Loading documents preview...
Manajemen Fisioterapi Olahraga pada Kondisi Cedera Meniskus Abdullah Arsyad ● Ryani Dg Tammi ● Syarifah F. Yasmin Ida Ayu Sinta ● Hanggraeni D ● Feronika Prabowo ● Anggun P. Goldamerta
Apa itu Cedera Meniskus ? Cedera meniskus adalah jenis cedera yang pada umumnya ditemukan pada atlet atau pada aktivitas olahraga. Insidensi Cedera meniskus ditemukan 15% dari seluruh kasus cedera olahraga. Cedera meniskus adalah jenis cedera yang terjadi pada lapisan fibrokartilago sendi tibiofemoral dimana kartilago meniscus mengalami robek atau putus akibat gerakan spesifik seperti rotasi lutut dengan tekanan berlebihan pada saat kaki menapak ke tanah atau lantai dalam posisi kaki tidak ikut berotasi mengikuti lutut. Adapted from Meniscus rupture. (2018, August 30). Physiopedia
2
66 dari 100.000 orang
Ditemukan mengalami cedera meniskus setiap tahun
4:1
Ratio perbandingan kejadian pada laki-laki : perempuan
20 - 29 tahun
Usia paling sering mengalami cedera meniskus Adapted from National Library of Medicine DOI: 10.1016/j.biomaterials.2011.06.037
3
Patofisiologi Cedera Meniskus Cedera akibat trauma Lebih sering terjadi pada usia muda ,
Cedera Meniskus
Cedera akibat degeneratif Lebih sering terjadi pada usia >40 thn,
individu aktif, dan sering kali
biasanya tanpa ada riwayat trauma,
disertai
pada
disertai perubahan degeneratif pada
ACL/PCL. Cedera akibat trauma ini
sendi lutut, potensi penyembuhannya
lebih sering menyerang meniskus
sangat minimal. Cedera ini lebih
lateral
vertical
sering menyerang meniskus medial.
vertical
Dengan pola radial, flap tear, dan
dengan
dengan
longitudinal, transversal.
cedera
pola
atau
kompleks tear. 4
Faktor Resiko Resiko terjadinya cedera meniskus pada dasarnya terjadi pada aktivitas pembebanan berlebihan (Overpressure) pada lutut misalnya : ● ● ● ● ●
Overweight Intensive training penurunan kekuatan otot, posisi anatomis deformitas valgus/varus. Kondisi degeneratif 5
Anatomi Meniskus ●
●
●
Adapted from World Journal of Orthopaedics DOI: 10.5312/wjo.v5.i3.233
Merupakan jaringan fibrokartilago yg melapisi femorotibial. Tersusun oleh air dan jaringan kolagen tipe I Meniskus medial berbentuk “U” dengan ukuran panjang 40.5-45.5 mm dan lebar 27 mm, serta menutupi 60% permukaan kompartemen medial. Meniskus lateral berbentuk “C” dengan ukuran panjang 32.4-35.7 mm dan lebar 26.6 - 29.3 mm, serta menutupi 80% permukaan kompartemen lateral 6
Fisiologi Meniskus Meniskus memiliki struktur kolagen yang unik, berhubungan dengan fungsinya. ●
●
Adapted from World Journal of Orthopaedics DOI: 10.5312/wjo.v5.i3.233
Lapisan superfisial terdiri lapisan tipis serabut halus. Dibawah lapisan superfsial terdapat kumpulan kolagen yang tersusun secara ireguler. Setelah itu, terdapat serat-serat yang tersusun sirkumferensial dan berlekatan dengan seratserat yang tersusun radial. Ketika beban aksial menimpa sendi lutut, maka meniskus akan terkompresi dan menjauhi pusat sendi, yang mengakibatkan tekanan menyebar pada serat kolagen sirkumferensial.
