Loading documents preview...
PROPOSAL PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT LOW BACK PAIN
DISUSUN OLEH : DEDE MUSAMA JUNAEDI
MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER
STIKES BUDI LUHUR CIMAHI 2017
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Low Back Pain (LBP) atau Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dijumpai di masyarakat. Hampir 70-80% penduduk di negara maju pernah mengalami LBP. Setiap tahun 15-45% orang dewasa menderita LBP, dan satu diantara 20 penderita harus dirawat di rumah sakit karena serangan akut. LBP sering terjadi pada umur 35-55 tahun dan hampir 80% penduduk di negara-negara industri pernah mengalaminya. Di Amerika Serikat, prevalensinya dalam satu tahun berkisar antara 15-20%, sedangkan insidensi berdasarkan kunjungan pasien baru ke dokter sebanyak 14,3%. Data epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada. Diperkirakan 40% penduduk Jawa Tengah berusia di atas 65 tahun pernah menderita nyeri pinggang dan prevalensinya pada laki-laki sebesar 18,2% dan pada wanita sebesar 13,6%. Prevalensi ini meningkat sesuai dengan meningkatnya usia insidensi berdasarkan kunjungan pasien di beberapa rumah sakit di Indonesia yang berkisar antara 3-17% (Mahadewa, 2009). LBP merupakan kondisi yang tidak nyaman disertai adanya keterbatasan aktivitas dan nyeri apabila melakukan pergerakan atau mobilisasi. Kebanyakan nyeri punggung bawah terjadi akibat gangguan musculoskeletal (gangguan sistem penunjang bentuk tubuh yang bertanggung jawab terhadap pergerakan) dan diperberat oleh aktivitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas. Obesitas, stres, dan terkadang depresi dapat mengakibatkan LBP. Penderita LBP kronis biasanya mengalami ketergantungan pada beberapa jenis analgesik, sehingga merupakan alasan terbanyak untuk mencari pengobatan (Muttaqin, 2008). Penderita LBP memerlukan perawatan yang intensif, sehingga kepatuhan berobat pasien sangat diperlukan dalam penatalaksanaan pasien. Faktor yang mempengaruhi ketekunan pasien dalam berobat antara lain tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, kemudahan menuju fasilitas kesehatan, usia pasien, tersedianya asuransi
kesehatan yang meringankan pasien dalam membayar biaya pengobatan (Wibawa,
2008). Berbagai studi menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien adalah gender, umur, dan efek samping. Sebagian lainnya disebabkan oleh faktor ekonomi berupa ketidakmampuan membayar dan membeli obat (Pujiyanto, 2008). Dukungan dari keluarga juga berperan sebagai faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam melakukan pengobatan secara teratur. Kehadiran dan sikap orang terdekat terhadap penderita dapat mempengaruhi respon terhadap nyeri. Penderita yang mengalami nyeri sering kali bergantung pada anggota keluarga atau teman dekat untuk mendapatkan dukungan, bantuan atau perlindungan. Walaupun nyeri tetap dirasakan, tetapi kehadiran orang terdekat dapat meminimalkan rasa kesepian dan ketakutan. Dukungan keluarga sangat penting dan berpengaruh terhadap kepatuhan pasien LBP untuk berobat (Zakiyah, 2015). Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50%, sedangkan di negara berkembang jumlah tersebut lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi, utamanya pada terapi penyakit tidak menular. Adanya ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit tidak menular dapat memberikan efek negatif yang sangat besar, karena persentase kasus penyakit tersebut di seluruh dunia mencapai 54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001. Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020 (BPOM, 2006). Berdasarkan
rekomendasi
dari
American
College
of
Physicians,
