakit) dengan PASIEN : Orientasi untuk kepuasan pasien (Azas Pertama Total Quality Management)

DEHUMANISASI PELAYANAN KESEHATAN  I. JASA MEDIS SEBAGAI

KOMODITAS (Barang Dagangan) – Profesi DOKTER : Non Profit – Pengabdian pada Nilai-nilai Kemanusiaan – Pasien sebagai subyek bukan obyek

dehumanisasi…



II. ASURANSI KESEHATAN (AS-KES) – Intervensi Hubungan : Dokter dengan Pasien – Membatasi Tindakan Medis : Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan atas dasar perhitungan bisnis – Dokter berlaku sebagai kontraktor perusahaan asuransi : Pasien bayar premi pada perusahaan asuransi kesehatan dan dokter terima jasa medis dari AS.KES., Sehingga dokter tidak lagi bebas (otonom) dan lebih mengutamakan kepentingan AS.KES .

dehumanisasi…



III. Di Rumah Sakit : Pasien ditangani oleh lebih dari satu dokter (TIM MEDIS) Dari berbagai spesialis. Masing-masing melihat pasien dari aspeknya sendiri dan bukan sebagai suatu kesatuan manusia yang utuh.

dehumanisasi…



IV. Dokter tergantung dari alat kedokteran canggih yang dibeli dengan modal besar dari pinjaman yang harus dikembalikan. INSTRUKSI RUMAH SAKIT : Alat medis dimanfaatkan maksimal mungkin supaya modal cepat kembali. Indikasi pemakaian alat bukan lagi medis, tetapi bisnis dan pasien diperas.

BIOETIKA Hukam Perdata Hukum Pidana Hukum Adminitratif • Malpraktik – – – –

Malpractice Negligence Blunder Adverse event

• Pembuktian – Saksi ahli

• Informed Consent • Rekam Medis • Reproduksi • Abortus • Euthanasia Hak atas pelayanan Kesehatan (The right to health care)

• • • • • •

Assisted Suicide Transplantasi End of life Truth telling Confidentiality Conflict of interest • Cultural Difference • dll

Hak otonomi atas diri sendiri (The right to self determinantion)

Pelayanan Kedokteran/Kesehatan dan Hukum

Dilema moral dokter

?

Muncul apabila penerapan satu asas etika bertentangan dengan asas etika lain. Dipicu oleh revolusi biomedis, perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran Akibat usia harapan hidup yang meningkat Tanggung jawab sosial vs rambu etika medis tradisional Dampak pemanfaatan teknologi medis canggih Keterbatasan sarana dan prasarana medis Konsep penanganan pasien oleh tim spesialis Epidemi/pandemi Kerahasian medis Status kepegawaian tenaga kesehatan Yankes makin didominasi institusi & teknologi (dehumanisasi)

Materi Perkembangan IPTEK- Dok & Biologi • Kontra sepsi (pengendalian populasi) • Abortus provokatus • Prokreasi (fertilitas in vitro) • Rekayasa genetik • Transplantasi organ tubuh • Electronic life support device • Euthanasia • Pengendalian perilaku manusia (psychosurgery) • Dll.

Jenis • Alamiah (siklus mens., interuptus & abstinensia) • Obat-obatan (pil, susuk) • Kondoma, pessarium • Sterilisasi (vasektomi & tubektomi) • IUD

KONTRA SEPSI

Positif • Pengendalian angka kelahiran • Pengendalian angka abortus provokatus?

