Promosi Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Usia Sekolah

  • Uploaded by: Ulva Ghazian
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Promosi Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Usia Sekolah as PDF for free.

More details

  • Words: 4,797
  • Pages: 22
Loading documents preview...
PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA SEKOLAH

Disusun oleh:

HJ RAMSARI RAHMI SRY HARTATI ROSWATI ULVA EKA SAPUTRI NOVIANA MUNIR

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN AMANAH MAKASSAR 2015

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Promosi Kesehatan Gigi dan mulut Anak Usia Sekolah. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah Promosi Kesehatan Gigi dan mulut Anak Usia Sekolah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Saran dan kritik akan sangat membantu untuk pembuatan makalah yang lebih baik kedepannya. Billahi taufiq wal hidayah Wassalamu alaikum warah matullahi wabarakatu

Penyusun

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………... 1 DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. 2 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………..……………….…. 3 B. Rumusan Masalah…………………………………………………..…….… 5 C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….....… 5

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN A. Definisi Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut………………...………. 6 B. Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut…………………………………... 13 C. Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak……………………… 13 D. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak...... 14 E. Peran Orang Tua dalam Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak...... 15 F. Peran Seorang Guru untuk Membantu Meningkatkan Derajat Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia Dini………………………………….... 17

BAB III

PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………………….... 19 B. Saran……………………………………………………………………….. 20

DAFTAR PUSTAKA

2

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kesehatan gigi ini diabaikan tentu akan menimbulkan masalah terutama yang erat hubungannya dengan kesehatan umum. Menurunnya kesehatan gigi dan mulut dapat mengakibatkan terganggunya fungsi pengunyahan yang disebabkan kurang berfungsinya gigi. Kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen dari kesehatan umum yang berperan penting dalam fungsi pengunyahan, fungsi bicara, dan fungsi kecantikan. Ketiga fungsi tersebut sangat penting dalam menunjang tumbuh kembang anak (Dep. Kes. R. I., 1996) Telah sejak lama (sejak tahun 1951) pemerintah Indonesia mengupayakan usaha peningkatan pengetahuan kesehatan gigi anak usia sekolah dasar melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Program UKGS tersebut merupakan upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak Sekolah Dasar (SD) yang menitik beratkan pada upaya penyuluhan dan gerakan sikat gigi masal, serta pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada setiap murid. Gigi dan mulut merupakan investasi bagi kesehatan seumur hidup. Peranannya cukup besar dalam mempersiapkan zat makanan sebelum penyerapan nutrisi pada saluran pencernaan, disamping fungsi psikis dan sosial. Penyakit gigi yang banyak diderita anak usia sekolah dasar adalah karies. Kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena gigi dan gusi yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Banyaknya karies, gingivitis dan gigi berjejal harus segera ditangani dan semuanya dapat dicegah. Memelihara kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk memperoleh kesehatan tubuh kita. Khususnya pada anakanak, karena pada masa anak- anak sangat penting karena kondisi gigi susu (gigi decidui) saat ini sangat menentukan keadaan gigi-gigi permanent penggantinya. 3

Kadang anak usia sekolah tidak masuk sekolah dengan alasan karena sakit gigi, Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak menimbulkan kematian, tetapi dapat menurunkan produktivitas belajar. Hal terpenting dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah kesadaran dan perilaku pemeliharaan hygiene mulut personal. Hal ini begitu penting karena kegiatannya dilakukan di rumah tanpa ada pengawasan dari siapapun, sepenuhnya tergantung dari pengetahuan, pemahaman, kesadaran serta kemauan dari pihak individu untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Dengan demikian akan meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan dan akan meningkatkan etos kerja yang lebih baik lagi. Sehingga kesehatan jasmani dan rohani seperti yang diharapkan akan tercapai. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk di antaranya menyikat gigi. Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat. Kelompok anak usia sekolah dasar ini termasuk kelompok rentan untuk terjadinya kasus kesehatan gigi dan mulut, sehingga perlu diwaspadai atau dikelola secara baik dan benar. Oleh karena itu perlu ditingkatkan program sikat gigi masal sesuai anjuran program di sekolah dengan mempertimbangkan sarana dan media informasi terutama pada usia dini, karena perilaku merupakan kebiasaan yang akan lebih terbentuk bila dilakukan pada usia dini. Anak-anak biasanya mempunyai kecenderungan untuk membersihkan gigi (menyikat gigi) hanya pada bagian-bagian tertentu saja yang disukai, yaitu permukaan gigi yang mengarah ke pipi dan bagian pengunyahan pada gigi. Perilaku menyikat gigi anak terbentuk melalui proses belajar, baik mencontoh maupun bimbingan orang tua atau pengasuhnya.Pendidikan cara-cara penyikatan gigi bagi anak-anak perlu diberikan contoh suatu model yang baik serta dengan teknik yang sederhana mungkin. Penyampaian pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak harus dibuat 4

