Prinsip Moral Dan Etika Keperawatan

  • Uploaded by: qwee
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Prinsip Moral Dan Etika Keperawatan as PDF for free.

More details

  • Words: 3,272
  • Pages: 56
Loading documents preview...
Prinsip moral (etika) dan kode etik profesi keperawatan Oleh Khairuddin Uno, S.Kep, Ns.

1

TIU - TIK Mengidentifikasi tindakan yang tidak sesuai dengan /prinsip moral (etika) dan kode etik profesi keperawatan Prinsip moral (etika) dan kode etik profesi keperawatan  Pengertian moral dan asal usul perkembangan moral  Pengertian etika – etiket  Prinsip moral praktik keperawatan  Kode etik keperawatan  Masalah dan dilema etik keperawatan  Penyelesaian masalah/dilema etika keperawatan 2

PENDAHULUAN Sikap Profesi Kode Etik (nilai, norma, moral)  Pengetahuan Teoritik  Pengalaman Praktik 

3

Perkembangan Moralitas  Moral

berasal dari bhs Latin (mos / mores)  Etika berasal dari bhs Yunani (ethos / ethikos)  Sama-sama diartikan sebagai adat istiadat / kebiasaan yang baik  Etika memiliki hubungan yang erat dengan moral  Klasifikasi moralitas : - moralitas objektif (dilihat dari lahiriah), - moralitas subjektif (dilihat dari niat), - moralitas intrinsik (tidak bergantung hukum positif krn sdh merupakan kewajiban), - moralitas ekstrinsik (bergantung hukum positif), larangan melakukan aborsi 4

Perkembangan Moralitas moralitas reflektif (berdasarkan evaluasi prinsip moral dan kebebasan kehendak yang dapat merubah moralitas absolut menjadi moralitas relatif) Penyebab : situasi tertentu/khusus, sifat ambigius (mendua), kepentingan individu secara otonom, rahasia umum, kemajuan iptek  Etika dan moral pada dasarnya sangat erat keterkaitannya  Etika mengacu pd sikap pribadi  Moral mengacu pada pihak luar diri sendiri  Moralitas bertentangan dg egoisme -

5

Pengertian Etika  



Etika berkaitan dg orthopraxis “tindakan yang Kapan & kondisi bgm? Jawaban bervariasi benar” Aliran Naturalisme : hakekatnya harus dikembalikan pada sifatnya yang alami / tdk merusak alam dan lingkungan Aliran Deontologis : kewajiban/sesuatu yg harus dilakukan. Pd hakekatnya dititikberatkan pada maksud seseorang melakukan perbuatan. Perbuatan / tind ttt atas dasar aturan / norma yg umum berlaku dan diterima yg berasal dari agama, kesusilaan, sopan santun, adat istiadat 6

Pengertian Etika Kaitan agama – etika - Tuntunan moral - Unsur utama percaya kpd Tuhan YME - Landasan perbuatan berupa tuntunan nilai,norma yg diwahyukan - Bertujuan utk kebahagiaan dunia akhirat

Aliran teleologis dibedakan : egoisme (personal di kedepankan), altruisme (komuniti dikedepankan)  Aliran Vitalisme : dikatakan baik bila memberikan nilai tambah pd daya hidup 

7

Pengertian Etika Etika BAIK BURUK

BAIK – BURUK/TIDAK BAIK (BENAR – SALAH SECARA MORAL)

diwajibkan, diharuskan, diperlukan, diizinkan dilarang, dihindari, dicegah

Merupakan bagian dari Ilmu Filsafat yang mempelajari standar-standar bagi tingkah laku manusia dalam tatanan kehidupan sehari-hari antara pribadi, kelompok, profesi

8

Etika dan Etiket 1. Sama-sama menyangkut ttg manusia dan aspek perilakunya 2. Sama-sama mengatur manusia dari sudut normatif dimana pelaksanaannya diserahkan kpd manusia itu sendiri

Etika   

 

Universal Mengutamakan kejujuran & kebenaran (tidak munafik) Selalu berlaku, meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan. Lebih bersifat mutlak Menyangkut aspek batiniah

Etiket     

Memenuhi standar moral ttt Mengedepankan apa yg seharusnya Berlaku hanya dalam pergaulan Lebih bersifat relatif Menyangkut aspek lahiriah

9

Etika : pemikiran sistematis ttg moralitas 

Hakekat kebenaran berbeda aliran/pengelompokkan

memunculkan

Etika Etika Khusus/Terapan

Etika Umum

Etika Individual

Etika Sosial

Etika Keluarga Etika Politik Etika Profesi Etika Lingk Hidup Etika Personal

10

ETIKA KEPERAWATAN ADALAH :