Dampak :

Negatif • Free sex (pergaulan bebas) • Nilai keperawanan • STD • Komplikasi

Jenis • Spontan (keguguran) • Provokatus (pengguguran) • Indikasi ibu; indikasi anak; indikasi sosial ekonomi

Legalisasi • Dapat dikontrol/ awasi

ABORTUS

• hormati hak azasi wanita

Aspek Hukum

• Belum merupakan insan (kehamilan kurang dari tiga bulan)

Ilegal • Melanggar sumpah dokter • Hak azasi janin • Pembunuhan

Pemicu • Perkembangan teknologi kedokteran

Seksual • Alami • Inseminasi • Fertilitas in Vitro

Jenis

Aseksual • Kloning

Positip

PROKREASI

• Menolong pasangan infertil

Dampak

Negatif • Bank sperma & sel telur • Pelanggaran etik (pemusnahan embrio) • Sewa rahim • Produksi manusia & janin

Jenis : • Autograft • Isograft • Homograft (allograft) • Heterograft (xenograft)

TRANSPANTASI ORGAN

Positif • Perpanjangan hidup

Dampak

Negatif • Jual beli (bisnis) organ tubuh • Perubahan kriteria mati • Ternak janin (organ anak cacat)

ELECTRONIC LIFE SUPPORT DEVICE DAMPAK

JENIS • Hemodialisis • Pacu Jantung • Respirator • ICU - ICCU

Positif • Perpanjangan hidup

Negatif • Euthanasia • Penundaan Kematian, perpanjangan hidup yang tidak berkualitas (penundaan kematian) • Pertolongan yang mubazir (Futile) • Beaya tinggi (High cost) • Kriteria mati

REKAYASA GENETIK

DAMPAK POSITIF • Pemetaan gen • Terapi gen • Bibit unggul (Tumbuh-tumbuhan & binatang)

DAMPAK NEGATIF • Penciptaan manusia super

REKAYASA GENETIKA Molekul terkecil yang membawa ciri khas sesuatu individu (materi informasi genetik)

GENA (Gen)

Terdiri atas untaian DNA (Deoksiribo Nukleatik Acid) Jumlah 30.000 – 50.000 gen (3 milyar untaian DNA (A, C, G dan T) Dana 3 milyar dolar atau 30 trilyun rupiah

Dapat menghasilkan bibit unggul POSITIF

DAMPAK REKAYASA GENETIKA NEGATIF

• Dapat disalahgunakan untuk tindakan yang dapat bertentangan dengan moralitas • Melanggar hak prerogatif Tuhan (Contoh : Teori Einten tt tenaga atom)

Manipulasi Gen • Human genome project : national genome research Institute, jati diri manusia • Pemetaan gen (1 Oktober 1989) identifikasi 100.000 gen dalam waktu 15 tahun (telah selesai tahun 2003) • Identifikasi fungsi seluruh gen: 50 tahun • Dampak keberhasilan proyek tersebut adalah dapat merakit manusia • Tahun 1970 ditemukan enzim yang dapat memotong dan menyambung untaian DNA (Enzim Retriksi Endonuklease dan Enzim Ligase)

Nama lain (Sel bibit, sel tandan, sel batang, sel tunas, sel pluripotent)

Potensi

Sel Induk (Stem cell, sel Omnopotent)

Sanggup berkembang menjadi berbagai jenis sel penyusun tubuh manusia (lebih dari 200 jenis sel)

Sumber : Sel embrionik (hasil konsepsi sperma dan ovum) dan sunsum tulang belakang, gigi susu anak dan arah tali pusat bayi)

Penggunaan : Sel induk dikembangkan dalam cawaan petri sampai 5 – 14 hari selanjutnya biakan sel tersebut disuntikkan pada organ yang rusak atau sakit. Sel induk akan tumbuh sesuai dengan jaringan yang rusak untuk menggantikan alternatif transplantasi organ)

MASALAH ETIKA (Berkembang ke arah kloning)

AGAMA : Riset pengembangan sel induk

PENGEMBANGAN HAMBATAN KATOLIK TIDAK SETUJU: Kehidupan dimulai sejak saat pembuahan

ISLAM : Kehidupan dimulai sejak ditiupkan ruh pada kehamilan 120 hari (sebelum empat bulan baru pembentukan fisik/ jasad saja)

ABORTUS Batasan : Terminasi kehamilan sebelum janan dapat hidup diluar rahim (kurang 28 minggu)

PEMERAN SENTRAL Ibu

Anak (Janin)

Etiologi Tak dikehendaki

Etiologi Kemampuan Ibu

•Hamil di luar nikah

•Usia muda

•KB gagal

•Gangguan mental

•Ketidaktahuan

(Gila cacat)

•Hamil perkosaan

•Sosial ekonomi ?

