Loading documents preview...
Formulasi Tablet Gastroretentive Mukoadhesif KELOMPOK 4: INTAN PURNAMA SATRI (15330049) SYAMSINAR NURUL FAUZIYAH
(15330058) (15330068)
Latar belakang • Perkembangan
sistem penghantaran obat pada dekade belakangan ini telah sampai pada penggunaan teknologi mukoadhesif. Beberapa keunggulan mukoadhesif ketika diaplikasikan kepada sistem penghantaran obat antara lain, dapat meningkatkan kepatuhan pasien mengkonsumsi obat karena bentuk sediannya dapat diterima dengan baik oleh pasien, meningkatkan efikasi obat, mengurangi efek samping, jarak pemberian dosis lebih panjang, maka kebutuhan tidur penderita tidak terganggu dan tentu saja berimbas pada pencapian kualitas hidup pasien yang lebih baik.
Rumusan Masalah dan Tujuan Bagaimana formulasi yang baik untuk sediaan tablet gastroretentive mukoadhesif Bagaimana cara pembuatan tablet gastroretentive mukoadhesif? Bagaimana evaluasi yang dilakukan untuk tablet gastroretentive mukoadhesif?
• Memahami tentang sediaan, formulasi dan evaluasi dari tablet gastroretentive mukoadhesif.
Gastro Retentive Drug Delivery System (GRDDS)
Sebuah pendekatan untuk memperpanjang waktu tinggal obat di lambung dan menargetkan pelepasan obat yang spesifik pada saluran cerna untuk memberikan efek lokal maupun sistemik
Kelebihan dan kekurangan GRDDS Meningkatkan absorpsi obat Obat dihantarkan secara terkontrol Meminimalkan iritasi mukosa oleh obat Mudah diberikan dan pasien merasa lebih nyaman.
Diperlukan konsentrasi
cairan yang cukup tinggi
Tidak semua obat cocok dengan metode ini.
Obat - obatan yang iritan
terhadap mukosa lambung tidak cocok untuk GRDDS.
FAKTOR YANG MEMPENGAR UHI SISTEM GASTRORETE NTIVE
Bentuk sediaan tunggal atau multi-unit Kandungan kalori Usia Postur
Mukoadhesif Mukoadhesif adalah suatu interaksi antara permukaan mucus dengan polimer sintetis atau alami. Sediaan mukoadhesif dirancang untuk melekat pada lapisan mukosa.
Mekanisme Kerja Polimer Mukoadhesif
Prinsip penghantaran obat dengan sistem mukoadhesif adalah memperpanjang waktu tinggal obat pada organ tubuh yang mempunyai lapisan mukosa. Mekanisme kerja dari polimer mukoadhesif adalah sebagai berikut: Terjadi kontak antara polimer dengan permukaan mukosa yang disebabkan karena adanya pembasahan yang baik ataupun karena swelling pada polimer. Setelah berkontak, terjadi penetrasi dari rantai polimer kedalam permukaan jaringan atau interpenetrasi rantai polimer dan mukosa. Terbentuklah ikatan kimia antara rantai polimer dengan molekul musin, yang mempertahankan pelekatan polimer ke mukosa.
Karakteristik Sediaan
Ranitidin HCl adalah golongan histamine H2 receptor antagonist yang aktif secara luas digunakan pada kasus ulkus lambung, ulkus deudenum, Zollinger Ellison syndrome, penyakit gastroesofagus, esofagitis erosif, dan ulkus karena induksi NSAID Ranitidin HCl dosis 300 mg akan terjadi fluktuasi kadar dalam plasma, sehingga perlu alternative pelepasan secara lepas lambat (sustained release) untuk mengontrol pelepasan ranitidin
Waktu paruh ranitidine HCl yaitu 2 – 3 jam, bioavailabilitas absolut ranitidine HCl 50 – 60%, ranitidin HCl sangat baik diabsorbsi di lambung. bentuk sediaan lepas lambat yaitu gastroretentive sistem floatingmuccoadhesive drug delivery system. Sistem pelepasan obat ini diharapkan dapat meningkatkan penghantaran obat di lambung secara terus menerus dalam periode waktu yang lama sehingga biovalaibilitas ranitidin HCl dapat meningkat
FORMULA PEMBANDING FORMULA 1
Bahan
Bobo t
Ranitidin
300
HCl Chitosan
mg 100
HPMC K4M Natrium Bikarbonat
mg 20 mg 30
Fungsi
FORMULA 2 Bahan
Zat aktif Agen penyalut
Glimepirid Karbopol
Polimer
HPMC
hidrofilik Komponen
K4M Na.
mg
pembentukan
Mg.