7
Kinematika Meniskus Flexi : 120° - 130° Ekstensi : 0° - 10° Eksternal rotasi : 30°-40° Internal rotasi : 30°-35° Gerakan yang terjadi pada kedua permukaan tulang meliputi gerakan roling dan sliding. ● Saat fleksi, femur roling ke arah belakang dan sliding ke belakang ● Saat ekstensi, roling ke depan dan sliding ke belakang. ● ● ● ● ●
8
Adapted from Therapeutic Exercise 5th Edition, 2007
8
Fungsi Meniskus : -
Meningkatkan stabilitas sendi femorotibial
- Shock Absorber
-
Mendistribusikan beban axial
- Menutrisi dan lubrikasi sendi lutut
“Pada posisi 30° fleksi lutut, permukaan kontak antara dua tulang lutut menurun hingga 4%. Ketika lutut dalam 90° fleksi beban aksial yang diterapkan disendi adalah 85%. Dalam fleksi lutut full, meniskus lateral mentransmisikan 100% dari beban di kompartemen lutut lateral, sedangkan meniskus medial mengambil sekitar 50% dari beban medial” Adapted from National Library of Medicine DOI: 10.1016/j.biomaterials.2011.06.037
7
Vaskularisasi Meniskus Jaringan Meniskus memiliki vaskularisasi penuh pada saat awal kelahiran, namun pada usia 10 tahun, vaskularisasi hanya terdapat pada 10-30% sisi perifer, dan semakin berkurang pada usia dewasa yaitu hanya 10-25% sisi perifer jaringan yang mendapat vaskularisasi. Pada jaringan meniskus terdapat pembagian area yaitu : 1.
2.
10
Red Zone : Area perifer yang memiliki pembuluh darah, meniscus area ini mendapatkan suplai darah dari capsul sinovial sehingga cedera pada area ini dapat mengalami fase healing tanpa operasi. White Zone : Area internal meniscus yang tidak memiliki pembuluh darah sehingga cedera pada area ini sangat jarang mengalami healing sehingga membutuhkan penanganan operasi.
Adapted from National Library of Medicine DOI: 10.1016/j.biomaterials.2011.06.037
10
1. Pembentukan Fibrin clot
Proses inflamasi akibat cedera meniskus serta adanya growth factor menstimulasi terjadinya proliferasi, migrasi, dan diferensiasi sel. Proses ini terjadi pada 2 minggu pertama.
2. Meniscal regeneration
Angiongenesis atau pembentukan pembuluh darah baru terjadi yang akan menunjang terjadinya fase healing. Proses ini terjadi setelah 5 minggu.
Healing Phase Meniskus
3. Complete Vascular Healing Area lesi akan ditumbuhi jaringan fibrosis yang menyatukan tepi area tear, seiring perkembangan jaringan fibrosis ini akan berkembang menjadi jaringan fibrokartilago seperti area meniscal disekitarnya. Fase ini terjadi setelah 10 minggu.
4. Complete Scar Remodelling
Jaringan fibrokartilago yang terbentuk akan mengalami remodelling hingga membentuk seperti jaringan normal. Fase ini terjadi setelah 24 minggu
Adapted from Muscle Ligament and Tendon Journal: The Meniscal Healing process, De Albornoz PM et.al., 2012
11
Tipe Pola Cedera Meniskus Berdasarkan bentuknya :
Adapted from Arthroscopy Meniscectomy, Azar M. Frederick, 2016
Berdasarkan lokasinya :
12
Manifestasi Klinis Cedera Meniskus ● Sensasi popping (sendi terasa bergerak-gerak sendiri) dan clicking ● Pembengkakan dan Nyeri terutama ketika memutar lutut, berjalan jauh atau berlari
● Keterbatasan ROM Aktif-Pasif ● Lutut terasa seolah terkunci/block saat menggerakkan lutut fleksi atau akan terkunci pada posisi tertekuk 15°-30° dan tidak bisa kembali meluruskannya
(ekstensi)
● Muscle Atrofi 13
Komplikasi - Prognosis 1. Kerusakan Kartilago
1. Natural Healing
2. Resiko Osteoarthritis
2. Meniscectomy
Cedera meniscus yang tidak tertangani dengan baik akan mengakibatkan kerusakan kartilago di tulang tibia, tulang femur Pada patella mengalami kerusakan akibat gesekan dan beban yang berlebih yang akan mengakibatkan risiko terjadinya osteoarthritis
Pada cedera meniscus ringan dengan rehabilitasi tanpa operasi memerlukan aktu penyembuhan sekitar 3-4 minggu
Dalam operasi pembersihan meniscus yang robek, memerlukan waktu penyembuhan sekitar 6-8 minggu
3. Meniscal Repair Apabila terjadi cedera berat pada meniscus dan diperlukan operasi maka waktu penyembuhan sekitar 1224 minggu
14
1.
