Ppt Teori Kepribadian Rotter Dan Mishel

  • Uploaded by: Bella Fanya
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Teori Kepribadian Rotter Dan Mishel as PDF for free.

More details

  • Words: 1,049
  • Pages: 15
Loading documents preview...
Analisis Biografi Bung Hatta dengan Teori Kognitif Sosial Rotter dan Mishel Bella Fanya Rendita 190120180010

Biografi Julian Rotter 

Ia lulus dari Brooklyn College pada tahun 1937 dan mengambil graduate work dalam psikologi di University of Iowa dan Indiana University; beliau meneria gelar Ph.D-nya dari Indiana University pada tahun 1941.



Dengan memberikan layanan sebagai psikolog pada U.S. Army selama Perang Dunia II, Rotter menerima sebuah posisi di Ohio State University, di mana George Kelly adalah direktur program psikologi klinisnya. Yang menarik yakni dua teori yang menekankan kesadatan tekanan seharusnya berkembang pada lembaga yang sama, meskipun karya Kelly muncul bersamaan dengan karya Rotter.

Teori Rotter Teori belajar sosial berdasarkan lima hipotesis dasar, yaitu: 1. Teori belajar sosial berasumsi bahwa manusia berinteraksi dengan lingkungan yang berarti untuknya. 2. Bahwa kepribadian manusia bersifat dipelajari. 3. Teori belajar sosial adalah bahwa kepribadian mempunyai kesatuan mendasar, yang berarti kepribadian manusia mempunyai stabilan yang relatif. 4. Bahwa motivasi terarah berdasarkan tujuan. 5. Bahwa manusia mampu untuk mengantisipasi kejadian.

Perilaku Manusia menurut Julian Rotter Memprediksi perilaku spesifik Rotter mengajukan empat variabel yang harus dianalisis untuk membuat prediksi yang akurat dalam suatu situasi yang spesifik.

a. Potensi Perilaku 

Seberapa besar kemungkinan suatu perilaku akan muncul dalam situasi tertentu

b. Ekspektasi 

Berperilaku secara khusus pada situasi yang diberikan yang akan diikuti oleh penguatan yang telah diprediksikan

c. Nilai Penguatan 

Seberapa besar arti atau nilai suatu reinforcement dibanding reinforcement yang lain bagi individu

d. Situasi Psikologis. 

Seseorang secara terus menerus memberikan reaksi pada lingkungan internal maupun lingkungan eksternalnya. Selanjutnya masing-masing lingkungan ini secara konstan saling mempengaruhi

Komponen kebutuhan

Kebutuhan kompleks mempunyai tiga komponen penting, potensi kebutuhan; kebebasan bergerak, nilai kebutuhan, yang hampir serupa dengan konsep yang lebih spesifik dari potensi perilaku, ekspektasi, dan nilai penguatan.

Kategori kebutuhan menurut Rotter 

1.

Rotter mengajukan enam kategori kehidupan, antara lain :

Pengakuan-status

2.

Dominasi

3.

Kebebasan

4.

Proteksi-dependensi

5.

Cinta dan afeksi

6.

Kenyamanan fisik

Teori Belajar Sosial Walter Mischel



Lahir di Wina, Austria pada 22 Februari 1930. Bersama kakaknya Teodore awalnya jadi filsuf tumbuh di lingkungan kondusif tak jauh dari rumah Freud.  Saat perkuliahan ia muak dengan dosen yang selalu mengajarkan teori psikologi melalui eksperimen tikus yang menurutnya jauh dari manusia.  Perkembangan psikologi sosial kognitifnya memuncak saat mengambil studi doktoral di Ohio State University pada 1953-1956.

Latar Belakang Teori Sistem Kepribadian Kognitif Afektif 1. Paradoks Konsistensi 

Perilaku itu bergantung pada situasi, ada kalanya siswa yang jujur malah menyontek saat ujian, padahal dia tidak pernah mencuri atau suka berbohong.

2. Interaksi Kepribadian dan Situasi  sebagian besar orang memiliki konsistensi tertentu dalam perilaku mereka, walter terus menekankan bahwa situasi memiliki efek yang sangat penting pada perilaku

Sistem Kepribadian Cognitive-Affective Sistem kepribadian afektif-kognitif yang disebut juga sistem pemroresan afektif-kognitif adalah penyebab keberagaman perilaku seseorang dalam situasi yang berbeda, keragaman perilaku seseorang dalam situasi yang berbeda walaupun sifatnya relatif stabil untuk waktu cukup lama

Prediksi Perilaku Mischel mengasumsikan bahwa kepribadian mempunyai stabilitas yang bersifat sementara dan perilaku dapat bervariasi dari satu situasi ke situasi lainnya. Jika kepribadian merupakan sistem stabil yang terus memproses informasi situasi eksternal dan internal, maka ketika individu mengahadapi situasi berbeda, perilaku mereka bisa tetap atau berubah.