Suatu ungkapan tentang bagaimana perawat wajib bertingkah laku menujukkan standar etika yang menentukan dan menuntun perawat dalam praktik sehari-hari (jujur terhadap klien, menghargai klien atas hak-hak yang dirahasiakan klien dan beradvokasi atas nama klien). Fry, 1994

11

PERAWAT

Perlu NILAI PROFESIONAL (professional Values) selama sosialisasi kedalam dunia keperawatan (Kode etik, pengalaman dalam dunia keperawatan, guru, teman sejawat) 12

NILAI-NILAI PENTING DALAM KEPERAWATAN WATSON (1981):

1. Komitmen yang kuat terhadap pelayanan 2. Keyakinan akan diri dan nilai yang dianut setiap orang 3. Komitmen terhadap pendidikan 4. Otonomi 13

Terdapat 8 (delapan) nilai utama sebagai landasan prinsip-prinsip etiks yang merupakan pusat bagi praktik keperawatan yang etikal : 1. Respek : menghormati – menghargai

2. Justice (Keadilan) 3. Beneficence (kemurahan hati) : melakukan hal baik, tdk membahayakan orang lain

4. Otonomi 5. Non-maleficence (tanpa kejahatan jabatan) : tdk dg sengaja menimbulkan kerugian atau cedera

6. Veracity (kejujuran)

landasan informed consent

7. Confidentiality (kerahasian) 8. Fidelity (kesetiaan) 14

Tugas : Kelompok Berikan contoh penerapan 8 prinsip etika keperawatan dalam hubungan P - K selama kegiatan praktik klinik semester V : (minimal 5 contoh tindakan keperawatan)

15

Kode Etik Keperawatan   





Kode etik bukanlah suatu daftar hal-hal yg boleh atau tidak boleh dilakukan Kode etik pemikiran nilai-nilai yg menggariskan lingkup ttg praktik profesi Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik keperawatan menerapkan konsep etis karena profesi keperawatan bertanggung jawab pada manusia dan menghargai kepercayaan serta nilai individu. 16

KODE ETIK KEPERAWATAN BERTUJUAN : 1. Memberitahukan kepada masyarakat mengenai standar minimal profesi dan membantu mereka mengerti tindakan keperawatan professional. 2. Menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharapkan memahami dan menerima kepercayaan serta tanggung jawab yang diberikan kepada mereka oleh masyarakat. 3. Memberikan tanda bukti atas kesepakatan profesi kepada masyarakat yang dilayani.

4. Menjadi pedoman utama untuk pertimbangan etis sebagai profesi. 5. Memberikan pedoman untuk berperilaku professional 17

Lanjutan Kode Etik Kep. …………………….. 6. Menetapkan hubungan perawat dengan klien

sebagai advokat pasen, dengan profesi kesehatan lain sebagai sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai seorang konstributor dan dengan masyarakat.

7. Menjadi pedoman bagi profesi untuk berperilaku professional 8. Mengingatkan bagi ners, akan tanggung jawab khusus yang dimiliki dalam memberikan asuhan pada orang sakit. 9. Memberi sarana pengaturan diri bagi profesi. 18

MAKSUD KODE ETIK KEPERAWATAN 1. Memberi landasan bagi pengaturan hubungan antara perawat, klien, sejawat, masyarakat dan profesi. 2. Mengingatkan perawat tentang tanggung jawab khusus yang mereka emban bila merawat klien. 3. Memberi standar sebagai dasar untuk mengeluarkan praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan moral dan untuk membela praktisi yang dituduh secara tidak adil. 4. Merupakan landasan untuk kurikulum professional dan untuk mengorientasi lulusan baru terhadap praktek keperawatan. 5. Membantu publik (masyarakat umum) untuk mengerti professional. 6. Menuntun profesi dalam pengaturan diri.

19

KODE ETIK PERAWAT INDONESIA A. Hubungan Perawat dan Klien 1. Menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial. 2. Senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama klien. 3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan. 4. Wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. 20

B. Hubungan Perawat dan Praktik 1. Memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui belajar terus-menerus 2. Senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien. 3. Membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain 4. Senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku profesional. 21

C. Hubungan Perawat dan Masyarakat

• Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

22

D. Hubungan Perawat dan Teman Sejawat 1. Senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. 2. Bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.

23

E. Hubungan Perawat dan Profesi 1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan 2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan 3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi. 24

Penerapan? 



