Ppt Terminasi Kehamilan & Ctg.pptx

  • Uploaded by: Tata
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Terminasi Kehamilan & Ctg.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,452
  • Pages: 28
Loading documents preview...
Dosen : dr. Panggayuh Wilutomo, SpOG

Wiwit Afrita (G1A112043) M.Arial Fikri (G1A112045) Atika Sevtira (G1A112046) Jeliya Safitri (G1A112048) Deny Alfian N (G1A112050) Agung Purmana (G1A112054) Gendis Siti Nuromas (G1A112059) Riski Ayu (G1A112063) Mutia Yudha Putri (G1A113016) Eka Mayasari (G1A113042) Fiona Mazka (G1A113048) Veragita Mayasari (G1A113051)

Melan Justar( (G1A113065) Egy zella hasnesia (G1A113067) Sela Nursa (G1A113070) Khairunnisa (G1A113076) Reni Nurmayangsari (G1A113077) Desti Emiliani (G1A113093) Sahat A Lumban Raja (G1A113099) Deta Fitriana (G1A113103) Sari Mustika (G1A113106) Zetri Septiani W (G1A113113) Ferdy Anggara (G1A113116) Angga Arsamelfian P (G1A113118)

1. Definisi Dalam pengertian medis, terminasi kehamilan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menghentikan kehamilan dengan kematian dan pengeluaran janin, baik menggunakan alat atau obat-obatan pada usia kurang dari 20 minggu dengan berat janin kurang dari 500 gram, yaitu sebelum janin dapat hidup di luar kandungan secara mandiri.

2. Klasifikasi Terminasi Kehamilan Secara umum :  Terminasi kehamilan yang bersifat spontan, merupakan 10-12% dari semua kasus terminasi kehamilan.  Terminasi kehamilan buatan (provocation) yang merupakan 80% dari semua kasus terminasi kehamilan.





Dikenal dua bentuk terminasi kehamilan provokatus : Terminasi kehamilan provokatus medicinalis yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan berdasarkan alasan atau pertimbangan medis. Terminasi kehamilan provokatus kriminalis yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan dengan sengaja dengan melanggar berbagai ketentuan hukum yang berlaku.



Definisi Induksi persalinan adalah suatu proses memanfaatkan berbagai bahan kimia dan mekanik metode untuk memulai kontraksi uterus sebelum awal persalinan spontan dengan tujuan mencapai sukses kelahiran.

Indikasi Induksi Persalinan : a. Ketuban pecah dini b. Kehamilan lewat waktu c. Oligohidramnion d. Korioamnionitis e. Preeklampsi berat f. Intrauterine fetal death (IUFD) g. Pertumbuhan janin terhambat (PJT) h. Insufisiensi plasenta i. Perdarahan antepartum

Indikasi darurat:

Indikasi segera (Urgent)

•Hipertensi gestasional •KPD saat aterm atau yang berat dekat aterm •Diduga komplikasi janin yang akut •PJT (IUGR) yang berat

•Penyakit maternal yang bermakna dan tidak respon dengan pengobatan •APH yang bermakna dan Korioamnionitis

•PJT tanpa bukti adanya komplikasi akut •DMyang tidak terkontrol •Penyakit iso-imun saat aterm atau dekat atermc.

Indikasi tidak segera ( Non urgent ) •Kehamilan post-term •DM terkontrol baik •Kematian intrauterin pada kehamilan sebelumnya

•Kematian janin •Problem logistik (persalinan cepat, jarak ke rumah sakit) Untuk dapat melakukan

Kontraindikasi : a. Disproporsi sefalopelvik (CPD) b. Plasenta previa c. Gamelli d. Polihidramnion e. Riwayat sectio caesar klasik f. Malpresentasi atau kelainan letak g. Gawat janin h. Vasa previa i. Hidrosefalus& infeksi herpes genital aktif j. Prolaps tali pusat k. Riwayat miomektomi sebelumnya

Komplikasi & risiko Atonia uteri, lebih sering terjadi pada perempuan yang di induksi atau augmentasi selain itu ibu yang memiliki chorioamnionitis. Komplikasi lain : hiperstimulasi, fetal distress, prolaps tali pusat, rupture uteri, solusio plasenta, hiperbilirubinemia, hiponatremia, infeksi intra uterin, perdarahan post partum, kelelahan ibu dan krisis emosional, serta dapat meningkatkan pelahiran caesar pada induksi elektif.