20 mg
gas Lubrikan
Stearat Talk As. Sitrat
38 mg 20 mg
Glidan Komponen pembentukan
Bobo t
Fungsi
1,5 mg 70 mg
Zat Aktif Gelling
50 mg
Agent Polimer
60 mg
hidrofilik Komponen
Bikarbona
pembentuka
t Mg.
1 mg
n gas Lubrikan
Stearat Avicel
17,5
Pengikat
mg
PRAFORMULASI 1. Ranitidin HCL
•
Pemerian: Serbuk kristal berwarna putih sampai kuning pucat, tidak berbau
•
Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam alkohol.
•
Kegunaan: Untuk pengobatan tukak lambung, tukak usus, Zollinger-Ellison syndrome, gastroesophageal reflux disease (GERD) dan erosi esofagus
2. HPMC (Cellulose Hydroxypropil methyl ether) K4M
• Pemerian: Serbuk putih atau hampir putih, tidak berbau, tidak berasa
• Kelarutan: Larut dalam air dingin, praktis tidak larut dalam kloroform, etanol (95%) dan eter; namun larut dalam campuran etanol dan klorometana,campuran metanol dan diklorometana, dan campuran air dan alkohol. Larut dalam larutan aseton encer, campuran diklorometana dan propan-2-ol, dan pelarut organik lain
• Kegunaan: matriks bioadhesif, matriks penyalut, matriks sustained relae, bahan pengemulsi, matriks mukoadhesif, bahan pensuspensi, matriks extended relase, matriks dalam modifikasi pelepasan
• Penggunaan: 20 – 25%
PRAFORMULASI 3. Na. Bikarbonat
4. Mg. Stearat
• Pemerian : Serbuk hablur, putih,
• Pemerian : Serbuk halus, putih,
stabil di udara kering, tetapi dalam udara lembab secara perlahanlahan terurai.
• Kelarutan: Larut dalam air, tidak larut dalam etanol
• Kegunaan: Komponen pembentukan gas
bau lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran
• Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter
• Kegunaan: Lubrikan • Penggunaan: 0,25 – 5 %
PRAFORMULASI 5. Talk
6. PVP (Polivinil Pirolidon)
Pemerian: Serbuk hablur, sangat halus , licin , mudah melekat pada kulit. Bebas dari butiran warna putih/putih kelabu
Pemerian : Pemerian serbuk halus berwarna putih sampai putih kekuningkuningan, tak berbau atau hampir berbau, higroskopis.
Kelarutan: Tidak larut hampir semua pelarut.
Kelarutan : Larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton, methanol dan air. Tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral.
Kegunaan: zat tambahan (glidan)
Kegunaan: Pengikat
Penggunaan: 1 – 10 %
Penggunan: 3 – 10 %
PRAFORMULASI 7. Amylum
8. Kitosan
• Pemerian: Tidak berbau dan berasa, serbuk
• Pemerian: serbuk putih atau putih
berwarna putih berupa granul granul kecil berbentuk sterik atau oval
• Kelarutan: Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin. Amilum mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 % pada 37˚C
• Kegunaan: Glidan; pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet dan kapsul; pengikat tablet.
kekuningan, tidak berbau
• Kelarutan: sedikit larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol (95%) dan Pelarut organic lainnya
• Kegunaan: agen penyalut, disintegrant, film-forming agent, mukoadhesif, Tablet binder.
• Penggunaan: 5 – 10 %
PRAFORMULASI 9. Laktosa:
10. Karmin
• Pemerian: Berupa serbuk atau massa
• Pemerian: Serbuk atau masa hablur
hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit manis.
keras,merah,tidak berbau,dan rasa sedikit manis,stabil di udara tetapi t idak mudah menyerap bau
• Kelarutan: Mudah larut dalam air dan
• Kelarutan: Mudah/pelan-pelan larut dalam
lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter
• Kegunaan: sbg bahan pengisi tablet
air,mudah larut dalam air mendidih,sangant sukar larut dalam etanol,tidak larut dalam kloroform dan eter.
• Kegunaan: Bahan tambahan, pewarna
FORMULASI YANG DIGUNAKAN
No
Nama
Dosis
Bahan
Bahan
Lazim
%
Per
Per Batch
Tablet 150 mg
(100 tab) 15.000 mg 3.000 mg
1.
Zat aktif
Ranitidin HCl
-
2
Agen penyalut
Chitosan
5-10%
3.
Polimer hidrofilik Komponen pembentukan gas Lubrikan
HPMC K4M
20-75%
Natrium Bikarbonat
0,25% 5%
1% 10% 3% 15 mg 3%-10% 5% 25 mg 5 mg 5% 10% 6% 30 mg 500 mg
4.
Rancangan Metode dan Formula 5. Metode Granulasi Basah Dibuat 100 tablet Bobot satu tablet 500 mg Besarnya batch
Fungsi
PEMAKAIAN BAHAN
6.