Berfikir Kritis !!!!

Etika, hak asasi, tanggung jawab, mudah didefinisikan, tetapi kadang-kadang tidak jelas letak istilah tersebut diterapkan dalam suatu situasi. Contoh: benarkah dipandang dari segi etis, hak asasi dan tanggung jawab bila profesional kesehatan menghentikan upaya penyelamatan hidup pada pasien yang mengidap penyakit yang pasti membawa kematian?. Faktor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang berkembang ( pemakaian mesin dan teknik memperpanjang usia, legalisasi abortus, pencangkokan organ manusia, pengetahuan biologi dan genetika, penelitian yang menggunakan subjek manusia). ini memerlukan pertimbangan yang menyangkut nilai, hak-hak asasi dan tanggung jawab profesi 25

Masalah Etik  Melibatkan

2 atau lebih prinsip moral dan tidak menemui kesulitan untuk membuat keputusan etik

26

Masalah Etik 

  

Moral unpreparedness Moral blindnerss Amoralism Moral fanatism ditangani PPNI (Majelis Kode Etik Keperawatan)

27

Masalah-Masalah Etik Khusus * Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) * Aborsi * Confidentiality (Kerahasiaan) * “Withdrawing” atau “Witholding” makanan dan cairan * Mengakhiri pengobatan untuk mempertahankan kehidupan * Alokasi Sumber-sumber kesehatan

28

Bentuk-Bentuk Masalah Etik 1. Decision-Focused Problems Kesulitan terletak pada memutuskan apa yang harus dilakukan C/ Perawat merasa bahwa pemasangan NGT hanya akan memperpanjang rasa nyeri klien (Moral Dilema) 2. Action-Focused Problem Kesulitan yang terjadi tidak terletak pada pengambilan keputusan, tetapi terletak pada saat menerapkannya C/ Perawat mengetahui serangkaian tindakan yang benar tetapi tidak dapat melakukannya karena kebijakan institusi atau hambatan lainnya (Jameton,1984) (Moral Distress) 29

Dilema Etik Merupakan suatu masalah yang sulit, dimana tidak ada alternatif yang memuaskan  Suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan yang tidak memuaskan sebanding 

30

Penyelesaian Masalah / Dilema Etik   

Rasional bukan emosional Memerlukan kesadaran Keterampilan kognitif - Model Purtilo & Cassel (1981) - Thompson & Thompson (1981) - Kozier & Erb (1989) - Murphy & Murphi

31

Purtilo dan Cassel (1981) 1. 2. 3. 4.

Mengumpulkan data yang relevan, Mengidentifikasi masalah Memutuskan apa yang harus dilakukan Melengkapi tindakan

32

Thompson dan Thompson (1981) 1. Meninjau kembali situasi untuk menentukan masalah, keputusan yang diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual 2. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklarifikasi situasi 3. Mengidentifikasi issue etis dalam situasi 4. Menentukan posisi moral pribadi dan profesional 5. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait

33

Thompson dan Thompson (1981) 6. Mengidentifikasi konflik nilai, bila ada 7. Menentukan siapa yang seharusnya membuat keputusan 8. Mengidentifikasi jarak tindakan dgn hasil yg diantisipasi 9. Memutuskan serangkaian tindakan dan melaksanakannya 10. Mengevaluasi/meninjau kembali hasilhasil dari keputusan/tindakan 34

Kozier dan Erb (1989) 1. Mengembangkan data dasar : - Siapa yg terlibat & bgm keterlibatannya - Apa tindakan yg diusulkan - Apa maksud dr tindakan yg diusulkan - Apa konsekuensi-konsekuensi yg mungkin timbul dr tindakan yg diusulkan 2. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut 35

Kozier dan Erb (1989) 3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut 4. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil keputusan yang tepat 5. Mendefinisikan kewajiban perawat 6. Membuat keputusan 36

Murphy dan Murphy 1. Perawat mengidentifikasi dengan jelas masalah yang sebenarnya 2. Identifikasi masalah etik. Ajukan pertanyaan : “Apa yg dilakukan dlm kondisi spt ini?”. Kemukakan kesulitan-kesulitan yg timbul akibat / keraguan mengenai keputusan terbaik yg hrs dilakukan 37

Murphy dan Murphy 3. Identifikasi orang-orang yg terlibat dlm pengambilan keputusan 4. Identifikasi peran perawat pd kasus ini 5. Ajukan alternatif sebanyak mungkin dan kaji konsekuensi dari setiap alternatif yg diajukan 6. Ambil keputusan berdasarkan urutan konsekuensi terbaik dari alternatif tersebut

38

Murphy dan Murphy 7. Perhatikan bgm keputusan ini sesuai dgn filosofi keperawatan yg dianut 8. Evaluasi hasil dr keputusan ini dan gunakan informasi tsb sbg umpan balik di masa yg akan datang jika menghadapi masalah yg sama

39

Petunjuk yg disarankan utk mengatasi dilema 1.