penatalaksanaan nyeri punggung bawah untuk semua jenis klasifikasi adalah dengan menggunakan acetaminophen atau obat AINS (anti inflamasi non steroid) (Chou, 2007). Namun banyak dari pasien nyeri punggung bawah yang merasa bahwa nyeri yang dialaminya tidak cukup berkurang dan masih mengganggu kegiatan mereka sehari-hari sehingga tidak jarang jika mereka akan melakukan terapi tambahan seperti pemanfaatan terapi akupunktur untuk peredaan nyeri (Rooney, 2008). Data dari National Center for Complementary and Alternative Medicine, (2012) dalam National Institutes of Health (NIH) pada tahun 1997 menyatakan
akupunktur telah digunakan secara luas oleh ribuan dokter, dokter gigi, ahli akupunktur, dan praktisi kesehatan lainnya sebagai metode penghilang nyeri dan pengobatan berbagai penyakit. Berdasarkan data dari National Health Interview Survey pada tahun 2007, sekitar 3,1 juta populasi dewasa dan 150.000 anak mendapatkan akupunktur sebagai terapi penghilang nyeri. Penggunaan akupunktur diperkirakan meningkat sebesar 3,1% antara tahun 2002 sampai 2007, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat. Para ahli terus-menerus
mencari
kegunaan
akupunktur
dalam
mengatasi
berbagai
permasalahan nyeri. Para peneliti menemukan akupunktur bermanfaat untuk penghilang nyeri akibat Carpal Tunnel Syndrome, nyeri paska prosedur bedah gigi, nyeri punggung yang kronik, nyeri muskoskeletal kronik lainnya. Selain itu, akupunktur juga digunakan sebagai salah satu penatalaksanaan nyeri lutut, terapi penghilang sakit kepala berupa vertigo, tension headache, dan migrain. Akupunktur ternyata juga dapat menghilangkan kram otot, nyeri haid, premenstrual syndrome, tennis elbow, frozen shoulder, dan nyeri sendi lainnya (National Center for Complementary
and
Alternative
Medicine,
2012).
Akupunktur
merupakan
pengobatan yang berasal dari Cina dan telah dikenal sejak 4000-5000 tahun yang lalu (Saputra, 2005). Akupunktur berperan dalam kesehatan tubuh dan mendapat perhatian internasional. Secara klinis pengobatan akupunktur dapat dilakukan sebagai pengobatan tunggal di berbagai kasus nyeri (Sidik, 2010). Tatalaksana NPB (nyeri punggung
bawah)
dengan
menggunakan
akupunktur
juga
masuk
dalam
rekomendasi American College of Physicians terutama untuk tatalaksana NPB yang sub akut dan kronis (Chou, 2007). Berdasarkan survei data di Poli Akupunktur dan poli Orthopedi RSUD Sayang Cianjur pada bulan September 2017, terdapat 58 (38,86%) penderita LBP dari 199 jumlah kunjungan, bulan Oktober 2017 tercatat 37 (54,03%) penderita dari 94 jumlah kunjungan, bulan November 2017 tercatat 11 (42,7%) penderita dari 66 jumlah kunjungan, Berdasarkan wawancara dengan salah satu terapis di poli akupunktur dan poli orthopedic diperoleh informasi bahwa dari bulan Januari banyak pasien yang tidak melakukan terapi. Hasil wawancara dengan 5 pasien LBP yang
waktu itu diketahui bahwa alasan tidak melakukan terapi akupunktur karena tidak ada keluarga yang mengantar, jarak rumah ke rumah sakit jauh, antrian di rumah sakit yang lama, tidak mempunyai biaya untuk terapi. Penderita LBP memerlukan sebuah perawatan secara intensif, yaitu salah satunya dengan terapi akupunktur dan terapi obat. Dukungan keluarga dan pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat penting dan berpengaruh terhadap kepatuhan pasien LBP untuk berobat. Rumah sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya pada kelengkapan fasilitas yang diunggulkan, melainkan juga pada sikap dan pelayanan sumber daya manusia yang bermutu sehingga rumah sakit harus mampu memenuhi harapan dan keinginan pasien agar pasien tidak beralih ke rumah sakit lain. Oleh karena itu, saya tertarik memberikan penyuluhan tentang LBP baik pada penedrita LBP di RS juga kepada keluarga pasien untuk mencegah terjadinya penyakit LBP.
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Di harapkan pasien dan keluarga memahami pentingnya pengobatan LBP dan mengerti cara pencegahannya. 2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan kegiatan peyuluhan tetang pengobatan dan pencegahan LBP a Pasien dan keluaga mampu mengetahui dan menjelaskan tentang LBP b Memaham idan menjelaskan penyebab dan dampak tidak menjalani pengbatan LBP. c
Mendemonstrasikan gerakan mencegah terjadinya LBP
d Mempraktekan
dan
pencegahan LBP.