semenarik mungkin, antara lain melalui penyuluhan yang atraktif tanpa mengurangi isi pendidikan, demonstrasi secara langsung, program audio visual, atau melalui sikat gigi massal yang terkontrol. Upaya perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan, dan jangan terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan. B.

Rumusan Masalah 1. Apakah definisi penyuluhan, fungsi penyuluhan dan tata cara penyuluhan? 2. Apakah fungsi dari perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia dini ? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut pada anak usia dini ? 4. Bagaimana peran orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak mereka ? 5. Apa yang harus kita lakukan sebagai seorang guru/ pendidik untuk membantu meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia dini ?

C.

Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa itu penyuluhan. 2. Untuk mengetahui fungsi dari perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia dini. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut pada anak usia dini. 4. Untuk mengetahui peran orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak mereka. 5. Untuk mengetahui apa yang harus kita lakukan sebagai seorang guru untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut pada anak usia dini.

5

BAB II PEMBAHASAN

A.

Definisi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut Penyuluhan adalah proses belajar secara non formal kepada sekelompok masyarakat tertentu, dimana pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut diharapkan terciptanya suatu pengertian yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk merubah perilaku seseorang, sekelompok orang atau masyarakat sehingga mempunyai kemampuan dan kebiasaan untuk berperilaku hidup sehat di bidang kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan kesehatan gigi pada anak merupakan salah satu usaha menanamkan pengertian kepada anak sejak usia dini bahwa kesehatan gigi tidak kalah pentingnya dengan kesehatan tubuh secara umum. Penyuluhan kesehatan gigi bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan perorangan dan masyarakat guna tercapainya tingkat kesehatan gigi yang lebih baik di masa mendatang. Penyuluhan kesehatan gigi ini tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak. Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif (pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai dengan program yang telah direncanakan. 1. Tujuan Penyuluhan Pasal 38 Undang-Undang RI No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan: “Penyuluhan

kesehatan

masyarakat

diselenggarakan

guna

meningkatkan

pengetahuan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk tetap hidup sehat dan aktif berperan serta dalam upaya kesehatan”.

6

Adapun tujuan dari penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah: a.

Meningkatkan pengetahuan kesehatan sasaran di bidang kesehatan gigi dan mulut.

b.

Membangkitkan kemauan dan membimbing masyarakat dan individu untuk meningkatkan dan melestarikan kebiasaan pelihara diri di dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.

c.

Mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut baik sendiri maupun kesehatan keluarga.

d.

Mampu menjalankan upaya mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut serta menjelaskan kepada keluarganya tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

e.

Mampu mengenal adanya kelainan dalam mulut sedini mungkin kemudian mencari sarana pengobatan yang tepat dan benar. Menurut Budiharto (1998), terdapat beberapa jenis penyuluhan kesehatan

gigi dan mulut namun yang paling sering digunakan adalah penyluhan kesehatan gigi dan mulut dengan metode ceramah dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan metode bermain. Yang tidak kalah pentingnya adalah lama waktu penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada anak usia sekolah dasar, biasanya anak hanya bisa berkonsentrasi penuh dalam waktu sekitar 20 menit. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang optimal, penyampaian penyuluhan kesehatan gigi pada anak ini hendaknya tidak melebihi waktu tersebut. Salah satu manfaat penyuluhan kesehatan kesehatan gigi dan mulut yaitu penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan gigi dan mulutnya sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat. Penyuluhan diharapkan dapat memberi manfaat yang berkesinambungan dengan sasaran perubahan konsep sehat pada aspek pengetahuan, sikap dan perilaku individu maupun masyarakat. 7

a. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan dibagi dalam 6 tingkatan : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2) Memahami (comprehension) Memahami

