Peran Perawat Dalam Implementasi Perkembangan Sistem Informasi.docx

  • Uploaded by: Via Fauziati
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peran Perawat Dalam Implementasi Perkembangan Sistem Informasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,358
  • Pages: 18
Loading documents preview...
PERAN PERAWAT DALAM IMPLEMENTASI PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Humaniora

Disusun oleh : Kelompok 6 Kelas B

Anggota : 1. Iwan

220110160079

2. Kharisma Gita Rinjani

220110160084

3. Via Fauziati

220110160096

4. Syifa Ratna Kamila

220110160110

5. Avrilia S. Mbuti Lihawa

220110160121

6. Yava Hanida

220110160127

7. Nisrina Aprilia Putri

220110160134

Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Peran Perawat dalam Implementasi Perkembangan Sistem Informasi” yang merupakan tugas dari mata kuliah Etika Humaniora.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Etika Humaniora, yang telah memberikan materi pembelajaran sehingga dalam penyusunan tugas ini tidak terlalu menemui kesulitan. Tidak lupa semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena masih banyak kekurangan dalam penyajiannya. Oleh karena itu, sangat diharapkan perbaikan berupa kritik dan saran yang membangun.

Semoga tugas yang penulis buat dapat memenuhi harapan. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila ada kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Maka dari itu, penulis memohon masukkan, kritik, dan saran yang membangun.

Jatinangor, 1 Oktober 2017

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2 1.3 Tujuan ................................................................................................ 2 BAB II ISI 2.1 Pengertian Teknologi Informasi Kesehatan ....................................... 3 2.2 Perkembangan Teknologi Informasi Kesehatan di Indonesia ............ 4 2.3 Contoh Pemanfaatan Teknologi Informasi di Bidang Kesehatan dan Keperawatan ....................................................................................... 5 2.4 Peran Perawat dalam Implementasi Teknologi Informasi ................. 9 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 14 3.2 Saran ................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 15

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia kesehatan informasi kesehatan dan teknologi kesehatan sudah tidak asing lagi dan dijadikan sebagai sarana penunjang dalam penerapannya. Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan meningkatnya strata pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping akses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan terus dikembangkan dengan berbasis teknologi informasi. Namun tentunya tidak luput dari hambatanhambatan yang dihadapi oleh keperawatan di Indonesia, diantaranya adalah keterbatasan SDM yang menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi, masih minimnya infrastruktur untuk menerapkan system informasi di dunia pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi kesehatan. Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga pelayanan keperawatan. Pelayanan yang bersifat medis khususnya di pelayanan keperawatan mengalami perkembangan teknologi informasi yang sangat membantu dalam proses keperawatan dimulai dari pemasukan data secara digital ke dalam komputer

Tenaga keperawatan memiliki peran yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan, karena memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif kepada pasien selama 24 jam. Perawat harus bisa memberkan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan standar asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, sangat mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut maka masyaraat mudah mendapatkan

2

informasi kesehatan, sehingga pengetahuan masyarakat tentang kesehatan meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian teknologi informasi kesehatan? 2. Bagaimana perkembangan teknologi informasi kesehatan di Indonesia? 3. Apa contoh pemanfaatan teknologi informasi di bidang kesehatan dan keperawatan? 4. Bagaimana peran perawat dalam implementasi teknologi informasi kesehatan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian teknologi informasi kesehatan 2. Untuk mengetahui perkembangan teknologi informasi kesehatan di Indonesia 3. Untuk mengetahui pemanfaatan teknologi informasi di bidang kesehatan dan keperawatan 4. Untuk mempelajari peran perawat dalam implementasi teknologi informasi kesehatan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknologi Informasi Kesehatan

Teknologi Informasi Kesehatan merupakan penerapan pengolahan informasi yang melibatkan baik hardware dan software komputer yang berhubungan dengan penyimpanan, pencarian, berbagi, dan penggunaan informasi kesehatan, data, dan pengetahuan untuk komunikasi dan pengambilan yang memiliki berbagai jenis lingkup pelayanan yang terkait dengan informasi kesehatan. Dalam penerapannya dibutuhkan persiapan secara finansial, sumber daya manusia, infra struktur yang matang, selain itu standar operasi sistem informasi kesehatan juga perlu menjadi rumusan bersama bagi pengguna layanan ini. Manfaat untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan adalah menjadi acuan penerapan teknologi ini, namun dampak negatif dari teknologi sistem informasi kesehatan juga perlu diantisipasi.