mengajarkan
kepada
teman-temannya
tentang
BAB II TINJAUAN TEORITIS Low Back Pain (LBP) A. Definisi Otot punggung ditunjang oleh punggung, perut, pinggang dan tungkai yang kuat dan fleksibel. Semua otot ini berfungsi untuk menahan agar tulang belakang dan diskus tetap dalam posisi normal. Kelemahan pada salah satu otot akan menambah ketegangan pada otot lain dan akhirnya menimbulkan masalah punggung. Punggung bekerja non stop selama 24 jam sehari. Gangguan yang paling sering dialami punggung adalah rasa nyeri yang tak tertahankan. Rasa nyeri ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, jika tidak diatasi secara tepat
B. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala yang dapat terjadi pada penderita nyeri punggung, antara lain 1. Nyeri dan kaku pada punggung 2. Gerak terbatas 3. Nyeri tajam sewaktu berdiri 4. Rasa tidak nyaman atau nyeri
C. Penyebab Ada beberapa faktor yang menyebabkan nyeri punggung sebagai berikut: 1. Postur tubuh yang buruk 2. Obesitas 3. Gerakan yang tidak tepat selama bertahun- tahun 4. Kurang berolah raga 5. Syaraf terjepit 6. Faktor psikososial : depresi, kecemasan, pecandu alcohol, perokok, pekerjaan, dengan tekanan 7. Osteoarthritis
8. Peregangan/ketenganan otot
D. Penanganan dan Pengobatan nyeri punggung 1.
Cara mencegah nyeri punggung
Jauhi stress, belajar bersikap rileks dan sejenak menjauhi rutinitas
Mempelajari cara mengangkat beban, berdiri, duduk dan berbaring dengan benar
Olahraga teratur, bermanfaat untuk meningkatkan kelenturan otot-otot dan sendi punggung
Jalani gaya hidup sehat, dengan belajar mengatasi stress dan menjaga berat badan seimbang
2.
Hindari sepatu tumit tinggi
Langkah-langkah menangani nyeri punggung
Lakukan perengangan setiap hari
Sempatkan berjalan-jalan
Istirahatkan punggung
Berlutut, jangan membungkuk
Gunakan kaki untuk bekerja
Condongkan punggung ketika mengangkat beban berat
Berdiri atau duduk tegak
Periksa kasur anda
Pasang bantalan untuk punggung bagian bawah
Pilih busana yang agak longgar
Tinggalkan tembakau
Dinginkan dengan es pada bagian pada bagian yang terasa nyeri sampai rasa nyeri mereda
Hangatkan selama 5 – 10 menit atau mandi air hangat
Sediakan obat pereda nyeri (Aspirin)
Angkat kaki keatas kursi
3.
Terus bergerak
Dimanupulasi (Fisioterapi)
Konsumsi produk kalsium
Cara sederhana mengatasi nyeri punggung
Berbaringlah ditempat yang rata dan membuat punggung terasa nyaman
Mintalah seseorang untuk memijat bagian punggung yang nyeri, dengan menggunakan minyak herbal yang hangat
Letakkan handuk hangat atau botol yang berisi air hangat dibagian yang terasa nyeri selama 20 menit
Cacah kentang mentang hingga hancur, kemuadian letakkan kentang dibagian yang terasa nyeri
Konsumsi vitamin c setiap hari. Anda juga bisa mengkonsumsi perasan jeruk lemon ( 1 buah ukuran sedang dan campurkan dengan setengah sendok teh garam. Minumlah dua kali sehari.
Alakukan olahraga secara teratur. Berenang dan yoga cukup efektif mengatasi nyeri punggung.
BAB III RENCANA KEGIATAN
A. Nama Kegiatan Penyuluhan tentang “ pencegahan penyakit Low Back Pain “
B. Peserta Peserta 10 orang keluarga dan pasien LBP
C. Langkah pencapaian tujuan
Tahap persiapan membentuk kepanitiaan kegiatan
Melakukan koordinasi untuk menetukan waktu pelaksanaan pertemuan.
Menyusun proposal (pre planning).
Melakukan proses bimbingan pelaksanaan kegiatan.