Metode induksi persalinan Ada dua cara yang biasanya dilakukan untuk memulai proses induksi: 1. farmakologis 2. mekanik Namun pada dasarnya, kedua cara ini dilakukan untuk mengeluarkan zat prostaglandin yang berfungsi sebagai zat penyebab otot rahim berkontraksi.

Induksi Persalinan Secara Farmakologis

Induksi Persalinan Secara Mekanik

Prostaglandin

Stripping of the membranes

Misoprostol

Amniotomi

Mifepristone Relaksin Oksitosin

Induksi aborsi adalah prosedur yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Sebagian besar induksi aborsi dilakukan pada 12 minggu pertama kehamilan. Untuk aborsi yang dilakukan pada kehamilan lanjut, induksi dilakukan dengan obat yang ditaruh ke dalam vagina, disuntikkan ke rahim, atau diberikan melalui infus.

Klasifikasi Abortus Dikenal berbagai macam abortus sesuai dengan gejala, tanda, dan proses patologi yang terjadi. 1. Abortus Iminens

Abortus tingkat peemulaan dan merupakan ancaman terjadinya Abortus, ditandai perdarahan pervaginam,ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.Diagnosa abortus iminens biasanya diawali dengan keluhan perdarahan pervaginam pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu.

2. Abortus Insipiens

Abortus yang sedang mengancam . Ditandai dengan serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.

3. Abortus kompletus

Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

4. Abortus inkompletus

Sebagai hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal.

5. Missed Abortion .

Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan.

7. Abortus habitualis

Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.

8. Abortus infeksious, Abortus septik

Abortus infeksious ialah abortus yang disertai infeksi pada alat genitalia. Abortus septik ialah abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritoneum (septikemia atau peritonitis). Kejadian ini merupakan salah satu komplikasi tindakan abortus yang paling sering terjadi apalagi bila dilakukan kurang memperhatikan asepsis dan antisepsis.

Komplikasi Tindakan aborsi adalah prosedur dengan risiko rendah, namun dapat terjadi beberapa komplikasi: 1. Aborsi inkomplit hal ini jarang namun dapat terjadi kehamilan tidak dikeluarkan seluruhnya sehingga menimbulkan perdarahan dan infeksi 2. Infeksi Infeksi dapat terjadi apabila bakteri dari vagina atau serviks masuk ke dalam rahim setelah aborsi 3. Perdarahan Perdarahan sedikit setelah terjadi aborsi adalah hal yang normal 4. Kerusakan rahim Pada saat dilakukan aborsi, kadang ujung dari alat yang digunakan dapat menembus dinding rahim (perforasi) atau merobek serviks. Jika hal ini terjadi, maka dibutuhkan operasi lebih lanjut. Organ lain seperti usus dan kandung kemih juga dapat terluka bila terjadi perforasi. 5. Kematian Risiko kematian pada tindakan aborsi kurang dari 1 : 100.000 dengan cara aspirasi vakum. Untuk wanita yang aborsi dengan obatobatan, risiko kematiannya sekitar 1:100.000.

Terapi Operatif Abortus Yang termasuk dalam tindakan operatif penanganan abortus adalah : 1. Pengeluaran secara digital Tindakan ini dilakukan untuk menolong penderita di tempat-tempat yang tidak ada fasilitas kuretase. 2. Kuretase (kerokan) Tindakan ini dilakukan dengan cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan). 3. Vakum kuretase Adalah cara mengeluarkan hasil konsepsi dengan alat vakum.

Penatalaksanaan Abortus Buatan  Dilatasi dan kuretase (D & K) Cara melakukan dilatasi dan kuretase abortus buatan sama saja dengan terapi abortus dengan cara yang sama. Hanya pada abortus buatan sama sekali belum ada pembukaan kanalis servikalis. Karena itu dilakukan dilatasi serviks Komplikasi  Perforasi  Perdarahan  Infeksi  Robekan pada serviks

Penyedotan (suction Curettage) Bila ada penyedotan diperkirakan masih ada sisasisa yang tertinggal, maka bersihkanlah dengan kuret biasa. Dilatasi Bertahap Pada beberapa kasus diperlukan pembukaan kanalis servikalis yang lebih besar (misalanya pada primigravida) untuk mengeluarkan hasil konsepsi Penggaraman (salting out) Cara ini biasanya dilakukan pada kehamilan diatas usia 16 minggu dimana rahim sudah cukup besar