Keberadaan teknologi sistem informasi kesehatan di Indonesia sudah menjadi harapan semua pihak yang terkait dengan pelayanan kesehatan, oleh karena itu diperlukan keseriusan pemerintah untuk segera membangun sistem informasi kesehatan berbasis teknologi, agar harapan untuk mewujudkan peningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di Indonesia.

Dengan menggunakan Teknologi Informasi akan membantu pihak - pihak penyedia

layanan

kesehatan

dan

pemerintah

untuk

mencapai

tujuan

menanggulangi peningkatan biaya, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan. Pelayanan kesehatan ini akan memberikan banyak penghematan dari sisi biaya berkas, administrasi layanan dan memberikan keuntungan pemberian keputusan pelayanan kesehatan lebih cepat.

4

2.2 Perkembangan Informasi Kesehatan

Perkembangan informasi kesehatan di Indonesia telah mengalami tiga pembagian masa sebagai berikut : 1. Era manual (sebelum tahun 2005) 2. Era transisi (tahun 2005-2011) 3. Era komputerisasi (mulai tahun 2012) Masing-masing era sistem informasi kesehatan memiliki karakteristik yang berbeda sebagai bentuk adaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, pemerintah sedang mengembangkan aplikasi yang disebut dengan sistem aplikasi daerah (Sikda) generik. Sistem informasi kesehatan berbasis generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik (computerized) 2. Input data hanya dilakukan ditempat adanya pelayanan kesehatan 3. Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali) 4. Akurat, tepat, hemat sumber daya (efisien) dan transparan. Terjadi pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat.

Dalam perkembangannya sistem informasi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 2 (berdasarkan pada karakteristik integrasi sistem informasi), yaitu : 

Sistem informasi yang mempunyai derajat integritas internal yang tinggi 1. Sistem informasi rekam medis elektronik 2. Sistem informasi manajemen dokumen 3. Sistem informasi farmasi 4. Sistem informasi geografis 5. Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan. 6. Sistem informasi eksekutif 7. Data warahouse dan datamining



Sistem informasi yang mempunyai derajat integrasi eksternal yang tinggi.

5

1. Telemedicine. 2. Internet, intranet, ekstranet. 3. Sistem informasi kesehatan publik.

2.3 Contoh Pemanfaatan Teknologi Informasi di Bidang Kesehatan dan Keperawatan

Teknologi di bidang kesehatan sangatlah membantu para tenaga medis maupun Kesehatan Masyarakat yang bergerak di bidang ini untuk melakukan pekerjaan mereka. Dengan menggunakan komputer dan teknologi informasi diharapkan agar penyembuhan dapat dilakukan secara optimal. Pelayanan pasien juga akan menjadi lebih maksimal, mulai dari pelayanan dasar hingga diagnosa penyakit dapat dilakukan menggunakan komputer. Penggunaan komputer memang memiliki dampak yang cukup besar di dunia kesehatan. Walaupun tidak terlepas dari kekurangannya, penggunaan teknologi informasi untuk kesehatan tetap memberikan banyak kemudahan. Petugas kesehatan bisa dengan cepat menangani para pasien, bisa mendiagnosis penyakit yang mereka derita, dan kemungkinan salah diagnosisi yang mungkin sudah sering terjadi di dalam bidang kesehatan yang memakan banyak jiwa bisa berkurang. Disini peran para ilmuwan yang mengembangkan Teknologi Informasi dalam Bidang Kesehatan sangat di perlukan untuk mengembangkan kembali teknologi-teknologi yang sudah ada itu agar semakin meningkatkan kualitas kerja di bidang Kesehatan. Karena semakin canggihnya teknologi yang ada maka akan semakin mudah kita mendapatkan pelayanan dengan kualitas yang baik. Berikut beberapa contoh pemanfaatan Teknologi Informasi di bidang kesehatan dan keperawatan: a. Administrasi Penggunaan teknologi yang paling mendasar dalam setiap bidang adalah administrasi. Di mana komputer sangat membantu dalam penyimpanan, pengelompokan dan juga pengolahan data. Jika tidak menggunakan komputer, maka akan sangat sulit melakukan pemeriksaan data pasien dari banyaknya pasien yang ada. Terutama bagi rumah sakit besar dengan jumlah pasien yang banyak