Tak dikehendaki • Anak cacat (Aib keluarga, beban masy. & negara, masa depan anak)

•Banyak anak ?

Manfaat etiologi identifikasi : Preventif & mengatasi bila telah terjadi

• Hak Azasi Ibu

Isu Polemik

• Hak Hidup Janin • Saat tejadinya kehidupan insani (ruh, persona, individu) • Konsep moralitas (pembunuhan tanpa alasan yang dibenarkan oleh agama dan hukum): deon- & teleontologi

LEGALISASI ABORTUS PROVOKATUS Pro’s

Con’s

• Liberalis

• Hak hidup janin

• Moralitas

• Pembunuhan tanpa alasan sah

• Hamil perkosaan (stres berkelanjutan- gangguan mental – fisik – sosial & kebencian terhadap anak setelah lahir) • Ibu psikosis (gila) • Frek. morbiditas dan mortalitas abortus berkurang

agama, hukum • Langgar sumpah & etika • Resiko hamil – lahir lebih sedikit daripada abortus prov. • Konsekuensi kenikmatan seksual yang dilakukan • Supaya berhati-hati & tdk terulang lagi • Legalisasi abortus prov. Sama dengan legalisasi judi dan prostitusi

Strategi Yang perlu dibuat bukan undang-undang legal/ ilegal tetapi tata-laksana abortus prov., karena jelas abortus prov. indikasi ibu (ancam jiwa ibu) telah disetujui (pemerintah dan agama) • Diskripsi tentang kondisi kesehatan ibu (ancaman jiwa, stres berat, psikosis, berbagai teknik kontrasepsi telah dicoba tetap hamil & lainnya) • Diskripsi tentang : Perkosaan : surat polisi atau keputusan pengadilan

Kriteria tentang: • Perkosaan : keterangan polisi, keputusan pengadilan • Psikosis : Keterangan dokter jiwa • Kegagalan terus KB dari dokter spes. kandungan

Pelaksanaan • Di rumah sakit yang memenuhi syarat • Oleh dokter spesialis kandungan • Didahului dengan proses konseling (psikolog, ulama/ rohaniawan) • Konseling pasca abortus prov. beserta suami, dan keluarga

Pengertian : sperma dan sel telur ditemukan di luar tubuh setelah terjadi konsepsi (tumbuh) dimasukkan dalam rahim

KONSEPSI IN VITRO (KIV)

Objek : •Pasangan invertil (mandul) •Tuba uterina tersumbat (fihak wanita)

1. Inseminasi buatan Sperma disemprotkan ke rahim 2. Gamet intra fallopian transfer (Gift): Hampir sama KIV, hanya konsepsi UPAYA ATASI INVERTILITAS

diharapkan terjadi di saluran telur 3. Konsepsi in vitro (bayi tabung) : Keberhasilan 20% PC Steptoe & RG Edwards (1970) Penemu, bayi tabung lahir pertama : 1977 Louis Brown embrio yang ditumbuhkan sedikitnya 10, yang dimasukkan rahim 2 –4 embrio

BIOETIKA Bila sperma tidak berasal dari suami (donatur, bank sperma)

Nasib Sel telur yang telah dibuahi (embrio) dibekukan (disimpan) ? suhu sampai 196° (1000 Th.) didonasikan pasangan lain? dibuang ?

