Presentasi Referat Penggunaan Kortikosteroid

  • Uploaded by: Nurul Emma Nurdina
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Presentasi Referat Penggunaan Kortikosteroid as PDF for free.

More details

  • Words: 1,014
  • Pages: 23
Loading documents preview...
OLEH : NURUL EMMA NURDINA 20080310193 PROGRAM KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RS JOGJA







Kortikosteroid dikenal sebagai obat dewa karena dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang ringan hingga berat dengan cepat. Obat ini merupakan obat yang sangat banyak dan luas dipakai dalam dunia kedokteran terutama golongan glukokortikoid. Pengobatan kortikosteroid, terutama dengan jangka panjang, menimbulkan banyak efek yang tidak diinginkan maka sebelum memulai pengobatan harus dipertimbangkan untung dan ruginya terlebih dahulu.





Hormon adrenokortikal alami adalah molekul steroid yang disintesis oleh korteks adrenal. Berasal dari kolesterol dengan struktur utama siklopentanoperhidrofenantren dan hasil akhir berupa aldosteron dan kortisol (21 atom C). Selain kortikosteroid juga dihasilkan androgen lemah (19 atom C).



Istilah kortikosteroid sebenarnya mengacu baik kepada glukokortikoid dan mineralokortikoid namun dalam penggunaannya diklinis lebih banyak mengacu pada glukokortikoid saja.







Dalam korteks adrenal kortikosteroid tidak disimpan sehingga harus disintesis terus menerus. Bila biosintesis berhenti, jumlah yang tersedia dalam kelenjar adrenal tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan normal. Oleh karena itu kecepatan biosintesisnya disesuaikan dengan kecepatan sekresinya.









Glukokortikoid utama adalah kortisol yang dilepas disirkulasi dibawah pengaruh ACTH. Kortisol disekresikan 10-20mg/hari. Kecepatan sekresi berubah oleh irama sirkadian pulsasi ireguler ACTH yang puncaknya pada dini hari dan sesudah makan serta dipengaruhi oleh cahaya. Diplasma kortisol terikat oleh Corticosteroid Binding globulin (CBG). 75% terikat globulin, 20% bentuk bebas, 5% terikat lemah pada albumin.

1.

Mekanisme Kerja  Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormon memasuki sel melewati membran plasma secara difusi pasif.  Hormon ini hanya bereaksi dengan reseptor protein spesifik di jaringan target dengan membentuk kompleks reseptor steroid dan menghasilkan sintesis protein spesifik.  Induksi sintesis protein ini yang akan mengahasilkan efek fisiologi steroid.

2.

Efek Fisiologi

 Konsekuensi metabolisme utama dari sekresi/pemberian glukortikoid disebabkan oleh kerja langsung hormon ini didalam sel.  Efek permisif : kortikosteroid diperlukan supaya terjadi efek dari hormon lain misalnya respon otot vaskular dan otot bronkus terhadap katekolamin akan berkurang pada keadaaan tanpa adanya kortisol.  Respon lipolitik sel lemak terhadap katekolamin, ACTH dan hormon pertumbuhan melemah tanpa adanya glukokortikoid.

3.

Efek Metabolisme

 Glukokortikoid mempunyai efek penting yang berhubungan dengan dosis terhadap metabolisme KH, protein, dan lemak.  Glukokortikoid meningkatkan penimbunan glikogen dan produksi glukosa dari protein. Peningkatan kadar glukosa serum merangsang produksi insulin.  Glukokortikoid menghambat ambilan glukosa oleh sel lemak yang menyebabkan ↑ lipolisis.  Peningkatan insulin akan merangsang lipogenesis  meningkatkan penimbunan lemak.

4.

Efek Katabolik  Glukokortikoid mempunyai efek katabolik pada jaringan limfoid, jaringan ikat, otot, lemak, dan kulit.  Dalam jumlah suprafisiologik menyebabkan pengurangan massa otot dan kelelahan.  Efek katabolik pada tulang menyebabkan osteoporosis pada sindrom cushing.  Pada anak-anak dalam jumlah berlebih dapat menngurangi pertumbuhan

5.

Efek Anti-inflamasi dan Immunosupresi  Glukokortikoid mempunyai kapasitas mengurangi peradangan dengan cepat yang disebabkan oleh efek hebat terhadap konsentrasi, distribusi, dan fungsi leukosit perifer serta penghambatan aktifitas fosfolipase A2.  Menghambat fungsi makrofag dan jaringan makrofag sehingga respon terhadap Ag dan mitogen ↓  Mengurangi sintesis prostagalndin dan leukotrien.  Menyebabkan vasokontriksi dengan manghambat aktivitas kinin, endotoksin bakteri, dan histamin.

5.