Variabel Situasi Mischel yakin bahwa pengaruh relatif dari variabel situasi dan kualitas pribadi dapat ditentukan dengan mengobservasi keseragaman atau perbedaan dari reaksi manusia dalam suatu situasi tertentu. Unit Kognitif-Afektif Unit-unit kognitif-afektif meliputi semua aspek psikologis, sosial, dan fisiologis dari manusia yang menyebabkan mereka berinteraksi dengan lingkungan mereka dengan pola variasi yang relatif stabil. Unit-unit ini meliputi (1) strategi encoding, (2) kompetensi dan strategi regulasi diri, (3) ekspektasi dan keyakinan, (4) tujuan dan nilai, serta (5) respons afektif.

Analisis Kepribadian Bung dengan Teori Rotter dan Mishel

Hatta



Bung Hatta lahir di Bukit Tinggi, kota yang membelah Ngarani Sianok tepatnya di Desa Aur Tajungkang. Bung Hatta lahir pada tanggal 14 Agustus 1902. Bung Hatta lahir dari perpaduan dua keluarga terkemuka, pemuka agama dan saudagar.



Latar belakang keluarga membentuk Bung Hatta menjadi pribadi yang modern dan religius dengan tergolong sebagai anak yang pandai, tekun, dan amat berdisiplin mengaji. Nurcholish Majid mengatakan, penampilan Bung Hatta seperti seorang sufi, memiliki ketulusan, keikhlasan, kesederhanaan, kerendahan hati, dan kedalaman pikiran. Bung Hatta sewaktu kecil sering disebut si anak cie pamaenan mato (anak yang mengundang kasih sayang).



Didikan yang baik dengan menanamkan prinsip-prinsip kedisiplinan dari neneknya membentuk karakter Hatta yang selalu tepat waktu. Cara berniaga yang diajarkan oleh kakek, juga contoh yang ditampilkan secara langsung oleh pamannya, untuk survive dalam perniagaan menjadikan Hatta pribadi yang tekun, teguh pada pendirian, selalu bersemangat dalam melakukan halhal produktif, dan juga kreatif dalam menemukan ide-ide dan gagasan perekonomian, outpunya adalah koperasi Indonesia, Hatta adalah Bapak Koperasi Indonesia. Selain itu, penanaman nilai-nilai agama sejak kecil, mendorong Hatta untuk terus menjadi pribadi yang baik sesuai dengan yang diperintahkan Tuhannya. Bagi Hatta Islam otomatis berkaitan langsung dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, karena ini bersangkutan dengan keimanan (hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia), menurutnya keimanan dipupuk dan ditindaklanjuti dengan amal dan perbuatan, karena dasar keimananlah Hatta menjadi pribadi yang nasionalis, yang juga sangat berpengaruh dalam kemerdekaan dan perkembangan Negara Indonesia.

1.

Manusia berinteraksi dengan lingkungan yang berarti untuknya. Hatta hidup dalam lingkungan kasih sayang keluarga, walaupun ayahnya meninggal pada usia 8 bulan, ia tidak merasakan kurangnya kasih sayang. Pada masa kanak-kanak beliau juga mendapatkan kesenangan hidup bersama teman-temannya. Hal ini juga sesuai dengan kebutuhan akan cinta dan afeksi, dimana kebutuhan untuk diterima dan disukai oleh individu-individu lain.

2.

Kepribadian manusia bersifat dipelajari. Bung Hatta menjadi seorang yang tepat waktu karena prinsip disiplin yang ditanamkan oleh neneknya.

3.

Kepribadian mempunyai kesatuan mendasar yang berarti kepribadian manusia mempunyai stabilan yang relatif. Hatta sangat disiplin dimanapun ia berada.

4. Kompetensi

dan strategi regulasi diri, bahwa manusia menggunakan strategi regulasi diri untuk mengontrol perilaku mereka melalui tujuan yang diberikan pada diri sendiri dan konsekuensi yang dibuat diri sendiri. 5. Unit-unit kognitif-afektif meliputi semua aspek psikologis, sosial, dan fisiologis dari manusia yang menyebabkan mereka berinteraksi dengan lingkungan mereka dengan pola variasi yang relatif stabil. Hatta dimanapun ia berada, ia selalu mementingkan kesejahteraan orang lain, tidak emosional, dan berpikiran terbuka namun berprinsip. 6. Tujuan dan nilai. Manusia tidak bereaksi secara pasif pada situasi, tetapi secara aktif dan terarah pada tujuan-tujuan. Hatta terus melakukan perlawanan terhadap Belanda juga

terus mengkritik pemerintahan untuk dapat memperjuangkan ide-idenya demi dapat mensejahtrakan masyarakat banyak

TERIMA

KASIH

Related Documents


More Documents from "Ainnur Nurul Aini Mudayat"