Dibekukan : Hak milik siapa? Pemilik buat wasiat (hukum) Bila dianggap telah jadi manusia perlu dibaptis? (agama katolik)

Didonasikan : ke pasangan lain? (agama, hukum, sosial, psikologi, moral)

Kepentingan penelitian ? (mis.: terapi gen cacat bawaan)

1. Isteri menderita penyakit, dilarang hamil

RAHIM PINJAMAN

2. Rahim isteri telah diangkat (histerktomi)

3. Wanita ingin punya anak tetapi tidak mau hamil (jaga kecantikan, tak mau repot)

MASALAH DIKOMERSIALISASIKAN HUKUM

Secara hukum anak sah dari yang mengandung, UU perkawinan: tak persoalkan asal benih, dilahirkan dari perkawinan yang sah, analisis DNA : (Biologis), anak tersebut milik yang punya sperma dan sel telur, warga negara : bila yang punya rahim sewaan lain warga negaranya dengan orang tua biologis

TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA Batasan Pergantian organ atau jaringan tubuh yang fungsinya sudah tidak dapat lagi dipertahankan, dengan organ atau jaringan tubuh yang sehat yang berasal dari tubuh sendiri atau yang lain (dapat yang hidup, mati atau spesies lain)

Autotransplantasi Jaringan/ organ berasal dari tubuh sendiri (Autograft)

Homotransplantasi Jaringan/ organ berasal dari orang lain (Allo-Homograft)

Jenis Transplantasi

Heterotransplantasi Jaringan tubuh/ organ berasal dari spesies lain (Xenograft)

Isotransplantasi Jaringan/ organ berasal dari saudara kembarnya (Isograft)

Donor Hidup Kulit, ginjal, sunsum tulang dan darah (Transfusi)

Jenis Donor

Donor Mati Hati, ginjal, kornea, pankreas, paru dan sel-sel otak

Donor Mati (brain death) Jantung (masih berdenyut)

Aspek Agama Islam, Nasrani, Hindu dan Budha: Semua setuju asal dilakukan dengan ikhlas tanpa imbalan apapun

Aspek Hukum Telah diatur dalam PP. No. 18/81 tentang : Bedah mayat klinis dan bedah mayat anatomis serta transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia

Aspek Etik Tidak menyalahi kode etik kedokteran Indonesia (KODEKI 1983) asal ada indikasi kuat untuk menolong seseorang yang mengalami kegagalan fungsi salah satu organ/ jaringan tubuhnya (tersirat dalam pasal 2, 10 dan 11)

Masalah etik yang timbul : • Bila organ tubuh yang didonasikan hanya satu, misalnya, jantung, hati, pankreas dll., perlu ditetapkan lebih dahulu kriteria saat kematian. • Diperjualbelikan atau permintaan kompensasi dalam bentuk bukan uang

Aspek Psikososial Masih banyak orang yang tidak bersedia mendonorkan organ karena kepercayaan bahwa jenazah harus dihormati tidak boleh dirusak

EUTANASIA EU Normal, baik atau sehat

THANATOS Mati EUTANASIA : Mati yang baik (tanpa penderitaan)

Kondisi Penyebab : • Penyakit dalam stadium terminal (kesakitan berat dan terus menerus, pengobatan hanya mubazir) • Alat resusitasi elekronik (hemodialisis, pacu jantung, respirator dll.) yang pada umumnya memperpanjang hidup yang tidak berkualitas

Jenis • Aktif : melakukan tindakan (beri racun atau morfin yang overdosis yang langsung atau tidak langsung dapat mematikan) • Pasif : menolak memberi pertolongan atau menghentikan alat resusitasi yang berlangsung • Sukarela : atas permintaan penderita sndiri • Tidak sukarela : tanpa persetujuan/ permintaan penderita

Aspek Hukum KUHP Pasal 344 : Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang disebutnya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh dihukum penjara selamalamanya dua belas tahun

Aspek Etik (Dilema etik) • Eutanasia bertentangan dengan sumpah dan kode etik kedokteran, karena tugas utama dokter adalah membantu menyembuhkan penyakit yang berarti menghambat kematian bukan malahan mempercepatnya • Penyakit dalam stadium terminal yang secara medis telah tidak dapat disembuhkan lagi sedangkan pasien menderita kesakitan yang sangat dan terus menerus, dengan eutanasia akan membantu menghilangkan penderitaan sesuai dengan tugas dokter pula yaitu mengurangi penderitaan pasien. Demikian pula pasien koma (nafasnya tergantung respirator) yang dalam kondisi ireversibel

Aspek Agama • Semua agama di Indonesia tidak setuju dengan eutanasia karena mengakhiri hidup manusia adalah hak mutlak Allah yang menciptakanNya • Bagaimana bila orang itu sendiri yang menolak pengobatan bahkan untuk makan dan minum karena lebih ingin mati disebabkan karena penderitaan penyakitnya?