Efek Lainnya

 Pada sistem saraf, insufisiensi adrenal menyebabkan perlambatan irama alfa EEG.  Dalam dosis besar glukokortikoid meningkatkan produksi asam dan pepsin dalam lambung shg menyebabkan ulkus peptikum.  Memudahkan absorpsi lemak dan mengantagonis efek vitamin D terhadap absorpsi kalsium.  Meningkatkan jumlah trombosit dan eritrosit.  Tanpa kortisol dalam jumlah fisiologi, ginjal tidak bisa mengekskresikan air  Efek perkembangan janin  Glukokortikoid merangsang produksi bahan aktif pada permukaan paru yang dibutuhkan untuk respirasi.

Pemberian hati-hati pada penderita : 1. Penderita ulkus peptikum 2. Penyakit jantung atau hipertensi dengan gagal jantung 3. Infeksi 4. Psikosis 5. Diabetes 6. Osteoporosis 7. Glaukoma 8. Infeksi herpes simpleks 9. Alergi kandungan obat

1.

2. 3.

Penetapan dosis efektif dengan menggunakan trial and error  evaluasi sesuai perubahan penyakit Suatu dosis tunggal kortikosteroid umunya tidak berbahaya. Penggunaan jangka pendek (beberapa hari) tanpa KI spesifik dan dosis kecil  tidak berbahaya

4. 5.

6.

Bila pengobatan diperpanjang melebihi dosis substitusi  ES dan efek letal meningkat Kortikosteroid hanya digunakan sebagai terapi paliatif dengan mengambil efek antiinflamasinya (kecuali pd insufisiensi adrenal). Penghentian pengobatan tiba-tiba pada terapi jangka panjang dengan dosis besar, mempunyai resiko insufisiensi adrenal yang hebat dan dapat mengancam jiwa pasien.





Terapi ini bertujuan memperbaiki kekurangan akibat insufisiensi sekresi korteks adrenal akibat gangguan fungsi atau struktur adrenal sendiri (insufisiensi primer) atau hipofisis (insufisiensi sekunder). Contoh : Penyakit adison, hiperplasia adrenal kongenital, sindrom cushing, aldosteronisme.





Dasar pemakaian disini adalah efek antiinflamasinya dan kemampuannya menekan reaksi imun (immunosupresi). Contoh : Penyempurnaan fungsi paru fetus

Asma bronchial dan penyakit saluran napas

Artriris

Penyakit alergi

Penyakit ginjal

Penyakit mata

Penyakit kolagen

Penyakit hepar

Penyakit hematogen

Keganasan

Syok

Trauma







Pemberian obat ini perlu mempertimbangkan keseriusan penyakit, jumlah obat untuk mendapatkan efek yang diharapkan, dan lamanya terapi. Pada beberapa penyakit, jumlah yang diperlukan untuk mempertahankan efek terapi yang diinginkan kurang daripada dosis yang diperlukan untuk mendapat efek awal Dosis terendah yang mungkin memberikan efek seharusnya ditentukan dengan pengurangan dosis secara bertahap.







Preparat parenteral yang diabsorpsi perlahan atau dosis kecil tapi sering dibutuhkan untuk mempertahankan kadar kortikosteroid plasma yang meningkat kontinu untuk menekan ACTH. Pada pengobatan peradangan dan alergi jumlah total sama yang diberikan dalam beberapa dosis lebih efektif daripada dosis kecil atau parenteral. Bila diperlukan dosis besar dalam waktu lama,bisa memakai sistem “selang sehari” (altemate day)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Insufisiensi adrenal akut/krisis adrenal Habitus cushing Hiperglikemia dan glikosuria Penurunan absorpsi kalsium intestinal Keseimbangan nitrogen negatif Mudah terkena infeksi Tukak peptik Osteoporosis

9. 10. 11. 12. 13. 14.

Miopatik Psikosis Hiperkoagubilitas darah Pertumbuhan terhambat Glaukoma Peningkatan tekanan darah







Prinsip utama dalam pengurangan dosis adalah dosis dikurangi secara bertahap dengan pedoman tetap efektif menekan aktifitas penyakit dan tidak menyebabkan insufisiensi korteks adrenal. Penurunan dosis secara bertahap ini penting terutama pada penggunaan kosrtikosteroid sistemik selama lebih dari 6 bulan. Dosis diturunkan sebesar 25% tiap 1 minggu, bila sudah tercapai dosis terkecil yang masih efektif, dilanjutkan pemberian dosis tunggal pagi hari secara altemate day therapy (ADT).

SEKIAN . . . TERIMAKASIH 

Related Documents

Kortikosteroid
January 2021 1
Penggunaan Abjad
February 2021 3
Buat Presentasi
February 2021 0
Presentasi Rcm
January 2021 1
Presentasi Pl
February 2021 1

More Documents from "Ray Fransisko de Hautman"