6

setiap harinya. Tidak hanya data pasien, data-data lainnya di dalam rumah sakit tentu tidak sedikit. b. Rekam medik Di masa sekarang semua database dalam mencatat data-data medis menggunakan komputer memang perlu dilakukan. Rekam medis menggunakan komputer biasanya perlu dilengkapi dengan aplikasi atau sistem pendukung keputusan. Dengan menggunakan aplikasi tersebut, pasien dapat mendiagnosa penyakit yang diderita. Penggunaan teknologi informasi untuk kesehatan ini sangatlah bermanfaat karena ada banyak pekerjaan yang dipermudah menggunakan komputer. c. Sistem informasi rumah sakit Dengan menggunakan teknologi yang sudah semakin berkembang seperti saat ini, sistem informasi rumah sakit semakin bagus. Akibatnya, antara rumah sakit satu dengan rumah sakit lain dapat bertukar informasi dengan lebih mudah. d. Manajemen perawat Penggunaan komputer dan teknologi informasi dalam bidang kesehatan juga bermanfaat dalam pengaturan yang dilakukan oleh perawat. Mulai dari pemasukan data pasien, perawatan dasar, klasifikasi pasien dan juga catatan khusus untuk pasien. e. Klasifikasi pasien Dengan menggunakan komputer dan teknologi informasi, petugas rumah sakit dapat mengklasifikasikan pasien dengan lebih mudah. Petugas dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kondisi pasien. Pengelompokan pasien ini memang harus berdasarkan kebutuhan perawatan sesuai dengan kondisi pasien. Tentunya klasifikasi dilakukan dengan menggunakan komputer dan aplikasi pendukung keputusan seperti yang sudah disebutkan. f. Bidang farmasi Dalam bidang obat – obatan komputer juga berperan sangat penting dalam farmasi, misalnya untuk merecord resep dan dosis, serta menyimpan data harga obat – obatan tersebut. Selain itu, dengan adanya komputer dalam bidang farmasi juga membantu untuk mengelompokkan macam-macam obat berdasarkan

7

kegunaannya, misalnya Panadol, Feminax, Ponstan adalah obat penahan rasa sakit. g. Mendiagnosa suatu penyakit Komputer dapat digunakan untuk menghasilkan foto yang lebih baik dari tubuh pasien. Sinar-X adalah teknik tradisional yang merekam bayangan dua dimensi dari tulang pada film. Computerized Axial Tomography, yang

juga dikenal

sebagai CAT scan, adalah serangkaian gambar sinar-X dua dimensi yang digabungkan dengan komputer untuk mendapatkan gambar tiga dimensi. Dengan adanya komputer DNA yang sudah di rancang khusus di dalam bidang kesehatan mendiagnosa suatu penyakit bukan hal yang sulit lagi, karena dengan menggunakan komputer akan lebih cepat, mudah dan akurat untuk mengetahui nama dan jenis suatu penyakit. h. Memonitoring status pasien Pasien yang sudah pernah datang atau baru pertama kali berobat akan dengan mudah dilacak. Data – data personal pasien juga dengan mudah dilihat. Selain itu, dokter ataupun perawat dapat melihat rekaman hasil periksa, keluhan dan riwayat penyakit sebelumnya yang pernah diderita oleh si pasien, tanggal kedatangan pasien terakhir kali berobat, record resep yang pernah diberikan, dan masih banyak lagi. i. Penelitian Penelitian ilmiah yang sering dilakukan dalam bidang kesehatan sangatlah bergantung

pada

penggunaan

komputer.