Pengisi
Magnesium Stearat Laktosa
7.
Glidan
Talk
8. Pengikat 9. Pewarna 10. Penghancur Jumlah
PVP Karmin Amylum
6 % 25 %
30 mg 125 mg 10 mg
12.500 mg 1.000 mg
- 2% 10 mg
1.000 mg
100 mg
10.000 mg 1.500 mg 2.500 mg 500 mg 3.000 mg 5.000mg
Alat dan Bahan •Ranitin HCL •HPMC K4M •Chitosan •Na. Bikarbonat •Mg. Stearat •Laktosum •Talk •PVP •Amylum •Karmin •Mesin cetak tablet single punch •Alat disolusi USP tipe paddle (Erweka DT-700) •Uji sifat alir •Alat uji kerapuhan •Hardness tester
Cara kerja •Pembuatan tablet lepas lambat
•Uji sifat alir massa granul •Uji Moisture Content Granul •Evaluasi uji tablet Floating Mukoadhesive Ranitidine HCL
Prosedur Kerja Pembuatan tablet Tahap lepas lambat pengeringan, diayak dengan Siapkan alat dan bahan ditimbang
mesh 14 hingga terbentuk granul
Masukan Ranitidine HCL+ HPMC K4M gerus halus homogeny
Campurkan bahan pengikat PVP K-30 ke dalam isopropyl alcohol qs sampai terbentuk adonan
Tambahkan chitosan + Na. Bikarbonat gerus halus homogeny
Tambahkan Laktosum + amylum + karmin gerus halus homogen
dikeringkan granul dalam oven pada suhu 40°C - 60°C
Dilakukan evaluasi terhadap granul
Granul yang sudah kering di campur dengan magnesium stearat (lubrikan), talcum (glidant) setelah itu di cetak. Dilakukan evaluasi terhadap tablet
Uji sifat alir massa granul •
•
timbang 100 gram granul dimasukkan dalam corong lalu dicatat waktu sebagai waktu alirnya sudut diam dihitung berdasarkan perbandingan antara tinggi dengan diameter lingkaran yang terbentuk
Uji Moisture Content Granul •
kelembapan granul diuji berdasarkan perhitungan % Moisture Content
Evaluasi uji tablet Floating Mukoadhesive Ranitidine HCL • Friability •Keseragaman ukuran
•
Sebanyak 10 tablet ditimbang (W1) dibersihkan dari serbuk yang menempel, diletakkan ke dalam friabilator. Alat akan dijalankan dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit tablet kemudian dikeluarkan dan dibersihkan dari serbuk yang menempel kemudian ditimbang (W2).Kemudian hitung % kerapuhannya, replikasi 3x persyaratan kehilangan bobot adalah ≤ 1%.
•
% Kerapuhan= X 100%
• Sebanyak 10 tablet diambil secara acak, uji keseragaman ukuran dilakukan dengan mengukur panjang, lebar, dan ketebalan menggunakan jangka sorong
•Keseragaman bobot • Sebanyak 20 tablet diambil secara acak kemudian ditimbang menggunakan timbangan digital, bobot masing masing dibandingkan dengan bobto rata-rata untuk menentukan variasi bobot tablet
• Swelling index •
Tablet ditimbang menggunakan neraca analitik, disebut dengan bobot awal (W0),
HASIL Formula Kecepata n Alir
Sudut Diam (°)
(gr/detik) Ranitidin
6,493±0,3 30,23±0,4
e
42
16
Moisture Diamete
Ketebala
Bobot
Friabilit
Content
r Tablet
n Tablet
Tablet
y (%)
(%)
(mm)
(mm)
(mg)
10,52
12,9
3,2±0,05
500±0,55 0,35±0, 002
KESIMPULAN 1. uji sudut henti granul menghasilkan 30˚ yaitu memiliki sifat aliran yang mudah mengalir
2. Hasil uji keseragaman bobot sudah memenuhi kriteria pustaka FI III yaitu tidak ada 2 tablet di luar rentang formulasi
3. Tab Ranitidin HCl telah memenuhi persyaratan kerapuhan yaitu kurang dari 1% 4. Hasil Uj daya mengembang (swelling) keseluruhan formula terjadi pengembangan tablet dari waktu ke waktu selama 6 jam, Hal ini disebabkan karena tablet terdiri dari matriks polimer pembentuk gel yaitu HPMC K4M dan Chitosan. Sediaan yang mengembang ini dikarenakan polimer pembentuk gel ini kontak dengan air, sehingga mengembang dan membentuk lapisan gel. Lapisan gel ini juga sebagai penentu pelepasan obat, karena dengan adanya lapisan gel sebagai barrier pelindung obat terpenetrasi keluar sediaan, sehingga pelepasan obat dapat dikontrol.
TERIMA KASIH