2.

3. 4. 5. 6. 7. 8.

Kembangkan data dasar dan menetapkan data dasar yang dapat dipercaya Kumpulkan informasi: - Siapa yang terlibat dan bagaimana keterlibatannya - Apa tindakan yang diusulkan - Apa maksud tindakan yang diusulkan - Apa konsekuensi yg mungkin timbul dari tindakan yg diusulkan Mengidentifikasi konflik yg terdapat pd situasi tsb Membuat garis besar tindakan-tindakan alternatif Membuat secara garis besar hasil-hasil / konsekuensi dari tindakan-tindakan alternatif tsb Menentukan pemilik masalah tsb & pengambilan keputusan yg tepat Menentukan kewajiban-kewajiban perawat Buat keputusan 40

Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki : SK Dirjen Yan.Med No.03.2.6.956 manusia sebagai pasien : Sumber Tanggal 19 Oktober 1998 1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku dirumah sakit . 2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur. 3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai standar profesi kedokteran, kedokteran gigi tanpa diskriminasi. 4. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan . 5. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di RS. 6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar. 7. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS tersebut (SECOND OPINION ) terhadap penyakit yang diderita, sepengetahuan dokter yang merawat. 8. Pasien berhak atas ” Privasy ” dan kerahasiaan penyakit yang di derita termasuk data-data medisnya. 41

9. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi penyakit yang diderita, tindakan medik yang hendak dilakukan, kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya, alternatif terapi lainnya dan perkiraan biaya pengobatan. 10. Pasien berhak menyetujui / memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya. 11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawabnya sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya. 12. Pasien yang dalam keadaan kritis berhak didampingi oleh keluarganya. 13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama / kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak menggangu pasien lainnya. 14. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya dalam perawatan di RS. 15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan RS terhadap dirinya 16. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual. 42

KEWAJIBAN PERAWAT

Sumber : SK Dirjen Yan.Med No.03.2.6.956 Tanggal 19 Oktober 1998

1. Mematuhi semua praturan RS / sarana pelayanan kesehatan dengan hubungan hukum antara perawat dengan pihak sarana pelayanan kesehatan. 2. Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak sarana pelayanan kesehatan. 3. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya. 4. Memberikan pelayanan / asuhan keperawatan / sesuai dengan standar profesi dan batas kewenangannya / otonom profesi. 5. Menghormati hak-hak pasen 6. Merujuk klien / pasen kepada perawat lain / tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian / kemampuan lebih baik. 7. Memberikan kesempatan kepada klien / pasen agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama / keyakinan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan pelayanan kesehatan. 43

8. Bekerjasama dengan tim kesehatan lain. 9. Memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan keperawatan kepada klien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya. 10. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan berkesinambungan 11. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan dan kepuasan klien / pasen. 12. Mengikuti perkembangan iptek secara terus menerus 13. Melakukan pertolongan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan batas kewenangannya 14. Merahasiakan segala sesuatu yg diketahuinya ttg klien bahkan setelah klien meninggal kecuali jika diminta keterangannya oleh yang berwenang 44

Hak Perawat

Sumber : SK Dirjen Yan.Med No.03.2.6.956 Tanggal 19 Oktober 1998

1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan

2. 3. 4. 5. 6. 7.

tugas sesuai dengan profesinya . Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang pendidikannya. Menolak keinginan klien / pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan serta standard profesi dan kode etik profesi. Mendapatkan informasi lengkap dari klien / pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang keperawatan / kesehatan secara terusmenerus. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien /pasien dan atau keluarganya. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya. 45

8. Diikutsertakan dalam penyusunan / penetapan kebijakan pelayanan kesehatan di RS. 9. Diperhatikan privasinya Dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh klien / pasien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya. 10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran / permintaan tertulis untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan, standar profesi dan kode etik. 11. Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai peraturan / ketentuan yang berlaku di RS. 12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai dengan bidang profesinya.

