Ppt Stunting

  • Uploaded by: yusra annisa
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Stunting as PDF for free.

More details

  • Words: 884
  • Pages: 26
Loading documents preview...
Referat STUNTING PADA ANAK

Oleh : Yusmaharanis 1811901047

Pembimbing : dr. H. Wilson, Sp. A, M. Biomed KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DUMAI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB 2019

Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang.

Ancaman permasalahan gizi di dunia, ada 165 juta anak dibawah 5 tahun dalam kondisi pendek dan > 90% berada di Afrika dan Asia

Target global  menurunkan stunting sebanyak 40% pada tahun 2025. Untuk itu dibutuhkan penurunan 3,9% per tahun

Target global yang tercapai  menurunkan stunting 39,7% dari tahun 1990 menjadi 26,7% pada tahun 2010

STUNTING

Kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) anak balita dengan nilai z-scorenya < -2 SD (stunted) dan < – 3 SD (severely stunted).

Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun

Epidemiologi Stunting diperkirakan sebagai penyebab kematian 14% sampai 17% balita di dunia pada tahun 2011.

International Policy Research pada tahun 2016 menyebutkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia 

36,4%  ranking terburuk urutan ke 108 dari 132 Negara.

Faktor Penyebab Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan.

Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas.

Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi.

Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.

Waktu terjadinya stunting

Sindrom Stunting

Fisiologi Lempeng Pertumbuhan

Hubungan Malnutrisi Dengan Stunting Defisiensi kalori

Malnutrisi Penurunan respon lempeng pertmbuhan

Karena FGF meningkat pada asupan rendah kalori

Lempeng pertumbuhan

Dimediasi oleh

Sistem endokrin : • Penurunan kadar IGF-1 • Steroid seks • Tiroid • Peningkatan glukokortikoid

Menghambat kerja hormon pertumbuhan pada kondrosit

Anamnesis  Riwayat kelahiran dan persalinan, juga meliputi BB dan PB lahir  Pola pertumbuhan keluarga  Riwayat penyakit kronik dan konsumsi obat-obatan  Riwayat asupan nutrisi ataupun penyakit nutrisi sebelumnya  Riwayat pertumbuhan dan perkembangan  Data antropometri sebelumnya  Data antropometri kedua orangtua biologisnya

Pemeriksaan Fisik  Pengukuran : Berat badan, tinggi badan saat berdiri, lingkar kepala  TB dalam hubungannnya dengan TB sebelumnya (kecepatan pertumbuhan TB), TB orangtua, stadium pubertas, berat badan  Gambaran yang tidak biasa atau dismorfik pada wajah, mata, hidung, telinga, mulut, rambut, leher, ekstremitas atas, tangan, telapak tangan, jari, kaki atau kulit.  Gejala dari kelainan endokrin tertentu seperti hipotiroidisme, defisiensi hormon pertumbuhan  Gejala penyakit sistemik

Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan radiologis Bone Age CT scan atau MRI 2. Skrining penyakit sistemik Darah perifer lengkap, urin rutin, feses rutin Laju endap darah (LED) Kreatinin, natrium, kalium, analisis gas darah (kadar bikarbonat), kalsium 3. Pemeriksaan lanjutan Fungsi tiroid Analisis kromoson Uji stimulasi/ provokasi untuk hormon pertumbuhan

Proportionate

Prenatal

IUGR

Post natal

WA
HA<WA
Kalsium

Yodium

Zink

Zat besi & as.folat

1. Makan benar : energy cukup & PER 10 – 15%

2. Tidak Benar : deep sleep pada pukul 23.00 – 03.00  mulai tidur jam 21.00 3. Olahraga/ aktivitas fisik

Penurunan intelegensia (IQ)

Fisik lebih stunting Kemampuan kognitif menurun

Perkembangan motorik rendah

A. Intervensi Gizi Spesifik Intervensi dengan sasaran Ibu Hamil:

1. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan protein. 2. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat. 3. Mengatasi kekurangan iodium. 4. Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil. 5. Melindungi ibu hamil dari Malaria.

Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan: 1. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI /colostrum). 2. Mendorong pemberian ASI Eksklusif.

Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan: 1. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI. 2. Menyediakan obat cacing. 3. Menyediakan suplementasi zink. 4. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan. 5. Memberikan perlindungan terhadap malaria. 6. Memberikan imunisasi lengkap. 7. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.

B. Intervensi Gizi Sensitif Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan :

1. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air Bersih. 2. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Sanitasi. 3. Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan. 4. Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB). 5. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 6. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal). 7. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua. 8. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini Universal. 9. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat. 10.Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi, serta Gizi pada Remaja. 11.Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi Keluarga Miskin. 12.Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi.

 World Health Organization menyatakan bahwa terdapat konsekuensi jangka pendek dari stunting seperti peningkatan morbiditas dan mortalitas penyakit, penurunan perkembangan fungsi kognitif, motorik, bahasa, dan mental  Terdapat juga konsekuensi jangka panjang dari stunting, yaitu peningkatan kejadian stunting di masa dewasa, peningkatan risiko obesitas dan komorbiditas lainnya, penurunan kesehatan reproduksi, gangguan perkembangan pada masa remaja dan dewasa.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Pencegahan sejak 1000 hari pertama kehidupan perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya konsekuensi stunting. Terdapat dua jenis intervensi yang dapat dilakukan, yaitu intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.

Kesimpulan

Terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan dikenal sebagai masa kritis tumbuh kembang anak.

Related Documents

Ppt Stunting
February 2021 1
Stunting
January 2021 1
Stunting
January 2021 2
Referat Stunting
February 2021 1
Referat Stunting
February 2021 3

More Documents from "Nadia Firyal"