diartikan

sebagai

suatu

kemampuan

untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktuk organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan seseorang untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. b. Sikap Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, baik atau 8

tidak baik, dan sebagainya). Sikap belum merupakan suatu tindakan, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Sikap relatif konstan dan agak sukar berubah sehingga jika ada perubahan dalam sikap berarti adanya tekanan yang kuat. Pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang berpengaruh, media massa, institusi pendidikan maupun lembaga agama. Dengan perkataan lain, sikap merupakan perubahan yang meniru perilaku orang lain karena orang lain tersebut dianggap sesuai dengan dirinya. c. Perilaku Salah satu manfaat penyuluhan ialah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal merupakan salah satu tujuan dilakukannya penyuluhan kesehatan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata dibutuhkan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Tindakan adalah niat yang sudah direalisasikan dalam bentuk tingkah laku yang tampak dan memerlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan. Dari pandangan biologis tindakan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Tindakan mempunyai beberapa tingkatan : 1) Persepsi (perception), yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. 2) Respons terpimpin (guided response), yaitu tingkah laku yang dilakukan sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan yang telah dicontohkan.

9

3) Mekanisme (mechanism), yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan. 4) Adopsi (adoption), yaitu tindakan yang sudah berkembang dengan baik, sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Faktor perilaku memegang peranan penting dalam mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut seseorang termasuk tentang bagaimana menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi. Belum optimalnya status kesehatan gigi dan mulut di sekolah dasar umumnya disebabkan oleh karena perilakunya belum menunjukkan perilaku sehat. 2. Komponen Penyuluhan Berhasil atau tidaknya penyuluhan ditentukan oleh berbagai faktor. Faktorfaktor yang dimaksud adalah kondisi dari interaksi antara komponen-komponen penyuluhan. Komponen penyuluhan adalah sebagai berikut : a.

Penyuluh Penyuluh adalah pihak yang memberikan informasi terhadap sasaran. Penyuluh dapat terdiri dari seseorang, beberapa orang maupun lembaga. Menyuluh tentang kesehatan membutuhkan komunikasi yang baik, juga membutuhkan kompetensi educational tambahan sehingga seorang penyuluh kesehatan dapat bekerja dengan setting yang berbeda dan menggunakan strategi-strategi yang tepat untuk tujuan educational.

b.

Sasaran Sasaran adalah pihak yang menerima informasi dari pihak penyuluh. Dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perlu diperhatikan tingkat kemampuan masing-masing sasaran sesuai dengan kriteria sasaran yang dikehendaki.

c.

Pesan Pesan adalah informasi atau materi yang disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran. Pesan dapat berbentuk lisan maupun tulisan.

10

d.

Media Media merupakan alat bantu pendidikan yang digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat oleh sasaran. Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran untuk menyampaikan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat ataupun klien.

3.

Metode penyuluhan Metode penyuluhan yang umum digunakan adalah metode didaktik (one way method) dan metode sokratik (two way method).

Pada metode didaktik

pendidik cenderung aktif sedangkan siswa sebagai sasaran pendidik tidak diberi kesempatan mengemukakan pendapat. Ceramah merupakan salah satu metode didaktik yang baik digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan mulut untuk anak-anak sekolah dasar. Metode sokratik dilakukan dengan komunikasi dua arah antara siswa dan pendidik. Peserta didik diberikan kesempatan mengemukakan pendapat dan dua orang atau lebih dengan latar belakang berbeda bekerja sama saling memberikan keterangan dan ikut serta dalam menyatakan pendapat. Salah satu metode sokratik yang tepat digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak sekolah dasar adalah demonstrasi. Pada metode demonstrasi materi pendidikan disajikan dengan memperlihatkan cara melakukan suatu tindakan atau prosedur. Diberikan penerangan-penerangan secara lisan, gambar-gambar, dan ilustrasi. Tujuan metode demonstrasi yaitu untuk mengajar seseorang atau siswa bagaimana melakukan suatu tindakan atau memakai suatu produksi baru. Keuntungannya dapat menjelaskan suatu prosedur secara visual, sehingga mudah dimengerti dan siswa dapat mencoba pengetahuan yang diterimanya. Kerugian pada metode ini diperlukan alat-alat dan biaya yang besar serta perencanaannya memakan waktu yang lama. Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pengertian atau ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan berbagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan atau menggunakan suatu prosedur.