Penggunaan

komputer

dapat

memaksimalkan hasil penelitian, karena dengan adanya komputer penelitian itu dapat di telusuri lebih dalam dan lebih detail. Misalnya penelitian untuk mendeteksi bakteri atau virus baru, pendeteksian DNA, dan lain sebagainya. j. Melihat dan menganalisa organ – organ tubuh bagian dalam manusia Untuk dapat melihat organ tubuh bagian dalam manusia telah ditemukan begitu banyak alat canggih, namun hampir seluruh alat tersebut masih bergantung pada perangkat komputer sebagai sarana untuk penyaluran data ataupun gambarnya. Oleh karenanya, komputer memiliki peranan yang vital juga dalam melihat dan menganalisa

organ



organ

tubuh

manusia

tersebut.

Contoh penggunaan sistem komputer untuk menganalisa organ – organ tubuh :

8

o

System Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar struktur otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X.

o

System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) berguna untuk melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh secara bergerak.

o

SPECT

(Single

Photon

Emission

Computer

Tomography)

merupakan sistem komputer yang mempergunakan gas radiokatif untuk mendeteksi partikel-partikel tubuh yang ditampilkan dalam bentuk gambar. o

PET (Position Emission Tomography) merupakan sistem komputer yang

menampilkan

gambar

yang

mempergunakan

isotop

radioaktif. o

NMR (Nuclear Magnetic Resonance) yaitu teknik mendiagnosa dengan cara memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hydrogen.

o

USG (Ultra Sonography) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor berupa gambar dua dimensi atau tiga dimensi.

o

Helical CT-SCAN adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagital, paling kecil jarak antara potongan 3 mm.

k. Magnetic Resonance Imaging ( M R I ) adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagita. Intinya, dengan adanya komputer dalam bidang kesehatan sangatlah membantu. Kegiatan – kegiatan yang tadinya belum bisa dilakukan, saat ini sudah dapat dilakukan dengan komputer. Penggunaan komputer membuat pekerjaan seseorang menjadi lebih mudah, cepat dan akurat.

9

2.4 Peran Perawat dalam Implementasi Teknologi Informasi

Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifat manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen. Salah satu bagian dari perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA ( personal digital assistance). Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir.

Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipedia adalah sebuah alat komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu, namun terus berkembang seiring berjalannya waktu. PDA memiliki fungsi antara lain sebagai kalkulator, jam, kalender, games, internet akses, mengirim dan menerima email, radio, merekam gambar/video, membuat catatan, sebagai address book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru bahkan memiliki tampilan layar berwarna dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai telepon bergerak, HP/ponsel, browser internet dan media players. Saat ini banyak PDA dapat langsung mengakses internet, intranet dan ekstranet melalui Wi-Fi,

10

atau WWAN (Wireless Wide-Area Networks). Dan terutama PDA memiliki kelebihan hanya menggunakan sentuhan layar dengan pulpen/ touch screen.7)

Dokter, mahasiswa kedokteran, perawat, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir. Aplikasi klinis yang banyak digunakan selama ini adalah referensi tentang obat/drug reference. Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel yang diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit. Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Meski demikian, PDA tidak akan dapat menggantikan komputer/dekstop/laptop. Tetapi setidaknya, alat ini akan memberikan kemudahan tenaga kesehatan untuk mengakses informasi di mana saja.

Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat. Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). PDA dapat menunjang pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk kepentingan riset dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi

11

pendidikan keperawatan sebaiknya memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai mengaplikasikan “touch” over “tech” (sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan). Sehingga saat si perawat tersebut telah lulus, mereka dapat mengintegrasikan tehnologi dalam asuhan keperawatan.

Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat. Sebagian besar perawat secara umum masih “gaptek” tehnologi, termasuk PDA. Kita bisa memulai bergabung dengan grup penggermar PDA dan masuk dalam kelompok/komunitas, atau dapat pula belajar dari para dokter, membuka website tutorial/panduan PDA, mempelajari dari buku dan dari perawat lain yang telah terbiasa menggunakan PDA. Mulailah mencoba dari hal yang sederhana seperti agenda harian, organizer, mengambil/upload gambar, games, musik, dsb.