Diagnosis Banding
Osteoarthritis Lutut
Osteoarthritis adalah penyakit degeneratif persendian dengan berbagai faktor penyebab dan memiliki karakteristik berupa kerusakan kartilago
2. Dislokasi Patella
Mekanisme terjadinya dislokasi pada sendi lutut biasanya melalui hiperextensi dan torsi pada sendi lutut ataupun akibat penyakit degeneratif dan infeksi
3. Cedera PCL
Cedera ini sering dipicu saat lutut mengalami benturan dari arah depan saat posisi lutut dalam keadaan fleksi (menekuk).
4. Cedera ACL Cedera ini umumnya terjadi pada olahraga yang melibatkan gerakan-gerakan zig-zag, perubahan arah gerak, dan perubahan kecepatan yang mendadak (akselerasideselerasi) seperti sepak bola, basket, bola voli, dan futsal.
5.
Chondromalacia Patella
Kondisi tulang rawan patella melunak secara genetik dan mudah hilang, ini adalah penyebab rasa sakit di bagian depan (nyeri lutut anterior).
6. Patellofemoral Pain Syndrome
Sindrom nyeri patellofemoral didefinisikan sebagai nyeri di sekitar tempurung lutut, dapat berupa tendinitis patella, Fat pad impingement, Condromalasia.
3. Osteochondritis
Kondisi retak hingga timbulnya fragmen kartilago sendi akibat kematian jaringan dari vaskularisasi yang tdk adekuat.
15
Bagaimana Penanganan Cedera Meniskus? Non Operative Technique
Fisioterapi
Operative Technique
16
“
Pemilihan jenis penanganan harus mempertimbangkan struktur anatomi dan vaskularisasi terkait pola cedera. Penelitian membuktikan bahwa penanganan non operative memberikan efek memuaskan dalam jangka waktu singkat dan dapat mencegah timbulnya osteoarthritis. Meniscectomy atau meniscal repair dapat memelihara struktur meniskus dalam jangka waktu yang lebih lama terutama jika cedera terjadi di area avaskular.
“Namun perlu diperhatikan bahwa setiap bentuk penanganan operatif membutuhkan proses rehabilitasi post OP”
Adapted from World Journal of Orthopaedics DOI: 10.5312/wjo.v5.i3.233
17
Milestones and Goals Non Operative Treatment Phase I - RICE protokol Terapkan protokol rest, ice, compression, elevation pada penanganan akut untuk mengurangi nyeri dan swelling. Pemberian es dilakukan selama 20 menit setiap 2 jam sepanjang 24 - 72 jam pertama pada fase akut.
Phase 2 - ROM & Fleksibility
Phase 3 - Strenghtening
Keterbatasan ROM dan penurunan fleksibiltas dapat terjadi akibat adanya proses inflamasi berupa edema dan nyeri pada fase sebelumnya. Memelihara ROM dan fleksibiltas jaringan disekitar lutut dengan mobilisasi sendi patellofemoral, tibiofemoral, dan superior tibiofibular. Fleksibitas otot dapat dijaga dengan melakukan pasif dan aktif stretching.
Latihan penguatan diberikan kepada otot otot penunjang lutut terutama quadriceps dan hamstring. Jenis latihan pada tahap ini dapat berupa quadriceps set, hamstring curl, straight leg raising, heel raises.
Phase 4 - Advance Strenghtening & Stretching Untuk mamaksilkan aktivasi otot otot penopang lutut maka diberikan peningkatan latihan sesuai dengan respon healing pasien. Jenis latihan yang dapat diberikan berupa weight bearing resistive exercise seperti sepeda statis, single leg press.
Notes : Pasien harus diberikan edukasi terkait gerakan yang harus dihindari seperti deep knee flexi, squat, dan berlutut.
Adapted from Rhode Island Medical Journal: Diagnosis and Management of Meniscal Injury; 2016
18
Milestones & Goals Operative Treatment: Meniscectomy Phase 1 : Minggu 1
Phase 2 : Minggu 2-3
Phase 3 : Minggu 4-8
Goals :
Goals :
Goals :
● ● ● ●
Maksimum ROM Normal patellar mobility SLR Full Pasif Extensi
Program :
● ● ● ●
Management nyeri Control Edema/Efusi Quadriceps Set Flexibility Exercise
Milestones :
Memulai Full weight bearing tanpa crutches.