11

Demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pengajaran/penyuluhan dengan cara mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau cara melakukan sesuatu atau mempertunjukkan suatu proses. Pemakaian alat bantu dalam merubah perilaku anak merupakan hal yang sangat penting. Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang dipakai oleh pendidik di dalam menyampaikan bahan pendidikan. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga, karena berfungsi untuk membantu memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap siswa dapaat diterima atau ditangkap melalui panca indera. Alat bantu dalam pendidikan mempunyai peran dalam mempertinggi kemampuan

belajar,

memperkuat

daya

ingat,

memperbesar

minat,

dan

mempermudah penghayatan. Alat peraga langsung yang dianggap paling efektif untuk anak-anak adalah model. Model yaitu alat peraga yang dapat dilihat dan diamati, yang dapat berupa alat yang sebenarnya ataupun dibuat meniru aslinya. Siswa yang diberi pendidikan dapat melihat, merasakan, dan menelitinya. Alat peraga langsung membantu para siswa dalam mengartikan atau mempelajari suatu bahan pendidikan sehingga para siswa lebih banyak kemungkinan untuk belajar. Masa usia anak adalah transisi dalam interaksi sosial dimana terjadi perubahan figur tokoh (model) akan berpengaruh pada diri anak, dimana tokoh ibu akan digantikan dengan tokoh guru. Untuk itu didalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perlu adanya kerja sama yang baik dengan guru. Menurut Piaget, pola perkembangan anak dibagi menjadi 4 tahapan : stadium Sensorimotorik (0-18 atau 24 bulan), Stadium Praoperasional (1-7 tahun), Stadium operasional konkrit (7-11 tahun), Stadium operasional formal (11-15 tahun atau lebih). Makin tinggi umur anak, tingkah lakunya makin terorganisasi dan mempunyai tujuan-tujuan yang dikenal sebagai tingkah laku bermotif. Selanjutnya Harlod menyatakan, ada beberapa teori tentang proses perubahan perilaku antara lain: pengembangan serta penyebaran (research development and dissemination), dan perubahan sikap (Attitude Change).

12

B.

Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut Penyakit tentang kesehatan gigi dan mulut menduduki tingkat pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering dikeluhkan oleh masyarakat di Indonesia. Persepsi dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih buruk. Ini terlihat dari masih besarnya angka karies gigi dan penyakit mulut di Indonesia yang cenderung meningkat. Sementara itu, di Indonesia ada dua penyakit mulut yang sering dialami masyarakat yaitu karies gigi dan penyakit periodental, karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan oleh gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan rasa nyeri, penanggalan gigi, infeksi, dan berbagai kasus berbahaya bahkan mematikan.

C.

Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Perawatan gigi pada masa anak usia dini sangat penting karena kondisi gigi susu (gigi decidui) saat ini sangat menentukan keadaan gigi-gigi permanent penggantinya. Beberapa fungsi dan peran gigi susu adalah : 1. Fungsi Pengunyahan (mastikasi) Anak yang sering sakit gigi tentu akan malas untuk mengunyah makanan, hal ini berdampak pada asupan gizi yang tentunya sangat dibutuhkan anak usia dini, mengingat masa anak usia dini adalah masa emas, masa aktif pertumbuhan dan perkembangan. Disamping itu berdampak pula terhadap pertumbuhan rahang. Rahang tidak akan bertumbuh maksimal karena fungsi pengunyahan yang juga tidak maksimal, mengakibatkan gigi-gigi permanen penggantinya kekurangan ruang sehingga gigi berjejal (crowded), posisi gigi depan maju (prostrusi). 2. Fungsi Bicara (fonetik) Gigi berperan dalam pengucapan huruf-huruf tertentu seperti F,V,S,Z,Th. Ketika gigi, terutama gigi depan hilang/rusak berat maka pelafalan beberapa huruf akan kurang tepat (cedal).

13

3. Fungsi kecantikan (estetik) Anak usia dini dengan gigi utuh dan rapi akan terlihat semakin cantik/tampan. Yang perlu dicermati adalah beban psikologis anak ketika temantemannya mengolok dengan sebutan žompongâ karena giginya gigis (rampant) dan tinggal akar. Fungsi mempertahankan ruang dalam lengkung gigi sebagai persiapan pertumbuhan gigi permanen sekaligus menentukan arah pertumbuhan gigi permanen. Gigi susu karena suatu sebab terpaksa dicabut sebelum waktunya, maka gigi yang terletak di depan/ belakangnya akan bergeser ke ruang bekas gigi yang dicabut. Hal ini mengakibatkan gigi permanent kekurangan ruang untuk tumbuhnya kelak. Gigi permanent akan kehilangan penuntun arah, akibatnya gigi tumbuh dengan arah yang salah. D.

Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Dalam hal ini banyak sekali yang mempengaruhi kesehatan gigi, antara lain : 1. Gizi makanan, perlu kita ketahui bahwa benih gigi seudah terbentuk waktu janin (embrio) berusia ½ bulan dalam kandungan. Makananmakanan ini sudah tercakup dalam empat sehat lima sempurna. Dalam hal ini makanan mempunyai 3 pengaruh: a. Pengaruh selama pembentukan gigi Zat kapur merupakan bahan utama dalam pembentukan enamel, disamping vitamin C, D, dan lain-lain. b. Bila gigi sudah tumbuh 1) Makanan yang empuk dan lunak tidak memerlukan pengunyahan yang sulit. Sering tidaknya ktia makan juga mempengaruhi. Pengaruh asam dari zat hidrat arang dalam mulut terjadi selama 40

14

menit pertama sesudah makan. Kalau kita makan 3 kali sehari maka pengaruh asam hanya terjadi selama 3 x 30 menit = 1 ½ jam/hari. 2) Jenis makanan, makanan yang mudah lengket dan menempel digigit seperti permen dan coklat, makanan ini sangat disukai oleh anakanak. Hal ini yang mengakibatkan gangguan. Makanan tadi mudah tertinggal dan melekat pada gigi dan bila terlalu sering dan lama akan berakibat tidak baik. Makanan yang manis dan lengket tersebut akan bereaksi di mulut dan asam yang merusak email gigi. 2. Kebersihan gigi, biasakanlah anak-anak agar selalu menyikat giginya atau berkumur-kumur setiap selesai makan atau sebelum tidur. 3. Kepekatan air ludah, pada orang-orang yang mempunyai air ludah yang sangat pekat dan sedikit akan lebih mudah giginya menjadi berlubang dibandingkan dengan air ludah yang encer dan banyak, sebab pada anak yang beair ludah pekat dan sedikit maka sisa makanan akan mudah menempel pada permukaan gigi. (Moestopo, 1982) 4. Factor genetic Selain perawatan gigi susu, kerapihan gigi tetap pada anak usia dini juga dipengaruhi oleh faktor keturunan. Karena itu tak jarang ada anak yang kondisi gigi susunya baik namun gigi tetapnya berjejalan. E.

Peran Orang Tua dalam Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Jangan anggap remeh kesehatan gigi dan mulut terutama anak usia dini. Banyak orang tidak pernah membayangkan bahwa masalah gigi dan mulut anak dapat berpengaruh pada perkembangan anak. Maka dari itu, betapa penting perhatian orangtua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak, terutama anak- anak yang masih balita maupun anak usia dini. Sebab, kondisi gigi susu akan menentukan pertumbuhan gigi tetap si anak. Selain itu, bila anak memiliki gigi yang tidak sehat, dia akan sulit mencerna makanan sehingga proses pertumbuhan si anak akan terganggu. Akibatnya, anak akan mudah terserang penyakit. Setiap orangtua sebaiknya menanamkan suatu prinsip dalam