46

Skenario 2. Menyimpan obat minum Pasen 35 tahun, wanita, dirawat karena disentri amuba. Diberikan th/ flagil 3 x 2 tablet @ 500 mg. Dari pantauan perawat, obat sudah habis tetapi tidak ada kemajuan, padahal obat selalu dibagikan oleh perawat pagi, siang, sore sebelum makan. Pada saat perawat verbed masuk diketahui ada obat flagil di bawah bantalnya. Setelah ditanyakan, pasen menjawab bahwa obatnya mahal, karena itu ia simpan supaya tidak cepat habis.

47

Skenario 3. KB Seorang perawat diminta untuk mengajar KB dan menentang kB karena nilai pribadinya

48

Skenario 3. Aborsi Seorang perawat yang sistem nilai pribadinya tidak mendukung aborsi, harus mulai mengembangkan hubungan kepercayaan dengan gadis berumur 13 th yg msk RS utk aborsi legal. Si gadis ambivalen ttg aborsi tsb. Karena perasaan ambivalennya & ketakutannya mengenai prosedur, dia menginginkan perawat memberikan dukungan padanya. Perawat sebagai seorang profesi perlu memberi dukungan kpd klien. Bagaimanapun juga sebagai seorang manusia, perawat menentang aborsi dan merasa sulit utk memberi dukungan sepenuhnya kpd gadis tsb.

49

POTENSIAL AREA TUNTUTAN 1. Malpraktek Kelalaian bertindak dari seseorang terkait profesinya atau pekerjaannya dimana dibutuhkan keterampilan profesional dan tehnikal yang tinggi 2. Dokumentasi

Medical Record pasien adalah dokumen legal

dan dapat digunakan di pengadilan sebagai bukti. Perawat perlu memelihara kelengkapan dan keakuratan pelaporan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien 50

POTENSIAL AREA TUNTUTAN (2) 3. Informed consent Persetujuan yang dibuat oleh klien untuk menerima serangkaian prosedur sesudah diberikan informasi yang lengkap termasuk resiko pengobatan dan fakta-fakta yang berkaitan dengan itu, telah dijelaskan oleh dokter 4. Accidents dan incidents Incident Reports adalah laporan terjadinya suatu insiden atau kecelakaan. 51

POTENSIAL AREA TUNTUTAN (3) 5. WILLS Pernyataan yang dibuat oleh seseorang mengenai bagaimana hak milik seseorang dibuang sesudah kematiannya 6. Do Not Resuscitate Orders Perintah dokter “tanpa Kode” atau “Do Not rescutitate (DNR)” bagi klien dengan penyakit terminal, penyakit kompleks, dan yang diharapkan untuk mati. 52

POTENSIAL AREA TUNTUTAN (4) 7. Euthanasia Tindakan tanpa rasa sakit dengan mematikan penderitaan seseorang dari tekanan penyakit atau dari penyakit yang tidak dapat disembuhkan 8. Kematian dan isu yang berhubungan Sertifikat kematian, otopsi, donor organ, dsb. 9. dll 53

Skenario 4. Tindakan episiotomi Seorang ibu PP masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan anamnesa dia mengatakan tidak mau di episiotomi. Sekarang ini pasen tersebut berada dalam kala II dan kala II yang berlangsung agak lambat, tetapi ada kemajuan. Perineum masih kaku dan tebal. Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya. Sementara waktu berjalan terus dan bjj mulai menunjukkan keadaan yang tidak stabil/fetal distress dan ini mengharuskan bidan untuk mempertimbangkan melakukan episiotomi, tetapi ibu tersebut tidak menggubrisnya. Bidan berharap bayinya selamat. Sementara itu ada bidan yang memberitahukan bahwa dia pernah melakukan hal ini tanpa persetujuan pasen untuk melindungi bayinya. Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasen, maka bidan akan dihadapkan kepada sederetan tuntutan.

54

Skenario 5. Penderitaan Klien & Euthanasia Pasif Skenario 5 :  Seorang wanita berumur 50 tahun menderita penyakit kanker payudara terminal dengan metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi. Wanita tersebut mengalami nyeri tulang yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri bertambah hebat saat wanita itu mengubah posisinya. Walapun klien tampak bisa tidur namun ia sering meminta diberikan obat analgesik, dan keluarganya pun meminta untuk dilakukan penambahan dosis pemberian obat analgesik. Saat dilakukan diskusi perawat disimpulkan bahwa penambahan obat analgesik dapat mempercepat kematian klien. 55

Tugas : Kelompok Identifikasi dari pengalaman praktik klinik semester V : 1. Adakah ditemukan terkait masalah etik / dilema etik 2. Bagaimana respon anda ketika menemukan masalah etik tersebut 

56

Related Documents


More Documents from "Waniey Lynn"