Loading documents preview...
LOGO
INTERPRETASI DATA LOGGING GEOFISIKA UNTUK MENGETAHUI OVERBURDEN BATUBARA DAN KORELASINYA DI AREA X TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN (Seminar Kerja Praktek)
Syamsul Ma’arif 1115051033
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 B. Lampung, 10 April 2015
Outline
1
Pendahuluan
2
Tinjauan Pustaka
3
Teori Dasar
4
Metodologi Penelitian
5
Hasil dan Pembahasan
6
Kesimpulan dan Saran
PENDAHULUAN
Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Logging geofisika untuk batubara dirancang tidak hanya untuk mendapatkan informasi geologi, kedalaman, dan ketebalan, tetapi juga untuk memperoleh berbagai data lain, seperti jenis dan kualitas lapisan batubara. Mengkompensasi berbagai masalah yang tidak diinginkan apabila hanya dilakukan pengeboran dan terjadinya lose core (inti batuan yang hilang), berupa pengecekan kedalaman yang sesungguhnya dari tiap lapisan terutama lapisan batubara, dan untuk mengetahui lapisan apa saja yang menjadi overburden batubara yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam proses penambangan batubara.
1.2 Tujuan Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui overburden (lapisan penutup) batubara dan korelasinya dengan metode well loging
di area X, Tanjung Enim, Sumatera
Selatan. 2. Mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk menambah wawasan tentang well loging yang lebih mendalam.
1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada kerja praktek ini hanya untuk mengetahi overburden (lapisan penutup) batubara dan korelasi lapisan antar sumur dengan menggunakan data logging geofisika di area X, Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
STUDI PUSTAKA
Studi Pustaka
Daerah Pengamatan • Daerah penelitian termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Selatan. • Merupakan backdeep basin atau cekungan pendalaman belakang. • Terbentuk pada Eosen Tengah sampai Oligosen Akhir
Peta Daerah Pengamatan
Stratigrafi Daerah Penelitian
Teori Dasar
Teori Dasar 4.1 Well Logging Geofisika Well logging merupakan metode pengukuran besaran-besaran atau parameter fisika dan kimia batuan terhadap kedalaman lubang bor. Logging geofisika bertujuan untuk memperoleh data kedalaman, ketebalan, dan kualitas lapisan batubara yang dikombinasikan dengan data pengeboran. Log geofisika yang utama digunakan dalam eksplorasi batubara adalah log gamma ray dan log density.
Log Gamma Ray Prinsip pengukuran log gamma
ray
adalah
Logging Geofisika
Log Density Log suatu
Density
adalah
kurva
yang
perekaman radioaktif alami
memanfaatkan sumber sinar
batuan.
radioaktif
radioaktif untuk mengetahui
yang terdapat dalam lapisan
densitas batuan. Nilai berat
batuan tersebut diantaranya
jenis dan porositas batubara
Uranium (-U), Thorium (-Th),
sangat
dan Potassium. Pada batuan
berat jenis dan porositas
sedimen,
batuan penutup lainnya.
Unsur
unsur
radioaktif
akan banyak terkonsentrasi dalam lapisan shale atau clay.
berbeda
dengan
Pengukuran titik-titik batas pada garis transisi antara lapisan batubara, atas dan bawah serta bagian, mempunyai cara yang berbeda untuk masing-masing komponen log.
Dimana :
y
= nilai Density sebenarnya (gr/cc)
LD = nilai Log Density pengukuran (CPS)
4.2 Batubara Batubara dapat diklasifikasikan menurut tingkatan, yaitu lignit, sub bituminous, bituminous dan antrasit. Model geologi untuk pengendapan batubara menerangkan hubungan antara genesa batubara dan batuan sekitarnya baik secara vertikal maupun lateral pada suatu cekungan pengendapan dalam kurun waktu tertentu. Secara umum Cekungan Sumatra Selatan menghasilkan endapan batubara dengan penyebaran yang cukup luas, namun memiliki peringkat batubara yang tidak terlalu tinggi, kecuali sekitar intrusi batuan beku, seperti yang terdapat di lapangan batubara Air Laya, Suban, dan Bukit Kendi.
Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian 5.1 Waktu dan Tempat Kerja Praktek Kerja praktek ini dilaksanakan selama satu bulan, terhitung dimulai tanggal 02 Februari 2015 dan berakhir hingga tanggal 02 Maret 2015. Sedangkan untuk tempat pelaksanaannya di Satuan Kerja Eksplorasi Rinci, PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
Peralatan Well Logging (a) zat radio aktif cessium 137, (b) Probe gamma ray dan density, (c) Digital data/ recsalog, (d) Penyimpan data/ laptop, (e) Speed control, (f) Winch system, (g) Tripod/ kaki tiga, (h) Sumber daya/ generator, (i) Gudang penyimpan zat radio aktif cesium 137
Text Text
Text
Rekonsiliasi
Text
Text Text
Log Bor Geologi
Diagram Alir
Mulai Studi Pustaka
Input Data Software WellCAD Grafik log gamma dan densitas Menentukan batas atas dan bawah grafik log
Nilai log gamma dan densitas
Batasbatas Lapisan
Menghitung Min, Max, dan rata-rata
Klasifikasi jenis lapisan Jenis lapisan
Nilai perlapisan Penentuan Overburden dan Korelasi Output Selesa i
Time Schedule
Minggu ke-4
Penyusunan Laporan
Minggu ke-3 Procesing dan Interpretasi Minggu ke-2
Minggu Ke-1
Pengambilan Data
Studi Pustaka
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan SD_349 Pasir
Lanau Pasir Lanau Pasir
Lempung Batubara Lempung
Depth (m)
LITHO
Tebal (m)
Gamma ray (CPS) CPS Min Max
Densitas (gr/cc) gr/cc Min Max
1.38 – 2.88 2.88 - 814 8.14 – 14.28
Pasir Lanau Pasir
1.5 5.26 6.14
21 31 23
6 18 11
46 55 42
1.76 1.84 1.99
1.38 1.61 1.78
1.81 2.03 2.07
14.28 – 21.72
Lanau
7.44
41
15
64
2.24
1.97
2.34
21.72 – 29.02
Pasir
7.3
43
12
64
2.35
2.24
2.59
29.02 – 29.86
Serpih
0.84
60
37
79
2.32
2.20
2.34
29.86 – 34.88
Pasir
5.02
49
28
72
2.31
2.21
2.44
34.88 – 39.32
Lempung
4.12
45
36
82
2.27
1.93
2.38
39.32 – 41.38
Batubara
1.98
3
0
36
1.53
1.50
2.04
41.38 – 41.94 41.94 - 46.18
Lempung Batubara
0.56 4.24
5 2
0 0
16 35
1.53 1.46
1.48 1.42
1.55 1.66
46.18 – 51.49
Lempung
5.31
46
23
69
1.98
1.66
2.18
Lapisan Overburden batubara yaitu lempung, pasir, dan lanau. Dengan kedalaman mulai dari 1.38 meter sampai dengan 39.32 meter. Lapisan batubara Anthracite dengan nilai gama ray dan densitas yaitu 5 CPS dan 1.46 gr/cc.
SD_350 Depth (m)
Pasir
Lempung
4.54 – 24.22 24.22 – 36.00 36.00 – 37.40 37.40 – 37.90 37.90 – 46.36 46.36 – 48.84 48.84 – 49.60 49.60 – 51.04
Gamma ray (CPS)
Densitas (gr/cc)
LITHO
Tebal (m)
CPS
Min
Max
gr/cc
Min
Max
Pasir Lempung Batubara Lempung Batubara Lempung Batubara Lempung
19.66 11.76 1.38 0.48 8.44 2.46 0.74 1.44
41 62 2 7 1 51 49 44
9 28 1 4 0 33 13 34
66 107 52 26 47 70 56 65
2.30 1.89 1.71 1.62 1.59 2.50 1.86 2.42
1.74 1.77 1.50 1.50 1.49 2.07 1.85 1.59
2.64 2.03 1.91 1.64 2.01 2.65 2.54 2.66
Lapisan Overburden batubara yaitu lempung dan pasir. Dengan kedalaman mulai dari 4.54 meter sampai dengan 36.00 meter.
Batubara
Lempung
Lapisan batubara Anthracite dengan nilai gama ray dan densitas yaitu 1 CPS dan 1.15 gr/cc.
SD_352 Depth (m)
Lanau Pasir Lanau Pasir
LITHO
Gamma ray (CPS)
Densitas (gr/cc)
Tebal (m)
CPS
Min
Max
gr/cc
Min
Max
4.34 – 8.58
Lanau
4.22
33
17
56
2.33
1.92
2.43
8.58 – 14.84
Pasir
6.24
25
8
52
2.27
2.13
2.39
14.84 – 23.52
Lanau
8.66
48
19
69
2.33
2.16
2.44
23.52 – 31.28
Pasir
7.74
33
6
77
2.38
2.21
2.55
31.28 – 44.56
Lempung
13.26
58
31
84
2.30
2.16
2.45
44.56 – 45.90
Batubara
1.32
1
0
39
2.00
1.85
2.16
45.90 – 46.48
Lempung
0.56
6
2
22
1.99
1.91
2.02
46.48 – 53.88
Batubara
7.38
1
0
18
1.90
1.83
1.97
53.88 – 54.50
Lempung
0.6
11
6
27
1.93
1.92
2.01
54.50 – 55.22
Batubara
0.7
46
9
71
2.23
1.91
2.45
55.22 – 61.22
Lempung
6
50
23
74
2.53
1.95
2.78
Lempung
Batubara
Lapisan Overburden batubara yaitu lempung, pasir, dan lanau. Dengan kedalaman mulai dari 4.34 meter sampai dengan 44.56 meter.