15

dirinya bahwa anak-anak harus bebas dari rasa sakit gigi dan memberi mereka awal kehidupan yang baik sehingga mereka mampu bersaing di masa depan. Pertumbuhan gigi pada anak ditandai dengan pemunculan gigi pada permukaan gusi dan diikuti dengan perubahan posisi gigi dari dalam tulang pendukung gigi untuk menempati posisi fungsionalnya dalam rongga mulut. Masa pemunculan gigi secara klinis merupakan suatu tanda pertumbuhan seorang anak. Tahap pertama pertumbuhan gigi sangat jelas selama minggu keenam dari kehidupan embrional. Mulai tumbuhnya gigi merupakan proses penting pertumbuhan seorang anak. Orangtua harus mengetahui cara merawat gigi anaknya. Orangtua juga harus mengajari anaknya cara merawat gigi dengan baik, yaitu dengan memberi contoh cara menyikat gigi yang benar. Perawatan gigi sejak dini sangat penting untuk menghindari proses kerusakan gigi, seperti gigi berlubang, keropos, dan pembengkakan pada gusi. Anak usia dini juga harus diajak atau diperkenalkan secara dini kepada dokter gigi. Hal ini sangat bermanfaat dalam membiasakan pemeriksaan gigi secara rutin dan mengatasi rasa takut anak kepada dokter gigi. Orangtua dapat mencoba cara mengenalkan dokter gigi kepada anak usia dini, yaitu dengan mengajak anak ikut serta saat ibu atau ayahnya memeriksakan gigi. Cara ini juga mengenalkan anak pada suasana ruangan dokter gigi, suara-suara mesin, dan peralatan yang digunakan dokter. Anak juga dapat melihat bagaimana ibu atau ayahnya tetap tenang saat dokter gigi melakukan perawatan. Tak kalah penting ialah memilih dokter gigi anak yang memahami dan mendapat pendidikan bagaimana membuat anakanak nyaman saat ke dokter gigi. Misalnya, dokter yang menyediakan ruang tunggu berisi buku dan mainan, serta mengisi dinding ruangan dengan gambar-gambar yang menarik dan disukai anak usia dini. Selain itu, orangtua harus memerhatikan pola makan anak usia dini. Jangan terlalu sering memberi anak makanan yang manis dan lengket. Sebab, makanan jenis ini mudah tertinggal dan melekat pada gigi, dan bila terlalu sering serta lama akan berakibat tidak baik. Makanan manis dan lengket tersebut akan bereaksi di dalam mulut dan membentuk asam yang merusak email gigi. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya gangguan, seperti gigi berlubang atau yang dikenal sebagai karies.

16

Pemeliharaan kesehatan anak usia dini terutama berumur di bawah lima tahun masih bergantung kepada orangtua. Orangtua, terutama ibu, mempunyai peran yang sangat dominan dalam upaya pecegahan penyakit gingivitis ataupun penyakit mulut lainnya. Peran ibu dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak usia dini dapat dilihat dari sikap dan perhatiannya terhadap perawatan gigi dan mulut anaknya. Usaha untuk mencegah kerusakan gigi tentunya tidak dilakukan dengan mengurangi pemberian susu kepada anak usia dini. Mengingat penyebab utama timbulnya karies gigi dan gingivitis adalah plak, upaya yang dapat dilakukan ialah membersihkan plak dari permukaan gigi. Upaya tersebut dapat berupa penyikatan gigi, kumur-kumur, dan pembersihan gigi dengan kapas atau kain basah pada balita. Apabila anak sudah agak besar, orangtua harus dapat membantu anak untuk memulai rutinitas menggosok gigi. Caranya dengan mengajari dan memberi contoh bagaimana cara memegang sikat gigi dan menggosok gigi dengan benar. Kebersihan gigi dan mulut hanya dapat dicapai dengan menyikat gigi secara benar, rutin, dan teratur setiap hari, terutama menjelang tidur, agar permukaan gigi terbebas dari plak. F.

Peran Seorang Guru untuk Membantu Meningkatkan Derajat Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia Dini Membangun rasa kepercayaan Anak usia dini kepada dokter gigi sangatlah penting. Sebagai ibu/ guru, haruslah mengetahui pertumbuhan gigi pada anak usia dini, bagaimana cara pengendalian psikologi serta perilaku anak. Komunikasi secara verbal dan non-verbal sangatlah penting untuk digunakan. Mereka juga terlatih dalam pengelolaan perilaku farmakologis. Sebagai seorang pendidik memegang peranan penting dalam pemberian informasi baik kepada anak maupun wali murid tentang pemeliharaan gigi susu dan dalam mencegah kerusakan gigi. Hal ini akan membantu dalam mencegah atau mencegat kebiasaan yang tidak normal dan merencanakan koreksi yang diperlukan untuk setiap ketidaknormalan yang mungkin mempengaruhi pertumbuhan di masa depan.