● ● ●
Full weight bearing Full ROM Strengthening Exercise nyeri
Program : ● ● ● ● ●
Reduksi edema/efusi Strengthening exercise Endurance Exercise Proprioceptive exercise Flexibility Exercise
Milestones :
tanpa
● ● ●
Maksimal strength and balance Functional movement Skill Return to Sport
Program : ● ● ●
Strengthening Exercise Endurance Exercise Sport specific drill
Milestones : Return to sport activity dan memelihara jaringan untuk mencegah reinjury.
Peningkatan Strengthening Exercise
Adapted from Physical Rehabilitation of The Injured Athlete, Andrews, J et.al., Elsevier: 2012
19
Milestones and Goals Operative Meniscal Repair Phase 1 : Minggu 1
Phase 2 : Minggu 2-6
Goals :
Goals :
● ● ●
Manajemen nyeri Mengurangi swelling Aktivasi otot quadriceps
Program : ● ●
ROM exercise (full ekstensi, fleksi ≤ 90° Quadriceps set, heel prop, sitting heel slide (passive assistive), ankle pump.
● ● ●
Proteksi dari overstress Mengikuti proses healing Memulai penguatan otot
Program : ● ●
ROM exercise (full ekstensi, fleksi ≤ 90° Phase 1 program dilanjutkan dengan straight leg lift, hip abduction, standing toe raise, wall slide.
Milestones :
Milestones :
Memulai weight bearing sebatas toleransi dengan Brace dan cruthes
Memulai weight bearing sebatas toleransi dengan 1 sisi cruthes.
20 Adapted from Rehabilitation After Meniscus Repair Guidelines: Massachusets General Hospital Orthopaedics, 2018
Quadriceps Set
Standing toe Wall Slide 20
Milestones and Goals Operative Meniscal Repair Phase 3 : Minggu 6-12
Phase 4 : Minggu 12-16
Goals :
Goals :
● ● ●
Memulai PWB Full ROM (0°-150°) Full Muscle Strength
Program : ● ●
●
Full ROM exercise (fleksi - ekstensi) Program phase II dilanjutkan dengan stationary bicycle, standing hamstring curl, squat to chairs, leg press, step up down exc.. Stretching exercise terutama otot hamstring, quadriceps, dan achilles stretch.
Milestones : Memulai persiapan WB tanpa crutches
● ● ●
Full Muscle strength Cardiovascular conditioning Sport spesific training
Program : ● ● ●
Muscle strengthening exc: program latihan phase 2-3 dengan resistance Cardiovascular conditioning exc: Static bicycle, nordick track atau swimming max 30 menit. Progresive Strenghtening exc: Single leg wall slide, single leg squad
hamstring curl
Milestones : Memulai latihan lari ringan tanpa nyeri.
Adapted from Rehabilitation After Meniscus Repair Guidelines: Massachusets General Hospital Orthopaedics, 2018
Step up down exc 21
Milestones and Goals Operative Meniscal Repair Phase 5 : 16-20 minggu Goals : ● ● ●
Rekondisi batas aman pre sport conditioning Sport spesific drill
Program :
●
●
Sport spesific training: Straight ahead running phase, Direction change running phase, Unrestricted direction change. Speed and agility exercise
Box Drill
Shuttle Run
Milestones : ● ●
Functional Movement Skill tercapai Return to Sport practice
Agility run Adapted from Rehabilitation After Meniscus Repair Guidelines: Massachusets General Hospital Orthopaedics, 2018
22
Return to Sport Phase 1
2
3
4
Fase Rehabilitasi
Proprioceptif - Plyometric
Functional Movement Screening
Return to Sport
Fase rehabilitasi dilakukan dengan mengikuti standar protokol penanganan non operatif atau operatif sesuai dengan fase healing jaringan.
Pemberian latihan proprioceptif dan latihan plyometric bertujuan untuk mengoptimalkan komponen fisik atlet sebelum kembali berolahraga
Screening kondisi fisik perlu dilakukan untuk memastikan kesiapan atlet dan resiko terjadinya cedera berulang sebelum memutuskan return to sport
Kembali ke aktivitas olahraga dengan resiko cedera ringan.