Lempung
Lapisan batubara Anthracite dengan nilai gama ray dan densitas yaitu 1 CPS dan 1.95 gr/cc.
Diagram
SD_349
SD_350
SD_352
Peta Korelasi Titik Bor
Hasil Korelasi
Berdasarkan penampang korelasi lapisan diatas dapat diketahui bawa ketiga titik bor memiliki korelasi lapisan yang sama.
Overburden
(lapisan
penutup
batubara)
banyak
didominasi oleh lapisan pasir, lanau dan lempung. Arah pengendapan lapisan di daerah ini dari arah timur laut menuju barat daya. Tidak terdapatnya lapisan lanau pada overburden di titik bor SD_350 disebabkan oleh pengerukan atau pembukaan lapisan tanah untuk proses penambangan.
Kesimpulan dan Saran
7.1
Kesimpulan 1. Berdasarkan data tiga log geofisika masing-masing lapisan memiliki range nilai
untuk gamma ray dan densitas sebagai berikut: Range nilai gamma ray dan densitas pada lapisan pasir berkisar antara 20 – 50 CPS dan 1.76 – 2.38 gr/cc. Range nilai gamma ray dan densitas pada lapisan lanau berkisar antara 30 - 55 CPS dan 1.84 – 2.33 gr/cc Range nilai gamma ray dan densitas pada lapisan batubara berkisar antara 0 – 10 CPS dan 1.50 – 1.90 gr/cc Range nilai gamma ray dan densitas pada lapisan lempung berkisar antara 45 - 67 CPS dan 1.62 – 2.53 gr/cc Range nilai gamma ray dan densitas pada lapisan serpih berkisar antara 60 - 80 CPS dan 2.32 gr/cc.
2. Dari hasil korelasi ketiga titik bor memiliki jenis lapisan yang sama, yaitu batuan pasir, lanau, lempung, dan batubara. Jenis dari batubara yang didapati pada area ini ialah tipe Seam C (Anthracite), dengan lapisan batubara yang memiliki ketebalan yang relative sama dan Overburden (lapisan penutup batubara) banyak didominasi oleh batuan pasir, lanau dan lempung. 7.2 Saran 1. Dalam menentukan batas lapisan pada log geofisika hendaknya dilakukan dengan telit karna terkadang sangat sulit untuk memedakan antara batuan lanau dan lempung. 2. Data log sebaiknya ditambah untuk menetukan korelasi lapisan yang lebih akurat dan seperti yang sebenarnya.
Daftar Pustaka Akbari, Desri dan Sutrisno, 2014. Interpretasi Data Geophysical Well Logging Dan Analisis Hubungan Density Log Dengan Kualitas Batubara. UIN Jakarta. Bishop, A. W., and Henkel, D. J., 2000. “The Measurement of Soil Properties in the Triaxial Test”, Second Edition, Edward Arnold Publishers, Ltd., London, U.K., 227 p Febriansyah, 2015. Welcome to PTBA. Eksplorasi Rinci PTBA. Sumatra Selatan Rosadi, Yos. 1995. Interpretasi Data Well Logging. Institut teknologi Bandung. Bandung Wardana, W. Arya, 2009. Teknologi Nuklir, Proteksi Radiasi dan Penerapannya. Andi.Yogyakarta Wartono. 2004. Buku Panduan Ekskursi Geologi Regional Pegunungan Selatan. Jurusan Teknik Geologi. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Bigelow, 2011. http://petrowiki.org/Distribution-of-relative-radioactivity-level- for-various-rocktypes ,12 Februari 2015, pukul 13.00 Idrus, irwan, 2011. http://irwan-idrus.blogspot.com/2011/06/cekungan-sumatera-selatan.html. 11 Februari 2015, pukul 14.00 Novianto, 2012. http://novianto-geophysicist.blogspot.com/2012/01/geologi-regional-zona-sumsel.html. 11 Februari 2015, pukul 14.00
LOGO
Terimakasih