D. Pelaksana : a
1 orang penyuluh mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Budi Luhur Cimahi
b
Di bantu 2 orang mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Budi luhur Cimahi
c
Strategi atau langkah pelaksanaan
E. Kegiatan : a
Kegiatan pendahuluan : perkenalan dan
penjelasan tujuan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan. b
Kegiatan inti : penyampaian materi, tanya jawab dan praktek langsung tentang gerakan pencegahan LBP
c
Kegiatan penutup : penarikan kesimpulan tentang seluruh kegiatan termasuk pemahaman audien penyuluhan.
d Metode : ceramah, dan tanya jawab. e
Media : Leaflet materi penyuluhan,Foster,lembar balik
F. Materi Penyuluhan a
Pengertian LBP secara sederhana
b Dampak penyakit LBP c
Gerakan pencegahan agar tidak terjadi penyakit LBP
d Pentingnya pengobatan penyakit LBP sampai tuntas.
G. Waktu dan Tempat Hari
: Sabtu
Waktu
: 08:00 wita - selesai
Tanggal
: 2 desember 2017
Tempat
: Ruang poli akupuntur dan orthopedi
H. Susunan panitia Pelindung
: Ketua STIKES Budi Luhur Cimahi
Ketua
: Dede Musama Junaedi,Amd. Kep
Wakil Ketua
: Yusuf Abdul Salam,Amd.Kep
Seksi-seksi Konsumsi
: Imamelina,Amd.Kep
Keuangan
: Darlian Nurdin,Amd.Kep
Humas dan perlengkapan
: Taupik Rahayu,Amd.Kep
I. Rencana anggaran Biaya-biaya :
1. Pembuatan media penyuluhan -
Leaflet 10 buah
: Rp
50.000
-
Lembar balik
: Rp. 100.000
-
Foster
: Rp.
50.000
2. Konsumsi
: Rp. 300.000
3. Biaya akomodasi
: Rp. 100.000
4. Dokumentasi
: Rp.
5. Cadangan
: Rp. 100.000 +
6. Jumlah
: Rp. 750.000
50.000
BAB IV PENUTUP
A. Evaluasi Sasaran evaluasi mencakup aspek : Proses pelaksanaan Aspek-aspek yang dinilai selama penyuluhan : 1) Penilaian untuk mengetahui proses penyelenggaraan penyuluhan. 2) Komponen yang dinilai : a) Penerimaan panitia b) Penyediaan materi penyuluhan c) Penyediaan ruang d) Penyediaan alat bantu e) Bantuan panitia dalam menyelesaikan masalah f)
Kegunaan materi penyuluhan
g) Peserta
Penilaian untuk mengetahui tingkat penyerapan materi oleh peserta penyuluhan
Komponen yang dinilai : Kemampuan peserta menerima materi. Sikap : penilaian tentang sikap perlu ada sistem penilaian yang dilakukan terus menerus selama berlangsungnya penyuluhan. Kesimpulan diberikan melalui diskusi pada akhir penyuluhan oleh pembimbing atau pengajar yang memberikan penilaian. Prakarsa a) Menunjukan inisiatif dan kreatifitas, misalnya dalam memanfaatkan waktu luang. b) Mampu mengajukan saran yang bermanfaat bagi tercapainya tujuan penyuluhan. Kepemimpinan a) Mampu diteladani oleh orang lain dalam sikap dan perilaku sehari hari.
b) Menunjukan tanggung jawab sesuai dengan perannya. c) Kemampuan audien untuk memperagakan tentang materi yang diberikan.
B. Penutup Demikian proposal ini kami sampaikan dengan harapan dapat di jadikan sebagai acuan dalam pelaksanaannya sehingga kegiatan penyuluhan ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
PROPOSAL PENGAJUAN PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT LOW BACK PAIN Jl.Rumah Sakit No.1 Tlp/fax.(0263)261026/284277
Lampiran
: 15 berkas
Perihal
: Permohonan pengajuan penyuluhan Kepada Yth Kepala koordinator Prodi Mata ajaran Promkes Di Tempat
Assalamu’laikum Wr. Wb. Salam teriring do’a kami, semoga Bapak senantiasa mendapat ridho dan naungan Rahmat Allah SWT. Amiin. Selanjutnya berkaitan dengan tugas dari salah satu mata ajaran promkes untuk itu kami ajukan proposal pengajuan kegiatan penyuluhan tentang penyakit Low Back Pain (LBP) kepada Ibu Koordinator mata ajaran Promkes yang bertempat d poli RSUD saying Cianjur. Berdasarkan hal tersebut diatas, kami berharap ibu menyetujui proposal pengajuan ini dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Ketua
Dede Musama Junaedi Amd. Kep
NIM : C. 0105. 17. 080