Retraining : Proprioceptif - Plyometric Proprioceptif Training
Plyometric Training
Proprioceptif didefinisikan sebagai informasi terkait
Plyometrik adalah latihan yang memungkinkan otot
postur, posisi, dan kinetika tubuh yang dibawa oleh
mencapai kekuatan maksimum dalam waktu sesingkat
komponen sensorik yang berada di otot, tendon, sendi,
mungkin. Tujuan latihan plyometrik adalah untuk
dan kulit yang akan dibawa ke sistem saraf pusat.
meningkatkan kekuatan yang akan digunakan untuk
Proprioceptif
untuk
melakukan gerakan selanjutnya dengan menggunakan
mengembalikan dan meningkatkan stabilitas dan kontrol
komponen alami dan elastis dari otot, dan tendon dan
neuromuskular dinamis dan menekankan aktifitas
refleks peregangan.
training
ini
bertujuan
fungsional dan aktivitas return to sport. 24
Functional Movement Screening FMS merupakan penilaian fungsional tubuh
Rotary Stability
Hurdle Step
Deep Squat
berdasarkan mobilitas, dan stabilitas dan faktor mekanik yang berkontribusi untuk mengembangkan
program
pencegahan
In Line Lunges
terjadinya cedera. The FMS bertujuan untuk mengidentifikasi ketidakseimbangan
dalam
mobilitas
stabilitas
tujuh
pola
selama
fundamental.
dan
gerakan
Active Straight Leg Raise
Trunk Stability Push Up
Shoulder Mobility
25
Retraining : Proprioceptif Exc Plyometric Exc Functional Movement Screening (FMS) 26
Manajemen FT Olahraga pada Cedera Meniskus ASSESMENT - CHARTS
Anamnesis Anamnesis Umum
History Taking : -
Nama
: Tn. I
Jenis kelamin
: Laki-laki.
-
Usia
: 27 tahun.
-
Alamat
: Borong
Pekerjaan
: Atlet Futsal
-
Posisi dalam tim
: Flank
-
Keluhan Utama :
Nyeri dan perasaan tidak nyaman pada lutut kiri saat melakukan aktifitas tertentu
-
Pasien sudah melakukan tindakan op meniscus 3 bulan yang lalu (2 Juli 2018). Pasien ada riwayat post op pcl pada bulan Mei 2017, sudah menjalani fisioterapi dan hasil MRI PCL pasca fisioterapi menunjukkan normal. Saat ini pasien sedang melakukan fisioterapi selama kurang lebih 11 minggu pasca operasi meniscus. Saat ini pasien mengeluhkan nyeri dan perasaan tidak nyaman dilutut kiri bagian dalam saat melakukan sholat, jongkok, dan merasa ukuran pahanya tidak sama. Pasien sudah tidak mengkonsumsi obat sejak 2,5 bulan yang lalu Belum aktif bermain futsal kembali Pasien rutin melakukan control ke dokter spesialis orthopedi. Kunjungan terakhir pada bulan Agustus 2018. Sudah melakukan foto MRI terakhir pada bulan Agustus 2018. Tidak ada keluhan lain 28
Assymetric Inspeksi statis - Ada tanda bekas operasi pada knee sinistra - Saat berdiri posisi knee tampak simetris - Secara visual ukuran otot paha sinistra lebih kecil dibanding otot paha dextra
Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Inspeksi dinamis - Saat berjalan kedua tungkai tampak normal - Gait analysis normal Palpasi : - Suhu : normal - Tendernes : -
- Oedem : 29
Restrictive : 1. 2.
Limitasi ROM : -
Limitasi ADL : Praying (gerakan duduk diantara dua sujud) dan toiletting (saat
3. 4.
jongkok) Limitasi pekerjaan : Belum dapat kembali ke aktivitas sebagai atlet futsal Limitasi Rekreasi : tidak dapat bermain
Tissue Impairment 1. 2. 3. 4.
Musculotendinogen : Atrophy m. Quadriceps sinistra, m.hamstrings sinistra Osteoarthrogen : Meniscus Tear Neurogen : Psikogen : Cemas
futsal
30
Spesifik Tes 1.
2. 3.
Vital Sign TD : 120/80 mmHg (Normal)
Pain Scale Assesment Nyeri Diam : 0 Nyeri Tekan : 0 Nyeri Gerak : 1 Circumferentia Hip
Dextra : 52 Cm
4. 5.