Aspek Psikososial • Kesan masyarakat terhadap pasien yang dalam keadaan hidup tidak dan matipun juga tidak yang cukupmenderita lama, adalah bahwa pasien tersebut terlalu banyak dosanya, tersiksa dan tidak mati-mati

Tradisi Harakiri (Jepang) Sutte (Isteri ikut mati suami dengan terjun ke api yang bakar jenazah suami) Negara Barat

Hak untuk Mati

Hormati hak pasien untuk menetapkan nasib dirinya (HAM) Amerika Serikat : Pasien yang menderita penyakit yang tidak mungkin disembuhkan secara medis, mempunyai hak konstitusional untuk menolak pengobatan yang hanya ditujukan untuk memperpanjang proses kematian WMA (World Medical Assotiation) Deklarasi Lisabon 1981 • Mengakui hak pasien untuk menolak pengobatan & hak pasien untuk mati • Eutanasia merupakan perbuatan yang tidak sesuai dengan etika (Deklarasi Madrid 1987)

Alasan yang Pro : • Menghormati hak pasien untuk mati • Lebih manusiawi dibanding dengan membiarkan pasien hidup tidak dan matipun tidak • Meringankan beban psikososial -ekonomi keluarga

Alasan yang Kontra : • Bertentangan dgn tugas profesi kedokteran • Terlalu cepat melakukan eutanasia berarti mengabaikan kemungkinan terjadinya mujizat, penyembuhan spontan atau ada obat baru • Bila kondisi psikososial dijadikan alasan mungkin eutanasia juga diberlakukan untuk manula yang pikun, AIDS, Alzheimer, anak cacat berat dll.

KRITERIA TENTANG “MATI” A

Pra perkembangan IPTEKDOK

Cukup sederhana

• Jantung berhenti berdenyut (darah berhenti mengalir) • Nafas berhenti berhembus (PP. No.18 Tahun 1984) • Hemodialisis • Pacu jantung

B

Pasca perkembangan IPTEKDOK

Tersedianya alat resusitasi elektronik

• Respirator (alat bantu pernafasan), perlu dilakukan peninjauan lagi kriteria tentang mati karena jantung dan nafas yang berhenti dapat bekerja lagi

C I.

Konsep tentang

“MATI”

Saat darah berhenti mengalir (jantung berhenti berdenyut) II. Saat nyawa terlepas dari tubuh III. Saat tubuh kehilangan kemampuan menjalankan fungsi organ secara terpadu dan permanen IV. Saat tubuh kehilangan kemampuan untuk kembali sadar dan melakukan interaksi sosial secara permanen

D E F

Prinsip

Tidak hanya teknis tetapi juga rasa tanggung jawab moral

Tujuan

• Transplantasi organ tubuh

Dilema

• Sebelum ada alat resusitasi elektronik, jantung dan paru berhenti…..mati… selesai

• Kapan alat resusitasi dilepas

• Setelah ada pacu jantung dan respirator, jantung dan paru berhenti dapat digerakkan lagi,

Setelah ada alat resusitasi elektronik,

Untuk yang reversibel (orang tenggelam atau terkena sengatan listrik) tidak masalah karena dapat hidup lagi, Untuk yang ireversibel (stadium terminal) apakah dapat dibenarkan secara moral, pasien koma diberi resusitasi bertahuntahun ? (mubazir, keluarga, beaya dan efisiensi). Apakah mungkin bahwa sebenarnya tubuh tersebut sudah sebagai jenazah? Atau dapatkah manusia melawan takdir Allah?