Indikasi  Abortus buatan  Kematian janin  dalam rahim  Missed abortion Komplikasi  Larutan garam masuk ke dalam rongga peritoneum atau pembuluh darah. Gejala-gejala yang timbul adalah ke jantung berhenti (cardiac arrest),sesak nafas sampai pernafasan berhenti dan hipofibrinogemia.  Trauma pada organ-organ perut lainnya.  Perdarahn  Infeksi

Definisi Cardiotokografi adalah suatu instrument elektronik yang dirancang untuk mendeteksi kecepatan denyut jantung janin (KDJ) secara serentak dan mengukur intensitas dan lama nya kontraksi uterus (KU).

Cara Pemeriksaan Ada 2 metode pemeriksaan kardiotokografi:  Metode Eksternal Dilakukan dengan memasangkan sensor bertekanan (pressure sensor) di pasangkan pada abdomen wanita

Metode Internal Pencatatan langsung dengan cara lain bisa dilakukan, setelah ketuban pecah dengan menggunakan selang bertekanan yang dimasukkan kerongga amnion melalui vagina. Indikasi Indikasi Absolut 

Indikasi Post maturitas>7 hari

Waktu Setiap hari

Insufisiensi placenta

Beberapa kali/hari

Hipertonus, imaturitas janin

Setiap 4 hari

Kontraksi terlampau dini

Beberapa kali/hari

Berisiko persalinan premature

Setiap 2 hari

Diabetes

Setiap 1-2 hari

Kehamilan ganda

Setiap 4 hari

Inkompatibilitas Rh

Setiaphari s/d setiapminggu

Plasenta letak rendah

Beberapa kali/hari

Plasenta previa

Setiap 4 hari

Perdarahan trisemester kedua

Setiap 4 hari

Setelah mengalami trauma/kecelakaan

Diulang setiap hari/setiap 4 hari

Indikasi Relatif Indikasi

Waktu

Usia ibu dibawah 18 tahun, diatas 40 tahun

Setiap 2 hari

Riwayat kehamilan dengan komplikasi

Setiap 2-4 hari

Oligohidroamnion, polihidroamnion

Setiap 2-4 hari

Gerakan janin terasa berkurang

Setiap hari

Daftar Pustaka  Cunningham, F, Gant, N, Leveno, J, Gillstrap III L, Hauth, J, Wenstrom K. OBSTETRI WILLIAM, edisi 21. EGC, Jakarta, 2004.  Mochtar, R. OBSTETRI OPERATIF dan OBSTETRI SOSIAL, jilid 2. EGC, Jakarta, 1998.  Dr. Azhari Sp.OG. Masalah Abortus dan Kesehatan Reproduksi Perempuan. Palembang: Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNSRI.  Lukman Hakim Nainggolan, SH. Aspek Hukum Terhadap Abortus Provocatus Dalam Perundang-Undangan Di Indonesia. Jurnal Equality,Vol.11 No. 2 Agustus 2006.  www.medscape.com/viewarticle/706359. Di akses pada tanggal 21 Februari 2017..  Chris Tanto. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Keempat. FKUI. Jakarta











Effendi Jusuf S, Mose Johanes C & Krisnadi Sofie R. Pedoman diagnosis dan terapi obstetric dan ginekologi RS.Dr.Hasan Sadikin. 2005. Bag.Obstetri ginekologi FK Universitas Padjajaran RS.Dr.Hasan Sadikin. Bandung. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Endjun, Judi J. Affandi, Biran. Kardiotokografi (KTG). Jakarta: Dept. Obstetri dan Ginekologi FK UI, 2013. Rabe T. BukuSakuIlmuKebidanan. Jakarta: Hypocrates. 2002 Hadijanto,Bantuk.Abortus dalam Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo Edisi IV Cetakan III.2013.Jakarta:PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Related Documents

Plc & Scada Ppt
January 2021 1
Kehamilan Serotinus
February 2021 3
Kehamilan Ektopik
March 2021 0
Woc Kehamilan
February 2021 0

More Documents from "Agustina Defiyanti"