6.
7.
lateral serta posterior horn meniscus medial
Selisih 2.5 cm : Atrophy Otot Tidak ada gangguan pada patellofemoral HRS-A : Nilai 10 Interpretasi depresi ringan (Lampiran 1)
Radiology MRI 10 Agustus 2018 Kesan : Meniscus tear anterior horn, meniscus
Sinistra : 49.5 cm
Patellar Mobility Test : (-)
Manual Muscle Testing Group Flexor Knee : 5 Grup Extensor Knee : 5 Grup Flexor Hip : 5 Grup Extensor Hip : 5
8. 9.
sinistra grade 1 Star Excursion Balance Test : capaian 50 cm
Interpretasi keseimbangan sedang Cincinnati Activity Scale 31
1. 2. 3. 4.
Spesifik Tes Posterior Drawer Test Interpretasi : Jika ditemukan hilangnya resistensi normal pada PCL dan hilangnya Endfeel maka indikasi tear PCl Anterior Drawer Test
Interpretasi : Jika ditemukan hilangnya resistensi normal ACL dan translasi lebih dari 6mm maka indikasi tear ACL Lachmann Test Interpretasi : Displacement yang abnormal pada anterior tibia terhadap femur indikasi tear ACL Mc Murray Tes:
Interpretasi : Nyeri yang terasa di dalam sendi indikasi tear meniskus
5.
6.
Appley Test Interpretasi : Nyeri yang terasa di dalam sendi indikasi tear meniskus Varus – Valgus Test : Interpretasi : Nyeri pada bagian lateral knee dan peningkatan moment varus mengindikasikan tear pada MCL. Nyeri pada bagian medial knee dan peningkatan moment valgus mengindikasikan tear pada LCL.
32
“
Diagnosis Fisioterapi
“Gangguan Aktivitas Olahraga Futsal Berupa Nyeri dan Atrofi Otot Pada Knee
Joint Sinistra e.c Post OP Meniscal Repair 3 Bulan yang Lalu”
Problem :
Planning :
1.
Primer : Nyeri
1.
2.
Sekunder
:
Kecemasan,
Atrofi
Otot,
Gangguan Keseimbangan 3.
Tujuan Jangka Panjang : Mengembalikan aktivitas
fungsional ADL dan olahraga (return to sport) 2.
Tujuan Jangka Pendek : Mengurangi kecemasan,
Kompleks : ADL (Toiletting & Praying),
mengurangi
nyeri,
mengatasi
atrofi
Pekerjaan (Atlet Futsal)
meningkatkan keseimbangan dan stabilisasi.
otot,
33 33
Program Fisioterapi
34
Program Fisioterapi
35
Evaluasi 1.
Problematik Fisioterapi Nyeri
VAS
2.
Lingkar Otot
Circuferentia
No.
Parameter
Intervensi Pertama Sebelum Sesudah Nyeri Diam : 0 Nyeri Diam : 0 Nyeri Gerak : 1 Nyeri Gerak : 1 Nyeri Tekan : 0 Nyeri Tekan : 0 Dextra : 52 cm Dextra : 52 cm Sinistra : 49,5 cm Sinistra : 49,5 cm
Ket. Belum ada perubahan Belum ada perubahan
Modifikasi
Home Program
Modifikasi Program disesuaikan dengan hasil evaluasi yang didapatkan dari perkembangan hasil terapi yang dicapai oleh pasien. Modifikasi dapat berupa peningkatan dosis atau modifikasi jenis latihan.
Pasien disarankan untuk secara rutin melakukan latihan prioceptif dan pliometrik pada area lutut terutama agar dapat memaksimalkan kondisi fisik sebelumbetul-betul kembali ke aktivitas olahraga. Pasien diedukasi terkait resiko cedera yang mungkin terulang dan posisi yang berpotensi mengakibatkan cedera.
36
Thanks! Any questions?
You can find me at @nuelmg & @physiocenter_mks
37
Penelitian Terbaru !
Mulligan Concept : Squeeze Technique Adapted from Journal of Manual and Manipulative Therapy 10.1080/10669817.2018.1456614
38
Penelitian Terbaru !
Mulligan Concept : Squeeze Technique Adapted from Journal of Manual and Manipulative Therapy 10.1080/10669817.2018.1456614
39