G

Manfaat • Menghindari tuduhan pembunuhan • Transplantasi organ tubuh • Efisiensi alat resusitasi untuk yang lebih memerlukan • Meringankan beban keluarga & cepat dikubur

Tanda-tanda baru “kematian” yang memenuhi kriteria teknis dan moral Di antara empat konsep di atas yang paling sesuai adalah : Saat tubuh kehilangan kemampuan untuk kembali sadar dan melakukan interaksi sosial secara permanen (pusat-pusat penggerak emosi, afeksi, panca indera, jantung dan paru). Oleh karena berbagai pusat tersebut anatomis terletak di batang otak maka jika batang otak telah mati, manusia secara fisik dan sosial sudah mati

Kriteria Fak. Kedokteran Harvard (Mati batang otak) (1968) : • Pasien tidak bereaksi terhadap stimulus dari luar sampai yang paling menyakitkan • Tidak dapat nafas spontan (min. 1 jam) • Tidak ada refleks • EEG mendatar (gambaran korteks serebri, bukan batang otak)

Minnesota Health Sciences Center (1971) • Tidak dapat nafas spontan (min. empat menit) • Tidak ada perubahan gejala selama 12 jam • EEG diganti dengan uji refleks batang otak • Pupil mata melebar (lebih dari 5mm) dan terletak di tengah

Beberapa Negara : • Swedia (1972), Belanda (1971), Jepang (1973), Inggris (1976) dan Kanada (1981) : Mati batang

otak

Indonesia : Loka karya (23 Maret 1985) IDI, Gawat darurat (PKGDI), Ulama, Pendeta, Sosiolog menetapkan kriteria mati: • Fungsi otak, pernafasan dan jantung berhenti. Oleh IDI dipertegas: batang otak tidak berfungsi (MUKER IDI di Medan 1987)

Diagnosis Mati Batang Otak • Pra kondisi : – Pasien koma, nafas berhenti (dibantu respirator, tidak responsif – Ada tanda-tanda kerusakan struktural otak yang ireversibel

• Tidak ada penyebab koma dan henti nafas yang reversibel: intoksikasi obat, hipotermia dan gangguan metabolik endokrin • Refleks-refleks batang otak hilang permanen (cahaya, kornea, vestibulo-okuler, mutah, motorik terhadap rangsang yang kuat)

Beberapa Negara : • Swedia (1972), Belanda (1971), Jepang (1973), Inggris (1976) dan Kanada (1981) : Mati batang

otak

Indonesia : Loka karya (23 Maret 1985) IDI, Gawat darurat (PKGDI), Ulama, Pendeta, Sosiolog menetapkan kriteria mati: • Fungsi otak, pernafasan dan jantung berhenti. Oleh IDI dipertegas: batang otak tidak berfungsi (MUKER IDI di Medan 1987)

Diagnosis Mati Batang Otak • Pra kondisi : – Pasien koma, nafas berhenti (dibantu respirator, tidak responsif – Ada tanda-tanda kerusakan struktural otak yang ireversibel

• Tidak ada penyebab koma dan henti nafas yang reversibel: intoksikasi obat, hipotermia dan gangguan metabolik endokrin • Refleks-refleks batang otak hilang permanen (cahaya, kornea, vestibulo-okuler, mutah, motorik terhadap rangsang yang kuat)

Daftar Pustaka • Jacobalis, Samsi, 2005, Pengantar tentang Perkembangan Ilmu Kedokteran, Etika Medis dan Bioetika, CV. SAgung Seto bekerjasama dengan Universitas Tarumanegara, Jakarta. Hal. 177-226. • Sampurna, Budi, dkk., 2005, Bioetik dan Hukum Kedokteran. Pengantar bagi Mahasiswa Kedokteran dan Hukum, Pustaka Dwipar, Jakarta. Hal.29-41. • Darmadipura, MS., 2005, Kajian Bioetik, ed-2., Unit Bioetik dan Humaniora Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya. Hal. 23-28.

Doa Penutup

Related Documents


More Documents from "Handris Supriadi"