17

Penelitian telah menunjukkan bahwa kesehatan mulut yang buruk pada anak usia dini dapat menyebabkan gangguan kinerja sekolah dan hubungan sosial yang buruk. Disaat seorang anak masih kecil, fokus dari para guru/ pendidik untuk anakanak meliputi: 1. Penjagaan kesehatan mulut sejak dini, 2.

menekankan cara menyikat gigi yang benar, floss, dan pentingnya fluoride terutama untuk anak usia dini,

3. Menanamkan kebiasaan makan yang sehat, seperti bayi seharusnya tidak diperbolehkan untuk tertidur dengan botol minum didalam mulut mereka dan lainlain 4. Biasanya para guru/ pendidik akan mengadakan sebuah promosi kesehatan pada ibu-ibu hamil atau para ibu yang memiliki anak usia balita. Apabila gigi primer (gigi susu) dipelihara dengan baik maka gizi yang baik, perkembangan bicara dan ruang untuk pertumbuhan gigi permanen akan berjalan lancar. Peran guru/ dokter gigi bagi anak usia dini berubah ketika anak-anak memasuki masa remaja. Menyadari pentingnya penampilan dan citra diri.

18

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Sehat adalah sebuah keadaan normal yang sesuai dengan standar yang diterima berdasarkan kriteria tertentu, sesuai jenis kelamin dan komunitas masyarakat. Selain sehat jasmani dan rohani, kesehatan gigi dan mulut anak usia dini sangatlah penting karena gigi dan gusi yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Memelihara kesehatan gigi dan mulut penting untuk memperoleh kesehatan tubuh kita. Khususnya anak usia dini, karena pada masa kanak-kanak adalah masa emas yang sangat penting terutama mengenai gigi susu (gigi decidui) yang saat ini sangat menentukan keadaan gigi-gigi permanent penggantinya. Perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia dini sangatlah penting karena pada usia anak-anak, gigi rentan sekali terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut. Apabila tidak dicegah atau ditangani, anak yang tumbuh dewasa nantinya akan merasakan kesenjangan social akibat bentuk giginya yang kurang baik. Adapun beberapa factor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut pada anak adalah sebagai berikut : 1. Gizi makanan anak usia dini 2. Jenis makanan yang diberikan 3. Kebersihan gigi anak usia dini 4. Kepekatan air ludah anak usia dini 5. Factor genetik Selain itu faktor di atas, orangtua harus memerhatikan pola makan anak. Jangan terlalu sering memberi anak makanan yang manis dan lengket. Sebab, makanan jenis ini mudah tertinggal dan melekat pada gigi, dan bila terlalu sering serta lama akan berakibat tidak baik. Makanan manis dan lengket tersebut akan bereaksi di dalam mulut dan membentuk asam yang merusak email gigi. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya gangguan, seperti gigi berlubang atau yang dikenal sebagai karies. 19

Biasanya para guru/ pendidik akan mengadakan sebuah promosi kesehatan pada ibu-ibu hamil atau para ibu yang memiliki anak usia balita. Apabila gigi primer (gigi susu) dipelihara dengan baik maka gizi yang baik, perkembangan bicara dan ruang untuk pertumbuhan gigi permanen akan berjalan lancar. Para guru mengajarkan bagaimana cara menjaga kesehatan mulut. Yaitu dengan menekankan cara menyikat gigi yang benar sejak dini, floss, dan pentingnya fluoride terutama untuk anak usia dini. Selain itu, mereka juga menanamkan kebiasaan makan yang sehat, seperti bayi seharusnya tidak diperbolehkan untuk tertidur dengan botol minum didalam mulut mereka dan lain sebagainya. B.

Saran Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

20

DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. Depkes RI. 1996. Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Sekolah, Jakarta: Depkes RI. Matsson, L., 2001, Periodontal Conditions in Children and Adolescent., Munksgaard: Copenhagen Nelson, 1995. Ilmu Kesehatan Anak. Buku Kuliah 2, Buku Kedokteran. Jakarta. Hal. 375-382 Newmann, M.G., Takei, H.H., Klokkevoid P.R., Carranza, F.A., (ed): Clinical Periodontolgy, 10 th ed, Saunders Company, Philadelphia. Paramita, Pradnya. 2000. Memahami Pertumbuhan dan Kelainan Gizi Anak. Trubus Agriwidya. Anggota IKAPI. Hal. 1 – 42 Sriyono, Niken Widiyanti., 2009, Ilmu Kedokteran Pencegahan, Yogyakarta: Medika FK UGM Tarigan, Rasinta, 1993. Kesehatan Gigi dan Mulut. Edisi Revisi, Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta

21

Related Documents


More Documents from "YUYUN APRILIA UTAMI"