Pemanfaatan PDA dan teknologi pada akhirnya berpulang kepada perawat itu sendiri. Namun sudah semestinya diharapkan keterlibatan institusi rumah sakit atau pendidikan keperawatan, agar mampu merangsang pemanfaatan teknologi informasi/nursing computer secara luas di negara kita. Di Indonesia seyogyanya akan lebih baik jika dosen/CI (clinical instructor) dari institusi pendidikan AKPER/STIKES/FIK mulai mengenal pemanfaatan PDA, dalam interaksi belajar mengajar. Misalnya saja saat pre/post conference pembahasan kasus praktek mahasiswa di RS apabila terdapat obat/tindakan keperawatan yang rumit, maka dosen dan mahasiswa dapat langsung akses browser internet.

Demikian pula halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala bidang Keperawatan/supervisor keperawatan di RS pun demikian. PDA sebagai organizer, dan smart phone dapat membantu bidang pekerjaan perawat dalam peran sebagai manajer. Setiap kegiatan rapat, pengambilan keputusan, penggunaan analisa data dan teori keperawatan dapat diakses segera melalui PDA. Setiap data yang ada di RS dapat pula bermanfaat untuk bahan analisa riset keperawatan, masukkan untuk perumusan kebijakan/policy dan penunjang sistem

12

TI (tehnologi informasi) di RS. Sehingga bukan tidak mungkin akan tercipta nursing network (jaringan keperawatan online) yang dapat memberikan pertukaran informasi data dan program kesehatan secara online tanpa mengenal batas geografis.

Akan ada saatnya dimana keperawatan, perawat, klien, asuhan keperawatan akan bersinggungan dan berjalan seiringan dengan perkembangan percepatan tehnologi. Sentuhan asuhan keperawatan dimasa mendatang bukan tidak mungkin, akan semakin banyak berkembang pesat. Aplikasi telemetry (alat monitor jantung pasien) di ruang rawat semisal medikal pada pasien jantung koroner/MI, yang dimonitor melalui CCU untuk melihat irama dan patologi, sistem data base pasien, dan bahkan di Singapura telah dikembangkan alat pengukuran suhu pasien dengan dimonitor melalui komputer – menjadi terobosan baru yang perawat perlu ketahui. Hingga ada saatnya pula tehnologi informatika dapat membantu mengurangi beban kerja perawat, dan meningkatkan akurasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia.

Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat. Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem infirmasi manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelyanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien. Semula memang terasa menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga mengurangi administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien (dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung

13

entry ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan).

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Teknologi Informasi Kesehatan merupakan penerapan pengolahan informasi yang melibatkan baik hardware dan software komputer yang berhubungan dengan penyimpanan, pencarian, berbagi, dan penggunaan informasi kesehatan, data, dan pengetahuan untuk komunikasi dan pengambilan yang memiliki berbagai jenis lingkup

pelayanan

yang

terkait

dengan

informasi

kesehatan.

Dengan

menggunakan Teknologi Informasi, pelayanan kesehatan ini akan memberikan banyak penghematan dari sisi biaya berkas, administrasi layanan dan memberikan keuntungan pemberian keputusan pelayanan kesehatan lebih cepat. Teknologi di bidang kesehatan sangatlah membantu para tenaga medis maupun Kesehatan Masyarakat yang bergerak di bidang ini untuk melakukan pekerjaan mereka. Pelayanan pasien juga akan menjadi lebih maksimal, mulai dari pelayanan dasar hingga diagnosa penyakit dapat dilakukan menggunakan komputer. Contohnya seperti; administrasi, rekam medik, sistem informasi rumah sakit, manajemen perawat, klasifikasi pasien, bidang farmasi, mendiagnosa suatu penyakit, memonitoring status pasien, penelitian, dan melihat dan menganalisa organ – organ tubuh bagian dalam manusia. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir.

3.2 Saran

Untuk lebih memudahkan dan meminimalisir pendataan atau perencanaan tindakan kesehatan semua orang, sebaiknya teknologi informasi di Indonesia lebih dikembangkan lagi. Ini akan lebih mensejahterakan kehidupan rakyat dari bidang kesehatan.

15

DAFTAR PUSTAKA

Dwizz. 2015. Pemanfaatan, Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Informasi untuk Kesehatan. (Online). Available on : http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=1943

Kemenkes RI. 2014. Menkes Harapkan KemkominfoDukung Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Bidang Kesehatan.

Kepmenkes RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511 Tahun 2002 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).

Kemenkes RI. 2009. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Related Documents


More Documents from "Alfin Rahman"